1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
The school was workplace that could potentially experience a fire. Therefore, sistem prevention and fire
mitigation needs to be applied at school. The research was conducted in 2017 which aims to know the
description application management sistem of fire based on PU Kepmen No. 11/KPTS/2000, Kepmen PU
No. 10/KPTS/2000, regulation of the Minister of labour no.Kep.186/Men/1999, regulation of Minister
labour no. Per.04/Men/ 1980, Indonesia national standard 03-1746-2000 10, NFPA 72, NFPA 101 as well.
The type research was qualitative descriptive. The object study was overview application of fire management
system in laboratory practices employed machine SMK N 2 Surakarta. The results in SMK N 2 Surakarta
showed 35% in accordance with Kepmen PU No. 11/KPTS/2000, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000,
Pemermenaker 02/MEN/1983, no. Permenaker 186/Men/1999, Permenaker No. Per 04/Men/1980, SNI
03-1746-2000, NFPA 1300 tahun 2016 was 30% management policy, 30% fire protection organization, 90%
APAR, 45% hydrant, 30% evacuation direction 30%, 100% emergency management. From the various aspects
studied there are only 2 aspects that meet the regulations compared.
342
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
343
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
setiap jurusan memiliki tempat praktikum Sumber data dalam penelitian ini meliputi
sendiri-sendiri yang terpisah ruang. 9 jurusan data primer dan data sekunder. Sumber data
tersebut masing-masing berpotensi terjadi primer dalam dalam penelitian ini diperoleh
kebakaran karena terdapat bahan bakar dan dari proses observasi yang menggunakan lembar
listrik yang memicu korsleting. Dari 9 jurusan observasi dan proses wawancara dengan
tersebut yang pernah terjadi kebakaran yaitu menggunakan lembar pedoman wawancara dari
ruang praktikum jurusan teknik permesinan informan. Informan dalam penelitian ini
karena di ruang tersebut banyak terdapat alat ditentukan dengan teknik purposive sampling.
praktik yang memicu terjadinya kebakaran Sumber data atau informan dalam penelitian
seperti las, stop contact, kabel roll, solder, kabel ini berjumlah 3 orang,informan dalam
yang tidak beraturan, kertas, solar. Oleh karena penelitian ini dibagi dua kategori yaitu informan
itu, fokus tempat penelitian ini di laboratorium utama dan informan triangulasi. Informan
praktik jurusan teknik mesin SMK N 2 utama yang menjadi narasumber dalam
Surakarta. penelitian ini adalah Kepala Jurusan Teknik
SMK seharusnya memiliki sistem Mesin SMK N 2 Surakarta, sedangkan informan
manajemen kebakaran dan menerapkannya di triangulasi dalam penelitian ini antara lain
sekolah sebagai wujud proteksi perlindungan Kepala Sarana Prasarana dan Petugas
terhadap bahaya kebakaran yang mungkin saja kelistrikan dan sarana prasarana. Data sekunder
bisa terjadi. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini diperoleh melalui studi
tujuan penelitian ini untuk mengetahui dokumentasi di Laboratorium Praktik Teknik
penerapan sistem manajemen kebakaran di Mesin SMK N 2 Surakarta terdiri dari; 1) Profil
SMK N 2 Surakarta. Sekolah, 2) Denah dan fasilitas hotel, 4) Data
hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang
METODE relevan dan 5) Dokumen lain yang mendukung
terkait dengan sistem manajemen kebakaran di
Penelitian ini difokuskan pada sistem Laboratorium Praktik Teknik Mesin SMK N 2
manajemen kebakaran di SMK N 2 Surakarta Surakarta.
antara lain manajemen kebakaran, prosedur Instrumen penelitian dapat berupa
operasional, alat pemadam api ringan, lembar observasi dan pedoman wawancara.
