Anda di halaman 1dari 18

KARYA ILMIAH MAHASISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MOLASSES PADA PAKAN TERNAK


RUMINANSIA

Disusun Oleh:

Vivi Aprilia Tri Amanda 195050101111024

Mohamad Rifqi Sabilul Haq 195050101111030

Deckris Sary Endang N 195050101111048

Ambar Setio Wati 195050101111086

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan penelitian................................................................................................2
1.4 Keutamaan Penelitian.........................................................................................1
1.5 Target dan Kontribusi .......................................................................................2
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................................2
1.7 Luaran yang diharapkan.....................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 Molase................................................................................................................4
2.2 kandungan molase..............................................................................................4
2.3 Sistem Pencernaan Ruminansia.........................................................................4
2.4 Pakan Ruminansia..............................................................................................5
BAB III. METODE PENELITIAN......................................................................5
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian.......................................................6
3.2 Materi Penelitian................................................................................................6
3.2.1. ternak percobaan......................................................................................6
3.3 Ternak percobaan...............................................................................................6
3.4 Analisis Data......................................................................................................6
3.5 Kerangka Prnelitian............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................11

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Molase....................................................................................4

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Biodata Ketua ,Anggota................................................................11

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang menempati peringkat 10 besar sebagai


negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia. Berdasarkan data survei
penduduk menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2030
diproyeksikan mencapai 345 juta jiwa (Watson, 2012). Hal ini berdampak pada
keadaan sumber pangan yang ada. Kebutuhan pangan yang selalu menjadi hal
konsentris dalam suatu negara akan menjadi urgent jika pemerintah kurang
proaktif dengan perlakuan sumber pangannya.

Berdasarkan data yang diperoleh, Pada 2030, PDB diharapkan menjadi


USD 7.600 dan konsumsi daging menjadi 45 kg/kapita rata-rata dunia. Sedangkan
2025 diprediksi jumlah penduduk Indonesia mencapai 271,3 juta dengan
pertumbuhan satu persen pertahun (Hakim, 2018). Namun, disayangkan produksi
daging sapi Indonesia hanya 350 ribu ton setiap tahunnya dan sangat tidak
mencukupi.

Pakan ternak menjadi salah satu faktor penting yang harus diketahui oleh
para peternak. Karena dalam menghasilkan suatu produk daging berkualitas, harus
memperhatikan darimana sumber yang dimakan oleh hewan ternak sendiri.
Kandungan pakan juga harus sesuai dengan iklim lingkungan sekitar ternak.
Sehingga hewan ternak dapat berkembang dengan baik sesuai yang diharapkan.
Pengaruh pakan tersebut membuktikan produksi pakan yang tinggi bias tercapai
dengan pemberian pakan ternak yang memenuhi perawatan kualitas dan
kualitasnya. Kebutuhan ternak ruminansia akan pakan dapat dipenuhi dari pakan
hijauan (rumput atau leguminosa) sebagai pakan utama dan konsentrat sebagai
pakan penguat. Kedua pakan ini belum menjamin terpenuhnya unsur-unsur
mineral, vitamin dan asam amino padak ternak. Untuk memenuhi unsur tersebut
maka dapat diberikan penambahan molasses pafda pakan ternak ruminansia

