Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME

HIPOSPADIA PADA ANAK

DISUSUN OLEH :

A. C. PUTRA SABUBUN
NIM. 20160047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020/2021
RESUME KASUS HIPOSPADIA
PADA ANAK

Seorang ibu membawa anaknya berusia 7 tahun ke RS dengan keluhan Ketika


buang air kecil urinnya keluar dari bawah penis bukan dari ujung penis Dengan
diagnose medis Hipospadia dengan strictuma Uretra Post Uretroskopi, uretrotomi
H 0. Pasien sudah menjalani operasi hipospadia sebanyak 5 kali. Dan saat ini
pasien sudah menjalani Tindakan uretrotomi Hari ke 0. Saat pengkajian pasien
mengatakan belum makan dan minum karena belum kentut, pasien tidak ada
masalah terkait pernafasan, pasien terpasang kateter (DC), mandi dan toileting
dibantu orang lain. Pasien dalam keadaan composmentis, Pasien mengatakan
nyeri pada penis karena bekas operasi, skala nyeri 5 dari 10, nyeri hilang timbul
dan nyeri akan semakin bertambah parah jika digerakkan. Pada ektremitas
didapatkan pasien terpasang infus pada tangan sebelah kiri, pada bagian genetalia
didapatkan ada luka bedah pada penis dan terbalut kasa steril, tampak tidak ada
rembesan darah dan tidak ada tanda inflamasi. Hasil lab difdapatkan leukosit
13170 ribu ( 4500 – 14500), Netrofil 8360 (2200-4800), Limfosit 3870 (1300
-2900 ).
RESUME KASUS KEJANG DEMAM
PADA ANAK

Nama Mahasiswa : A.C. Putra Sabubun


Tanggal Pengkajian : Kamis, 03 Desember 2020
Jam Pengkajian : 18 : 30 WIB

A. Biodata Pasien
Bayi Nama : An. C
Umur : 7 Tahun
Tempat tanggal lahir : Yogyakarta, 17 Juli 2016
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama Ibu : Ny. I
Umur : 31 tahun
Suku : Makasar
Agama : Katolik
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Dhuri
No. register : 121230
Tanggal Pengkajian : Kamis, 03 Desember 2020, Jam 18.30 WIB

B. Alasan Masuk Rumah Sakit


Klieng mengatakan anaknya 7 tahun ketika buang air kecil urinnya keluar dari
bawah penis bukan dari ujung penis.

C. Keluhan Utama
 Ketika buang air kecil urinnya keluar dari bawah penis bukan dari ujung
penis.
 Pasien mengatakan belum makan dan minum karena belum kentut
 Pasien mengatakan nyeri pada penis
P : nyeri pada penis karena bekas operasi
Q : nyeri akan semakin bertambah parah jika digerakkan
R : Pada daerah penis
S : skala nyeri 5 dari 10
T : nyeri hilang timbul

D. Riwayat Penyakit sekarang


Seorang ibu membawa anaknya berusia 7 tahun ke RS dengan keluhan ketika
buang air kecil urinnya keluar dari bawah penis bukan dari ujung penis
Dengan diagnose medis Hipospadia dengan strictuma Uretra Post Uretroskopi,
uretrotomi H 0. Pasien sudah menjalani operasi hipospadia sebanyak 5 kali.
Dan saat ini pasien sudah menjalani Tindakan uretrotomi Hari ke 0.

E. Riwayat Penyakit Dahulu


Orangtua klien mengatakan Tidak ada riwayat penyakit terdahulu yang
dialami oleh anaknya.

F. Riwayat Penyakit keluarga


Orang tua klien mengatakan terdapat ada Riwayat Riwayat penyakit dalam
keluarga.

G. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : composmentis
2. Tanda- tanda vital
Tekanan Darah :
Nadi : 110 x/menit,
Respirasi : 26 x/menit,
Suhu : 36,2oC.
3. Kepala
Bentuk kepala normal, nampak bersih dan tidak kotor.
4. Muka
Tidak terdapat kelanan pada daerah muka.
5. Mata
Inpeksi : mata tidak didapatkan adanya konjungtiva anemis maupun sklera
ikterik
6. Mulut
Pada daerah mulut tidak terdapat kelainan, tidak terdapat perdarah pada
daerah gusi.
7. Leher
Pada kelenjar getah bening klien tidak mengalami pembesaran
8. Thorax dan pernapasan
Bentuk dada simetris, tidak terdapat suara tambahan dan irama pernapasan
spontan, nafas vesikuler, serta pengembangan dadata simetris antara kiri
dan kanan. Tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
9. Abdomen
Inspeksi : cembung
Palpasi : palpasi tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrium, tidak teraba
pembesaran hepar.
Perkusi : timpani, auskultasi bising usus normal
10. Genetalia
Pasien mengatakan :
P : nyeri pada penis karena bekas operasi
Q : nyeri akan semakin bertambah parah jika digerakkan
R : Pada daerah penis
S : skala nyeri 5 dari 10
T : nyeri hilang timbul
11. Ekstremitas atas dan bawah
Ektremitas didapatkan pasien terpasang infus pada tangan sebelah kiri,
pada bagian genetalia didapatkan ada luka bedah pada penis dan terbalut
kasa steril, tampak tidak ada rembesan darah dan tidak ada tanda
inflamasi.
H. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium didapatkan :
1. leukosit 13170 ribu ( 4500 – 14500)
2. Netrofil 8360 (2200-4800)
3. Limfosit 3870 (1300 -2900

I. Analisa Data dan masalah keperawatan

DATA ETIOLOGI PROBLEM


DS : Agen cidera fisik Nyeri Akut
 Pasien mengatakan nyeri pada (Proses
penis pembedahan)
P : nyeri pada penis karena
bekas operasi
Q : nyeri akan semakin
bertambah parah jika
digerakkan
R : Pada daerah penis
S : skala nyeri 5 dari 10
T : nyeri hilang timbul

DO
-
DS : Luka Post Resiko infeksi
- Saat ini pasien sudah Pembedahan
menjalani Tindakan
uretrotomi Hari ke 0.

DO :
- Pada bagian genetalia
didapatkan ada luka bedah
pada penis dan terbalut kasa
steril, tampak tidak ada
rembesan darah dan tidak ada
tanda inflamasi
- Limfosit 3870

J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Tindakan pembedahan)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post pembedahan

K. Rencana Keperawatan
No Dignosa Tujuan dan Kriteriam Intervensi
. Keperawatan Hasil NIC
NOC
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
berhubungan keparawatan diharapkan  Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan agen cidera masalah nyeri dapat teratasi komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
fisik (Tindakan dengan kriteria hasil : durasi frekuensi, kualitas dan faktor
pembedahan)  Mampu mengontrol presipitasi
nyeri (tahu penyebab  Observasi reaksi nonverbal dan
nyeri, mampu ketidaknyamanan
menggunakan tehnik  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
nonfarmakologi untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
mengurangi nyeri,  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
mencari bantuan)  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
 Melaporkan bahwa  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
nyeri berkurang dengan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
menggunakan masa Iampau
manajemen nyeri  Bantu pasierl dan keluarga untuk mencari dan
 Mampu mengenali menemukan dukungan
nyeri (skala, intensitas,  Kontrol lingkungan yang dapat
frekuensi dan tanda mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
nyeri) pencahayaan dan kebisingan
 Menyatakan rasa  Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyaman setelah nyeri  Pilih dan lakukan penanganan nyeri
berkurang (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Berikan anaIgetik untuk mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
 Analgesic Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala
2. Resiko infeksi Setelah dilkakukan Kontrol infeksi)
berhubungan tindakan keparawatan  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
dengan luka post diharapakan resiko infeksi lain
pembedahan dapat teratasi dengan  Pertahankan teknik isolasi
kriteria hasil  Batasi pengunjung bila perlu
 Klien bebas dari tanda  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
dan gejala infeksi tangan saat berkunjung dan setelah
 Mendeskripsikan berkunjung meninggalkan pasien
proses penularan  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
penyakit, faktor yang tangan
mempengaruhi  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
penularan serta tindakan keperawatan
penatalaksanaannya  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
 Menunjukkan pelindung
kemampuan untuk  Pertahankan lingkungan aseptik selama
mencegah timbulnya pemasangan alat
infeksi  Ganti letak IV perifer dan line central dan
 Jumlah leukosit dalam dressing sesuai dengan petunjuk umum
batas normal  Gunakan kateter intermiten untuk
 Menunjukkan perilaku menurunkan infeksi kandung kencing
hidup sehat  Tingktkan intake nutrisi
 Berikan terapi antibiotik bila perlu
 Infection Protection (proteksi terhadap
infeksi)
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
 Monitor hitung granulosit, WBC
 Monitor kerentangan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Sering pengunjung terhadap penyakit menular
 Pertahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kulit pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum antibiotik
sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

Anda mungkin juga menyukai