Anda di halaman 1dari 63

RESUME

KEPERAWATAN DASAR 1

Di Susun Oleh :
Nama : Siti Nur Mualifah
Kelas : S20A
NIM : S20029

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
PERTEMUAN 1
PEMENUHAN KEUTUHAN NUTRISI

Nutrisi merupakan proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat
makanan yang meliputi cara pemakaian gizi oleh proses-proses dalam tubuh, seperti
pertumbuhan, penggantian jaringan dan pemeliharaan kegiatan dalam tubuh secara keseluruhan.
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting.
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan vital bagi semua
makhluk hidup. Nutrisi itu sendiri sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada
nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit atau terkena
gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi untuk tubuh kita.
Pemberian nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan
dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung), atau
parenteral, ketiga cara tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

 Nutrisi sebagai Kebutuhan Dasar Manusia


1. Zat makanan / nutrien yang didapat dari pemasukan makanan materi-materi yang
dibutuhkan oleh tubuh.
2. Nutrien sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, pemeliharaan serta
fungsi normal dari sel tubuh.
3. Nutrien akan digunakan untuk memproduksi energi berupa ATP ( Adenosin triphospat )
untuk seluruh aktifitas tubuh :
4. Pergerakan otot
5. Transmisi impuls saraf Tergantung pada energi yang
6. Proses berfikir di produksi dari makanan yang
7. Produksi panas dikonsumsi individu
 Jenis-jeis Metabolisme
1. Karbohidrat
a) Merupakan zat utama penunjang tubuh dlm penyediaan energi yg berbentuk glukosa
b) Dalam sel glukosa dirubah  energi dengan perubahan proses oksidasi yang
menghasilkan ATP, kalori dan zat buangan (air dan CO2)
c) Penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen  dihati dan otot
d) Glikogen sewaktu – waktu dirubah menjadi glukosa kembali bila tubuh
memerlukannya
e) Glikogen akan mensuplai kebutuhan energi bila glukosa sudah tidak memungkinkan
lagi, dan dapat berjalan hingga 12 jam
f) Bila glikogen dan glukosa habis  tubuh akan memecah protein dan lemak sebagai
bahan energi
g) Karbohidrat digunakan tubuh utk energi hampir 60 % dr kebutuhan energi
keseluruhan
h) Kebutuhan karbohidrat utk orang dewasa dgn aktivitas sedang 5,5 gr/kgBB/hari
i) 1 gram karbohidrat memberikan energi 4 kalori
j) Proses masuknya glukosa ke intra sel sangat dibantu dengan peran insulin yang
dihasilkan pancreas
k) Makanan yang mengandung tinggi karbohidrat : padi-padian, roti, susu, buah-buahan,
sayuran, umbi-umbian.

2. Lemak
a) Merupakan sumber energi yang paling produktif  1 gram lemak menghasilkan 9
kalori
b) Merupakan kelengkapan makanan yang penting  sebagai wahana berbagai vitamin
yang larut dalam lemak, dan pemegang andil penting yang membuat makanan terasa
enak
c) Lemak terkontribusi dalam kulit terutama pada kelenjar adiposa dan folikel rambut
d) Kandungan lemak dlm subcutis sangat membantu tubuh dlm mengatur temperatur
e) Lemak juga berfungsi untuk mencegah organ dlm injury
f) Bila tidak digunakan untuk energi, lemak terus disimpan dalam tubuh sehingga dapat
meningkatkan berat badan
g) Kebutuhan lemak untuk orang dewasa dengan aktivitas sedang 1,5 gr/kgBB/hari.
Jenis lemak :
a. Lemak tak jenuh
Dapat dengan mudah bergabung dengan molekul lain/membentuk struktur
lain  HDL (High Density Lipid)  mudah dimetabolisme oleh hati.
b. Lemak jenuh
o Tidak mudah bergabung dengan molekul lain  LDL (Low Density Lipid)  sukar
dimetabolisme menjadi zat lain
o Kolesterol merupakan satu bentuk lemak jenuh, diperlukan untuk melengkapi cairan
empedu untuk pencernaan lemak, juga sebagai bahan dasar beberapa jenis hormon
steroid.
o Makanan yang banyak mengandung lemak : daging
3. Vitamin
a) Merupakan bahan makanan pelengkap yang penting
b) Vitamin tidak menghasilkan kalori dalam jumlah yang berarti tapi memegang peranan
penting dalam berbagai proses yang diperlukan guna menjaga kesehatan
c) Vitamin bersifat organik, dan tidak dapat dihasilkan oleh tubuh
d) Vitamin larut dalam lemak : A, D, E dan K, bila kelebihan jumlah vitamin ini akan
memungkinkan terjadinya keracunan karena sulit dibuang melalui ginjal.
e) Vitamin larut dalam air : C dan B, kelebihan vitamin ini akan dibuang melalui ginjal
f) Vitamin C membantu absorpsi zat besi 
Vitamin
Kebutuhan tubuh akan vitamin :
 Vitamin A : 5000 iu

 Vitamin B1 : 1,2 mg

 Vitamin B2 : 1,5 mg

 Vitamin B6 : 2 mg

 Vitamin B12 : 3 mg

 Vitamin C : 45 mg

 Vitamin D : 400 iu

 Vitamin K : 300 – 500 mcg

4. Mineral
a) Mineral mudah larut dalam air yang fungsi utamanya menjaga keseimbangan asam dan
basa cairan tubuh
b) Umumnya mineral terdapat cukup banyak dalam makanan bila diet normal dan
berimbang jarang kekurangan mineral
c) Kalsium dibutuhkan untuk menumbuhkan dan mempertahankan sistem kerangka tubuh,
terutama pada anak – anak, kehamilan dan menyusui
d) Kalium dapat membantu frekuensi dan kekuatan kontraksi otot jantung  bila kalium pada
ekstra sel banyak  penurunan frekuensi dan dilatasi pembuluh darah jantung
e) Kekurangan zat besi  dapat menyebabkan penurunan Hb

Mineral
 Kebutuhan mineral tubuh :
 Kalsium : 800 mg

 Iodium : 110 mg

 Besi : 10 mg

 Magnesium : 350 mg
 Posphor : 800 mg

 Kalium : 1959-5850 mg

 Natrium : 2300 – 6900 mg

5. Air

 Merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh, walau tidak menghasilkan energi bagi
tubuh.

 Kandungan air dalam tubuh 60 – 70% dan merupakan bahan terpenting untuk proses
sekresi dan ekskresi

 Fungsi paling nyata untuk air adalah untuk bertahan (Survival)

6. Kalori

 Kalori ad/ panas yg dihasilkan tubuh dr hasil pembakaran zat gizi (nutrien)

 Satu kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 kg air
sebesar 1 derajat celcius

 Produksi panas oleh tubuh pada tingkat terendah kimia sel dan aktivitas tubuh
disebut angka metabolisme dasar. Angka metabolisme dasar bagi laki – laki dewasa
adalah 1700 dan bagi wanita dewasa adalah 1400.

 Kebutuhan makanan dan kalori berbeda antar individu, tergantung pada :

- Berat badan dan tinggi badan


- Usia dan jenis kelamin
- Aktivitas fisik
- Iklim/cuaca
- Selama masa kehamilan dan menyusui

Faktor – faktor yang Meningkatkan Kebutuhan Nutrisi


 Periode pertumbuhan yang cepat (infant, toddler, remaja dan hamil)
 Selama perbaikan jaringan karena proses luka/pembedahan
 Meningkatnya suhu tubuh (tiap kenaikan suhu 10 F, kalori naik 7 %)
 Meningkatnya aktivitas otot
 Jenis kelamin (BMR laki – laki lebih tinggi dari wanita)
 Berat badan (secara kuantitatif, peningkatan berat badan akan meningkatkan
metabolisme)
 Terjadi infeksi (untuk pembentukan zat fagositer bakteri patogen)
 Stress (meningkatkan produksi hormon thyroid sehingga meningkatkan epinephrin yang
mensupport metabolisme)
 Meningkatnya kehilangan nutrisi karena kehilangan cairan (hemorhagi, diare, drainage,
dialisa ginjal, laktasi, menstruasi, luka bakar, dll)
 Penyakit kronis yang mempengaruhi fisiologi nutrisi (diabet, hyperthyroid, kanker,
psikosis, penyakit ginjal/hati, masalah pernafasan)

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penurunan Kebutuhan Nutrisi


 Penurunan laju pertumbuhan
 Penurunan angka metabolisme dasar
 Hypotermia (penurunan metabolisme sel)
 Hypothyroid (penurunan BMR)
 Jenis kelamin (Wanita < pria)
 Gaya hidup yang cenderung pasif
 Immobilisasi/bedrest
 Kehilangan berat badan (karena penurunan aktivitas otot untuk bergerak)
 Pengaturan konsumsi makanan dan minuman
 Mekanisme yang menyebabkan orang makan dan minum, jenis dan jumlah makanan dan
minuman yang dibutuhkan secara pasti belum jelas
PERTEMUAN 2
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

