e. Penilaian stressor
Upaya bunuh diri tidak mungkin diprediksikan pada setiap tindakan. Oleh
karena itu, perawat harus mengkaji faktor resiko bunuh diri pada pasien
f. Sumber koping
Pasien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku destruktif-diri. Sering kali pasien
secara sadar memilih untuk bunuh diri.
g. Mekanisme koping
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang
berhubungan dengan perilaku destruktif-diri tidak langsung adalah
penyangkalan, rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi.
h. Rentang respon
RENTANG RESPON RESIKO BUNUH DIRI
Isolasi sosial
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri
2. Tujuan khusus
Mengamankan pasien dari tindakan bunuh diri
Pasien dapat mengendalikan dorongan untuk bunuh diri
3. Tindakan keperawatan
Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
Melakukan kontrak treatment
Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
2. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana kabar mbak hari ini?“
“Mbak sepertinya terlihat bingung dan gelisah. Apakah mbak mau
menceritakan pada saya apa yang mbak rasakan?”
“Saya dapat menjamin kerahasiaan dari setiap informasi yang mbak
ceritakan kepada saya”.
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
Topik:
“Baik mbak, hari ini kita akan mendiskusikan tentang kondisi kesehatan
mbak. Bagaimana mbak, apakah mbak setuju dengan topik kita kali ini? “
Waktu:
“Untuk pertemuan kita pertama kali ini, mbak bisa berdiskusi berapa lama?
Sesuai dengan permintaan mbak, kita berdiskusi mengenai keadaan mbak
selama 15 menit ya, jadi nanti kita akan selesai berdiskusi pada pukul jam
09.45”.
Tempat:
“ Mbak ingin kita berdiskusi dimana? Baik mbak, mari kita berdiskusi di
ruangan ini ya”
KERJA
“Bagaimana perasaan mbak setelah peristiwa ini terjadi? Apakah dengan
adanya masalah ini, mbak merasa paling menderita di dunia ini? Apakah
mbak merasa kehilangan percaya diri? Apa merasa tidak berharga?”
“Apakah mbak merasa sulit untuk berkonsentrasi? Apakah mbak, berniat
untuk mencederai diri? Apa yang mbak rasakan?”
(Jika pasien menyampaikan keinginan bunuh diri,segera lakukan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien)
“Saya akan memeriksa seluruh isi kamar mbak ya, untuk memastikan
tidak ada benda-benda yang membahayakan diri mbak”.
“Karena mbak, tampak memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup, maka
saya tidak membiarkan mbak sendiri ya”.
“Apa yang mbak lakukan saat keinginan untuk bunuh diri muncul? Kalau
keinginan untuk bunuh diri muncul, mbak langsung minta bantuan perawat
di ruangan atau keluarga untuk menemani mbak diruangan sehingga mbak
tidak sendirian di ruangan. Jadi, mbak jangan sendirian di kamar ya”.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subyektif:
“Bagaimana perasaan mbak sekarang setelah mengetahui cara
mengendalikan perasaan ingin bunuh diri?”
Obyektif:
“Coba mbak sebutkan kembali cara tersebut?”
“Bagus sekali mbak, sekarang mbak sudah mengerti cara mengendalikan
perasaan ingin bunuh diri.”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Baik mbak, tadi kita sudah berdiskusi iya mbak tentang cara
mengendalikan perasaan ingin bunuh diri. Tugas untuk mbak yaitu berlatih
cara mengendalikan perasaan bunuh diri ya mbak. Nanti pada pertemuan
selanjutnya, saya akan melihat jadwal kegiatan latihan mbak ya. Mari kita
masukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya ya mbak”.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama