Anda di halaman 1dari 77

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) bahwa setiap

tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.

000 orang. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang

karena kurang mendapat akses pelayanan kesehatan, kekurangan fasilitas,

terlambatnya pertolongan, persalinan “dukun” disertai keadaan sosial

ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih tergolong rendah.

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa

Barat tahun 2009 AKI mencapai 708 kasus dari 553.909 kelahiran hidup,

data AKB 2009 mencapai 4083 kasus (Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah –Jabar). Kematian ibu atau kematian maternal

adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari

sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia

kehamilan (Sarwono, 2009 : 53).

Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak

langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi

kehamilan, persalinan atau masa nifas, dan segala intervensi atau

penanganan tidak tepat dari kompikasi tersebut. Kematian ibu tidak

langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit

1
yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan,

misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskuler.

Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah penting dalam

bidang kesehatan yang berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan

terjadinya infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas

dan mortalitas ibu dan bayi. Pada bayi dapat mengakibatkan kompresi tali

pusat (Prawiraharjo, 2009).

Persalinan dengan KPD biasanya dapat disebabkan oleh

muti/grandemulti, overdistensi (hidroamnion, kehamilan ganda),

disproporsio sefalo pelvis, kelainan letak (lintang dan sungsang). Oleh

sebab itu, diperlukan pengawasan yang ketat dan kerjasama antara

keluarga dan penolong (bidan dan dokter). Dengan demikian, akan

menurunkan atau memperkecil resiko kematian ibu dan bayi (Manuaba,

2008).

Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis

mengambil tema tentang asuhan kebidanan patologi. Oleh karena itu pada

studi kasus ini penulis mengambil judul “ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. “D” DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI

PUSKESMAS IBRAHIM AJI KOTA BANDUNG TAHUN 2012”

2
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Ny. “D”

dengan Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Ibrahim Aji dengan

menggunakan Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai dengan

kompetensi atau dengan wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan patologi dengan tahap

berikut :

a. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara

subyektif dan obyektif pada Ny. “D” dengan Ketuban Pecah Dini.

b. Dapat merumuskan diagnosa kebidanan pada Ny. “D” dengan

Ketuban Pecah Dini.

c. Dapat menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa

pada Ny. “D” dengan Ketuban Pecah Dini.

d. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan rencana

asuhan pada Ny. “D” dengan Ketuban Pecah Dini.

e. Dapat melaksanakan tindakan dan evaluasi pada Ny. “D” dengan

Ketuban Pecah Dini.

C. Waktu dan Tempat Pengkajian

Dilaksanakan di Puskesmas Ibrahim Aji dan Rumah Ny. “D”

pada tanggal 14 – 28 November 2012.

3
D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Penulis

Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat selama

perkuliahan serta dapat mengaplikasikannya dalam Asuhan

Kebidanan Patologi.

2. Bagi Lahan Praktek

Sebagai bahan masukan untuk mengantisipasi dan

mempersiapkan diri dalam melakukan penatalaksanaan awal,

serta memberi masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

3. Bagi pendidikan

Sebagai sumber bacaan dan sebagai bahan kajian, sehingga

mahasiswa dapat meningkatkan wawasan dalam melaksanakan

penanganan asuhan kebidanan sesuai dengan standar serta sebagai

media evaluasi hasil pembelajaran asuhan kebidanan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang, Tujuan Studi

Kasus, Waktu dan Tempat Pengkajian, Manfaat Studi Kasus, dan

Sistematika Penulisan.

4
BAB II TINJAUAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori Persalinan, Ketuban Pecah

Dini, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan kasus yang terjadi pada masing-masing

Studi Kasus.

BAB III TINJUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang hasil asuhan yang diberikan yakni :

Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin, Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas,

Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dan juga pembahasan tentang

masalah yang ditemukan selama melaksanakan asuhan kebidanan serta

membahas tentang kesesuaian antara teori dengan asuhan yang diberikan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang hasil yang dari pelaksanaan asuhan

kebidanan dan saran yang terkait dengan kesimpulan untuk perubahan

kearah yang lebih baik.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ketuban Pecah Dini

1. Pengertian

Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan pecahnya

ketuban sebelum waktunya melahirkan atau sebelum in

partu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten) yang dapat

terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelm

waktunya melahirkan (Nugroho, T, 2010).

KPD adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in

partu (Manuaba, 2008).

Menurut Varney, 2007 KPD adalah ketuban pecah

sebelum tanda – tanda persalinan, tanpa memperhatikan

usia gestasi dan dapat terjadi kapan saja dari 1 – 12 jam

atau lebih.

KPD merupakan pecahnya ketuban sebelum waktunya

melahirkan atau sebelum in partu, pada pembukaan < 4

cm (fase laten) yang dapat terjadi pada akhir kehamilan

maupun jauh sebelm waktunya melahirkan (Nugroho, T,

2010).

6
2. Etiologi KPD

Walaupun banyak publikasi tentang Ketuban Pecah

Dini, namun penyebab sebelumnya belum diketahui dan

tidak dapat di tentukan secara pasti. Beberapa laporan

menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan

Ketuban Pecah Dini, namun faktor mana yang lebih

berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi

faktor presdisposisi (Saiffudin, A.B., 2010)yaitu :

a. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput

ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi

pada cairan ketuban biasa menyebabkan terjadinya

ketuban pecah dini.

b. Serviks inkompeten, kanalis servikalis yang selalu

terbuka oleh karena kelainan pada serviks uteri 

(akibat persalinan dan kuretase).

c. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat

secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya

trauma, hidramnion dan gemeli. Trauma yang

didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan

dalam, maupun amniosintesis menyebabkan

terjadinya Ketuban Pecah Dini karena biasanya

disertai infeksi.

7
d. Kelainan letak, misalnya sungsang sehingga tidak

ada bagian terendah yang menutupi pintu atas

panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan

terhadap membrane bagian bawah

3. Faktor lain yang mempengaruhi ketuban pecah dini

Faktor lain yang dapat mempengaruhi ketuban pecah

dini (Nugroho, T., 2010), yaitu :

a. Faktor golongan darah akibat golongan darah ibu

dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan

kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan

kulit ketuban.

b. Faktor disproporsi antara kepala janin dan panggul

ibu (sevalo pelvic disproporsi).

c. Faktor multi gravidatis, dimana pada kehamilan

yang terlalu sering akan mempengaruhi proses

embryogenesis sehingga selaput ketuban yang

terbentuk akan lebih tipis yang akan menyebabkan

selaput ketuban pecah sebelum ada tanda-tanda

inpartu.

d. Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat

(vitamin C).

8
4. Diagnosa KPD

Menegakkan diagnosa Ketuban Pecah Dini secara tepat

sangat penting. karena diagnosa  yang positif palsu berarti

melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal

atau melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada

indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negative palsu

berarti akan membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko

infeksi yang akan mengancam kehidupan janin, ibu atau

keduanya. Oleh karena itu, di perlukan diagnosa yang

cepat dan tepat. Diagnosa Ketuban Pecah Dini di tegakkan

dengan cara (Sujiyatini, 2009):

a.   Anamnesa

Penderita merasa basah pada vagina, atau

mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba

dari jalan lahir. Cairan berbau khas dan perlu

diperhatikan warna, keluarnya cairan sebelum ada

his atau his belum teratur dan belum ada pengeluran

lendir darah.

b. Inspeksi

Pengamatan dengan mata biasa akan tampak

keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru

pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,

pemeriksaan ini akan lebih jelas.

9
c. Pemeriksaan dengan speculum

Pemeriksaan dengan speculum pada Ketuban

Pecah Dini akan tampak keluar cairan dari orifisium

uteri eksternum (OUE), apabila belum juga tampak

keluar maka fundus uteri di tekan, penderita di

minta batuk, mengejan atau mengadakan manuvover

valsava atau bagian terendah digoyangkan, akan

tampak keluar cairan dari ostium uteri dan

terkumpul pada forniks anterior.

d. Pemeriksaan dalam

Didapat cairan dalam vagina dan selaput

ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai

pemeriksaan dalam vagina dengan toucher perlu di

pertimbangkan, pada kehamilan yang kurang bulan

yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan

pemeriksaan dalam. Karena pada waktu

pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan

mengakumulasi segmen bawah rahim dengan flora

vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa

dengan cepat menjadi pathogen. Pemeriksaan dalam

vagina yang  dilakukan apabila Ketuban Pecah Dini

yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan

induksi persalinan dan di batasi sedikit mungkin.

