Anda di halaman 1dari 18

IDEOLOGI PANCASILA TERHADAP

TRAGEDI BOM SARINAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Pancasila

Disusun oleh :
Ibnu Yasir 167002002

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI
TASIKMALAYA
2016
LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN/PERSETUJUAN

LEMBAR PENERIMAAN
Makalah ini telah diterima pada hari…….tanggal………
Oleh
Dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

H. Dadan Ramdan, S.I.P, M.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan makalah
tentang Ideologi Pancasila terhadap Tragedi Bom Sarinah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tak lupa ,salawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, serta para
sahabatnya. Dan juga kami berterima kasih pada H. Dadan Ramdan, S.I.P, M.M
selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini.

Makalah ini bertemakan tentang terorisme, berisi tentang penyimpangan dari


ideologi Pancasila. Makalah ini dibuat dengan sebagaiman mestinya dan kami
berharap bahwa makalah ini dapat memberikan sebuah wawasan baru bagi kami
maupun bagi anda yang membacanya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Tasikmalaya, Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................2

A. Latar  Belakang Masalah..............................................................................................................2

B. Perumusan Masalah..................................................................................................................2

C. Tujuan Makalah........................................................................................................................2

D. Kegunaan Makalah...................................................................................................................2

E. Metode Penulisan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2

A. Terorisme...................................................................................................................................2

B. Tragedi Bom Sarinah................................................................................................................2

1. Kronologi Terjadinya “Tragedi Bom Sarinah”..................................................................2

2. Pelaku dan Korban................................................................................................................2

3. Dampak Tragedi Sarinah.....................................................................................................2

C. Pancasila sebagai Ideologi........................................................................................................2

BAB III PENUTUP..............................................................................................................................2

A. Kesimpulan:...............................................................................................................................2

B. Saran...........................................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar  Belakang Masalah
Di setiap Negara tidak dapat lepas dari tindakan-tindakan melanggar hukum
baik secara pidana maupun perdata. Namun yang menjadi keresahan masyarakat
adalah maraknya tindakan pidana. Tindakan yang dapat mengganggu kepentingan
orang lain ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Bahkan tindakan ini dapat menghilangkan nyawa orang lain dan
mengancamstabilitas Negara. Beberapa tahun terakhir, Indonesia dikejutkan
dengan maraknya kasus bom yang terjadi di restoran, hotel, bahkan kedutaan
besar pun tak luput dari serangan bom. Hal ini dikategorikan sebagai kasus pidana
terorisme dan mulai menjadi trademark bagi Indonesia dengan sebutan sebagai
Negara teroris.
Dengan berkedok untuk menegakan agama terror demi terror terjadi dan
menimbulkan keresahan, salah satunya Tragedi Bom di Sarinah dan penembakan
oleh teroris yang baru-baru saja terjadi pada 14 Januari 2016 di Jakarta. Peristiwa
tersebut terjadi di sekitaran tempat parkir Menara Cakrawala gedung sebelah utara
Sarinah dan sebuah pos polisi. Setidaknya terdapat 25 korban luka dan 8 orang
yang tewas,

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Tragedi Bom Sarinah terjadi?
2. Pancasila sebagai ideologi dan apa fungsinya?
3. Apa hubungan Tragedi Bom Sarinah dengan Pancasila?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah kelompok ini antara lain sebagai
berikut :
1.  Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang terorisme

1
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kronologi terjadinya Bom Sarinah
3. Mahasiswa mampu mengambil nilai-nilai moral yang terkandung dalam
tragedi ini

D. Kegunaan Makalah
Mahasiswa dapat mengambil pedoman dari nilai-nilai moral yang terkandung
dalam tragedi ini, sehingga bisa mengamplikasikannya nilai-nilai moral da sosial
tersebut dalam kehidupan sehari-hari agar tetap bisa menjaga kestabilan keamanan
negara.

