Sumber : baliinformation.com
Sumber : arsitag.com
Konsepsi perancangan arsitekturnya didasarkan pada tata nilai ruang
yang dibentuk oleh 3(tiga) sumbu, yaitu ; 1) sumbu kosmos, bhur, bhwah,
swah (hidrosfir, litosfir, atmosfir); 2) sumbu ritual, kangin-kauh terbit dan
terbenamnya matahari); 3) sumbu natural, kaja-kelod (gunung-laut).
Masing-masing dengan daerah tengah yang bernilai madia.Dengan adanya
pegunungan di tengah, maka untuk Bali Selatan, kaja adalah ke arah
gunung di utara, kelod ke arah laut di selatan. Untuk Bali Utara, kaja
adalah kea rah gunung di selatan, kelod kea rah ;laut di utara. Kedua
sumbu lainnya berlaku sama. Demikian, letak dan keadaan alam Bali
memperngaruhi perwujudan arsitektur lingkungan binanya.
Sumber : pesonatravel.com
Pada kondisi lain di Bali, pola permukiman ada yang berpola
Pempatan Agung yang disebut pula Nyatur Desa atau Nyatur Muka. Dua
jalan utama yang menyilang Desa, Timur – Barat dan Utara – Selatan,
membentuk silang perempatan sebagai pusat desa (cross road). Balai
Banjar sebagai pusat pelayanan sub lingkungan meneliti kearah sisi desa
dengan jalan-jalan sub lingkungan sebagai cabang-cabang jalan utama.
Beberapa desa ada yang berpola khusus, plaza di tengah (Desa
Tenganan-Karangasem), plaza dengan jalan lingkar sisi (Desa Julah-
Singaraja), plaza dengan lorong-lorong dari plaza ke-arah tepi (Desa
Bugbug- Karangasem) dan beberapa desa lainnya. Potensi dan kondisi
alam lingkungan lokasi desa banyak mempengaruhi pola-pola
perkampungan/desa di Bali.
RESEARCH PAPER
Disusun oleh :
Nama
NIM
Kelas
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020