10
e. Pemeriksaan Penunjang Ketuban Pecah Dini

1) Pemeriksaan Laboratorium

Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa

warna, konsentrasi, bau dan pH nya. Cairan yang

keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin

juga urine atau secret vagina.

a) Tes lakmus (tes nitrazin) yaitu jika kertas

lakmus merah berubah menjadi biru gelap

jika kontak dengan bahan yang bersifat basa

menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).

pH air ketuban 7-7,5 darah dan infeksi

vagina dapat menghasilkan tes yang positif

palsu

b) Mikroskopik (tes pakis) yaitu memasang

speculum steril menggunakan kapas lidi

untuk mengumpulkan specimen, baik dari

cairan vorniks vagina posterior maupun

cairan dari orifisium serviks karena lendir

serviks juga berbentuk pakis, hapus

specimen pada objek mikroskop dan biarkan

seluruhnya kering minimal 10 menit

kemudian lihat di bawah mikroskop untuk

memeriksa pola pakis.

11
2) Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ini di maksudkan  untuk melihat

jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada

kasus ketuban pecah dini terlihat jumlah cairan

ketuban yang sedikit.

5. Insidensi KPD

Insidensi Ketuban Pecah Dini  berkisar antara 5-10 %

dari semua kelahiran . Hal  yang menguntungkan dari

angka kejadian Ketuban Pecah Dini  yang dilaporkan,

bahwa lebih banyak terjadi pada kehamilan cukup bulan

dari pada kurang bulan, yang bekisar 70 % sedangkan

pada kehamilan kurang bulan terjadi sekitar 30 %

(Manuaba, 2008).

6. Komplikasi pada KPD

Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini

bergantung pada usia kehamilan (Nugroho, T., 2010) yaitu

a.    Infeksi intrauterine

b.    Persalinan prematuritas

c.    Keluarnya tali pusat (prolaps tali pusat)

d.    Hipoksia dan asifiksia

12
7. Patofisiologi KPD

Mekanisme terjadinya KPD (Sujiyatini, 2009), yaitu :

a. Terjadinya pembukaan premature serviks

b. Membrane terkait dengan pembukaan terjadi :

1) Devaskularisasi

2) Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan

3) Jaringan ikat yang menyanggah membrane ketuban

makin berkurang

4) Melemahnya daya tahan ketuban di percepat

dengan infeksi yang mengeluarkan enzim

proteolitik dan enzim kolagenase.

8. Penanganan KPD

Adapun penanganan ketuban pecah dini (Saiffudin,

2010), sebagai berikut :

a. Konservatif

1) Rawat di rumah sakit dengan tirah baring.

2) Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau

eritromisin bila tidak tahan ampisilin dan

metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).

3) Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, di rawat

selama air ketuban masih keluar atau sampai air

ketuban tidak lagi keluar.

13
4) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu

tidak ada infeksi, tes busa negative berikan

dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan

kesejahteraan janin. Terminasi pada umur

kehamilan 37 minggu.

5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu,

tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol),

dexametason, dan induksi sesudah 24 jam.

6) Jika usia kehamilan 32-37 minggu ada infeksi, beri

antibiotic dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda

infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra

uterine).

7) Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid

untuk memacu kematangan paru janin,  dan bila

memungkinkan periksa kadar lesitin dan

spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12

minggu sehari dosis tunggal selama 2 hari,

dexametason I.M 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4

kali.

b. Aktif

1) Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila

gagal seksio sesarea dapat  pula di berikan misoprostol

25-50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.

14
2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis

tinggi dan persalinan diakhiri jika :

a) Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks,

kemudian induksi. Jika tidak berhasil akhiri

persalinan dengan seksio sesarea.

b) Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan.

15
B. Landasan Kewenangan Bidan

Dalam menangani kasus seorang bidan diberi

kewenangan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

Indonesia No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanf registrasi

dan praktek bidan yang disebut dalam BAB V praktik

bidan antara lain :

Pasal 14

Bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang

untuk memberikan pelayanan yang meliputi :

a. Pelayanan kebidanan

b. Pelayanan keluarga berencana

c. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pasal 15

(1) Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal

14 huruf a (pelayanan kebidanan) ditujukan pada ibu dan

anak

(2) Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pra nikah, pra

hamil, masa hamil, masa bersalin , masa nifas, menyusui

dan masa antara (periode interval)

(3) Pelayanan kebidanan pada anak diberikan pada masa bayi

baru lahir,masa bayi,masa anak balita dan masa pra sekolah.

16
(4) Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal

14 huruf a (pelayanan kebidanan) ditujukan pada ibu dan

anak.

(5) Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pra nikah, pra

hamil, masa hamil, masa bersalin , masa nifas, menyusui

dan masa antara (periode interval).

(6) Pelayanan kebidanan pada anak diberikan pada masa bayi

baru lahir,masa bayi,masa anak balita dan masa pra sekolah.

Pasal 16

(1) Pelayanan kebidanan kepada meliputi :

(a) Penyuluhan dan konseling

(b) Pemeriksaan fisik

(c) Pelaynan antenatal pada kehamilan normal

(d) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup

ibu hamil dengan abortus iminens, hiperemesis

grafidarum tingkat 1, pre eklamsi ringan dan anemia

ringan.

(e) Pertolongan persalinan normal.

(f) Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak

sungsang, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban

pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum,

laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer,

post aterm dan preterm.

17
(g) Pelayanan ibu nifas normal

(h) Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio

plasenta,renjatan dan infeksi ringan

(i) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi

yang meliputi keputihan,perdarahan tidak teratur dan

penundaan haid.

(2) Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi:

(a) Pemeriksaan bayi baru lahir

(b) Perawatan tali pusat.

(c) Perawatan bayi

(d) Resusitasi pada bayi baru lahir

(e) Pemantauan tumbuh kembang anak

(f) Pemberian imunisasi

(g) Pemberian penyuluhan.

Pasal 18

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 16,berwenang untuk :

a. Memberikan imunisasi

b. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan dan

nifas

c. Mengeluarkan plasenta secara secara manual

d. Bimbingan senam hamil

e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi

18
f. Episiotomi

g. Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai

tingkat 2

h. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm

i. Pemberian infus

j. Pemberian suntikan intramuskuler uterotonika

k. Kompresi bimanual

l. Versi ekstrasi gemelli pada kelahiran bayi kedua dan

seterusnya

m. Vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul

n. Pengendalian anemia

o. Peningkatan pemeliharaan dan penggunaan air susu ibu

p. Resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia

q. Penanganan hipotermi

r. Pemberian minum dengan sonde/pipet

s. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran

,permintaan , obat sesuai dengan formulir IV terlampir

t. Pemberian surat kelahiran dan kematian.

19
BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

a. Kala I (Fase Laten)

No. RM :

Tanggal Pengkajian : 14 November 2012

Jam : 06.00 wib

Tempat : Puskesmas Ibrahim Aji

Data Subjektif

IDENTITAS/BIODATA Ibu Suami

Nama : Ny. “D” Tn. “H”

Umur : 21 tahun 25 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia

Pendidikan : Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Guru TK Guru SMP

Gol. Darah : - -

Alamat : Jatinegara no. 24 06/02

No. Telp : - -

20
1) Keluhan Utama

Ibu mengaku usia kehamilan 9 bulan mengeluh keluar air – air

dari selangkang sejak pukul 02.00 wib, sudah merasakan mules

– mules, sudah keluar darah bercampur lendir dan masih

merasakan gerakan janin.

2) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) HPHT : 06-03-2012

b) TP : 13-12-2012

c) Riwayat menarche :Menarche umur 12 tahun, siklus 28

hari, lama 3 – 4 hari, banyaknya 4 kali ganti pembalut,

flour albus tidak ada, dismenorhea tidak ada.

d) ANC : Teratur

Frekuensi : TR 1 : 1x kunjungan

TR 2 : 4 x kunjungan

TR 3 : 4 x kunjungan

Tempat : Puskesmas Ibrahim Aji

e) Keluhan / komplikasi selama kehamilan

Pusing, mual – mutah, dan sakit pinggang.

f) Riwayat merokok / minuman keras / minum jamu

Ibu mengatakan tidak pernah merokok/ minuman keras/

minum jamu.

21
g) Imunisasi TT :

Imunisasi TT 1 : 28-06-2012 di PKM Ibrahim Aji

Imunisasi TT 2 : 30-07-2012 di PKM Ibrahim Aji

h) Pergerakan janin terakhir : Lebih dari 10 kali

3) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama.

4) Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

apapun.

5) Riwayat Kesehatan/Penyakit yang Pernah diderita

a) Penyakit yang pernah / sedang diderita :

Ibu mengatakan tidak pernah / sedang menderita penyakit

sistemik.

b) Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga :

Ibu mengatakan keluarga tidak pernah / sedang menderita

penyakit sistemik.

c) Riwayat keturunan kembar :

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar

baik dari pihak suami maupun ibu.

6) Makan terakhir :

Tanggal : 14-11-2012 , Jam : 12.00 wib, Jenis : nasi, ayam dan

sayur.

22
Minum terakhir :

Tanggal : 14-11-2012, Jam : 14.45 wib, Jenis : teh manis.

7) BAK terakhir : Tanggal 14-11-2012, Jam 214.00 wib

BAB terakhir : Tanggal 13-11-2012, Jam 09.00 wib.

8) Istirahat / tidur dalam 1 hari terakhir ± 5 jam.

9) Keadaan psikososial spiritual / kesiapan menghadapi proses

persalinan

a) Pengetahuan tentang tanda – tanda persalinan dan proses

persalinan : Ibu mengetahui tanda dan proses persalinan.

b) Persiapan persalinan yang telah dilakukan : Ibu telah

mempersiapkan perlengkapan untuk bersalin.

c) Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan

yang dihadapi : Ibu dan keluarga khawatir akan proses

persalinan yang berlangsung.

Data Objektif

1) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Compos mentis

c) Status emosional : Stabil

d) Tanda – tanda vital

(1) Tekanan darah : 110/90 mmHg

(2) Nadi : 94 kali/menit

23
(3) Pernapasan : 22 kali/menit

(4) Suhu tubuh : 360 C

e) TB : 145 cm

BB : sebelum hamil 37kg, sekarang 46kg, kenaikan 9kg

IMT : 37 / (1,45)2 = 17,6

(IMT rendah, peningkatan BB dianjurkan 12,5 – 18 kg)

f) Kepala dan leher

(1) Edema wajah :Tidak ada

(2) Cloasma gravidarum :Tidak ada

(3) Mata : Bersih, sclera putih dan

konjugtiva merah muda

(4) Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis

dan caries

(5) Leher

(a) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan

(b) KGB : Tidak ada pembesaran

(c) Vena jugularis : Tidak ada peningkatan

g) Payudara

(1) Bentuk : Simetris

(2) Putting susu : Kanan menonjol. Kiri menonjol

(3) Colostrums : Kanan ada, Kiri ada

24
h) Abdomen

(1) Pembesaran : Tidak ada

(2) Bekas luka : Tidak ada

(3) Striae gravidarum : Ada

(4) TFU : 29 cm

(5) Palpasi Leopold

(a) Leopold 1: Di fundus ibu teraba bagian bulat,

lunak, tidak melenting

(b) Leopold 2: Teraba bagian memanjang janin

disebelah kiri ibu dan bagian

terkecil janin disebelah kanan

(c) Leopold 3:Teraba bagian keras, bagian

terbawah janin sudah masuk PAP

(d) Leopold 4: Divergen

(6) Penurunan Kepala : 3/5

(7) TBJ : (29 - 12) x 155 : 2635 gram

(8) DJJ : 140 kali/menit, Reguler

(9) His/kontraksi : Ada, 2 x 10’, 30”

i) Punggung : Tidak ada kelainan

j) Pinggang : Tidak ada kelainan

25
k) Genetalia luar

(1) Inspeksi

(a) Tukak/luka : Tidak ada

(b) Varices : Tidak ada

(c) Edema : Tidak ada

(d) Kel. Bartholini : Tidak ada pengeluaran

(e) Pengeluaran : Tidak ada

(2) Pemeriksaan Dalam

(a) Vulva/vagina : Sudah membuka

(b) Portio : Tebal, lunak

(c) Pembukaan : 2 cm

(d) Ketuban : Negatif

(e) Presentasi : Kepala

(f) Station : St-2

(g) Moulase : Tidak ada

l) Anus : Tidak ada haemorroid

2) Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

26
Analisa Data

1) Diagnosa

G1P0A0 parturient aterm kala I fase laten janin tunggal hidup

intra uterine dengan kondisi ibu ketuban pecah dini.

2) Masalah

Ketuban pecah pukul 02.00 wib

3) Kebutuhan

Observasi kemajuan persalinan, pencegahan infeksi

4) Masalah potensial

Terjadi infeksi pada ibu dan bayi serta terjadi fetal distress dan

asfiksia pada bayi.

5) Tindakan segera

Pemberian antibiotik.

Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan

janin kurang baik.

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaanya dalam keadaan

kurang baik.

2) Memberikan ibu tablet alinamin F – 50 mg dengan dosis 1

tablet per 15 menit sebanyak 3 kali.

Ev : Ibu sudah meminum obat tersebut.

27
3) Memberikan ibu amoksilin sebanyak 1 tablet.

Ev : Ibu sudah minum obat tersebut dan tidak tampak reaksi

infeksi.

4) Melakukan observasi DJJ, kontraksi, nadi setiap 30 menit,

suhu dan tekanan darah setiap 4 jam.

Ev : DJJ : 140 kali/menit dan reguler, kontraksi : 2x10’,30”,

nadi : 94 kali/menit, suhu : 360C, TD : 110/90 mmHg.

5) Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri.

Ev : Ibu mengerti dan melakukannya.

6) Memberitahu ibu untuk relaksasi bila merasakan mules, yakni

dengan menghirup udara dari hidung dan menghembuskannya

melalui mulut

Ev : Ibu dipimpin untuk menarik nafas dari hidung dan

menghembuskannya melalui mulut secara perlahan.

7) Memberikan ibu makan dan minuman sebagai tenaga untuk

mengedan.

Ev : Ibu sudah makan dan minum

8) Melakukan pemeriksaan dalam setelah 4 jam kemudian.

Ev : Pembukaan 2 cm pada pukul 10. 00 wib.

9) Melakukan pendokumentasian pada partograf.

Ev : Partograf terlampir.

28
Tabel 3.1 Observasi kemajuan persalinan

Tanggal Jam TTV His DJJ Pembukaan


(wib) TD N S R (x/m) (cm)
(mmHg) (x/m (0C) (x/m)
)
14/11/1 06.00 110/90 94 36 22 2x10’,30” 140 2
2 07.00 90 2x10’30” 138
08.00 93 2x10’,30” 142
09.00 88 2x10’,30” 140
10.00 110/90 86 36 22 2x10’,40” 144 2
11.00 90 3x10’,40” 136
12.00 95 3x10’,40” 145
13.00 110/90 98 36 22 3x10’,40” 136 8
14.30 98 4x10’,45” 138 10

b. Kala I (Fase Aktif) Jam : 13.00 wib

S : Ibu mengatakan mules semakin sering dan kuat

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/90 mmHg

Nadi : 98 kali/menit

Respirasi : 22 kali/menit

Suhu : 360C

Kontraksi : 3x10’,40”

DJJ : 136 kali/menit, Reguler

Pemeriksaan Dalam :

(a) Vulva/vagina : Tidak ada kelainan

(b) Portio : Tipis, lunak

(c) Pembukaan : 8 cm

29
(d) Ketuban : Negatif

(e) Station : St + 3

(f) Presentasi : Kepala

(g) Moulase : Tidak ada

A:

1) Diagnosa

G1P0A0 parturient aterm kala I fase aktif janin tunggal hidup

intrauterine dengan kondisi ibu ketuban pecah dini.

2) Masalah

Ketuban pecah pukul 02.00 wib dan perineum kaku

3) Kebutuhan

Pemantauan kala II, pimpinan persalinan dan episiotomi.

4) Masalah potensial

Terjadi infeksi pada ibu dan janin serta fetal distress dan

asfiksia pada bayi.

5) Tindakan segera

Pemberian antibiotik.

P:

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan

janin dalam keadaan baik

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaanya dalam keadaan

baik.

30
2) Melakukan observasi DJJ, His, Nadi setiap 30 menit, Suhu

tiap 2 jam dan Tekadan darah setiap 4 jam.

Ev : Hasil observasi terlampir.

3) Memberitahu ibu untuk banyak minum dan makan agar

bertenaga saat mengedan nanti.

Ev : Ibu sudah makan dan minum.

4) Melakukan asuhan sayang ibu

Ev : Ibu merasa tenang.

c. Kala II Jam : 14.30 wib

S : Ibu mengatakan mules dan ingin meneran.

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/90 mmHg

Nadi : 98 kali/menit

Respirasi : 22 kali/menit

Suhu : 360C

His : 4 x 10’,45”

DJJ : 138 kali/menit, Reguler

Pemeriksaan Dalam :

(h) Vulva/vagina : Tidak ada kelainan

(i) Portio : Tidak teraba

(j) Pembukaan : Lengkap

31
(k) Ketuban : Kering

(l) Station : St + 4

(m)Presentasi : Kepala

(n) Moulase : Tidak ada

A:

1) Diagnosa

G1P0A0 parturient aterm kala II janin tunggal hidup

intrauterine dengan kondisi ibu ketuban pecah dini.

2) Masalah

Ketuban pecah pukul 02.00 wib dan perineum kaku

3) Kebutuhan

Pemantauan kala II, pimpinan persalinan dan episiotomi.

4) Masalah potensial

Terjadi infeksi pada ibu dan janin serta fetal distress dan

asfiksia pada bayi.

5) Tindakan segera

Pemberian antibiotik.

P:

1) Melakukan pemantauan kala II.

Ev : Ibu sudah ada dorongan ingin meneram, vulva terlihat

membuka, perineum menonjol dan ada tekanan pada anus

2) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan

pembukaan lengkap.

32
Ev : Pembukaan lengkap dan ketuban kering.

3) Melakukan observasi DJJ untuk memastikan DJJ dalam batas

normal.

Ev : DJJ : 138 kali/menit, Reguler

4) Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin baik.

Ev : Ibu mengetahui pembukaanya lengkap dan janin baik

5) Menganjurkan ibu untuk meneran bila merasakan mules.

Ev : Ibu dibimbing meneran saat mules.

6) Meletakkan handuk bersih dan kain bersih diperut ibu.

Ev : Handuk dan kain bersih sudah ada diperut ibu.

7) Melakukan episiotomi tanpa anestesi secara mediolateral.

Ev : Episiotomi telah dilakukan.

8) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm

membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan

dilapisi kain bersih dan kering. Tangan lain menahan kepala

bayi agar tidak defleksi dan anjurkan ibu untuk meneran.

Ev : Kepala bayi lahir.

9) Memeriksa adanya lilitan tali pusat, bila ada ambil tindakan

yang sesuai.

Ev : Tidak ada lilitan tali pusat

10) Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, pegang

secara biparietal, anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.

33
Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal

hingga bahu depan muncul dibawah arcus pubis dan

kemudian gerakan kearah atas dan distal untuk melahirkan

bahu belakang dan lakukan sanggah susur.

Ev : Bayi laki – laki telah lahir pukul 15.00 wib langsung

tidak langsung menangis.

11) Mengeluarkan lendir dalam mulut bayi dengan bola karet.

Ev : Bayi langsung menangis.

12) Melakukan penilaian selintas dan mengeringkan bayi serta

rangsang taktil.

Ev : Setelah dilakukan rangsang taktil bayi menagis kuat,

warna kulit kemerahan, dan tonus otot baik.

13) Mengganti kain yang basah dengan kain yang kering pada

bayi.

Ev : Bayi telah terbungkus dengan kain kering.

d. Kala III Jam : 15.10 wib

S : Ibu merasa kelelahan dan senang akan kelahiran bayinya.

O : Meraba fundus : Tidak ada janin kedua.

Plasenta : Belum lahir.

TFU : Sepusat.

Kandung kemih : Kosong.

Kontraksi uterus : Baik dan keras.

Perdarahan : ± 30 cc

34
Vulva/vagina : Tampak tali pusat

A:

1) Diagnosa

P1A0 kala III dengan kondisi ibu ketuban pecah dini.

2) Masalah

Ketuban pecah pukul 02.00 wib.

3) Kebutuhan

Manajemen aktif kala III

4) Masalah potensial

Terjadi infeksi pada ibu dan janin serta fetal distress dan

asfiksia pada bayi.

5) Tindakan segera

Pemberian antibiotik

P:

1) Memeriksa kembali fundus tidak ada janin kedua.

Ev : Tidak ada janin kedua.

2) Memberitahu ibu akan disuntikan oksitosin10 IU IM di

sepertiga paha atas bagian distal / lateral di sebelah kanan

agar kontraksi uterus baik.

Ev : Ibu bersedia dan oksitosin telah diberikan.

3) Melakukan penjepitan tali pusat setelah ± 1 – 2 menit dengan

jarak 3 cm dari pusat bayi dan mendorong isi tali pusat

35
kearah distal kemudian menjepit kembali dengan jarak 2 cm

dari klem pertama.

Ev : Tali pusat telah dijepit.

4) Dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah dijepit

(lindungi perut bayi dengan tangan) dan lakukan pemotongan

tali pusat diantara 2 klem tersebut kemudian mengikat tali

pusat dengan benang DTT/ Steril.

Ev : Tali pusat telah dipotong dan diikat.

5) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm

dari vulva.

Ev : Klem telah dipindahkan.

6) Melihat tanda – tanda pelepasan plasenta.

Ev : Terdapat tanda – tanda pelepasan plasenta.

7) Meletakkan tangan kiri difundus ibu dan tangan kanan

menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang

lain mendorong uterus kearah belakang (dorso kranial) secara

hati – hati. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan

plasenta dengan kedua tangan, pegang dan putar plasenta

hingga selaput ketuban terpilin. Kemudian lahirkan dan

tempatkan pada kantong plastik atau tempat khusus.

Ev : Plasenta lahir dalam 10 menit dan dimasukan kedalam

kantong plastik / tempat khusus.

36
8) Melakukan masase uterus selama 15 detik dan memeriksa

kelengkapan plasenta.

Ev : Kontraksi uterus baik dan plasenta lahir lengkap.

e. Kala IV Jam : 15. 20 wib

S : Ibu merasa lelah setelah proses persalinan

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 100/80 mmHg

Nadi : 79 kali/menit

Respirasi : 20 kali/menit

Suhu : 360C

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi uterus : Baik, keras

Kandung kemih : Tidak penuh

Perdarahan : ± 200 cc

Perineum : Laserasi episiotomi derajat II

37
A:

1) Diagnosa

P1A0 postpartum spontan kala IV dengan kondisi ibu

ketuban pecah dini.

2) Masalah

Laserasi episiotom, prevatif infeksi

3) Kebutuhan

Teknik penjahitan perineum

4) Masalah potensial

Perdarahan aktif, infeksi

5) Tindakan segera

Penjahitan dengan anastesi

P:

1) Melakukan teknik penjahitan secara jelujur dan putus – putus

dengan lidokain 2 % dilarutkan dengan aquabidest 1 : 1.

Ev : Bagian laserasi telah dijahit.

2) Membersihkan ibu dengan air DTT dan membantu ibu untuk

memakai pakaian yang bersih dan kering.

Ev : Ibu sudah bersih dan segar

3) Melakukan dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan

klorin 0,5 %.

Ev : Tempat bersalin telah bersih.

38
4) Melakukan dekontaminasi alat – alat partus kedalam larutan

klorin 0,5 % dan merendam selama 10 menit.

Ev : Alat – alat partus telah direndam dalam larutan klorin.

5) Setelah 10 menit, mencuci alat dan sterilkan alat.

Ev : Alat sudah dicuci dan steril.

6) Melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam.

Ev : Terlampir dalam partograf.

7) Melengkapi partograf dan pendokumentasian.

Ev : Partograf dan dokumentasi telah lengkap.

8) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya

sesering mungkin.

Ev : Ibu melakukannya dengan benar.

9) Melakukan asuhan pada bayi baru lahir.

Ev : Asuhan pada bayi baru lahir telah diberikan.

10) Memberikan ibu obat pasca persalinan: amoxilin 3x1, tablet

Fe 1x1, 2 kapsul vitamin A warna merah setelah melahirkan

Ev : Obat sudah diminum oleh ibu.

39
2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

a. 6 Jam Post Partum

No. RM :

Tanggal Pengkajian : 14 November 2012

Jam : 21.00 win

Tempat : PUSKESMAS IBRAHIM AJI

Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Ibu masih merasa lemas setelah melahirkan dan masih

merasakan mules.

2) Riwayat Kehamilan dan Persalinan Terakhir

a) Masa kehamilan : 36 Minggu

b) Tempat Persalinan : PKM IBRAHIM AJI

c) Penolong Persalinan : Bidan

d) Jenis Persalinan : Spontan

e) Komplikasi : Tidak ada

f) Plasenta : Lahir spontan dan lengkap

D : ± 20 cm, T : ± 2 cm

g) Tali pusat : Panjang ± 40 cm, Insersi sentralis

h) Perineum :Ada laserasi

40
i) Perdarahan

(1) Kala I : ± 5 cc

(2) Kala II : ± 5 cc

(3) Kala III : ± 30 cc

(4) Kala IV : ± 200 cc

j) Tindakan Lain : Tidak ada

k) Lama Persalinan

(1) Kala I : 8 jam 30 menit

(2) Kala II : 30 menit

(3) Kala III : 10 menit

(4) Kala IV : 2 jam.

3) Keadaan Bayi Baru Lahir

a) Lahir tanggal/jam : 14 November 2012 / 15.00 wib

b) BB/PB Lahir : 2700 gram / 45 cm

c) Nilai APGAR : Menangis kuat, warna kemerahan,

tonus otot baik

d) Cacat Bawaan : Tidak ada

e) Rawat Gabung : Ya

4) Riwayat Post Partum

a) Ambulasi

Ibu sudah bisa miring kiri/kanan, duduk, berjalan sekitar

ruangan.

41
b) Pola makan dan minum

Ibu sudah bisa makan dan minum tanpa keluhan.

c) Pola tidur

Ibu sudah bisa tidur tanpa keluhan

d) Pola eliminasi

Ibu belum BAB dan sudah BAK tanpa keluhan.

e) Menyusui :

Ibu sudah memberikan ASI.

Data Objektif

1) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Compos mentis

c) Status emosional : Stabil

d) Tanda – tanda vital

(1) Tekanan darah : 110/80 mmHg

(2) Nadi : 85 kali/menit

(3) Pernapasan : 20 kali/menit

(4) Suhu tubuh : 36,50 C

e) Kepala dan Leher

(1) Edema wajah : Tidak ada

(2) Mata : Sclera putih

Conjugtiva merah muda

42
(3) Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis

dan caries

(4) Leher

(a) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan

(b) KGB : Tidak ada pembesaran

(c) Vena jugularis : Tidak ada peningkatan

f) Jantung : S1 Lub, S2 Dub, Reguler

g) Paru – paru : Vesikuler, Reguler

h) Payudara

(1) Bentuk : Simetris

(2) Benjolan : Tidak ada

(3) Putting susu : Kanan menonjol

Kiri menonjol

(4) Colostrums : Ada

i) Abdomen

(1) Bekas luka : Tidak ada

(2) TFU : 2 jari dibawah pusat

(3) Kontraksi : Baik, keras

(4) Kandung kemih : Tidak penuh

j) Ekstremitas

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Edema : Tidak ada

(3) Kuku kaki : Bersih, tidak pucat

43
(4) Varises : Tidak ada

(5) Reflek patella : Kanan positif, kiri positif

k) Genetalia luar

(1) Varices : Tidak ada

(2) Edema : Tidak ada

(3) Perineum : Luka jahitan masih basah

(4) Pengeluaran lochea : Lochea rubra

l) Anus : Tidak ada haemorroid

2) Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

Analisa Data

1) Diagnosa

P1A0 post partum 6 jam dengan kondisi ibu ketuban pecah

dini

2) Masalah

Ketuban pecah pukul 02.00 wib

3) Kebutuhan

Mobilisasi, Nutrisi dan Hidrasi, Istirahat, Konseling

4) Masalah Potensial

Terjadi infeksi npada ibu dan janin serta fetal distress dan

asfiksia pada bayi.

5) Tindakan Segera

Pemberian antibiotik

44
Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu

baik.

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya dalam keadaan

baik.

2) Memberikan konseling pada ibu tentang cara menyusui yang

baik yakni perut ibu dan bayi bertemu lalu putting susu beserta

areola mammae ibu masuk kedalam mulut bayi.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.

3) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang

bergizi.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.

4) Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan dirinya terutama

bagian kemaluan.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.

5) Memberitahu ibu untuk membersihkan payudaranya sebelum

memberikan ASI kepada bayinya.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

6) Memberitahu ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dan oleskan

pada bagian putting susu sebelum memberikan ASI kepada

bayinya.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.

45
7) Memberitahu ibu tentang tanda bahaya selama masa nifas,

yakni perdarahan banyak, bau yang menyengat dari kemaluan,

darah berwarna hitam, bengkak diwajah, pusing berat,

penglihatan kabur, tidak merasa mules, dll. Bila terdapat salah

satu tanda tersebut segera datang ke rumah sakit.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanankannya.

8) Menjadwalkan kunjungan ulang masa nifas 5 hari pada tanggal

19 November 2012.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.

46
b. 5 Hari Post Partum

No. RM :

Tanggal Pengkajian : 19 November 2012

Jam : 11.00 WIB

Tempat : PUSKESMAS IBRAHIM AJI

Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Ibu mengatakan ingin kontrol ulang masa nifas dan tidak ada

keluhan.

2) Riwayat Post Partum

a) Ambulasi

Ibu sudah bisa beraktivitas dan mengurus bayinya.

b) Pola makan dan minum

Ibu sudah makan dan minum seperti biasanya.

c) Pola tidur

Tidur malam ± 4 jam

d) Pola eliminasi :

BAB 1 x sehari dan BAK 5 – 6 x sehari

e) Menyusui

Ibu memberikan ASI pada bayinya 2 jam sekali.

47
Data Objektif

1) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Compos mentis

c) Status emosional : Stabil

d) Tanda – tanda vital

(1) Tekanan darah : 120/80 mmHg

(2) Nadi : 80 kali/menit

(3) Pernapasan : 21 kali/menit

(4) Suhu tubuh : 36,60 C

e) Kepala dan Leher

(1) Edema wajah : Tidak ada

(2) Mata : Sclera putih

Conjugtiva merah muda

(3) Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada stomatitis

dan caries

(4) Leher

(a) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan

(b) KGB : Tidak ada pembesaran

(c) Vena jugularis : Tidak ada peningkatan

f) Dada

(1) Jantung : S1 Lub, S2 Dub, Reguler

(2) Paru – paru : Vesikuler, Reguler

48
g) Payudara

(1) Bentuk : Simetris

(2) Benjolan : Tidak ada

(3) Putting susu : Kanan menonjol

Kiri menonjol

(4) Pengeluaran sekret : Adanya air susu

(5) Retraksi/dimpling : Tidak ada

(6) Nyeri tekan : Tidak ada

(7) Benjolan : Tidak ada

h) Abdomen

(1) Bekas luka : Tidak ada

(2) TFU : Pertengahan simfisis pusat

(3) Massa : Tidak ada

(4) Kontraksi : Baik

(5) Kandung kemih : Tidak penuh

(6) Diastase Rekti : Tidak ada

i) Ekstremitas

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Edema : Tidak ada

(3) Kuku kaki : Bersih, tidak pucat

(4) Varises : Tidak ada

(5) Homman sign : Negatif

(6) Reflek patella : Kanan positif, kiri positif

49
j) Genetalia luar

(1) Varices : Tidak ada

(2) Edema : Tidak ada

(3) Perineum : Luka jahitan belum kering

(4) Pengeluaran lochea : Lochea sanguinolenta

k) Anus : Tidak ada haemorroid

2) Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

Analisa Data

1) Diagnosa

P1A0 post partum 6 hari dalam keadaan umum ibu baik

2) Masalah

Tidak ada

3) Kebutuhan

Vulva hygiene, istirahat, nutrisi dan hidrasi.

