Anda di halaman 1dari 10

HIGEIA 2 (3) (2018)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Penerapan Sistem Manajemen Kebakaran di Laboratorium Praktik Teknik Mesin

Ariesta Purnamasari 1, Herry Koesyanto1

1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Sekolah merupakan tempat kerja yang berpotensi mengalami kebakaran. Oleh sebab itu, sistem
Diterima 4 Mei 2018 manajemen kebakaran perlu diterapkan di sekolah. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 yang
Disetujui 8 Juli 2018 bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan sistem manajemen kebakaran berdasarkan
Dipublikasikan 30 Juli Kepmen PU No.11/KPTS/2000, Kepmen PU No.10/KPTS/2000, Peraturan Menteri Tenaga
2018 Kerja No.Kep.186/Men/1999, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.04/Men/1980, Standar
________________ Nasional Indonesia 03-1746-2000 NFPA 1300 tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
Keywords: kualitatif. Objek penelitian ini adalah gambaran penerapan sistem manajemen kebakaran di
Fire, Active Protection laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 Surakarta. Hasil analisis gambaran penerapan sistem
System, Life Rescue Facility manajemen kebakaran di laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 Surakarta menunjukkan 35
____________________ % sesuai dengan Kepmen PU No.11/KPTS/2000, Kepmen PU No.10/KPTS/2000,
DOI: Pemermenaker No. Per.02/Men/1983, Permenaker No.Kep.186/Men/1999, Permenaker No.Per
https://doi.org/10.15294 04/Men/1980, Standar Nasional Indonesia 03-1746-2000, NFPA 1600 tahun 2016 yaitu kebijakan
/higeia/v2i3/20365 manajemen 30%, organisasi proteksi kebakaran 30%, APAR 90%, hidran 45%, petunjuk arah
____________________ evakuasi 30%, manajemen keadaan darurat 100%. Dari berbagai aspek yang diteliti hanya terdapat
2 aspek yang memenuhi peraturan yang dibandingkan.

Abstract
___________________________________________________________________
The school was workplace that could potentially experience a fire. Therefore, sistem prevention and fire
mitigation needs to be applied at school. The research was conducted in 2017 which aims to know the
description application management sistem of fire based on PU Kepmen No. 11/KPTS/2000, Kepmen PU
No. 10/KPTS/2000, regulation of the Minister of labour no.Kep.186/Men/1999, regulation of Minister
labour no. Per.04/Men/ 1980, Indonesia national standard 03-1746-2000 10, NFPA 72, NFPA 101 as well.
The type research was qualitative descriptive. The object study was overview application of fire management
system in laboratory practices employed machine SMK N 2 Surakarta. The results in SMK N 2 Surakarta
showed 35% in accordance with Kepmen PU No. 11/KPTS/2000, Kepmen PU No. 10/KPTS/2000,
Pemermenaker 02/MEN/1983, no. Permenaker 186/Men/1999, Permenaker No. Per 04/Men/1980, SNI
03-1746-2000, NFPA 1300 tahun 2016 was 30% management policy, 30% fire protection organization, 90%
APAR, 45% hydrant, 30% evacuation direction 30%, 100% emergency management. From the various aspects
studied there are only 2 aspects that meet the regulations compared.

© 2018 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
e ISSN 1475-222656
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ariestapurnamasari23@gmail.com

