Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XII, No. 15/I/Puslit/Agustus/2020

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI INDONESIA 2020 DAN SOLUSINYA
19 Dewi Wuryandani

Abstrak
Sejumlah negara di dunia telah mengalami resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Hal tersebut terjadi setelah pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I dan II 2020 menjadi
minus. Beberapa negara yang mengalami resesi ekonomi antara lain Singapura,
Korea Selatan, Jerman, Jepang, Perancis, Hong Kong, dan Amerika Serikat.
Indonesia akan mengalami resesi ekonomi jika pertumbuhan ekonomi pada Triwulan
III juga negatif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2020 menjadi negatif (-5,32%). Sebelumnya,
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I-2020 tercatat mencapai 2,97%
atau mulai menunjukkan adanya perlambatan. Tulisan ini bertujuan untuk
mengkaji dampak Covid-19 terhadap perekonomian dan solusinya. Salah satunya
adalah mempercepat belanja pemerintah atau menambah alokasi anggaran bantuan
sosial dan bantuan langsung tunai. DPR dengan fungsi pengawasannya perlu
mendesak pemerintah untuk membuat kebijakan yang sebaiknya diarahkan pada
upaya mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Pendahuluan menimbulkan efek domino dari


Saat ini perekonomian global kesehatan ke masalah sosial dan
termasuk Indonesia mengalami ekonomi, termasuk pelaku usaha.
ketidakpastian dan mengarah Badan Pusat Statistik telah
pada resesi ekonomi karena mencatat laju pertumbuhan
pandemi Covid-19. Beberapa ekonomi pada Kuartal I (Januari-
negara seperti AS, Jepang, Korea Maret) 2020 hanya tumbuh 2,97%.
Selatan, Uni Eropa, Hong Kong, Angka ini melambat dari 4,97%
dan Singapura mengalami pada Kuartal IV 2019. Bahkan,
pertumbuhan ekonomi negatif pertumbuhan jauh di bawah
pada Triwulan I dan II Tahun pencapaian Kuartal I 2019 yang
PUSLIT BKD 2020. Perlambatan ekonomi pasti mencapai 5,07%. Dan pada Kuartal
akan berdampak pada kinerja II Tahun 2020 laju pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi Indonesia ekonomi Indonesia minus 5,32%.
pada tahun 2020. Pandemi Angka itu berbanding terbalik
dengan Kuartal II Tahun 2019 pemerintah untuk memperkecil
sebesar 5,05% (cnnindonesia.com, dampak pada ketiga sektor
5 Agustus 2020) (kesehatan, sosial ekonomi, dan
Perekonomian Indonesia dunia usaha). Di bidang kesehatan
berdasarkan PDB (Produk misalnya, pemerintah sudah
Domestik Bruto) pada Triwulan memberikan dukungan peralatan
II 2020 atas dasar harga berlaku bagi tenaga medis, pembuatan RS
adalah Rp3.687,7 triliun. Tetapi darurat hingga mengupayakan RS
atas dasar harga konstan rujukan untuk pasien Covid-19.
dengan tahun dasar 2010 Berdasarkan data Kemenko
sebesar Rp2.589,6 triliun. Bila Perekonomian, realisasi program
dibandingkan dengan atas dasar PEN untuk bidang kesehatan
harga konstan atau yoy (year baru sekitar Rp6,3 triliun dari
on year), maka pertumbuhan pagu Rp87,55 triliun. Realisasi ini
ekonomi pada Triwulan II 2020
mengalami kontraksi -5,32%. Jika
untuk insentif kesehatan pusat
dan daerah Rp1,7 triliun, santunan
20
dibandingkan dengan Triwulan kematian tenaga kesehatan Rp12,9
I 2020, maka kontraksi -4,19%. triliun, penyaluran gugus tugas
Sementara kumulatifnya terhadap Covid-19 Rp3,2 triliun dan insentif
Semester I 2019, pertumbuhan bea masuk kesehatan Rp1,4 triliun
mengalami kontraksi -1,26%, (nasional.kontan.co.id, 5 Agustus
kontraksi pertumbuhan ekonomi 2020).
Indonesia pada Triwulan II secara Selanjutnya, pemerintah juga
