OLEH:
KELOMPOK 11
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan makalah mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang membahas tentang Model Pembelajaran Kontekstual Learning
(Contextual Teaching and Learning). Terima kasih juga penulis ucapkan kepada bapak dosen
pengampu yang telah membimbing dan memberi bahan kepada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini.
Harapan penulis hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Sebagai manusia biasa, tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, dengan tangan terbuka penulis menginginkan kritik dan saran dari bapak dosen pengampu
maupun dari para pembaca untuk kebaikan dan kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Sekian dan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual......................................6
2.2 Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual................................6
2.3 Komponen Dalam Model Pembelajaran Kontekstual.........................7
2.4 Strategi Implementasi Dalam Pembelajaran Kontekstual...................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
5
PEMBAHASAN
Pembelajaran kontekstual ini membantu siswa dapat menguasai tiga hal, yaitu:
1. Pengetahuan, yaitu apa yang ada di pikirannya membentuk konsep, definisi, teori dan
fakta.
6
2. Kompetensi atau keterampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki untuk bertindak atau
sesuatu yang dapat dilakukan.
3. Pemahaman kontekstual, yaitu mengetahui waktu dan cara bagaimana menggunakan
pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.
2. Inquiry (menemukan)
Inquiry (menemukan), yaitu melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua
topik. Siswa diminta untuk menangani sendiri permasalahan yang mereka hadapi ketika
berhadapan dengan dunia nyata. Dalam pembelajaran ini terdapat proses perpindahan dari
pengamatan menjadi pemahaman serta siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.
3. Questioning (Bertanya)
Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan cara bertanya. Melalui cara
ini, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Siswa dirangsang untuk
mengembangkan idenya dan pengujian baru yang inovatif, mengembangkan metode dan teknik
untuk bertanya, bertukar pendapat dan berinteraksi. Dengan kegiatan bertanya ini, guru
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
7
5. Modeling (Pemodelan)
Pemodelan adalah menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Siswa menjadi
mudah dalam belajar dan memahami jika guru menyajikan baginya sebuah model bukan hanya
berbentuk lisan. Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh guru.
6. Reflection (Refleksi)
Refleksi yaitu melakukan refleksi akhir pertemuan pembelajaran. Refleksi ini merupakan
ringkasan dari materi pembelajaran yang telah disampaikan guru. Siswa mengungkapkan secara
tulisan maupun lisan apa yang telah mereka pelajari. Dalam menyimpulkan siswa dapat
melakukannya dalam bentuk catatan apa yang telah dipelajari atau membuat jurnal, karya
seni, dan /atau diskusi kelompok
8
sistem lingkungan belajar. Perlu diupayakan proses belajar mengajar yang mengacu pada peserta
didik yang dinamis, kreatif, suasana senang dan interaktif antara siswa dan guru. Dengan kata
lain, proses belajar mengajar merupakan proses komulatif antara guru sebagai pemberi pesan,
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta budi pekerti yang bermoral tinggi dengan siswa
sebagai peserta didik. Pada umumnya guru menyampaikan pesan dengan metode konvensional
yaitu dengan ceramah. Dengan metode ini siswa sukar menangkap materi atau kehilangan
kebermakanaannya meskipun materi yang diberikan sedikit dan tidak banyak memerlukan
hafalan. Maka diperlukan suatu pendekatan yang sesuai, salah satunya adalah pendekatan
kontekstual.
Lingkungan dan alat peraga dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran, selain itu
yang lebih penting adalah penggunanan teknik dan metodologi pengajaran guru. Pendekatan
kontekstual dapat menghilangkan kesan “seram” pada matematika, suasana mencekam, siswa
pasif dan tidak interaktif. Dalam pelaksanaannya rancangan pembelajaran mengacu pada:
1. Pembelajaran dimulai dari hal konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke yang sulit
dan dari yang sederhana ke yang kompleks.
2. Siswa diarahkan memiliki kemampuan untuk menggunakan prinsip teorema Phytagoras
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan dan media yang tepat.
3. Pelaksanaan pembelajaran memperhatikan pengoptimalan media yang mengarah pada
pelibatan siswa secara aktif baik fisik, mental maupun sosial.
Pembelajaran matematika kontekstual dapat menggunakan beberapa media antara lain:
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berkarakteristik CTL, kartu masalah dan pemanfaatan
lingkungan belajar.
1. LKS berkarakteristik CTL
LKS ini merupakan pendukung pelaksanaan pembelajaran. Pengerjaan LKS ini dilaksanakan
secara kelompok. Media ini dibuat sebagaimana LKS yang sudah ada tapi berkarakteristik CTL,
dimana siswa diarahkan untuk melakukan penemuan (inquiry) dan pemecahan masalah (problem
solving)
2. Kartu masalah
Media ini berupa kartu yang mencantumkan masalah untuk diselesaikan oleh siswa.
Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan
penggunaan materi yang diajarkan. Penggunaan kartu ini dimaksudkan untuk mengatasi
keterbatasan ruang, dan lingkungan belajar siswa tanpa menghilangkan esensinya.
3. Lingkungan belajar
Penggunaan lingkungan belajar merupakan salah satu solusi dari keterbatasan prasarana belajar.
Pada pelaksanannya digunakan beberapa benda yang ada di kelas sebagai media dan alat peraga.
Penggunaannya dikaitkan dengan penggunaan LKS. Beberapa benda yang digunakan antara lain:
meja, buku tulis, pigura dan lain-lain yang dimanfaatkan siswa.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah pembelajaran yang memiliki hubungan yang erat
dengan pengalaman yang sesungguhnya. Dan ini merupakan suatu proses kompleks dan
banyak fase yang berlangsung jauh melampaui drill-oriented dan metodologi stimulus-
response.
2. Pembelajaran kontekstual ini memiliki 7 (tujuh) komponen utama yaitu, a) konstruktivisme,
b) inquiry, c) questioning, d) learning community, e) modeling, f) reflection, dan g) authentic
assesment.
3. Konsep dasar pembelajaran kontekstual adalah: 1) penekanan pada pemecahan masalah; 2)
pengenalan pembelajaran berbagai konteks; 3) pemantauan dan pengarahan belajar aktif dan
terkendali; 4) penekanan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa; 5) mendorong siswa
belajar bersama; 6) penilaian otentik. Pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa
menguasai tiga hal, yaitu: pengetahuan, kompetensi atau keterampilan, dan pemahaman
kontekstual.
4. Penerapan pembelajaran kontekstual ini lebih cocok untuk materi-materi pelajaran yang
mudah ditemui atau diamati dalam kehidupan dunia nyata. Pembelajaran kontekstual dalam
materi Pendidikan Agama Islam (PAI), misalkan saja pembelajaran tentang materi Fikih
dalam bab muamalah, maka guru dapat mengajak siswanya pegi ke pasar dan mengamati
bagaimana trasnsaksi jual beli itu berlangsung. Dengan begitu siswa akan lebih memahami
bagaimana penerapan muamalah yang benar sesuai dengan materi yang ia terima dari
gurunya. Pada sesi akhir pembelajaran, guru bersama para siswa melakukan kesimpulan dari
hasil pembelajaran tersebut.
3.2 SARAN
Dalam pembahasan ini diharapkan, makalah ini memberikan kontribusi yang berarti bagi
dunia pendidikan pada umumnya. lebih khusus lagi bagi penulis pribadi yang berkecimpung
dalam dunia pendidikan dengan peran sebagai guru.
10
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Sri Milfayetty, S. M, dkk. (2018). Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed.
11