E. Metode Penulisan

Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
keperpustakaan dan browsing internet. Kami menggunakan kedua metode tersebut
agar isi makalah ini bisa lebih lengkap dan berbobot.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Terorisme

Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk


penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai
tujuan politik, dalam skala lebih kecil daripada perang. Dari segi bahasa, istilah
teroris berasal dari Perancis pada abad 18. Kata Terorisme yang artinya dalam
keadaan teror ( under the terror ), berasal dari bahasa latin ”terrere”yang berarti
gemetaran dan ”detererre” yang berarti takut.

Istilah terorisme pada awalnya digunakan untuk menunjuk suatu musuh dari
sengketa teritorial atau kultural melawan ideologi atau agama yang melakukan
aksi kekerasan terhadap publik. Istilah terorisme dan teroris sekarang ini memiliki
arti politis dan sering digunakan untuk mempolarisasi efek yang mana terorisme
tadinya hanya untuk istilah kekerasan yang dilakukan oleh pihak musuh, dari
sudut pandang yang diserang. Polarisasi tersebut terbentuk dikarenakan ada
relativitas makna terorisme yang mana menurut Wiliam D Purdue ( 1989 ), “The
use word terorism is one method of delegitimation often use by side that has the
military advantage”.

Sedangkan teroris merupakan individu yang secara personal terlibat dalam


aksi terorisme. Penggunaan istilah teroris meluas dari warga yang tidak puas
sampai pada non komformis politik.

Aksi terorisme dapat dilakukan oleh individu, sekelompok orang atau negara
sebagai alternatif dari pernyataan perang secara terbuka. Negara yang mendukung
kekerasan terhadap penduduk sipil menggunakn istilah positif untuk kombatan
mereka, misalnya antara lain paramiliter, pejuang kebebasan atau patriot.
Kekerasan yang dilakukan oleh kombatan negara, bagaimanapun lebih diterima
daripada yang dilakukan oleh ” teroris ” yang mana tidak mematuhi hukum
perang dan karenanya tidak dapat dibenarkan melakukan kekerasan. Negara yang

3
terlibat dalam peperangan juga sering melakukan kekerasan terhadap penduduk
sipil dan tidak diberi label sebagai teroris. Meski kemudian muncul istilah State
Terorism, namun mayoritas membedakan antara kekerasan yang dilakukan oleh
negara dengan terorisme, hanyalah sebatas bahwa aksi terorisme dilakukan secara
acak, tidak mengenal kompromi , korban bisa saja militer atau sipil , pria, wanita,
tua, muda bahkan anak-anak, kaya miskin, siapapun dapat diserang.

Kebanyakan dari definisi terorisme yang ada menjelaskan empat macam


kriteria, antara lain target, tujuan, motivasi dan legitmasi dari aksi terorisme
tersebut. Pada Bulan November 2004 , Panel PBB mendifinisikan terorisme
sebagai :

“Segala aksi yang dilakukan untuk menyebabkan kematian atau kerusakan tubuh
yag serius bagi para penduduk sipil, non kombatan dimana tujuan dari aksi
tersebut berdasarkan konteksnya adalah untuk mengintimidasi suatu populasi atau
memaksa pemerintah atau organisasi internasional untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu.”

Dapat dikatakan secara sederhana bahwa aksi-aksi terorisme


dilatarbelakangi oleh motif – motif tertentu seperti motif perang suci, motif
ekonomi, motif balas dendam dan motif-motif berdasarkan aliaran kepercayaan
tertentu. Namun patut disadari bahwa terorisme bukan suatu ideologi atau nilai-
nilai tertentu dalam ajaran agama. Ia sekedar strategi , instrumen atau alat untuk
mencapai tujuan . Dengan kata lain tidak ada terorisme untuk terorisme, kecuali
mungkin karena motif-motif kegilaan (madness).

B. Tragedi Bom Sarinah

Tragedi Bom Sarinah merupakan serentetan peristiwa berupa


sedikitnya enam ledakan, dan juga penembakan di daerah sekitarPlaza
Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia pada
tanggal 14 Januari 2016. Ledakan terjadi di dua tempat, yakni daerah tempat
parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah, dan sebuah pos polisi di

4
depan gedung tersebut. Sedikitnya delapan orang (empat pelaku penyerangan dan
empat warga sipil) dilaporkan tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat serangan
ini. Tujuh orang terlibat sebagai pelaku penyerangan, dan organisasi Negara Islam
Irak dan Syam mengklaim bertanggung jawab sebagai pelaku penyerangan.

