Anda di halaman 1dari 7

Journal of Mechanical Engineering, Vol. 4, No.

2, September 2020
P-ISSN: 2598-7380 e-ISSN: 2613-9847
Journal Homepage: http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/mechanical/index

ANALISIS POTENSI KEGAGALAN PROSES


PADA PENGUJIAN AERODINAMIKA TERHADAP MODEL UJI
MASK OF CAR KERETA API

Gunawan Wijiatmoko1, Yogi Octavian M.P.2, Adis Jayati3,


BPPT, (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), BBTA3 (Balai Besar Teknologi
Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika) , Kawasan PUSPIPTEK Gedung 240, Tangerang
Selatan, 15314
gunawan.wijiatmoko@bppt.go.id

ABSTRAK
Pengujian aerodinamika di terowongan angin terbesar di Indonesia dengan objek uji
berupa model pesawat terbang atau komponennya sudah sering dan biasa dilakukan.
Pada tahun 2019 pengujian aerodinamika dengan objek uji berupa Mask of Car kereta
api dilaksanakan. Untuk mencapai sasaran dan tujuan pengujian, maka dibentuk 4
paket kerja teknis, di mana masing-masing paket kerja mempunyai peran masing-
masing dalam memberikan kontribusi terhadap tujuan pengujian aerodinamika.
Karena pengujian terhadap model Mask of Car pertama kali dilakukan, maka perlu
dilakukan analisis risiko terhadap ke-4 paket kerja. Tujuan dari diterapkannya analisis
risiko pada pengujian ini adalah mengelola risiko dari kejadian yang bersifat
merugikan, serta memprediksi dampak yang timbul akibat kejadian tersebut. Metode
dalam mengidentifikasi probabilitas kejadian dilakukan dengan melakukan observasi
dan wawancara. Dengan menerapkan analisis risiko, pengujian dapat selesai dan
tujuan pengujian tercapai tanpa terjadi peristiwa yang merugikan.

Kata kunci: aerodinamika, terowongan angin, mask of car, paket kerja

ABSTRACT
Aerodynamic testing in the largest wind tunnel in Indonesia with the test object in the
form of an airplane model or its components is often and commonly done. In 2019
aerodynamic testing with a test object in the form of a Mask of Car train will be
carried out. To achieve the goals and objectives of the test, 4 technical work packages
were formed, each of which has a role in contributing to the objectives of aerodynamic
testing. Because testing of the Mask of Car model was first performed, it is necessary
to conduct a risk analysis of the 4 work packages. The purpose of the implementation
of risk analysis in this test is to manage the risk of adverse events, and predict the
impact arising from these events. The method of identifying the probability of an event
is done by conducting observations and interviews. By applying a risk analysis, testing
can be completed on schedule, and the test objectives are achieved without adverse
events occur.

Keyword: aerodynamics, wind tunnels, mask of car, work packages.

fasilitas uji aerodinamika yang


PENDAHULUAN
terbesar di Asia Tenggara. Namun,
Fasilitas uji aerodinamika sejauh ini belum pernah digunakan
yang dimiliki oleh BBTA3 (Balai untuk pengujian aerodinamika
Besar Aerodinamika, Aeroelastika dengan model uji mask of car kereta
dan Aeroakustika) merupakan api, karena pada awal berdirinya

