“Sebagai kompleksitas pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk perawatan pasien yang baik terus berkembang
dan jumlah individu yang terlibat dalam pengelolaan pasien tunggal sesuai meningkat, fungsi tim yang efektif menjadi semakin
lebih penting. Dokter dan perawat adalah peserta yang paling aktif di tim ini. Di rumah sakit, bagaimanapun, adalah jelas bahwa
upaya mereka dalam perawatan pasien tidak selalu efisien atau harmonis; dan pengakuan dari fakta ini telah menyebabkan
kekhawatiran nasional.”Dengan demikian tulis Dr. Barbara Bates, seorang dokter, pada tahun 1966, hampir 50 tahun yang lalu,
dalam sebuah artikel berjudul‘Perawat-Dokter Teamwork’(Bates, 1966, hal. 69. ).
Dalam tahun-tahun berikutnya, perlunya pendidikan interprofessional (IPE) telah diidentifikasi sebagai prekursor yang
diperlukan untuk fungsi tim yang efektif dan perawatan yang berkualitas. Hal ini telah menjadi mudah terlihat bahwa perawat
dan dokter tidak dapat terus belajar dalam silo profesional dan kemudian diharapkan untuk belajar perilaku kolaboratif dan sikap
antara kelulusan dan hari-hari pertama mereka dalam praktek klinis. Organisasi seperti Institute of Medicine (IOM) yang
diterbitkan Mendidik untuk Tim Kesehatan (1972) dan Profesi Kesehatan Pendidikan: Sebuah Jembatan ke Quality (2003);
Organisasi Kesehatan Dunia canggih Sebuah Kerangka Aksi tentang Pendidikan Interprofessional dan Collaborative Practice
(2010). Nizations orga- baru telah ditetapkan, seperti Amerika Interprofessional Kesehatan Kolaborasi (Blue et al, 2010) dan
Interprofessional Pendidikan Collaborative (American Association of Colleges of Nursing, 2011) dengan set kompetensi inti
interprofessional. Siswa secara aktif terlibat melalui inisiatif seperti Institut Buka program Sekolah Healthcare Improvement dan
interprofes- kompetisi kasus sional yang dikelola mahasiswa seperti Clarion. Baru-baru ini Kesehatan Sumber Daya dan Jasa
Administrasi mendirikan Pusat Koordinasi Pendidikan Interprofessional dan Kolaborasi Praktek di