yoy cukup dalam. Berdasarkan sudah memberikan jaring pengaman
data tersebut, pertumbuhan sosial terhadap aktivitas sosial
ekonomi Indonesia mengalami dan ekonomi untuk masyarakat
pertumbuhan negatif pada yang pendapatannya terdampak
Kuartal II 2020. Tulisan ini selama pandemi. Tujuannya
bertujuan untuk mengkaji dampak agar masyarakat masih tetap
Covid-19 terhadap pertumbuhan bisa menjaga konsumsi pada
ekonomi dan solusinya. masa pandemi. Realisasi untuk
perlindungan sosial sebesar Rp85,3
Realisasi Anggaran Program triliun dari pagu Rp203,91 triliun.
Pemulihan Ekonomi Nasional Anggaran yang sudah terealisasi
Pemerintah telah untuk Program Keluarga Harapan
menganggarkan total biaya (PKH) sebesar Rp26,6 triliun,
penanganan Covid-19 dan bantuan langsung tunai (BLT) dana
Pemulihan Ekonomi Nasional desa Rp8,3 triliun, kartu sembako
(PEN) sebesar Rp695,20 triliun Rp25,5 triliun, program prakerja
yang dialokasikan untuk enam Rp2,4 triliun, bantuan sembako
sektor. Total realisasi hingga Jabodetabek Rp2,9 triliun, bantuan
minggu pertama Agustus adalah tunai non-Jabodetabek Rp16,5
Rp151,25 triliun atau 21,8% triliun dan diskon listrik Rp3,1
dari pagu program Pemulihan triliun (nasional.kontan.co.id, 5
Ekonomi Nasional (kemenkeu. Agustus 2020).
go.id, 10 Agustus 2020). Berbagai program pemulihan
Beberapa langkah dilakukan oleh untuk dunia usaha juga terus
dilakukan pemerintah agar 2020. Salah satu solusinya adalah
mereka tetap bertahan. Pemerintah meningkatkan konsumsi belanja
menyiapkan dukungan bagi pemerintah pusat dan daerah
dunia usaha melalui koordinasi ketika konsumsi masyarakat
dengan BI dengan OJK dengan belum bisa diharapkan untuk
perbankan nasional agar sektor membantu menjaga pertumbuhan
bisnis, sektor usaha, dan sektor ekonomi pada masa pandemi,
riil tetap bisa bertahan walaupun sehingga sangat penting untuk
tidak melakukan aktivitas melakukan optimalisasi anggaran
ekonomi. Realisasi yang ditujukan pada belanja pemerintah yang
untuk padat karya kementerian/ ternyata juga turun drastis sebesar
lembaga sebesar Rp7,4 triliun, dana -6,9% (Republika, 6 Agustus 2020).
insentif daerah (DID) pemulihan Pada Triwulan II/2020,
ekonomi Rp13,4 miliar. Lalu realisasi belanja APBN Tahun
realisasi program PEN untuk Anggaran 2020 mencapai
21 UMKM sebesar Rp30,21 triiliun Rp616,54 triliun atau sekitar
dari pagu Rp123,4 triliun, realisasi 22,51% terhadap pagu sebesar
untuk insentif usaha Rp16,2 Rp2.739,17 triliun. Belanja tersebut
triliun dari pagu Rp120,61 triliun, naik bila dibandingkan dengan
sementara belum ada realisasi Triwulan II 2019 sebesar Rp582,64
untuk pembiayaan korporasi yang triliun. Peningkatan belanja
memiliki pagu Rp53,57 triliun tersebut disebabkan naiknya
(nasional.kontan.co.id, 5 Agustus belanja pemerintah pusat dan
2020). transfer ke daerah dan dana desa.
Program ini bertujuan untuk Pada belanja pemerintah pusat
melindungi, mempertahankan, misalnya, terjadi kenaikan karena
dan meningkatkan kemampuan adanya belanja bantuan sosial
ekonomi para pelaku usaha yang naik 55,87% dan kenaikan
dalam menjalankan usahanya belanja modal 0,39%. Capaian
selama pandemi Covid-19. Untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia
UMKM, program PEN diharapkan pada Triwulan II itu tidak terlalu
dapat 'memperpanjang nafas' jauh dari apa yang diprediksi oleh
UMKM dan meningkatkan kinerja pemerintah yakni pada kisaran
UMKM yang berkontribusi pada -5,3% hingga -3,5% dengan titik
perekonomian Indonesia. Sumber tengah di angka -4,3% (ekonomi.
Pendanaan PEN berasal dari bisnis.com, 5 Agustus 2020).