organisasi proteksi kebakaran, hidran, sprinkler, Lembar observasi dalam penelitian ini berisi
alarm kebakaran, petunjuk arah evakuasi, tentang cheklist sesuai atau tidaknya sistem
manajemen keadaan darurat. Penerapan dari 9 manajemen kebakaran yaitu alarm kebakaran
variabel tersebut dibandingkan dengan standar manajemen kebakaran, prosedur operasional,
yang digunakan. alat pemadam api ringan, organisasi proteksi
Jenis penelitian yang digunakan kebakaran, hidran, sprinkler, alarm kebakaran,
penelitian ini deskriptif kualitatif. Penelitian ini petunjuk arah evakuasi, manajemen keadaan
dilakukan pada 29 Agustus – 25 September darurat. Pedoman wawancara yang digunakan
2017. Rancangan penelitian adalah dengan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara
menggunakan daftar pertanyaan yang bentuk semi terstruktur, semula peneliti
disiapkan untuk pedoman wawancara dan menanyakan pertanyaan yang sudah
lembar checklist untuk panduan pengambilan terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
data. hingga menghasilkan informasi atau
Hasil observasi kemudian dibandingkan keterangan lebih lanjut. Panduan wawancara
dengan standar acuan yang digunakan yaitu berisi pertanyaan yang digunakan peneliti
Permen PU No.26/PRT/M/2008,Permenaker sebagai acuan dalam menggali informasi dari
No.Per 04/Men/1980, SNI 03-1745-2000, SNI subjek penelitian. Dalam penelitian ini
03-3985-2000, SNI 03-3989-2000, SNI 03-1746- pedoman wawancara digunakan untuk
2000 dan NFPA 1300 tahun 2016. mengetahui bagaimana penerapan sistem
344
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
345
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
346
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
berisi 19 poin yang bersumber dari asumsi APAR terdapat penandaan yang berisikan
Permenakertrans RI No 04/MEN/1980 dan informasi mengenai merk, jenis dan ukuran,
Permen PU No.26 Tahun 2008. Hasil masa berlaku APAR dan terdapat kartu atau
penerapan sistem proteksi aktif yaitu Alat label APAR yang memberikan bukti bahwa
Pemadam Api Ringan yang terdiri dari 19 poin, APAR di inspeksi setiap 3 bulan sekali. Petugas
sebanyak 11 poin (57,9%) terpenuhi dan sesuai yang melakukan inpeksi yaitu petugas dari PT.
dengan standar Permenaker No.4 tahun 1980 Bina Cipta Abadi yang bekerjasama dengan
dan Permen PU No.26 tahun 2008, meliputi: (1) SMK N 2 Surakarta juga menyimpan arsip dari
Posisi penempatan APAR; (2) Warna tabung semua APAR yang diperiksa, termasuk
APAR; (3) Kondisi APAR; (4) Mulut pancar tindakan korektif disimpan secara permanen.
APAR; (5) Pemeriksaan sebelum di isi kembali; Selain hal tersebut diatas, di laboratorum
(6) Klasifikasi kebakaran; (7) Tinggi praktik teknik mesin SMK N 2 Surakarta masih
pemasangan APAR; (8) Penandaan APAR; (9) ditemukan beberapa APAR yang jaraknya
Inspeksi APAR; (10) Kartu atau label APAR; dengan APAR yang lainnya lebih dari 15 meter,
dan (11) Arsip APAR, sedangkan sebanyak 8 sehingga tidak sesuai dengan standar yang
poin (42,1%) belum sesuai dengan standar yang sudah digunakan yaitu Permenaker No.4 Tahun
digunakan yaitu Permenaker No.4 tahun 1980 1980 Bab II pasal 4. Tanda pemasangan pun
dan Permen PU No.26 tahun 2008, meliputi: (1) tidak terpasang di setiap APAR, selain itu
Jarak penempatan APAR; (2) Tanda penempatan laboratorum praktik teknik mesin
pemasangan; (3) Pemeriksaan APAR; (4) Jenis SMK N 2 Surakarta belum disesuaikan dengan
dan Penggolongan Kebakaran; (5) Posisi jenis dan penggolongan kebakaran. APAR di
Pemasangan; (6) Lemari APAR posisi tidak laboratorum praktik teknik mesin SMK N 2
terkunci; (7) Kondisi pemasangan APAR; dan Surakarta tidak diletakkan di dalam lemari kaca.
(8) Instruksi pengoperasian APAR. Pada APAR dilengkapi dengan instruksi
Penempatan APAR di Laboratorium pengoperasian APAR.