342
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

PENDAHULUAN utama terhadap bahaya kebakaran (Septiadi,


2014).
Kebakaran merupakan suatu Di Indonesia, hingga saat ini kebakaran
permasalahan yang tidak bisa lepas dari merupakan bahaya potensial yang masih kerap
manusia. Kerugian yang diakibatkan oleh terjadi baik di tempat kerja maupun pemukiman
kebakaran tidak hanya berupa kerusakan penduduk. Beberapa kejadian kebakaran di
bangunan saja, melainkan kerugian yang Indonesia, 4 Januari 2013 SDN 01 Lasung batu
menyangkut moral dan jiwa manusia. Beberapa Solok Selatan terjadi kebakaran dengan total
penyebab kebakaran antara lain adalah kerugian mencapai Rp 1,2 miliar untuk fisik
rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya gedung sekolah dan 200 juta kerugian untuk
kebakaran, kurangnya kesiapan masyarakat komputer dan buku pelajaran. Pada tahun 2014
untuk menghadapi dan menanggulangi bahaya di Indonesia, tercatat 12 sekolah terbakar pada
kebakaran, sistem pengananan kebakaran yang bulan Agustus 2014 terjadi 3 kebakaran sekolah
belum terwujud, rendahnya sarana prasarana dalam waktu yang berdekatan. Ketiga sekolah
sistem proteksi kebakaran bangunan yang tersebut di SMA plus Al Khairiyah
memadai (Hidayat, 2017). Badamusalam Serang yang disebabkan oleh
Menurut Arrazy (2014) untuk menjamin korsleting listrik.
tingkat keandalan serta keselamatan bangunan Sekolah kejuruan menjadi salah satu
agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya, tempat yang harus menerapkan Undang-
maka perlu dilakukan pengelolaan bahaya Undang Nomor 1 Tahun 1970, karena selain
kebakaran dengan baik dan terencana. penuh dengan risiko kecelakaan kerja yang
Mengelola kebakaran bukan sekedar berpotensi sendiri berupa ancaman kerugian
menyediakan alat-alat pemadam, atau dari berbagai sisi juga siswa diharapkan dapat
melakukan latihan pemadaman secara berkala menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
setahun sekali, namun memerlukan program dengan benar setelah terjun ke dunia kerja.
terencana dalam suatu sistem yang disebut Untuk mengantisipasi potensi kecelakaan kerja
Manajemen kebakaran dilakukan dalam tiga maupun penyakit akibat kerja (Syakbania,
tahapan yaitu pencegahan dilakukan sebelum 2017).
kebakaran terjadi (pra kebakaran), Berdasarkan hasil observasi awal yang
penanggulangan dilakukan saat terjadi dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan
kebakaran dan rehabilitasi dijalankan setelah Negeri 2 Surakarta pada tanggal 21, 24 Februari
kebakaran (pasca kebakaran). dan 20 Maret 2017, sekolah ini berpotensi
Kebakaran pada bangunan adalah salah terjadi kebakaran dengan kegiatan praktik di
satu bencana yang menyebabkan kerugian yang sekolah yang menggunakan bahan dan alat yang
besar baik dari segi materil maupun dari segi memicu kebakaran seperti solar, bensin, solder
korban jiwa. Kebakaran juga tidak hanya dll. Di sekolah ini sendiri sudah pernah terjadi
memusnahkan barang yang terbakar di kebakaran pada tahun 2012 saat pembuatan
dalamnya namun juga dapat merusak fungsi mobil esemka dan yang paling sering terjadi
dan struktur pada bangunan itu sendiri kebakaran adalah di ruang praktikum jurusan
(Pynkyawati, 2009). Aspek penting dalam teknik mesin. Kebakaran terjadi diakibatkan
keselamatan kerja adalah terhindarnya pekerja oleh korsleting listrik pada mesin mobil yang
dari potensi bahaya terutama kebakaran. Risiko digunakan pada saat praktikum di laboratorium
kebakaran tidak dapat dieliminasi secara total. praktik jurusan teknik mesin. Sekolah
Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta
saja. Tidak ada tempat kerja yang dapat dijamin menggunakan kertas sebagai dokumen maupun
bebas dari bahaya kebakaran. Keselamatan media pembelajaran merupakan bahan yang
penghuni yang berada di dalam bangunan dan mudah terbakar. Sekolah Menengah Kejuruan
lingkungannya harus menjadi pertimbangan Negeri 2 Surakarta mempunyai 9 jurusan dan di

343
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

setiap jurusan memiliki tempat praktikum Sumber data dalam penelitian ini meliputi
sendiri-sendiri yang terpisah ruang. 9 jurusan data primer dan data sekunder. Sumber data
tersebut masing-masing berpotensi terjadi primer dalam dalam penelitian ini diperoleh
kebakaran karena terdapat bahan bakar dan dari proses observasi yang menggunakan lembar
listrik yang memicu korsleting. Dari 9 jurusan observasi dan proses wawancara dengan
tersebut yang pernah terjadi kebakaran yaitu menggunakan lembar pedoman wawancara dari
ruang praktikum jurusan teknik permesinan informan. Informan dalam penelitian ini
karena di ruang tersebut banyak terdapat alat ditentukan dengan teknik purposive sampling.
praktik yang memicu terjadinya kebakaran Sumber data atau informan dalam penelitian
seperti las, stop contact, kabel roll, solder, kabel ini berjumlah 3 orang,informan dalam
yang tidak beraturan, kertas, solar. Oleh karena penelitian ini dibagi dua kategori yaitu informan
itu, fokus tempat penelitian ini di laboratorium utama dan informan triangulasi. Informan
praktik jurusan teknik mesin SMK N 2 utama yang menjadi narasumber dalam
Surakarta. penelitian ini adalah Kepala Jurusan Teknik
SMK seharusnya memiliki sistem Mesin SMK N 2 Surakarta, sedangkan informan
manajemen kebakaran dan menerapkannya di triangulasi dalam penelitian ini antara lain
sekolah sebagai wujud proteksi perlindungan Kepala Sarana Prasarana dan Petugas
terhadap bahaya kebakaran yang mungkin saja kelistrikan dan sarana prasarana. Data sekunder
bisa terjadi. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini diperoleh melalui studi
tujuan penelitian ini untuk mengetahui dokumentasi di Laboratorium Praktik Teknik
penerapan sistem manajemen kebakaran di Mesin SMK N 2 Surakarta terdiri dari; 1) Profil
SMK N 2 Surakarta. Sekolah, 2) Denah dan fasilitas hotel, 4) Data
hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang
METODE relevan dan 5) Dokumen lain yang mendukung
terkait dengan sistem manajemen kebakaran di
Penelitian ini difokuskan pada sistem Laboratorium Praktik Teknik Mesin SMK N 2
manajemen kebakaran di SMK N 2 Surakarta Surakarta.
antara lain manajemen kebakaran, prosedur Instrumen penelitian dapat berupa
operasional, alat pemadam api ringan, lembar observasi dan pedoman wawancara.
organisasi proteksi kebakaran, hidran, sprinkler, Lembar observasi dalam penelitian ini berisi
alarm kebakaran, petunjuk arah evakuasi, tentang cheklist sesuai atau tidaknya sistem
manajemen keadaan darurat. Penerapan dari 9 manajemen kebakaran yaitu alarm kebakaran
variabel tersebut dibandingkan dengan standar manajemen kebakaran, prosedur operasional,
yang digunakan. alat pemadam api ringan, organisasi proteksi
Jenis penelitian yang digunakan kebakaran, hidran, sprinkler, alarm kebakaran,
penelitian ini deskriptif kualitatif. Penelitian ini petunjuk arah evakuasi, manajemen keadaan
dilakukan pada 29 Agustus – 25 September darurat. Pedoman wawancara yang digunakan
2017. Rancangan penelitian adalah dengan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara
menggunakan daftar pertanyaan yang bentuk semi terstruktur, semula peneliti
disiapkan untuk pedoman wawancara dan menanyakan pertanyaan yang sudah
lembar checklist untuk panduan pengambilan terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
data. hingga menghasilkan informasi atau
Hasil observasi kemudian dibandingkan keterangan lebih lanjut. Panduan wawancara
dengan standar acuan yang digunakan yaitu berisi pertanyaan yang digunakan peneliti
Permen PU No.26/PRT/M/2008,Permenaker sebagai acuan dalam menggali informasi dari
No.Per 04/Men/1980, SNI 03-1745-2000, SNI subjek penelitian. Dalam penelitian ini
03-3985-2000, SNI 03-3989-2000, SNI 03-1746- pedoman wawancara digunakan untuk
2000 dan NFPA 1300 tahun 2016. mengetahui bagaimana penerapan sistem

344
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

manajemen kebakaran di laboratorium teknik kepada subjek penelitian triangulasi yaitu 1


mesin SMK N 2 Surakarta. Pokok-pokok orang Kepala Jurusan Teknik Mesin SMK N 2
pertanyaan yang diberikan kepada informan Surakarta, 1 orang Kepala Sarana dan
yaitu terkait kesesuaian dan kelengkapan sistem Prasarana SMK N 2 Surakarta dan 1 orang
manajemen kebakaran di laboratorium praktik petugas kelistrikan dan sarana prasarana SMK
teknik mesin SMK N 2 Surakarta dibandingkan N 2 Surakarta.
dengan standar. Analisis data yang digunakan adalah
Teknik pengambilan data yang digunakan dengan menelaah seluruh data yang tersedia
adalah dengan cara wawancara, observasi dan dari hasil wawancara dengan 1) reduksi data,
dokumentasi. Dalam penelitian ini observasi dalam penelitian ini dengan membandingkan
dilakukan dengan mengecek dan mengamati hasil penelitian dengan standar yang digunakan,
bagaimana keadaan sistem manajemen 2) penyajian data dalam penelitian ini adalah
kebakaran di laboratorium praktik teknik mesin dalam bentuk tabel observasi dan hasil
SMK N 2 Surakarta dibandingkan dengan wawancara dengan informan yang berisi
standar yang digunakan, untuk wawancara bagaimana tingkat kesesuaian sistem proteksi
terdapat poin pertanyaan kepada informan aktif dan sarana penyelamatan jiwa yang ada di
mengenai kelengkapan dan kesesuaian sistem laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
manajemen kebakaran di laboratorium praktik Surakarta, 3) penarikan kesimpulan, dalam
teknik mesin SMK N 2 Surakarta. Selain itu penelitian ini berupa deskripsi dan gambaran
teknik pengambilan data untuk melengkapi dan dari kondisi dan tingkat kesesuaian sistem
menguatkan data yang diperoleh yaitu dengan proteksi aktif dan sarana penyelamatan jiwa
melalui dokumentasi. Dokumentasi dalam yang ada di laboratorium praktik teknik mesin
penelitian ini didapatkan melalui pengambilan SMK N 2 Surakarta.
gambar atau foto, laporan kejadian kebakaran,
dan dokumen yang mendukung terkait sistem HASIL DAN PEMBAHASAN
proteksi aktif dan sarana penyelamatan jiwa
sebagai upaya pencegahan kebakaran di Penelitian ini dilakukan laboratorium
laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 praktik teknik mesin SMK N 2 Surakarta yang
Surakarta. terletak di Jalan Adi Sucipto No.33, Manahan,
Uji keabsahan data dalam penelitian ini Surakarta pada tanggal 29 Agustus-25
menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi September 2017.
dengan sumber akan dilakukan dengan cara: Informan dalam penelitian ini berjumlah
membandingkan data hasil pengamatan dengan 3 orang, 1 orang Kepala Jurusan Teknik Mesin
data hasil wawancara, membandingkan data SMK N 2 Surakarta, 1 orang Kepala Sarana dan
hasil wawancara informan satu dengan Prasarana SMK N 2 Surakarta dan 1 orang
informan lainnya dan membandingkan hasil petugas kelistrikan dan sarana prasarana SMK
wawancara dengan isi suatu dokumen yang N 2 Surakarta. Karakteristik informan dilihat
berkaitan mengenai penerapan sistem dari berbagai aspek meliputi nama, umur, jenis
manajemen kebakaran di laboratorium kelamin, jabatan, dan masa kerja.
praktik teknik mesin SMK N 2 Surakarta. Karakteristik informan dalam penelitian
Metode ini dilakukan dengan wawancara ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Informan


No Nama Jenis Kelamin Usia (Tahun) Jabatan Masa Kerja
1. JD L 48 Kepala Jurusan 22 tahun
2. AH L 50 Kepala Sarpras 25 tahun
3. I L 28 Petugas listrik dan sarpras 7 tahun

345
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui Hasil dari pengambilan data penelitian


bahwa informan dalam pengambilan data ini mengenai gambaran penerapan sistem
berjumlah 3 orang, yaitu terdiri dari 1) Kepala manajemen kebakaran dan sarana
Jurusan Teknik Mesin SMK N 2 Surakarta, 2) penyelamatan jiwa dalam variabel antara lain;
Kepala Sarana dan Prasarana SMK N 2 1) Alat Pemadam Api Ringan, 2) Sprinkler, 3)
Surakarta, 3) petugas kelistrikan dan sarana Alarm kebakaran, 4) Organisasi proteksi
prasarana SMK N 2 Surakarta. Informan satu kebakaran, 5) Hidran, 6) Prosedur Operasional,
(utama) berusia 48 tahun dengan masa kerja 22 7) Manajemen Kebakaran, 8) Petunjuk Arah
tahun jabatan Kepala Jurusan Teknik Mesin Evakuasi, 9) Manajemen Keadaan Darurat.
SMK N 2 Surakarta dipilih sebagai informan 1 Sistem proteksi kebakaran aktif yang
atau informan utama karena merupakan dianalisis yaitu Alat Pemadam Api Ringan,
seseorang yang bertanggung jawab dan lebih Sprinkler, Alarm Kebakaran, dan Hidran.
mengetahui semua kebijakan yang ada di Berdasarkan tabel 2 penerapan sistem
laboratorium jurusan teknik mesin SMK N 2 proteksi aktif, diperoleh hasil bahwa APAR atau
Surakarta. Kepala Sarana dan Prasarana SMK Alat Pemadam Api Ringan dari 20 poin
N 2 Surakarta berusia 50 tahun dengan masa observasi yang dilakukan di Laboratorium
kerja 25 tahun, dipilih menjadi informan 2 atau Praktik Teknik Mesin SMK N 2 Surakarta, dari
informan triangulasi karena bertanggung jawab 20 poin sebanyak 18 poin sesuai dengan standar
dalam pengelolaan sistem pencegahan dan 2 poin belum sesuai dengan standar.
kebakaran dan sarana pencegahan kebakaran Sprinkler dari 12 poin yang dibahas dan
yang ada di SMK N 2 Surakarta. Petugas semuanya tidak sesuai, untuk alarm kebakaran
kelistrikan dan sarana prasarana SMK N 2 dari 2 poin yang dibahas dan semuanya tidak
Surakarta berusia 28 tahun dengan masa kerja 7 sesuai, dan variabel terakhir pada sistem
tahun, dipilih menjadi pihak ke 3 atau informan proteksi aktif yang dibahas yaitu hidran dari 9
triangulasi karena tahu dimana letak dan poin yang dibahas sebanyak 4 poin sesuai
bagaimana cara pengoperasian sistem proteksi dengan standar dan 5 poin belum sesuai dengan
aktif dan sarana penyelamatan jiwa yang ada di standar.
Laboratorium SMK N 2 Surakarta. Laboratorium praktik teknik mesin SMK
Berdasarkan potensi kebakaran, N 2 Surakarta terdiri dari 2 gedung, gedung
bangunan perhotelan termasuk dalam bahaya depan bernama Gedung S.Parman dan gedung
kebakaran sedang 2, yaitu tempat kerja yang belakang bernama Guntur. Gedung S.Parman
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar terdiri dari 5 lantai yaitu baseement, tiga lantai
sedang menimbun bahan dengan tinggi lebih utama dan lantai paling atas digunakan untuk
dari 4 meter, dan apabila terjadi kebakaran laundry, sedangkan pada Gedung belakang atau
melepaskan panas sedang, sehingga gedung Guntur memiliki 5 lantai yang terdiri
menjalarnya api sedang. Hal tersebut dapat dari satu lantai untuk basement, satu lantai dasar
dikaitkan pada sistem proteksi kebakaran yang dan tiga lantai utama. SMK N 2 Surakarta
dimiliki oleh laboratorium praktik teknik mesin memiliki jumlah keseluruhan APAR yang
SMK N 2 Surakarta. Oleh karena itu, setiap sebanyak 39 buah yang terbagi di dalam dua
bangunan gedung maupun bengkel mesin gedung, gedung depan bernama Gedung
diperlukan upaya untuk meminimalisir dan S.Parman dan gedung belakang bernama
upaya pencegahan terjadinya kebakaran dengan Guntur. Semua APAR berjenis dry chemical
diterapkannya sistem proteksi kebakaran yang powder atau tepung kimia kering dengan ukuran
bekerja secara aktif maupun pasif dan 3,5 kg. Untuk mengetahui gambaran kondisi
kelengkapan tapak maupun sarana APAR di SMK N 2 Surakarta Semarang
penyelamatan jiwa. peneliti membandingkan dengan checklist yang

346
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

Tabel 2. Penerapan Sistem Proteksi Aktif


Keterangan
No. Komponen Sesuai Tidak Keterangan
sesuai
1. APAR 18 2 Hasil dari 20 poin, sebanyak 18 poin sesuai dengan
standar dan 2 poin belum sesuai dengan standar.
2. Sprinkler 0 12 Hasil dari 12 poin, semua menunjukkan tidak
terpenuhi.
3. Alarm 0 2 Hasil dari 2 poin dan semuanya tidak terpenuhi.
Kebakaran
4. Hidran 4 5 Hasil dari 9 poin, sebanyak 4 poin sesuai dengan
standar dan 5 poin belum sesuai dengan standar.

berisi 19 poin yang bersumber dari asumsi APAR terdapat penandaan yang berisikan
Permenakertrans RI No 04/MEN/1980 dan informasi mengenai merk, jenis dan ukuran,
Permen PU No.26 Tahun 2008. Hasil masa berlaku APAR dan terdapat kartu atau
penerapan sistem proteksi aktif yaitu Alat label APAR yang memberikan bukti bahwa
Pemadam Api Ringan yang terdiri dari 19 poin, APAR di inspeksi setiap 3 bulan sekali. Petugas
sebanyak 11 poin (57,9%) terpenuhi dan sesuai yang melakukan inpeksi yaitu petugas dari PT.
dengan standar Permenaker No.4 tahun 1980 Bina Cipta Abadi yang bekerjasama dengan
dan Permen PU No.26 tahun 2008, meliputi: (1) SMK N 2 Surakarta juga menyimpan arsip dari
Posisi penempatan APAR; (2) Warna tabung semua APAR yang diperiksa, termasuk
APAR; (3) Kondisi APAR; (4) Mulut pancar tindakan korektif disimpan secara permanen.
APAR; (5) Pemeriksaan sebelum di isi kembali; Selain hal tersebut diatas, di laboratorum
(6) Klasifikasi kebakaran; (7) Tinggi praktik teknik mesin SMK N 2 Surakarta masih
pemasangan APAR; (8) Penandaan APAR; (9) ditemukan beberapa APAR yang jaraknya
Inspeksi APAR; (10) Kartu atau label APAR; dengan APAR yang lainnya lebih dari 15 meter,
dan (11) Arsip APAR, sedangkan sebanyak 8 sehingga tidak sesuai dengan standar yang
poin (42,1%) belum sesuai dengan standar yang sudah digunakan yaitu Permenaker No.4 Tahun
digunakan yaitu Permenaker No.4 tahun 1980 1980 Bab II pasal 4. Tanda pemasangan pun
dan Permen PU No.26 tahun 2008, meliputi: (1) tidak terpasang di setiap APAR, selain itu
Jarak penempatan APAR; (2) Tanda penempatan laboratorum praktik teknik mesin
pemasangan; (3) Pemeriksaan APAR; (4) Jenis SMK N 2 Surakarta belum disesuaikan dengan
dan Penggolongan Kebakaran; (5) Posisi jenis dan penggolongan kebakaran. APAR di
Pemasangan; (6) Lemari APAR posisi tidak laboratorum praktik teknik mesin SMK N 2
terkunci; (7) Kondisi pemasangan APAR; dan Surakarta tidak diletakkan di dalam lemari kaca.
(8) Instruksi pengoperasian APAR. Pada APAR dilengkapi dengan instruksi
Penempatan APAR di Laboratorium pengoperasian APAR.
Praktik Teknik Mesin SMK N 2 Surakarta Variabel ke dua yang dibahas pada sistem
terletak pada posisi yang mudah dilihat, jelas proteksi aktif adalah sprinkler, menurut
dan mudah diambil karena berada pada Pynkyawati (2009) sprinkler adalah sistem
ketinggian 94-120 cm diukur dari lantai, selain menyemprot air yang diaktifkan oleh detektor
itu warna tabung APAR pun sesuai dengan pengindra bahaya kebakaran, sprinkler
standar yaitu berwarna merah sehingga terlihat menyediakan suatu bentuk peringatan dan
jelas. Kondisi APAR pun dalam kondisi baik, terbukti merupakan pencegah atau pemadam
kondisi tabung APAR tidak cacat, mulut pancar api yang baik sebelum api menjadi besar dan tak
tidak tersumbat dan selalu dilakukan terkendali. Sprinkler, dari 12 poin yang dibahas
pemeriksaan sebelum APAR diisi kembali. Pada dan semuanya tidak terpenuhi (0%). Hal ini

347
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

disebabkan Laboratorium Praktik Teknik Mesin SMK N 2 Surakarta tidak memiliki alarm
SMK N 2 Surakarta tidak memiliki sprinkler kebakaran. Sehingga pada penerapan alarm
kebakaran sehingga tidak sesuai dengan standar kebakaran di laboratorium praktik teknik mesin
yang digunakan yaitu SNI 03-3989-2000 tentang SMK N 2 Surakarta dari 2 poin (0%) tidak
Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sesuai karena tidak memenuhi standar yang
springkler otomatik untuk pencegahan bahaya digunakan. Menurut Setyawan (2008) sistem
kebakaran pada bangunan gedung . alarm digunakan untuk memberikan informasi
Bengkel mein termasuk dalam bahaya ketika evakuasi pada saat terjadi kebakaran. Jika
kebakaran sedang 2 seharusnya memiliki terjadi evakuasi, alarm biasanya akan berbunyi
sprinkler kebakaran, hal tersebut dimaksudkan terus menerus.
untuk melindungi jiwa dan harta benda dari Berdasarkan dari hasil observasi dan
bahaya kebakaran. Penggunaan sarana wawancara yang dilakukan peneliti di
pemadam kebakaran yang sesuai standar, laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
bertujuan untuk menjamin agar dapat bekerja Surakarta, diperoleh hasil penerapan sistem
secara efektif dan effisien. proteksi aktif Hidran yang terdiri dari 9 poin
Variabel ketiga yang dibahas yaitu terdapat 4 poin yang sudah sesuai dengan
penerapan Alarm kebakaran dibandingkan standar dan 5 poin belum sesuai dengan
dengan standar SNI 03-3985-2000 mengenai standar, hal ini disebabkan karena di
Tata cara perencanaan, pemasangan dan laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran Surakarta Hidran tidak terawat dan selang
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada hidran dibiarkan tanpa perawatan sehingga
bangunan rumah dan gedung. Adapun tidak sesuai dengan standar yang digunakan
gambaran penerapan alarm kebakaran tersebut yaitu SNI 03-3985-2000 tentang ketentuan
dibuat dalam bentuk cheklist observasi yang teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran
terdiri dari 2 poin. pada bangunan gedung dan lingkungan.
Berdasarkan dari hasil observasi, Setelah membahas 5 variabel yang
wawancara dan studi dokumentasi yang telah termasuk sistem proteksi aktif, selanjutnya akan
dilakukan, laboratorium praktik teknik mesin dibahas 5 variabel yang termasuk dalam sistem

Tabel 3. Penerapan Sistem Proteksi Pasif dan Sarana Penyelamatan Jiwa


No. Komponen Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
1. Manajemen 1 2 Hasil dari 3 poin, sebanyak 1 poin sesuai
Kebakaran dengan standar dan 2 poin sesuai dengan
standar.
2. Prosedur 0 3 Hasil dari 3 poin, dan semuanya tidak
Operasional terpenuhi.

3. Organisasi Proteksi 5 5 Hasil dari 10 poin, sebanyak 5 poin sesuai


Kebakaran dengan standar dan 5 poin tidak sesuai dengan
standar.
4. Petunjuk Arah 2 6 Hasil dari 8 poin, sebanyak 2 poin sesuai
Evakuasi dengan standar dan 6 poin sesuai dengan
standar.
5. Manajemen 7 0 Hasil dari 7 poin, semuanya terpenuhi sesuai
Keadaan Darurat dengan standar.

348
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

sistem proteksi pasif dan sarana penyelamatan Analisis penerapan organisasi proteksi
jiwa. Sarana penyelamatan jiwa yang akan kebakaran di laboratorium teknik mesin SMK N
dibahas yaitu manajemen kebakaran, prosedur 2 Surakarta dibandingkan dengan Keputusan
operasional, organisasi proteksi kebakaran, Menteri Tenaga Kerja No.Kep.186/Men/1999
petunjuk arah evakuasi dan manajemen tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
keadaan darurat. Tempat Kerja Adapun analisis dibuat
berdasarkan item yang ada di checklist.
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui Berdasarkan hasil penelitian terhadap unit
bahwa manajemen kebakaran dari 3 poin yang penanggulangan kebakaran yang dilakukan di
dibahas, 1 poin (30%) sesuai dengan standar dan laboratorium teknik mesin SMK N 2 Surakarta
2 poin tidak sesuai. Prosedur Operasional, dari dari 2 poin evaluasi terdapat 1 poin yang tidak
3 poin yang dibahas, tidak ada yang sesuai sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dengan standar. Organisasi proteksi kebakaran, No.Kep.186/Men/1999. Berdasarkan hasil
dari 10 poin yang dibahas 5 poin (50%) sesuai checklist observasi, didapatkan hasil pengurus
dengan standar dan 5 poin tidak sesuai dengan melakukan pencegahan dengan terdapatnya
standar. Petunjuk arah evakuasi dari 8 poin APAR, alarm, assembling point serta
yang dibahas 2 poin sesuai dengan standar dan dilakukannya latihan penanggulangan
6 poin tidak sesuai dengan standar. Manajemen kebakaran.Terdapat 7 orang yang bertugas saat
keadaan darurat, dari 7 poin yang dibahas 100% terjadi kebakaran tetapi tidak memiliki unit
atau semua elemen yang dibahas sesuai dengan penanggulangan kebakaran seperti petugas
standar. peran kebakaran, regu penanggulangan
Berdasarkan dari hasil observasi, kebakaran, ahli k3 spesial penanggulangan
wawancara dan dilengkapi dengan studi kebakaran, koordinator unit penanggulangan
dokumentasi yang dilakukan peneliti di kebakaran.
laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 Berdasarkan hasil penelitian terhadap
Surakarta, diperoleh hasil penerapan prosedur petunjuk arah evakuasi yang dilakukan di
operasional yang terdiri dari 3 poin, tidak ada laboratorium teknik mesin SMK N 2 Surakarta
yang terpenuhi dan sesuai dengan standar, dari 8 poin evaluasi terdapat 5 poin yang tidak
karena tidak terdapat prosedur operasional di sesuai dengan SNI 03-1746-2000 tentang Tata
laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana
Surakarta yang dibandingkan dengan Kepmen Jalan ke Luar untuk Penyelamatan terhadap
PU No.11/KTPS/2000 tentang Ketentuan Bahaya Kebakaran pada Banguanan Gedung.
teknis manajemen penanggulangan kebakaran Berdasarkan hasil checklist observasi, didapatkan
di perkotaan. Berikut merupakan prosedur yang hasil terdapat 2 sarana jalan keluar pada
adadi laboratorium teknik mesin SMK N 2 bangunan utama di laboratorium teknik mesin
Surakarta yaitu prosedur cara penggunaan SMK N 2 Surakarta, bangunan kedua di
APAR yaitu: laboratorium teknik mesin SMK N 2 Surakarta
Prosedur cara penggunaan APAR yang mempunyai 2 sarana jalan keluar. Terdapat
dibuat menunjukkan sudah sesuai yaitu dengan meja, lemari pada sarana jalan keluar bangunan
menempelkan petunjuk cara penggunaan di atas utama laboratorium teknik mesin SMK N 2
APAR . Hal ini memudahkan apabila terjadi Surakarta. Tidak terdapat perlengkapan, benda
kebakaran kapan saja dengan setiap orang bisa lain yang menggangu sarana jalan keluar atau
dengan mudah menggunakan meskipun orang menggangu sarana jalan keluar atau menggangu
tersebut belum mengetahui.Hal ini juga pandangan.
memudahkan siswa dalam memahami apabila Analisis penerapan manajemen keadaan
terjadi keadaan darurat,karena letaknya yang darurat di laboratorium praktik teknik mesin
tidak sulit untuk diketahui dengan SMK N 2 Surakarta dibandingkan dengan
menempelkannya di atas APAR tepat. aturan internasional National Fire Protection

349
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

Association1600 tahun 2013 tentang manajemen Tabel 4. Jumlah rata-rata setiap elemen
keadaan darurat/bencana, analisis dibuat Elemen yang Diteliti Persentase
berdasarkan item yang ada di checklist. Manajemen kebakaran 30%
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Prosedur operasional 0%
manajemen keadaan darurat yang ada di Alat pemadam api ringan 80%
laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2 Organisasi proteksi kebakaran 30%
Surakarta dari 7 poin evaluasi semua sesuai Hidran 45%
dengan aturan NFPA 1600 tahun 2013 tentang Sprinkler 0%
manajemen keadaan darurat/bencana. Alarm kebakaran 0%
Berdasarkan hasil checklist observasi didapatkan
Petunjuk arah evakuasi 30%
hasil sistem komunikasi dan manajemen
Manajemen keadaan darurat 100%
keadaan darurat seperti peringatan,
pemberitahuan dan prosedur penyelamatan jiwa
rata-rata elemen yang dianalisis yaitu 35%
di laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
dibandingkan dengan standar nasional, yaitu
Surakarta baik.Para petugas yang menangani
Kepmen PU No.11/KPTS/2000, Kepmen PU
keadaan darurat ada 2 orang menggunakan
No.10/KPTS/2000, Permen PU
handy talky untuk komunikasi darurat lalu
NO.20/PRT/MEN/2009, Permen PU
disambungkan dengan telepon untuk
NO.26/PRT/MEN/2008, Standar Nasional
mengubungi nomer darurat seperti rumah sakit
Indonesia 03-3985-2000, Standar Nasional
maupun damkar.
Indonesia 03-3989-2000, dan standar
Berdasarkan hasil checklist observasi,
internasional yaitu NFPA 1600 tahun 2013.
didapatkan bahwa labratorium teknik mesin
SMK N 2 Surakarta memiliki sarana proteksi
PENUTUP
seperti APAR, jalan keluar,dan telah ditunjuk 2
orang yang bertugas apabila terjadi kebakaran, Simpulan pada penelitian ini yaitu
serta belum tersedia prosedur evakuasi dan pola penerapan sistem manajemen kebakaran di
organisasi pencegahan penanggulangan laboratorium praktik teknik mesin SMK N 2
kebakaran dan kebijakan mengenai sistem Surakarta dari semua elemen yang diteliti dan
manajemen kebakaran. Kepmen PU dibahas hanya terpenuhi sebesar 35% dan 65%
No.11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis tidak terpenuhi.
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu
Perkotaan menjelaskan bahwa bangunan umum apabila melakukan penelitian sejenis maka
dengan luas lantai minimal 5000 m2 memiliki dapat melakukan penelitian pada keseluruhan
manajemen penanggulangan kebakaran yaitu komponen sistem proteksi maupun manajemen
fungsi, pola organisasi, sumber daya manusia, kebakaran tidak hanya sistem proteksi dan
prasarana dan sarana serta tata laksana serta sarana penyelamatan jiwa saja, sehingga
tersedia kebijakan manajemen mengenai mendapatkan gambaran mengenai bagaimana
kebakaran. Hasil checklist observasi penerapan upaya pencegahan kebakaran dan
dibandingkan dengan Kepemen PU hasilnya bisa lebih baik lagi.
No.11/KPTS/2000 maka didapatkan bahwa
laboratorium teknik mesin SMK N 2 Surakarta DAFTAR PUSTAKA
hanya memiliki sarana APAR, hidran, petunjuk
arah evakuasi, serta manajemen keadaan Arrazy, S., Sunarsih, E., Rahmiwati, A. 2014.
darurat tetapi belum memiliki pola organisasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
manajemen kebakaran serta kebijakan mengenai Kebakaran di Rumah Sakit Dr. Sobirin
sistem manajemen kebakaran. Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013. Jurnal
Berdasarkan tabel 4. Jumlah rata-rata Kesmas, 5(2): 103-11
setiap elemen di dapatkan hasil bahwa nilai

350
Ariesta P. dan Herry K. / Penerapan Sistem Manajemen / HIGEIA 2 (3) (2018)

Hidayat, D.A., Suroto, Kurniawan, B. 2017. Evaluasi Gedung Dan Lingkungan Di Universitas
Keandalan Sistem Proteksi Kebakaran Sriwijaya Kampus Inderalaya Tahun 2013.
Ditinjau dari Sarana Penyelamatan dan Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1): 49-53
Sistem Proteksi Pasif Kebakaran di Gedung Syakbania, D.N. and Wahyuningsih, A.S., 2017.
Lawang Sewu Semarang. Jurnal Kesehatan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Masyarakat, 5(5): 134-146 Laboratorium Kimia. HIGEIA (Journal of
Pynkyawati, T., Wahadamaputera, S., Adiwibowo, Public Health Research and Development), 1(2):
F., Lestari, R., Septaningsih, D. 2009. Kajian 49-57.
Desain Sirkulasi Ruang Dalam Sebagai Setyawan, A., Kartika. E.W. 2008. Studi Eksploratif
Sarana Evakuasi Kebakaran Pada Bangunan Tingkat Kesadaran Penghuni Gedung
Hotel Carrcadin Bandung. Jurnal Itenas Bertingkat Terhadap Bahaya Kebakaran:
Rekayasa, 4(13):196-206 Studi Kasus Di Universitas Kristen Petra
Septiadi, H., Sunarsih, E., Camelia, A. 2014. Analisis Surabaya. Jurnal Manajemen Perhotelan 4(1): 28-
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan 38

351

Anda mungkin juga menyukai