Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL LEARNING

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

OLEH:
KELOMPOK 11

NAMA : 1. AZRIEL ERIDHO (1193311093)


2. KIKI NATASYA (1193311076)
3. RIANTI NOVELITA BR SITEPU (1193311173)
DOSEN PENGAMPU : HUSNA TAMBUNAN S.Pd, M.Pd
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR - FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI, 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan makalah mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang membahas tentang Model Pembelajaran Kontekstual Learning
(Contextual Teaching and Learning). Terima kasih juga penulis ucapkan kepada bapak dosen
pengampu yang telah membimbing dan memberi bahan kepada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini.

Harapan penulis hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Sebagai manusia biasa, tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, dengan tangan terbuka penulis menginginkan kritik dan saran dari bapak dosen pengampu
maupun dari para pembaca untuk kebaikan dan kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Sekian dan terima kasih.

                        Medan, 03 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual......................................6
2.2 Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual................................6
2.3 Komponen Dalam Model Pembelajaran Kontekstual.........................7
2.4 Strategi Implementasi Dalam Pembelajaran Kontekstual...................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang
membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,
pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, dan lain
sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah
lemahnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah. Dalam proses
pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal
informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya banyak peserta didik yang ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara
teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai fungsi pendidikan nasional
tersebut terletak juga tanggung jawab guru untuk mampu mewujudkannya melalui pelaksanaan
proses pembelajaran yang mampu bermutu dan berkualitas. Salah satu strategi yang dapat
dipergunakan guru untuk memperbaiki mutu dan kualitas proses pembelajaran adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL lebih
menekankan pada pembelajaran dengan model siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya
tanpa dominasi transfer ilmu dari guru. Dengan begitu siswa diharapkan akan menjadi terampil
dalam memecahkan sendiri segala persoalan dalam kehidupnya kelak. Terdapat tujuh komponen
dalam pembelajaran kontekstual/ CTL, yaitu a) konstruktivisme, b) inquiry, c) questioning,
d) learning community, e) Modeling, f) reflection, dan g) authentic assesment. Masing-masing
komponen tersebut akan dibahas lebih jelas dalam makalah ini.
Makalah ini secara khusus akan membahas pengertian model pembelajaran kontekstual,
dasar pemikirannya, komponen-komponennya, prinsip dasar pembelajaran kontekstual,
karakteristik pembelajaran kontekstual, dan penerapan pembelajaran kontekstual. Dalam
pembahasan ini diharapkan, makalah ini memberikan kontribusi yang berarti bagi dunia
pendidikan pada umumnya. lebih khusus lagi bagi penulis pribadi yang berkecimpung dalam
dunia pendidikan dengan peran sebagai guru.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.  Apa pengertian dari model pembelajaran kontekstual?
2. Apa konsep dasar dari model pembelajaran kontekstual?
4
3. Apa saja komponen dalam model pembelajaran kontekstual?
4. Bagaimana strategi implementasi dalam pembelajaran kontekstual?

1.3. TUJUAN MASALAH


Adapun tujuan dari pembuatan makalah adalah:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari model pembelajaran kontekstual.
2. Untuk mengetahui konsep dasar dari model pembelajaran kontekstual.
3. Untuk mengetahui apa saja komponen dalam model pembelajaran kontekstual.
4. Untuk mengetahui bagaiaman strategi implementasi dalam model pembelajaran kontekstual.

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan
suatu konsepsi yang membantu guru dalam proses pembelajaran dengan mengaitkan konten mata
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan motivasi siswa yang membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat,
warga Negara dan tenaga kerja. CTL juga merupakan sebuah sistem yang merangsang otak
untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan menghubungakan muatan akademis
dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Siswa dapat belajar dengan baik jika
dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan real dan minatnya.
CTL didesain dengan melibatkan siswa mengalami dan menerapkan apa yang diajarkan dengan
mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan
tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga negara dan tenaga kerja.
Hal ini memungkinkan siswa mengaitkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-
masalah yang stimulisasi.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kontekstual (CTL) adalah
pembelajaran yang memiliki hubungan yang erat dengan pengalaman yang sesungguhnya. Dan
ini merupakan suatu proses kompleks dan banyak fase yang berlangsung jauh melampaui drill-
oriented dan metodologi stimulus-response.

2.2 KONSEP DASAR MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


Konsep dasar pembelajaran kontekstual adalah bagaimana siswa dapat mengembangkan
cara belajarnya sendiri dan selalu mengaitkan dengan apa yang telah diketahui dan apa yang ada
di masyarakat, yaitu aplikasi dan konsep yang dipelajari. Adapun konsep dasar pembelajaran
kontekstual secara terperinci adalah sebagai berikut:
1. Menekankan pada pemecahan masalah.
2. Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti rumah, masyarakat
dan tempat kerja.
3. Mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya sehingga menjadi
pembelajar yang aktif dan terkendali.
4. Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa.
5. Mendorong siswa belajar dari satu dengan lainnya dan belajar bersama-sama.

Pembelajaran kontekstual ini membantu siswa dapat menguasai tiga hal, yaitu:
1. Pengetahuan, yaitu apa yang ada di pikirannya membentuk konsep, definisi, teori dan
fakta.

6
2. Kompetensi atau keterampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki untuk bertindak atau
sesuatu yang dapat dilakukan.
3. Pemahaman kontekstual, yaitu mengetahui waktu dan cara bagaimana menggunakan
pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.

2.3 KOMPONEN DALAM MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


Penerapan pembelajaran kontekstual ini memiliki 7 (tujuh) komponen utama
pembelajaran efektif. Ketujuh komponen ini adalah sebagai berikut:
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna
dengan cara belajar sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya. Siswa membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru
berdasar pada pengetahuan awal. Dan pembelajaran harus dikemas menjadi proses
“mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan.
Terdapat 5 (lima) elemen belajar yang konstruktivistik, yaitu (1) pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada (activating knowledge), (2) pemerolehan pengetahuan baru (acquiring
knowledge), (3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), (4) mempraktekkan
pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge), dan (5) melakukan refleksi terhadap
strategi pengembangan pengetahuan tersebut (reflecting knowledge).

2. Inquiry (menemukan)
Inquiry (menemukan), yaitu melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua
topik. Siswa diminta untuk menangani sendiri permasalahan yang mereka hadapi ketika
berhadapan dengan dunia nyata. Dalam pembelajaran ini terdapat proses perpindahan dari
pengamatan menjadi pemahaman serta siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.

3. Questioning (Bertanya)
Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan cara bertanya. Melalui cara
ini, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Siswa dirangsang untuk
mengembangkan idenya dan pengujian baru yang inovatif, mengembangkan metode dan teknik
untuk bertanya, bertukar pendapat dan berinteraksi. Dengan kegiatan bertanya ini, guru
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.

4. Learning Community (Masyarakat Belajar)


Masyarakat belajar yaitu menciptakan masyarakat belajar dalam suatu kelompok. Siswa
hidup dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolahnya, sehingga ini dapat
dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk mengembangkan pembahaman pembelajaran
kontekstual. Misalnya dalam pembelajaran kontekstual siswa diajak ke sawah untuk melihat
langsung bagai mana proses penanaman padi hingga panen dan menjadi beras. Dalam
pembentukan masyarakat belajar terdapat konsep bahwa bekerjasama dengan orang lain lebih
baik daripada belajar sendiri, tukar pengalaman, dan berbagi ide.

7
5. Modeling (Pemodelan)
Pemodelan adalah menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Siswa menjadi
mudah dalam belajar dan memahami jika guru menyajikan baginya sebuah model bukan hanya
berbentuk lisan. Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh guru.

6. Reflection (Refleksi)
Refleksi yaitu melakukan refleksi akhir pertemuan pembelajaran. Refleksi ini merupakan
ringkasan dari materi pembelajaran yang telah disampaikan guru. Siswa mengungkapkan secara
tulisan maupun lisan apa yang telah mereka pelajari. Dalam menyimpulkan siswa dapat
melakukannya dalam bentuk catatan apa yang telah dipelajari atau membuat jurnal, karya
seni, dan /atau diskusi kelompok

7. Authentic Assesment (Penilaian yang sebenarnya)


Penilaian sebenarnya, yaitu melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Tujuannya adalah mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa melalui penilaian produk
(kinerja) atau tugas-tugas yang relevan dan kontekstual.
Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan
suatu konsepsi yang membantu guru dalam proses pembelajaran dengan mengaitkan konten mata
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan motivasi siswa yang membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat,
warga Negara dan tenaga kerja. CTL juga merupakan sebuah sistem yang merangsang otak
untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan menghubungakan muatan akademis
dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Siswa dapat belajar dengan baik jika
dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan real dan minatnya.
CTL didesain dengan melibatkan siswa mengalami dan menerapkan apa yang diajarkan dengan
mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan
tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga negara dan tenaga kerja.
Hal ini memungkinkan siswa mengaitkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-
masalah yang stimulisasi.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kontekstual (CTL) adalah
pembelajaran yang memiliki hubungan yang erat dengan pengalaman yang sesungguhnya. Dan
ini merupakan suatu proses kompleks dan banyak fase yang berlangsung jauh melampaui drill-
oriented dan metodologi stimulus-response.

2.4 STRATEGI IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


Kegiatan mengajar merupakan salah satu kegiatan mengatur agar tercipta suatu sistem
lingkungan belajar. Caranya dengan memanfaatkan media lingkungan yang ada di sekitar
sekolah sehingga proses belajar menjadi menyenangkan bagi siswa dan guru, agar tercipta suatu

8
sistem lingkungan belajar. Perlu diupayakan proses belajar mengajar yang mengacu pada peserta
didik yang dinamis, kreatif, suasana senang dan interaktif antara siswa dan guru. Dengan kata
lain, proses belajar mengajar merupakan proses komulatif antara guru sebagai pemberi pesan,
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta budi pekerti yang bermoral tinggi dengan siswa
sebagai peserta didik. Pada umumnya guru menyampaikan pesan dengan metode konvensional
yaitu dengan ceramah. Dengan metode ini siswa sukar menangkap materi atau kehilangan
kebermakanaannya meskipun materi yang diberikan sedikit dan tidak banyak memerlukan
hafalan. Maka diperlukan suatu pendekatan yang sesuai, salah satunya adalah pendekatan
kontekstual.
Lingkungan dan alat peraga dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran, selain itu
yang lebih penting adalah penggunanan teknik dan metodologi pengajaran guru. Pendekatan
kontekstual dapat menghilangkan kesan “seram” pada matematika, suasana mencekam, siswa
pasif dan tidak interaktif. Dalam pelaksanaannya rancangan pembelajaran mengacu pada:
1. Pembelajaran dimulai dari hal konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke yang sulit
dan dari yang sederhana ke yang kompleks.
2. Siswa diarahkan memiliki kemampuan untuk menggunakan prinsip teorema Phytagoras
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan dan media yang tepat.
3. Pelaksanaan pembelajaran memperhatikan pengoptimalan media yang mengarah pada
pelibatan siswa secara aktif baik fisik, mental maupun sosial.
Pembelajaran matematika kontekstual dapat menggunakan beberapa media antara lain:
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berkarakteristik CTL, kartu masalah dan pemanfaatan
lingkungan belajar.
1. LKS berkarakteristik CTL
LKS ini merupakan pendukung pelaksanaan pembelajaran. Pengerjaan LKS ini dilaksanakan
secara kelompok. Media ini dibuat sebagaimana LKS yang sudah ada tapi berkarakteristik CTL,
dimana siswa diarahkan untuk melakukan penemuan (inquiry) dan pemecahan masalah (problem
solving)

2. Kartu masalah
Media ini berupa kartu yang mencantumkan masalah untuk diselesaikan oleh siswa.
Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan
penggunaan materi yang diajarkan. Penggunaan kartu ini dimaksudkan untuk mengatasi
keterbatasan ruang, dan lingkungan belajar siswa tanpa menghilangkan esensinya. 

3. Lingkungan belajar
Penggunaan lingkungan belajar merupakan salah satu solusi dari keterbatasan prasarana belajar.
Pada pelaksanannya digunakan beberapa benda yang ada di kelas sebagai media dan alat peraga.
Penggunaannya dikaitkan dengan penggunaan LKS. Beberapa benda yang digunakan antara lain:
meja, buku tulis, pigura dan lain-lain yang dimanfaatkan siswa.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah pembelajaran yang memiliki hubungan yang erat
dengan pengalaman yang sesungguhnya. Dan ini merupakan suatu proses kompleks dan
banyak fase yang berlangsung jauh melampaui drill-oriented dan metodologi stimulus-
response.
2. Pembelajaran kontekstual ini memiliki 7 (tujuh) komponen utama yaitu, a) konstruktivisme,
b) inquiry, c) questioning, d) learning community, e) modeling, f) reflection, dan g) authentic
assesment.
3. Konsep dasar pembelajaran kontekstual adalah: 1) penekanan pada pemecahan masalah; 2)
pengenalan pembelajaran berbagai konteks; 3) pemantauan dan pengarahan belajar aktif dan
terkendali; 4) penekanan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa; 5) mendorong siswa
belajar bersama; 6) penilaian otentik. Pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa
menguasai tiga hal, yaitu: pengetahuan, kompetensi atau keterampilan, dan pemahaman
kontekstual.
4. Penerapan pembelajaran kontekstual ini lebih cocok untuk materi-materi pelajaran yang
mudah ditemui atau diamati dalam kehidupan dunia nyata. Pembelajaran kontekstual dalam
materi Pendidikan Agama Islam (PAI), misalkan saja pembelajaran tentang materi Fikih
dalam bab muamalah, maka guru dapat mengajak siswanya pegi ke pasar dan mengamati
bagaimana trasnsaksi jual beli itu berlangsung. Dengan begitu siswa akan lebih memahami
bagaimana penerapan muamalah yang benar sesuai dengan materi yang ia terima dari
gurunya. Pada sesi akhir pembelajaran, guru bersama para siswa melakukan kesimpulan dari
hasil pembelajaran tersebut.

3.2 SARAN
Dalam pembahasan ini diharapkan, makalah ini memberikan kontribusi yang berarti bagi
dunia pendidikan pada umumnya. lebih khusus lagi bagi penulis pribadi yang berkecimpung
dalam dunia pendidikan dengan peran sebagai guru.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Sri Milfayetty, S. M, dkk. (2018). Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed.

Budiningsih, C. Asri, DR. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Http://gudangpengetahuan.com/komponen-pembelajaran-kontekstual// di akses pada tanggal 03


Mei 2020

11

Anda mungkin juga menyukai