Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
canggih, penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan transportasi semakin
lebih cepat dan mudah. Setiap kejadian yang ada di suatu negara dalam beberapa saat
bisa diketahui oleh masyarakat seluruh dunia. Bahkan berbagai warisan ilmu
pengetahuan pada ratusan atau ribuan tahun yang lalu bisa dinikmati masyarakat
dewasa ini. Hal ini bisa terjadi karena adanya peran media massa (radio, televisi, surat
kabar, tabloid, majalah, internet, buku, kaset/CD). Bahkan bisa dikatakan, hidup kita
tidak akan lepas dari peran media massa. Mulai bangun tidur sampai kita kembali
tidur. Pikiran kita dipenuhi informasi dari media massa. Betapa media massa
sedemikian hebat dan kuatnya dalam memengaruhi manusia terutama remaja.
Dunia media massa terdapat media cetak, yang meliputi surat kabar dan
majalah, media penyiaran, yang meliputi radio dan televisi. Tetapi seiring berjalan
nya masa muncullah internet, sebuah media baru revolusioner yang digunakan secara
luas. Internet menggabungkan fitur-fitur media lain. Pengguna dapat membacara
artikel seperti pada publikasi cetak, mendengarkan musik seperti di radio, atau
menonton video seperti di televisi. Internet juga menyediakan fitur-fitur yang tidak
ditawarkan oleh media lain, seperti interaktifitas dan jangkauan global. Fungsi
internet bermacam-macam, salah satunya adalah sebagai tempat komunitas jejaring
sosial dunia maya. Jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan
sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan
berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar. Situs jejaring sosial
di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang paling dikenal dan
banyak diikuti remaja jaman sekarang adalah WhatsApp, Facebook, Twitter,
Instagram, Path, Tumblr, dan situs jejaring sosial yang lainnya.
Dengan situs jejaring ini kita dapat memperluas pertemanan secara
kekerabatan maupun dengan masyarakat luas, bukan hanya dalam ruang lingkup
lingkungan tempat tinggal saja tetapi dari berbagai macam kalangan lingkungan
maupun status sosial. Hal tersebut menjadi suatu kaharusan bagi remaja untuk
memilikinya. Media sosial bagi para remaja merupakan hal yang penting tidak hanya

1
sebagai tempat memperoleh informasi yang mernarik tetapi juga sudah menjadi
lifestyle atau gaya hidup. Banyak pelajar yang tidak ingin dianggap jadul karena tidak
memiliki akun media sosial. Media sosial bagi para pelajar biasanya di gunakan untuk
mengekspresikan diri, berbagai segala tentang dirinya kepada banyak orang terutama
teman-teman dan media sosial juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk menghasilkan
uang. Kini sosial media sudah menjadi faktor penting interaksi bagi manusia. Namun
dengan adanya media sosial ini, menjadikan seseorang terlalu terbuka akan dirinnya
dihadapan orang lain ataupun dengan orang yang belum dikenalnya, khususnya para
kaum remaja. Ditambah lagi dengan munculnya smartphone yang menyediakan
kebebasan bersosial media dan provider yang menyediakan murahnya layanan sosial
media. Hal ini jelas mengakibatkan remaja melupakan akan batasan-batasan
pergaulan yang seharusnya mereka ketahui. Besarnya dampak media sosial tidak
hanya memberikan dampak postif tetapi juga memberikan dampak negatif kepada
manusia terutama dampaknya bagi interaksi sesama manusia yang saat ini telah di
pengaruhi media sosial. Media sosial sedikit demi sedikit membawa kita ke suatu pola
budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir kita. Media sosial dapat membuat
seseorang menjadi ketergantungan terhadap media sosial.
Perkembangan teknologi berkembang sangat pesat seiring berjalannya waktu
baik di negara berkembang maupun di maju khususnya di Indonesia yang termasuk
negara berkembang. Teknologi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Teknologi
dapat membantu dan mempermudah manusia dalam mengerjakan pekerjaannya
sehingga dapat selesai dengan lebih efektif dan efisien. Perkembangan teknologi di
era modern seperti sekarang memberikan dampak yang besar bagi kehidupan manusia
dari berbagai bidang, utamanya pada bidang pendidikan yang merupakan salah satu
bidang penting dalam pembangunan. Melalui pendidikan yang berorientasi pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dan menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi di masa mendatang. Demi terwujudnya
peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satunya dengan cara pembuatan
program pendidikan yang tepat sasaran, memiliki visi dan misi, serta tujuan yang
menunjang kebutuhan di masa mendatang. Suatu keberhasilan program pendidikan
tidak lepas dari adanya pengaruh oleh berbagai faktor. Salah satu dari faktor tersebut
adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang
memadai akan menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Dengan
demikian diperlukannya peningkatan dalam pengelolalan dan pengembangan sarana

2
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dari lembaga pendidikan tersebut agar
tercapainya tujuan pendidikan.
Tanpa media pembelajaran, komunikasi tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Pemakaian media pembelajaran juga dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar. Di lingkungan perguruan tinggi, media pembelajaran tidak hanya media
visual dan audio-visual saja, melainkan media internet juga yang dapat mempermudah
siswa dalam berkomunikasi secara luas tidak terbatas waktu dan jarak serta digunakan
untuk mencari berbagai ilmu secara langsung dan terbaru. Sebagai wadah komunikasi
dan sumber informasi yang mudah diakses, media internet memfasilitasi dengan salah
satunya adalah media jejaring sosial. Media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter,
dan lainnya tentu dapat membantu siswa dalam mencari berbagai relasi dan informasi
sesuai yang diinginkan. Media sosial memiliki potensi besar untuk dikembangkan
dalam pendidikan di Indonesia, dilihat dari dua sisi yaitu jumlah pengguna dan sifat
media sosial. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia cukup besar terutama
pengguna web blog dan facebook. Berdasarkan tinjauan diatas, maka penulis sangat
tertarik untuk mencari tahu apakah ada pengaruh antara penggunaan media sosial
terhadap prestasi belajar pada siswa SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran
2018/2019.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh antara penggunaan media sosial terhadap
prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019?”.
1.3 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara
penggunaan media sosial terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 SMA
Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial berdasarkan lama
waktu penggunaan dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa SMA
Negeri 1 SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019.

3
2) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap kesehatan
tubuh siswa dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019.
3) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap kesehatan
mental dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
Pamekasan tahun ajaran 2018/2019.
4) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial berdasarkan umur
terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran
2018/2019.
5) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial berdasarkan jenis
kelamin terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Pamekasan tahun
ajaran 2018/2019.
6) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial berdasarkan jenis
jaringan yang digunakan terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
Pamekasan tahun ajaran 2018/2019.
7) Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Pamekasan
tahun ajaran 2018/2019.
1.4 Manfaat Penelitian
Selain memiliki tujuan, sebuah penelitian haruslah memiliki manfaat. Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Praktis
Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh
tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas
wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai Pengaruh
Media Sosial Bagi Remaja. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil
penelitian, penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima dan
bermanfaat.
b. Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat
dijadikan rujukan bagi upaya untuk meminimalisasi pengaruh media sosial bagi
remaja dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi masyarakat yang
melakukan kajian terhadap pengaruh sosial media terhadap remaja.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial


a. Sejarah Media Sosial
Apabila kita menyimak sejarah internet dan media sosial, tampak sekali
temuan-temuan di dunia internet yang dipaparkan oleh Reddick dan King (1996:
107-110) terkait langsung dengan perkembangan media sosial. Berikut ini benang
merah yang bisa ditarik dari momen-momen bersejarah tersebut. Pada tanggal 29
Oktober 1969, komputer SDS Sigma 7 milik University of California Los Angeles
(UCLA) Amerika Serikat (AS) sukses mengirim pesan ke komputer SRI di
Universitas Stanford yang jauhnya 560 km. Pesan yang bersejarah itu dikirim oleh
peneliti UCLA Bill Duvall kepada rekannya di Stanford, Charley Kline sekitar
pukul 22.30 waktu setempat. Pesan berupa teks itu dikirim via jaringan packet
switching Advanced Research Project Agency NET (ARPANET), yang dalam
perkembangannya menjadi cikal bakal dari tulang punggung jaringan internet
modern bersama TCP/IP. Dari sukses pengiriman kata “Login” itu, internet yang
awalnya menghubungkan beberapa kampus di AS, kelak berubah menjadi
jaringan global. Dalam kurun 45 tahun internet berevolusi sehingga
menghubungkan jutaan komputer dengan beragam jenis konten, mulai dari data,
musik, gambar, hingga file video beresolusi tinggi dengan kecepatan tinggi pula.
Asosiasi profesional teknologi dari Institute of Electrical and Electronics
Engineers (IEEE) dalam sebuah plakat menyatakan UCLA sebagai tempat lahir
internet.
Pada tahun 1969 tercatat pula lahirnya CompuServe yang merupakan
internet service provider komersil pertama untuk publik di Amerika Serikat.
Teknologi yang digunakan dikenal dengan sebutan dial-up dan terus banyak
digunakan sampai pertengahan tahun 1990-an. Embrio media sosial sendiri
bermula pada era 70-an, tepatnya tahun 1978, saat sistem papan buletin atau
bulletin board system (BBS) ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess
yang merupakan pecinta dunia komputer. Sistem papan ini memungkinkan
pengguna (user) untuk bisa berhubungan dengan orang lain memakai surat
elektronik atau pun mengunggah dan mengunduh melalui perangkat lunak yang