belanja negara, penempatan dana, Kendati pertumbuhan
penjaminan, penyertaan modal ekonomi Indonesia terkontraksi
negara dan investasi pemerintah. pada Kuartal II/2020, namun
bukan berarti sudah memasuki
Solusi: Mempercepat Realisasi resesi. Sebab, resesi terjadi jika
Belanja Pemerintah pertumbuhan ekonomi negatif
Pertumbuhan ekonomi pada pada dua kuartal berturut-turut.
Kuartal II 2020 mengalami Direktur Riset Center of Reform on
penurunan yang sangat tajam Economics (CORE) memperkirakan
sehingga dikhawatirkan akan ekonomi Indonesia berpotensi
terjadi penurunan pada Kuartal III tumbuh negatif 3-4% pada Kuartal
III/2020 (money.kompas.com, 5 berpotensi meningkat 4% selama
Agustus 2020). Periode tersebut belanja pemerintah efektif.
merupakan saat pemerintah Menurut peneliti Ekonomi Senior
memberlakukan pembatasan Institut Kajian Strategis, Eric
sosial berskala besar (PSBB) untuk Alexander Sugandi, masih ada
menekan penyebaran Covid-19, peluang ekonomi untuk tumbuh,
yang berdampak pada minusnya dengan catatan realisasi Program
pertumbuhan ekonomi Indonesia Pemulihan Ekonomi Nasional
pada Kuartal II/2020 (warta (PEN) efektif.
ekonomi.co.id, 5 Agustus 2020). Konsumsi rumah tangga
Penurunan pertumbuhan tetap menjadi kunci dari sisi
pada Triwulan II/2020 yang demand, kemudian investasi.
cukup dalam ini karena Pengeluaran pemerintah bisa
perlambatan dari sisi belanja membantu pertumbuhan, baik
masyarakat dan investasi,
termasuk aktivitas perdagangan
secara langsung maupun melalui
multiplier effect via konsumsi
22
dalam negeri dan luar negeri. rumah tangga dan investasi. Di
Sejumlah tokoh mulai dari samping itu, pertumbuhan yang
ekonom hingga mantan menteri lebih baik pada Kuartal III/2020
keuangan berpendapat mengenai dari sisi ekspor diprediksi
solusi yang mungkin diambil membaik, sejalan dengan
para pemangku kebijakan untuk dibukanya pintu ekonomi mitra
“menyelamatkan” perekonomian dagang strategis Indonesia (Bisnis
negara. Pendapat tersebut Indonesia, 5 Agustus 2020).
menyatakan bahwa belanja Berbagai kebijakan di bidang
pemerintah dapat menopang ekonomi dalam menangani
pertumbuhan ekonomi, namun Covid-19 telah dilakukan oleh
belum efektif pada kuartal kedua pemerintah, seperti stimulus pajak
tahun ini. Lalu konsumsi rumah dan permodalan, restrukturisasi
tangga tetap menjadi kunci dari kredit, bahkan diskon dan
sisi demand, kemudian investasi pembebasan biaya listrik rumah
(ekonomi.bisnis.com, 5 Agustus tangga. Namun distribusi
2020). stimulus tersebut nyatanya
belum tepat sasaran dan efektif.
Potensi Pertumbuhan Hal ini dikarenakan kurangnya
Ekonomi Semester III/2020 sosialisasi sehingga tidak banyak
Walaupun bayang-bayang yang bisa mengambil manfaatnya.
resesi ada di depan mata, Contohnya insentif pajak yang
potensi untuk meningkatkan diberikan bagi dunia usaha.
perekonomian Indonesia tetap Penyerapan anggaran yang relatif
ada. Ekonomi pada Kuartal masih rendah juga disebabkan
III/2020 berpotensi tumbuh tidak semua kegiatan terpusat
positif secara kuartalan, karena di Kemenkes, ada juga di Gugus
dampak paling dalam dari Tugas Covid-19 (kini menjadi
pandemi Covid-19 terjadi pada Satgas Covid-19) dan tersebar
Mei dan Juni lalu. Pertumbuhan di beberapa tempat. Selain itu
ekonomi pada Kuartal III/2020 belum terkoordinasinya proses
administrasi dan persyaratan 5 Agustus 2020, https://
dalam stimulus di Kemenkes dan www.cnnindonesia.com/Ekono
Satgas Covid-19. mi/20200805100401-532-532303/
Corona-Ekonomi-Ri-Minus-532-
Penutup Persen-Pada-Kuartal-Ii-2020,
Permasalahan ekonomi diakses 5 Agustus 2020.
yang diakibatkan oleh pandemi "Ekonom: Indonesia Belum
Covid-19 dapat dilihat dari dua Masuk Resesi, Meski
sudut pandang ekonomi yang Ekonomi Tumbuh Negatif
berbeda, yaitu permintaan dan 5,32 Persen", 5 Agustus 2020,
penawaran. Dari sisi permintaan, https://money.kompas.com/
kondisi pandemi Covid-19 Read/2020/08/05/135528626/
jelas akan mengurangi sektor Ekonom-Indonesia-Belum-
konsumsi, kegiatan perjalanan dan Masuk-Resesi-Meski-Ekonomi-
23 transportasi, serta perdagangan. Tumbuh-Negatif-532-Persen,
diakses 5 Agustus 2020.
Sedangkan dari sisi penawaran,
kemungkinan besar yang “Menanti Kabar PDB Nasional”,
terjadi adalah terkontraksinya Bisnis Indonesia, 5 Agustus
produktivitas pekerja/buruh, 2020, hal. 2.
penurunan investasi dan kegiatan “Pemerintah akan maksimalkan
pendanaan, serta terganggunya anggaran PEN di kuartal
rantai pasokan global (global value III 2020”, 5 Agustus 2020,
chain). https://nasional.kontan.
Melalui peningkatan aktivitas co.id/news/pemerintah-akan-
ekonomi masyarakat dengan maksimalkan-anggaran-pen-
protokol kesehatan yang ketat di-kuartal-iii-2020, diakses 5
dan percepatan realisasi stimulus Agustus 2020.
oleh pemerintah dari anggaran “Prospek Pertumbuhan Ekonomi”,
negara, diharapkan pertumbuhan Efektivitas Belanja Pemerintah
ekonomi Kuartal III dan IV Jadi Kunci, Bisnis Indonesia, 5
tahun 2020 tidak berada pada Agustus 2020, hal. 11.
level negatif. DPR dengan fungsi “PDB Indonesia 'Hard Landing',
pengawasannya perlu mendesak Pertumbuhan Ekonomi
pemerintah untuk membuat Kuartal Kedua 2020 Minus
kebijakan yang sebaiknya 5,32 Persen”, 5 Agustus 2020,
diarahkan pada upaya mendorong https://ekonomi.bisnis.com/
percepatan pemulihan ekonomi Read/20200805/9/1275221/
nasional. Salah satunya yaitu Pdb-Indonesia-Hard-Landing-
dengan mempercepat realisasi Pertumbuhan-Ekonomi-
belanja pemerintah. Kuartal-Kedua-2020-Minus-
532-Persen, diakses 5 Agustus
Referensi 2020.
“Belanja Pemerintah Disorort”, Realisasi Penanganan Covid-19
Republika, 6 Agustus 2020, hal. dan PEN Hingga Agustus
7. Capai 21,8%, 10 Agustus 2020,
“Corona, Ekonomi RI Minus 5,32 https://www.kemenkeu.
Persen Pada Kuartal II 2020, go.id/publikasi/berita/
realisasi-penanganan-covid- Read/20200805/9/1275122/
19-dan-pen-hingga-agustus- Solusi-Menghindari-Resesi-
capai-21-8/, diakses 12 Agustus Ekonomi-Dari-Ekonom-
2020. Hingga-Mantan-Menteri-
“Solusi Menghindari Resesi ?Utm_Source=Desktop&Utm_
Ekonomi: Dari Ekonom Medium=Artikel&Utm_
Hingga Mantan Menteri”, Campaign=Bacajuga_1, diakses
5 Agustus 2020, https:// 5 Agustus 2020.
ekonomi.bisnis.com/

24

Dewi Wuryandani
dewi.wuryandani@dpr.go.id.

Dewi Wuryandani, S.T., MM., menyelesaikan studi S1 pada jurusan Teknik Kimia
– Fakultas Teknologi Industri di Universitas UPN “Veteran” Yogyakarta dan
melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana pada jurusan Keuangan Manajemen Ekonomi-
Magister Ekonomi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.. Saat ini menjabat sebagai
Peneliti Muda Bidang Kebijakan dan Administrasi pada Pusat Penelitian-Badan
Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan melalui
jurnal dan buku antara lain: “Kebijakan Privatisasi BUMN Melalui Pasar Modal”
(2015), “Kebijakan Pemerintah Dalam Menigkatkan Daya Saing Melalui Perdagangan
Internasional” (2015), “Fasilitasi Perdagangan. Kesiapan Indonesia Menghadapi
Persaingan Global” (2016), dan “Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Alam nasional”
(2016).

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai