Hasil Survei Indeks Kepuasan Karyawan 2018
Hasil Survei Indeks Kepuasan Karyawan 2018
JAWA TIMUR
20
18 LAPORAN AKHIR
SURVEI KEPUASAN KARYAWAN
RSUD dr. SOEDONO MADIUN
KATA PENGANTAR
Atas pemikiran di atas, maka Manajemen RSUD dr. Soedono Madiun tahun 2018
selaku penyelenggara pelayanan publik melalukan kerjasama dengan PT. KOKEK
melaksanakan kegiatan Survei Kepuasan Karyawan untuk jenis pelayanan yang pada
periode Tahun 2018 pada 8 jenis layanan RSUD dr. Soedono Madiun.
PT. KOKEK selaku pelaksana kegiatan berharap laporan ini dapat dijadikan bahan
penilaian terhadap kinerja pelayanan publik pada Manajemen RSUD dr. Soedono Madiun,
demi meningkatkan kualitas pelayanan menuju pelayanan prima.
Hormat Kami,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………… I - 1
1.2 Peraturan Perundangan ……………………………………… I - 3
1.3 Maksud dan Tujuan ……………………………………… I - 4
1.4 Manfaat ……………………………………… I - 5
1.5 Ruang Lingkup ……………………………………… I - 5
Bab VI Penutup
6.1. Kesimpulan ……………………………………… VI - 1
6.2. Saran ……………………………………… VI - 4
6.3. Tanggapan Hasil Paparan ……………………………………… VI - 8
Daftar Pustaka
Lampiran A Kuisioner
Lampiran B Karakteristik Responden
Lampiran C Dokumentasi Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah organisasi kepuasan kerja secara menyeluruh merupakan hal yang
penting. Kepuasan karyawan ini merupakan suatu prasyarat untuk meningkatkan
produktifitas, tanggung jawab, kualitas, loyalitas dan pelayanan kepada pelanggan
(customer service) dari organisasi bersangkutan. Frederick Herzberg menyatakan bahwa
ada faktor-faktor tertentu di tempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara
pada bagian lain ada pula faktor lain yang menyebabkan ketidakpuasan. Dengan kata lain,
kepuasan dan ketidakpuasan kerja berhubungan satu sama lain.
utama yang baik dalam penunjang keberhasilan suatu perusahaan, hal tersebut diharapkan
dapat memotivasi pegawai serta membuat pegawai puas terhadap pekerjaan yang dijalani.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedono Madiun sebagai salah satu unit
pelayanan publik yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat
setiap waktu selalu berupaya meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan. RSUD dr.
Soedono Madiun mulai beroperasi tahun 1942. Rumah Sakit ini adalah Rumah Sakit non
pendidikan kelas B. Pada tahun 2016, RSUD dr. Soedono Madiun melakukan proses
akreditasi dengan hasil paripurna. Manajemen RSUD dr. Soedono Madiun terus
mempersiapkan karyawannya agar mampu bekerja lebih bermutu dan produktif sesuai
dengan harapan pengguna jasa pelayannnya. Dari rumusan visinya, RSUD dr. Soedono
Madiun ingin tetap tampil sebagai pilihan utama untuk seluruh lapisan masyarakat,
sehingga kepuasan pengguna jasa pelayanannya harus selalu menjadi fokus peningkatan
kinerja RSUD dr. Soedono Madiun.
Sampai saat ini belum pernah diukur bagaimana tingkat kepuasan karyawan RSUD
dr. Soedono terhadap organisasi RSUD dr. Soedono Madiun padahal survei kepuasan
karyawan penting untuk dilakukan suatu organisasi. Karyawan merupakan aset penting
bagi rumah sakit. Keberadaan aset ini adalah fakta bila Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan bagian integral dari organisasi, sehingga segala masalah yang berkait dengan
SDM di organisasi harus dipecahkan dengan baik dan benar. Rumah Sakit membutuhkan
karyawan yang mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat, sehingga diperlukan karyawan
yang mempunyai kinerja (job performance) yang tinggi.
Berlatar belakang hal tersebut, maka RSUD dr. Soedono Madiun melakukan
penyusunan Survei Kepuasan Karyawan terhadap pelayanan yang diberikan secara
internal. Harapannya, penyusunan Survei Kepuasan Karyawan ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam strategi pengembangan dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia di
RSUD dr. Soedono Madiun serta memberikan input sebagai bahan evaluasi untuk
Dasar dari penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat pada RSUD dr. Soedono
Madiun adalah peraturan perundangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN;
2. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5038)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang RI Nomor 25 Tahun 2009;
4. Peraturan Presiden RI Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik;
5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan
Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat;
6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/05/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan
Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 13 Tahun
2009 tentang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi
Masyarakat;
Adapun maksud dan tujuan dari Survei Kepuasan Karyawan pada RSUD dr.
Soedono Madiun adalah:
1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan dari masing-masing
unit kerja maupun strata jabatan;
2. Mengetahui kekurangan atau kelemahan organisasi/instansi;
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu
dilakukan;
4. Memacu persaingan positif antar bagian dalam upaya peningkatan kinerja
karyawan sehingga berdampak pada produktivitas kerja.