5
tersedia saat itu. Ini merupakan awal sebuah komunitas virtual dalam lingkup
terbatas. Kala itu konektivitas internet berlangsung menggunakan saluran telepon
yang terhubung dengan modem. Layanan online Prodigy diperkenalkan pada
tahun 1984 dan tumbuh menjadi penyedia layanan online terbesar kedua pada era
tahun 1990-an. Pelanggannya saat itu mencapai 465.000, sedangkan CompuServe
600.000 pelanggan. Pada tahun 1994 Prodigy menjual koneksi dial-up ke World
Wide Web dan layanan hosting web, serta kini menjadi bagian dari AT&T. Pada
tahun 1993 lahir World Wide Web di internet dengan browser grafis pertama,
mosaic, dan halaman web seperti dikenal saat ini oleh National Center for
Supercomputing Applications (NCSA) yang ada di University Illinois Urbana
Champaign. Terobosan dalam teknologi komunikasi dan informasi ini ikut
mengubah wajah dunia melalui kemampuan untuk menyuarakan opini dan
mengakses beragam informasi yang ada.
Perubahan mendasar terjadi pada tahun 1995 ketika situs GeoCities
muncul. GeoCities melayani web hosting, kegunaannya untuk melayani
penyewaan penyimpanan data-data website agar website tersebut dapat diakses
dari mana pun. Bisa dikatakan, GeoCities adalah tonggak awal lahirnya website-
website lain. Pada tahun 1995 muncul situs Classmates.com yang merupakan situs
jejaring sosial terbatas pada lingkungan orang-orang tertentu saja. Dua tahun
kemudian situs Sixdegree.com lahir. Situs ini dinilai sebagai kelahiran dari sistem
jejaring sosial pertama, karena lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial
ketimbang Classmates.com. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil,
menambah teman, dan mengirim pesan. Pada tahun 1998 Google muncul sebagai
mesin pencari utama di internet dan memunculkan tampilan indeks. Laju
perkembangan jejaring sosial begitu cepat. Tahun 1999 muncul situs yang dapat
digunakan untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. Situs ini memberi peluang
kepada penggunanya untuk dapat membuat halaman situs sendiri. Dengan
demikian pengguna Blogger bisa memuat halaman blognya dengan berbagai
informasi, seperti hal atau pengalaman bersifat pribadi dan ide, kritik serta
pendapatnya mengenai suatu topik persoalan yang sedang hangat.
Blogger inilah yang di kemudian hari disebut-sebut sebagai tonggak
penting perkembangan media sosial. Pada tahun 2000 tercatat lahir sejumlah situs
sosial dengan corak tersendiri seperti Lunarstorm, Live Journal, Cyword yang
fungsinya sekadar memperluas informasi secara searah. Domain dot com menjadi

6
populer, di mana saat itu 70 juta komputer terhubung ke internet. Kepentingan
para pebisnis pun muncul di situs jejaring dengan munculnya Ryze.com pada
tahun 2001. Situs ini bertujuan untuk memperluas dan memperbesar jejaring
bisnis. Beragam kepentingan yang lebih spesifik makin bermunculan dalam situs.
Kemudian pada tahun 2001, Wikipedia, sebuah ensiklopedia online dan
wiki terbesar di dunia muncul. Berikutnya pada 2002, muncul Friendster sebagai
situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh.
Konektivitas dalam jaringan maya menjadi awal untuk kemudian dapat disusul
dengan pertemuan lansung. Oleh karena itu, situs ini lebih diminati anak muda
untuk saling berkenalan. Friendster mengalami booming dan kehadirannya begitu
fenomenal. Bak jamur yang tumbuh di musim hujan, dalam waktu singkat
bermunculan situs sosial interaktif lain menyusul Friendster. Seakan Friendster
tidak dibiarkan eksis sendirian dalam jangka waktu lama, karena sejak 2003 terus
bermunculan berbagai media sosial dengan seabrek keunggulan, keunikan,
karakteristik dan segmentasi yang beragam. LinkedIn yang lahir tahun 2003,
muncul semata-mata tidak hanya untuk bersosialisasi saja. Situs ini juga
bermanfaat untuk bertukar informasi mengenai pekerjaan atau mencari pekerjaan,
sehingga fungsi media sosial makin berkembang. Tahun 2003 lahir pula MySpace.
Kemudahan dalam penggunaan ditawarkan oleh MySpace, sehingga situs jejaring
sosial ini bisa dikatakan begitu mudah digunakan atau user friendly. Hingga akhir
tahun 2005, Friendster dan MySpace merupakan situs jejaring sosial yang paling
diminati. Kemunculan sejumlah situs jejaring sosial itu pada intinya bermula dari
adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang
yang ada di seluruh belahan bumi. Dalam perkembangan lebih lanjut, media sosial
kini menjadi sarana atau aktivitas yang masuk kategori digital marketing, karena
banyak dijejali kemasan dan muatan pemasaran. Salah satu unsur mendasar yang
ada pada situs-situs media sosial tersebut adalah fungsi dan layanan jejaring
sosial. Layanan jejaring sosial memberikan jasa konektivitas melalui situs,
platform dan sarana yang berfungsi memfasilitasi pembentukan jaringan atau
hubungan sosial di antara beragam orang yang mempunyai ketertarikan, minat
(interest), kegiatan, latar belakang, maksud, kepentingan, tujuan, atau korelasi
dunia nyata yang sama.
Sebuah layanan jejaring sosial biasanya terdiri atas representasi setiap
penggunanya dalam wujud profil, aktivitas, relasi sosial, dan sejumlah layanan

7
tambahan. Layanan itu biasanya berbasis web dan penggunanya berinteraksi
melalui internet, seperti pesan instan, surat elektronik dan mengunduh foto,
gambar atau video. Berbagai situs jejaring sosial memudahkan pengguna untuk
berbagi ide, saran, pandangan, aktivitas, informasi, acara, ajakan dan ketertarikan
di dalam jaringan individu masing-masing orang. Selain layanan jejaring sosial
bersifat terpusat pada individu, sosok atau tokoh, berkembang pula layanan
komunitas yang sifatnya lebih terpusat pada grup atau kelompok bersama. Pada
tahun 2004 Facebook lahir. Situs jejaring sosial ini sampai kini masuk dalam
jajaran lima besar yang paling dikenal karena memiliki banyak anggota
(Dirgayuza. 2008. Hal 6-9.). Memasuki tahun 2006, penggunaan Friendster dan
MySpace mulai tergeser dengan adanya Facebook. Situs ini dengan corak
tampilan yang lebih modern memungkinkan orang untuk berkenalan dan
mengakses informasi seluas-luasnya.
Tahun 2006 Twitter lahir. Kemunculan Twitter menambah jumlah situs
sosial bagi kaum muda. Pengguna Twitter hanya bisa meng-update status yang
bernama tweet atau kicauan, dan dibatasi hanya 140 karakter saja. Twitter
menggunakan sistem mengikuti-tidak mengikuti (follow unfollow), di mana
seseorang dapat melihat status terbaru dari orang yang diikuti (follow). Pada 2007
Wiser lahir. Situs jejaring sosial ini meluncur bertepatan dengan peringatan Hari
Bumi (22 April) 2007, dengan tujuan menjadi sebuah direktori online organisasi
lingkungan seluruh dunia termasuk gerakan pro lingkungan hidup yang dilakukan
individu, organisasi dan kelompok. Tidak mau ketinggalan oleh situs jejaring
sosial yang lebih dulu eksis, Google pada tahun 2011 mengeluarkan Google+.
Situs jejaring sosial ini di awal peluncurannya hanya terbatas pada orang yang
telah di-invite oleh Google. Akan tetapi tidak lama kemudian, Google+
diluncurkan secara umum. Tahun 2012 muncul Ketiker. Situs untuk semua usia
ini menambah daftar panjang situs-situs jejaring sosial. Situs web ini lebih
menawarkan jejaring sosial berupa mikro blog yang memberi peluang bagi
penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan secara leluasa. Belakangan,
kemunculan Line, We Chat, Kakao Talk dan yang lainnya terus menambah
panjang daftar situs-situs jejaring sosial yang sudah ada. Hal itu ditopang oleh
kemajuan perangkat gadget, teknologi informasi dan kecepatan jaringan internet
yang makin pesat. (Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, 2014).