Molase merupakan produk sampingan dari industri pengolahan gula tebu atau


gula bit yang masih mengandung gula dan asam-asam organik. Molase yang hasil
dari industri gula tebu di Indonesia dikenal dengan nama tetes
tebu. Kandungan sukrosa dalam molase cukup tinggi, berkisar 48-55% sehingga
dapat digunakan sebagai sumber yang baik untuk pembuatan etanol. Molase
berbentuk cairan kental berwarna cokelat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku etanol, alkohol, pembentuk asam sitrat, MSG, dan gasohol.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah:
1. Berapa takaran penambahan molase pada pakan ternak ?
2. Bagaimana dampak positif penyususn molase pada pakan ternak
ruminansia ?
3. Bagaimana dampak negative penyususnan molase pada ternak ruinansia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk menciptakan bahan pakan untuk
memenuhi kebutuhan pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi untuk ternak
ruminansia dengan cara alternative yakni menambahkan molase pada bahan pakan
yang digunakan dan penambahan urea molase block (UMB) bagi hewan ternak
ruminansia yang ekonomis dan terjangkau bagi kalangan peternak awal. Dan dari
segi kandungan bahan pakan fermentasi dengan penambahan molase lebih tinggi
dengan kelebihan biaya yang ekonomis dikalangan peternak.

1.4. Keutamaan Penelitian


Dengan munculnya penelitian tentang penambahan molase pada pakan
hewan ruminansia, dapat menjadi sebuah dorongan kepada pihak peternak untuk
meningkatkan produksi hasil dari ternak. Menggunakan molase sebagai pakan
tambah pada ternak dan meningkatakan tingkat kecernaan pada bahan pakan yang
digunakan,untuk menjadikan pakan kaya akan nutrisi dan akan berdampak ke
hewan ternak menjadi pedaging yang unggul.

1.5. Target dan Kontribusi


1. Target
Target utama adalah peternak sapi, karena kurangnya kebutuhan
umum pada ternak, dan harga pakan fermentasi yang kian melonjak
membuat khawatir para peternak sapi, dengan membuat pakan tambahan
berbasis fermentasi yang mudah dibuat,berkhasiat menggemukan ternak
dengan nilai ekonomis yang rendah.

2
2. Kontribusi
Kontibusi yang dilakukan untuk peternak semua kalangan dapat
menggunakan bahan tambahan tetes tebu untuk bahan pakan tambahan
fermentasi dengan modal yang ekonomis dan tinggi nutrisi.
1.6. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa

Menjadikan media penerapan dan pengembangan pengetahuan di bidang


peternakan dalam mengolah dan mengoptimalkan sumber daya yang sering
dilalaikan yaitupenggunaan tetes tebu sebagai bahan pakan tambahan , sehingga
didapatkan suatu inovasi dengan hasil yang optimal. Selain itu, sebagai bentuk
pengabdian insan akademis dalam pembelajaran pemberdayaan masyarakat
sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan wawasan mengenai adanya terobosan atau


pengetahuan baru dibidang peternakan yang terbarukan berupa penggunaan
molasess atau molase pada pakan hewan ternak ruminansia.

4. Bagi Pemerintah

Sebagai salah satu solusi inovatif bagi pemerintah dalam memanfaatkan tetes
tebu agar sering digunakan dalam campuran bahan pakan maupun dalam
pembuatan pakan ternak yang diferementasi, agar dapat meningkatkan kualitas
daging pada hewan ruminansia untuk memebantu meningkatakan kualitas danging
yang ada di Indonesia.

1.7. Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari karya ini adalah dapat menghasilkan suatu
inovasi kreatif baru di bidang pakan tambahan yang berbasis fermentasi pakan
ternak khususnya dalam perkembangan hewan ternak. Untuk menunjang
kebutuhan pasar pangan yang ada di dalam negri. Dengan memeanfaatkan tetes
tebu sebagai campuran pada pakan hewan ternak ruminansia. Juga dapat
memberikan harga yang ekonomis bagi peternak.

