Anda di halaman 1dari 57

MANEJEMEN PEMBELAJARAN ONLINE

DI SMP NEGERI 33 PEKANBARU


(Studi Kasus pada masa Pandemi Covid-19)

PROPOSAL TESIS

OLEH:

MUHAMMAD RIDHO

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
LEMBARAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas

berkat rahmat dan karunia-Nya, yang telah memberikan kesempatan dan

kesehatan sehingga penulis dapat kesempatan dalam menulis proposal tesis ini

dengan judul “Manejemen Pembelajaran Online di SMP Negeri 33 Pekanbaru

(Studi Kasus pada masa Pandemi Covid-19)”.

Berkesempatan menyusun penelitian proposal tesis ini dimaksud sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (S2) pada Program

Pascasarjana di Universitas Riau, khususnya Program Studi Administrasi

Pendidikan. Ketika proses penyusunan penulisan tesis ini, penulis banyak sekali

mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka tidak berlebihan

kiranya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Thamrin, M.Sc selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Riau yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam

menyusun tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Isjoni, M.Si selaku Koordinator Program Studi Magister

Administrasi Pendidikan Universitas Riau.

3. Ibu Dr. Hadriana, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam rencana penulisan tesis ini.

4. Bapak Dr. Charlina, M.Hum sebagai pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam rencana penulisan tesis ini.

5. Seluruh Dosen Pascasarjana Program Studi Magister Administrasi

Pendidikan Universitas Riau yang telah memberikan pencerahan dalam

tatap muka proses perkuliahan pada penulis, sehingga penulis mendapatkan


berbagai pengalaman, informasi dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat

yang dapat menambah wawasan pengetahuan penulis.

6. Seluruh Staff administrasi dan pustakawan pada Program Studi Magister

Administrasi Pendidikan Universitas Riau.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal tesis ini jauh dari

kesempurnaan, masih terdapat kelemahan baik dari segi teori dan teknik

penulisan, oleh karena itu penulis menerima kritikan dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan penulisan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga penulisan

tesis ini berguna dan bermanfaat dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan

administrasi pendidikan dan referensi bagi pembaca. Kritik dan saran bersifat

konstruksif sangat diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, 06 Agustus 2020

Muhammad Ridho
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBARAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii

BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2 Fokus dan Sub-Fokus Penelitian............................................................6
1.3 Pertanyaan Penelitian.............................................................................7
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................7
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................8

BAB II
KAJIAN TEORETIS.............................................................................................9
2.1 Pengertian Manajemen...........................................................................9
2.1 Manajemen Pembelajaran....................................................................11
2.2 Manajemen Kepala Sekolah..................................................................12
2.3 Ruang Lingkup/Fungsi Manajemen.....................................................13
2.3 Pembelajaran........................................................................................19
2.3.1 Pengertian Pembelajaran............................................................19
2.3.3 Teori Pembelajaran....................................................................20
2.3.4 Pembelajaran online...................................................................21
2.4 Covid 19...............................................................................................24
2.5 Penelitian yang Relevan.......................................................................26
2.7 Kerangka Berpikir................................................................................28

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................29
3.1 Pendekatan Penelitian..........................................................................29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................29
3.2.1 Tempat Penelitian.......................................................................29
3.2.2 Waktu Penelitian........................................................................29
3.4 Data dan Sumber Data..........................................................................30
3.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data.............................................31
3.6 Prosedur Analisis Data.........................................................................37
3.6 Pemeriksaan Keabsahan Data..............................................................38

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Aktivitas Penelitian...............................................................................30
Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian.............................................................................33
Tabel 3. 3 Pedoman Observasi...............................................................................35
Tabel 3. 4 Pedoman Dokumentasi.........................................................................36
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Manajemen pendidikan dalam Konteks Pendidikan Secara Umum. 12


Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir Penelitian............................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan ini secara berturut-turut akan dijelaskan tentang

Latar Belakang Masalah, Fokus dan Sub-Fokus Penelitian, Pertanyaan Penelitian,

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan TIK dewasa ini semakin pesat, sehingga membuat dunia

semakin sempit. Jarak bukan menjadi masalah yang berarti dengan adanya

teknologi informasi tersebut. Aplikasi dalam kehidupan sudah semakin beragam

sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi segi kehidupan yang belum

tersentuh oleh perkembangan teknologi informasi ini, baik pada tingkat

individual, kelompok, semua jenis organisasi, tingkat negara, dan bahkan dalam

hubungan antara negara yang satu dan negara yang lainnya.

Perkembangan TIK juga memberikan kontribusi yang sangat besar kepada

manusia dalam berbagai bidang, tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan.

Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa

menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu

pendidikan, terutama penyesuaian penggunaannya bagi dunia pendidikan

khususnya dalam proses pembelajaran. Teknologi informasi merupakan

perkembangan sistem informasi dengan menggabungkan antara teknologi

komputer dengan telekomunikasi (Baharudin, 2010).

Setelah diterapkannya Kurikulum 2013, mata pelajaran TIK ditiadakan,

namun setiap mata pelajaran harus berintegrasi dengan TIK serta bisa menjadi

media pembelajaran yang menarik dan memenuhi tujuan pembelajaran tersebut.

1
Kebijakan tentang pemanfaatan TIK juga tertera pada Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 65

tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada ayat 13

yakni pemanfaatan TIK untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pembelajaran.

Salah satu contoh TIK pada kegiatan pembelajaran adalah pembelajaran

elektronik atau e-learning. Istilah e-learning terus berkembang sehingga muncul

beberapa padanan kata yang digunakan seperti: belajar online (online learning),

internet learning, virtual learning, computer-assisted- learning, web-based

learning, distance learning dan lain sebagainya. E-Learning adalah proses

belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian

materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan belajar (Barbara,

2008: 4).

Penggunaan TIK untuk sistim pembelajaran seperti penggunaan

smartphone, audio, video, dan komputer di dunia pendidikan lebih cendrung

menggunakan istilah pembelajaran online atau pembelajaran dalam jaringan

(daring). Penggunaan online learning sesuai pula dengan Permendiknas No 16

tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, pada

bagian kompetensi Pedagogik Guru SMA/SMK yang mengatakan bahwa salah

satu kompetensi guru mata pelajaran adalah memanfaatkan TIK dalam

pembelajaran yang diampu. Artinya pembelajaran tidak lagi bersifat

konvensional yang harus dilakukan dengan tatap muka, sarana papan tulis . Guru

diharapkan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran, menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik

2
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu

sehingga kegiatan proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien.

Dewasa ini di masa generasi milenial bahwa teknologi tidak dapat

dipisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Rata-rata di era globalisasi dalam

pembelajaran para peserta didik lebih merasa mengerti dengan menggunakan

teknologi disebabkan lebih fleksibel dalam kegiatan pembelajaran, guru harus

terus aktif dan berinovasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran

yang menarik bagi mereka. Sebagai konsekwensinya, pengadaan sarana dan

prasarana pendukung untuk pemanfaatan TIK merupakan standar yang harus

diterapkan oleh semua sekolah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, menjelaskan bahwa standar sarana dan prasarana

adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal

tentang ruang belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan,

laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi,

serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,

termasuk penggunaan TIK. Dewasa ini alat yang di gunakan sebagai media E-

learning seperti gadget, laptop, notebook dan lainnya bukanlah kebutuhan tersier

lagi namun sudah termasuk kebutuhan primer dalam kehidupan sehari hari.

Kepala sekolah disamping sebagai tenaga pendidik, juga sebagai tenaga

kependidikan yang memiliki peran penting bagi pelaksanaan pendidikan dan

pengajaran di sekolah.

Kompetensi umum kepala sekolah menurut Peraturan Pendidikan Nasional

RI Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar kepala Sekolah/Madrasah

3
dipersyaratkan harus memenuhi kompetensi-kompetensi, yaitu: Kompetensi

Kepribadian, Kompetensi Manajerial, Kompetensi Kewirausahaan, Kompetensi

Supervisi, Kompetensi Sosial.

Dari uraian tersebut juga dapat dipahami bahwa kepala sekolah harus

memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai manajer di sekolah

tempat bertugasnya. Tentunya kemampuan ini dapat dilihat dari semakin

berkembangnya sekolah tersebut, baik akademik maupun non akademik. Dari segi

akademik di antaranya meningkatnya prestasi kepala sekolah, guru dan siswa.

Sedangkan dari segi non akademik diantaranya meningkat sejumlah sarana dan

prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

Pada akhir Desember 2019, dunia dikejutkan oleh munculnya virus Corona

di kota Wuhan, Cina. Infeksi virus ini disebut Covid-19. Penularan virus ini

begitu cepat, sehingga pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan status

Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

WHO menilai risiko terjadinya penularan Covid-19 pada tingkat global sudah

masuk dalam kategori tinggi sehingga memerlukan respons internasional yang

terkoordinasi dan upaya antisipasi dari seluruh negara.

Persebaran virus Corona yang massif di berbagai negara, memaksa kita

untuk melihat kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Kita bisa melihat

bagaimana perubahan-perubahan di bidang teknologi, ekonomi, politik hingga

pendidikan di tengah krisis akibat Covid-19. Perubahan itu mengharuskan kita

untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus selalu belajar

hal-hal baru. Indonesia tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta didik agar

tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya

4
Pandemi Covid-19 memang menjadi efek kejut bagi kita semua. Dunia

seolah melambat dan bahkan terhenti sejenak. Negara-negara besar dan modern

terpukul dengan sebaran Virus Corona yang cepat, mengakibatkan ribuan korban

meninggal yang tersebar di berbagai negara. Indonesia mendapatkan banyak

tantangan dari Covid-19 ini, yang membuat kita semua harus bersama-sama saling

menjaga. Kelima isu penting diatas akan menjadi penentu seberapa cepat kita

akan mampu meratakan kurva kecemasan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua,

dan kita semua.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan kita harus siap

melakukan lompatan untuk melakukan transformasi pembelajaran daring bagi

semua siswa dan oleh semua guru. Kita memasuki era baru untuk membangun

kreatifitas, mengasah skill siswa, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan

sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi.

Akhir akhir ini , meluasnya wabah Covid -19 di Indonesia mengharuskan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengeluarkan surat edaran

No.3 tahun 2020 yang mengharuskan kegiatan proses pembelajaran dengan jarak

jauh dan mengunakkan sistem online. Menindak lanjuti instruksi tersebut, bapak

walikota Pekanbaru, Firdaus, mengeluarkan Surat Edaran Walikota Pekanbaru No

100/SETDA-TAPEM/661/2020 tentang Tindak lanjut Penyebaran Coronavirus

Disease (Covid 19) di Lingkungan Kota Pekanbaru yang salah satun poinnya

menginstruksikan agar kegiatan pembelajaran untuk siswa mulai dari TK/ PAUD

sampai SMA/ SMK baik Negeri maupun Swasta dilaksanakan dirumah melalui

sistem pembelajaran online (daring) terhitung semenjak 15 Maret 2020. Namun,

kesiapan para murid di kota Pekanbaru dalam menghadapi pembelajaran secara

5
online belum maksimal. Contohnya, kurang efektifnya pembelajaran disebabkan

kurang dorongan orang tua untuk membimbing anaknya untuk pembelajaran

online tersebut. Bingungnya sebagian guru SMP Negeri 33 Pekanbaru untuk

merancang pembelajaran secara online, seperti , meyiapkan bahan untuk

pembelajaran online dan bagaimana memilih aplikasi yang paling mudah dan

efektif yang memperlihatkan adanya interaksi antara guru dan peserta didik serta

bagaimana mengevaluasi proses pembelajaran secara online.

Melihat semakin meluasnya Covid 19 di Indonesia, termasuk di Kota

Pekanbaru, kemungkinan kegiatan pembelajaran online akan terus berlangsung

sampai akhir semester genap 2020-2021. Dengan demikian, mau tidak mau

ataupun siap tidak siap, kepala sekolah, guru, dan semua peserta didik wajib

melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh atau kegiatan pembelajaran

online sesuai instruksi dari pemerintah untuk memutuskan mata rantai Covid -19.

Sangat unik dan menarik untuk menganalisis bagaimana kesiapan sekolah

dalam menindak lanjuti Surat Edaran bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Gubernur Riau dan Walikota Pekanbaru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran jarak jauh ini. Melihat permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

meneliti mengenai Manejemen Pembelajaran Online di SMP Negeri 33

Pekanbaru (Studi Kasus pada masa Pandemi Covid-19).

1.2 Fokus dan Sub-Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, bahwa yang menjadi fokus penelitian

ini adalah Manejemen Pembelajaran Online di SMP Negeri 33 Pekanbaru

(Studi Kasus pada masa pandemi Covid-19).

6
Selanjutnya dari fokus penelitian tersebut, penulis menetapkan kajian

persoalan dari fokus tersebut sebagai sub-fokus adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Kepala SMP Negeri 33 Pekanbaru mengenai pembelajaran

online pada masa pandemi Covid-19.

2. Pengorganisasian Kepala SMP Negeri 33 Pekanbaru mengenai

pembelajaran online pada masa pandemi Covid-19.

3. Pelaksanaan Kepala SMP Negeri 33 Pekanbaru mengenai pembelajaran

online pada masa pandemi Covid-19.

4. Pengawasan dan evaluasi Kepala SMP Negeri 33 Pekanbaru mengenai

pembelajaran online pada masa pandemi Covid-19.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran online oleh Kepala SMP Negeri

33 Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19?

2. Bagaimanakah perorganisasian pembelajaran online oleh Kepala SMP

Negeri 33 Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19?

3. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran online oleh Kepala SMP Negeri

33 Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19?

4. Bagaimanakah pengawasan dan evaluasi pembelajaran online oleh Kepala

SMP Negeri 33 Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalis perencanaan pembelajaran online oleh Kepala SMP

Negeri 33 Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19.

2. Untuk menganalis perorganisasian pembelajaran online oleh Kepala SMP

Negeri 33 Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19.

7
3. Untuk menganalis pelaksanaan pembelajaran online oleh Kepala SMP

Negeri 33 Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19.

4. Untuk menganalis pengawasan pembelajaran online oleh Kepala SMP

Negeri 33 Pekanbaru pada masa pandemi Covid-19

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk

pengembangan ilmu, pihak organisasi sekolah maupun pembaca. Secara lebih

rinci kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

terutama yang berkaitan Manejemen Pembelajaran Online Sekolah

Menengah Pertama.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengembangan

keilmuan untuk peneliti selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan

Manejemen Pembelajaran Online di Sekolah Menengah Pertama.

2. Manfaat Praktis

a. Kepala sekolah dapat menganalisis manejemen pembelajaran online di

SMP Negeri Pekanbaru.

b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi guru terutama yang

berkaitan manejemen pembelajaran Online Sekolah Menengah Pertama.

c. Dapat di jadikan acuan untuk sekolah lainnnya.

d. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama mengenai

manejemen pembelajaran online.

8
BAB II
KAJIAN TEORETIS

Pada bab ini akan diuraikan teori yang berkaitan dengan manajemen,

manajemen pendidikan, manajemen kepala sekolah, pembelajaran online, dan

Covid-19.

2.1 Pengertian Manajemen

Terdapat beragam pengertian manajemen, baik ditinjau dari segi etimologis

maupun terminologis. Dari segi etimologis, kata “manajemen” berasal dari bahasa

asing, sedangkan dari sisi terminologis terdapat banyak pendapat mengenai

pengertiannya. Beberapa di antara pengertian manajemen baik dari segi

bahasa/etimologis maupun dari segi istilah/terminologis akan dipaparkan berikut

ini.

Istilah manajemen diterangkan dalam Usman (2006:3) berasal dari bahasa

Latin, yaitu manus berarti ‘tangan’ dan agere berarti ‘melakukan’, digabung

menjadi managere berarti menangani. Dalam bahasa Inggris kk.to manage, kb.

managemet berarti manajemen atau pengelolaan.

Syaiful Sagala dalam Baharuddin dan Makin (2010:48) juga

mengungkapkan pengertian manajemen secara etimologis yaitu berasal dari kata

managio berarti ‘pengurusan’, atau managiare berarti ‘melatih’ dalam mengatur

langkah-langkah, atau dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu, kiat, dan

profesi.

Ditinjau dari segi terminologis manajemen memiliki banyak makna

tergantung dari siapa pendapat tersebut muncul. Dari banyak pendapat itu, di sini

akan dipaparkan beberapa saja yang dianggap cocok untuk diterapkan dengan

9
pembelajaran. Dalam Kartono dipaparkan bahwa manajemen adalah usaha

serentak dan sistematis untuk mencapai tujuan bersama. Selanjutnya masih

mengambil dari Kartono G.R Terry dalam bukunya Principles of Manajement

dengan mengungkapkan pendapat orang lain, yaitu:

“Management is the performance of conceiving and achieving desired

results by means of group efforts consisting of utilizing human talents and

resources (manajemen adalah penyelenggaraan dari penyusunan dan pencapaian

hasil yang diinginkan denganmenggunakan upaya-upaya kelompok, terdiri atas

penggunaan bakat- bakat dan sumber-sumber daya manusia).”

Nanang Fattah menjelaskan pengertian manajemen dalam bukunya

Landasan Manajemen Pendidikan, yaitu manajemen merupakan proses

merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi

dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien

(Baharuddin dan Makin, 2010:49).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa manajemen adalah usaha- usaha

suatu individu maupun organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan

telah ditentukan dengan mengelola, mengatur, menggunakan, memanfaatkan

sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.

10
2.1 Manajemen Pembelajaran

Manajemen pembelajaran merupakan salah satu bagian dari sistem pendidikan yang

mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan dalam

rangka mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi tersebut. Manejemen merupakan suatu proses yang

menyeluruh, terdiri dari berbagai kegiatan yang berhubungan dan berkesinambungan.

Ada ahli yang mengatakan sama antara administrasi pendidikan dan manajemen

pendidikan, tetapi ada yang mengatakan berbeda diantara keduanya. Mohammad Fakry

Gaffar dalam Yahya (2003: 34) memberikan gambaran tentang kedudukan administrasi

dan manajemen dalam konteks pendidikan secara umum terdiri dari komponen-

komponen yang secara langsung merupakan bagian dari proses pendidikan. Komponen-

komponen tersebut antara lain: guru, karyawan, sumber belajar, sarana-prasarana,

kurikulum, biaya, pengawasan, kepemimpinan, sistem evaluasi, orang tua dan

manajemen. Adapun gambaran tentang kedudukan manajemen dalam konteks pendidikan

secara umum seperti gambar berikut ini.

11
Gambar 2. 1 Manajemen pendidikan dalam Konteks Pendidikan Secara Umum

Manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata

sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan

bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam

mencapai tujuan yang disepakati bersama (Engkoswara, 2001: 2).

2.2 Manajemen Kepala Sekolah

Dalam perkembangannya istilah manajemen mendapatkan pengertian yang lebih

spesifik dan variatif dari para ahli. Manajemen sebagai “proses mendesain dan

memelihara lingkungan di mana orang- orang bekerja sama dalam kelompok- kelompok

untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu secara efisien, manajemen sebagai “proses

mengembangkan manusia”. Manajemen adalah proses usaha aktivitas yang berisi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang diselesaikan secara

efisien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain (SDM) untuk mencapai suatu

tujuan tertentu yaitu menghasilkan produk atau jasa/ layanan yang diinginkan oleh

sekelompok masyarakat. Pentingnya manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana

secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga

mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien.


12
2.3 Ruang Lingkup/Fungsi Manajemen

Untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan fungsi- fungsi manajemen.

Menurut George R. Terry fungsi-fungsi manajemen terdiri atas: perencanaan

(Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating), pengawasan

(Controling) (POAC) (Kayo, 2007: 32).

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan adalah

pengambilan keputusan (Usman, 2013: 77). Perencanaan adalah proses dasar yang

digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Suatu

perencanaan adalah suatu aktivitas integrative yang berusaha memaksimumkan

efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai (Siswanto, 2007: 42).

Perencanaan menurut Handoko meliputi: 1). Pemilihan atau penetapan tujuan-

tujuan organisasi, 2). Penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode,

sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Usman,

2013:77). Sedangkan menurut Manulang (1981) adalah penetapan beberapa tindakan

untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien. Perencanaan merupakan kegiatan

yang pertama-tama harus dilaksanakan sebelum aktivitas lainnya dilakukan. Oleh

karena itu perencanaan yang baik adalah perencanaan yang berorientasi tujuan

(Torang, 2013: 167).

Dari perencanaan, tersusunlah rencana-rencana yang memungkinkan organisasi

bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk

mencapai tujuan-tujuan. Selain itu, para anggota organisasi memungkinkan untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur

13
terpilih, kemajuan juga dapat terus diukur dan dimonitor, sehingga tindakan korektif

dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan (Handoko, 2012: 23).

Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan

untuk mencapai hasil tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang

diinginkan. Lois A. Allen, yang dikutip M. Manullang berpendapat bahwa kegiatan

pada fungsi perencanaan terdiri dari meramalkan (forecasting), tujuan (objective),

kebijakan (policies), program (programing), jadwal (schedule), prosedur (procedure),

anggaran (budget) (Manullang, 2006:43-44).

Meramalkan (forecasting) merupakan suatu usaha yang sistematis untuk

meramalkan atau memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan

kesimpulan atas fakta yang telah diketahui. Penetapan tujuan (objective) merupakan

suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan

pekerjaan. kebijakan (policies) adalah suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk

permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi. program (programing) adalah

suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan: 1). Langkah-langkah

utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan; 2). Unit dan anggota yang

bertanggung jawab untuk setiap langkah; 3). Urutan serta pengaturan waktu setiap

langkah.

Jadwal (schedule) adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut

kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan. Prosedur (procedur)

merupakan suatu aktivitas menormalisasikan teknik, dan metode pelaksanaan suatu

pekerjaan. Anggaran (budget) berarti suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang

sumber daya keuangan (financial recources) yang disediakan untuk aktivitas dan

waktu tertentu (Siswanto, 2007: 45-46).

14
Berdasarkan aktivitas perencanaan di atas, langkah-langkah penting dalam proses

perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Menjelaskan permasalahan.

2) Mengusahakan untuk memperoleh informasi yang terandal tentang aktivitas

yang terkandung di dalamnya.

3) Analisis dan klasifikasi informasi.

4) Menentukan dasar pendapat perencanaan dan batasan.

5) Menentukan rencana berganti.

6) Memilih rencana yang diusulkan.

7) Membuat urutan kronologis tentang rencana yang diusulkan.

8) Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses mendistribusikan pekerjaan dan tugas-

tugas serta mengkoordinasikannya untuk mencapai tujuan organisasi. Manullang

berpendapat bahwa pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas yang akan

dilakukan atau pendistribusian tugas dan fungsi kepada setiap individu yang ada dalam

organisasi (Torang, 2013: 170).

15
Dengan organizing dimaksudkan pengelompokan kegiatan yang

diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi

dari setiap unit yang ada dalam organisasi (Manullang, 1983: 21). Disamping

itu pengorganisasian juga dimaksudkan untuk menentukan dan menetapkan

kedudukan serta sifat hubungan antar masing-masing unit. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah seluruh aktivitas

manajemen yang diimplementasikan dalam bentuk pembagian tugas, fungsi,

wewenang, dan tanggung jawab setiap orang dalam organisasi (Torang, 2013:

170).

Fungsi manajemen yang kedua ini menciptakan struktur formal di mana

pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan. Manajer perlu mempunyai

kemampuan untuk mengembangkan (dan kemudian memimpin) tipe organisasi

yang sesuai dengan tujuan, rencana dan program yang telah ditetapkan

(Handoko, 2012: 24).

Stoner dan Wankel menguraikan lima tindakan yang harus dilakukan dalam

proses pengorganisasian, yaitu: 1). Menyusun pekerjaan atau tugas-tugas yang

harus dilakukan, 2). Membagi kerja, 3). Pengelompokan pekerjaan atau tugas

(untuk organisasi yang sudah besar atau kompleks), 4). Menetapkan mekanisme

kerja, 5). Memonitor dan mengambil langkah-langkah penyesuaian dengan

maksud mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.

c. Penggerakan (Actuating)

Actuating berasal dari kata kerja “to actuate” adalah “to put into

action ; incite, motivate, influence”. Jadi, dapat dikatakan bahwa actuating

berhubungan dengan aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mereka suka

16
melaksanakan usaha-usaha kearah pencapaian sasaran-sasaran tertentu (Winardi,

1979: 90).

Actuating (Penggerakan) adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja

kepada para bawahan sedemikian rupa. Sehingga mereka mampu bekerja dengan

ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Munir

dan Wahyu Ilaihi, 2006: 59). Actuating merupakan fugsi manajemen

secara langsung berusaha merealisasikan keinginan-keinginan organisasi,

sehingga dalam aktivitasnya senantiasa berhubungan dengan metode dan

kebijaksanaan dalam mengatur dan mendorong orang agar bersedia melakukan

tindakan yang diinginkan oleh organisasi tersebut (Amin, 2009: 233).

Arti sebenarnya dari actuating adalah "tindakan" karena sesuatu tidak

akan terjadi tanpa melalui tindakan. Apabila seseorang atau pemimpin

hanya "no action but talk only, maka tidak ada sesuatu yang dapat dihasilkan

(Torang, 2013: 173). Aktivitas menjalankan fungsi actuating (penggerakan)

adalah menjadi tugasnya manajer tingkat menengah, karena keahlian yang

dituntut untuk ini adalah perpaduan antara keterampilan manajerial dengan

keterampilan teknis (Kayo, 2007: 37).

Actuating (Penggerakan), dilakukan setelah sebuah organisasi memiliki

perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur

organisasi termasuk tersedianya personil sebagai pelaksanan sesuai kebutuhan

unit/satuan kerja yang dibentuk. Diantara kegiatannya adalah melakukan

comanding (pengarahan), directing (bimbingan) dan communication

(komunikasi).

Bilamana organisasi telah berfungsi, setiap personil telah siap

melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

17
masing-masing, maka diperlukan kegiatan pengarahan dan bimbingan,

agar pelaksanaannya berlangsung secara efektif, efisien dan terarah pada

pencapaian tujuan organisasi. Pengarahan dan bimbingan harus dilaksanakan

secara kontinyu, oleh pimpinan/manajer unit/satuan kerja pada semua personil di

lingkungan masing-masing dan oleh top manajer/pimpinan tertinggi pada semua

manajer/pimpinan unit/satuan kerja di dalam organisasi kerjanya (Nawawi, 2005:

95).

Communication (komunikasi) merupakan hal yang sangat penting dalam

sebuah manajemen. Kegiatan pengarahan dan bimbingan sebagai perwujudan

fungsi actuating memerlukan penciptaan dan pengembangan komunikasi secara

efektif dan efisien. Oleh karena itulah communication (komunikasi) ditempatkan

sebagai bagian dari fungsi actuating. Komunikasi adalah proses pemindahan

pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.

Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang

digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik pusat

vokal dan sebagainya (Handoko, 2011: 272).

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (Controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan

peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang

telah ditetapkan (Handoko, 2011: 25). Definisi Controlling menurut Terry:

“controlling is as the process of determining what’s being accomplished,

evaluating it, and if necessary applying corrective measures so that performance

takes place according to plans”. Tujuan penilaian dan koreksi, dimaksudkan agar

proses pekerjaan yang ditemukan menyimpang dapat diperbaiki (Torang, 2013:

176).

18
Controlling (Pengawasan) merupakan salah satu fungsi manajemen yang

berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi

sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang

benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Dalam

pelaksanaan kegiatan pengawasan, atasan mengadakan pemeriksaan,

mencocokkan serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai

Siagian mengungkapkan bahwa pengawasan adalah proses pengamatan

terhadap seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang

sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya. Proses pengawasan tergantung pada kondisi kerja organisasi dan

selanjutnya pimpinan/ manajer memberikan tanggung jawab/ kewenangan kepada

seseorang yang diamanatkan khusus untuk melaksanakan pengawasan (Torang,

2013: 178).

Terry menetapkan 4 langkah yang harus dilakukan dalam proses

pengawasan, yaitu: 1) menetapkan standar atau dasar pengawasan, 2) mengukur

kinerja, 3) bandingkan kinerja dengan standar kinerja, dan tetapkan

perbandingan/perbedaannya, dan 4) koreksi penyimpangan yang terjadi sebagai

langkah perbaikan (Torang, 2013: 177).

2.3 Pembelajaran

2.3.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar engan imbuhan pe-an. Belajar

dalam KBBI artinya berusaha memperoleh kepandaian ilmu. Imbuhan pe-an

dalam KBBI (Depdikbud, 1996:1183) mempunyai arti proses. Jadi, pembelajaran

dapat diartikan sebagai proses belajar, yaitu proses usaha manusia dalam rangka

19
memperoleh kepandaian di bidang ilmu pengetahuan. Dalam pengertian lain,

pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan

(Seifert, 2010:5). Pembelajaran adalah proses yang dirancang untuk mengubah

diri seseorang, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suwardi,

2007:30). Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Hamalik, 1995:57).

Proses pembelajaran merupakan aktivitas sadar yang dilakukan untuk dapat

menguasai satu atau beberapa kompetensi sebagai milik sendiri (Saroni, 2006:71).

Berdasarkan pengertian di atas, maka kata pembelajaran dapat diartikan sebagai

proses dari usaha manusia yang dirancang secara sistematis untuk memperoleh

kepandaian di bidang ilmu pengetahuan dan diharapkan dapat mengubah perilaku

diri seseorang baik pada aspek kognitif, afektif, serta psikomotornya dengan

dukungan unsur-unsur manusiawi, materi, fasilitas, dan prosedur tertentu.

2.3.2 Unsur-unsur Kegiatan Pembelajaran

Dalam suatu kegiatan apapun tentu harus terdapat unsur-unsur pendukung

agar kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan baik dan membuahkan hasil

yang baik serta maksimal. Demikian pula dengan pembelajaran, terdapat unsur-

unsur yang harus terpenuhi sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai.

Unsur-unsur pembelajaran paling tidak mencakup:

1. Peserta didik atau orang yang belajar.

2. Pendidik atau orang yang menyampaikan pelajaran.

3. Materi belajar (ilmu pengetahuan).

4. Tujuan pembelajaran.

20
5. Lingkungan belajar.

6. Unsur-unsur lain, seperti: metode, alat/media. (Muliawan, 2005:133)

2.3.3 Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran adalah pendekatan terhadap suatu bidang pengetahuan,

suatu cara menganalisis, membicarakan, dan meneliti suatu pembelajaran (Hill,

2009:28). Pengertian-pengertian pembelajaran di atas sebenarnya dilandasi oleh

suatu rumusan yang sama walaupun kemudian diungkapkan sesuai dengan

pandangannya sendiri. Sementara rumusan yang ada itu pada dasarnya

berlandaskan pada teori tertentu (Hamalik, 1995:57-64), yaitu:

1. Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik/siswa di

sekolah.

2. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga

pendidikan sekolah.

3. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi

belajar bagi peserta didik.

4. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga

masyarakat yang baik.

5. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Teori pembelajaran sebagaimana di atas memiliki makna yang luas dalam

lingkup pendidikan dan berperan penting sebagai landasan dalam rangka

perumusan rancangan proses belajar mengajar yang baik.

2.3.4 Pembelajaran online

Pembelajaran online pertama kali dikenal karena pengaruh dari

perkembangan pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) yang diperkenalkan

21
oleh Universitas Illionis melalui sistem pembelajaran berbasis komputer

(Hardiayanto). Online learning merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi

siswa belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi. Melalui fasilitas yang

disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat belajar kapan dan dimana saja tanpa

terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih

bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti

visual, audio, dan gerak.

Menurut Bonk Curtis J. secara tersirat mengemukakan dalam survei

Online Training in an Online World bahwa konsep pembelajaran online sama

artinya dengan e-learning. Menurut The Report of the Commission on

Technology and Adult Learning (2001) dalam Bonk Curtis J. (2002:29) defines

e-learning as “instructional content or learning experiences delivered or

enabled by electronic technology”.

Oleh karena itu, online learning memerlukan siswa dan pengajar

berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi, seperti media komputer dengan internet-nya, telepon atau fax,

Pemanfaatan media ini bergantung pada struktur materi pembelajaran dan tipe- tipe

komunikasi yang diperlukan. Transkrip percakapan, contoh-contoh informasi,

dan dokumen-dokumen tertulis yang menghubungkan pada online learning atau

pembelajaran melalui Web yang menunjukkan contoh-contoh penuh teks adalah

cara-cara tipikal bahwa pentingnya materi pembelajaran didokumentasi secara

online. Komunikasi yang lebih banyak visual meliputi gambaran papan tulis,

kadang-kadang digabungkan dengan sesi percakapan, dan konferensi video, yang

memperbolehkan siswa yang suka menggunakan media yang berbeda untuk

bekerja dengan pesan- pesan yang tidak dicetak.

22
Online learning dapat dirumuskan sebagai “a large collection of computers

in networks that are tied together so that many users can share their vast

resources’ (Williams, 1999). Pengertian online learning meliputi aspek perangkat

keras (infrastruktur) berupa seperangkat komputer yang saling berhubungan satu

sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks,

pesan, grafis, maupun suara. Dengan kemampuan ini online learning dapat

diartikan sebagai suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan

komputer lainnya keseluruh penjuru dunia (Kitao,1998).

Namun demikian, pengertian online learning bukan hanya berkaitan dengan

dengan perangkat keras saja, melainkan juga mencakup perangkat lunak berupa

data yang dikirim dan disimpan, sewaktu-waktu dapat diakses. Beberapa

komputer yang saling berhubungan satu sama lain dapat menciptakan fungsi

sharing yang secara sederhana dapat disebut sebagai jaringan (networking).

Fungsi sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak hanya mencakup

fasilitas yang sangat dan sering dibutuhkan, seperti printer atau modem, maupun

yang berkaitan dengan data atau program aplikasi tertentu. Kemajuan lain yang

berkaitan dengan online learning sebagaimana yang dikemukakan oleh Kenji

Kitao (1998) adalah banyaknya terminal komputer di seluruh dunia terkoneksi ke

online learning, sehingga banyak pula orang yang menggunakan online learning

setiap harinya.

Mengingat online learning sebagai metode atau sarana komunikasi yang

mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan para peneliti, pengajar, dan

siswa, maka para pengajar perlu memahami karakteristik atau potensi online

learning agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan

pembelajaran para siswanya. Keuntungan online learning adalah media yang

23
menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan siswa pada program-

program online. Siswa yang belajar dengan baik akan cepat memahami

komputer atau dapat mengembangkan dengan cepat keterampilan komputer yang

diperlukan, dengan mengakses Web. Oleh karena itu, siswa dapat belajar di mana

pun pada setiap waktu.

Online learning di Indonesia mulai dirasakaan dari proses pembelajaran

mandiri melalui tugas-tugas yang diberikan. Pembelajaran mandiri lebih

menekankan belajar melalui segala sumber yang dapat mendukung dengan

bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Perkembangan online learning mulai

kentara saat adanya pembelajaran jarak jauh. Melalui pembelajran jarak jauh,

pemerintah dapat mengatasi masalah pemerataan pendidikan untuk semua

individu. Melalui pembelajaran jarak jauh proses pembelajaran dikombinasikan

dengan e-learning, sejak saat itu online learning terus berkembang di Indonesia.

Online learning di Indonesia berkembang dengan pesat. Pada awalnya

online learning masih dikombinasikan dengan pembelajaran konvensional untuk

melatih siswa untuk lebih mandiri. Melatih kemandirian belajar untuk siswa di

Indonesia bukan suatu hal yang mudah, dikarenakan sistem pembelajaran

terdahulu (pola tradisional) yang beranggapan bahwa guru merupakan sumber

belajar utama. Setelah siswa lebih mandiri barulah online learning dapat

dilakukan secara menyeluruh.

2.4 Covid 19

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom

pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2

atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat

menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya

24
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle

East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan,

Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020). Karena itu,

Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 yang disingkat

menjadi COVID-19. COVID-19 sejak ditemukan menyebar secara luas hingga

mengakibatkan pandemi global yang berlangsung sampai saat ini. Gejala

COVID-19 umumnya berupa demam 38°C, batuk kering, dan sesak nafas serta

dampak paling buruk untuk manusia ialah kematian. Sampai 19 April 2020 pukul

10:38:37 WIB, dilaporkan terdapat 2.329.539 kasus terkonfirmasi dari 185 negara

yang 160.717 orang diantaranya meninggal dunia serta 595.229 orang bisa

disembuhkan (Johns Hopkins CSSE, 2020).

Pandemi global yang terjadi pula di Indonesia membuat banyak pihak

berupaya ikut berperan serta dalam mengatasi. Para dokter umum dan spesialis

angkat bicara bersama guna memberi penjelasan singkat kepada masyarakat

maupun imbauan agar menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekaligus tak

banyak keluar rumah (Irene, et al., 2020). Grace Natalie Louisa sebagai tokoh

politik ikut mengucapkan tanggapan secara lisan berupa usulan kepada

government Indonesia agar memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada

warga yang menggantungkan hidup pada pendapatan harian serta melakukan tes

COVID-19 secara gratis (Louisa, 2020). Coronavirus bersifat sensitif terhadap

panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin,

pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam

perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform.

Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.

25
Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia

misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus

tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan

kasus.

1. Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan

dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok.

2. Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi

coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus

(2019-nCoV).

3. Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus

baru tersebut Severa acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan

nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

4. Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui

antara manusia-manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu.

Selain itu, terdapat kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien.

5. Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus “super spreader”. Akhirnya dikonfirmasi

bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia.

6. Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih misterius dan penelitian

masih terus berlanjut. Saat ini sebanyak 29 negara mengonfirmasi terdapatnya

kecurigaan serta terkonfirmasi kasus COVID-19. Per-tanggal 13 Februari 2020,

berdasarkan data terakhir website oleh Center for Systems Science and Engineering

(CSSE) Universitas John Hopkins yang diperbaharui berkala, data terakhir

menunjukkan total kasus lebih dari 60.331 pasien, dengan total kematian lebih dari

1.369 pasien dan perbaikan lebih dari 6.061 pasien.

26
7. Saat ini data terus berubah seiring dengan waktu. Banyak kota di Tiongkok

dilakukan karantina. Kasus- kasus yang ditemukan diluar Tiongkok sampai tanggal

12 Februari 2020 tercatat ada di 28 negara diantaranya: Amerika, Thailand, Hong

Kong, Prancis, Malaysia, Singapura, Taiwan, Macau, Jepang, Korea Selatan,

Vietnam, Australia, Nepal dan lainnya.

8. Kasus-kasus yang ditemukan di berbagai negara tersebut sebagian besar memiliki

riwayat bepergian ke Wuhan atau berkontak dengan kasus confirmed yang memiliki

riwayat bepergian ke Wuhan.

9. Empat kasus di Singapura merupakan seorang laki-laki 36 tahun, warga negara

Tiongkok Bersama keluarganya datang pada 22 januari dengan tanpa gejala

kemudian hari berikutnya

2.5 Penelitian yang Relevan

Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan para

peneliti sebelumnya, penulis akan mengemukakan beberapa judul yang penulis anggap

relevan dengan judul yang penulis teliti, antara lain :

1. Penelitian dilakukan oleh Faiqotul Izzatin Ni’mah (2006) dalam judulnya

“Manejemen Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) pada Homeschooling

Sekolah Dilan”. Penelitian mengggunakan pendekatan kualitatif yang menunjukkan

bahwa pembelajaran jarak jauh ini begitu efektif dalam pembelajaran namun

terdapat beberapa kendala yakni 1) listrik padam, 2) jaringan internet, 3) orang tua

kurang komitmen.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rouful Wahab (2013) dalam

penelitiannya berjudul “Manejemen Pembelajaran Berbasis E-Learning Sekolah

Menengah Atas Al-islam 1 Surakarta”. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan

kualitatif yang mana hasilnya menunjukkan bahwa manenjmen tersebut tergolong

27
efektif dan efesien,karena dapat mencapai tujuab pembelajaran serta memberikan

dampak positif dalam pembelajaran terbukti para peserta didik telah memiliki

berbagai kemampuan kognitif, afektif, afektif dan psikomotorik dalam bidang

akedemik dan non akedemik.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Shinta Dewi (2011) Efektifitas E-learning

sebagai Media Pembelajaran Kelas TIK XI di SMA Negeri Depok. Dalam

penelitian ini digunakan metode quasi eksperimental dengan menggunakan kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan pembelajaran E-learning dan kelas lain

sebagai kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional.

Penelitian-penelitian di atas membuktikan bahwa penggunaan komputer

sebagai sarana pembelajaran online ternyata dapat membantu proses

pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan komputer sangat baik untuk

diterapkan dan dilaksanakan karena sekolah sudah memiliki fasilitas dan juga dari

pihak siswa mendukung dari sarana dan prasarana, di zaman sekarang ini semua

serba teknologi, serba dunia maya apabila tidak menggunakan maka kita akan

tertinggal. Oleh karena itu perlu diterapkan proses pembelajaran yang berbasis

online, karena lebih menguntungkan, dan juga membuat siswa lebih banyak untuk

belajar, lebih banyak berkonsultasi dengan kita sebagai guru mata pelajaran, tetapi

walaupun baik secara teori belum tentu baik secara praktek penggunaan dari

media berbasis online.

2.7 Kerangka Berpikir

Manajemen pendidikan di sekolah berperan dalam membantu tugas- tugas

manajemen sekolah, mulai dari proses planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), actuating (penggerakkan), hingga controlling (pengawasan).

berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan manfaatnya baik pada

28
saat itu juga maupun dimasa mendatang, mendukung kegiatan oprasional,

manajerial, dan strategis organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya

yang ada dan tersedianya berbagi fungsi guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam

pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini

serta hubungannya dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan. Kerangka

pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

MANAJEMEN PEMBELAJARAN ONLINE SMP


NEGERI 33 PEKANBARU

Pengawasan dan
Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Evaluasi
da
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir Penelitian

Kerangka berpikir penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana manejemen


pembelajaran online di SMP Negeri 33 Pekanbaru dari aspek perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan dan evaluasi.

29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif. Peneliti mencari dan

menggunakan data-data yang berupa kata-kata yang tertulis maupun lisan,

ungkapan, pendapat dari subjek penelitian, dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Pendekatan Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan

naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang

fenomena dalam latar belakang yang berkonteks khusus.

Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan upaya untuk menemukan

teori. Data dikumpulkan dan dianalisis , diabstraksikan sehingga muncul teori-

teori sebagai penemuan penelitian kualitatif..

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SMP Negeri 33 Pekanbaru

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Juli 2020 sampai November

2020. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,dokumentasi dan

wawancara.Untuk jelasnya, lihat aktivitas penelitian berikut ini.

30
Tabel 3. 1 Aktivitas Penelitian

2019/2020
No Kegiatan

Agus
Mar

Nop
Mei
Feb

Okt
Apr

Sep
Jun
Jan

Jul
I Tahap Persiapan
1 Konsultasi & Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Penyiapan Instrumen
II Tahap Pelaksanaan
1 Kalibrasi Instrumen
2 Pengumpulan Data
3 Analisis Data
III Tahap Pelaporan
1 Penulisan Laporan
2 Seminar Hasil
3 Perbaikan
4 Sidang tesis

3.4 Data dan Sumber Data

Data utama yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan

fokus penelitian, yaitu “Manajemen pembelajaran online di SMP negeri 33

pekanbaru”. Lofland (dalam Moleong 2017:157) menyatakan bahwa sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Penelitian ini

mengumpulkan data sebanyak mungkin dari situasi sosial yeng diteliti, meliputi

aspek tempat perlakuan, dan aktivitas yang berinteraksi secara bersinergi. Sumber

data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.

Sumber secara langsung memberikan data kepada peneliti dengan

melakukan survei, wawancara atau pengamatan kepada pihak terkait

dengan menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara kepada

31
responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari : Kepala SMP

Negeri 33 Pekanbaru. Data yang termasuk data primer adalah transkip

hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, pengaruh dan temuan-

temuan saat proses pelaksanaan penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh bukan

secara langsung dari sumbernya. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi arsip dan dokumen resmi lainnya yang berkaitan

dengan fokus penelitian misalnya profil sekolah, visi misi, program

sekolah, dukumen terkait mutu pendidikan, daftar pendidik dan tenaga

pendidikan, dokumen sarana dan prasarana, foto kegiatan yang pernah

dilakukan di SMP Negeri 33 Pekanbaru serta bahan-bahan lain yang

relevan.

3.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan mengumpulkan data-data yang

digunakan sebagai teknik analisis deskriptif. Data-data yang dikumpulkan tersebut

berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung dari

objek penelitian terhadap lembaga sekolah yakni SMP Negeri 33 Pekanbaru yaitu

yang bersumber dari Kepala Sekolah. Sedangkan data sekunder meliputi arsip

dan dokumen resmi lainnya yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

32
Wawancara adalah tehnik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban

responden. Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

dengan sumber data. Wawancara langsung diadakan orang yang menjadi sumber

data dan dilakukan tanpa perantara, baik tentang dirinya maupun tentang segala

sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang

diperlukan. Adapun wawancara tidak langsung dilakukan terhadap seseorang yang

dimintai keterangan tentang orang lain (Ali, 2011:173).

Penelitian ini menggunakan wawancara semiterstruktur setelah mengetahui

dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Peneliti merencanakan,

menyiapkan, dan menyusun instrument penelitian berupa pertanyaan. Wawancara

semiterstruktur ini digunakan untuk mewawancarai sejumlah informan yang

jumlahnya sesuai dengan kepentingan penelitian. Teknik pengambilan sampel

atau narasumber yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.

Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan

kepala sekolah. Instrumen wawancara diadaptasi dari Mustari (2012) yang

menyatakan bahwa tahapan-tahapan manajemen terdiri atas perencanaan,

pengoranisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Adapun istrumen wawancara

dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.

33
Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian

No Subfokus Informan Indikator


1 Perencanaan Kepala Sekolah Pemilihan atau penetapan tujuan-
pembealajaran
online di SMP tujuan organisasi.
Negeri 33
Pekanbaru Penentuan strategi, kebijakan,

proyek, program, prosedur, metode,

sistem, anggaran, dan standar yang

dibutuhkan untuk mencapai

tujuan.
2 Pengorganisasia Kepala Sekolah Menyusun pekerjaan atau tugas-
n pembealajaran
online di SMP tugas yang harus dilakukan.
Negeri 33 Membagi kerja.
Pekanbaru Pengelompokan pekerjaan atau

tugas.
Menetapkan mekanisme kerja.
3 Pelaksanaan Kepala Sekolah Pengarahan.
pembealajaran Bimbingan.
online di SMP
Negeri 33 Komunikasi.
Pekanbaru Koordinasi.
4 Pengawasaan Kepala Sekolah Menetapkan standar atau dasar
dan evaluasi
pembealajaran pengawasan.
online di SMP Mengukur kinerja.
Negeri 33 Membandingkan kinerja dengan
Pekanbaru
standar kinerja.
Koreksi penyimpangan yang terjadi

sebagai langkah perbaikan.


Menilai pelaksanaan pembelajran
online.
Memberi apresiasi atas hasil yang

34
dicapai.

2. Pengamatan (Observasi)

Melalui teknik observasi langsung mengamati dan mencatat secara

sistematis gejala-gejala yang diselidiki pada saat peneliti langsung berada di

lokasi. Observasi dilakukan secra langsung terfokus dan selektif. Salah satu cara

pengumpulan data yang utama dalam mengkaji situasi sosial yang dijadikan objek

penelitian menggunakan observasi partisipan, artinya penelitian berpartisipasi

langsung dalam proses kegiatan mengamati, mempelajari, dan memahami

keseluruhan situasi sosial yang diteliti. Teknik observasi yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data tentang gambaran manajemen pembelajaran online di

SMP Negeri 33 Pekanbaru yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

pengawasan dan evaluasi pembelajaran online di SMP Negeri 33 Pekanbaru.

Untuk memperoleh data tentang pengelolaan program pembelajaran online

yang konkrit, maka dengan demikian peneliti dapat mengamati langsung dari

dekat keseluruhan aktivitas yang terjadi dalam situasi sosial yang diteliti.

Pedoman observasi sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Pedoman Observasi

No Subfokus Aspek Kegiatan Observasi

1 Perencanaan - Perencanaan - Mengamati dan mencatat


pembelajaran pembelajaran online perencanaan
pembelajaran online

35
online di SMP - Mengamati dan mencatat
Negeri 33 pelaporan hasil
Pekanbaru perencanaan
pembelajaran online

2 Perngorganisasian - Penetapan - Mengamati dan mencatat


pembelajaran pembagian tugas masing-masing yang
online di SMP - Struktur Organisasi betugas
pembelajaran online - Mengamati dan mencatat
Negeri 33
Struktur organisasi
Pekanbaru

3 Pelaksanaan - Mengarahkan , - Mengamati dan mencatat


pembelajaran membimbing, kegiatan yang dilakukan
online di SMP mengkomunikasikan serta mengali informasi
, mengkoordinasikan bagaimana cara
Negeri 33
Staff dan para Guru mengarahkan ,
Pekanbaru membimbing,
mengkomunikasikan,
mengkoordinasikan

4 Pengawasan dan - Menilai hasil Mengamati dan mencatat


Evaluasi pelaksanaan hasil penilaian
pembelajaran pembelajaran online pembelajaran online
di SMP Negeri 33
online di SMP Mengamati dan mencatat
Pekanbaru Memberi
Negeri 33 apresiasi atau apresiasi apa yang
Pekanbaru penghargaan atas diberikan oleh sekolah
hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran online
pembelajaran online
di SMP Negeri 33
Pekanbaru

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

melalui dokumen-dokumen serta cenderung menjadi sebuah data yang bersifat

sekunder. Penggunaan metode dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data

yang variabel berupa transkip, catatan, surat kabar, agenda, dan lainnya

(Sugiyono. 2015: 227). Dokumentasi yang nantinya akan dikumpulkan peneliti

36
ialah dokumentasi dari awal pengorganisasian program, pelaksanaan sampai ke

tahap pencapaian dalam pelaksanaan pengelolaan pembelajaran online tersebut.

Dokumentasi yang diperlukan diantaranya: tentang visi, misi dan tujuan SMP

Negeri 33 Pekanbaru, struktur organisasi, rencana strategi sekolah, rekapitulasi

guru, karyawan, jadwal pembelajaran, data siswa dan sarana prasarana sekolah.

Dokumen ini diperlukan sebagai data acuan dasar dalam manajemen

pembelajaranonline di SMP Negeri 33 Pekanbaru. Sebagai acuan telaah dokumen

dalam penelitian ini dipergunakan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3. 4 Pedoman Dokumentasi

No Subfokus Aspek Keterangan

1 Perencanaan - Perencanaan - Menganalis Program


pembelajaran pembelajaran online Perencanaan.
online di SMP
Negeri 33
Pekanbaru

2 Perngorganisasian - Penetapan - Menganalisis dokumen


pembelajaran pembagian tugas berkaitan dengan
online di SMP - Struktur Organisasi struktur organisasi.
pembelajaran online
Negeri 33
Pekanbaru

3 Pelaksanaan - Mengarahkan , - Menganalisis program


pembelajaran membimbing, pembelajaran online.
online di SMP mengkomunikasikan
, mengkoordinasikan
Negeri 33
Staff dan para Guru
Pekanbaru

4 Pengawasan dan - Menilai hasil Menganalisis program


Evaluasi pelaksanaan kerja kegiatan
pembelajaran pembelajaran online pembelajaran online pada
di SMP Negeri 33
online di SMP penilaian dan apresiasi
Pekanbaru Memberi
Negeri 33 apresiasi atau yang didapat.
Pekanbaru

37
penghargaan atas
hasil yang dicapai
Pelaksanaan
pembelajaran online
di SMP Negeri 33
Pekanbaru

3.6 Prosedur Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif dikenal ada dua strategi analisis data yang sering

digunakan bersama-sama atau secara terpisah yaitu model strategi analisis

deskriptif kualitatif dan model strategi analisis verivikatif.kualitatif. Kedua model

analisis itu memberi gambaran bagaimana alur logika analisis data pada penelitian

kualitatif sekaligus memberi masukan terhadap bagaimana teknik analisis data

kualitatif digunakan.

Selanjutnya Sugiyono (2015:335) mengatakan bahwa analisis data

kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil pengamatan (observasi), wawancara, catatan lapangan, dan

studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun

kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun

dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses

dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis yang dilakukan

sebelum dilapangan adalah studi pendahuluan, atau data skunder, yang akan

digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini

38
bersifat sementara dan akan berkembang setelah pengamat masuk dan selama di

lapangan. Analisis data di lapangan, peneliti melakukan wawancara secara

interaktif dan terus menerus sehingga datanya sudah jenuh. Pada penelitian ini

penulis melaksanakan prosedur secara sistematis dengan menyusun hasil

pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi sampai pada

tahap jenuh dan mengambil kesimpulan terhadap data yang telah terkumpul

tersebut.

3.6 Pemeriksaan Keabsahan Data

Menjaga keabsahan data yang didapat dalam penelitian kualitatif menjadi

tujuan utama. Dalam melakukan keabsahan data, maka peneliti diharapkan untuk

memverifikasi kembali data yang didapatkan sebelum diproses dalam bentuk

laporan yang akan disajikan. Dengan, tujuan untuk mengurangi serta menghindari

adanya kesalahan, sehingga peneliti harus melakukan uji kredibilitas data.

Sugiyono (2015: 270) menjelaskan bahwa dalam uji kredibilitas ada empat

macam cara, yaitu: perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi

data, member check (pengecekan data).

Untuk menjaga keabsahan data pada penelitian ini, penulis melakukan

member check, studi dokumentasi dan triangulasi data. Diharapkan dengan

melakukan beberapa kegiatan tersebut data yang diperoleh dapat terjaga

keabsahannya. Triangilasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

cara melihat fenomena dari beberapa sudut, atau melakukan verifikasi temuan

dengan menggunakan berbagai sumber. Diharapkan dengan melakukan beberapa

kegiatan tersebut data yang diperoleh dapat terjaga keabsahannya.

39
Upaya dalam memperkuat keabsahan data hasil temuan dan untuk menjaga

validitasi penelitian, maka peneliti mengacu pada empat standar validitasi

penelitian, maka peneliti mengacu pada empat standar validitasi yang disarankan

oleh Lincoln dan Guba (2003: 169), yang terdiri dari: 1. Kredibilitas (credibility),

2. Keteralihan (transferability),  3.Ketergantungan (dependability), 4. Ketegasan

(confirmability).

1. Kredibilitas (credibility)

Kredibilitas yaitu melakukan pengamatan sedemikian rupa dengan hal-hal yang

berkaitan dengan pengelolaan pendidikan sehingga tingkat kepercayaan

penemuan dapat tercapai. Selanjutnya peneliti mempertunjukkan derajat

kepercayaan. Hasil penelitian dengan penemuan dengan melakukan

pembuktian pada kenyataan yang sedang diteliti. Hal ini dapat dilakukan

denagn ketekunan pengamatan dan pemeriksaan dengan sejawat melalui

diskusi.

2. Keteralihan (transferability)

Generalisasi dalam penelitian kualitatif tidak mempersyaratkan asumsi-

asumsi seperti rata-rata populasi dan rata-rata sampel atau asumsi kurva

norma. Transferabilitas memperhatikan kecocokan arti fungsi unsur-unsur

yang terkandung dalam fenomena studi dan fenomena lain diluar ruang

lingkup studi. Cara yang di tempuh untuk menjamin keteralihan ini adalah

dengan melakukan uraian rinci dari data teori, atau dari kasus lain, sehinga

pembaca dapat menerapkannya dalam konteks yang hampir sama.

3. Ketergantungan (dependability)

40
Dalam penelitian ini dependabilitas dibangun sejak dari pengumpulan data

dan analisis data lapangan serta saat penyajian data laporan penelitian. Dalam

pengembangan desain keabsahan data dibangun mulai dari pemilihan kasus

dan fokus, melakukan orientasi lapangan dan pengembangan konseptual.

Menurut Lincoln dan Guba (2003:169), Keabsahan data ini dibangun dengan

teknik: 1. Memeriksa bias-bias yang datang dari peneliti ataupun datang dari

objek penelitian, 2. Menganalisis dengan memperhatikan kasus negatif,3.

Mengkonfirmasikan setiap simpulan dari satu tahapan kepada subjek

penelitian.

4. Ketegasan (confirmability)

Ketegasan (confirmability) akan lebih mudah diperoleh apabila dilengkapi

dengan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil penelitian, karena

penelitian melakukan penelusuran audit, yakni dengan mengklarifikasikan

data-data yang sudah diperoleh kemudian mempelajari lalu peneliti

menuliskan laporan hasil penelitian.

41
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2005). Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan


StandarKompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Abdul Rach man Shaleh, (2001). Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi
dan Aksi . Jakarta: PT. Gemawindu Pancaperkasa

Arifin, Zaenal. (2011). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.


Bandung: PT Remaja RosdakaryaB. Suryosubroto, 1997: 53

Baharuddin dan Wahyuni. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media.

Barbara, Kozier, 2008, Fundamental of Nursing, Seventh Edition, Vol.2, Jakarta:


EGC.

Bonk, C. J. dan Graham,C. 2006. The Handbook of Blended Learning. Global


Perspectives, Local Design. San Fransisco : Pfeiffer.

Burhan Bungin, 2001, Metedologi Penelitian, Surabaya : Airlangga University


press.

Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan


mixed. Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.

Daeng Ayub Natuna. 2019. Kesiapan Menghadapi Revolusi Industry 4.0


Berdasarkan Optimalisasi Penggunaan Sarana Prasarana Pendidikan di
Universitas Riau. Pekanbaru: LPPM. Universitas Riau

Dahar, Wilis R. (2012). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Danim, Sudarwan. 2003. Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Depdikbud, (1998). Pengelolaan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal , Jakarta:


Ditjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Depdikbud. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Devis Keith, 2003 Pendidikan Sekolah, Bandung: Balai Agung.

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Engkoswara. 2001. Paradigma Manajemen Pendidikan. Menyongsong Otonomi


Daerah. Bandung. Yayasan Amal Keluarga

42
H. Mgs. Nazarudin, (2007) Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep,
Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum.
Yogyakarta: Teras

Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hari suderajat, 2005. Manajement Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Bandung:


CV. Cipta Cekas Grafika.

Hasbullah. (2008). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan: (Umum dan Agama Islam).


Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hasibuan, Malayu. 2002. Organisasi dan Manajamen. Jakarta:Rajawali Press.

Hill, Winfred F. (2009). Theories of Learning, terj. M. Khozim. Bandung: Nusa


Media.

Ilmiyah, S. (2020, Maret 22). Surotul Ilmiyah — Upaya PBNU Mencegah


Penyebaran COVID-19. Dipetik April 13, 2020, dari YouTube alobatnic:
https://youtu.be/rYlypLWR3Qw

Irene, Saleh, R. R., Foresto, B., Djuanda, R. E., Prayogo, A., Arianti, A., et al.
(2020, Maret 18). Pesan Para Dokter terkait Covid-19. Dipetik April 18,
2020, dari YouTube alobatnic: https://youtu.be/F1IiXodT3MQ

Johns Hopkins CSSE. (2020, April 19). Coronavirus COVID-19 Global Cases by
the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins
University (JHU). Dipetik April 19, 2020, dari ArcGIS:
https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda759
4740fd40299423467b48e9ecf6

Kartono, Kartini. (1994). Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan, dan


Industri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kartono,Kartini. 1994. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Kunandar, (2007). Guru Pro fesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan dan persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:
Rajagrafindo Persada (Louisa, 2020).

M. Chabib Thoha, (1994). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada

Maimun, Agus dan Agus Zaenul Fitri. (2010). Madrasah Unggulan: Lembaga
Pendidikan Alternatif Di Era Kompetitif. Malang: UIN-Maliki Press.

Moejiono,Iman. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta:UII Press.

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosyda Karya

43
Mulyasa, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 2001. Pokok-Pokok Kepemimpinan dan Organisasi. Yogyakarta


Gajah Mada University Press.

Nazir, Muhammad. 2005. Metode penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Peraturan Pendidikan Nasional RI Nomor 13 Tahun 2007

Peraturan Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Permendiknas No. 23 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan


Pendidikan Dasar dan Menengah

Riduwan. 2014. Metode & Teknik Penyusunan Proposal Penelitian. Bandung:


Alfabeta.

Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo persada.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


(hal: 15.16).

Sallis, Edward. (2010). Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, terj. Ahmad Ali
Riyadi dan Fahrurrozi. Yogyakarta: IRCiSoD.

Saroni, Muhammad. (2006). Manajemen Sekolah: Kiat Menjadi Pendidik yang


Kompeten. Yogykarta: Ar-Ruzz.

Seifert, Kelvin. (2010). Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan,


terj.Yusuf Anas. Yogyakarta: IRCiSod.

Sudjana, 2004. Manajement Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

Sudjana, 2004. Manajement Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2015).Metode Penelitian Manajemen. Jakarta : Alfabeta

Suharsimi Arikunto dan Lia Yu liana, (2008). Manajemen Pendidikan,.


Yogyakarta: Aditya Media

Suryabrata, Sumadi. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali.

Suwardi. (2007). Manajemen Pembelajaran. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

44
Suyono & Hariyanto.(2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.

Usman, Husaini. (2006). Manajemen: Teori, Praktik, dan Pendidikan. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Wahyudi, 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: CV. Alfa Beta.

Widiyoko, Putro, Eko, S. (2009). Evaluasi Progam Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

45
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian

No Subfokus Indikator Sumber Teknik


Data Pengumpulan
Data

1 Perencanaan  Pemilihan atau


pembealajaran penetapan
online di SMP tujuan-tujuan
Negeri 33 organisasi.
 Penentuan
Pekanbaru
strategi, Wawancara,
kebijakan, Observasi,
proyek, Kepala
Studi
program, Sekolah
Dokumen.
prosedur,
metode, sistem,
anggaran, dan
standar yang
dibutuhkan
untuk mencapai
tujuan.

2 Pengorganisasian  Menyusun
pembealajaran pekerjaan atau
online di SMP tugas-tugas
Negeri 33 yang harus
dilakukan. Wawancara,
Pekanbaru
 Membagi kerja. Kepala Observasi,
 Pengelompoka Sekolah Studi
n pekerjaan Dokumen.
atau tugas.
 Menetapkan
mekanisme
kerja.

3 Pelaksanaan  Pengarahan
Wawancara,
pembealajaran  Bimbingan
Kepala Observasi,
online di SMP  Komunikasi
Sekolah Studi
Negeri 33  Koordinasi Dokumen.
Pekanbaru

4 Pengawasaan  Menetapkan Kepala Wawancara,


dan evaluasi standar atau Sekolah Observasi,
pembealajaran dasar Studi
pengawasan. Dokumen.
online di SMP

46
Negeri 33  Koreksi
Pekanbaru penyimpangan
yang terjadi
sebagai langkah
perbaikan.
 Menilai
pelaksanaan
pembelajran
online.
 Memberi
apresiasi atas
hasil yang
dicapai.

47
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara Kepala SMP Negeri 33 Pekanbaru

Pedoman Wawancara
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat :

A. Identitas Diri
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Usia :
4. Pendidikan :
5. Jabatan :
B. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah yang menjadi visi, misi, dan tujuan sekolah?
2. Siapa saja yang terlibat dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan
sekolah?
3. Apa landasan kegiatan pembelajaran online?
4. Bagaimanakah rancangan sasaran dan tujuan kegiatan yang akan
dicapai?
5. Bagaimanakah bentuk/jenis kegiatan yang akan dilaksanakan?
6. Apa saja fasilitas pendukung dalam kegiatan pembelajaran online?
7. Bagaimana ketersedian dana dalam pembelajaran online?
8. Bagaimana penentuan platform kegiatan pembelajaran online?
9. Bagaimana penentuan sistem kegiatan pembelajaran online?
10. Bagaiamana struktur organisasi kegiatan pembelajaran online?
11. Bagaimana pengorganisisan SDM pada kegiatan pembelajaran online?
12. Bagimana teknik pelaksanaan dan jadwal kegiatan?
13. Pengarahan seperti apa yang dilakukan pada staf dan guru terhadap
pembelajaran online?
14. Bagaimana memberi bimbingan kepada staf dan guru pada
pembelajaran online?
15. Bagaimana mengkomunikasikan staf dan guru pada pembelajaran
online?
16. Bagaimana mengkoordinasikan staf dan guru pada pembelajatan
online?
17. Bagaimana memonitoring staf dan guru pada pembelajaran online?
18. Apakah terdapat hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran online?
19. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?
20. Bagaimana kreteria dalam penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajran online?
21. Bagaimana memberikan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajran online?
22. Apa yang dilakukan terhadap staf dan guru yang terdapat kendala
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran online?
23. Apa yang dilakukan terhadap staf dan guru yang sukses dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran online?

48

Anda mungkin juga menyukai