8
b. Ciri-Ciri Media Sosial
Menurut Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI dalam buku
panduan optimalisasi media sosial (2014) ciri ciri media sosial antara lain :
1) Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak terbatas
pada satu orang tertentu.
2) Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat.
3) Isi disampaikan secara online dan langsung.
4) Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga
tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan
sendiri oleh pengguna.
5) Media sosial menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.
6) Dalam konten media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional seperti
identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis),
hubungan (relasi), reputasi (status) dan kelompok (group).
c. Klasifikasi Media Sosial
Dalam artikelnya berjudul “User of the World, Unite! The Challenges and
Opportunities of Social Media,” di Majalah Business Horizons (2010) halaman
69-68, Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein membuat klasifikasi untuk
berbagai jenis media sosial yang ada berdasarkan ciri-ciri penggunaannya.
Menurut mereka, pada dasarnya media sosial dapat dibagi menjadi enam jenis,
yaitu:
1) Pertama, proyek kolaborasi website, di mana user-nya diizinkan untuk dapat
mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat di
website tersebut, seperti Wikipedia.
2) Kedua, blog dan micro blog, di mana user mendapat kebebasan dalam
mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman,
pernyataan, sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter.
3) Ketiga, konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan
konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain
seperti Youtube.
4) Keempat, situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi
dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau sosial

9
sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti misalnya
Facebook.
5) Kelima, virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat
muncul dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian
berinteraksi dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di
dunia nyata, seperti online game.
6) Keenam, virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang
memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual
untuk berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh
berbeda dengan virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan
berbagai aspek kehidupan, seperti Second Life.
d. Kelebihan Media Sosial
Menurut Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI dalam buku
panduan optimalisasi media sosial (2014), ada beberapa kelebihan yang dimiliki
oleh media sosial dibandingkan dengan media konvensional lainnya antara lain:
1) Cepat, ringkas, padat dan sederhana. setiap produksi media konvensional
membutuhkan keterampilan khusus, standar yang baku dan kemampuan
marketing yang unggul. Sebaliknya, media sosial begitu mudah digunakan
(user friendly), bahkan pengguna tanpa basis pengetahuan Teknologi
Informasi (TI) pun dapat menggunakannya. Yang diperlukan hanya komputer,
tablet, smartphone, ditambah koneksi internet.
2) Menciptakan hubungan lebih intens. Media-media konvensional hanya
melakukan komunikasi satu arah. Untuk mengatasi keterbatasan itu, media
konvensional mencoba membangun hubungan dengan model interaksi atau
koneksi secara langsung melalui telepon, sms atau Twitter. Sedangkan media
sosial memberikan kesempatan yang lebih luas kepada user untuk berinteraksi
dengan mitra, pelanggan, dan relasi, serta membangun hubungan timbal balik
secara langsung dengan mereka.
3) Jangkauan luas dan global. Media-media konvensional memiliki daya jangkau
secara global, tetapi untuk menopang itu perlu biaya besar dan membutuhkan
waktu lebih lama. Sedangkan melalui media sosial, siapa pun bisa
mengkomunikasikan informasi secara cepat tanpa hambatan geografis.
Pengguna media sosial juga diberi peluang yang besar untuk mendesain
konten, sesuai dengan target dan keinginan ke lebih banyak pengguna.

10
4) Kendali dan terukur. Dalam media sosial dengan sistem tracking yang
tersedia, pengguna dapat mengendalikan dan mengukur efektivitas informasi
yang diberikan melalui respons balik serta reaksi yang muncul. Sedangkan
pada media-media konvensional, masih membutuhkan waktu yang lama.
e. Dampak Positif Media Sosial
Kehadiran media sosial memberikan bayak manfaat bagi masyarakat
utamanya anak anak dan remaja yang hampir setiap saat menggunakan fasilitas
internet dan media sosial. Menurut Telkom Indonesia dalam buku 17 rumus keren
internet baik (2016), ada beberapa manfaat atau dampak positif media sosial bagi
anak anak dan remaja antara lain:
1) Remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang
sangat diutuhkan di era digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar
bagaimana cara beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola
jaringan pertemanan.
2) Remaja dapat memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs jejaring sosial,
remaja menjadi lebih mudah dalam berteman dengan orang lain di seluruh
dunia, meski sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara
langsung.
3) Remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman
teman yang mereka jumpai secara online, karena disini mereka berinteraksi
dengan menerima umpan balik satu sama lain.
4) Situs jejaring sosial membuat remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan
empati. Mereka dapat memberikan perhatian saat ada teman mereka yang
berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga
hunungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
f. Dampak Negatif Media Sosial
Selain memberikan dampak positif, media sosial juga dapat memberikan
dampak negatif bagi masyarakat utamanya anak anak dan remaja (Watkins,
S.Craig. 2009.). Ada beberapa dampak negatif media sosial antara lain :
1) Remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat
pemahaman bahasapun menjadi terganggu. Jika sejak kecil mereka terlalu
banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk-beluk
berkomunikasi di dunia nyata, seperti bahasa tubuh dan nada suara menjadi
berkurang.

11
2) Situs jejaring sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri sendiri.
Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka karena
kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan
mereka menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3) Bagi remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal
ini akan membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara
berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi keterampilan menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan
tata bahasa.
4) Situs jejaring sosial adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan
kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu kapan seseorang yang baru dikenal
remaja di internet menggunakan jati dirinya yang sesungguhnya atau tidak.
(Telkom Indonesia, 2016)
2.2 Prestasi Belajar
a. Definisi Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri atas 2 kata yaitu prestasi dan belajar. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti : hasil yang telah dicapai (dari
yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) Sedangkan belajar menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
1) Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu
2) Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan pengalaman
Selain menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, juga ada beberapa
pendapat tentang belajar menurut para ahli. menurut Anni, (2004) Belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Menurut Slameto
(2003), belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Selain itu, Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
nilai sikap. (Winkel,2005).
Sedangkan Dalyono (2009), belajar adalah suatu usaha perbuatan yang
dilakukan secara sunguh sungguh dengan sistematis, mendayagunakan semua
potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta panca indera, otak, dan anggota

12
tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat,
motivasi, minat, dan sebagainya. Kemudian menurut Hakim (2005), dia
menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut tampak dalam peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapann, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lainnya.
Prestasi belajar menurut Kamus besar bahasa Indonesia adalah :
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2006:297), prestasi dapat pula
didefinisikan sebagai nilai yang merupakan perumusan terakhir yang dapat
diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa
tertentu. Sugihartono (2007:130) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil
pengukuran yang berwujud angka maupun pernyataan yang mencerminkan
penguasaan materi pelajaran untuk siswa. Sedangkan Sumadi Suryabrata (2006:
6) mendefinisikan prestasi belajar merupakan hasil evaluasi pendidikan yang
dicapai oleh siswa setelah menjalani proses pendidikan secara formal dalam
jangka waktu tertentu dan hasil belajar tersebut berupa angka-angka.
Selain defenisi diatas, juga ada beberapa ahli yang mendefinisikan prestasi
belajar antara lain :
1) Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi peserta didik merupakan berakhirnya penggal dan puncak
proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).
2) Menurut Wirawan (1996:2002) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya sebagian dinyatakan
dengan nilai-nilai dalam buku rapornya.
3) Suharsimi Arikunto (2002:269) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah
tingkat pencapaian yang telah dicapai oleh anak didik atau siswa terhadap
tujuan yang ditetapkan oleh masing-masing bidang studi setelah mengikuti
program pengajaran dalam waktu tertentu.
4) Sumadi Suryabrata (2005:175) prestasi belajar meliputi perubahan
psikomotorik, sehingga prestasi belajar adalah kemampuan siswa yang berupa