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Molase

Molasses dapat digunakan sebagai pakan ternak secara langsung


dicampurkan pada pakan konsentrat ataupun melalui proses pengolahan
fermentasi pada pembuatan konsentrat sebagai bahan campuran, activator
dalam pembuatan sillase. Molasses merupakan bahan pakan yang
mengandung karbohidrat tinggi. Selain itu, terkandung vitamin B
kompleks dan vitamin – vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini sangat
penting bagi ternak ruminansia muda yang belum bias mensintesis sendiri
vitamin dalam rumen. Molasses juga mengandung beberapa mineral yang
esensial untuk menjaga kesehatan ternak seperti kobalt, boron ,iodium,
copper, mangan, dan seng. Keuntungan tetes untuk pakan ternak adalah
kadar karbohidratnya tinggi 48 – 60% sebagai gula, kadar mineral

2.2 Kandungan molase

standar kandungan mutu sebagai molase yang baik sebagai berikut

1. Total Sugar As Invert (TSAI) : 57,85 s/d 62,80%


2. Brix pol (%) : 80,75 s/d 87,20 %
3. Berat Jenis (BJ) : 1,4275
4. Kadar Lignin : 0 %
5. Wangi dan tekstur : khas molasses,kental dan manis

2.3 Sistem Pencernaan Ruminansia

Ruminansia mempunyai lambung ganda, ada sebanyak empat


bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Rumen dan
retikulum memegang peranan penting dalam saluran pencernaan
ruminansia. Proses fermentasi pakan terjadi di dalam rumen dan siklus
utama motilitas rumen selalu dimulai dengan kontraksi retikulum (Braun
dan Jacquat, 2011).

Pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang


dialami bahan makanan di dalam saluran pencernaan ternak ruminansia.
Proses pencernaan makananya relatif lebih kompleks bila dibandingkan
dengan proses pencernaan pada jenis ternak non ruminansia. Menurut
Sutardi (1979), proses pencernaan ternak ruminansia terjadi secara
mekanis (di dalam mulut), secara fermentatif (oleh enzim-enzim
pencernaan). Sedangkan menurut Church (1979), pencernaan fermentatif
pada ternak ruminansia terjadi dalam rumen (retikulo rumen) berupa

4
perubahan-perubahan senyawa tertentu menjadi senyawa lain yang sama
sekali berbeda dari molekul zat makanan asalnya

2.4 Pakan Ruminansia

Ternak diberikan air minum secara ad libitum, sedangkan jumlah


pakan yang akan diberikan kepada ternak menggunakan pedoman NRC
(2006) untuk domba penggemukan, yaitu bahan kering pakan yang
diberikan sebanyak 3% bobot badan. Menurut penelitian sebelumnya,
pemberian suplemen daun lamtoro dengan performa yang optimum pada
domba priangan adalah pada level 15% dari total konsumsi pakan harian
terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi dan efisiensi pakan (Retnani
et al. 2014b).

Alternatif manajemen pakan adalah disusunnya formula pakan


konsentrat yang mempunyai kandungan nutrien yang lengkap sehingga
mampu mensuplai kebutuhan pakan sapi perah awal laktasi, penggunaan
bahan pakan fermentasi sangat baik dalam penggemukan ternak
ruminansia. Penggunaan pakan fermenrasi dengan penambahan bahan
utama molase dapat menigkatakan palatabilitas bata ternak.

Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum


terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin.
(Juwandi.,dkk,2018) tetapi unsur tersesbut dapat lebih ditingkatkan lagi
deng menggunakan dengan bahan pakamn fermentasi dan lebih
menguntungkan karena mengandung serat kasar yang tinggi.

5
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan di laboratorium Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya meliputi penggunaan molase pada
campuran ransum ternak ruminansia dan penggunaan urea molase block
(UMB) untuk bahan pakan dan suplemen pada ternak ruminansia

3.2 Materi Penelitian


3.2.1 Ternak Percobaan
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 ekor sapi. umur
1 – 2 tahun dengan kisaran bobot badan antara 300-400 kg sampai
dengan . Penentuan umur ternak didasarkan pada kondisi gigi seri
kambing yang masih temporer dan dalam keadaan renggang. Ternak
tersebut diperoleh dari peternakan rakyat yang berada di daerah Lembah
Palu.

3.3 Metode Penelitian


metode dalam penelitian ini secara kuantitatif karena penelitian ini membahas
tentang peningkatan protein pada kambing sehingga akan diperoleh data yang
akurat.

3.4 Analisis Data


Data kuantitatif dari parameter yang diukur dianalisis berdasarkan judul
yang bersumber pada literatur.

3.5 Kerangka Penelitian


Mula-mula sepuluh ekor sapi jenis simental berbobot badan rata-rata 300-
400 kg di pisahkan menjadi 2 kelompok dengan kandang yang bereda dan
pembedaan pemberian pakan dari 2 kelompok tersebut dengan sebagian
menggunakan pakan fermentasi berdasar pakan ransum yang dicampur molase,
hijaun dan UMB.

6
Sapi kelompok 1 Pemberian pakan sapi dengan
menggunakan pakan ransum
fermentasi, hijauan dan UMB

Pemberian pakan sapi


Sapi kelompok 2 dengan menggunakan
pakan ransum tanpa
fermentasi dan hijauam
tanpa UMB

7
BAB IV
PEMBAHASAN

2.4 Penggunaan molase yang optimal

Berdasarkan hal tersebut, molases sering dimasukkan ke dalam


ransum sebanyak 2 sampai 5 % untuk meningkatkan palatabilitas
pakan. Molases dapat berfungsi sebagai pellet binder yang dalam
pelaksanaanya dapat meningkatkan kualitas pelet.
Penggunaan molasses pada industri pakan dengan level diatas 5 – 10
%, molasses dapat menyebabkan masalah, karena kekentalan dan terjadi
pembentukan gumpalan pada mixer. Molases juga dapat digunakan
sebagai bahan pakan untuk sejumlah industri fermentasi

Beet molasses adalah pakan pencahar yang baiknya diberikan pada


ternak dalam jumlah kecil, cane molasses aadalah molasses yang
memepunyai kandung 25-40 persen sukrosa, untuk molassses ini biasanya
digunakan sebagai pencahar karena mengandung mineral yang sangat
timggi.

2.5 Manfaat penggunaan molase

Molase memiliki manfaat yang besar dan dapat digunakan untuk


berbagai macam tujuan. Molasses digunakan secara luas sebagai sumber
karbon untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobik (Pazouki et al., 2000),
pengolahan limbah aerobik (Gouda et al., 2001), dan diaplikasikan pada
pelestarian lingkungan perairan (Thakare et al., 2013; Tansengco et al.,
2016). Selain pemanfaatan tersebut diatas, molasses juga digunakan dalam
industri makanan manusia (Bakhiet and Al-Mokhtar, 2015) maupun
industri peternakan dari jumlah yang kecil untuk mengurangi partikel debu
dalam pakan sampai jumlah yang besar sebagai sumber mineral dan energi
bentuk cair (Zaid et al., 2013). Molasses juga sangat bermanfaat untuk
digunakan sebagai suplemen diet ruminansia karena mem

iliki palatabilitas yang tinggi dan harganya murah serta dapat diberikan
kepada ternak dalam berbagai bentuk dan proporsi (Senthilkumar et al.,
2016). Penggunaan molasses pada usaha peternakan telah dilakukan dalam
kurun waktu yang lama karena mampu meningkatkan performa ternak
secara umum. Menurut Sano et al. (1999) dan Reyed and El-Diwany
(2007) penambahan molasses pada pakan ternak mampu meningkatkan

8
kecernaan serat dan asupan pakan namun sebaliknya menurunkan urea
nitrogen. Secara garis besar, sampai saat ini molasses dimanfaatkan
sebagai sumber energi bentuk cair yang sangat efektif dan efisien pada
ruminansia. Menurut Preston (1987), penambahan molasses pada tingkat
rendah (<20% bahan kering pakan) ke dalam pakan basal memiliki peran
saling melengkapi sebagai substrat untuk mikroorganisme dalam rumen,
namun demikian, jika konsentrasi molasses melampaui 20% maka akan
terjadi kompetisi dengan pakan basal dalam penyediaan substrat bagi
mikroorganisme rumen. Hasil

2.6 Dampak penggunaan molase yang kurang optimal

Penggunaa molase yang paling utama adalah penggunaan sebagai


sistem penggemukan sapi pedaging karena tingkat kasndungan nutrisi
yang tinggi, dengan kadar air rendah dan tingkat palatabilitas yang tinggi.

