Hari/tanggal : Kamis / 18 Februari 2021
Jam/waktu : 08.00 s/d 09.00
Pokok Bahasan : Atresia Bilier
Sub Bahasan : Definisi, Tanda-Tanda Gejala, Penyebab, Faktor-Faktor Risiko, Obat
dan Pengobatan, Pengobatan di Rumah
Sasaran : Orang tua
Tempat : Ruang Kemuning RSD Gunung Jati
Materi
Atresia Bilier
1. Pengertian
Atresia bilier adalah penyakit saluran empedu langka yang hanya menyerang
bayi. Saluran empedu pada hati, disebut juga dengan duktus hepatikus, berfungsi untuk
menghancurkan lemak, menyerap vitamin larut lemak, serta membawa racun dan produk
sisa keluar tubuh.
Pada atresia bilier, saluran tersebut membengkak dan menjadi tersumbat. Akibatnya,
cairan empedu meningkat di hati dan menyebabkan kerusakan hati. Hal ini membuat hati
sulit membuang racun dalam tubuh.
Ada 2 jenis atresia bilier yaitu fetal dan perinatal. Atresia bilier fetal muncul daat bayi
masih di dalam rahim. Atresia bilier perinatal lebih sering terjadi dan tidak disadari hingga
2-4 minggu setelah kelahiran. Beberapa bayi, khususnya yang lahir dengan atresia bilier
fetal, juga memiliki kecacatan pada jantung, limpa dan usus.
Gejala awal atresia bilier yaitu penyakit kuning dan mata kuning. Umumnya, bayi lahir
dengan sakit kuning ringan pada 1-2 minggu pertama dan hilang dari 2-3 minggu. Meski
begitu, pada anak dengan sumbatan bilier, sakit kuning yang mereka alami dapat
bertambah parah. Beberapa gejala lain dari atresia bilier adalah:
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Waktu untuk memeriksa :
Jika 2-3 minggu setelah lahir, anak Anda masih bergejala seperti sakit kuning atau BAB
kelabu, Anda harus membawanya ke dokter segera.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
3. Penyebab
Atresia bilier adalah salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada bukti yang pasti. Meski begitu, para ahli menyakini
bahwa atresia bilier bukan penyakit genetik, artinya penyakit ini tidak diberikan dari
orangtua ke anak. Selain itu, orang yang mengidap atresia bilier tidak berisiko
memberikan penyakit ini pada anaknya.
Atresia bilier lebih mungkin disebabkan oleh kejadian di rahim atau sekitar waktu
kelahiran. Beberapa pemicu yang mungkin dapat berkontribusi mengembangkan atresia
bilier adalah:
a) Infeksi virus atau bakteri setelah lahir, seperti cytomegalovirus, retrovirus atau
rotavirus.
b) Masalah sistem imun, seperti saat sistem imun menyerang hati atau saluran empedu
tanpa alasan.
c) Mutasi genetik, yang membuat perubahan permanen pada struktur genetik.
d) Masalah saat perkembangan hati dan saluran empedu dalam rahim.
4. Faktor-faktor risiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami atresia bilier
adalah:
Atresia bilier biasanya diobati dengan operasi, yang disebut prosedur Kasai atau
transplantasi hati.
Prosedur Kasai
Prosedur Kasai biasanya merupakan terapi awal untuk atresia bilier. Saat prosedur Kasai,
dokter bedah akan mengangkat saluran empedu yang tersumbat pada bayi dan mengambil
usus untuk menggantinya. Lalu cairan empedu akan mengalir langsung ke usus kecil. Pada
kasus operasi yang berhasil, pasien akan memiliki kesehatan yang baik dan tidak
mengalami masalah hati.
Jika operasi Kasai gagal, anak akan membutuhkan transplantasi hati dalam 1-2 tahun.
Walaupun setelah terapi berhasil, kebanyakan anak akan berisiko sirosis bilier obstruktif
saat dewasa. Jadi, anak perlu dikontrol secara teratur untuk memonitor aktivitas hati.
Transplantasi Hati
Untuk mendiagnosis dengan tepat, dokter Anda dapat melakukan serangkaian tes.
Beberapa tes yang paling umum dilakukan dokter untuk memastikan diagnosis atresia
bilier adalah:
6. Pengobatan di rumah
Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda
mengatasi atresia bilier adalah:
Bayi dengan atresia bilier biasanya kekurangan nutrisi dan membutuhkan diet khusus,
seiring mereka bertambah usia. Jadi, anak butuh kalori lebih dalam diet hariannya. Anak
dengan atresia bilier juga mengalami kesulitan dalam mencerna lemak yang selanjutnya
mengakibatkan kekurangan vitamin dan protein. Vitamin tambahan dan penambahan
minyak trigliserida rantai sedang dapat diberikan pada makanan bayi
Setelah transplantasi hati, kebanyakan anak dapat makan dengan normal. Meski
begitu, selalu konsultasikan dengan dokter anak Anda diet terbaik untuk anak Anda