13
penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dicapai dalam belajar
setelah ia melakukan kegiatan belajar.
b. Jenis-Jenis Prestasi Belajar
Menurut pendapat Hutabarat (1995: 11-12), hasil belajar dibagi menjadi
empat golongan yaitu :
1) Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi, fakta, gagasan, keyakinan,
prosedur, hukum, kaidah, standar, dan konsep lainya.
2) Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis,
mereproduksi, mencipta, mengatur, merangkum, membuat generalisasi,
berfikir rasional dan menyesuaikan.
3) Kebiasaaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan
keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan
4) Sikap, yaitu dalam bentuk apresiasi, minat, pertimbangan dan selera.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara umum prestasi belajar siswa sangat beragam, hal ini tentu saja
mempunyai faktor – faktor penyebabnya. Menurut Muhibbin Syah (2008: 132)
dalam bukunya “psikologi pendidikan” menjelaskan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor
pendekatan belajar. Berikut penjelasan tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2008: 132-139), antara
lain:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor atau penyebab yang berasal dari
dalam diri setiap individu tersebut, seperti aspek fisiologis dan aspek
psikologis.
a) Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis ini meliputi kondisi umum jasmani dan tonus
(tegangan otot) yang menunjukkan kebugaran organ – oragan tubuh dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi tubuh yang lemah akan berdampak secara langsung pada kualitas
penyerapan materi pelajaran, untuk itu perlu asupan gizi yang dari
makanan dan minuman agar kondisi tetap terjaga. Selain itu juga perlu
memperhatikan waktu istirahat yang teratur dan cukup tetapi harus disertai
olahraga ringan secara berkesinambungan. Hal ini penting karena

14
perubahan pola hidup akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan
merugikan semangat mental.
b) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang masuk dalam aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelajaran, berikut faktor – faktor
dari aspek psikologis seperti intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi.
Tingkat intelegensi atau kecerdasan (IQ) tak dapat diragukan lagi sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar. Semakin tinggi kemampuan
inteligensi siswa maka semakin besar peluang meraih sukses, akan tetapi
sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin
kecil peluang meraih sukses. Sikap merupakan gejala internal yang
cenderung merespon atau mereaksi dengan cara yang relatif tetap terhadap
orang, barang dan sebagainya, baik secara positif ataupun secara negatif.
Sikap (attitude) siswa yang merespon dengan positif merupakan awal
yang baik bagi proses pembelajaran yang akan berlangsung sedangkan
sikap negatif terhadap guru ataupun pelajaran apalagi disertai dengan
sikap benci maka akan berdampak pada pencapaian hasil belajar atau
prestasi belajar yang kurang maksimal.
Setiap individu mempunyai bakat dan setiap individu yang
memiliki bakat akan berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat
tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat akan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar pada bidang-
bidang tertentu. Minat (interest) dapat diartikan kecenderungan atau
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sebagai contoh siswa yang
mempunyai minat dalam bidang matematika akan lebih fokus dan intensif
kedalam bidang tersebut sehingga memungkinkan mencapai hasil yang
memuaskan. Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu atau pemasok daya untuk bertingkah
laku secara terarah. Motivasi bisa berasal dari dalam diri setiap individu
dan datang dari luar individu tersebut.

15
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial ini meliputi
lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah serta masyarakat. Lingkungan
sosial yang paling banyak berperan dan mempengaruhi kegiatan belajar siswa
adalah lingkungan orang tua dan keluarga. Siswa sebagai anak tentu saja akan
banyak meniru dari lingkungan terdekatnya seperti sifat orang tua, praktik
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga.
Semuanya dapat memberi dampak dampak baik ataupun buruk terhadap
kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai siswa.
Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru yang harus
menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam
hal belajar, staf-staf administrasi di lingkungan sekolah, dan teman-teman di
sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan masyarakat
juga sangat mempengaruhi karena siswa juga berada dalam suatu kelompok
masyarakat dan teman-teman sepermainan serta kegiatan-kegiatan dalam
kehidupan bermasyarakat dan pergaulan sehari-hari yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Selain faktor sosial seperti dijelaskan di atas,
ada juga faktor non sosial. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial
adalah gedung sekolah dan bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar,
keadaan cuaca, dan waktu belajar siswa.
3) Faktor Pendekatan belajar
Selain faktor internal dan faktor eksternal, faktor pendekatan belajar
juga mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Menurut hasil
penelitian Biggs (1991) dalam Muhibbin Syah (2008: 139) memaparkan
bahwa pendekatan belajar dikelompokkan jadi 3 yaitu pendekatan surface
(permukaan/bersifat lahiriah dan dipengaruhi oleh faktor luar), pendekatan
deep (mendalam dan datang dari dalam diri individu), dan pendekatan
achieving (pencapaian prestasi tinggi/ambisi pribadi).

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana penelitian
kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok
peneliti dalam bidang ilmu sosial, termasuk juga ilmu pendidikan. Sejumlah alasan
juga dikemukakan yang intinya bahwa penelitian kualitatif memperkaya hasil
penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun
pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada penelitian ini peneliti
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandagan
responden dan melakukan studi pada situasi yang alami.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument kunci. Oleh karena itu peneliti
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis
dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih
menekankan pada makna dan terikat nilai. Hakikat penelitian kualitatif adalah
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha
memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, mendekati atau
berinteraksi dengan orang-orang yang berhubungan dengan fokus penelitian dengan
tujuan mencoba memahami, menggali pandangan dan pengalaman mereka untuk
mendapatkan informasi atau data yang diperlukan.
Penelitian kualitatif dimana peran peneliti adalah sebagai instrument kunci
dalam mengumpulkan data, dan menafsirkan data. Alat pengumpulan data biasanya
menggunakan pengamatan langsung, wawancara, studi dokumen. Sedangkan
kesahihan dan keterandalan data menggunakan triangulasi dengan menggunakan
metode induktif, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada
generalisasi.
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui
makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan

17
teori, untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan.
Mengingat bahwa penelitian ini bertujuan untuk memahami dan memaknai berbagai
fenomena yang ada atau yang terjadi dalam kenyataan sebagai ciri khas penelitian
kualitatif, dalam hal ini bagaimana pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar
siswa SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019 maka peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif.
Selain itu seperti yang dinyatakan oleh moleong, metode kualitatif dilakukan
dengan beberapa pertimbangan, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara
langsung hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka
dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa
metodologi penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Dalam penelitian kualitatif seorang peneliti berbicara langsung dan
mengobservasi beberapa orang, dan melakukan interaksi selama beberapa bulan untuk
mempelajari latar, kebiasaan, perilaku dan ciri-ciri fisik dan mental orang yang
diteliti. Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa karakteristik dari penelitian
kualitatif adalah: (1) alamiah, (2) data bersifat deskriptif bukan angka-angka, (3)
analisis data dengan induktif, dan (4) makna sangat penting dalam penelitian
kualitatif.
Penelitian tentang pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar siswa SMA
Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019 relevan dengan menggunakan penelitian
kualitatif karena memenuhi karakteristik penelitian kualitatif, terutama dalam hal
pengungkapan data secara mendalam melalui wawancara, bagaimana pengaruh media
sosial terhadap prestasi belajar mereka, untuk apa media sosial bagi mereka dan
mengapa mereka memiliki media sosial.
3.2 Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 1 Pamekasan yang berlokasi di Jl.
Pramukan No. 2 Pamekasan. Sehubungan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian
kualitatif maka penelitian ini tidak ditentukan batas waktu secara jelas sampai peneliti
memperoleh pemahaman yang benar-benar mendalam tentang obyek yang diteliti,
namun karena berbagai pertimbangan dan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka
penelitian ini dapat diakhiri dan dibuat laporannya, jika dianggap telah mencapai data