36
BBTA3 memang dirancang untuk WP2 : DARS WTT (Data
mendukung PT Dirgantara Indonesia Acquisition and Reduction
atau IPTN (Industri Pesawat Terbang System Wind Tunnel Test)
Nurtanio) dalam mengembangkan WP3 : Tunnel & Operation
penelitian dan proyek bisnis yang WP4 : Aerodynamics, Data analysis
berkaitan dengan pesawat terbang. & Flow Visualization
Agak mirip dengan pengujian WP5 : Perencanaan & Analisis
pesawat terbang, maka pengujian Proses Teknologi
dengan model uji mask of car kereta Karena pengujian ini merupakan
api ini bertujuan untuk memperoleh pengujian aerodinamika yang unik
nilai koefisien gaya hambat (Cd) dari dan baru pertama kali dengan mode
model uji melalui pengukuran gaya uji mask of car kereta api, maka
aerodinamika [1]. Selain itu, tentunya perlu persiapan yang
pengujian ini juga bertujuan untuk khusus, sehingga tujuan pengujian
mengetahui data pola aliran yang
dapat tercapai dan sesuai dengan
terjadi pada model uji melalui waktu yang direncanakan. Jadi
pengujian flow visualization. Untuk tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mencapai tujuan tersebut di atas, mencari, mengolah dan menganalisis
maka dibentuk tim pengujian dengan
data tersebut, kemudian memberikan
struktur organisasi seperti yang data dan informasi yang cukup
ditunjukkan Gambar 1. Tim diketuai tentang potensi kegagalan dan
oleh seorang Kepala Program yang
potensi risiko, penyebab dan
merangkap Chief Engineer dan dampaknya kepada tim pengujian,
dibantu oleh seorang Program sehingga tim mampu melakukan
Manager yang bertanggung jawab antisipasi terhadap suatu kegagalan
terhadap masalah administrasi.Chief yang sudah diketahui dan dipetakan
Engineer (CE) membawahi 5 Paket potensinya, sehingga dapat
Kerja atau Work Package, yang meminimalkan dan menghindari
masing-masing dipimpin oleh kegagalan proses pada saat pengujian
seorang Leader. Pemberian nama [2] [3].
WP disesuaikan dengan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
METODE
KP/CE
Orientasi dari kegiatan ini
adalah untuk menunjang tim
PM
pengujian dalam mencapai tujuan
pengujian seperti yang telah
WP1 WP2 WP3 WP4 WP5
disebutkan di bagian sebelumnya,
dengan memberikan informasi yang
bersifat semacam peringatan dini [4].
Gambar 1. Struktur organisasi kegiatan
pengujian
Metode yang digunakan adalah
dengan mengidentifikasi dan
WP1 : Desain, Manufaktur dan memetakan potensi kegagalan
Model Handling masing-masing proses pada
pengujian tersebut untuk dilakukan

37
antisipasi dan pengendalian terhadap
potensi kegagalan. WP5 dibentuk
untuk melakukan kegiatan
identifikasi dan pemetaan potensi
kegagalan dari masing-masing proses
yang menjadi tugas setiap Paket
Kerja (WP) bersifat WP teknis, yaitu
WP1 sampai dengan WP4. Dalam
melakukan identifikasi ini, WP 5
memerlukan instrumen. Instrumen
yang digunakan dalam identifkasi ini
adalah observasi / pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung dan survei. Observasi
dilakukan terhadap 7 responden, Hal awal yang dilakukan untuk
yang terdiri dari 4 orang Leader yang mengidentifikasi data adalah
memimpin WP1 sampai dengan melakukan wawancara dan observasi
WP4, 1 orang Kepala Program, 1 langsung ke lapangan untuk
orang Manajer Program dan 1 orang menperoleh data mengenai potensi-
pejabat struktural. Setelah data hasil potensi kegagalan yang dapat terjadi
identifikasi diperoleh, selanjutnya dalam proses-proses pada WP1
dilakukan analisis data dan hingga WP4. Potensi – potensi ini
mengiterpretasikannya. Dalam merujuk pada hal – hal yang selama
melakukan analisis hasil data ini pernah terjadi pada proses
identifikasi tersebut, digunakan tersebut, berdasarkan pengetahuan
metode Analisis Semi-Kuantitatif dan pengalaman dari responden.
(Semi-Quantitative Analysis) [5]. Tabel 3 menunjukkan hasil
Dengan metode ini, maka pemberian identifikasi potensi kegagalan pada
nilai skala dibagi 2, yaitu skala WP1, beserta penyebab dan
frekuensi kejadian dan skala dampak. dampaknya pada capaian tujuannya
Derajat dan skor untuk kriteria skala [7].
frekuensi kejadian dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil identifikasi potensi
Tabel 1 [6]. Sedangkan derajat dan kegagalan WP1
skor untk kriteria skala dampak dapat
Dampak pada
dilihat pada Tabel 2 [6]. No. Potensi Kegagalan Penyebab
Capaian Tujuan
Kecelakaan kerja pada saat Pelaksanaan Reputasi instansi
1
pemasangan model uji pekerjaan tidak terganggu
Tabel 1. Kriteria skala frekuensi kejadian 2
Model uji jatuh pada saat Pelaksanaan Membutuhkan
instalasi pekerjaan tidak biaya tambahan
Skor Derajat (tingkat) 3
Model uji atau part tidak
sesuai dengan kebutuhan
Salah koordinasi
antara personil
Jadual pengujian
tertunda
Faktor eksternal Jadual pengujian
1 Sangat jarang 4 Model uji terlambat datang
dari vendor tertunda
Model uji tidak
2 Jarang 5
Kesalahan proses desain Operator tidak
sesuai dengan
model uji teliti
kebutuhan
3 Sering
4 Sangat Sering Selanjutnya dilakukan penentuan
nilai skala kemungkinan dan skala
Tabel 2. Kriteria skala dampak dampak dari tujuh responden.
Setelah didapatkan hasil rata-rata
dari setiap skala, dihitung total skor
dengan cara rata-rata skala

