5843 17773 2 PB
5843 17773 2 PB
5843 17773 2 PB
Email: teni.ernawati001@gmail.com
Received: August 2017; Revised: November 2017; Accepted: November 2017; Available Online: November 2017
Abstrak
Sintesis senyawa N-Oktilsinnamamid yang diturunkan dari senyawa metil trans-sinamat dengan
menggunakan katalis basa telah dilakukan. Senyawa metil sinamat terlebih dahulu dikonversi menjadi
asam sinamat melalui reaksi hidrolisis dengan basa menghasilkan asam sinamat. Selanjutnya asam
sinamat diamidasi dengan menggunakan oktilamin dan 1,3 disikloheksilkarboodiimide (DCC) dan 4-
dimetilaminopiridin (DMAP) sebagai katalis. Dari penelitian ini diperoleh rendemen hasil sintesis
asam sinamat, sintesis N-Oktilsinnamami yang cukup baik. Hasil reaksi diidentifikasi dengan
menggunakan 1H-NMR, 13C-NMR dan LC-MS. Uji sitotoksik senyawa N-Oktilsinamamid terhadap sel
leukemia P388 diperoleh nilai IC50= 6.71 µg/mL.
Kata kunci : N-oktilsinnamamid, metil sinamat, amidasi, asam sinamat, sel kanker P388
Abstract
DOI: http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v3i2.5843
Copyright ©2017, Published by Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia,
P-ISSN: 2460-6065, E-ISSN: 2548-3013
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 3, No. 2, November 2017 [127-133] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013
Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa termasuk dalam jalur turunan asam shikimat
tahun 2003, setiap tahun timbul lebih dari 10 (De et al., 2011). Asam sinamat dan analog
juta kasus penderita baru kanker dengan alaminya dikenal sebagai pengobatan kanker
prediksi peningkatan setiap tahun kurang lebih selama beberapa abad. Banyak senyawa
20% (De et al., 2011). Jumlah penderita baru sinamamido baik itu yang diperoleh secara
penyakit kanker tahun 2020 diperkirakan alami maupun sintetik dievaluasi
meningkat hampir 20 juta penderita. Banyak kemampuannya terhadap sel kanker. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk pengobatan senyawa sinamamid yang diisolasi dari
kanker antara lain dengan menggunakan obat- fermentasi Streptomyces griseoluteus, yaitu
obatan, baik natural maupun sintetik. Alternatif senyawa 2-Metil sinamid memperlihatkan anti-
pengobatan kanker lainnya adalah dengan invasiv atau efek antimetastatik yang
melakukan kemoterapi, penyinaran, signifikan. Pretreatmen terhadap maglinan
pembedahan, dan terapi kombinasi. Akan melanoma sel C8161 dan A375M secara in
tetapi, masing-masing cara dari pengobatan vitro menghasilkan nilai IC50 sebesar 12.5
kanker tersebut masih memiliki kelemahan, µg/mL. Sinamik nitrogen mustard senyawa
sehingga pengobatan kanker pada umumnya turunan dari distamycin A yang merupakan
sampai saat ini belum ada yang menunjukkan vinil analog dari tallimustine A,
hasil yang memuaskan. Untuk itu, peluang memperlihatkan aktivitas antileukemia yang
untuk mencari senyawa bioaktif dari bahan sangat baik dan secara signifikan lebih unggul
alam ataupun mensintesis senyawa sejenis dari tallimustine (De et al., 2011). Keberadaan
dengan bahan alam untuk pengobatan kanker gugus amidin karena sifat basa yang kuat,
masih sangat besar (Humpries et al., 1986; diharapkan dapat benar benar terprotonasi
Hayakawa et al., 2004; Dykes dan Waud, dalam kondisi biologis dan mungkin
1995). Penyakit kanker telah menjadi salah berpengaruh dalam memainkan kunci baik
satu penyebab kematian utama di Indonesia. dalam ikatan DNA dan sel atau jaringan
Indonesia dikenal mempunyai potensi bioavibilitas. Penggantian gugus amidin
sumber daya alam nya yang kaya, baik itu dengan amidin dasar atau yg bukan akan
biota darat maupun biota laut. Tanaman yang menyebabkan peningkatan sitotoksisitas dalam
tumbuh di Indonesia sangat banyak dan beberapa kasus, seperti halnya senyawa
beragam, mulai dari tanaman pangan sampai turunan asam sinamat mustard bisa 20 kali
ke tanaman obat. Banyak potensi tanaman obat lipat dari senyawa asalnya (Allen et al., 2011;
yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Bahrami et al., 2013; Lanigan et al., 2013). Di
lengkuas dari spesies Alpinia malaccensis. sini, kami fokus untuk mensintesis senyawa N-
Lengkuas jenis ladja goa ini memiliki oktil sinnamamid dan evaluasi aktivitas
kandungan minyak atsiri yang dominan. sitotoksisitasnya terhadap penghambatan sel
Komponen minyak atsiri yang paling besar leukemia P388.
dari ladja goa adalah metil sinamat. Beberapa
tanaman lain yang memiliki kandungan metil 2. METODE PENELITIAN
sinamat adalah Conocephalum conicum,
Narcissus jonquilla L, Gastrochilus Alat dan Bahan
panduratum Ridl (Bhatia et al., 2007; Peralatan yang digunakan dalam
Muchtaridi et al., 2008). Di Pusat Penelitian penelitian ini adalah labu bulat, kolom
Kimia LIPI, metil sinamat telah berhasil kromatografi, temometer, hot plate dan stirer,
diisolasi secara skala pilot dengan rendemen rotary evaporator, penangas minyak, lampu
yang cukup baik sekitar 55% dan kemurnian UV, pipet eppendorf, spektrofotometer UV-
produk yang tinggi, 99% (Ernawati dan Vis, dan spektrometer 1H-NMR (500 MHz)
Fairusi, 2013). Oleh karena nya potensi hasil dan 13C-NMR (125 MHz) JEOL, LC-MS,
alam yang besar itu dimanfaatkan untuk serta peralatan gelas kimia lainnya.
penelitian dan pengembangan bahan baku obat Bahan-bahan yang digunakan dalam
dengan menggunakan bahan dasar dari alam penelitian ini adalah senyawa metil sinamat
Indonesia, khususnya dari bahan dasar metil hasil isolasi dari minyak lengkuas (A.
sinamat (Ernawati et al., 2013). Penelitian di malaccensis), natrium hidroksida (NaOH-
bidang organik sintesis terhadap derivat metil E.Merck), oktilamin (E.Merck) 1,3
sinamat juga telah berkembang. Asam sinamat dicyclohexylcarbodiimide (DCC) (Sigma-
merupakan analog dari metil sinamat, yang Aldrich), 4-dimethylaminopyridine (DMAP)
128
(Sigma-Aldrich), pelarut organik (metanol, jumlah 2000 sel/well (100µl) kemudian
etanol, butanol, etil asetat, diklorometan, dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 °C
n-heksana), asam klorida (HCl), natrium sulfat dalam inkubator CO2 5%. Larutan uji dalam
anhidrat (Na2SO4), aquades, air laut, udang berbagai variasi konsentrasi masing-masing
Artemia salina Leach, dimetil sulfoksida ditambahkan ke dalam sel HeLa, dan
(DMSO), kertas saring, silika gel, dan plat diinkubasi kembali selama 24 jam. Setiap
kromatografi lapisan tipis (KLT) GF254. senyawa uji dilakukan pengujian sebanyak tiga
kali pengulangan. 3-(4,5-dimetiltiazol-2-il(-
Hidrolisis Metil Sinamat 2,5-difenil tetrazolium bromida) (MTT) dalam
Dalam Erlenmeyer 1 L dibuat larutan natrium hidrogen karbonat (NaHCO3)
NaOH dengan menimbang NaOH sebanyak kemudian ditambahkan 10 µl/well pada tiap
36.9 g (0.92 mol) dalam 600 mL etanol 95%. konsentrasi dan diinkubasi lebih lanjut selama
Setelah seluruh NaOH larut sempurna, 4 jam pada suhu 37°C sampai terbentuk
dimasukkan metil sinamat sebanyak 50 g (308 formazan(Cozzi et al., 2003; Wu et al., 2008).
mmol) sedikit demi sedikit. Campuran reaksi Sel yang hidup akan mengkonversikan MTT
diputar dengan menggunakan magnetik stirrer menjadi formazan yang berwarna biru tua.
pada suhu kamar sampai reaksi sempurna. Formazan yang terbentuk dilarutkan dalam
Pengecekan reaksi dilakukan dengan plat KLT. etanol 96%. Serapan dibaca dengan ELISA
Reaksi sempurna setelah 4 jam, kemudian reader pada panjang gelombang 562 nm.
reaksi difiltrasi dan residu yang terbentuk Persentase penghambatan proliferasi dihitung
dicuci dengan akuades untuk menghilangkan berdasarkan nilai Optical Density (OD) dengan
garam yang terbentuk. Sedangkan filtrat rumus:
dinetralkan dengan penambhan HCl hingga
terbentuk endapan dan dilakukan filtrasi
kembali.Produk padatan yang berupa asam % inhibisi = x 100%
sinamat kemudian dikeringkan dalam oven
sekitar suhu 50 oC. Rendemen produk asam Hasil dari % inhibisi kemudian diplotkan
sinamat yang diperoleh dari proses hidrolisis dengan konsentrasi atau log konsentrasi dan
ini sebesar 85% (38.75 g, 262 mmol) diperoleh persamaan regresi linier. Harga
viabilitas sel 50% dimasukkan dalam
Amidasi Asam Sinamat persamaan regresi linier yang diperoleh
Sebanyak 2 gram asam sinamat (13.50 sehingga diperoleh nilai IC50.