18
dan analisis data sesuai dengan rancangan. Namun demikian penelitian ini tetap
dibatasi waktunya, yang diperkirakan mulai bulan Februari 2019 sampai dengan
Maret 2019.
3.3 Subjek Penelitian
Dalam pendekatan kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan untuk
menunjuk subjek penelitian. Ada yang mengistilahkan informant karena informant
memberikan informasi tentang suatu kelompok atau entitas tertentu, dan informan
bukan diharapkan menjadi representasi dari kelompok atau entitas tersebut. Istilah
lain adalah participant. Partisipan digunakan, terutama apabila subjek mewakili suatu
kelompok tertentu, dan hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian dianggap
bermakna bagi subjek. Istilah informan dan partisipan tersebut secara substansial
dipandang sebagai instrument utama dalam penelitian kualitatif.
Menurut Patton ada dua teknik pemilihan partisipan (sampling partticipant)
dalam penelitian kualitatif. Pertama, random probabilty sampling yaitu pengambilan
sample dari populasi secara random dengan memperhatikan jumlah sampel, dengan
tujuan agar sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Kedua, purposful sampling,
sampel dipilih bergantung pada tujuan penelitian tanpa memperhatikan kemampuan
generalisasinya. Pernyataan atau pengakuan tidak ditemukannya informasi dan
dipengaruhi oleh pertimbangan dana dan waktu yang telah dianggarkan sejak
dimulainya penelitian. Hal ini karena hampir semua pelaksanaan penelitian memiliki
jadwal penelitian yang sangat terbatas meskipun dalam penelitian kualitatif,
pembatasan waktu kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian
yang dimaksudkan, waktu senantiasa berhubungan erat dengan biaya yang tersedia
untuk penelitian, jadi sangat tidak mungkin menggunakan banyak waktu dengan biaya
yang kurang memadai.
Penelitian, sebagai instrumen utama dalam penelitian kualitatif, melakukan
langkah-langkah nyata untuk terjun secara langsung ke medan penelitian dengan
melakukan hal berikut:
a) Mengadakan pengamatan dan wawancara tak struktur yang dipandang lebih
memungkinkan dilakukan, dengan alasan bahwa peneliti telah memiliki basis
dalam ilmu pengetahuan yang relevan dengan masalah yang diteliti; misalnya
apabila peneliti menguasai ilmu pendidikan, pengamatan dan wawancara yang
dilakukan berhubungan langsung dengan obyek penelitian dibidang pendidikan.

19
Peneliti dapat menjadi instrumen penting yang menuangkan makna pendidikan
dan sebagai alat peneliti utama atau key instrument.
b) Mencari makna di setiap perilaku atau tindakan obyek penelitian, sehingga
ditemukan pamahaman orisinal terhadap masalah dan sitauasi yang bersifat
konseptual. Metode ini berupaya memahami perilaku manusia dalam konteks
yang lebih luas dan holistik dipandang dalam kerangka pemikiran dan perasaan
responden.
c) Triangulasi, data atau informasi dari satu pihak diperiksa kebenarannya dengan
cara memperoleh informasi dari sumber lain. Misalnya dari pihak kedua, pihak
ketiga, dan seterusnya dengan mnggunakan metode yang berbeda. Tujuannya
adalah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari
berbagai pihak agar ada jaminan tingkat kepercayaannya.
d) Menggunakan persefektif emik, artinya membandingkan padangan responden
dalam menafsirkan dunia dari segi pendiriannya sendiri. Peneliti tidak
memberikan pandangan atas apa yang ada, tidak melakukan generalisasi ketika
memasuki lapangan, bahkan seakan-akan tidak mengetahui apapun yang terjadi
dilapangan, dengan demikian, ia dapat menaruh pengertian pada konsep-konsep
yang dianut paritisipan.
e) Verifikasi, antara lain melalui kasus yang bertentangan untuk memperoleh hasil
yang lebih dipercaya. Peneliti mencari berbagai kasus yang berbeda-beda atau
bertentangan dengan yang telah ditemukan, dengan maksud untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat tingkat kepercayaanya dan mencakup situasi yang lebih
luas yang memungkinkan baginya untuk memadukan berbagai kasus.
f) Sampling purposif bahwa pendekatan kualitatif tidak menggunakan sampling
acak, tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampel dipilih dari
segi representasinya tujuan peneltian.
g) Mengadakan analisis dari awal sampai akhir penelitian. Analisis yang
dimaksudkan adalah melakukan penafsiran atas data yang diperoleh, sebagai
perwujudan bahwa semua metode deskriptif dan deskripsinya mengandung
tafsiran. Hanya saja dibedakan antara data deskriptif dan data analitis atau
interpretatif.
h) Dalam penelitian kualitatif, pendekatan fenomenologis sangat dominan.
Pendekatan tersebut dilakukan melalui metode verstehen bahwa setiap langkah
diambil dalam melakukan penelitian tidak dapat lepas dari aspek subyektivitas

20
dari perilaku manusia. Dalam hal ini, Moleong mengatakan bahwa kaum
fenomenolog berusaha untuk masuk kedunia konseptual para subyek yang
ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka dalam konteks peristiwa kehidupan
manusia. Pendekatan verstehen adalah memberikan pengertian terhadap obyek
yang ditelaah.
Sehubungan dengan penelitian ini memusatkan perhatian pada siswa pengguna
media sosial. Maka secara rinci yang dijadikan subjek dalam penelitian adalah peserta
didik, 6 orang.
3.4 Tahap-Tahap Penelitian
Dalam metode penelitian yang menaati metode ilmiah, tahapan-tahapan
penelitian harus sistematis dan prosedur atau terencana dengan matang. Tahapan
tersebut adalah:
a. Penentuan lokasi penelitian
b. Penentuan fokus penelitian
c. Penentuan metode penelitian
d. Penentuan sumber informasi
e. Penentuan teknik pengupulan data
f. Penentuan metode analisis data
Dalam penelitian kualitatif informan dipilih secara purposif informan pertama
diminta untuk mengikuti orang lain yang dapat membedakan informasi. Kemudian,
informan tersebut diminta pula menunjuk orang lain, dan seterusnya cara ini dikenal
dengan snowballa technique sampai dicapai taraf ketuntasan, artiya informan yang
diperlukan telah memadai.
Dalam penelitian ini terdapat dua tahap penelitian, yaitu:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan
dimensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang dihadapi subjek.
Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya
akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun,
ditunjukkan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing penelitian
untuk mendapat masukan mengenai isi pedoman wawancara. Setelah mendapat
masukan dan koreksi dari pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap
pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara.
Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat pedoman observasi yang

21
disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara
dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya
terhadap perilaku subjek dan pencatatan langsung yang dilakukan pada saat
peneliti melakukan observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti
sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara selesai. Peneliti selanjutnya
mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu
sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang
kesiapannya untuk diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai,
peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan tempat
untuk melakukan wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat
untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah
wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan
wawancara dalam bentuk verbatim tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan
analisis data dan interpretasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan
pada bagian metode analisis data diakhir bab ini. Setelah itu peneliti membuat
dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-
saran untuk penelitian selanjutnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu data sebagai hasil akhir dari
penelitian. Untuk pengumpulan data yang konkrit peneliti melaksanakan beberapa
teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
1. Wawancara
Di samping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan
data, dengan metode interview peneliti harus memikirkan tentang pelaksanaanya.
Memberikan angket kepada responden dan menghendaki jawaban tertulis, lebih
mudah jika dibandingkan dengan mengorek jawaban responden dengan tatap
muka. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan
yang mewawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara dilakukan dengan berdialog dan tanya jawab dengan peserta didik
secara langsung di SMA Negeri 1 Pamekasan. Hasil-hasil wawancara kemudian

22
dituangkan dalam struktur ringkasan, yang dimulai dari penjelasan ringkas
identitas, deskripsi situasi atau konteks, identitas masalah, deskripsi data, unitisasi
dan ditutup dengan pemunculan tema.
2. Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain adalah metode dokumentasi,
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam
arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan
metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Para pakar selalu mengartikan dokumen dalam dua pengertian, yaitu :
pertama, sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari pada
kesaksian lisan, artefak, terlukis dan lain-lain. Kedua, diperuntukkan bagi surat
resmi dan surat negara seperti, perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi dan
lainnya. Dalam hal ini yang ada hubungannya dengan pengaruh media sosial
terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019,
seperti dokumen-dokumen yang berupa buku-buku yang berkaitan degan masalah
yang diteliti dimana hal ini adalah sumber utama yang dipergunakan peneliti,
selain hasil-hasil penelitian yang relevan dengan fokus penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Menganalisis data penelitian merupakan suatu langkah yang sangat kritis,
apakah menggunakan data statistic atau non statistic. Analisis data adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan
uraian sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang
disarankan oleh data. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara
berkesinambungan dari awal sampai akhir penelitian, baik dilapangan maupun diluar
lapangan dengan mempergunakan teknik seperti yang dikemukan oleh Miles dan
huberman:
a. Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakan. Proses penyajian data
ini mengungkapkan secara keseluruhan dari sekelompok data yang diperoleh agar
mudah dibaca dan dipahami, yang paling sering digunakan unuk penyajian data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Data dapat

23
menggambarkan bagaimana pengaruh media sosial terhadap prestasi belajat siswa
SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019.
b. Kesimpulan dan verifikasi. Data yang sudah diatur sedemikian rupa (dipolakan,
difokuskan, disusun secara sistematis) kemudian disimpulkan sehingga makna
data dapat ditemukan. Namun, kesimpulan tersebut hanya bersifat sementara dan
umum. Untuk memperoleh kesimpulan yang “grounded” maka perlu dicari data
lain yang baru untuk melakukan pengujian kesimpulan tentatif tadi terhadap
pengaruh media sosial terhadap prestasi belajat siswa SMA Negeri 1 Pamekasan
tahun ajaran 2018/2019.
Dengan kegiatan mereduksi data, dan penyimpulan terhadap hasil penelitian
yang dilakukan memberikan kemudahan pembaca dalam memahami proses dan hasil
penelitian tentang pengaruh media sosial terhadap prestasi belajat siswa SMA Negeri
1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019, yang diambil populasinya adalah dari SMA
Negeri 1 Pamekasan tersebut.
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Moleong untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan. Teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada
empat kriteria yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data
kualitatif yaitu :
a. Kredibilitas (credibility)
Yaitu menjaga keterpercayaan peneliti dengan cara:
1. Memperpanjang masa observasi, yaitu keikutsertaan dalam proses penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan
kepercayaan data yang dikumpulkan. Perpanjangan keikutsertaan menuntut
waktu yang cukup lama untuk peneliti terjun kelokasi guna mendeteksi dan
memperhitungkan penyimpangan yang dapat mengotori data. Dipihak lain
untuk membangun kepercayaan subjek kepada peneliti dan kepercayaan
terhadap isi peneliti sendiri.
2. Ketekunan Pengamatan yang terus menerus. Pada kegiatan ini pengamatan
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur yang sangat relevan dengan isu yang
sedang dicari dan selanjutnya memusatkan diri pada masalah tersebut secara
rinci. Oleh sebab itu berarti peneliti mengadakan pengamatan dilokasi dengan
teliti dan rinci secara berkelanjutan terhadap faktor-faktor yang dominan.
Kemudian menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga

24
pemeriksaan pada tahap awal terlihat salah satu atau semua faktor yang
ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.
3. Triangulasi (metode, sumber data, dan alat pengumpul data). Pemeriksaan data
dengan pembandingan data dari sumber yang berbeda untuk mengantisipasi
data yang hilang, dalam melakukan triangulasi data-data yang ditemukan
dalam penelitian, dari wawancara dengan 6 peserta didik SMA Negeri 1
Pamekasan. Kesemua narasumber ini harus dibandingkan hasil
wawancaranya. Apakah seluruh data-data yang diperoleh saling mendukung..
4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Hal ini dimaksudkan memberikan suatu
kesempatan awal yang baik untuk memulai menjajaki dan menguji hipotesis
yang muncul dari pemikiran paneliti. Dalam diskusi ini juga bisa terungkap
segi-segi lainnya yang justru membongkar atau membuka pemikiran peneliti.
Sebaiknya teman diskusi memiliki pengalaman dalam bidang yang
dipermasalahkan terutama isi dan metodologinya.
5. Analisis kasus negatif. Dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh-contoh
dan kasus yang tidak sesuai tentang pengaruh media sosial terhadap prestasi
belajat siswa SMA Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2018/2019 dengan pola
dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai
bahan pembanding.
6. Kecukupan referensi. Referensi yang digunakan harus sesuai dengan sumber
data. Pengecekan ulang terhadap sumber data yang dilakukan dengan
membandingkan hasil wawancara maupun dengan studi dokumen.
b. Keteralihan (transferability)
Dengan melakukan uraian rinci dari data keteori, dari kasus kekasus lain
sehingga setiap pembaca laporan penelitian ini mendapatkan gambaran yang jelas
dan dapat menerapkannya pada konteks lain yang sejenis. Dalam hal ini peneliti
harus menyajikan data penelitian dengan jelas dan akurat. Sehingga akan memberi
masukan bagi siapa saja yang membaca dan akan merasa tertarik untuk dapat
diaplikasikannya pada tempat dan konteks yang lain.
c. Kebergantungan (dependability)
Yaitu mengusahakan agar proses penelitian tetap konsisten dengan
meninjau ulang semua aktifitas penelitian terhadap data yang telah diperoleh
dengan memperhatikan konsistensi dan realibilitas data. Jika dua atau beberapa

25
kali pengulangan dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial
sama, maka dikatakan realibilitasnya tercapai.
d. Kepastian (confirmability)
Yaitu mengusahakan agar data dapat dijamin keterpercayaannya sehingga
kualitas data dapat diandalkan dan dipertanggung jawabkan. Cara yang dilakukan
dengan mengaudit semua data yang diperoleh untuk menentukan kepastian dan
kualitas data yang diperoleh. Kepastian hasil peneliti dapat diakui oleh banyak
orang secara objektif. Dalam hal ini peneliti guna menguji kevalidan
data/keabsahan data agar objektif kebenarannya sangat dibutuhkan beberapa orang
narasumber sebagai informan dalam penelitian.
Dengan teknik pemeriksaan data yang telah diungkap kemudian didiskusikan
dengan rekan-rekan sejawat selanjutnya dianalisis dengan membanding teori dari
beberapa pendapat ahli. Dengan cara teknik diatas diharapkan tingkat kepercayaan,
keteralihan, kebergantungan dan kepastian data dapat disajikan secara objektif dan
dapat dipertanggung jawabkan.

26
BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

4.1 Penyajian Data


1. Rumusan Masalah I
1) Apakah anda pengguna media sosial? Jika iya, media sosial apa saja yang
sering anda akses?
a) Responden 1
Ya, saya menggunakan Whatsapp, Instagram, dan Facebook.
b) Responden 2
Ya, Instagram, Whatsapp, line, Facebook, ask.fm, dan Twitter.
c) Responden 3
Ya, WhatsApp, Instagram, Facebook, dan Line.
d) Responden 4
Ya, Instagram, Whatsapp, dan line.
e) Responden 5
Iya, Whatsapp, Instagram, dan Facebook.
f) Responden 6
Iya, Instagram, Whatsapp, dan Facebook.
2) Apakah media sosial penting bagi anda?
a) Responden 1
Penting karena dengan media sosial kita dapat teman baru dan dapat
berkomunikasi dengan teman atau keoluarga yang ada di oluar kota.
b) Responden 2
Penting, selain dapat berkomunikasi dengan mudah, dari sosial media kita
juga bisa mendapatkan berita terkini.
c) Responden 3
Cukup penting.
d) Responden 4
Penting, untuk sarana informasi dan komunikasi.
e) Responden 5
Penting, digunakan untuk hal positif seperti mencari tahu informasi
tentang universitas.

27
f) Responden 6
Penting, dari media sosial kita bisa jadi lebih tahu dari apa yang tidak
diketahui.
3) Apakah media sosial membantu kehidupan sosial anda?
a) Responden 1
Membantu, karena saya dapat memberikan pendapat tanpa malu untuk
mengutarakannya.
b) Responden 2
Ya, sosial media memudahkan saya untuk mendapat teman, baik dengan
orang yang satu daerah dengan saya maupun orang yang berbeda daerah.
Dengan begitu, saya lebih mudah mendapatkan banyak teman.
c) Responden 3
Sedikit membantu di beberapa faktor tertentu.
d) Responden 4
Membantu. Dengan media sosial hubungan antar perorangan dapat lebih
mudah dijangkau. Tak hanya itu, kita juga bisa mengetahui banyak hal
yang terjadi di dunia dan juga mengikuti perkembangan dunia saat ini
yang membuat kita tidak ketinggalan jaman dan dapat ikut
mengembangkan diri kita juga.
e) Responden 5
Membantu, dengan media sosial saya dapat membaca dan mengetahui
tentang berbagai pengumuman sekolah.
f) Responden 6
Ya, karena bisa sosialisasi dengan teman-teman.
4) Apakah media sosial mengganggu kegiatan belajar anda?
a) Responden 1
Ya, karena dengan bermain media sosial saya menjadi tidak fokus belajar
karena akan terganggu dengan notifikasi dari media sosial.
b) Responden 2
Tidak, karena saya masih bisa membagi waktu antara belajar dengan
bermain media sosial.
c) Responden 3
Tergantung, jika waktunya belajar saya belajar dan jika sudah merasa lelah
diselingi dengan bermain media sosial.

28
d) Responden 4
Tidak, asalkan bisa membagi waktu dengan menggunakannya.
e) Responden 5
Tergantung dari siswa tersebut, bagaimana cara menyikapi agar tidak
terganggu.
f) Responden 6
Tidak, karena bisa membantu kegiatan belajar saya.
5) Apakah anda banyak menghabiskan waktu untuk mengakses media sosial?
a) Responden 1
Kadang-kadang, jika sedang bosan saya menggunakan media sosial, jika
banyak tugas saya jarang menggunakan media sosial.
b) Responden 2
Ya, ketika tugas-tugas sekolah saya sudah selesai saya menggunakan
media sosial cukup lama, namun saya masih membagi waktu dengan
belajar dan kegiatan lainnya.
c) Responden 3
Tidak terlalu. Mengakses medsos jika dalam waktu luang karena juga
harus mengefektifkan waktu menggunakan medsos sama waktu belajar
juga.
d) Responden 4
Sepertinya, untuk mengakses informasi dan komunikasi.
e) Responden 5
Jika waktunya sekolah, saya jarang menggunakan media sosial.
f) Responden 6
Ya, karena dari media sosial juga saya belajar.
6) Apakah anda merasa lebih asyik di media sosial daripada kehidupan nyata?
a) Responden 1
Saya lebih merasa asik di dengan kehidupan nyata karena saya lebih tau
karakter teman teman saya di kehidupan nyata dan saya lebih suka
berinteraksi langsung dengan teman teman saya.
b) Responden 2
Tidak menurut saya, tetaplah lebih asik kehidupan nyata karena kehidupan
nyata kita dapat bertemu langsung dan berkomunikasi secara langsung.

29
c) Responden 3
Tidak juga.
d) Responden 4
Tidak. Jauh lebih asik dunia nyata. Medsos pun hanya keasikan semu saja.
e) Responden 5
Tidak juga.
f) Responden 6
Tidak, lebih asyik dunia nyata.
7) Apakah manfaat media sosial bagi anda?
a) Responden 1
Dapat terhubung dengan orang yang jauh, sebagai sarana hiburan di kala
bosan, dan dapat mengetahui informasi yang berada di media sosial.
b) Responden 2
Media sosial memudahkan komunikasi dengan yang lain, dengan kata lain,
media sosial mendekatkan yang jauh. Selain itu, media sosial juga
memudahkan kita mendapat informasi.
c) Responden 3
Memudahkan mengakses informasi dari seluruh dunia, memudahkan
berhubungan dan berkomunikasi dan lebih membuka pengetahuan,
membantu memudahman pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
d) Responden 4
Untuk mengakses informasi dan komunikasi.
e) Responden 5
Untuk membaca berbagai informasi pengumuman sekolah.
f) Responden 6
Bisa, membantu kegiatan belajar mengajar.
8) Apakah dampak negative dan positif yang anda rasakan dari media sosial?
a) Responden 1
Dampak negatifnya adalah menurunnya minat belajar siswa, menurunnya
nilai yang didapat, dan kehidupan sosial terbatas. Dampak positifnya
adalah dapat mendekatkan yang jauh dan dapat mengetahui informasi
berita di media sosial.

30
b) Responden 2
Media sosial dapat mendekatkan yang jauh namun menjauhkan yang
dekat. Memang media sosial memudahkan dalam berkomunikasi jarak
jauh, namun disisi lain media sosial malah menjauhkan, contohnya pada
saat kita berkumpul bersama keluarga, beberapa anggota keluarganya
malah sibuk bermain dengan media sosial dan bukan berkumpul dengan
keluarganya.
c) Responden 3
Dampak negatifnya adalah kita menjadi susah membagi waktu, lebih
jarang bersosial di lingkungan sekitar, dan media sosial dijadikan sebagai
tempat ajang pamer dan konten-konten yang tidak senonoh. Dampak
positifnya adalah dimudahkannya dalam mengakses informasi dan
komunikasi, lebih mudah menyalurkan karya-karya yang inovatif, dan hal
lainnya.
d) Responden 4
Dampak negatifnya adalah kita menjadi lebih sibuk dengan gadget dan
mata kita menjadi rabun jauh. Dampak positifnya kita bisa berinteraksi
dengan orang yang jauh.
e) Responden 5
Dampak negatifnya adalah membuat kecanduan untuk remaja saat ini dan
membuat remaja malas dalam hal belajar, Sering lupa waktu dan
menghabiskan uang untuk membeli kuota internet, Menganggu saat
belajar. Dampak positifnya Dapat menambah informasi yang bermanfaat,
Menambah banyak teman dengan media sosial dan dapat berkomunikasi
dengan teman jauh / teman lama, Bisa membantu siswa dan siswi untuk
mencari informasi lebih cepat.
f) Responden 6
Dampak negatifnya adalah sering digunakan untuk hal yang tidak baik,
seperti menonton film dewasa dan sejenisnya. Dampak positifnya adalah
bisa membantu pembelajaran.
9) Semenjak anda memiliki media sosial bagaimana prestasi belajar anda di
sekolah?

31
a) Responden 1
Semakin menurun, karena jika saya terlalu asyik bermain media sosial
maka saya menjadi tidak fokus belajar.
b) Responden 2
Prestasi saya tidak menurun dan alhamdulillah prestasi saya meningkat.
Saya membagi waktu antara belajar dan bermain media sosial walaupun
terkadang saya masih memegang telepon genggam saat belajar.
c) Responden 3
Prestasi alhamdulillah masih bisa menorehkan prestasi dan bisa lebih
berkembang juga.
d) Responden 4
Tidak stabil.
e) Responden 5
Semenjak memiliki media sosial prestasi semakin meningkat karena
terbantu dengan adanya media sosial.
f) Responden 6
Meningkat, karena dari media sosial kita bisa bertanya kepada guru
melalui media sosial tersebut.
4.2 Analisa Data
Menurut hasil wawancara kami, didapatkan hasil data sebagai berikut : Dari
seluruh sampel, 100% responden menyatakan bahwa mereka mempunyai situs
jejaring sosial, 53% dari responden tersebut menyatakan pentingnya untuk
mempunyai media sosial, dan 80% sampel menyatakan media sosial membantu
kehidupan dalam bersosial. Dari 60% responden, hampir setiap hari membuka media
sosial dengan kuantitas waktu tersendiri dalam penggunaan porsi situs jejaring sosial,
40% responden menyatakan banyak menghabiskan waktu untuk bermain media sosial
(47% responden bisa disebut sebagai pecandu media sosial), 47% sampel menyatakan
media sosial menganggu kegiatan belajar, 60% sampel tidak melakukan aktifitas
sambil menggunakan media sosial, 40% merasa bosan menggunakan media sosial,
47% pernah berfikir untuk berhenti bermain media sosial, 80% responden
menyatakan mereka merasa lebih asik dengan kehidupan nyata daripada media sosial.
Ditinjau dari hal tersebut, terlihat bahwa presentase seringnya membuka situs jejaring
sosial oleh remaja masa kini masih terasa cukup tinggi, sehingga hal tersebut pastilah
mempunyai dampak tersendiri bagi seorang pelajar.

