28 Oktober 2020
Pendidikan:
• Kedokteran Umum, FK Universitas Sriwijaya, 1990-1997
• Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, FK Universitas Sriwijaya,
2001-2006
• Pendidikan Spesialis Tahap Kedua atau (PPDS2) Konsultan Penyakit
Tropik dan Infeksi (SpPD,KPTI), FK Universitas Sriwijaya & FK Universitas
Indonesia, 2006-2013
• Kandidat DOKTOR, bidang Epidemiologi Klinik, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 2013-sekarang
Pekerjaan :
• Dokter Spesialis Penyakit Dalam, RS. Hermina Tangerang
1
11/2/2020
2
11/2/2020
Pertama: Merokok.
Merokok sampai sekarang menjadi kondisi comorbid utama bagi
seseorang untuk mendapatkan hasil akhir yang buruk bila harus
menderita COVID-19.
Merupakan faktor yang menyebabkan angka kematian penderita pria
lebih tinggi di China, karena merokok lebih merupakan aktivitas pria
dibandingkan wanita di sana.
Seorang perokok aktif, atau orang yang aktif menghirup asap rokok orang
lain juga merupakan kondisi comorbid dari penyakit cardiovascular; yang
merupakan comorbid juga bagi COVID-19.
3
11/2/2020
4
11/2/2020
Keenam: Kanker.
Sepertinya mereka yang menderita kanker, baik
yang sedang menjalani kemoterapi/radioterapi atau
pun yg tidak, juga akan mendapatkan hasil akhir yg
tidak baik bila harus terpapar oleh COVID-19.
5
11/2/2020
6
11/2/2020
SKENARIO PERTAMA
7
11/2/2020
SKENARIO KEDUA
SKENARIO KETIGA
8
11/2/2020
9
11/2/2020
10
11/2/2020
11