Anda di halaman 1dari 2

MARI KITA BERKACA DIRI.....

Anak adalah peniru ulung dari apa yang dilihatnya setiap hari, mulai dari orang tuanya, gurunya,
televisi, lingkungan dan game yang dia mainkan setiap hari....
Anak adalah hasil pola asuh orang tua di rumah dan pola didik guru di sekolah.
Tanpa sengaja saya menemukan tulisan ini, lalu saya baca dan isinya membuat saya tercenung.
Karena ternyata ditulis oleh seorang Komedian....
Ya seorang yang mampu membuat seorang tertawa, mengajak kita mentertawai diri kita sendiri yang
tidak jeli dalam memandang kehidupan ini.
Silahkan baca isinya menurut saya sangat baik sekali untuk di renungkan...
KITA BERADA DI ZAMAN DIMANA BANYAK SEKALI ORANG SIBUK MEMPERDEBATKAN KEBENARAN
KEYAKINANNYA,
NAMUN LUPA MEMPERTANYAKAN APAKAH KEBENARAN KEYAKINAN YANG MEREKA MILIKI TELAH
BISA MEMBUAT KEHIDUPAN INI MENJADI LEBIH BAIK ATAU MALAH SEBALIKNYA...?
Di jalan raya banyak motor dan mobil saling menyalip satu sama lain.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah mereka dididik untuk menjadi lebih cepat dan bukan
menjadi lebih sabar, mereka dididik untuk menjadi yang terdepan dan bukan yang tersopan.
Di jalanan pengendara motor lebih suka menambah kecepatannya saat ada orang yang ingin
menyeberang jalan dan bukan malah mengurangi kecepatannya.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah anak kita setiap hari diburu dengan waktu, di bentak
untuk bergerak lebih cepat dan gesit dan bukan di latih untuk mengatur waktu dengan sebaik-
baiknya dan dibuat lebih sabar dan peduli.
Di hampir setiap instansi pemerintah dan swasta banyak para pekerja yang suka korupsi dan maling
uang rakyat.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah anak-anak di didik untuk berpenghasilan tinggi dan
hidup dengan kemewahan mulai dari pakaian hingga perlengkapan dan bukan di ajari untuk hidup
lebih sederhana, ikhlas dan bangga akan kesederhanaan.
Di hampir setiap instansi sipil sampai petugas penegak hukum banyak terjadi kolusi, manipulasi
proyek dan anggaran uang rakyat
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah mereka dididik untuk menjadi lebih pintar dan bukan
menjadi lebih jujur dan bangga pada kejujuran.
Di hampir setiap tempat kita mendapati orang yang mudah sekali tersinggung marah dan merasa diri
paling benar sendiri.
Mengapa..?
Kerena dulu sejak kecil dirumah dan disekolah mereka sering di marahi oleh orang tua dan guru
mereka dan bukannya diberi pengertian dan kasih sayang.
Di hampir setiap sudut kota kita temukan orang yang tidak lagi peduli pada lingkungan atau orang
lain.
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah mereka dididik untuk saling berlomba untuk menjadi
juara dan bukan saling tolong-menolong untuk membantu yang lemah.
Di hampir setiap kesempatan termasuk di media sosial ini juga selalu saja ada orang yang mengkritik,
menebar isu, fitnah dan permusuhan tanpa mau melakukan koreksi diri sebelumnya.
Mengapa..?
karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah anak-anak biasa di kritik dan bukan di dengarkan
segala keluhan dan masalahnya.
Di hampir setiap kesempatan kita sering melihat ada orang "ngotot" dan merasa paling benar sendiri
dan menganggap orang lain yang tidak sepaham dengan salah semua dan layak di sakiti.
Mengapa..?
karena dulu sejak kecil di rumah dan sekolah mereka sering melihat orang tua atau gurunya "ngotot"
dan merasa paling benar sendiri selalu menyelesaikan masalah dengan hukuman dan kekerasan fisik.
.Di hampir setiap lampu merah dan rumah ibadah kita banyak menemukan pengemis
Mengapa..?
Karena dulu sejak kecil di rumah dan disekolah mereka selalu diberitahu tentang kelemahan2 dan
kekurangan2 mereka dan bukannya di ajari untuk mengenali kelebihan2 dan kekuatan2 mereka.
Jadi sesungguhnya potret dunia dan kehidupan yang terjadi saat ini adalah hasil dari ciptaan kita
sendiri di rumah bersama-sama.
Jika kita ingin mengubah potret ini menjadi lebih baik berhentilah memberdebatkan kebenaran dan
keyakinan dan mulailah mengubah cara BERPIKIR KITA dan pertanyakanlah apakah cara berpikir kita
sudah membuat hidup manusia lebih baik atau malah sebaliknya...?
Karena kebenaran sebuah keyakinan ukurannnya adalah kenyataan yang kita lihat dan darasakan
bukan apa yang kita perdebatkan.
Maka rasakanlah...., dan berbuatlah untuk menciptakan hidup yang lebih baik.
dari tulisan George Carlin seorang Comedian pemerhati kehidupan

Anda mungkin juga menyukai