1. Kronologi Terjadinya “Tragedi Bom Sarinah”


Kronologi menurut saksi mata

Yunus, 43 tahun, seorang sopir Gojek sedang mangkal di perempatan


Sarinah, kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Mendadak, suara ledakan dan asap
muncul dari kedai kopi Starbucks, di seberangnya mangkal.

Tak berselang lama, terlihat dua orang mendekati pos polisi yang terletak
di jalan itu. Ledakan lalu terdengar dari pos polisi. Asap mengepul. Satu polisi
terluka. Dua penyeberang, ikut terluka. "Saya coba menolong mereka. Saya bawa
mereka ke gedung Jaya," ujar Yunus. Sepengamatan Yunus, satu terduga pelaku
langsung lari ke arah Starbucks begitu ledakan kedua terjadi di pos polisi.

Ali Imron, 35 tahun pegawai Bawaslu, menyatakan setelah ledakan kedua,


muncul tembakan terdengar dari dalam Starbucks dan diarahkan ke sekitar pos
polisi. "Seorang penyeberang jalan, ikut tertembak," ujarnya.

Menurut keterangan Rahmad, salah satu saksi, saudaranya bernama


Raiskana tertembak setelah ledakan kedua di pos polisi Sarinah. Saat ledakan
pertama, Rahmad dan Raiskana berlari mendatangi sumber ledakan.

Namun di antara kerumunan, justru ada seseorang yang menembak dengan


membabi-buta. Pelaku itu juga menembak Raiskana yang saat itu melihat kejadian
teror. "Pelaku membawa tas ransel dan masuk ke dalam Starbucks Sarinah," kata
dia,

Pasukan polisi tiba mengepung lokasi dan membatasi dengan garis polisi.
Daerah yang dikepung di antaranya meliputi Gedung Jaya, Starbucks, Djakarta
Theater, Menara Cakrawala. Lalu, suara ledakan beberapa kali terdengar dari arah

5
Starbucks, Djakarta Theater dan Menara Cakrawala hingga enam kali.Polisi lalu
mengepung dan memburu pelaku.

Dari pantauan di lokasi, sekitar pukul 12.00 ledakan ketujuh terdengar.


Setengah jam kemudian ledakan kedelapan terdengar dari seputar Starbucks dan
Menara Cakrawala. Polisi menggunakan drone untuk memantau Menara
Cakrawala yang diduga digunakan pelaku untuk mengintai.

Sekitar pukul 13.00, polisi membersihkan lokasi dari massa yang


menonton pengepungan. Di belakang Gedung Jaya, sebuah mobil dengan nomor
polisi B 2173 PZ terparkir mencurigkan.

Polisi menjauhkan massa penonton dari mobil warna perak itu. Tim
penjinak bom memeriksa mobil dan ternyata tak ada hal yang membahayakan.
Polisi segera membawa pergi mobil warna perak itu.

Sekitar pukul 13.40, pengepungan selesai. Tapi polisi masih


mengamankan seputar lokasi kejadian. Menurut Divisi Humas Polri, lewat akun
Facebook-nya menyebut, pelaku total ada 7 orang, 3 tertembak mati dan 4
dilumpuhkan dan ditangkap. Korban tewas, sementara ini mencapai enam orang.
Jasad korban tewas dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

2. Pelaku dan Korban

Daftar Tersangka :

1. Ahmad Muhazan – Meninggal, kelahiran 5 Juli 1990, alamat di


Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat
2. Muhamad Ali – Meninggal, kelahiran 17 Maret 1976, alamat di
Kampung Sanggrahan, Kembangan, Jakarta Barat
3. Dian Juni Kurnadi – Meninggal, kelahiran tahun 1990, alamat di Jalan
Jenderal Sudirman Kav 18, Jakarta dan Kotawaringin, Kalimantan
Tengah.
4. Afif alias Sunakin – Meninggal, tanggal lahir belum diketahu

Daftar Korban :

6
1. Sugito – Meninggal, Warga sipil, kelahiran 23 Februari 1973, alamat
di Purwasari, Karawang, Jawa Barat
2. Rico Hermawan – Meninggal, Warga sipil, kelahiran tahun 1995
3. Amir Quali Tamer – Meninggal, WNA Kanada, kelahiran 23 Juni
1990
4. Rais – Meninggal, Warga sipil sekuriti Bangkok Bank, luka tembak di
kepala dan dalam kondisi mati batang otak (MBO). Ia sebelumnya
menjalani perawatan di RS Abdi Waluyo sebelum meninggal pada
Sabtu malam, 16 Januari.
5. Aiptu Deni - Anggota Polri, luka di kaki, masih dirawat di ruang ICU
6. Indah Pustpita Sari - Warga sipil, luka di kening sebelah kiri dan perut
memar, sudah diijinkan pulang
7. Mira Puspita - Warga sipil, luka kaki kanan dan jilbab terbakar, sudah
diijinkan pulang
8. Venosia Dyah Mavianti - Warga sipil, luka robek di kepala belakang,
sudah diijinkan pulang
9. Aiptu Dodi Maryadi - Anggota Polri, luka tembak di perut
10. Aiptu Budiyono - Anggota Polri Jakarta Pusat, luka tembak di perut
dan dada, masih dirawat di ruang ICU
11. Budi Rachmat - Warga sipil, luka tembak di dada kiri, sudah membaik
dan diijinkan pulang
12. Anggun Antiasari - Warga sipil, luka kaki kanan
13. Chairul - Warga Sipil, luka punggung kanan dan tangan kanan
14. Yohanen Antonius Maria alias Johan Kieft - WNA Belanda, luka
tangan kiri patah dan tempurung kaki pecah, akan dirujuk keluarga ke
Singapura
15. Mr. Marek - WNA Aljazair, luka di dada kiri dan kaki kiri patah
16. Agus Kurnia - Warga sipil, luka di kepala
17. Permana - Warga sipil, luka punggung kiri.
18. Aiptu Suhadi - Anggota Polri, luka tembak di punggung dua kali
19. Aldi Tardiansyah - Warga sipil, luka serpihan di telinga

7
20. Afrizal - Warga sipil, luka serpihan di dahi dan siku kiri
21. Manfred Stoif - WNA Austria, luka robek pergelangan tangan kanan
dan kiri, akan dirujuk oleh keluarga ke Singapura
22. Frank Feunen - WNA Jerman, luka robek di dahi dan leher
23. Riter Willy Putra - Warga sipil, luka punggung kiri belakang, sudah
diijinkan pulang
24. Brigadir Suminto - Anggota Polri, luka tembak di tangan sebelah kiri
tembus ke ketiak
25. Dwi Siti Ramdani - Warga sipil, luka berat, patah tulang leher bagian
belakang

3. Dampak Tragedi Sarinah

Akibat terjadinya serangan di persimpangan Sarinah, Starbucks menutup


seluruh gerainya yang berada di Jakarta tidak hanya Starbucks yang menutup
gerainya namun sejumlah pusat perbelanjaan juga pun harus ditutup bahkan pusat
perbelanjaan di Tanggerang pun harus di jaga ketat . Selain itu, nilai
tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sempat anjlok akibat peristiwa
ini. Pengamanan kawasan vital di seluruh Jakarta ditingkatkan setelah peristiwa
ini, seperti Gedung DPR/MPR dan gedung Balai Kota Provinsi DKI
Jakarta. Pengamanan di provinsi lain di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Timur,
dan Bali, turut ditingkatkan

C. Pancasila sebagai Ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, ide-ide dasar, cita-cita. kata idea berasal dari bahasa Yunani,
eidos yang berarti bentuk atau idein yang berarti melihat. Idea dapat di artikan
sebagai cita-cita, yaitu cita-cita yang bersifat tetap dan akan dicapai dalam
kehidupan nyata. Cita-cita ini pada hakikatnya merupakan dasar, pandangan, atau
faham yang diyakini kebenarannya. Logos berarti ilmu. secara harfiah, ideologi

8
berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide ( the science of ideas), atau ajaran-ajaran
tentang pengertian dasar.