1.4 Manfaat
BAB II
PROFIL ORGANISASI
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono Madiun merupakan rumah sakit milik
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono Madiun
selanjutnya disingkat menjadi RSUD dr. Soedono Madiun. RSUD dr. Soedono Madiun
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Klas B Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.YM.01.06/III/7351/10 tanggal 2 Desember 2010 tentang Rumah Sakit
Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Jogjakarta. Sebagai
rumah sakit pendidikan RSUD dr. Soedono Madiun sebagai lahan untuk mahasiswa D III
Keperawatan/Kebidanan, S1 Keperawatan, Pendidikan Dokter Muda serta Program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Pada tahun 2015 RSUD dr. Soedono ditetapakan sebagai Rumah Sakit Rujukan
Regional dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/359/KPT/013/2015 tanggal
18 Mei 2015 tentang Pelaksanaan Regional Sistem Rujukan Provinsi Jawa Timur, selain
melayani sistem rujukan berjenjang di Kota/ Kab Madiun juga melayani rujukan dari Kota/
Kabupaten di Wilayah Badan Perwakilan I (BAPERWIL I) Provinsi Jawa Timur. Dalam
melaksanakan tugas sebagai Organisasi RSUD dr. Soedono Madiun diatur dengan Perda
Provinsi Jawa Timur Perda No.11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit dan Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 115 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Direktur,
Wakil Direktur, Bidang, Bagian, Seksi dan Sub Bagian.
Struktur Organisasi:
BAB III
KERANGKA TEORI
Kualitas pelayanan telah menjadi salah satu isu penting dalam penyediaan layanan
publik di Indonesia. Kesan buruknya pelayanan publik selama ini selalu menjadi citra yang
melekat pada institusi penyedia layanan di Indonesia. Selama ini pelayanan publik selalu
identik dengan kelambanan, ketidakadilan, dan biaya tinggi. Belum lagi dalam hal etika
pelayanan di mana perilaku aparat penyedia layanan yang kurang empati dan tanggap
dalam memberikan pelayanan yang baik.
Kualitas pelayanan ini dapat diketahui dengan lebih jelas ketika dilakukan analisa
kesenjangan yang berhubungan dengan harapan pelanggan, persepsi manajemen, kualitas
pelayanan, penyediaan layanan, komunikasi eksternal, dan apa yang dirasakan oleh
pelanggan. Secara mendetail, dalam Delivering Quality Service, Zeithaml, (et al.), 1990,
hal.46 kesenjangan-kesenjangan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Word of Mouth
Personal Needs Past Experiences
Communications
Expected Service
Gap 5
Perceived Service
PROVIDER
Gap 4
Service External Communications to
Delivery Customers
Gap 3
Gap 1
Gap 2
Management Perceptions of
Customer Expectations
klasik dari terlalu banyaknya jenjang birokrasi dalam unit pelayanan juga merupakan
salah satu faktor munculnya kesenjangan ini.
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen (Management Perception of Customer
Expectation) dengan spesifikasi kualitas pelayanan (Service Quality Specification).
Kesenjangan ini terjadi ketika komitmen manajemen kurang dalam mewujudkan
kualitas pelayanan, serta kurang tepatnya persepsi manajemen terhadap kualitas
pelayanan yang diinginkan pelanggan, demikian pula dengan tidak adanya
standarisasi dalam penyediaan pelayanan, dan tidak adanya penetapan tujuan yang
jelas dalam penyediaan pelayanan.
3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan (Service Quality Specification)
dengan penyampaian pelayanan (Service Delivery). Kesenjangan ini terjadi karena
muncul konflik peran dalam diri karyawan dan karyawati dalam hal keinginan untuk
memenuhi harapan pelanggan dengan keinginan untuk memenuhi harapan
pimpinan. Selain itu juga adalah teknologi yang tidak sesuai dalam mendukung
pelayanan, tidak ada evaluasi dan penghargaan, serta kurang kerjasama internal.
4. Kesenjangan antara komunikasi eksternal kepada pelanggan (External
Communication to Customers) dengan proses penyampaian pelayanan (Service
Delivery). Penyebab kesenjangan ini adalah tidak adanya komunikasi horizontal
dalam organisasi.
5. Kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan pelanggan (Expected Service) dengan
pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan (Percieved Service). Kesenjangan kelima ini
menunjukkan dan menggambarkan ukuran dari tingkat kepuasan masyarakat
terjadap kinerja organisasi pelayanan. Berbeda dengan kesenjangan sebelumnya,
kesenjangan kelima ini menitikberatkan pada sisi pelanggan.
jasa dipengaruhi oleh 5 dimensi, yaitu dimensi Fisik Nyata (Tangible), Keandalan
(Reliablity), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), dan Kepedulian
(Empathy).
1. Tangible (Kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran). Dimensi ini berkaitan
dengan kekinian peralatan yang digunakan, kerapian personil dan kelengkapan media
atau peralatan komunikasi.
2. Relibility bisa diartikan kemampuan atau keandalan untuk menepati janji dengan
akurat. Dimensi ini berkaitan dengan janji menyelesaikan sesuatu seperti
penyelesaian pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan, penanganan keluhan,
serta tuntutan pada kesalahan pencatatan.
3. Responsiveness bisa diartikan kemauan untuk membantu pelanggan dan
menyediakan pelayanan secara cepat. Dimensi ini mencakup pemberitahuan petugas
kepada Pelanggan tentang pelayanan yang diberikan, pemberian pelayanan dengan
cepat, kesediaan petugas memberikan bantuan kepada pelanggan serta petugas
tidak pernah merasa sibuk untuk melayani permintaan pelanggan.
4. Assurance bisa diartikan pengetahuan dan kesopanan petugas serta kemampuan
mereka menyampaikan kepercayaan dan meyakinkan pelanggan. Dimensi ini
mencakup kepercayaan diri petugas ketika melayani, perasaan aman Pelanggan dan
kemampuan petugas untuk menjawab pertanyaan Pelanggan.
5. Sedangkan Empathy artinya adalah kepedulian dan perhatian kepada pelanggan.
Dimensi ini memuat diantaranya petugas memberikan perhatian khusus kepada
pelanggan, serta petugas memahami kebutuhan spesifik dari pelanggannya.