Selain memiliki fungsi yang bermanfaat sebagai pakan


ternak, molasses juga dapat menyebabkan keracunan (molasses toxicity).
Gejala-gejala yang dapat terlihat yaitu terjadinya inkoordinasi dan
kebutaan yang disebabkan oleh deteorisasi otak yang hampir sama
dengan nekrosi serebrokortikal. Keracunan tersebut kemungkinan
disebabkan oleh defisiensi thiamin (Vitamin B1), menurunnya suplai
glukosa ke dalam otak dan rumen statis. Pemberian hijauan berkualitas
baik pada ternak dapat mencegah terjadinya keracunan tersebut apabila
digunakan secara berlebihan

Hasil penelitian Trivedi and Shah (2014) menunjukan bahwa


penambahan molasses dengan konsentrasi 0,5-0,6 kg pada pakan basal
berupa silase, konsentrat dan premiks mineral selama 108 hari
mengakibatkan penurunan produksi susu dan penampilan sapi perah secara
umum. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Wood (1990) dan Martel et
al. (2011) yang menyatakan bahwa pemberian molasses sampai dengan
5% dari jumlah pakan menyebabkan penurunan produksi susu. Hasil
penelitian Ghedini et al. (2016) juga menunjukkan penurunan produksi
susu secara linier. Pemberian molasses bertingkat mengakibatkan
penurunan produksi susu mulai dari 0% (18.9/kg/hari), 4% (18.0/kg/hari),
8% (17.8kg/hari), dan 12% (16.8 kg/hari). Dampak negatif molasses dari
penelitian tersebut kemungkinan disebabkan oleh jumlah pemberian gula
yang mendekati batas ambang yang direkomendasikan untuk sapi perah
fase menyusui, terutama pada tingkat suplementasi molasses sebesar 12%.

9
DAFTAR PUSTAKA

Argadyasto, D., Y, Retnani.,dan D,Diapari. 2015. PENGOLAHAN DAUN LAMTORO SECARA


FISIK DENGAN BENTUK MASH, PELLET DAN WAFER TERHADAP PERFORMA
DOMBA. Buletin Makanan Ternak. Vol 102 (1) : 19 – 26

Astuti,A., A.Agus, dan S, P, S, Budhi. 2009. PENGARUH PENGGUNAAN HIGH QUALITY


FEED SUPPLEMENT TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN NUTRIEN SAPI
PERAH AWAL LAKTASI. Buletin Peternakan. Vol. 33(2): 81-87

Depari,E,E., A,Farhani., I,W, Batan.,dan I,M,Kardena. 2017. Gambaran Histopatologi


Rumen dan Retikulum Sapi Bali Akibat Adanya Benda Asing. Jurnal Sain
Veteriner. Vol 35 (1) : 35 – 41

Hilmi,M., A,U,Prastujati., dan A, Khusnah. 2018. Penambahan Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus undatus) dan Kunyit (Curcuma domestica rhizomes) sebagai
Pigment Feed Additive terhadap Kualitas Telur Puyuh (Cortunix cortunix
japonica). Jurnal Sain Peternakan Indonesia. Vol 13 (2) : 111 – 118

Juwandi., Munir., dan Fitriani. 2018. Evaluasi Kandungan Lemak Kasar dan BETN Silase
Daun Lamtoro pada Level yang Berbeda Sebagai Bahan Pakan Utama Pakan
Komplit. Jurnal Bionature. Vol 19 (2): 112 – 118