Praktik Teknik Mesin SMK N 2 Surakarta Variabel ke dua yang dibahas pada sistem
terletak pada posisi yang mudah dilihat, jelas proteksi aktif adalah sprinkler, menurut
dan mudah diambil karena berada pada Pynkyawati (2009) sprinkler adalah sistem
ketinggian 94-120 cm diukur dari lantai, selain menyemprot air yang diaktifkan oleh detektor
itu warna tabung APAR pun sesuai dengan pengindra bahaya kebakaran, sprinkler
standar yaitu berwarna merah sehingga terlihat menyediakan suatu bentuk peringatan dan
jelas. Kondisi APAR pun dalam kondisi baik, terbukti merupakan pencegah atau pemadam
kondisi tabung APAR tidak cacat, mulut pancar api yang baik sebelum api menjadi besar dan tak
tidak tersumbat dan selalu dilakukan terkendali. Sprinkler, dari 12 poin yang dibahas
pemeriksaan sebelum APAR diisi kembali. Pada dan semuanya tidak terpenuhi (0%). Hal ini
347
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
disebabkan Laboratorium Praktik Teknik Mesin SMK N 2 Surakarta tidak memiliki alarm
SMK N 2 Surakarta tidak memiliki sprinkler kebakaran. Sehingga pada penerapan alarm
kebakaran sehingga tidak sesuai dengan standar kebakaran di laboratorium praktik teknik mesin
yang digunakan yaitu SNI 03-3989-2000 tentang SMK N 2 Surakarta dari 2 poin (0%) tidak
Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sesuai karena tidak memenuhi standar yang
springkler otomatik untuk pencegahan bahaya digunakan. Menurut Setyawan (2008) sistem
kebakaran pada bangunan gedung . alarm digunakan untuk memberikan informasi
Bengkel mein termasuk dalam bahaya ketika evakuasi pada saat terjadi kebakaran. Jika
kebakaran sedang 2 seharusnya memiliki terjadi evakuasi, alarm biasanya akan berbunyi
sprinkler kebakaran, hal tersebut dimaksudkan terus menerus.
untuk melindungi jiwa dan harta benda dari Berdasarkan dari hasil observasi dan
bahaya kebakaran. Penggunaan sarana wawancara yang dilakukan peneliti di
pemadam kebakaran yang sesuai standar, laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
bertujuan untuk menjamin agar dapat bekerja Surakarta, diperoleh hasil penerapan sistem
secara efektif dan effisien. proteksi aktif Hidran yang terdiri dari 9 poin
Variabel ketiga yang dibahas yaitu terdapat 4 poin yang sudah sesuai dengan
penerapan Alarm kebakaran dibandingkan standar dan 5 poin belum sesuai dengan
dengan standar SNI 03-3985-2000 mengenai standar, hal ini disebabkan karena di
Tata cara perencanaan, pemasangan dan laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran Surakarta Hidran tidak terawat dan selang
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada hidran dibiarkan tanpa perawatan sehingga
bangunan rumah dan gedung. Adapun tidak sesuai dengan standar yang digunakan
gambaran penerapan alarm kebakaran tersebut yaitu SNI 03-3985-2000 tentang ketentuan
dibuat dalam bentuk cheklist observasi yang teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran
terdiri dari 2 poin. pada bangunan gedung dan lingkungan.
Berdasarkan dari hasil observasi, Setelah membahas 5 variabel yang
wawancara dan studi dokumentasi yang telah termasuk sistem proteksi aktif, selanjutnya akan
dilakukan, laboratorium praktik teknik mesin dibahas 5 variabel yang termasuk dalam sistem
348
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
sistem proteksi pasif dan sarana penyelamatan Analisis penerapan organisasi proteksi
jiwa. Sarana penyelamatan jiwa yang akan kebakaran di laboratorium teknik mesin SMK N
dibahas yaitu manajemen kebakaran, prosedur 2 Surakarta dibandingkan dengan Keputusan
operasional, organisasi proteksi kebakaran, Menteri Tenaga Kerja No.Kep.186/Men/1999
petunjuk arah evakuasi dan manajemen tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
keadaan darurat. Tempat Kerja Adapun analisis dibuat
berdasarkan item yang ada di checklist.
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui Berdasarkan hasil penelitian terhadap unit
bahwa manajemen kebakaran dari 3 poin yang penanggulangan kebakaran yang dilakukan di
dibahas, 1 poin (30%) sesuai dengan standar dan laboratorium teknik mesin SMK N 2 Surakarta
2 poin tidak sesuai. Prosedur Operasional, dari dari 2 poin evaluasi terdapat 1 poin yang tidak
3 poin yang dibahas, tidak ada yang sesuai sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dengan standar. Organisasi proteksi kebakaran, No.Kep.186/Men/1999. Berdasarkan hasil
dari 10 poin yang dibahas 5 poin (50%) sesuai checklist observasi, didapatkan hasil pengurus
dengan standar dan 5 poin tidak sesuai dengan melakukan pencegahan dengan terdapatnya
standar. Petunjuk arah evakuasi dari 8 poin APAR, alarm, assembling point serta
yang dibahas 2 poin sesuai dengan standar dan dilakukannya latihan penanggulangan
6 poin tidak sesuai dengan standar. Manajemen kebakaran.Terdapat 7 orang yang bertugas saat
keadaan darurat, dari 7 poin yang dibahas 100% terjadi kebakaran tetapi tidak memiliki unit
atau semua elemen yang dibahas sesuai dengan penanggulangan kebakaran seperti petugas
standar. peran kebakaran, regu penanggulangan
Berdasarkan dari hasil observasi, kebakaran, ahli k3 spesial penanggulangan
wawancara dan dilengkapi dengan studi kebakaran, koordinator unit penanggulangan
dokumentasi yang dilakukan peneliti di kebakaran.
laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 Berdasarkan hasil penelitian terhadap
Surakarta, diperoleh hasil penerapan prosedur petunjuk arah evakuasi yang dilakukan di
operasional yang terdiri dari 3 poin, tidak ada laboratorium teknik mesin SMK N 2 Surakarta
yang terpenuhi dan sesuai dengan standar, dari 8 poin evaluasi terdapat 5 poin yang tidak
karena tidak terdapat prosedur operasional di sesuai dengan SNI 03-1746-2000 tentang Tata
laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana
Surakarta yang dibandingkan dengan Kepmen Jalan ke Luar untuk Penyelamatan terhadap
PU No.11/KTPS/2000 tentang Ketentuan Bahaya Kebakaran pada Banguanan Gedung.
teknis manajemen penanggulangan kebakaran Berdasarkan hasil checklist observasi, didapatkan
di perkotaan. Berikut merupakan prosedur yang hasil terdapat 2 sarana jalan keluar pada
adadi laboratorium teknik mesin SMK N 2 bangunan utama di laboratorium teknik mesin
Surakarta yaitu prosedur cara penggunaan SMK N 2 Surakarta, bangunan kedua di
APAR yaitu: laboratorium teknik mesin SMK N 2 Surakarta
Prosedur cara penggunaan APAR yang mempunyai 2 sarana jalan keluar. Terdapat
dibuat menunjukkan sudah sesuai yaitu dengan meja, lemari pada sarana jalan keluar bangunan
menempelkan petunjuk cara penggunaan di atas utama laboratorium teknik mesin SMK N 2
APAR . Hal ini memudahkan apabila terjadi Surakarta. Tidak terdapat perlengkapan, benda
kebakaran kapan saja dengan setiap orang bisa lain yang menggangu sarana jalan keluar atau
dengan mudah menggunakan meskipun orang menggangu sarana jalan keluar atau menggangu
tersebut belum mengetahui.Hal ini juga pandangan.
memudahkan siswa dalam memahami apabila Analisis penerapan manajemen keadaan
terjadi keadaan darurat,karena letaknya yang darurat di laboratorium praktik teknik mesin
tidak sulit untuk diketahui dengan SMK N 2 Surakarta dibandingkan dengan
menempelkannya di atas APAR tepat. aturan internasional National Fire Protection
349
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
Association1600 tahun 2013 tentang manajemen Tabel 4. Jumlah rata-rata setiap elemen
keadaan darurat/bencana, analisis dibuat Elemen yang Diteliti Persentase
berdasarkan item yang ada di checklist. Manajemen kebakaran 30%
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Prosedur operasional 0%
manajemen keadaan darurat yang ada di Alat pemadam api ringan 80%
laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 Organisasi proteksi kebakaran 30%
Surakarta dari 7 poin evaluasi semua sesuai Hidran 45%
dengan aturan NFPA 1600 tahun 2013 tentang Sprinkler 0%
manajemen keadaan darurat/bencana. Alarm kebakaran 0%
Berdasarkan hasil checklist observasi didapatkan
Petunjuk arah evakuasi 30%
hasil sistem komunikasi dan manajemen
Manajemen keadaan darurat 100%
keadaan darurat seperti peringatan,
pemberitahuan dan prosedur penyelamatan jiwa
rata-rata elemen yang dianalisis yaitu 35%
di laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
dibandingkan dengan standar nasional, yaitu
Surakarta baik.Para petugas yang menangani
Kepmen PU No.11/KPTS/2000, Kepmen PU
keadaan darurat ada 2 orang menggunakan
No.10/KPTS/2000, Permen PU
handy talky untuk komunikasi darurat lalu
NO.20/PRT/MEN/2009, Permen PU
disambungkan dengan telepon untuk
NO.26/PRT/MEN/2008, Standar Nasional
mengubungi nomer darurat seperti rumah sakit
Indonesia 03-3985-2000, Standar Nasional
maupun damkar.
Indonesia 03-3989-2000, dan standar
Berdasarkan hasil checklist observasi,
internasional yaitu NFPA 1600 tahun 2013.
didapatkan bahwa labratorium teknik mesin
SMK N 2 Surakarta memiliki sarana proteksi
PENUTUP
seperti APAR, jalan keluar,dan telah ditunjuk 2
orang yang bertugas apabila terjadi kebakaran, Simpulan pada penelitian ini yaitu
serta belum tersedia prosedur evakuasi dan pola penerapan sistem manajemen kebakaran di
organisasi pencegahan penanggulangan laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
kebakaran dan kebijakan mengenai sistem Surakarta dari semua elemen yang diteliti dan
manajemen kebakaran. Kepmen PU dibahas hanya terpenuhi sebesar 35% dan 65%
No.11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis tidak terpenuhi.
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu
Perkotaan menjelaskan bahwa bangunan umum apabila melakukan penelitian sejenis maka
dengan luas lantai minimal 5000 m2 memiliki dapat melakukan penelitian pada keseluruhan
manajemen penanggulangan kebakaran yaitu komponen sistem proteksi maupun manajemen
fungsi, pola organisasi, sumber daya manusia, kebakaran tidak hanya sistem proteksi dan
prasarana dan sarana serta tata laksana serta sarana penyelamatan jiwa saja, sehingga
tersedia kebijakan manajemen mengenai mendapatkan gambaran mengenai bagaimana
kebakaran. Hasil checklist observasi penerapan upaya pencegahan kebakaran dan
dibandingkan dengan Kepemen PU hasilnya bisa lebih baik lagi.
No.11/KPTS/2000 maka didapatkan bahwa
laboratorium teknik mesin SMK N 2 Surakarta DAFTAR PUSTAKA
hanya memiliki sarana APAR, hidran, petunjuk
arah evakuasi, serta manajemen keadaan Arrazy, S., Sunarsih, E., Rahmiwati, A. 2014.
darurat tetapi belum memiliki pola organisasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
manajemen kebakaran serta kebijakan mengenai Kebakaran di Rumah Sakit Dr. Sobirin
sistem manajemen kebakaran. Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013. Jurnal
Berdasarkan tabel 4. Jumlah rata-rata Kesmas, 5(2): 103-11
setiap elemen di dapatkan hasil bahwa nilai
350
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)
Hidayat, D.A., Suroto, Kurniawan, B. 2017. Evaluasi Gedung Dan Lingkungan Di Universitas
Keandalan Sistem Proteksi Kebakaran Sriwijaya Kampus Inderalaya Tahun 2013.
Ditinjau dari Sarana Penyelamatan dan Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1): 49-53
Sistem Proteksi Pasif Kebakaran di Gedung Syakbania, D.N. and Wahyuningsih, A.S., 2017.
Lawang Sewu Semarang. Jurnal Kesehatan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Masyarakat, 5(5): 134-146 Laboratorium Kimia. HIGEIA (Journal of
Pynkyawati, T., Wahadamaputera, S., Adiwibowo, Public Health Research and Development), 1(2):
F., Lestari, R., Septaningsih, D. 2009. Kajian 49-57.
Desain Sirkulasi Ruang Dalam Sebagai Setyawan, A., Kartika. E.W. 2008. Studi Eksploratif
Sarana Evakuasi Kebakaran Pada Bangunan Tingkat Kesadaran Penghuni Gedung
Hotel Carrcadin Bandung. Jurnal Itenas Bertingkat Terhadap Bahaya Kebakaran:
Rekayasa, 4(13):196-206 Studi Kasus Di Universitas Kristen Petra
Septiadi, H., Sunarsih, E., Camelia, A. 2014. Analisis Surabaya. Jurnal Manajemen Perhotelan 4(1): 28-
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan 38
351