Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584

Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

PENENTUAN MATRIKS MORFOLOGI PADA PERANCANGAN MESIN ROL


PERATA MATERIAL PELAT BAJA SEBAGAI BAHAN BAKU PIPA

Muhammad Tsabitulhaq Ashshidiq1), Muhammad Sjahrul Annas2)


1) Mahasiswa, 2) Dosen

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti


E-mail: sjahrul@trisakti.ac.id

Abstrak
Pipa baja merupakan salah satu produk turunan dari baja yang dikategorikan
sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk aplikasi struktural
maupun media pengaliran. Permasalahan yang sering terjadi pada mesin
perata (flattening) pelat tersebut adalah tidak ratanya (unflat) pelat baja saat
proses pembuatan pipa baja. Kerataan pelat baja sangatlah penting karena
berpengaruh terhadap pembentukan profile pipa. Mesin perata (flattening)
pelat adalah salah satu komponen mesin yang digunakan dalam pembuatan
pipa baja yang berfungsi untuk meratakan (flat) lembaran pelat baja. Rolling
adalah suatu proses deformasi dimana ketebalan dari benda kerja direduksi
(dikurangi) menggunakan gaya tekan dengan menggunakan dua buah roll
atau lebih. Perancangan ini dilakukan menggunakan metoda VDI 2221 dengan
tahapan: klasifikasi tugas, perancangan konsep, perancangan wujud,
perancangan detail. Pada tulisan ini perancangan dibatasi hanya sampai
penentuan matriks morfologi saja.

Kata kunci: pipa baja, perata pipa, VDI 2221, matriks morfologi

Pendahuluan
Latar Belakang
Proses pengerolan merupakan salah satu proses manufaktur yang sangat berperan dalam
pembuatan produk manufaktur diantaranya manufaktur pipa baja. Di zaman
pembangunan sekarang ini, keberadaan pipa sangat dibutuhkan khususnya untuk
saluran air, saluran gas, saluran minyak, tiang konstruksi dan sarana-sarana lain yang
dewasa ini banyak didirikan dan dibangun[1]. Pipa baja merupakan salah satu produk
turunan dari baja yang dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik
untuk aplikasi struktural maupun media pengaliran.

Metode pembuatan pipa baja yang dikenal salah satu diantaranya yaitu pipa yang di las
(welded) atau yang sering disebut dengan pipa Electrical Resistance Welded (ERW). Proses
pembuatan pipa baja dengan metode Electrical Resistance Welded (ERW) melalui proses
pemesinan seperti HRC Loading, Accumulator, Forming Stand, HF Electric Welding, Post Weld
Heat Treatment dan Sizing Stand[2]. Proses pertama dan kedua pada pembuatan pipa baja
dengan metode Electrical Resistance Welded (ERW) yaitu mesin HRC Loading dan mesin
Accumulator. Dan diantara mesin HRC Loading dan mesin Accumulator terdapat mesin
perata (flattening) pelat dimana mesin tersebut berfungsi untuk meratakan pelat baja.

Pada bagian ini akan membahas tentang bagaimana mengembangkan mesin perata
(flattening). Pada dasarnya mesin perata (flattening) pelat tersebut akan digunakan untuk
meratakan lembaran pelat baja.

411
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Permasalahan yang sering terjadi pada mesin perata (flattening) pelat tersebut adalah
tidak rata nya (unflat) pelat baja saat proses pembuatan pipa baja. Kerataan pelat baja
sangatlah penting karena berpengaruh terhadap pembentukan profile pipa[2].

Tulisan ini bertujuan untuk menentukan matriks morfologi mesin perata (flattening)
dimana pelat akan digunakan sebagai bahan baku mesin Electrical Resistance Welded
(ERW).

Studi Pustaka
Mesin Perata (Flattening)
Mesin perata (flattening) pelat adalah salah satu komponen mesin yang digunakan dalam
pembuatan pipa baja yang berfungsi untuk meratakan (flat) lembaran pelat baja [2]. Mesin
perata (flattening) pelat yang diharapkan adalah mampu mendapatkan kerataan dengan
toleransi yang ada pada standar ASTM.

Hot Roll Coil (HRC)[3]


Baja lembaran panas yang berupa coil atau pelat baja adalah jenis produk baja yang
dihasilkan dari proses pengerolan panas. Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar
0,18 [mm] hingga 25 [mm], sedangkan lebarnya antara 600 [mm] hingga 2060 [mm].
Produk baja lembaran panas dapat diberikan dalam bentuk coil atau pelat.

Kondisinya berupa gulungan. Penggunaan baja lembaran panas meliputi aplikasi seperti,
konstruksi umum, pipa baja, tabung, rangka otomotif, boiler, konstruksi kapal, jalur pipa
minyak dan gas.

Gambar 1. Hot Roll Coil (HRC)

Pengertian Rolling (Pengerolan)


Rolling adalah suatu proses deformasi dimana ketebalan dari benda kerja direduksi
(dikurangi) menggunakan daya tekan dan menggunakan dua buah roll atau lebih. Roll
berputar untuk menarik dan menekan secara bersamaan benda kerja yang berada
diantaranya. Pada proses pengerolan, benda dikenai tegangan kompresi yang tinggi yang
berasal dari gerakan jepit roll dan tegangan geser-gesek permukaan sebagai akibat
gesekan antara roll dan logam. Selama proses roll, tegangan ini mengakibatkan terjadinya
deformasi plastis. Produk akhir dari proses ini adalah logam pelat dan lembaran (sheet).

412
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Pada umumnya tujuan utama pengerollan adalah untuk memperkecil tebal benda kerja [4],
tetapi pada perancangan ini yang diharapkan adalah kerataan hasil pengerolan.

Flattening rolling merupakan pengerolan yang dilakukan untuk meratakan suatu pelat
baja. Proses pengerolan ini merupakan proses pengerolan yang paling sederhana di mana
hanya menghasilkan bentuk benda yang datar atau rata[5]

Gambar 2. Proses rolling plat baja[6]

Keterangan:
to : Ketebalan awal
tf : Ketebalan akhir
vr : Kecepatan roll
vo : Kecepatan awal
vf : Kecepatan akhir
L : Contact length
R : Roll radius
P : Roll pressure

Metode VDI 2221


Perancangan teknik (Enginering Design) merupakan usaha untuk membuat suatu alat
dengan hasil yang terbaik. Keinginan mewujudkan alat tersebut dapat diwujudkan
dengan berbagai macam cara dan metode perancangan. Pada metode perancangan,
mendesain berarti menjabarkan ide yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu masalah.
Dengan diperolehnya ide diperlukan suatu metode yang dapat dipergunakan untuk
mewujudkan ide tersebut hingga menghasilkan sebuah karya yang riil dan dapat
dipertangggung jawabkan secara ilmiah.

Hal ini mendorong persatuan insinyur Jerman (Verein Deutscher Ingenieure / VDI)
membuat suatu metode perancangan produk yang disebut metode VDI 2221. Metode
tersebut adalah “Pendekatan sistematik terhadap design untuk sistem teknik dan produk
teknik” (Systematic Approach To The Design Of Technical System And Product) yang
dijabarkan oleh G. Pahl dan W. Beitz.

Dalam tulisan ini kami mencoba menjelaskan dan menjabarkan metode VDI 2221 agar
lebih mudah dimengerti, kemudian diterapkan dalam perancangan mesin rol perata
material pelat baja sebagai bahan baku pipa. Langkah umum yang digunakan dalam
metode VDI 2221 dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini

413
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Gambar 3. Langkah umum menurut VDI 2221

Proses perancangan dengan metode VDI 2221 dibagi dalam beberapa tahapan yaitu:
a) Klasifikasi Tugas (Clasification of the task)
b) Perancangan Konsep (Conseptual Design)
c) Perancangan Wujud (Embodiment Design)
d) Perancangan Detail (Detail Design)

Klasifikasi Tugas
Klasifikasi tugas meliputi pengumpulan informasi tentang permasalahan serta
mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi untuk mencapai solusi akhir. Informasi
ini merupakan acuan penyusunan spesifikasi.

Spesifikasi berisi persyaratan yang diharapkan dipenuhi oleh konsep yang sedang dibuat.
Hal ini yang perlu diperhatikan adalah membedakan sebuah persyaratan merupakan
sebagai suatu tuntutan (demand) atau keingninan (wishes).

Demand adalah persyaratan yang harus dipenuhi pada setiap kondisi, dengan kata lain
apabila syarat ini tidak dipenuhi, maka perancangan dianggap tidak benar. Wishes
adalah persyaratan yang diinginkan apabila memungkinkan. Untuk mempermudah
penyusunan spesifikasi, dapat dilakukan dengan meninjau aspek-aspek tertentu, seperti
aspek geometri, kinematika, gaya, energi, dan aspek yang lainnya. Selanjutnya dari aspek

414
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

tersebut dapat diuraikan syarat-syarat yang bersangkutan untuk kemudian dibuat daftar
spesifikasinya.

Perancangan Konsep
Perancangan konsep membahas gambaran perancangan, pembuatan struktur fungsi,
pencarian dan kombinasi prinsip solusi, pemilihan kombinasi yang sesuai, pembuatan
varian konsep, serta evaluasi. Perancangan konsep (conseptual design) meliputi.

Gambaran Perancangan (Abstraksi)


Tujuan gambaran perancangan adalah mengetahui masalah utama yang dihadapi dalam
perancangan. Prinsipnya adalah mengabaikan hal-hal yang bersifat khusus dan
memberikan penekanan pada hal-hal yang bersifat umum dan esensial. Dengan demikian
daftar spesifikasi yang sudah dibuat dianalisa dan dihubungkan dengan fungsi yang
diinginkan serta kendala yang ada. Abstarksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah:
a) Menghilangkan pilihan diri sendiri (personal preference)
b) Mengesampingkan syarat yang tidak mempunyai pengaruh besar terhadap produk
c) Mengubah data kuantitatif dan kualitatif
d) Realisasi langkah sebelumnya
e) Merumuskan masalah utama

Pembuatan Struktur Fungsi


Struktur Fungsi Keseluruhan (overall function)
Setelah masalah utama diketahui, kemudian dibuat struktur fungsi secara keseluruhan.
Struktur fungsi ini digambarkan dengan balik diagram yang menghubungkan antara
input dan output berupa aliran energi, material atau sinyal.

Metode Perancangan
Daftar Kehendak (spesifikasi)
Spesifikasi adalah daftar persyaratan kemampuan (performa) dan sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh alat yang akan dirancang. Dalam mempersiapkan daftar spesifikasi ini
tindakan yang dilakukan adalah menerima semua hal yang termasuk dalam permintaan
(demand) dan keinginan (wishes). Kemudian demand dan wishes tadi akan dikelompokan
dan dipisah-pisahkan dalam klasifikasi perancangan. Berikut ini daftar kehendak dalam
pembuatan mesin rol perata material pelat baja sebagai bahan baku pipa:
 Pengoperasian dapat dilakukan oleh satu orang saja.
 Penggunaan material yang mudah di dapatkan di pasaran seperti (carbon steel SS 400).
 Design simple
 Aman dan mudah dalam pengoperasian.
 Tidak perlu skill khusus dalam pengoperasiannya
 Mudah dalam perawatan dan bisa dibongkar pasang.
 Tidak menimbulkan polusi dan ramah lingkungan.
 Tidak memerlukan tempat yang luas
 Dimensi mesin P 1750[mm] x L 1790[mm] x T 1600[mm]

415
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Klarifikasi Tugas
Berdasarkan data diatas, maka dibuatlah daftar spesifikasi sabagai berikut :

Tabel 1. Spesifikasi perancangan mesin rol perata pelat baja sebagai bahan baku pipa

416
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Prinsip Solusi
Setelah dibuat struktur fungsi secara kesuluruhan, maka penulis berusaha
menterjemahkannya menjadi matriks prinsip solusi. Matriks ini terdiri dari beberapa
komponen utama mesin rol yang dirancang, jumlah alternatif pada masing-masing kolom
dibuat sebanyak mungkin. Hal ini dibuat untuk memudahkan kita membuat sebanyak
mungkin varian solusi. Pada gambar dibawah adalah matriks prinsip solusi mesin rol
perata plat

Secara umum prinsip solusi penulis bagi menjadi beberapa bagian berdasarkan fungsinya
menjadi (lihat gambar 4):
1. Rangka alas bed, merupakan komponen yang berfungsi sebagai tempat dudukan
komponen-komponen lainnya.
2. Rangka press atas, merupakan komponen yang berfungsi untuk menekan atau press
pelat baja.
3. Penggerak, merupakan komponen yang berfungsi untuk menggerakan mesin rol
4. Mekanisme pressing, berfungsi untuk menekan press atas dan bawah
5. Transmisi, merupakan komponen yang meneruskan tenaga

Gambar 4. Prinsip solusi mesin rol perata plat

417
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Berdasarkan gambar diatas maka penulis dapat melanjutkan rancangan mesin rol plat
untuk disesuaikan dengan spesifikasi yang sudah dibuat diatas.

Kesimpulan
Berdasarkan tulisan di atas dapat disimpulkan:
a. Untuk membuat pipa yang sempurna diperlukan kerataan plat yang sesuai dengan
standar, untuk meratakan plat diperlukan mesin rol yang sesuai dengan kondisi plat
b. Pada perancangan mesin rol dengan metode VDI 2221 dengan tahapan: penjabaran
tugas, penentuan konsep perancangan, pertancangan wujud, perancangan rinci
c. Pada tahapan penjabaran tugas perlu disusun spesifikasi, lihat tabel 1.
d. Untuk menetapkan disain terbaik maka dibuatlah beberapa varian alternatif, tabel
prinsip solusi (gambar 4) sebagai sarananya
e. Prinsip solusi terdiri dari 5 bagian utama, yaitu: rangka alas bed, rangka press atas,
penggerak, mekanisme pressing, transmisi,
f. Dengan ditetapnyanya prinsip solusi, maka proses disain selanjutnya dapat
dilakukan.

Daftar Pustaka
Faridah, A “Teknik Pembentukan Plat”, Jilid I, Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan,
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta, 2008

Astrilia Rostiana, “Perancangan Rol Perata Material Pelat Logam Sebagai Bahan Baku
Kompor Batik di CV. Bintang Mas, Semanggi, Surakarta” Skripsi, Jurusan Teknik
Industri, Universitas Sebelas Maret, 2011.

PT. KHI Pipe Industries Company, 2011

G. Pahl, W Beitz, J Feldhusen, K. H. Grote, Engineering Design, A Systematic Approach,


Third Edition, 2007

418

Anda mungkin juga menyukai