Pokok-pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai ideologi adalah


sebagai berikut:

1) Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya


dengan perilaku manusia. Kecuali itu, ideologi merupakan serangkaian
pemikiran yang berkaitan dengan tertib sosial dan politik yang ada dan
berupaya untuk merubah atau mempertahankan tertib sosial dan politik
yang bersangkutan.
2) Bahwa ideologi, di samping mengemukakan program juga
menyertakan strategi guna merealisasikannya.
3) Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang
dapat mempersatukan manusia, kelompok, atau masyarakat yang
selanjutnya diarahkan pada terwujudnya partisipasi secara efektif
dalam kehidupan sosial politik.
4) Bahwa yang bisa mengubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah
fungsi pemikiran itu dalam berbagai lembaga politik dan
kemasyarakatan.

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga


merupakan ideologi negara. Sebagai ideologi negara berarti bahwa pancasila
merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.
Sebagaimana setiap ideologi memiliki konsep mengenai wujud masyarakat yang
dicita-citakan, begitu juga dengan ideologi pancasila. Masyarakat yang dicita-
citakan dalam ideologi pancasila adalah masyarakat yang dijiwai dan
mencerminkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu
masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta bertoleransi,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat yang bertsatu dalam
suasana perbedaan, berkedaulatan rakyat dengan mengutamakan musyawarah,
serta masyarakat yang berkeadilan sosial. Hal itu berarti bahwa pancasila bukan
hanya sesuatu yang bersifat statais melandasi berdirinya negara Indonesia, akan

9
tetapi Pancasila juga membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat
tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan
untuk mewujudkannya.

Pancasila sebagai ideologi membawakan nilai-nilai tertentu yang digali dari


realitas sosio budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu ideologi Pancasila
membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi lain.
Kekhasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang
membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian juga penghargaan akan harkat dan martabat kemanusiaan, yang
diwujudkan dengan penghargaan terhadap hak azasi manusia dengan
memperhatikan prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kekhususan
yang lain adalah bahwa ideologi Pancasila menjunjung tinggi persatuan bangsa
dengan menempatkan terwujudnya persatuan bangsa itu di atas kepentingan
pribadi, kelompok, atau golongan. Berikutnya adalah kehidupan bermasyarakat
dan bernegara yang didasarkan pada prinsip demokrasi dengan penentuan
keputusan bersama yang diupayakan sejauh mungkin melalui musyawarah untuk
mencapai kata mufakat. Satu hal lagi yaitu keinginan untuk mewujudkan keadilan
dalam kehidupan bersama seluruh masyarakat Indonesia.

Kalau setiap ideologi mendasarkan diri pada sistem filsafat tertentu yang
berisi pandangan mengenai apa dan siapa manusia, kebebasan pribadi serta
keselarasan hidup bermasyarakat; ideologi Pancasila mendasarkan diri pada
sistem pemikiran filsafat Pancasila, yang di dalamnya juga mengandung
pemikiran mendasar mengenai hal tersebut.

Pancasila sebagai ideologi memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Memberikan struktur kognitif keseluruhan pengetahuan yang dapat


merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan
kejadian dalam alam sekitarnya.
2) Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang
untuk melangkah dan bertindak.

10
3) Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
4) Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami dan
menghayati serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi
dan norma yang terkandung di dalamnya.
D. Hubungan Pancasila dengan Tragedi Bom Sarinah

Keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang dapat menjadi filter bagi


masuknya berbagai ancaman dari luar dirasa kurang berhasil, apa sebabnya?