38
kemungkinan dikalikan dengan rata- Dimana apabila letak dari skor
rata skala dampak. Hasil perhitungan kegiatan di atas garis diagonal maka
skala kemungkinan dan skala potensi tersebut harus mendapatkan
dampak pada WP1, dapat dilihat perhatian lebih daripada skor yang
pada Tabel 4 [7]. Melalui Tabel 4 ini ada di bawah garis diagonal. Dari
dapat dipahami bahwa potensi lima potensi kegagalan yang
kegagalan yang harus menjadi dirumuskan, terdapat 4 diantaranya
perhatian paling tinggi pada WP1 yang harus mendapat perhatian lebih
adalah model uji jatuh pada saat karena berpotensi memiliki dampak
instalasi, dengan skala 1.29 ; 3.43 dan kemungkinan yang besar, dan 1
serta total skor 4.41. Untuk yang dapat menjadi prioritas akhir
mempermudah mempelajari atau meskipun tidak boleh diabaikan demi
menganalisis, hasil perhitungan kelancaran pengujian.
ditampilkan dalam bentuk gambar Untuk WP2, maka hasil identifikasi
untuk menunjukkan peta risiko potensi kegagalan ditampilkan di
kegagalan. Gambar 2 menunjukkan Tabel 5, dan hasil perhitungan skala
peta risiko kegiatan pada WP1 [7]. kemungkinan dan skala dampak
ditampilkan di Tabel 6. Sedangkan
Tabel 4. Hasil perhitungan skala
Gambar 3 menunjukkan peta risiko
kemungkinan dan skala dampak
pada WP2.
WP1
Tabel 5. Hasil identifikasi potensi
A. Pendapat Responden B. Pendapat Responden Total
No. Potensi Kegagalan terhadap Skala Kejadian
Rata2
terhadap Skala Dampak
Rata2
Skor kegagalan WP2
A B
A*B
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Dampak pada Capaian
No. Potensi Kegagalan Penyebab
Kecelakaan kerja pada saat Tujuan
1 2 1 1 2 2 1 1 1.43 2 2 4 4 2 3 2 2.71 3.88
pemasangan model uji
Data Acquisition and Reduction Pengujian terhenti
Model uji jatuh pada saat 1 Listrik mati
2 1 1 1 1 2 2 1 1.29 4 3 4 3 3 3 4 3.43 4.41 System (DARS) malfungsi sementara
instalasi
Model uji atau part tidak sesuai Penetapan konfigurasi pengujian Operator tidak
3 2 3 2 2 3 2 1 2.14 2 2 3 1 2 2 1 1.86 3.98 2 Data tidak terpakai
dengan kebutuhan salah teliti
4 Model uji terlambat datang 2 1 2 1 2 2 2 1.71 2 2 3 3 3 2 2 2.43 4.16
Kesalahan pengkodean pada Operator tidak
Kesalahan proses desain model 3 Pengujian tertunda
5 1 1 1 1 2 1 1 1.14 2 2 2 3 3 2 2 2.29 2.61 proses data teliti
uji
Data awal tidak Dibutuhkan waktu
4 Data Konfigurasi tidak valid
tepat konfigurasi lebih lama

Tabel 6. Hasil perhitungan skala


kemungkinan dan skala dampak
WP2
A. Pendapat Responden B. Pendapat Responden Total
Rata2 Rata2
No. Potensi Kegagalan terhadap Skala Kejadian terhadap Skala Dampak Skor
A B
A*B
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Data Acquisition and Reduction
1 1 1 1 2 2 1 1 1.29 3 3 4 4 2 3 2 3.00 3.87
System (DARS) malfungsi
Kesalahan penetapan konfigurasi
2 1 2 2 1 2 1 1 1.43 2 3 3 3 3 3 2 2.71 3.88
pengujian
Gambar 2. Peta risiko kegagalan Kesalahan pengkodean pada proses
3 1 1 2 1 1 1 1 1.14 2 2 2 1 2 2 1 1.71 1.95
WP1 data
4 Data konfigurasi tidak valid 2 1 1 1 2 2 2 1.57 2 2 1 1 1 1 2 1.43 2.25
Dari Gambar 2 di atas dapat
dijelaskan bahwa garis diagonal
merupakan batas yang ditentukan.

39
Tabel 8. Hasil perhitungan skala
kemungkinan dan skala dampak
WP3
A. Pendapat Responden B. Pendapat Responden Total
No. Potensi Kegagalan terhadap Skala Kejadian Rata2 terhadap Skala Dampak Rata2 B Skor
A
A*B
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Programmable Logic Controller
1 3 3 2 2 2 3 2 2.43 2 3 2 3 2 3 2 2.43 5.90
(PLC) malfungsi
Plant system (cooling system,
2 external balance, fan drive) 2 2 2 2 1 2 2 1.86 2 3 2 3 2 3 4 2.71 5.04
Gambar 3. Peta risiko kegagalan malfungsi
WP2 3 Listrik dari PLN trip 2 2 1 2 2 2 1 1.71 2 2 1 1 2 1 1 1.43 2.45
4 Seksi uji belum siap 1 1 1 1 1 2 1 1.14 1 1 1 1 1 1 2 1.14 1.31
Untuk WP2, maka hasil identifikasi
potensi kegagalan ditampilkan di
Tabel 5, dan hasil perhitungan skala
kemungkinan dan skala dampak
ditampilkan di Tabel 6. Sedangkan
Gambar 3 menunjukkan peta risiko
pada WP2.
Sedangkan untuk WP3, semua
hasilnya ditampilkan di Tabel 7,
Tabel 8 dan Gambar 4. Hasil
identifikasi potensi kegagalan
ditampilkan di Tabel 7, dan hasil
perhitungan skala kemungkinan dan
skala dampak ditampilkan di Tabel 8. Gambar 4. Peta risiko kegagalan
Sedangkan peta risiko pada WP3 WP3
ditunjukkan dengan Gambar 4.
Untuk WP4, semua hasilnya
Tabel 7. Hasil identifikasi potensi ditampilkan di Tabel 9, Tabel 10, dan
kegagalan WP3 Gambar 5. Hasil identifikasi potensi
No. Potensi Kegagalan Penyebab
Dampak pada kegagalan ditampilkan di Tabel 9,
Capaian Tujuan
Programmable Logic
dan hasil perhitungan skala
Baterai lemah/listrik
1 Controller (PLC)
padam
Pengujian tertunda kemungkinan dan skala dampak
malfungsi
Plant system (cooling
Plant system Pengujian
ditampilkan di Tabel 10. Sedangkan
2 system, external
balance, fan drive)
obsolete terhambat peta risiko pada WP4 ditunjukkan
3 Listrik dari PLN trip
Kegagalan switch on
Trafo DC Drive
Pengujian tertunda dengan Gambar 5.
Kurang koordinasi Pemasangan model
4 Seksi uji belum siap
dengan personil lain tertunda

