Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serve Acute Respyratory Syndrome (SARS) merupakan penyakit yang menyerang system
respirasi (WHO, 2006). Sars merupakan penyakit yang disebabkan oleh severe acute respiratory
syndrome coronavirus (SARS-CoV).Virus tersebut mudah menular dari satu orang ke orang lain.Di
dalam tubuh, SARS-CoV melakukan replikasi virus pada system pernafasan yang dan menyerang
paru – paru yang berakibat sulit bernafas. Selain itu , virus penyebab SARS dapat aktif selama 24 – 48
jam di dalam media (manusia dan hewan) dan 24 jam di luar media (Serrandell, 2010).

Penyakit ini pertama kali ditemukan di china selatan pada November tahun 2002. WHO
kemudian mengumumkan SARS sebagai ancaman global pada 15 maret 2003. Saat itu SARS
merupakan epidemic baru yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, terutama di Negara-negara
Asia.SARS-CoV dapat menyebar melalui droplet, kontak dengan material terkontaminasi, dan melalui
jalur fecal oral.Umumnya SARS menunjukkan gambaran pneumonia atipikal dengan gejala demam ,
batuk dan sesak yang dapat berkembang menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS),Pada
20 % apabila ARSD tidak ditangani, penyakit dapat berkembang menjadi sepsis, syok sepsis, dan
kematian.Penyakit ini mempunyai laju mortalitas sekitar 10%.

Sampai saat ini , belum ditemukan antiviral yang terbukti efektif untuk sars .
Penatalaksanaan SARS yang dianggap paling penting adalah terapi suportif yang mengupayakan agar
penderita ini tidak mengalami dehidrasi , gagal nafas, dan infeksi sekunder. Terapi suportif meliputi
pemberian cairan kristaloid dan oksigen. Pemberian cairan harus dilakukan dengan hati-hati karena
dapat memperburuk oksigenasi apabila diberikan secara berlebihan. Penggunakan alat bantu ventilator
juga disarankan untuk tatalaksana gagal nafas.

B. Rumusan Masalah :
a. Apa definisi dari penyakit SARS ?
b. Apa penyebab penyakit SARS ?
c. Bagaimana manisfestasi klinis penyakit SARS ?
d. Bagaimana patofisiologi dari Sars ?
e. Apa penatalaksanaan dari penyakit SARS?
f. Bagaimana melakukan pencegahan terhadap penyakit SARS ?

C. Tujuan Masalah
a. Mampu memahami definisi SARS
b. Mampu memahami penyebab penyakit sars
c. Mampu mengetahui manifestasi klinis penyakit sars
d. Mampu mengetahui patofisiologi pemyakit sars
e. Mampu mengetahui penatalaksanaan penyakit sars
f. Mampu megetahui cara pencegahan terhadap sars
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi SARS
Severe Acute Respiratory Syndrom ( SARS ) merupakan penyakit yang
menyerang System respirasi (WHO, 2006). SARS adalah infeksi saluran pernafasan
berat disertai dengan gejala saluran pernafasan berat disertai dengan gejala saluran
pencernaan yang disebabkan oleh coronavirus. Penyakit ini merupakan jenis
pneumonia (infeksi saluran pernafasan bawah) yang berbahaya , menular dan
seringkali mematikan.
SARS pertama kali ditemukan di Cina pada November 2002. Dalam
beberapa bulan, penyakit ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia melalui turis
yang datang ke cina maupun masyarakat Cina yang melancong ke luar negeri.
SARS menjadi wabah yang menyebar hingga ke 26 negara pada awal 2003.
Tercatat ada sekitar 800 orang yang meninggal dunia karena penyakit ini.Para
petinggi organisasi kesehatan dari seluruh dunia bekerja sama untuk mengendalikan
wabah ini, Wabah ini akhirnya bisa terkendali dan dihentikan penyebarannya. Sejak
tahun 2004, tidak ada lagi kasus baru SARS yang dilaporkan.

B. Penyebab SARS
Penyebab SARS adalah infeksi Coronavirus. Virus ini dapat menyebar

Partikel kecil yang terdapat di udara ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara.
SARS juga dapat ditularkan melalui kontak dekat , misalnya ketika anda merawat
penderita atau tinggal serumah dengan penderita.Infeksi virus ini juga dapat
menyebar lewat benda – benda yang sudah terkontaminasi oleh virus. Misalnya
ganggang pintu, telepon, atau tombol lift. Diduga cara penyebaran utamanya adalah
melalui percikan (droplets). Selain menular melalui droplets, SARS juga diisolasi dari
feses dengan viral load yang tinggi. Hal ini membuat beberapa peneliti menduga
bahwa virus ini juga dapat menyebar melalui jalur fecal – oral. SARS – CoV
memiliki stabilitas yang tinggi di lingkungan dan dapat bertahan 2-3 hari di suhu
ruangan pada permukaan kering yang terkontaminasi , serta 2-4 hari pada feses ,
selain itu studi oleh Rabenau HF et al menemukan bahwa SARS – CoV dapat
bertahan sampai 9 hari pada cairan dan dapat bertahan 24 jam sampai 6 hari pada
lingkungan kering.