mmol) dimasukkan ke dalam labu reaksi 100
mL, kemuduan ditambahkan 2.7 mL oktil amin 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(16.2 mmol), 2.23 g DCC (10.8 mmol) dan
1.32 g DMAP. Campuran reaksi di reaksikan Dalam penelitian ini kita
di atas oil bath dengan suhu 60 oC dan diaduk menggunakan raw material senyawa metil
dengan menggunakan magnetik stirrer. Reaksi sinamat hasil isolasi dari Alpinia
berlangsung selama 5 jam dan produk malaccensis.Sintesis diawali dengan reaksi
dimurnikan dengan menggunakan kolom hidrolisis, kemudian dilanjutkan dengan reaksi
kromatografi. Rendemen produk yang amidasi. Proses reaksi amidasi dilakukan
diperoleh sebesar 53.65% (1.875 g, 7.24 dengan menggunakan amidation agent berupa
mmol) oktilamin (16.2 mmol) serta katalis DCC dan
DMAP masing-masing sebanyak 10.8 mmol.
Uji Sitotoksisitas dengan Metode MTT Pada reaksi modifikasi yang dilakukan,
Senyawa uji dibuat larutan stok senyawa DCC berfungsi sebagai aktifator
sebanyak 1000 ppm dengan gugus karboksilat dimana gugus tersebut
dimetilsulfoksida.Larutan stok kemudian selanjutnya menjadi suatu agen pengasilasi
diencerkan dengan media Dulbecco’s Modified yang reaktif. Sementara DMAP merupakan
Eagle Media (DMEM) untuk uji terhadap sel senyawa yang memiliki efek katalitik yang
LeukemiaP388 sehingga diperoleh variasi kuat dan digunakan sebagai katalis nukleofilik.
konsentrasi larutan uji. Konsentrasi larutan uji Gugus dimetil amino pada DMAP berfungsi
yang digunakan adalah 100, 50, dan 10 ppm. sebagai subtituen donor elektron dan
Sel ditumbuhkan dalam media DMEM dan memperbesar efek nukleofilitas. Penggunaan
didistribusikan ke dalam 96 well plate dengan aktifator DCC dalam reaksi amidasi ini
menyebabkan terbentuknya senyawa DCU dengan adanya pita pada bilangan gelombang
(n,n'-dicyclohexylurea) sebagai produk 1625 cm-1. Serapan pita C-H pada gugus
samping dari reaksi tersebut. Reaksi aromatik ditunjukkan pada 3055 cm-1. Untuk
berlangsung selama 5 jam dalam suhu refluks kelompok aromatik, C=C aril ditunjukkan pada
600C dengan hasil reaksi (crued) berupa bilangan gelombang 1336 cm-1. Serapan pita
padatan berwarna kuning cerah. Identifikasi N-O pada gugus aromatik ditunjukkan pada
awal secara kualitatif dilakukan dengan 1336 cm-1.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase
gerak n-heksan dan etil asetat 3:1. Dari hasil
tersebut terlihat 3 spot yang berbeda masing-
masing merupakan senyawa produk oktil
sinamamide dan DCU sebagai side product.
Produk kemudian dimurnikan dengan
menggunakan kolom kromatografi. Elusidasi
produk dilakukan dengan menggunakan UV,
FTIR, LCMS,1H-NMR dan13C-NMR.
Hasil analisis spektrofotometer UV
senyawa oktilsinamamid memiliki serapan di
daerah panjang gelombang 250-300 nm. Data
FTIR menunjukkan bahwa senyawa nitro
oktilsinamamid memiliki gugus fungsional
gugus N-H ditunjukkan pada 3300 cm-1. Gambar 1. Spektrum UV senyawa oktilsinamamid
Gugus fungsional amida (N-C=O) ditunjukkan
1 166.8 -
2 120.2 6.42 (d, 1H, J= 15.55 Hz)
3 141.7 7.63 (d, 1H, J= 15.55 Hz)
4 135.2 -
5 127.9 7.48 (d, 1H, J=1.30 Hz)
6 128.6 7.35 (m, 1H, J=7.10 Hz)
7 129.1 7.35 (m, 1H, J=7.10 Hz)
8 128.6 7.35 (m, 1H, J=7.10 Hz)
9 127.9 7.48(d, 1H, J=1.30 Hz)
-NH - 5.81 (s, 1H)
10 40.3 3.39 (q, 2H, J=13.65 Hz)
11 30.0 1.28 (m, 2H, J= 33.7 Hz)
12 26.7 1.28 (m, 2H, J= 33.7 Hz)
13 29.3 1.28 (m, 2H, J= 33.7 Hz)
14 29.3 1.28 (m, 2H, J= 33.7 Hz)
15 31.9 1.28 (m, 2H, J= 33.7 Hz)
16 22.7 1.56 (m, 2H, J= 7.10 Hz)
17 14.1 0.87 (t, 3H, J= 7.10 Hz)
a b
Gambar 5. Spektrum NMR (a) 1H-NMR dan (b) 13C-NMR senyawa oktilsinamamid