Kurniawan,C,P. 2017. PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI LAMTORO GUNG


(LEUCAENA LEUCOCEPHALA) DALAM PAKAN BURUNG PUYUH JANTAN
(Coturnix coturnix japonica). Simki-Techsain. Vol 1 (6) : 1- 17

PRADANA, D, P., B, PUTRI., dan S,HUDAIDAH. 2017. PENGARUH INTENSITAS CAHAYA


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KAROTENOID Dunaliella sp.
PADA MEDIA EKSTRAK DAUN LAMTORO Leucaena leucocephala. SCRIPTA
BIOLOGICA. Vol 4 (4): 263 – 267

Qadarullah, M, N., Munir., dan Irmayani. 2018. Analisis Nilai pH dan Tingkat Kerusakan
Silase Pakan Komplit yang Diformulasi Dengan Daun Lamtoro (Leucaena
leucocephala) Sebagai Pakan Ternak Ruminasia. Jurnal Bionature. Vol 19 (2) :
119 – 125

Waladi., V, S, Johan., and F, Hamzah. 2015. PEMANFAATAN KULIT BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus.) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM PEMBUATAN ES
KRIM. Jom Faperta. Vol 2 (1) : 1 – 12

Yurmiaty, H dan K, Suradi. 2007. Penggunaan Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala)


dalam Ransum terhadap Produksi Pelt dan Kerontokan Bulu Kelinci (Utilization
of Lamtoro Leaf (Leucaena leucocephala) in Diet on Pelt Production and the
Lose of Hair Rabbit's Pelt). JURNAL ILMU TERNAK. Vol 7 (1) : 73 -

10
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Vivi Aprilia tri Amanda
Sembiring
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Peternakan
4 NIM/NIDN 195050101111024
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kuta Raya,06 April 2001
6 E-mail viviapriliasembiring@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Shanto SMP Aisi SMA 1
Yoseph Tigabinanga Tigabinanga
Tigabinanaga
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus 2007-2013 2013-2016 2016-2019

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1 … … …
2 … … …

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 … … …
2 … … …

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
.
Malang,15 Novemver 2019

11
Vivi Aprilia Tri A S
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mohamad Rifqi Sabilul
Haq
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Peternakan
4 NIM/NIDN 195050101111030
5 Tempat dan Tanggal Lahir Boyolali,13 Mei 2002
6 E-mail morisaqe@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082243729390

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi MI MTs Nurul SMK NEGERI
Badrisssalam Islam Musuk 1
Sukorejo MOJOSONGO
Jurusan PETERNAKAN
Tahun Masuk-Lulus 2007-2013 2013-2016 2016-2019

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1 … … …
2 … … …

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 … … …
2 … … …

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
.
Malang,15 Novemver 2019

Mohamad Rifqi S H

12
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Deckris Sary Endang
Nababan
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Peternakan
4 NIM/NIDN 195050101111048
5 Tempat dan Tanggal Lahir Lumban Sabungan,23
Oktober 2000
6 E-mail Dekrisnababan91@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081269462802

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama SD 174535 SMP N 3 SMA N 1
Institusi SITONGGITONGGI LINTOMG SIBORONGBORONG
NIHUTA
Jurusan
Tahun 2007-2013 2013-2016 2016-2019
Masuk-
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1 … … …
2 … … …

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 … … …
2 … … …

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
.
Malang,15 Novemver 2019

Deckris Sary E N

13
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ambar Setio Wati
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Peternakan
4 NIM/NIDN 195050101111086
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta,09 Juni 2001
6 E-mail ambarsetio@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085955214474

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD PONDOK SMP N 252 SMAN 1 91
KELAPA 01 JAKARTA JAKARTA
PAGI
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus 2007-2013 2013-2016 2016-2019

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1 … … …
2 … … …

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 … … …
2 … … …

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
.
Malang,15 Novemver 2019

Ambar Setio W

14

Anda mungkin juga menyukai