Keberhasilan membuat perangkat hukum yang baik belum tentu memberikan


dampak positif dalam mewujudkan maksud dan tujuan hukum. Sebagus apapun
produk hukum formal yang ada tidak akan ada artinya tanpa disertai penerapan
yang baik. Ironisnya, Indonesia dipandang sebagai negara yang pandai membuat
perangkat hukum namun masih lemah penerapannya. Hal ini jika dibiarkan akan
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hukum itu sendiri.

Terorisme di Indonesia tumbuh subur karena didukung oleh perilaku sebagian


masyarakat yang bertentangan dengan filosofi Pancasila. Setiap sila telah
diselewengkan: Ketuhanan Yang Maha Esa yang memberikan kebebasan kepada
setiap orang untuk memeluk agama menurut keyakinan dan kepercayaannya, telah
diracuni oleh pemikiran-pemikiran salah yang hanya mengistimewakan agama
tertentu saja. Salah satunya adalah Tragedi Bom Sarinah, peristiwa teroris ini
terjadi karena adanya penyimpangan ideology Pancasila karena kurang
pemahaman akan ideolgi Pancasila itu sendiri sehinnga membuat para teroris
melakukan penyimpangan ini.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, berupa penghargaan akan harkat


dan martabat kemanusiaan, yang diwujudkan dengan penghargaan terhadap hak
azasi manusia diabaikan.

Ideologi Pancasila menjunjung tinggi persatuan bangsa dengan


menempatkan terwujudnya persatuan bangsa itu di atas kepentingan pribadi,
kelompok, atau golongan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

11
dalam permusyawaratan perwakilan, kini tercabik-cabik ditarik ke sana kemari
demi kepentingan politik praktis.

Dan terakhir, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tinggal slogan


kosong karena adanya jurang pemisah yang amat dalam antara si-kaya dan si-
miskin, yang menimbulkan kecemburuan sosial.

Lantas mengapa terorisme masih tetap berlanjut di Indonesia seperti Tragedi


Bom Sarinah, padahal Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi? kehadiran
terorisme seakan menggerus ideologi Pancasila yang selama ini dijadikan
landasan hidup bagi masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

Sumber pokok kesalahan tidak terletak pada Pancasila. Tak ada yang salah
dengan Pancasila karena isi Pancasila tidak melenceng dari nilai-nilai yang ada.
Kesalahan yang sesungguhnya terletak pada penerapan Pancasila sebagai ideologi.
Hal itu terjadi karena banyaknya orang Indonesia tidak dapat menerapkan nilai-
nilai Pancasila dengan benar. Terlebih para teroris, mereka adalah orang-orang
yang tidak konsisten dalam melaksanakan isi Pancasila. Mereka mengerti dan
memahami Pancasila namun tidak menerapkannya dalam kehidupan mereka.

12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan:

Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

 Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan


membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat.
 Tragedi Sarinah terjadi pada tanggal 11 Januari 2016, menimbulkan
banyak korban jiwa dan dampak akan keadaan Negara.
 Pancasila sebagai ideologi bangsa yang dapat menjadi filter bagi
masuknya berbagai ancaman dari luar dirasa kurang berhasil. Hal itu
dikarenakan kurangnya penerapan nilai-nilai dalam Pancasila.
B. Saran

Upaya untuk memahami masalah terorisme adalah dengan belajar Pendidikan


Pancasila sehingga dengan belajar Pendidikan Pancasila ini kita dapat memahami
ideology Pancasila agar kita idak terjerumus pada tindak kejahatan terorisme.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sugito, A.T. dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Semarang: UNNES Press.

http://en.wikipedia.org/wiki/terrorism

http://en.wikipedia.org/wiki/definitions_of_terorism

https://beritagar.id/artikel/berita/cerita-detil-ledakan-beruntun-di-kawasan-
sarinah

http://www.rappler.com/indonesia/119022-daftar-nama-korban-pelaku-
ledakan-bom-sarinah

http://bisnis.liputan6.com/read/2412088/dampak-ledakan-di-sarinah-
terhadap-ekonomi

https://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_Jakarta_2016

http://erizkykurniawan.blogspot.co.id/2015/11/makalah-
kewarganegaraan.html

14

Anda mungkin juga menyukai