Investigasi epidemologi awak menduga bahwa reservoir alami dari SARS-


CoV adalah musang bulan ( paguma larvata ) .Selain itu , studi oleh Wang LF et al
juga melaporkan bahwa kelelawar tapal kuda genus rhinolophus telah diidentifikasi
sebagai reservoir alami untuk SARS- like Coronaviruses.

Faktor Resiko SARS bermacam – macam , salah satunya adalah berpegian ke


endemis. Selain itu kontak dengan pasien, hewan reservoir (musang bulan dan
kelelawar), serta tenaga kesehatan yang tidak menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai juga menjadi factor resiko.Beberpa pasien terutama yang berusia lanjut lebih
mudah terpapar SARS-Cov oleh karena komorbiditas sebelumnya , seperti :

 Penyakit Endokrin : diabetes mellitus tipe 1 dan DM tipe 2


 Penyakit Kardiovaskuler : penyakit jantung kronis
 Penyakit Ginjal kronis
 Penyakit keganasan : kanker payudara
 Penyakit Imunodefisiensi : Pasien dengan infeksi HIV
 Penyakit Saraf : Parkinson

C. Tanda dan Gejala SARS


Gejala SARS mirip seperti influenza , dan biasanya muncul 2-7 hari setelah
infeksi virus. Akan tetapi, gejala ini juga bisa muncul hingga 10 hari setelah infeksi
virus. Secara umum, gejala SARS meliputi :
 Demam Tinggi
 Rasa lelah
 Sakit kepala
 Menggigil
 Nyeri otot
 Nafsu makan hilang
 Mencret atau diare
Setelah gejala – gejala di atas terjadi, infeksi virus akan mulai menyebar ke
paru – paru serta saluran pernafasan, kemudian menyebabkan keluhan gangguan
pernafasan berupa batuk kering dan kesulitan bernafas.Kadar oksigen dalam darah
penderita juga akan menurun drastic. Pada kasus yang parah , kondisi ini bahkan
dapat menyebabkan kematian.

D. Patofisiologi SARS

Patofisiologi SARS diawali dengan interaksi protein pada severe acute


respiratory syndrome coronavirus ( SARS-CoV ) dengan sel paru dan jantung
manusia melalui reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Setelah
memasuki sel manusia , encoding genome akan terjadi untuk memfasilitasi gen yang
membantu adaptasi virus dalam tubuh inang dan mengaktivitasi jalur inflamasi.

Perlengketan dan fusi Coronavirus, diawali oleh interaksi protein virus dengan sel
manusia melalui reseptor ACE2 yang diekspresikan di paru dan di jantung manusia.
Protein spike yang terdapat pada permukaan SARS-Cov memiliki afinitas ikatan yang
kuat dengan ACE2 manusia. Ikatan ini memungkinkan SARS-CoV masuk ke dalam
membrane sel inang dan memediasi infeksi SARS-Cov pada paru. Tubuh manusia
juga memiliki DC-SIGN (dendrit cell-specifikintercelular adhesion molecule-
grabbing nonintegrin) dan protein CD209L (L-SIGN). Yang dapat membantu
memfasilitasi penyebaran SARS-Cov. Setelah masuk sel, enconding genome akan
terjadi untuk memfasilitasi ekspresi gen yang membantu SARS-Cov beradaptasi pada
inang. RNA virus kemudian dikeluarkan dalam sitoplsma sel inang.Proses ini diikuti
dengan respon imun seluler dan adaptif yang memunculkan reaksi proinflamasi.

E. Prognosis SARS
Prognosis SARS dipengaruhi oleh penyakit penyerta pada pasien dan adekuat
atau tidaknya terapi. Penilaian dan monitoring penting dilakukan pada pasien SARS
sehingga komplikasi dan angka kematian dapat dikurangi. Komplikasi umum SARS
adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Selain itu beberapa komplikasi
lain seperti sepsis, syok sepsis, dan hepatitis juga dapat terjadi. Komplikasi yang
timbul akibat terpakainya ventilator seperti empyema subkutan spontan,
pneumotoraks, dan pneumomediastinum.

F. Penatalaksanaan SARS

Anda mungkin juga menyukai