32
Dari hasil penelitian diatas, pastilah responden mempunyai dampak yang
berbeda-beda yang akan didapatkannya dari situs jejaring sosial tersebut. Berdasarkan
wawancara kami yang selanjutnya, responden menyatakan bahwa, 67% responden
menyatakan bahwa manfaat media sosial adalah menambah berbagai informasi, 13%
menambah teman, 7% menghilangkan kejenuhan, dan 13% lainnya.
1. Pengaruh Positif dan Negatif Media Sosial
Adapun pengaruh positif dari media sosial sebagai berikut.
a. Dapat menambah informasi yang lebih luas, asalkan bisa menyaring informasi
yang ada kemudian diambil manfaatnya.
b. Mengetahui dunia luar dan perkembangannya. Karena setiap orang harus
berkembang menjadi lebih baik seiring waktu.
c. Mengetahui sesuatu yang baru dari dalam negeri maupun luar negri dengan
cepat.
d. Menambah banyak teman dengan sosial media dan dapat berkomunikasi
dengan teman jauh/teman lama.
e. Bisa mendapatkan uang dari media sosial dengan cara berjualan online.
f. Menemukan dunia baru dengan berita yang nyatanya tak pernah lagi
menonton televisi karena yang isinya tidak ada yang bermanfaat dan
berpendidikan.
Adapun pengaruh negatif media sosial adalah.
a. Bisa merusak otak atau pola berfikir sehingga prestasi menurun.
b. Membuat kecanduan untuk remaja saat ini.
c. Membuat remaja malas dalam hal belajar dan dapat Menganggu saat belajar.
d. Sering lupa waktu karena orang yang nyaman dengan sosial media jika tidak
bisa mengontrol kegiatannya maka akan melupakan dunianya yang nyata.
e. Menghabiskan banyak uang untuk membeli kuota internet .
f. Menampilkan iklan konten dewasa (18+).
g. Jika sudah sering menggunakan media sosial kalau sehari tidak menggunakan
rasanya susah.
h. Membuat orang unsos, kurang respect dengan sekitar, tidak mempunyai
attitude, bad behavior, menghalalkan segala cara demi keeksisan semata, tidak
bisa menghormati orang yang lebih tua, judment everywhere.

33
i. Mudah terpengaruh dengan perkataan orang lain yang belum tentu nyatanya
dan susah mengontrol apa yg seharusnya tidak baik untuk di cerna ataupun
ditiru.
j. Terkadang sosial media sekarang sering disalahkan gunakan contohnya
mendekatkan yang jauh menjauhkan yang dekat.
2. Batasan-batasan Remaja Terhadap Sosial Media
Maraknya hal-hal negatif yang terjadi di sosial media, yang menjadikan
remaja sebagai korban utama dari hal-hal negatif tersebut. Untuk itu semestinya
para remaja dituntut untuk mengetahui batasan-batasan dalam berkomunikasi di
media sosial. Adapun batasan-batasan remaja terhadap sosial media antara lain:
a. Menggunakan teknologi yang dikuasai untuk menjalin hubungan yang telah
intents dengan teman atau orang-ornag yang sebelumnya telah dikenal di
dunia nyata.
b. Ketika berada didalam rumah sebaiknya mengatur waktu sebaik-baiknya
antara belajar dan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti handphone,
internet, dan lain-lain.
c. Menghindari mengakses situs porno atau mendowload konten-konten porno.

34
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Media sosial adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia
maya (internet). Para pengguna media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim
pesan, dan saling berbagi dan membangun jaringan. Sedangakan remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22
tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan
fisik, maupun psikologis.
Dari hasil penelitian diatas, pastilah responden mempunyai dampak yang
berbeda-beda yang akan didapatkannya dari situs jejaring sosial tersebut. Berdasarkan
angket kami yang selanjutnya, responden menyatakan bahwa, 67% responden
menyatakan bahwa manfaat media sosial adalah menambah berbagai informasi, 13%
menambah teman, 7% menghilangkan kejenuhan, dan 13% lainnya. Adapun pengaruh
positif dari media sosial adalah daapat menambah informasi yang lebih luas,
menambah banyak teman dengan sosial media, mendapatkan uang dari media sosial
dengan cara berjualan online, menemukan dunia baru dengan berita yang nyatanya tak
pernah lagi menonton televisi karena yang isinya tidak ada yang bermanfaat dan
berpendidikan, dan lain-lain. Adapun pengaruh negatif media sosial, yaitu bisa
merusak otak atau pola berfikir sehingga prestasi menurun, membuat kecanduan dan
malas dalam hal belajar dan dapat Menganggu saat belajar, sering lupa waktu,
menghabiskan banyak uang untuk membeli kuota internet, menampilkan iklan konten
dewasa (18+), dan lain-lain.
5.2 Saran
Seperti yang telah kita ketahui, jejaring sosial memiliki dampak positif dan
negatif tersendiri dalam penggunaannya. Kita sebagai remaja, harus pandai-pandai
dalam memilah-milah bagaimana penggunaan jejaring sosial yang baik dan benar
supaya kita tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Jejaring sosial harus
dimanfaatkan secara baik dan benar. Apabila itu dimanfaatkan dengan benar, maka
banyak juga dampak positif yang bisa kita dapat. Kita juga dapat mengatur pola
kegiatan kita, sehingga dapat lebih bermanfaat dan tidak membuang-buang waktu
percuma dengan hal-hal yang kurang penting. Kita sebagai seorang remaja memilikki

35
tugas utama yaitu belajar. Oleh sebab itu, kita tidak boleh meninggalkan tugas utama
kita karena hal itu sangat bermanfaat bagi kita di masa depan. Memang tidak ada
larangan tertulis yang melarang kita untuk mengakses atau bermain di jejaring sosial,
namun alangkah baiknya jika kita bisa melakukan hal yang lebih bermanfaat. Orang
tua seharusnya juga dapat berperan aktif dalam menentukan masa depan kita. Orang
tua dapat melakukan pengawasan dan membimbing putra-putrinya dengan adanya
dampak-dampak dari jejaring sosial. Dengan adanya bimbingan dari orang tua maka
akan mengurangi dampak-dampak negatif.

36
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Hernandez, Roger E 2007. Remaja & Media. Bandung : Pakar Raya.
Moleong, Lexy J. 2006. Analisis Data Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.
Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Setiawan, Dirgayuza. 2008. Gaul Ala Facebook untuk Pemula. Jakarta: Media Kita.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tim Penyusun LKS Sosiologi. 2013. Modul Pembelajaran Sosiologi SMA/MA Kelas
X. Klaten: Viva Pakarindo
Tim Pusat Humas 2014. Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementrian
Perdagangan RI. Cetakan I. Jakarta Pusat. Pusat Humas Kementerian
Perdagangan RI
Winkel,W.S. 2005. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Wirawan. S. 1996. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sumber Internet

. Diakses pada tanggal 05 Februari 2019


http://digilib.unhas.ac.id/uploaded-
_files/temporary/DigitalCollection.NTM1mjgwZWZiNDA0MTRIYTA1MzA3MjQw
MmNiNjFIMjhkYTc0MmNhZQ==.pdf. Diakses pada tanggal 05 Februari 2019
https://repository.ar-raniry.ac.id/4864/1/Nurjalia.pdf. Diakses pada tanggal 05
Februari 2019
http://repository.unpas.ac.id/31349/1/BAB%20II.doc. Diakses pada tanggal 05
Februari 2019

http://digilib.uinsby.ac.id/9741/5/bab%202.pdf. Diakses pada tanggal 05 Februari


2019

37
http://digilib.uin-suka.ac.id/30435/1/1520410048_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf. Diakses pada tanggal 11 Februari 2019
https://www.journal.unipdu.ac.id/index/.php/teknologi/article/download/46/286.
Diakses pada tanggal 05 Februari 2019
Setiawan, Ebta. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada tanggal
05 Februari 2019 dari https://kbbi.web.id/ajar
Setiawan, Ebta. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada tanggal
05 Februari 2019 dari https://kbbi.web.id/prestasi

LAMPIRAN

38
Rumusan Masalah I

1) Apakah anda pengguna media sosial? Jika iya, media sosial apa saja yang sering anda
akses?
2) Apakah media sosial penting bagi anda?
3) Apakah media sosial membantu kehidupan sosial anda?
4) Apakah media sosial mengganggu kegiatan belajar anda?
5) Apakah anda banyak menghabiskan waktu untuk mengakses media sosial?
6) Apakah anda merasa lebih asyik di media sosial daripada kehidupan nyata?
7) Apakah manfaat media sosial bagi anda?
8) Apakah dampak negative dan positif yang anda rasakan dari media sosial?
9) Semenjak anda memiliki media sosial bagaimana prestasi belajar anda di sekolah?

39

Anda mungkin juga menyukai