4) Masalah Potensial

Tidak ada

5) Tindakan Segera

Tidak ada

50
Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu

baik

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya dalam keadaan

baik.

2) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup agar

penyembuhan luka dapat berlangsung dengan cepat dan

menjaga kebersihan bagian kemaluannya serta bila hendak

cebok arahkan dari depan ke belakang dan tidak menggunakan

air panas dan menggunakan sabun antiseptik.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.

3) Mengingatkan kembali ibu untuk selalu memberi ASI pada

bayi tanpa makanan pendamping asi dan tanpa dibatasi waktu

selama enam bulan.

Ev : Ibu mengatakan akan selalu memberi ASI.

4) Mengingatkan kembali ibu tentang tanda-tanda bahaya pada

masa nifas, dan mengunjungi bidan atau tenaga kesehatan jika

terjadi hal tersebut.

Ev : Ibu paham dan ibu akan datang ke bidan atau pelayanan

kesehatan terdekat apabila terjadi hal tersebut.

5) Memberitahu ibu bahwa akan melakukan kunjungan rumah

untuk melakukan pemeriksaan masa nifas kembali pada dua

51
minggu pasca persalinan dan menanyakan apakah ibu

mempunyai waktu dan bersedia.

Ev : Ibu mengatakan sangat senang dan bersedia untuk

dikunjungi.

6) Menanyakan pada ibu apakah ada yang kurang dimengerti dan

ingin ditanyakan, jika ada maka menjelaskan kembali sampai

ibu benar-benar mengerti.

Ev : Ibu sudah mengerti dan tidak ada yang ditanyakan lagi.

7) Menjadwalkan kunjungan ulang masa nifas 2 minggu pada

tanggal 28 November 2012.

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya.

52
3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

a. 2 Jam Bayi Baru Lahir

No. RM :

Tanggal Pengkajian : 14 November 2012

Jam : 17.00 wib

Tempat : PUSKESMAS IBRAHIM AJI

S : Bayi laki –laki lahir spontan tidak lansung menangis pukul

15.00 wib.

O : BB : 2700 gram

PB : 45 cm

A : Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 2 jam

dalam keadaan umum bayi baik.

P:

1) Memberikan vitamin K 1 jam setelah persalinan.

Ev : Vitamin K telah diberikan pada bayi di paha sebelah kiri.

2) Memberikan imunisasi Hb 0 2 jam setelah persalinan

Ev : Imunisasi Hb 0 telah diberikan pada bayi di paha sebelah

kanan.

53
b. 6 Jam Bayi Baru Lahir

No. RM :

Tanggal Pengkajian : 14 November 2012

Jam : 21.00 wib

Tempat : PUSKESMAS IBRAHIM AJI

Data Subjektif

Nama Bayi : By. “D”

Tanggal lahir : 14 November 2012

Jam lahir : 15. 00 wib

Jenis kelamin : Laki – laki

1) Riwayat Ibu

a) Faktor Lingkungan

(1) Suhu Udara : Panas

(2) Pencahayaan : Terang

(3) Tempat tinggal : Perkotaan

dekat jalan raya

b) Faktor Genetik

(1) Postur tubuh : Normal

(2) Kelainan Kromosom : Tidak ada

(3) Riwayat kembar : Tidak ada

(4) Kelainan Kardiovaskuler : Tidak ada

54
(5) Penyakit Paru – paru : Tidak ada

(6) Penyakit ginjal kronis : Tidak ada

(7) Defisiensi Hormon Pertumbuhan : Tidak ada

(8) Malnutrisi : Tidak ada

c) Faktor Sosial

(1) Penerimaan ibu dan keluarga

Ibu dan keluarga senang akan kelahiran bayi tersebut

(2) Penerimaan masyarakat terhadap bayi

Masyarakat menerima baik akan kehadiran bayi

d) Faktor Ibu dan Perinatal

(1) Riwayat Kehamilan

(a) Usia kehamilan : 36 Minggu

(b) Pemeriksaan kehamilan : 9 kali kunjungan

(c) Komplikasi : Tidak ada

(2) Riwayat Persalinan

(a) Jenis persalinan : Spontan

(b) Penolong persalinan : Bidan

(c) Tempat bersalin : PKM IBRAHIM AJI

(d) Tanggal persalinan : 14 November 2012

(e) Jam persalinan : 15. 00 wib

(3) Status Gizi : Baik

(4) Kondisi Psikologis : Baik

55
e) Faktor neonatal

(1) APGAR skor

Menangis kuat, warna kemerahan, tonus otot baik

(2) Asfiksia : Tidak ada

(3) Kelainan congenital : Tidak ada

(4) Trauma persalinan : Tidak ada

(5) Kebutuhan nutrisi

Baik, sudah mendapatkan ASI

(6) Kebutuhan Eliminasi

Baik, sudah mengeluarkan mekonium dan BAK

Data Objektif

1) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : Baik

b) Tonus otot : Baik

c) Warna kulit : Kemerahan

d) Tangis bayi : Kuat

e) Suhu : 36, 80C

f) BB/PB : 2700 gram/ 45 cm

g) Kepala

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Rambut : Hitam, bersih, tebal, lurus, merata

(3) Ubun – ubun : Datar

56
(4) Sutura : Tidak ada molase

(5) Lingkar kepala : 33 cm

h) Telinga

(1) Hubungan mata dengan telinga : Simetris

i) Mata

(1) Bentuk/kesimetrisan : Simetris

(2) Sclera : Putih

(3) Conjugtiva : Merah muda

(4) Tanda – tanda infeksi : Tidak ada

(5) Reflek labirin : Positif

j) Hidung

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Kebersihan : Bersih

(3) Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

k) Mulut

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Bibir : Tidak ada celah

(3) Palatum : Tidak ada celah

(4) Reflek rooting : Positif

(5) Reflek sucking : Positif

(6) Reflek swallowing : Positif

57
l) Leher

(1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan

(2) KGB : Tidak ada pembesaran

(3) Reflek tonic neck : Positif

m) Dada

(1) Bentuk : Normal

(2) Kesimetrisan : Simetris

(3) Kebersihan payudara : Bersih

(4) Frekuensi bunyi nafas : 56 kali/menit,regular

(5) Frekuensi bunyi jantung : 146 kali/menit,

regular

(6) Lingkar dada : 32 cm

n) Bahu, Lengan dan Tangan

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Gerakan : Aktif

(3) Jumlah jari : Kanan 5, kiri 5

(4) Reflek grasping : Positif

(5) Reflek moro : Positif

o) Abdomen

(1) Bentuk : Normal

(2) Penonjolan sekitar tali pusat : Tidak ada

(3) Perdarahan tali pusat : Tidak ada

(4) Benjolan : Tidak ada

58
p) Genetalia Laki – laki

(1) Skrotum : Testis berada dalam skrotum

(2) Meatus urinarius : Berlubang

(3) Kelainan : Tidak ada

q) Kaki

(1) Bentuk : Simetris

(2) Gerakan : Aktif

(3) Jumlah jari : Kanan 5, Kiri 5

(4) Reflek babinski : Positif

(5) Reflek walking : Positif

r) Punggung dan Anus

(1) Pembengkakan / cekungan : Tidak ada

(2) Reflek gallant : Positif

s) Kulit

(1) Verniks : Ada

(2) Warna kulit dan bibir : Kemerahan

(3) Pembengkakan/bercak hitam : Tidak ada

(4) Tanda lahir : Tidak ada

(5) Lanugo : Ada

2) Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada

59
Analisa Data

1) Diagnosa

Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6

jam dalam keadaan umum bayi baik

2) Masalah

Tidak ada

3) Kebutuhan

ASI Eksklusif, jaga kehangatan bayi, perawatan tali pusat

4) Masalah potensial

Tidak ada

5) Tindakan segera

Tidak ada

Penatalaksanaan

3) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi bahwa keadaan

umum bayi baik

Ev : Ibu mengetahui keadaan bayinya baik

4) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin

minimal 2 jam sekali dan memberikan ASI eksklusif sampai

usia 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

60
5) Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi dan

selalu gunakan penutup kepala pada bayi

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

6) Memberitahu ibu untuk melakukan perawatan tali pusat

dengan dibesihkan dengan sabun dan air bersih saat mandi

kemudian dikeringkan dan tidak dibubuhi apapun

Ev : Ibu mengerti dan akan melakukannya

7) Memberitahu ibu untuk menjemur bayi dari jam 08.00 – 08.30

wib dibawah matahari tanpa menggunakan baju dan kain agar

bayi tidak kuning

Ev : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

8) Memberitahu ibu tentang tanda – tanda bahaya seperti

kesulitan untuk menerima ASI, sulit bernafas, warna kulit

kuning, suhu terlalu panas dan dingin, terdapat pembengkakan

pada mata, perdarahan pada tali pusat, dll. Bila terdapat salah

satu tanda segera bawa kerumah sakit

Ev : ibu mengerti dan akan melaksanakannya

9) Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, yaitu

a) Ibu dalam posisi yang nyaman

b) Kepala bayi berada di lipatan siku

c) Perut ibu dan perut bayi menempel membentuk garis tegak

lurus

d) Dagu bayi menempel di payudara ibu

61
e) Mulut bayi terbuka lebar sampai sebagian besar areola

masuk ke mulut bayi

f) Saat bayi menghisap tidak terdengar suara decak

g) Bayi tampak tenang

Ev : Ibu mengerti dan dapat melakukannya dengan baik

10) Menjaga personal hygiene bayi

Ev : Mengganti popok saat bayi BAK/BAB

11) Menanyakan kembali kepada ibu apakah ada yang kurang

dimengerti atau ingin ditanyakan

Ev : Ibu mengatakan sudah jelas dan tidak ada yang ingin

ditanyakan

62
c. 5 Hari Bayi Baru Lahir

No. RM :

Tanggal Pengkajian : 19 November 2012

Jam : 11.00 wib

Tempat : PUSKESMAS IBRAHIM AJI

Data Subjektif

Tali pusat bayi sudah mengering dan sudah lepas.

Data Objektif

1) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : Baik

b) Tonus otot : Baik

c) Warna kulit : Kemerahan

d) Tangis bayi : Kuat

e) Suhu : 36, 50C

f) BB/PB : 2900 gram/ 45 cm

g) Kepala

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Rambut : Hitam, bersih, tebal, lurus, merata

(3) Ubun – ubun : Datar

(4) Sutura : Tidak ada molase

(5) Lingkar kepala : 33 cm

63
h) Telinga

(1) Hubungan mata dengan telinga : Simetris

i) Mata

(1) Bentuk/kesimetrisan : Simetris

(2) Sclera : Putih

(3) Conjugtiva : Merah muda

(4) Tanda – tanda infeksi : Tidak ada

(5) Reflek labirin : Positif

j) Hidung

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Kebersihan : Bersih

(3) Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

k) Mulut

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Bibir : Tidak ada celah

(3) Palatum : Tidak ada celah

(4) Reflek rooting : Positif

(5) Reflek sucking : Positif

(6) Reflek swallowing : Positif

l) Leher

(1) Kel. Tiroid : Tidak ada pembengkakan

(2) KGB : Tidak ada pembesaran

(3) Reflek tonic neck : Positif

64
m) Dada

(1) Bentuk : Normal

(2) Kesimetrisan : Simetris

(3) Kebersihan payudara : Bersih

(4) Frekuensi bunyi nafas : 60 kali/menit,

regular

(5) Frekuensi bunyi jantung : 153

kali/menit, regular

(6) Lingkar dada : 32 cm

n) Bahu, Lengan dan Tangan

(1) Kesimetrisan : Simetris

(2) Gerakan : Aktif

(3) Jumlah jari : Kanan 5, kiri 5

(4) Reflek grasping : Positif

(5) Reflek moro : Positif

o) Abdomen

(1) Bentuk : Normal

(2) Penonjolan sekitar tali pusat : Tidak ada

(3) Perdarahan tali pusat : Tidak ada

(4) Benjolan : Tidak ada

p) Genetalia Laki – laki

(1) Skrotum : Testis berada dalam skrotum

(2) Meatus urinarius : Berlubang

65
(3) Kelainan : Tidak ada

q) Kaki

(1) Bentuk : Simetris

(2) Gerakan : Aktif

(3) Jumlah jari : Kanan 5, Kiri 5

(4) Reflek babinski : Positif

(5) Reflek walking : Positif

r) Punggung dan Anus

(1) Pembengkakan / cekungan : Tidak ada

(2) Reflek gallant : Positif

s) Kulit

(1) Verniks : Tidak ada

(2) Warna kulit dan bibir : Kemerahan

(3) Pembengkakan/bercak hitam : Tidak ada

(4) Tanda lahir : Tidak ada

(5) Lanugo : Tidak ada

2) Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

66
Analisa Data

1) Diagnosa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 5 hari.

2) Masalah

Tidak ada

3) Kebutuhan

ASI, personal hygiene, dan kehangatan

4) Masalah potensial

Tidak ada

5) Tindakan segera

Tidak ada

Penatalaksanaan

1) Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik.

Ev : Ibu dan keluarga paham dengan penjelasan yang diberikan.

2) Menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya minimal 2 jam

sekali .

Ev : Ibu paham , dan ibu mau melakukannya.

3) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi.

Ev : Ibu paham apa yang di jelaskan bidan.

4) Menganjurkan kepada ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi

setelah bayi dimandikan. Jemur dibawah matahari pagi sekitar

67
jam 07.00-08.00 wib selama 10 menit, badan bayi telanjang dan

bagian mata ditutup.

Ev : Ibu mengatakan selalu menjemur bayinya setiap pagi.

5) Melakukan observasi bayi, dan mengkaji pemeriksaan bayi

Ev : Observasi dan pem. fisik telah dilakukan, bayi terlihat sehat

68
B. Pembahasan

1. Hasil

Dari hasil pengkajian kasus Ny. “D”, didapatkan :

a. Usia kehamilan Ny. “D” pada saat melahirkan adalah 36

Minggu.

b. Proses persalinan yang berlangsung adalah persalinan dengan

induksi persalinan.

c. Bayi Baru lahir sehat tanpa tindakan

d. Pemantauan selama homevisite menunjukan bahwa ibu dan bayi

baik-baik saja

2. Pembahasan

Dari hasil yang telah didapat ada beberapa hal yang sesuai dengan

teori, namun disamping itu terdapat juga ada beberapa masalah muncul

dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

a. Persalinan

Kala I, Ny. “D” datang pukul 06.00 wib mengeluh keluar

air – air dari selangkang sejak pukul 02.00 wib, sudah merasakan

mules – mules, sudah keluar darah bercampur lendir dan masih

merasakan gerakan janin. Data objektif diperoleh dari

pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan dalam, ditemukan vulva

vagina sudah membuka, portio tebal, pembukaan 2 cm, ketuban

sudah pecah, presentasi kepala, dan tidak ada moulase.

69
Berdasarkan teori, ketuban pecah normal pada fase aktif.

Berdasarkan pemeriksaan ketuban sudah pecah pada fase laten.

Sehingga penulis menenggakan diangnosa ketuban pecah dini.

Ketuban pecah dini (KPD) merupakan pecahnya ketuban sebelum

waktunya melahirkan atau sebelum in partu, pada pembukaan < 4

cm (Fase laten) yang dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun

jauh sebelum waktunya melahirkan (Nugroho, T, 2010).

Pada Ny. “D” tidak dilakukan tes lakmus untuk mengetahui

ibu terjangkit infeksi atau tidak. Hal ini tidak sesuai dengan teori.

Dalam pemeriksaan penunjang dilakukan tes lakmus, yaitu jika

kertas lakmus bewarna merah berubah menjadi biru gelap

menandakan pH 7 – 7,5 dan hasil tes positif infeksi (Sujiyatini,

2009).

Untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu dan asfiksia

pada bayi maka diberikantablet alinamin F 50 mg 1 x 15 menit

sebanyak 3 kali pada pukul 10.00 wib dan pemberian amoksilin 1

tablet. Setelah diberikan tablet tersebut terdapat peningkatan

kontraksi dan pembukaan.

Kala II, Tidak ada kesenjangan antara teori dan

penatalaksanaan di lapangan yaitu menggunakan Asuhan

Persalinan Normal (APN) 58 langkah. Pada pukul 14.30 wib Ny.

“ D” mengalami pembukaan lengkap, tampak tanda dan gejala

70
kala II, yaitu adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, dan

vulva membuka (Asuhan Persalinan Normal, 2008).

Untuk mendapatkan tanda objektif pada Ny. “D” dilakukan

pemeriksaan dalam dengan hasil, vulva/vagina tidak ada kelainan,

portio tidak teraba, pembukaan lengkap, presentasi kepala,

penurunan kepala 1/5, tidak ada penyusupan kepala janin.

Pengkaji mengajari kembali Ny.”D” untuk meneran yang baik

dan benar sehingga Ny. “D” tidak mengalami kesalahan dalam

meneran yaitu dengan cara kedua tangan Ny. “D” masuk kedalam

lipatan siku dan paha. Lalu mengambil nafas panjang, lalu

mengedan melalui perut, Ny. “D” dapat melakukannya dengan

baik. Bayi lahir pukul 15.00 WIB dengan jenis kelamin laki - laki,

dengan berat badan 2700 gram dan panjang 45 cm. keadaan bayi

normal dan tidak ada cacat.

Kala III, Dalam kasus Ny. “D” pada kala III tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan yang diberikan

yaitu manajemen aktif kala III, menyuntikan oksitosin 10 IU

sebelum satu menit (setelah memastikan tidak adanya bayi

kedua), melakukan peregangan tali pusat (melihat adanya tanda-

tanda pelepasan plasenta seperti uterus membundar, ada semburan

darah secara tiba-tiba dan tali pusat memanjang), setelah plasenta

lahir lengkap lalu melakukan manajemen aktif kala III yang

selanjutnya yaitu massase uterus selama 15 detik. Kala III

71
berlangsung selama 10 menit sesuai dengan pendapat Sarwono

(2006:) yang menyatakan bahwa plasenta lepas enam sampai 15

menit setelah bayi lahir.

Kala IV, Pada kala IV Ny. “D” terdapat laserasi pada

perineum. Pada kala IV pada Ny. “D” didapatkan, keadaan umum

baik, kesadaran compos mentis, TFU 2 jari dibawah pusat,

perdarahan ± 200 cc, TD 100/80 mmHg, nadi 79 x/m, respirasi 20

x/m, suhu 360C. Asuhan kala IV adalah asuhan yang dilakukan

setelah plasenta lahir sampai dua jam post partum. Dimana satu

jam dikaji setiap 15 menit sekali, dan satu jam kedua dilakukan 30

menit sekali. Pemantauan kala IV meliputi: pemantauan tekanan

darah, nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih,

perdarahan, dan pemantauan suhu badan. Berdasarkan data

objektif, Ny. “D” mengalami laserasi perineum derajat dua

sehingga dilakukan penjahitan secara jelujur dan putus – putus

dengan lidokain 2 %.

b. Nifas

1) 6 Jam Post Partum

Pada kunjungan 6 jam setelah persalinan bertujuan untuk

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,

pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi,

72
menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

(Saifudin, 2002).

Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”L”

P1A0 post partum normal 6 jam yang dilakukan di Puskesmas

Ibrahim Aji didapatkan hasil amnmesa Pada Ny.”D” tidak

ditemukan adanya pendarahan karena atonia uteri, hal ini

didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik pada abdomen yaitu

kontraksi uterus baik, teraba keras, globular, TFU 2 jari

dibawah pusat. (Varney, 2007). Ny.”D” masih merasa mules,

tidak mengalami perdarahan yang abnormal, ibu sudah dapat

berkemih secara lancar pada 6 jam setelah melahirkan,

mobilisasi dini terlaksana dengan baik, serta hubungan ibu dan

bayi baik. (Sarwono, 2006).

2) 5 Hari Post Partum

Ny. “D” datang ke Puskesmas Ibrahim Aji. Pengkaji

melakukan pemeriksaan pada ibu. Involusi uterus berjalan

normal. Pada hari ke 5 tinggi fundus uteri pertengahan sympisis

dan pusat, lochea sanguinolenta, tidak ada perdarahan yang

abnormal dan tidak ada tanda-tanda infeksi,Ibu dapat menyusui

bayinya dengan baik, pengeluaran ASI lancar dan banyak,

memastikan ibu beristirahat cukup, nutrisi yang baik, dan

memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar tanpa adanya

penyulit (Sarwono, 2006).

73
c. BBL

Pada pemeriksaan tanggal 14 November 2012,

didapatkan pukul 15.00 WIB lahir spontan, langsung

menangis, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan, dengan

jenis kelamin laki-laki, BB 2700 gram, PB 45 cm.

Dilakukan pemeriksaan pada pukul 08.00 WIB, dari hasil

pemeriksaan didapatkan, keadaan umum baik, kesadaran

compos mentis, LK 33 cm, LD 32 cm, dan tidak ada

kelainan, bayi sudah mengeluarkan mekonium.

Asuhan yang dilakukan pada bayi baru lahir yaitu

membersihkan jalan nafas, segera mengeringkan dan

menghangatkan, Tetes mata tetrasiklin 1% diberikan, pada

1 jam pertama Vit K telah diberikan dan pada 2 jam

berikutnya HBo diberikan.

1) 5 hari BBL

Pada asuhan tanggal Agustus 2012, BB 6 hari : 2900 gr

dan PB : 45 cm. Berdasarkan teori, BB bayi dalam seminggu

pertama akan kehilangan 5 % sampai 10 % berat badannya

selama beberapa hari pertama kehidupannya karena urine,

tinja, dan cairan diekskresi melalui paru – paru dan asupan

bayi sedikit. Bayi cukup bulan biasanya memperoleh berat

badanya seperti semula dalam waktu 10 hari (Bobak, 2005 :

457), tali pusat bayi sudah terlepas pada hari ke lima

74
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada

Ny. “D” di Puskesmas Ibrahim Aji, dengan ini dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Asuhan Persalinan pada Ny. “D” terdapat kesenjangan , yakni ketuban

pecah pada fase laten. Persalinan berjalan dengan induksi persalinan dan

asuhan yang diberikan sesuai dengan teori.

2. Asuhan nifas pada Ny. “D” berjalan normal dan tidak ada masalah.

3. Asuhan Bayi baru lahir pada Ny. “D” berjalan normal dan tidak ditemukan

masalah.

75
B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat mengaplikasikan antara teori dan praktek yang telah

di dapat di perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lahan praktek, juga

dapat mengkaji data subjektif dan objektif dengan baik dan dapat

menentukan diagnosa dengan tepat sehingga dapat memberikan asuhan

yang tepat pula sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan.

2. Bagi Institusi Pelayanan

Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya

meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan, juga

agar tetap mempertahankan asuhan yang sudah sesuai dan dapat

meningkatkan pemberian asuhan yang belum sesuai teori dan standar yang

telah ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga profesi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan pengajaran mengenai asuhan kebidanan dan

pendokumentasian kebidanan lebih ditingkatkan lagi, sehingga mahasiswa

dapat menerapkan di lahan praktek lebih optimal.

76
DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : DEPKES RI.

Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.


EGC.

Nugroho, Taufan. 2010. Kasus Emergency Kebidanan untuk Kebidanan dan


Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.

Sujiyatini. 2009. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta : Solusi


Distribusi.

Syaifuddin, AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol. 1 Edisi 4. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

77

Anda mungkin juga menyukai