40
Tabel 9. Hasil identifikasi potensi kegagalan terutama oleh pimpinan kegiatan.
WP4 Potensi kegagalan yang perlu
No. Potensi Kegagalan Penyebab
Dampak pada Capaian mendapat perhatian lebih dibanding
Tujuan
Data hasil uji Penguasaan metode uji potensi kegagalan lain dalam setiap
Tujuan pengujian tidak
1 aerodinamika tidak
valid
di terowongan angin
masih terbatas
tercapai Paket Kerja dapat dilihat seperti yang
2
Kesalahan Pada
Operator kurang teliti Pengujian tertunda
ditunjukkan pada Tabel 11 berikut
Analisis Data
Data Flow visualization
ini.
3 Kesalahan data awal Pengujian tertunda
tidak akurat Tabel 11. Potensi kegagalan yang
4
Kesalahan interpretasi
aliran CFD
Penguasaan operator
kurang
Analisis data yang
dihasilkan tidak akurat
paling tinggi di setiap Paket Kerja
Dampak pada capaian
No. WP Potensi kegagalan Penyebab
Tabel 10. Hasil perhitungan skala tujuan
kemungkinan dan skala dampak Pelaksanaan pekerjaan
Model uji jatuh pada saat
1 1 tidak mengikuti Reputasi instansi terganggu
WP4 instalasi
prosedur
Kesalahan penetapan
2 2 Operator kurang teliti Pengujian tertunda
A. Pendapat Responden B. Pendapat Responden Total konfigurasi
Rata2 Rata2
No. Potensi Kegagalan terhadap Skala Kejadian terhadap Skala Dampak Skor Baterai lemah/listrik
A B 3 3 PLC malfungsi Pengujian tertunda
A*B padam
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Penguasaan metode uji
Data hasil uji
Data hasil uji 4 4 di terowongan angin Tujuan pengujian tidak
1 2 1 2 2 2 2 2 1.86 2 4 3 4 2 3 2 2.86 5.31 aerodinamika tidak valid
aerodinamika tidak valid masih terbatas tercapai

2
Kesalahan Pada Analisis
1 1 2 2 1 2 2 1.57 2 3 4 3 2 3 3 2.86 4.49
DAFTAR PUSTAKA
Data
Data Flow visualization
3 1 2 2 2 2 1 2 1.71 2 2 3 3 2 3 3 2.57 4.41
tidak akurat [1] Gunawan Wijiatmoko,
Kesalahan interpretasi
4
aliran CFD
2 2 1 3 1 2 1 1.71 3 3 2 3 3 2 3 2.71 4.65 “Pengujian Model Mask of Car
(Kereta api) di Terowongan Angin”,
Program Manual : PM/01/CE/WT-
KAC/09/2019, BBTA3, Tangerang
Selatan, 2019.
[2] Robin E. McDermott,
Raymond J. Mikulak, dkk., “The
Basics Of FMEA”, 2nd Edition,
Taylor & Francis Group, New York,
2019.
[3] H. Kerzner, “Project
Management. A Systems Approach
Gambar 5. Peta Risiko kegagalan to Planning, Scheduling, and
WP4 Controlling”, Seventh Edition. John
SIMPULAN Wiley & Sons, Inc. New York, 2001.

Berdasarkan pembahasan [4] Tjakra, Jermias dan Freyke


sebelumnya mengenai hasil Sangari, “Analisis Risiko Pada
observasi dan juga hasil analisis Proyek Konstruksi Perumahan di
potensi kegagalan di masing-masing Kota Manado”, Jurnal Ilmiah Media
WP atau Paket Kerja, maka di setiap Engineering Vol. 1, No.1, Manado,
Paket Kerja terdapat potensi 2011.
kegagalan yang perlu mendapatkan [5] Darmawan Saputra, “3 Metode
perhatian paling tinggi oleh tim, Analisis Risiko Yang Sering

41
Digunakan.”,
http://darmawansaputra.com/3-
metode-analisa-risiko-dalam-hira/,
diakses pada tanggal 14 Mei 2020.
[6] Yogi Octavian M.P., “Analisis
Potensi Kegagalan Proses pada
Program Pengujian Model Mask of
Car Kerta Api”, Technical Report:
TR 01/L5/WT-KAC/11/2019,
BBTA3, Tangerang Selatan, 2019.
[7] Adis Jayati, “Observasi Potensi
Kegagalan Proses Desain
Manufaktur dan Model Handling”,
Pengujian Model Mask of Car di
Terowongan Angin, Technical Note:
TN 01/ES5.2/WT-KAC/10/2019,
BBTA3, Tangerang Selatan, 2019.

42

Anda mungkin juga menyukai