 Pengertian aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakan salah satu dari
tanda kesehatan individu tersebut dimana kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas
dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang
memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem musculoskeletal seperti
atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ
internal lainnya.
          Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk
menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara
pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan
fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik  dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat
bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan
melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat melakukan aktifitas
fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah
sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif

Jenis aktivitas:
1)      Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
Aktivitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat
mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2)      Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan
jelas dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf
motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau
patah tulang dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami aktivitas
sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. 
Aktivitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a)      Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel
pada system musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
b)      Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya system saraf yang
reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang
belakang, poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

Jenis latihan :
1)      Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan sendi.
2)      Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya tahan
kardiovaskular.
3)      Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka pendek.
Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat badan atau kemampuan
olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur memperbaiki kinerja sistem kekebalan
tubuh, dan membantu mencegah penyakit kekayaan seperti jantung, penyakit
kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan obesitas.
Faktor yang Mempengaruhi
a)        Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas
seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.
b)       Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan aktivitas
karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.
c)        Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan,
contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan
aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan aktivitas (sakit)
karena budaya dan adat dilarang beraktivitas.
d)       Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
e)        Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan
dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan dan
stamina, Depresi mood dan cema
PERTEMUAN 3
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

Aktivitas adalah suatu atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup.
 Fisiologi Aktivitas dan Latihan
Neuromuscular adalah system yang tida terpisahkan
Muscular: otot
a. Fungsi system muscular
1. Pengerak
2. Penompang
3. Produksi panas
b. Cirri-ciri sisem muscular
1. Kontrakstilitas
2. Ekstabilitas
3. Ekstenbilitas
4. Elastisitas
Body alignment (postur tubuh) merupakan susunan geometric bagian-bagian
tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain. Body alignment baik akan
meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam
posisi berdiri, duduk, maupun tidur. Body alignment yang baik: keseimbangan pada
persendian otot, tendon, ligament.
Tindakan keperawatan yang termasuk dalam body alignment diantaranya:
1.      Posisi fowler
2.      Posisi semi fowler
3.      Posisi dorsal recumbent
4.      Posisi supinasi
5.      Posisi pronasi
6.      Posisi lateral
7.      Posisi sims
8.      Posisi trendelenbrug
9.      Posisi lithotomy

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara


bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.
Jenis Mobilitas
 Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh
dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran
sehari-hari.
 Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area
tubuhnya.
 Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya sementara.
 Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap.
PERTEMUAN 4
KONSEP DAN PRINSIPKEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI

A. Pengertian

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan


kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.Personal hygiene diperlukan
untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.Seperti pada orang sehat
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan
fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
B. Tujuan

Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan


keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Tarwoto dan
Wartonah, 2004
C. Manfaat
1. Mencegah Penularan Penyakit dan juga kuman
2. Mengurangi eksposur terhadap bahan kimia dan kontaminan lainnya
3. Menghindari mengembangkan alergi kulit, kondisi kulit, dan kepekaan kimia

D. Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Menurut Potter dan Perry (2012 ), faktor-faktor yang dapatmempengaruhi seseorang untuk
melakukan personal hygine yaitu :
1. Citra tubuh Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya higiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat seringberubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat adanya pembedahan
atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan
higiene.
2. Praktik sosial Kelompok-kelompok social wadah seorang klienberhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-anak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah
orang di rumah, ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3. Status sosio ekonomi Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan
bahan-bahan yang penting seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan kosmestik
(alat-alat yang membantu dalam memelihara higiene dalam lingkungan rumah).
4. PengetahuanPengetahuan tentang pentingnya higiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu
sendiri tidak cukup, harus termotivasi untukmemelihara perawatan diri
5. Variabel Kebudayaan Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan higiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti
praktek perawatan diri yang berbeda.
6. Pilihan pribadi Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri,
memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan
higiene.Sedangkan menurut Tarwoto dan Wartonah (2004) menjalaskan faktor yang
mempengaruhi personal hygien adalah sebagai berikut:
1. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhikebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik,
sehinggaindividu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik SosialPada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. 3.Status Sosial–Ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pastagigi, sampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untukmenyediakannya.
3. PengetahuanPengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuanyang baik dapat meningkatkan kesehatan.
4. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan. 6.Kebiasaan SeseorangAda kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalamperawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
5. Kondisi FisikPada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
E. Masalah akibat kurangnya perawtan diri
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak terpeliharannya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku Dampak psikososial Masalah sosial yang
berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan
interaksi sosial.
Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah
ganggua n kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
F. Jenis-Jenis Personal Hygiene
1. Mencuci tangan
2. Perawatan rambut
3. Perawatan kulit
4. Perawatan gigi
5. Perawatan kuku
6. Perawatan kaki
7. Perawatan mata
8. Perawatan telinga
PERTEMUAN 5
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

A. Pengertian Istirahat Dan Tidur

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.Kata istirahat
berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau
melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan
(Hidayat, 2008).
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau
rangsangan yang cukup. Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran
yang bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis tubuh serta penurunan respon terhadap
rangsangan dari luar (Asmadi, 2008).

B. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme
serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan
bangun.Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang
merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk
pengaturan kewaspadaan dan tidur (Hidayat, 2008).
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian
atas pons.Reticular Activating System (RAS) berlokasi pada batang otak teratas.RAS
dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan tidur. Selain itu,
RAS dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat
menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam
keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.
Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin
dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing
Regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di
pusat otak dan sistem limbic.Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur
siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2008).
Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada dalam posisi relaks.
Stimulus ke RAS menurun.Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi RAS selanjutnya
menurun.Pada beberapa bagian BSR mengambil alih yang menyebabkan tidur (Potter&Perry,
2006).

C. Jenis Tidur

Pada hakikatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan
gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur dengan gerakan bola mata
lambat (Non-Rapid Eye Movement – NREM) (Asmadi, 2008).
1. Tidur REM

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial.Hal tersebut
berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola
matanya bersifat sangat aktif.Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot – otot kendur,
tekanan darah bertambah, garakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak – balik),
sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki – laki, gerakan otot tidak teratur,
kecepatan jantung dan pernapasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan
metabolisme meningkat.
Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan menunjukkan gejala –
gejala sebagai berikut:
a. Cenderung Hiperaktif.
b. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil)
c. Nafsu makan bertambah.
d. Bingung dan curiga.

2. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam.Pada tidur NREM gelombang
otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sabar atau tidak tidur.Tanda – tanda
tidur NREM antara lain : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun,
kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat.
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing – masing tahap ditandai dengan
pola perubahan aktivitas gelombang otak. Keempat tahap tersebut yaitu :

1. Tahap I
Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi
tidur. Pada tahap I ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh
otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke
kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara jelas, pada
EEG terlihat terjadi penurunan voltasi gelombang – gelombang alfa. Seseorang
yang tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah.

2. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini ditandai
dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot
berlahan – lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan
jelas.Pada EEG timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14 – 18
siklus/detik.Gelombang – gelombang ini disebut dengan gelombang tidur.Tahap
II berlangsung sekitar 10 – 15 menit.

3. Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara
menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut
mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Pada EEG
memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1 – 2 siklus/detik.Seseorang
yang tidur pada tahap III ini sulit untuk dibangunkan.

4. Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks,
jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai dan sulit
dibangunkan.Pada EEG tampak hanya terlihat gelombang delta yang lambat
dengan frekuensi 1 – 2 siklus/detik.Denyut jantung dan pernapasan menurun
sekitar 20 – 30%.Pada tahap ini dapat terjadi mimpi.Selain itu, tahap IV ini dapat
memulihkan keadaan tubuh.
5. Tahap V
Tahap ini merupakan tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk ke
tahap V. Hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang
berkecepatan lebih tinggi dari tahap – tahap sebelumnya.Tahap V ini berlangsung
sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.
Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM, maka akan menunjukkan
gejala – gejala sebagai berikut :
1. Menarik diri, apatis dan respons menurun
2. Merasa tidak enak badan
3. Ekspresi wajah layu
4. Malas bicara
5. Kantuk yang berlebihan

D. Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Tidur

1. Penyakit Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang.


Banyak penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang
disebabkan oleh infeksi akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk
mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien krang tidur,
bahkan tidak bisa tidur.
2. Keletihan dan Kelelahan Keletihan

Akibat aktivitas yang dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga
keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seeorang
yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan
lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal
tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami
kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. ObatObat
Dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik menyebabkan
seseorang insomnia, anti depresan dan menekan REM, kafein apat meningkatkan
saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat
ber efek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga
mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya
tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tidur.
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat
memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak tidur
dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
PERTEMUAN 6
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN AMAN

Definisi Keamanan

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram.Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya. Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis,, kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan
akan keaman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan
fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang.
Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan
sebaginya). Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor,
seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan
memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami
orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang
membuat perasaan cemas dan tidak aman.

1. Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan

Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan


ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit,
kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan.Memenuhi kebutuhan keselamatan
fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhankebutuhan fisiologis.

2. Keselamatan Psikologis

Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang
diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi perawatan
kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman
yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan
beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak
dikenal.

LINGKUP KEBUTUHAN KEAMANAN/ KESELAMATAN

Mencakup semua faktor fisik atau fisiologis dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan dan keberlangsungan hidup seseorang

Cara Meningkatkan keamanan:

 Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri

 Menjaga keselamatan pasien yang gelisah

 Mengunci roda kereta dorong saat berhenti

 Penghalang sisi tempat tidur

 Bel yg mudah dijangkau

 Meja yang mudah dijangkau

 Kereta dorong ada penghalangnya

 Kebersihan lantau

 Prosedur tindakan.

Definisi Kenyamanan

Kenyamanan/rasa aman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar


manusia yaitu:

1. Kebutuhan akan ketentramanan: suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-


hari

2. Kelegaan: kebutuhan telah terpenuhi


3. Transeden: keadaan tentnag sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri

Kolcaba 1992 megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah


terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).

Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:

 Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.

 Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.

 Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang


meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).

 Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti


cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

RUANG LINGKUP KENYAMANAN

Kenyamanan harus dipandang secara holistik yang mencakup 4 aspek yaitu:

 Fisik: berhubungan dengan sensasi tubuh

 Sosial: berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial

 Psikospiritual: berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang


meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan

 Lingkungan: berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti:


cahaya, tempertur, warna dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan Kenyamanan Dalam Strategi Kesehatan:

 Sentuhan teraupeutik atau menghilangkan rasa sakit


 Akupresure atau pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat
 Relaksasi dan teknik imajinasi
 Imajinasi terbimbing
 Bimbingan antisipasi
 Distraksi atau pengalihan dari fokus terhadap nyeri

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan

 Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan
 Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan
terjadinya resiko injury
 Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman
dan penglihatan
 Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit.
 Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan
kurang tidur.
 Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan.

 Gangguan Tingkat Pengetahuan


Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
 Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
 Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
 Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
 Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan
tingkat kenyamanannya.
 Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan
tingkat kenyaman yang mereka punyai.
PERTEMUAN 7
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
(NYERI)

Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut
Fisiologi Nyeri
1. Transduction
Proses perubahan rangsang nyeru menjadi aktivitas listrik yang diterima ujung saraf
• Reseptor (sekelo6 sel saraf dengan sel saraf lain)
 Mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar/ dalam tubuh.
• Reseptor khusus nyeri: Nocicepgor
2. Transmisi
Proses penyaluran impul6 listr6 yang dihasilkan oleh pros6 transduksi sepanjang jalur
nyeri/ transmisi
3. Modulasi
Proses modifikasi terh6 rangsangan atau stimulus di sepanjang transmisi sampai korteks
serebri, bisa ditingkatkan rangsangan/dihambat
4. Presepsi
Proses akhir saat stimulus mencapai korteks/ saraf pusat dan akan diterjemahkan serta
ditindaklanjuti.
5. Interpretation
6. Behavior (melakukan tindakan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Budaya
4. Makna nyeri
5. Lokasi dan tingkat keparahan nyeri
6. Perhatian
7. Ansietas
8. Keletihan
9. Pengalaman sebelumnya
10. Dukungan keluarga dan sosial
Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan sumbernya
• Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya
bersifat burning (seperti terbakar). (contoh: terkena ujung pisau atau gunting)
• Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh Darah,
tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama daripada cutaneous. (contoh: sprain
sendi)
• Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan
thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan
Berdasarkan penyebab:
• Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (contoh: fraktur femur)
• Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari
emosi/psikis dan biasanya tidak disadari. (contoh: orang yang marah-marah, tiba-tiba
merasa nyeri pada dadanya) Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut
Berdasarkan lama/durasinya
• Nyeri akut.
Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera
spesifik.Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi.Hal ini
menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada
kita untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri.Jika
kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya
menurun sejalan dengan terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari
enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan.Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat
dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan.
• Nyeri kronik. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
suatu periode waktu.Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan
dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik.Reaksinya
menyebar, Respon parasimpatis, Penampilan Depresi dan menarik diri Pola serangan
tidak jelas.

Berdasarkan lokasi/letak
• Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (contoh:
cardiac pain)
• Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg diperkirakan berasal dari
jaringan penyebab
• Intractable pain. Nyeri yg sangat susah dihilangkan (contoh: nyeri kanker maligna)
• Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian. Tubuh yg hilang (contoh: bagian
tubuh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis
• Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila diikuti kerusakan
jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi tertentu. V Nyeri Viseral : Nyeri
yang sulit ditentukan lokasi nya karena lokasinya dari organ yang sakit ke seluruh tubuh.
Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena perangsangan system saraf
pusat,spinal cord,batang otak,dll. V Psyhcogenik pain : Nyeri yang dirasakan tanpa
penyebab mekanik, tetapi akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.
Biasanya disebabkan oleh ketegangan otot yang kronis yang terjadi pada klien yang
mengalami stress yang lama.
Nyeri menurut sifatnya
• Seperti diiris benda tajam
• Seperti ditusuk pisau
• Seperti terbakar
• Seperti diremas-remas
Menurut berat dan ringanya
• Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan
• Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi
• Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi
Pengkajian Nyeri
Pengkajian Nyeri dengan PQRST
• P : Provokatif yaitu penyebab timbulya nyeri. Contoh : luka sayatan operasi, dll
• Q: Quality/kualitas yaitu seberapa berat keluhan nyeri terasa. Contoh : tertusuk, tertekan
atau tertimpa benda berat, teriris-iris,dll
• R: Region yaitu lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan, ada persebaran ke daerah
lain juga atau tidak ditanyakan kepada pasien. Contoh : di bagian kepala, tangan, dll
• S: Scale/skala yaitu penilaian tingkatan atua level nyeri yang dapat menggunakan
berbagai instrumen. Contoh : Skala VAS, skala 1-10, dll
• T: Timing yaitu menyangkut waktu dirasakan nyeri, seberapa sering keluhan dirasakan,
mendadak atau bertahap dan berapa lama dirasakan
Pengkajian Nyeri-Intensitas Nyeri
• Nyeri dinilai berdasarkan tingkah laku setiap orang, dimana kultur mempengaruhi
sehingga latar belakang mempengaruhi ekspresi dan pemahaman terhadap nyeri.
• Penilaian Skala nyeri terbagi berdasarkan kondisi berikut:
Pasien dengan kemampuan verbal dan dapat melaporkan sendiri rasa sakitnya (self
reported). Pasien dengan ketidakmampuan verbal baik karena terganggu kognitifnya
dalam keadaan tersedasi atau menggunakan mesin ventilator
Jenis Alat Ukur Nyeri
Skala Nyeri Verbal
Verbal Rating ScaleScal
0 :tidak ada nyeri atau perasaan tidak enak ketika ditanya
1 :nyeri yang ringan yyang dilaporkan pasien ketika ditanya
2 :nyeri sedang yang dilaporkan pasoen ketika ditanya
3 :nyeri dihubungkan dengan respon suara, tangan atau lengan tangan, wajah merintih atau
menangis.
Pada pasien dengan gangguan kognitif skala nyeri ini sulit digunakan.
PERTEMUAN 8
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN OGSIGENASI

Pengertian Oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam pemenuhan oksigen
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organ atau sel. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh
akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Sistem tubuh
yang berperan dalam proses oksigenasi
Ada 3 sistem tubuh yang bekerja dalam peyampaian oksigen ke jaringan tubuh
yaitu sistem respirasi, sistem kardiovaskuler dan sistem hematologi.

a. Sistem respirasi terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa
Ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diafragma, isi
Abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada sistem respirasi ada
tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, Perfusi paru dan difusi.

1. Ventilasi
Adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500
ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan intrapleural
lebih negatif (752 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara
akan masuk ke alveoli. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatenan ventilasi yaitu
kebersihan jalan nafas (adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi
masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru),kuatnya sistem saraf pusat dan
pusat pernafasan, adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru, kemampuan
otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal interkosta, otot
abdominal.
2. Perfusi
Perfusi paru adalah pergerakan aliran darah melalui sirkulasi paru untuk dioksigenasi
dimana pada sirkulasi paru darah yang dioksigenasi mengalir dalam arteri pulmonalis
dari ventrikel kanan jantung. Darah ini ikut serta dalam proses pertukaran oksigen
dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Fungsi utama sirkulasi pulmonal adalah
mengalirkan darah yang dioksigenasi dari dan ke paruparu agar dapat terjadi
pertukaran gas. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Dengan demikian,
adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi olehh keadaan ventilasi dan
perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal =
V) sekitar 4 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5 lt/menit
(Tarwoto & Wartonah, 2006).
3. Difusi
Dalam difusi pernafasan, komponen yang berperan penting adalah alveoli dan darah.
Untuk memenuhi kebutuhan O2 dari jaringan, proses difusi gas pada sistem respirasi
haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya O2 dan CO2 atau partikel Lan dari
area bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Di dalam alveoli, O2melintasi
membran alveoli-kapiler dari alveoli berdifusi kedalam darah karena qdanya
perbedaan tekanan PO2 yang tinggi dialveolus (100 mmHg) dan tekanan pada kapiler
lebih rendah (PO2 40 mmHg), sedangkan CO2 berdifusi keluar alveoli akibat adanya
perbedaan tekanan PCO2 darah 45 mmHg dan di alveoli 40 mmHg. Poses difusi
dipengaruhi oleh faktor ketebalan membran, luas permukaan membran, komposisi
membran, koefisien difusi O2 dan CO2, serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2
(Muttaqin, 2010).
b. Sistem Kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk
memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena
pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta.
Kemudian dari aorta darah disalurkan keseluruh sirkulasi sistemik melalui arteri,
arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian di
alirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian keluar ke arteri pulmonalis
melalui katup pulmonalis untuk kemudian di alirkan ke paru-paru kanan dan kiri
untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan
bersirkulasi secara sistemik. Sehingga tidak adekuatnya sirkulasi sistemik berdampak
pada kemampuan transpor gas oksigen dan karbon dioksida.
c. Sistem Hematologi
Oksigen membutuhkan transpor dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari
jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah
berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel Darah
merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat Molekul besi
dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk Oksihemoglobin
(HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 adalah Hb + O2 ↔ HbO2. Afinitas atau ikatan
Hb dengan O2 di pengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2,3 Difosfogliserat dalam darah
merah. Dengan demikian, besarnya Hb dan jumlah Eritrosit akan mempengaruhi
transport gas (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi


Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi antara lain faktor
fisiologi, perkembangan, perilaku, dan lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
1. Faktor Fisiologi
- Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti pada anemia.
- Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti pada obstruksi saluran nafas
bagian atas.
- Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2
terganggu.
- Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-
lain.
- Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, penyakit kronik TB paru.
2. Faktor Perkembangan
- Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan Surfaktan.
- Bayi dan toddler : adanya risiko saluran pernafasan akut
- Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
- Dewasa muda dan pertengahan : Diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
- Dewasa tua :Adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
Arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru Menurun.

3. Faktor Perilaku
• Nutrisi: Misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
• Paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
• Oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan Arteriosklerosis.
• Exercise: Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
• Merokok: Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah Perifer dan koroner.
• Alkohol dan obat-obatan :
• Menyebabkan intake nutrisi/ Fe menurun mengakibatkan
• Penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi
• Pusat pernafasan.
• Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
4. Faktor lingkungan
• Tempat kerja (polusi)
• Suhu lingkungan
• Ketinggian tempat dari permukaan laut
Pengertian Pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh.
Organ sistem pernapasan atas
1. Hidung
Hidung adalah gerbang utama keluar masuknya udara setiap kali Anda bernapas.
Dinding dalam hidung ditumbuhi rambut-rambut halus yang berfungsi menyaring
kotoran dari udara yang Anda hirup. Selain dari hidung, udara juga bisa masuk dan
keluar dari mulut. Biasanya, bernapas lewat mulu dilakukan ketika Anda
membutuhkan udara yang lebih banyak (saat ngos-ngosan karena berolahraga) atau
saat hidung sedang mampet tersumbat karena pilek dan flu.
2. Sinus
Sinus adalah rongga udara di tulang tengkorak. Rongga ini terletak di masing-
masing kedua sisi hidung dekat tulang pipi, di belakang tulang hidung, di antara mata,
dan di tengah dahi. Dalam sistem pernapasan manusia, sinus berfungsi membantu
mengatur suhu dan kelembaban udara yang Anda hirup dari hidung.

3. Adenoid
Adenoid adalah jaringan kelenjar getah bening yang ada di tenggorokan. Di dalam
adenoid terdapat simpul sel dan pembuluh darah penghubung yang membawa cairan
ke seluruh tubuh. Adenoid membantu Anda melawan infeksi dengan menyaring
benda asing seperti kuman, dan memproduksi sel limfosit untuk membunuhnya.
4. Tonsil
Tonsil adalah nama lain dari amandel. Amandel itu sendiri adalah kelenjar getah
bening yang berada di dinding faring (tenggorokan). Amandel sebenarnya bukan
bagian penting dari sistem imun maupun pernapasan manusia. Jika amandel terinfeksi
dan meradang, dokter dapat membuang atau menghilangkannya lewat operasi.
5.Faring
Faring (tenggorokan bagian atas) adalah tabung di belakang mulut dan rongga
hidung yang menghubungkan keduanya ke saluran pernapasan lain, yaitu trakea.
Sebagai bagian dari sistem respirasi manusia, faring berfungsi menyalurkan aliran
udara dari hidung dan mulut untuk diteruskan ke trakea (batang tenggorokan).
6. Epiglotis
Epiglotis adalah lipatan tulang rawan berbentuk daun yang terletak di belakang
lidah, di atas laring (kotak suara). Selama bernapas, epiglotis akan terbuka untuk
memungkinkan udara masuk ke laring menuju paru-paru. Namun, epiglotis akan
menutup selama kita makan untuk mencegah makanan dan minuman secara tidak
sengaja terhirup dan menyebabkan tersedak.
Organ sistem pernapasan bawah

1. Laring (kotak suara)


Laring adalah rumah bagi pita suara Anda. Letaknya tepat di bawah persimpangan
saluran faring yang membelah menjadi trakea dan kerongkongan. Laring memiliki dua
pita suara yang membuka saat kita bernapas dan menutup untuk memproduksi suara. Saat
kita bernapas, udara akan mengalir melewati dua pita suara yang berimpitan sehingga
menghasilkan getaran. Getaran inilah yang menghasilkan suara.

2. Trakea (batang tenggorokan)


Trakea adalah bagian terpadu dari jalur napas dan memiliki fungsi vital untuk
mengalirkan udara dari dan menuju paru-paru untuk pernapasan.Trakea atau batang
tenggorokan adalah tabung berongga lebar yang menghubungkan laring (kotak suara) ke
bronkus paru-paru. Panjangnya sekitar 10 cm dan diameternya kurang dari 2,5 cm.
Trakea memanjang dari laring hingga ke bawah tulang dada (sternum), dan kemudian
membelah menjadi dua tabung kecil yang disebut bronkus. Setiap sisi paru-paru memiliki
satu bronkus.

3. Tulang rusuk
Tulang rusuk adalah tulang yang menopang rongga dada dan melindungi organ
dalam dada, seperti jantung dan paru-paru dari benturan atau goncangan. Tulang rusuk
akan mengembang dan mengempis mengikuti gerak paru saat mengambil dan
mengeluarkan napas.

4. Paru-paru
Paru-paru adalah sepasang organ yang terletak di dalam tulang rusuk. Masing-
masing paru berada di kedua sisi dada.Peran utama paru-paru dalam sistem pernapasan
adalah menampung udara beroksigen yang kita hirup dari hidung dan mengalirkan
oksigen tersebut ke pembuluh darah untuk disebarkan ke seluruh tubuh.
5. Pleura
Paru-paru dilapisi oleh selaput tipis yang disebut pleura. Lapisan pleura bertindak
sebagai pelumas yang memungkinkan paru-paru untuk mengembang dan mengempis
dengan lancar setiap kali bernapas. Lapisan pleura juga memisahkan paru-paru dari
dinding dada Anda.

6. Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi untuk menyalurkan udara
dari bronkus ke alveoli. Selain itu bronkiolus juga berfungsi untuk mengontrol jumlah
udara yang masuk dan keluar saat proses bernapas berlangsung.

7. Alveoli
Alveoli atau alveolus adalah kantung-kantung kecil dalam paru yang terletak di
ujung bronkiolus. Dalam sistem pernapasan, alveoli berfungsi sebagai tempat pertukaran
oksigen dan karbon dioksida.Pada alveoli juga ada kapiler pembuluh darah. Nantinya,
darah akan melewati kapiler dan dibawa oleh pembuluh darah vena dan arteri.Alveoli
kemudian menyerap oksigen dari udara yang dibawa oleh bronkiolus dan mengalirkannya
ke dalam darah. Setelah itu, karbon dioksida dari sel-sel tubuh mengalir bersama darah ke
alveoli untuk diembuskan keluar.

8. Tabung bronkial
Pada tabung bronkial paru-paru, ada sillia berupa rambut-rambut kecil yang
bergerak seperti gelombang. Gerakan gelombang sillia akan membawa mukus
(dahak/lendir/cairan) ke atas hingga ke luar tenggorokan. Silia juga ada di dalam lubang
hidung. Fungsi lendir atau dahak di tabung bronkial adalah untuk mencegah debu,
kuman, atau benda asing lain agar tidak sampai masuk ke paru-paru. Batuk juga bisa
menjadi cara sistem pernapasan manusia mencegah benda asing masuk ke paru-paru.
9. Diafragma
Diafragma adalah dinding otot kuat yang memisahkan rongga dada dari rongga
perut. Saat melakukan pernapasan perut, diafragma akan bergerak ke bawah dan
menciptakan rongga kosong untuk menarik udara. Ini juga bisa membantu
memperluas paru-paru

Cara kerja sistem pernapasan manusia


Proses kerja sistem pernapasan manusia sering pula disebut sistem respirasi.
Seperti yang dijelaskan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute, proses
respirasi dimulai saat Anda mengambil udara lewat hidung dan masuk ke
tenggorokan. Setelah itu, udara akan turun melewati laring dan masuk ke dalam
trakea.
Di saat bersamaan Anda menarik napas, diafragma dan otot-otot di antara tulang
rusuk Anda menyusut untuk menciptakan ruang kosong di dalam rongga dada. Ini
bertujuan agar paru-paru bisa menarik udara yang Anda hirup.
Setelah udara masuk bergerak sampai ke ujung trakea, udara akan melewati bronkus
dan masuk ke kedua paru-paru. Setelah itu, udara mengalir ke bronkiolus,yang terus
mengecil sampai udara sampai di ujung percabangan. Di ujung bronkiolus ada
kantung kecil udara atau alveoli. Ketika udara mencapai alveoli, oksigen masuk
melalui membran ke dalam pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Sebaliknya,
karbon dioksida dari darah di kapiler keluar dan masuk ke dalam alveoli.Setelah
oksigen dan karbon dioksida bertukar tempat di alveoli, rongga dada akan
mengendurkan otot diafragma sehingga diafragma melonggar. Ini memungkinan
karbon dioksida bergerak naik untuk selanjutnya dikeluarkan lewat paru-paru lalu
diembuskan melalui hidung.

Penyakit yang menyerang sistem respirasi


Organ-organ yang terdapat dalam sistem pernapasan berperan penting dalam
menangkap dan mengalirkan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, fungsi
sistem respirasi pun dapat terganggu akibat udara yang dihirup, apalagi jika udara
tersebut mengandung kuman penyakit.Ancaman penyakit tak hanya datang dari luar
sistem pernapasan, beberapa gangguan pernapasan juga dapat berasal dari sistem
pernapasan itu sendiri.

Beberapa penyakit yang umum menyerang sistem pernapasan:


• Pilek
• Influenza (flu)
• Asma
• Pneumonia
• Tuberkulosis
• Bronkitis
• Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Jenis-jenis Pernafasan Pada Manusia
1. Pernapasan Dada Pernafasan dada terutama diatur oleh kontrakst dan relaksasinya
otot-otot nulang rusuk.
>>Fase Inspirasi
Pada waktu otot antar tulang rusuk berkontraksi, rongga dada membesar. Oleh
karena rongga dada merupakan ruang tertutup, maka tekanan udara di dalamnya
mengecil. Paru-paru yang dilindungi selaput tipis (pleura) akan mengembang,
sebingga udara luar masuk kedalam paru- paru melalui saluran permafasan.
>>Fase Ekspirasi
Apabila otot antar tulang rusuk relaksasi (mengendur), rongga dada mengecil
sehingga tekanan udara didalamnya naik dan menekan dinding paru-paru. Volume
paru-paru mengecil dan menekan udara di dalam keluar melalui saluran pemapasan.
2. Pernapasan Perut Proses inspirasi dan ekspirasi pada dasarnya sama dengan
pernafasan dada. Perbedaannya terletak pada otot yang mengaturnya. Pernafasan
perut terutama diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot diafragma.
>>Fase Inspirasi
Fase Inspirasi terjadi pada waktu otot diafragma berkontraksi, yang ditandai
dengan permukaan diafragma turun 1 sampai 5 cm, rongga dada membesar, tekanan
udara didalamnya turun, di ikuti membesarnya paru-paru dan menurunnya tekanan
udara didalam paru-paru, sehingga udara luar masuk melalui saluran pernafasan.
>>Fase Ekspirasi
Apabila diafragma relaksasi, maka akan terjadi peristiwa ekspirasi atau
kembalinya otot diafragma ke posisi semula sehingga rongga dada menjadi kecil.
Akibat tekanan dalam rongga dada membesar daripada tekanan diluar. Jenis
pernafasan yang umum di lakukan oleh manusia adalah pernapasan dada, Sedangkan
untuk dapat melakukan pernapasan perut di perlukan pada latihan yang rutin

PERTEMUAN 9
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. PERUBAHAN FUNGSI PERNAPAAN


1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru – paru
agar pernapsan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat di sebabkan karena:
a. Kecemasan
b. Infrksi / sepsis
c. Keracunan obat – obatan
d. Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic .

Tanda dan gejalanya yaitu : takikardi, napas pendek, nyeri dada menurunya
konsentrasi , disorientasi dan tinnitus
2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup , biasanya
terjadi pada keadaan etelektasis (kolaps paru ) . tanda dan gejala pada keadaan
hiperventilasi adalah nyeri kepala , penurunan kesadaran disorientasi, ketidak
distrima,, ketidak seimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan kebutuhan O2 seluler akibat defisiensi O2 yang di
inspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler . Hipoksia dapat
di sebabkan oleh :
a. Menurunya haemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
c. Ketidak mampuan jaringan mengikat O2 seperti keracunan sianida
d. Menurunya di fusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pada pneumonia
e. Menurunya pefusi jaringan seperti syok.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI oksigenasi
1. Lingkungan / Enviroment
Ketinggian, panas, dingin, dan polusi udara berpengaruh pada oksigenasi.
Tempat yang tinggi - tekanan O2 menurun - peningkatan respirasi curah jantung,
dankedalaman pernafasan.
Panas - dilatasi pembuluh darah perifer - aliran darah ke kulit meningkat sejumlah
hilangnyapanas pada permukaan tubuh. Vasodilatasi - memperbesar lumen pembuluh
darah, menurunkanresistensi aliran darah - peningkatan tekanan darah -
bertambahnya cardiac output - bertambanya rata - rata dan kedalaman pernafasan.
Lingkungan dingin - konstriksi pembuluh darah perifer, menurunkan aktifitas
jantung - berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen.
Polusi Udara contohnya rokok - merangsang timbuknya sakit kepala, pusing, batuk,
dan perasaantercekik.
2. Latihan / Exercise
Aktifitas atau latihan fisik - meningkatkan respiratory dan heart rate , dan suplai O2
di dalam tubuh.
3. Emosi / Emotions
Percepatan heart rate mugkin juga merupakan respon dari emosi seperti pada rasa
takut, cemas danmarah - merangsang saraf simpatic untuk merespon kiondisi tersebut.
4. Gaya Hidup / Life Style
Gaya hidup klien merupakan faktor penting yang berhubngan dengan status
oksigenasi.Silicosis - pada seseorang pemecah batu.Asbestosis - pada pekerja
asbesAntracosis - pada penambang batu baraPetani - penyakit debu organicRokok
cigarret- faktor predisposisi pada penyakit paru
5. Status Kesehatan / Health Status
Dalam kondisi sehat, sistem kardiovaskuler dan pernafasan dapat memenuhi
kebutuhan oksigendalam tubuh.Hipoxemia, misalnya dikarakteristikan oleh
penurunan tekanan partial oksigen didalam darah arteri, atau penurunan saturasi dari
oksihemoglobin.
C. PENATALAKSANAAN GANGGUAN OKSIGEN
Terapi oksigen merupakan pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih besar
dibandingkan udara sekitar dengan tujuan memperbaiki atau mencegah gejala dan
manifestasi dari hipoksia.Hal ini dapat dilakukan di antaranya menggunakan nasal
kanul, masker sederhana, masker non-rebreathing. Tujuan dari terapi oksigen adalah
untuk mengobati atau mencegah hipoksemia sehingga mencegah hipoksia jaringan
yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan ataupun kematian sel. Namun,
pemberian yang tidak sesuai indikasi justru akan menyebabkan dampak sebaliknya.
1. Indikasi Dari Terapi Oksigen
a. Hipoksemia: penurunan PaO2 pada darah di bawah nilai normal. PaO2 <60 atau
SaO2 <90% pada pasien yang menghirup udara ruangan, atau dengan PaO2 dan
atau SaO2 di bawah nilai yang dinginkan pada situasi klinis spesifik
b. Terapi jangka pendek seperti pada keracunan karbon monoksida atau pemulihan
setelah anestesi
c. Absorbsi pneumothorax
d. Pasien sesak napas (laju napas di atas 20 x/menit) yang saturasi oksigennya
masih normal
e. Pasien dengan risiko hipoksia jaringan, misalnya pasien asidosis metabolik atau
sepsis
2. Indikasi Pemberian Oksigen jika Saturasi Oksigen Tidak Dapat Ditentukan
Salah satu indikasi terapi oksigen adalah keadaan akut yang dicurigai terjadi
hipoksia. Hipoksia pada umumnya dinilai dengan pulse oximetry atau analisis gas
darah. Namun bila keduanya tidak tersedia atau sulit dilakukan, maka hipoksia
dapat dicurigai dari gejala dan tanda dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
a. Gejala dan tanda dari hipoksia:
1. Manifestasi neurologis (restlessness, ansietas, bingung, kejang atau koma)
2. Sianosis, kulit dan membran mukus berubah warna menjadi pucat atau
kebiruan
3. Takipnea dan dispnea.
D. TARGET TERAPI OKSIGEN

Pemberian oksigen perlu diberikan pada dosis yang sesuai agar tepat pada tujuannya
yaitu tata laksana hipoksemia. Saturasi oksigen pada orang normal pada umumnya
berkisar 96-98%, namun sering kali terapi oksigen tetap diberikan bahkan ketika saturasi
mencapai 100%.

Rekomendasi target saturasi oksigen menurut Thoracic Society of Australia and New
Zealand (2015) yaitu 92-96% pada pasien kondisi akut dan 88-92% pada pasien dengan
gagal napas kronis. Hal ini berbeda dengan rekomendasi menurut guideline dari British
Thoracic Society (2017) yaitu target Sa02 mencapai 94-98% pada hampir seluruh pasien
dengan penyakit akut. Namun hal ini dibantahkan oleh penelitian terbaru yang
menemukan bahwa pasien dengan SaO2 di atas 94-96% ternyata memiliki tingkat
mortalitas lebih tinggi tanpa meningkatkan outcome pasien.Pada saturasi oksigen < 92%
ternyata ditemukan peningkatan mortalitas, dengan peningkatan tertinggi pada saturasi
oksigen <90%.Kadar saturasi oksigen yang dinyatakan tidak memiliki risiko peningkatan
mortalitas yaitu >92%.
Menurut rekomendasi dari studi terbaru, maka dianjurkan target saturasi oksigen pada
yaitu 88-92% pada pasien dengan gagal napas kronis dan gagal napas hiperkapnea, dan
92-96% pada kondisi lainnya. Turunkan dosis oksigen yang diberikan bila saturasi
melebihi 96% dan hentikan bila SaO2 sudah dapat mencapai target tanpa bantuan
suplementasi oksigen.
Penggunaan target saturasi oksigen berdasarkan rekomendasi tersebut tentunya harus
disesuaikan dengan penyakit yang dialami dan kondisi pasien. Contohnya pada
bronkiolitis, target saturasi oksigen yang lebih rendah, >90%, justru menghasilkan durasi
rawat inap yang lebih singkat, waktu yang lebih singkat hingga bayi mendapatkan asupan
makanan yang adekuat, serta lebih cepat kembali ke kondisi normal.
Jadi Pemberian oksigen yang tidak sesuai indikasi justru akan menimbulkan bahaya
bagi pasien, yaitu memperpanjang lama rawat inap, memperburuk perjalanan penyakit,
hingga menyebabkan mortalitas. Indikasi pemberian oksigen adalah adanya hipoksemia,
atau kondisi khusus seperti pneumothorax dan keracunan karbon monoksida.
Oksigen diberikan sampai target terapi tercapai. Berdasarkan rekomendasi terbaru,
target terapi yang disarankan adalah saturasi oksigen 92-96%, kecuali pada kondisi gagal
napas kronis dan gagal napas hiperkapnea yang membutuhkan target terapi lebih rendah,
88-92%. Walau demikian, rekomendasi target ini juga harus disesuaikan dengan kondisi
pasien, misalnya pada bronkiolitis, target terapi yang disarankan adalah saturasi oksigen
di atas 90%. Pastikan oksigen diperlakukan sebagai obat, yang membutuhkan indikasi
dan dosis pemberian yang jelas.
PERTEMUAN 10
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Kebtuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri
jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.
Sistem yang berperan dalam tubuh adalah :
1. Ginjal
2. Kulit
3. Paru
4. Gastroinstestinal.
5. ADH
suatu hormon yang membantu ginjal mengatur keseimbangan cairan dan garam di dalam
tubuh.
6. Aldosteron
Aldosteron adalah hormon steroid dari golongan mineralokortikoid yang disekresi dari
bagian terluar zona glomerulosa pada bagian korteks kelenjar adrenal oleh rangsangan
dari peningkatan angiotensin II dalam darah.
7. Prostaglandin
zat dengan struktur kimia menyerupai hormon.
8. Glukokortikoid
adalah golongan hormon steroid yang memberikan pengaruh terhadap metabolisme
nutrisi.
9. Mekanisme rasa haus

Cara perpindahan cairan :


1) Defuse
Bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan acak.
2) Osmosi
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran semi permeabel
3) Transport aktif
Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis.

Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia


Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proposi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh.

Pengaturan volume cairan tubuh


Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang dan
keluar:
1. asupan cairan
2. pengeluaran cairan

Jenis cairan :
1. Cairan nutrient
a. Karbohidrat dan air
b. Asam amino
c. Lemak

2. Blood volume expanders


Berfungsi untuk meningkatkan volume pembuluh darah setelah hilangnya darah.
PERTEMUAN 11
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
padaa yang lainnya.

Cairan-cairan elektrolit tubuh dibagi dalam dua kelompok:

1. Cairan intraseluler (CIS)cairan yang berada didalam sel diseluruh tubuh.


2. Cairan ekstraseluler (CES)cairan yang berada diluar sel.

Komposisi cairan tubuh:

1. Air,senyawa utama dari tubuh manusia.Rata-rata pria dewasa hampir 60%  dari berat
badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solute (terlalut),cairan tubuh mengandung dua jenis substrat terlalut (zat terlalut)
elektrolit dan non elektrolit.

a. ElektrolitSubstansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam larutan dan akan


menghantarkan arus listrik.Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negative

 Kation: ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan.Kation


ekstaseluler utama adalah natrium (Na),sedangkan kation intraseluler utama
adalah kalium (K)
 Anion: ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan.Anion
ekstaseluler utama adalah klorida (Cl),sedangkan anion intraseluler utama adalah
ion fosfat (PO43)

b. Non elektrolitSubstansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam
larutan.Larutan non elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup
kreatinin dan bilirubun.
Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit

 Usia
 Jenis kelamin
 Sel-sel lemak
 Stress
 Sakit
 Temperature lingkungan
 Diet

Jenis-jenis cairan infuse

1. Cairan hipotonikosmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum (konsentrasi ion


Na+ lebih randah dibandingkan serum.Cairan ini digunakan apda keadaan sel mengalami
dehidrasi misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada
pasien hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan ketoaksidosis diabetic.
2. Cairan isotonicosmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair
dari komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah.Bermanfaat bagi pasien
yang mengalami hipervolemi (kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus
terus menurun).Memiliki resiko overload contohnya RL dan NaCL 0.9%.
3. Cairan hipertoniksmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik
cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah.Mampu menstabilkan
tekanan darah menstabilkan,meningkatkan produksi urin, dan menguru edema (bengkak).

Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui :

 Difusi,terjadi perpindahan tidak teratur(random) dari ion dan molekul


 Osmosis,perpindahan melalui membrane semipermeable yang berpindah dari larutan
yang memiliki konsentrasi solute rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi solute
tinggi.
 Transpor aktif,substansi dapat berpindah dari larutan dengan konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi.Contoh transport aktif adalah pompa natrium dan kalium.Natrium
dipompa keluar dari sel dan kalium dipompa masuk ke dalam sel,melawan gradient
konsentrasi.
 Filtrasi,proses pemindahan air dari substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai
respon terhadap adanya tekanan cairan.

Pengaturan cairan

 Ginjalperan cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektolit


 Kardiovaskular
 Paru-paru
 Kalenjar pituitary
 Kalenjar adrenal
 Kalenjar parathyroid

Output cairan dan elektrolit

1. Ginjal : jumlah urine yang diproduksi ginjal dipengaruhi oleh Anti Diuretic
Hormon(ADH) dan aldeosterone
2. Kehilangan air tak kasat mata : kehilangan evaporasi pada kulit dan terjadi tanpa
kesadaran individu.
3. Keringat
4. Saluran gastroinsetinal(Gl Track)
5. Hormon : ADH akan menurunkan produksi urine dengan cara meningkatkan reabsorsi air
oleh tubulus ginjal sedangkan ,Aldosteron mengatur keseimbangan natrium dan kalium
dengan menyebabkan tubulus ginjal mengekskresikan kalium dan mengabsorpsi natrium.

Elektolit yang penting dalam tubuh

 Natriummemelihara volume cairan ekstraseluler dan mempertahankan tekanan osmotik


cairan tubuh
 Kaliumjumlah terbesar K dikandung dalam cairan intraselluler 90% dan merangsang
saraf dan otot serta menghantarkan impuls saraf
 Kalsiummembantu mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi
 Klorida
 Magnesium
 Bikarbonatbuffer dasar kimia yang utama didalam tubuh,ditemukan dalam CES dan
CIS
 Fosfat membantu mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi

Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Gangguan cairan

 Hipokalemia,kehilangan cairan melalui saluran pencernaan,kurang pemasukan air


 Hiperkalemia,penyakit karena gangguan pada mekanisme regulasi,intake natrium klorida
yang berlebihan
 Sindrom ruang ketiga,terjadi ketika cairan ekstrasel berpindah ke dalam suatu ruangan
tubuh
 Keseimbangan osmolar,dehidrasi terjadi bila ada kehilangan air tanpa disertai kehilangan
elektrolit

Gangguan elektrolit

 Kalium

1. Hipokalemia : akibat kelemahan,keletihan,penurunan kemampuan otot,distensi


usus,penurunan bising usus dan denyut nadi tdk teratur
2. Hiperkalemia : akibatnya cemas,iritabiliti,irama jantung
ireguler,hipotensi,parastesia dan kelemahan
 Natrium

1. Hipernatremia : natrium yang tinggi dalam plasma,akibat rasa haus


terganggu,hiperventilasi,demam.diabetes insipidu,penurunan sekresi ADH
2. Hiponatremia : melibatkan peningkatan proporsi air dan garam dalam darag
akibat gangguan sekresi ADH

 Klorida

1. Kelebihan : karena dehidrasi,gagal ginjal,asidosis dan hiperventilasi


2. Kekurangan : akibat hilangnya cairan dalam saluran gastrointestinal

 Kalsium

1. Hiperkalsemia : kewaspadaan mental menurun;nyeri abdomen,kelemahan otot


2. Hipokalsemia : iritabilitas neuromuscular;nyeri tulang

 Magnesium

1. Kelebihan : pada pasien gagal ginjal,ketoasidosis diabetic,pemakaian antacid atau


laksatif dalam jumlah berlebihan
2. Kekurangan : pada malnutrisi,alkoholisme,terapi IV jangka lama tanpa suplemen
Mg
PERTEMUAN 12
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
(KESEIMBANGAN ASAM BASA)
 ASAM
Asam adalah suatu molekul yang dapat memberikan hydrogen (H+) kedalaman suatu
larutan. Suatu alam yang kuat memiliki efek kuat terhada PH dengan mengeluarkan ion
hydrogen.
 BASA
Suatu molekul yang dapat digabung dengan ion hydrogen untuk mencegah adanya
penggaruh pada PH.
 ASAM-BASA
PH mereteksikan pengaruh ion-ion H+
1. PH rendah berarti konsentasi iom H+ tinggi di indikasikan sebagai asam
2. PH tinggi berarti konsentrasi ion H+ rendah di indikasikan sebagai basa normal
PH=7,35-7,45

HOMESTATIK METABOLIK
 Mekanisme utama yang bekerja bersama sama dalam mempertahankan PH homeostatis
asam dan basa yang dipengaruhi oleh system buffer, terdiri dari:
a. Bikarbonat asam karbonat
b. Hemoglobin oksi hemoglobin
c. System buffer protei
Metabolism protein
d. System prospat : dibuang melalui ginjal
Peningkatan keasaman adalah :
• Ditemukan pada ciran intiasel
• Bekerjasama dengan paru (dengan mengatur PH untuk kadar c2O)
• Memiliki kemampuan meminimalkan perubahan PH
• Merupakan kombinasi asam lemah dan bas lemah
• Merupalam struktur molekul protein
Basa : o2 lebih banyak
Asam : Co2 lebih banyak

 Sistem Respitasi
a. Kadar ion H+ asam naik/turun
b. Dapat dideteksi lewat kemonreseptor porifer dan sentral
c. Pesan dikirim ke pusat pernafasan di medulla
d. Jika ada perubahan akan melakukan kopensasi jika
- Jika ion H+ lebih tinggi RR menurun
- Jika ion H+ lebih rendah RR meningkat
Bekerja sampai dengan konsentrasi H+ dan C02 pada cairan elektrasel minimal
 System Renal
Ginjal mengatur eseimbangan ion h+ dengan reabsorpsi dengan ekresi berkonfemsasi
lambat namun lebih efektif disbanding paru
3 komponen yang mengeseimbangkan asam basa ph
• PCO 2 menilai komponen respirasi
• Hco 3 menilai komponen metaolik

PCO2 : rendah( alkalosit), tinggi (asidosis)


HCO3 : tinggi (asa), rendah (asam)

PCO2 asam-basa : tingginya PCO2 mengidentifikasikan asam misalnya co2 yang tertahan diparu
oleh karena hipoventilasi rendahnya pco2 mengidentifikasikan basa, misalnya pasien
hoperventilasi akan mengeluarkan co2
HCO3
 HCO3 tinggi-basa
 HCO3 rendah-asam
Cara PH abnormal dapa kembali normal dengan cara:
a. Kompensasi : system yang tidak secara prinsip bertanggung jawab untuk
pengembalian PH ke normal , misalnya PCO2 tinggi, HCO3 ditahan untuk
mengompensasi
b. Koreksi : system yang secara prinsip dipengaruhi , diperbaiki untuk
mengembalikan ke normal misalna [CO2 tinggi, pco2 diturunkan untuk
mengoreksi abnormalitas.

GANGGUAN ASAM-BASA
Persamaan Henderson dan herselbach
Ph normal : 7,35-7,45. Apabila PH kurang dari 7,35 disebut asidosis sedangkan jika PH lebih
dari 7.45disebut alkalosis
PEMBACAAN AGD
 4 parameter pokok yang penting untk diagnose keadaan akut dan me\muli terapi adalah
PH,PCD2, HCO3, dan BE
 D atau gas darah bisa dibaca berasarkan criteria normal namun secara mandiri (sendiri-
sendiri) data ini tidak mempunyai anti klinis. Dara gas darah minimal harus dibaca dalam
satu paket yaitu PH,PCO2,HCO2 dan BE
 Data normal :
 PHO2: 80-100 mmhg
 PH: 7,35-7,45
 PCO2: 35-45 mmhg
 BE: -2- +2
 HCO3: 22-26mmol/L
Cara membaca data
 Tentukan asidosis atau alkosis: baca PH
 Tentukan penyebab primer dan acidosis atau alkalosis
- Baca PCO2 : jika menyimpang searah dengan PH disebut respiratonik
- Baca BE : jika menyimpang searah dengan PH disebut dengan metabolic
 Tentukan apakah sudah ada kompensasi jika PCO2 atau BE sudah menyimpang kearah
yang berlawanan dengan PH berarti sudah ada kompensasi
 PCO2: tinggi (asidosis), rendah (asidosis)
 HCO3 : tinggi (alkalosis), rendah (acidosis)
 BE : kurang (asidosis), lebih (alkalosis)
 PH : kurang (asidosis), lebih (alkalosis)
Kompensasi penuh jika : kemampuan 3 asidosis dan 1 alkalosis
Kompensasi sebagian: kesimpulan 3 asidosis tengah-tengah normal
Nilai asam-basa PCO2 : respirasonik
Nilai asam-basa HCO3 : metabolik
PERTEMUAN 13
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI (BLADDER)

Eliminasi urine bergantung pada fungsi-fungsi organtubuh . Antara lain


ginjal,ureter,kandungkemih,danuretra .
1. Ginjal
 Terletakdi rongga peritoneal, sebelahkanandankirikolumnavertebralis di keliling ilemak
dan jaringan ikat,Pada bagian atas terdapat kelenjar suprarenal.Ginjal kanan terletak agak
di bawah disbandingkan ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan .Batas atas ginjal kiri
setinggii ga ke-11 dan ginjal kanan setinggi iga ke-12 dan batas bawah ginjal kiri setinggi
vertebrae lumbalis ke-3. Bentuknya menyerupai kacang buncis dengan warna coklat
kemerahan.
2. Ureter
 Organ berbentuk tabung kecil untuk mengalirkan urine dari ginjal kedalam vesika
urinaria.Bergabung dengan pelvis renalis sebagai jalur utama pembuangan urine. Urine
keluar dari tubulus dan masuk keduktus pengumpul yang mentranspor urine menuju
pelvisrenalis.
 Perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis renalis yang merentang sampai
vesika urinaria .Ureter panjangnya ± 25-30 cm, diameter 4-6 mm.Lapisan luar ureter
ialah jaringan penyambung fibrosase bagai penyokong ureter. Gerakan peristaltis
mengakibatkan urine masuk kekandung kemih dalam wujud semburan, tidak dalam
wujud aliran yang konsisten 

3. Kandung kemih
 Organ cekung yang mampu  berdistensi yang disusun atas jaringan otot sebagai wadah
urine dansebagai organ ekskresi. Kandung kemih mampu menampung kurang lebih 600
ml urine. Pengeluaran urine normal yaitu sekitar 300 ml. Saat keadaan penuh, kandung
kemih akan membesar dan melebar hingga atas simfisis pubis. Dinding kandung kemih
terdapat 3 lapisan: lapisanmukosa, lapisansubmukosa, lapisanotot, danlapisanserosa.
4. Uretra
 Pada pria, uretra membawa cairan semen dan urine. Panjang sekitar 20 cm, melalui
kelenjar prostat dan penis.Uretra prostatik, dikelilingi oleh kelprostat. Menerima 2 duktus
ejakulator yang terbentuk dari penyatuan duktus deferens dan duktus kelvesikel seminal
Uretra membranosa, bag terpendek (1 cm-2cm). Dikelilingi sfingteruretra eksterna.
Uretrakavernosa (berspons), bag terpanjang. Menerima duktus kelenjar bulbouretra dan
merentang sampai orifisiumuretra eksterna pada ujung penis.
 Pada wanita, ukuran pendek (3,75 cm), membuka keluar tubuh mllorifisiumuretra
eksterna yg terletak antara klitoris dan mulut vagina.Wanita lebih berisiko terjadinya
infeksi kandung kemih (sistitis) dan infeksi saluran kemih (ISK).
Siklus yang terjadi ketika berkemih ialah kontraksi kandung kemih serta relaksasi otot
panggul di dasar panggul yang telah terkoordinasi. Ketika seseorang menahan untuk
berkemih, maka sfingter urinarius berkontraksi dan refleksmikturisi dihambat. Sedangkan,
apabila seseorang siap untuk berkemih, sfingter eksterna berelaksasi, otot detrusor
distimulasi oleh reflek smikturisi untuk berkontraksi mengakibatkan pengosongankan
dungkemih secara efisien.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI
- Faktor psikologis
- Asupan cairan dan makanan
- Pertumbuhan dan perkembangan
- Aktifitas dan tonus otot
- Gaya hidup
- Kondisi patologis
- Medikasi
- Pemeriksaan fisik
- Prosedur pembedahan

Gangguan bladder dapat terjadi akibat dari kerusakan saraf yang terjadi pada
system saraf manusia. Apabila system saraf pusat atau system saraf tepi yang
merupakan jalur persarafan system perkemihan mengalami gangguan maka akan
mengganggu proses berkemih. Gejala yang dapat terjadi apabila terjadi disfungsi
kandung kemih / bladder adalah retensi inkontinensia yang berlebihan, urinasi yang
kerap kali hanya sedikit, atau kombinasi dari keduanya.

MASALAH- MASALAH DALAM ELIMINASI URIN


• Polyuria, Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari,
tanpa adanya peningkatan intake cairan.

• Inkontinensi urine, yaitu ketidak sanggupan sementara atau permanen otot sfingter
eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.

• Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih.

• Retensi, yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak sanggupan
kandung kemih untuk mengosongkan diri.

• Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.

• Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak produksi urine

• Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari (nocturnal
enuresis)

Pengobatan pada gangguan eliminasi betujuan untuk memungkinkan baldder benar-benar kosong
dan secara reguler, mencegah infeksi, mengontrol inkontinensia, melindungi fungsiginjal.
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
• Terdapat tiga macam metode bladder training, yaitu kegel exercises (latihan
pengencangan atau penguatan otot-otot dasar panggul), Delay urination (menunda
berkemih), dan scheduled bathroom trips (jadwal berkemih).

TERAPI FARMAKOLOGIS

Anti kolinergik,Anti spasmodic,Obat Betanekol klorida


PERTEMUAN 14
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI BOWL

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolism tubuh baik berupa urina tau
bowel (feses). Eliminasi bowel/ buang air besar (BAB) atau disebut juga defekasi
merupakan feses normal tubuh yang penting bagi kesehatan untuk mengeluarkan
sampah(feses) dari tubuh.
Fisiologi Defekasi
1. Refleks Defekasi Intrinsikrefleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang
kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingestikus dan terjadilah gerakan
peristaltik. Setelah fesestiba di anus secara sistematis spingter internal relaksasi maka
terjadi defekasi.
2. Refleks Defekasi Parasimpatisfeses yang masukke rectum akan merangsang saraf
rectum yang kemudian diteruskanke spinal coral dan dari sini kemudian dikembalikan
kekolon descenden, sigmoiddan rectum yang menyebabkan intensifnya peristaltic.
Relaksasi spingter maka terjadilah defekasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Defekasi
1. Umur,pada bayi control defekasi belum berkembang, sedangkan pada lanjut usia control
defekasi menurun
2. Diet,banyaknya makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi defekasi dan makanan
berserat akan mempercepat produksi feses.
3. Asupan cairan, cairan mengencerkan isiusus, memudahkan bergerak melalui kolon.
Asupan cairan yang menurun memperlambat pergerakan makanan yang melalui usus.
4. Faktor psikologi, apabila individu megalami kecemasan, ketakutan, ataumarah, muncul
respon stres, yang memungkinkan tubuh membuat pertahanan.
5. Anestesi dan pembedahan,anestesi umum dapat menghalangi implus parasimpatis,
sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan ileus usus.
6. Iritan,zat seperti makanan pedas, toxin bakteri dan racun dapat mengiritasi saluran
intestinal dan menyebabkan diare dan sering menyebabkan flatus.
Masalah Gangguan pada Eliminasi Bowel
 Konstipasi
 Fecel infraction/Impaksi.
 Diare
 Inkontinensia.
 Flatuence
 Hemoroid
AsuhanKeperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian eliminasi feses termasuk pengambilan suatu riwayat keperawatan yang
menetap kan pola defekasi dan termasuk pemeriksaan fisik pada abdomen, dengan
pemeriksaan fisik pada abdomen, dengan referensi khusus pada daerah saluran intestinal.
Riwayat Keperawatan
 Poladefekasi
 Perilakudefekasi
 Deskripsifeses
 Diet
 Cairan
 Aktivitas
 Penggunaan medikasi
 Stress
 Pembedahan atau penyakit menetap
2. Pemeriksaan Fisik
 Abdomen
 Rektumdan anus
 Feses
Pemeriksaan Diagnostik
 Anoskopi
 Progtosigmoidoskopi
 Protoskopi
 Rontgen dengan kontras
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2003), masalah keperawatan untuk dieliminasi meliputi; Konstipasi,
Impaksi, Diare, Flatuensi, Hemoroid dan Inkontinensi
4. Perencanaan dan Implementasi
Dalam perencanaan dan implementasiini, akan dibahas beberapa masalah dalam
beberapa masalah dalam eliminasi sebagai perwakilan dari masalah dalam eliminasi.
1. Diare di proses infeksi pada saluran pencernaan, malabsorpsi
Ditandai :
 BAB lebih dari 3x sehari dengan konsistensicair
 Nyeri pada abdomen dan peristaltic usus meningkat
Tujuan :Agar diarepasiendapatdiatasi
Kriteriahasil :
 BAB 1-2 x sehari, dengan konsisten lembek
 Tidak ada keluhan nyeri pada abdomen
 Peristaltic usus kembali normal

Rencana tindakan :
 Catat frekuensi jumlah konsisten feses yang keluar : untuk mengetahui jumlah, kosistensi
feses yang keluar
 Monitor tanda-tanda dehidrasi (pusing, lesu, mukosabibirkering, dll) : untuk mengetahui
keadaan kebutuhan cairan klien
 Support emosipasien: menberikan semangatpadaklien
 Anjur kan pasien untuk menghindari makanan yang merangsang timbulnya diare : Agar
keadaan klien membaik
 Kolaborasi dengantimkesehatan (pemberianobat-obatan anti diaredanantibiotik) :untuk
membantu proses penyembuhan klien
2. Konstipasib.dketidakseimbanganelektrolit, kekurangan intake cairandanserat
Tujuan :klientidak mengalami kontipasi
KriteriaHasil:Klien dapat defekasi secara spontan dan lancer tanpa menggunakan obat
dan bising usus normal ( 5- 35x/ menit )
Intervensi :
 Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab kontipasi: Klien dan
keluarga akan mengerti penyebab kontipasi
 Auskultasi bising usus : Bising usus menandakan sifat aktivitas peristaltic
 Anjurkanpadaklienuntukmakan – makanan yang mengandungserat : Untukmerangsang
peristaltic dan eliminasi regular
 Berikan intake cairan yang cukup( 2 liter/ hari ) jika tidak ada kontraindikasi : masukan
cairan adekuat membantu mempertahan kankonsistensi feses.
 Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaanklien : Membantu eliminasi dalam
memperbaiki tonus otot abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltik.
3.Gangguan inkontinensiaal vib.dkerusakan spingter rectum, akibat pembedahan pada
rectum.
Tujuan :agar pola BAB klien optimal danterkendali
Kriteria hasil :Individu akan mengeluarkan feses setiap dua atau tiga hari
Intervensi :
 Kaji factor yang berperan menyebabkan inkontinensiaal vi : untuk mempertahan
kankonensia usus
 Kaji status neurologis dan kemampuan fungsional individu : untuk mencapai kontinensia
 Rencanakanwaktu yang tepat dan konsisten defekasi: meningkatkan motilitas pencerna
dan mempercepat fungsi usus
 Buat program defekasi harian selama lima hari atau sampai terbentuk suatu pola : Agar
pola defekasi klien dapat terlatih
 Berikan privacy dan lingkungan yang tidak menyebabkan stress : Menjaga privacy klien
dan memberi kenyamanan klien
 Ajarkan tehnik defekasi yang efektif pada klien : dapat memfasilitasi gravitasi dan
meningkatkan tekanan intra abdomen guna mengeluarkan feses
5. Evaluasi
Tindakan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila:
 Secara optimal klien akan mampu mengeluarkan feses
 Klien akan memperoleh informasi yang dibutuhkan
 Klien akan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan pola eliminasi
normal
 Klien akan mampu melakukan defekasi secara normal dengan memanipulasi komponen-
komponen alamiah dalam kehidupan sehari-hari seperti diet, asupan cairan, dan olahraga.

Anda mungkin juga menyukai