Ditinjau dari perspektif historis, pendekatan manajemen modern di sektor publik tersebut
pada awalnya muncul di Eropa tahun 1980-an dan 1990-an sebagai reaksi dari tidak
memadainya model administrasi publik tradisional. Konsep New Public Management pada
dasarnya mengandung tujuh komponen utama, yaitu:
1. Manajemen profesional di sektor publik
2. Adanya standar kinerja dan ukuran kinerja
3. Penekanan yang lebih besar terhadap pengendalian output dan outcome
4. Pemecahan unit-unit kerja di sektor publik
5. Menciptakan persaingan di sektor publik
6. Pengadopsian gaya manajemen di sektor bisnis ke dalam sektor publik
7. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih besar dalam menggunakan
sumber daya.
3. Waktu pelayanan
Waktu pelayanan adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan;
4. Biaya/Tarif
Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat;
5. Produk spesifikasi jenis pelayanan
Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan
diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini
merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan;
6. Kompetensi Pelaksana
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana
meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman;
7. Perilaku Pelaksana
Perilaku pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan pelayanan;
8. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
Penanganan pengaduan, saran dan masukan adalah tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjut;
9. Sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses (usaha,pembangunan, proyek). Saran
digunakan untuk benda bergerak (komputer, mesin) dan prasarana untuk benda
yang tidak bergerak (gedung).
Ukuran mean suatu data sangat bagus digunakan jika penyebaran datanya adalah
simetri dan leptokurtik. Ukuran mean sebaiknya digunakan ketika data yang diuji memiliki
grafik yang simetris dan tidak memiliki nilai-nilai ekstrim. Leptokurtik merupakan data yang
memiliki grafik runcing. Keruncingan data tidak menjadi masalah selama data tersebut
masih memiliki grafik yang simetris.
Skala likert merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap
responden dengan cara responden diminta untuk menandai derajat persetujuan atau
ketidak setujuan terhadap masing-masing serangkaian pernyataan mengenai obyek
situmulus (Malhotra, 2009). Skala ini pertama kali dikenalkan oleh Rensis Likert. Pada
umumnya skala Likert sering digunakan dalam riset bidang pemasaran karena mudah
untuk dimodifikasi dan diadaptasi sehingga cukup mudah dalam penggunaannya. Jumlah
titik pada skala likert yang sering digunakan dalam pengukuran adalah 4, 5, 6, 7, 9 dan 10.
Selain itu, peneliti dalam riset di bidang pemasaran juga memperlakukan skala Likert
sebagai ordinally interval scale yang artinya skala yang terlihat seperti skala ordinal namun
pada setiap tingkatan titiknya memiliki interval yang sama (Suhartanto, 2014).
Skala Likert memiliki beberapa kelebihan seperti mudah dipahami dan diterapkan.
Responden juga cepat memahami bagaimana menggunakan skala Likert. Selain itu juga
sesuai apabila diterapkan dalam suatu survei melalui surat, telepon atau wawancara secara
personal. Namun, kelemahan utama dari skala Likert adalah skala ini memerlukan waktu
pengerjaan lebih lama daripada skala pemeringkatan terperinci lainnya karena responden
harus membaca setiap pernyataan dengan seksama.
Margin of error adalah salah satu ukuran tingkat kesalahan sampel atas populasi
yang dibatasi oleh peneliti. Margin of error akan berpengaruh terhadap seberapa besar
jumlah sampel yang diambil dan margin of error tidak berhubungan sama sekali dengan
representasi/keterwakilan basis sampel (Huang, H. 2014).
The margin of error is a statistic expressing the amount of random sampling error
in a survey's results. (Newbold, 2013). Artinya margin of error adalah statistik yang
menunjukkan jumlah kesalahan pengambilan sampel dalam sampling acak dari suatu hasil
survei.
Margin of error secara matematis dapat dihitung melalui rumus berikut ini.
𝑠
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑓 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (𝑀𝐸 ) = 𝑧 𝑥 ( )
√𝑛
Keterangan:
n : Sample size
s : Simpangan baku (biasanya dianggap 0,5)
z : nilai z untuk tingkat kepercayaan tertentu yaitu untuk 95% adalah 1,96
dan untuk 99% adalah 2,58
Dalam pengambilan data sampel, seringkali ditemui error. Error dalam survei ada
dua penyebabnya yaitu sampling error dan non-sampling error. Sampling error adalah
kesalahan berkaitan dengan proses pengambilan sampel pada suatu populasi. Kesalahan
ini dapat terjadi akibat ketidakmerataan sampel acak yang dipilih, ukuran sampel yang
tidak sesuai atau hal lainnya yang menyebabkan data sampel tersebut jauh dari data pada
populasi sesungguhnya. Non-sampling error adalah kesalahan statistik akibat manusia.
Kesalahan ini terletak pada analisis statistik yang digunakan, kesalahan pemasukan data,
dan kesalahan lainnya.
Kedua kesalahan tersebut selalu ada dalam pengambilan data sampel. Namun,
margin of error hanya mempertimbangkan kesalahan dalam pengambilan sampel
(sampling error) (Krisna, 2010). Seberapa baik suatu sampel mewakili populasi dapat dilihat
dari banyak hal, antara lain margin of error, tingkat kepercayaan, penyebaran data, metode
survei hingga metode pengambilan data.
Uji Validasi adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid
suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji Reliabilitas adalah uji statistik
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
∑ 𝑥𝑦 = Jumlah perkalian antara variabel x dan variabel y
∑ 𝑥2 = Jumlah dari kuadarat nilai x
∑ 𝑦2 = Jumlah dari kuadarat nilai y
(∑ 𝑥)2 = Jumlah nilai x kemudian dikuadratkan
(∑ 𝑦)2 = Jumlah nilai y kemudian dikuadratkan
Kesimpulan: Jika nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji signifikansi 0,05, artinya item-
item tersebut valid.
Keterangan:
𝛼 = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
𝐾 = Jumlah item pertanyaan yang diuji
∑ 𝑠𝑖2 = Jumlah varians skor item
𝑆𝑋 2 = Varians skor-skor ters (seluruh item K)
Kesimpulan:
Jika nilai alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika nilai alpha antara 0,70-0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika nilai alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika nilai alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
Salah satu teori kepuasan kerja adalah teori dua faktor. Teori dua faktor
merupakan teori yang diperkenalkan oleh Herzberg dalam tahun 1959. Herzberg
mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor tentang
motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan
satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut
dengan disatisfier atau extrinsic motivation.
Faktor pemuas yang disebut juga Motivator Faktor yang merupakan fakor
pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang
tersebut (kondisi intrinsik) antara lain:
1. Prestasi yang diraih (Achievement)
Keberhasilan seorang pegawai dapat dilihat dari prestasi yang diraihnya. Agar
sesorang pegawai dapat berhasil dalam melakasanakan pekerjaannya, maka
pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjaannya dengan memberikan
kesempatan kepadanya agar bawahan dapat berusaha mencapai hasil yang baik. Bila
bawahan terlah berhasil mengerjakan pekerjaannya, pemimpin harus menyatakan
keberhasilan itu.
b. Surat penghargaan
c. Memberi hadiah berupa uang tunai
d. Memberikan medali, surat penghargaan dan hadiah uang tunai
e. Memberikan kenaikan gaji promosi.
ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan
kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi :
6. Hubungan Interpersonal Antar Teman, Sejawat, dengan Atasan dan dengan Bawahan
(Interpersonal Relation)
Inteprsonal relation menunjukkan hubungan perseorangan antara bawahan dengan
atasannya, dimana kemungkinan bawahan merasa tidak dapat bergaul dengan
atsannya. Agar tidak menimbulkan kekecewaaan pegawai, maka minimal ada tiga
kecakapan harus dimiliki setiap atasan yakni:
a. Technical Skill (Kecakapan Teknis) Kecakapan ini sangat penting bagi pimpinan
tingkat terbawah dan tingkat menengah, ini meliputi kecakapan menggunakan
metode dan proses pada umumnya berhubungan dengan kemampuan
menggunakan alat.
b. Human Skill (Kecakapan Konsektual) Kemampuan untuk bekerja didalam atau
dengan kelompok, sehinga dapat membangun kerjasama dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Persiapan
Tahap persiapan survei dilakukan oleh Tim Konsultan melalui empat kegiatan
persiapan yaitu: (1) Penentuan Variabel Penelitian, (2) Penyusunan Kuesioner, (3)
Penyusunan Bentuk Jawaban, dan (4) Penetapan Responden dan Lokasi. Berikut
merupakan penjelasan pada setiap kegiatan persiapan survei.
VIII. Penilaian pada seluruh pegawai Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedhono
A. Kepuasan karyawan terhadap kebijakan, terdiri dari unsur:
1. Peraturan Tata Tertib di RSUD dr. Soedono Madiun merupakan seluruh
aturan tata tertib berdasarkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Soedhono nomor 800/32.507/303/2017 tentang pemberlakuan
Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia RSUD dr. Soedono.
2. Peraturan Kode Etik Pegawai di RSUD dr. Soedono Madiun merupakan
seluruh aturan tata tertib berdasarkan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soedhono nomor 800/32.507/303/2017 tentang
pemberlakuan Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia RSUD dr.
Soedono.
B. Kepuasan karyawan terhadap kesejahteraan, terdiri dari unsur:
pelayanan mulai dari kategori sangat baik sampai dengan tidak baik. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14
tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik, kategori tidak baik diberi bobot nilai persepsi 1, kurang
baik dari bobot nilai persepsi 2, baik diberi bobot nilai persepsi 3, sangat baik diberi bobot
nilai persepsi 4.
S = Jumlah sampel
λ² = Lamda (faktor pengali) dengan dk = 1,
(taraf kesalahan yang digunakan 5%, sehingga nilai lamba 3,841)
N = Populasi sebanyak 960
P (populasi menyebar normal) = Q = 0,5
d = 0,05
Sehingga dari perhitungan di atas, jumlah responden minimal pada Survei Kepuasan
Karyawan RSUD dr. Soedono Madiun yakni pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Jumlah Responden Minimal dan Perolehan Kuisioner pada Setiap Jenis Layanan
Jumlah
Perolehan
No. Jenis Layanan Responden
Kuisioner
Minimal
1 Layanan Bidang Pelayanan Medik 21 23
data internal untuk memahami mengenai visi, misi, serta profil pelayanan publik
dan pengunjung RSUD dr. Soedono Madiun.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑗𝑚𝑙 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟
Tahapan akhir berisi kesimpulan terhadap hasil Survei Kepuasan Karyawan serta
saran rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan terutama pada unsur-unsur yang
mempunyai nilai kurang baik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan
RSUD dr. Soedono Madiun.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5. Profil Responden
Tingkat kepuasan karyawan pada RSUD dr. Soedono Madiun diperoleh melalui
penyusunan Survei Kepuasan Karyawan pada tahun 2018 menunjukkan hasil bahwa RSUD
dr. Soedono Madiun berada pada kategori Baik, yaitu dengan range nilai rata-rata
tertimbang nilai indeks antara 2,51 – 3,25 atau konversi IKM 62,51 – 81,25. Berikut pada
Tabel 5.2 merupakan nilai indeks kepuasan karyawan pada RSUD dr. Soedono Madiun.
Tabel 5.2 Nilai Indeks Kepuasan Karyawan, Konversi Mutu RSUD dr. Soedono Madiun
Nilai Mutu Kinerja Unit
No. Unit Pelayanan Indeks
Konversi Pelayanan Pelayanan
Layanan Bidang Pelayanan
1 3,08 77,05 B Baik
Medik
Layanan Bidang
2 2,85 71,16 B Baik
Keperawatan
Layanan Bidang Penunjang
3 2,94 73,50 B Baik
Medik
Tabel 5.2 diatas menunjukkan hasil Indeks Kepuasan Karyawan yang diperoleh
dari hasil survei yang di dalamnya memuat unsur-unsur dalam kuisioner. Unsur tersebut
dapat dijadikan sebuah acuan untuk melihat kinerja suatu sistem pelayanan dan dapat
dijadikan pedoman dalam perbaikan kinerja. Sehingga dari nilai indeks per unsur dapat
ditinjau untuk melihat kekurangan pelayanan yang ada di RSUD dr. Soedono Madiun.
Responden pada survei ini ditujukan pada responden yang telah mendapatkan
pelayanan di Layanan Bidang Pelayanan Medik. Pada periode ini diperoleh responden oleh
pegawai struktural RSUD dr. Soedono Madiun. Dominasi masing-masing karakteristik
responden pada Layanan Bidang Pelayanan Medik dapat dilihat pada Tabel 5.1.1.
Karakteristik responden yang mewakili pengunjung Layanan Bidang Pelayanan Medik
secara keseluruhan perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga dengan
mengetahui tipe mayoritas pelanggan diharapkan Layanan Bidang Pelayanan Medik dapat
mempersiapkan strategi dan pelayanan yang spesifik.
Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.
Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman perbaikan
kinerja. Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat kekurangan dari
sistem di suatu unit kerja, keluhan responden, hal-hal yang harus diutamakan, unsur yang
harus ditingkatkan dan harus dipertahankan.
Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh responden, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh responden. Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari responden, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh responden.
Penilaian layanan Bidang Pelayanan Medik terdiri dari dua penilaian yakni pada
tingkat layanan Seksi Rawat Inap dan tingkat layanan Seksi Rawat Jalan. Penilaian tingkat
layanan Seksi Rawat Inap terdiri dari empat unsur yakni:
1. Pelaksanaan SOP penerimaan pasien di Rawat Inap
2. Pelaksanaan SOP rujukan pasien di Rawat Inap
3. Pelaksanaan SOP pemulangan pasien di Rawat Inap
4. Pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan di Rawat Inap dan Rawat Intensif
Penilaian tingkat layanan Seksi Rawat Jalan terdiri dari lima unsur yakni:
1. Pelaksanaan SOP penerimaan pasien di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut serta Rawat
Darurat
2. Pelaksanaan SOP rujukan pasien di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut serta Rawat Darurat
3. Pelaksanaan SOP pemulangan pasien di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut serta Rawat
Darurat
4. Pelaksanaan pelaporan kegiatan pelayanan di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut serta
Rawat Darurat.
Pada Tabel 5.1.3 dijelaskan sembilan unsur pelayanan, nilai indeks setiap unsur
pelayanan, dan kualitas pelayanan dari Layanan Bidang Pelayanan Medik.
Tabel 5.1.3 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Bidang Pelayanan Medik
Nilai Unsur Kualitas
Unsur Unsur Pelayanan
Pelayanan Pelayanan
Pelaksanaan SOP Penerimaan Pasien di Rawat
1 3.11 Baik
Inap
2 Pelaksanaan SOP Rujukan Pasien di Rawat Inap 3.16 Baik
Pelaksanaan SOP Pemulangan Pasien di Rawat
3 3.06 Baik
Inap
Pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan di
4 3.06 Baik
Rawat Inap dan Rawat Intensif
Gambar 5.1.1 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Bidang Pelayanan Medik
menyatakan baik dan 15,79% responden menyatakan sangat baik. Sedangkan sejumlah
5,26% responden menyatakan Pelaksanaan SOP Penerimaan Pasien di Rawat Inap kurang
baik. Sejumlah responden yang menyatakan kurang baik memberikan alasan yang
tercantum pada tabel di bawah ini.
5.1.2.4 U4: Pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan di Rawat Inap dan Rawat
Intensif
No Kategori Persentase ( %)
5.1.2.5 U5: Pelaksanaan SOP Penerimaan Pasien di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut serta
Rawat Darurat
Tabel 5.1.15 Alasan Responden Terhadap Pelaksanaan SOP Penerimaan Pasien di Rawat
Jalan, Gigi dan Mulut serta Rawat Darurat yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No. Alasan Persentase (%)
1. Pelayanan penerimaan pasien masih lama 5,00%
Perlu penyederhanaan alur penerimaan pasien 5,00%
2.
di loket administrasi
Total 11,76%
5.1.2.6 U6: Pelaksanaan SOP Rujukan Pasien di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut serta Rawat
Darurat
5.1.2.7 U7: Pelaksanaan SOP Pemulangan Pasien di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut serta
Rawat Darurat
pelaksanaan SOP pemulangan pasien di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut serta Rawat Darurat
beserta alasan responden yang menyatakan Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik.
5.1.2.8 U8: Pelaksanaan pelaporan kegiatan pelayanan di Rawat Jalan, Gigi dan Mulut
serta Rawat Darurat
Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap layanan yang diberikan oleh Bidang
Pelayanan Medik. Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi responden
mengenai perlu atau tidaknya penambahan dan perbaikan dari sarana dan prasarana
Layanan Bidang Pelayanan Medik di Rawat Inap dan Rawat Jalan.
1 Ya 10,00%
2 Tidak 90,00%
No Kategori Persentase ( %)
Total 100,00%
1 Ya 5,00%
2 Tidak 95,00%
Total 100,00%
Responden pada survei ini ditujukan pada responden yang telah mendapatkan
pelayanan di Layanan Bidang Keperawatan. Pada periode ini diperoleh responden oleh
pegawai struktural RSUD dr. Soedono Madiun. Dominasi masing-masing karakteristik
responden pada Layanan Bidang Keperawatan dapat dilihat pada Tabel 5.2.1. Karakteristik
responden yang mewakili pengunjung Layanan Bidang Keperawatan secara keseluruhan
perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga dengan mengetahui tipe mayoritas
pelanggan diharapkan Layanan Bidang Keperawatan dapat mempersiapkan strategi dan
pelayanan yang spesifik.
Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.
Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman perbaikan
kinerja. Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat kekurangan dari
sistem di suatu unit kerja, keluhan responden, hal-hal yang harus diutamakan, unsur yang
harus ditingkatkan dan harus dipertahankan.
Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh responden, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh responden. Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari responden, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh responden.
Penilaian layanan Bidang Keperawatan terdiri dari dua penilaian yakni pada
tingkat layanan Seksi Asuhan dan Mutu Keperawatan dan tingkat layanan Seksi
Tabel 5.2.5 Alasan Responden Terhadap Pelaksanaan Peningkatan Asuhan dan Mutu
Keperawatan yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No. Alasan Persentase (%)
1. Perlu pertemuan yang lebih intensif dan fokus 8.82%
2. Masih kurang refreshing 8.82%
Total 17,65%
keperawatan kurang baik. Sejumlah responden yang menyatakan kurang baik memberikan
alasan yang tercantum pada tabel di bawah.
Tabel 5.2.9 Alasan Responden Terhadap Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Asuhan dan
Mutu Keperawatan yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No. Alasan Persentase (%)
Isi pelaporan kurang sesuai dengan program
1. 8,33%
kerja
Terdapat perawat yang kurang paham terhadap
2. 8,33%
kebijakan di Rumah Sakit.
3. Tidak pernah dilaporkan 8,33%
Total 25,00%
Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap layanan yang diberikan oleh Bidang
Keperawatan. Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi responden mengenai
perlu atau tidaknya penambahan dan perbaikan dari sarana dan prasarana Layanan Seksi
Asuhan dan Mutu Keperawatan dan Seksi Pengembangan dan Monitoring Evaluasi
Pelayanan Keperawatan.
1 Ya 5.26%
2 Tidak 94.74%
Total 100,00%
Tabel 5.2.13 Persentase Persepsi Responden Terhadap Perlunya Penambahan Sarana dan
Prasarana di Seksi Pengembangan dan Monitoring Evaluasi Pelayanan Keperawatan
No Kategori Persentase ( %)
1 Ya 0,00%
2 Tidak 100,00%
Total 100,00%
Responden pada survei ini ditujukan pada responden yang telah mendapatkan
pelayanan di Layanan Bidang Penunjang Medik. Pada periode ini diperoleh responden oleh
pegawai struktural RSUD dr. Soedono Madiun. Dominasi masing-masing karakteristik
responden pada Layanan Bidang Penunjang Medik dapat dilihat pada Tabel 5.3.1.
Karakteristik responden yang mewakili pengunjung Layanan Bidang Penunjang Medik
secara keseluruhan perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga dengan
mengetahui tipe mayoritas pelanggan diharapkan Layanan Bidang Penunjang Medik dapat
mempersiapkan strategi dan pelayanan yang spesifik.
Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.
Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman perbaikan
kinerja. Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat kekurangan dari
sistem di suatu unit kerja, keluhan responden, hal-hal yang harus diutamakan, unsur yang
harus ditingkatkan dan harus dipertahankan.
Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh responden, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh responden. Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari responden, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh responden.
Penilaian layanan Bidang Penunjang Medik terdiri dari tiga penilaian yakni pada
tingkat layanan Seksi Pengembangan Fasilitas Medik dan Keperawatan, Seksi Monitoring
Evaluasi Fasilitas Medik dan Keperawatan, dan Seksi Rekam Medik. Penilaian tingkat
layanan Seksi Pengembangan Fasilitas Medik dan Keperawatan pada unsur pelaporan
pelaksanaan kegiatan pengembangan fasilitas medik dan keperawatan. Penilaian tingkat
layanan Seksi Monitoring Evaluasi Fasilitas Medik dan Keperawatan pada unsur pelaporan
pelaksanaan kegiatan monitoring evaluasi fasilitas medik dan keperawatan. Penilaian
tingkat layanan Seksi Rekam Medik terdiri dari empat unsur yakni:
1. Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada proses Penomoran/Kode Rekam Medik
2. Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada proses penyimpanan/pengarsipan Rekam
Medik
3. Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada proses peminjaman Rekam Medik
4. Pelaporan pelaksanaan kegiatan rekam medik rumah sakit.
Pada Tabel 5.3.3 dijelaskan enam unsur pelayanan, nilai indeks setiap unsur
pelayanan, dan kualitas pelayanan dari Layanan Bidang Penunjang Medik.
Tabel 5.3.3 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Bidang Penunjang Medik
Nilai Unsur Kualitas
Unsur Unsur Pelayanan
Pelayanan Pelayanan
Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan
1 2.80 Baik
Fasilitas Medik dan Keperawatan
Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring
2 2.73 Baik
Evaluasi Fasilitas Medik dan Keperawatan
Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada Proses
3 3.17 Baik
Penomoran/Kode Rekam Medik
Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada Proses
4 2.89 Baik
Penyimpanan/Pengarsipan Rekam Medik
Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada Proses
5 3.11 Baik
Peminjaman Rekam Medik
Gambar 5.3.1 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Bidang Penunjang Medik
5.3.2.2 U2: Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Evaluasi Fasilitas Medik dan
Keperawatan
5.3.2.3 U3: Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada Proses Penomoran atau Kode Rekam
Medik
5.3.2.4 U4: Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada Proses Penyimpanan atau Pengarsipan
Rekam Medik
Tabel 5.3.10 Alasan Responden Terhadap Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada Proses
Penyimpanan/Pengarsipan Rekam Medik yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No. Alasan Persentase (%)
1. Sarana prasarana perlu diperbaiki 13.89%
2. Belum direalisasikan 6.94%
Rekam medik IRDA belum menjadi satu rekam 6.94%
3.
medik
Total 27.78%
5.3.2.5 U5: Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada proses peminjaman Rekam Medik
Tabel 5.3.12 Alasan Responden Terhadap Pelaksanaan SOP Rekam Medik pada Proses
Peminjaman Rekam Medik yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No. Alasan Persentase (%)
Terdapat status rekam medik yang belum 5,56%
1.
kembali
2. proses peminjaman rekam medik sulit 5,56%
Total 11,11%
baik. Sejumlah responden yang menyatakan kurang baik memberikan alasan yang
tercantum pada tabel di bawah.
Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap layanan yang diberikan oleh Bidang
Penunjang Medik. Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi responden
mengenai perlu atau tidaknya penambahan dan perbaikan dari sarana dan prasarana
Layanan Bidang Penunjang Medik di Seksi Pengembangan Fasilitas Medik dan
Keperawatan, Seksi Monitoring Evaluasi Fasilitas Medik dan Keperawatan, dan Seksi Rekam
Medik.
Tabel 5.3.15 Persentase Persepsi Responden Terhadap Perlunya Penambahan Sarana dan
Prasarana di Layanan Seksi Pengembangan Fasilitas Medik dan Keperawatan
No Kategori Persentase ( %)
1 Ya 5.56%
2 Tidak 94.44%
Total 100,00%
Tabel 5.3.16 Persentase Persepsi Responden Terhadap Perlunya Penambahan Sarana dan
Prasarana di Layanan Seksi Monitoring Evaluasi Fasilitas Medik dan Keperawatan
No Kategori Persentase ( %)
1 Ya 5.56%
2 Tidak 94.44%
Total 100,00%
1 Ya 16.67%
2 Tidak 83.33%
Total 100,00%
Responden pada survei ini ditujukan pada responden yang telah mendapatkan
pelayanan di Layanan Bidang Pendidikan dan Penelitian. Pada periode ini diperoleh
responden oleh pegawai struktural RSUD dr. Soedono Madiun. Dominasi masing-masing
karakteristik responden pada Layanan Bidang Pendidikan dan Pelatihan dapat dilihat pada
Tabel 5.4.1. Karakteristik responden yang mewakili pengunjung Layanan Bidang
Pendidikan dan Penelitian secara keseluruhan perlu mendapat perhatian secara khusus,
sehingga dengan mengetahui tipe mayoritas pelanggan diharapkan Layanan Bidang
Pendidikan dan Penelitian dapat mempersiapkan strategi dan pelayanan yang spesifik.
Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.
Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman perbaikan
kinerja. Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat kekurangan dari
sistem di suatu unit kerja, keluhan responden, hal-hal yang harus diutamakan, unsur yang
harus ditingkatkan dan harus dipertahankan.
Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh responden, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh responden. Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari responden, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh responden.
Penilaian layanan Bidang Pendidikan dan Penelitian terdiri dari dua penilaian
yakni pada tingkat layanan Seksi Pendidikan dan Pelatihan dan tingkat layanan Seksi
Penelitian dan Pengembangan. Penilaian tingkat layanan Seksi Pendidikan dan Pelatihan
terdiri dari empat unsur yakni:
1. Pelaksanaan analisa Kebutuhan (perencanaan) pendidikan dan pelatihan
2. Pelaksanaan proses kegiatan Praktek Kerja Lapangan mahasiswa dan tenaga magang
3. Pelaksanaan pelayanan perpustakaan
4. Pelaporan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan
Penilaian tingkat layanan Seksi Penelitian dan Pengembangan terdiri dari empat
unsur yakni:
1. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan penelitian umum
2. Pelaksanaan publikasi hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat
3. Pelaksanaan KBK (Kelompok Budaya Kerja)
4. Pelaporan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan.
Pada Tabel 5.4.3 dijelaskan sembilan unsur pelayanan, nilai indeks setiap unsur
pelayanan, dan kualitas pelayanan dari Layanan Bidang Pendidikan dan Penelitian.
Tabel 5.4.3 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Bidang Pendidikan dan Penelitian
Nilai Unsur Kualitas
Unsur Unsur Pelayanan
Pelayanan Pelayanan
Pelaksanaan analisa Kebutuhan (perencanaan)
1 2.65 Baik
pendidikan dan pelatihan
Pelaksanaan proses kegiatan Praktek Kerja
2 3.21 Baik
Lapangan mahasiswa dan tenaga magang
3 Pelaksanaan pelayanan perpustakaan 2.36 Kurang Baik
Pelaporan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan
4 3.18 Baik
pelatihan
Gambar 5.4.1 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Bidang Pendidikan dan Penelitian
kurang baik. Sejumlah responden yang menyatakan kurang baik memberikan alasan yang
tercantum pada tabel di bawah.
5.4.2.2 U2: Pelaksanaan Proses Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa dan
Tenaga Magang
Tabel 5.4.7 Alasan Responden Terhadap Pelaksanaan Proses Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan Mahasiswa dan Tenaga Magang yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No. Alasan Persentase (%)
1. Mahasiswa magang jumlahnya terlalu banyak 5.26%
2. Terdapat tenaga magang yang tidak terdaftar 5.26%
Total 10.53%
Tabel 5.4.15 Alasan Responden Terhadap Pelaksanaan Publikasi Hasil Survei Indeks
Kepuasan Masyarakat yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No. Alasan Persentase (%)
1. Belum dipublikasi ke masyarakat 12.50%
2. Fasilitas kurang mendukung program kerja 6.25%
Perlu kerjasama dengan Bagian Hubungan 6.25%
3. Masyarakat untuk publikasi Hasil Survei Indeks
Kepuasan Masyarakat
Total 25.00%
responden menyatakan baik dan 27,78% responden menyatakan baik. Namun terdapat
27,78% responden yang menyatakan kurang baik. Sejumlah responden yang menyatakan
kurang baik dan sangat kurang baik memberikan alasan yang tercantum pada tabel di
bawah.
Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap layanan yang diberikan oleh Bidang
Pendidikan dan Penelitian. Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi
responden mengenai perlu atau tidaknya penambahan dan perbaikan dari sarana dan
prasarana Layanan Bidang Pendidikan dan Penelitian di layanan Seksi Pendidikan dan
Pelatihan serta layanan Seksi Penelitian dan Pengembangan.
1 Ya 0,00%
2 Tidak 100,00%
Total 100,00%
1 Ya 0,00%
2 Tidak 100,00%
Total 100,00%
Berdasarkan kedua tabel di atas diketahui bahwa sebesar 100,00% yakni seluruh
responden menyatakan tidak perlunya penambahan sarana dan prasarana di layanan Seksi
Pendidikan dan Pelatihan serta layanan Seksi Penelitian dan Pengembangan.
Responden pada survei ini ditujukan pada responden yang telah mendapatkan
pelayanan di Layanan Bagian Tata Usaha. Pada periode ini diperoleh responden oleh
pegawai struktural RSUD dr. Soedono Madiun. Dominasi masing-masing karakteristik
responden pada Layanan Bagian Tata Usaha dapat dilihat pada Tabel 5.5.1. Karakteristik
responden yang mewakili pengunjung Layanan Bagian Tata Usaha secara keseluruhan
perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga dengan mengetahui tipe mayoritas
pelanggan diharapkan Layanan Bagian Tata Usaha dapat mempersiapkan strategi dan
pelayanan yang spesifik.
Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.
Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman perbaikan
kinerja. Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat kekurangan dari
sistem di suatu unit kerja, keluhan responden, hal-hal yang harus diutamakan, unsur yang
harus ditingkatkan dan harus dipertahankan.
Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh responden, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh responden. Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari responden, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh responden.
Penilaian layanan Bagian Tata Usaha terdiri dari tiga penilaian yakni pada Tingkat
Layanan Sub Bagian Umum, Rumah Tangga, Hukum, Humas dan Pemasaran, Tingkat
Layanan Sub Bagian Kepegawaian, Tingkat Layanan Sub Bagian Perlengkapan.
Pembahasan penilaian ketiga tingkat layanan tersebut akan dibahas dalan subbab
selanjutnya.
5.5.2.1 Tingkat Layanan Sub Bagian Umum, Rumah Tangga, Hukum, Humas dan
Pemasaran
Penilaian Tingkat Layanan Sub Bagian Umum, Rumah Tangga, Hukum, Humas dan
Pemasaran terdiri dari sebelas unsur yakni sebelas unsur pelayanan. Pada Tabel di bawah
ini dijelaskan sebelas unsur pelayanan, nilai indeks setiap unsur pelayanan, dan kualitas
pelayanan dari Layanan Sub Bagian Umum, Rumah Tangga, Hukum, Humas dan
Pemasaran.
Penilaian Tingkat Layanan Sub Bagian Kepegawaian terdiri dari dua puluh unsur
yakni 20 unsur pelayanan. Pada Tabel di bawah ini dijelaskan 20 unsur pelayanan, nilai
indeks setiap unsur pelayanan, dan kualitas pelayanan dari Layanan Sub Bagian
Kepegawaian.
Tabel 5.5.7 Nilai Indeks Unsur Pelayanan pada Layanan Sub Bagian Kepegawaian
Nilai Unsur Kualitas
Unsur Unsur Pelayanan
Pelayanan Pelayanan
1 Pelaksanaan seleksi penerimaan pegawai baru 3.11 Baik
Pelaksanaan pengkoordinasian pelaksanaan
2 3.11 Baik
orientasi pegawai baru
Pelaksanaan pola ketenagaan analisis jabatan
3 3.00 Baik
dan standar kompetensi jabatan
4 Pelaksanaan pengusulan KARIS/KARSU/KARPEG 3.11 Baik
5 Pelaksanaan pengkoordinasian model DK 3.13 Baik
6 Kemudahan cuti 3.10 Baik
Gambar 5.5.2 Nilai Indeks Unsur Pelayanan pada Layanan Sub Bagian Kepegawaian
Tabel 5.5.11 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Sub Bagian Perlengkapan
Nilai Unsur Kualitas
Unsur Unsur Pelayanan
Pelayanan Pelayanan
Pemenuhan peminjaman BMN (Barang Milik
1 3.00 Baik
Negara)
2 Permintaan alat tulis kantor 3.11 Baik
Permintaan bahan publikasi (leaflet, buku, kartu
3 2.95 Baik
nama, tas, majalah, dsb)
4 Permintaan informasi dan dokumentasi 2.82 Baik
Pendistribusian surat kabar, majalah, buku
5 2.89 Baik
agenda dan kalender
6 Permohonan bantuan jasa tenaga publikasi 2.71 Baik
7 Peminjaman kendaraan operasional 2.94 Baik
8 Pemeliharaan kendaraan dinas 2.89 Baik
9 Kebersihan gedung rumah sakit 2.63 Baik
10 Pelayanan petugas housekeeping 2.79 Baik
11 Keamanan gedung rumah sakit 2.79 Baik
Menyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan
12 3.00 Baik
pelaporan barang medik dan non medik
13 Penyusunan neraca aset 3.00 Baik
Prosedur pengamanan dan usulan penghapusan
14 3.00 Baik
barang medik dan non medik
15 Pelaporan pelaksanaan kegiatan 3.00 Baik
Nilai Indeks 2,90 Baik
Catatan: Warna biru menunjukkan nilai unsur pelayanan yang tertinggi
Warna merah menunjukkan nilai unsur pelayanan yang terendah
2,30 2,40 2,50 2,60 2,70 2,80 2,90 3,00 3,10 3,20
Gambar 5.5.3 Nilai Indeks Unsur Pelayanan pada Layanan Sub Bagian Perlengkapan
Kepuasan responden terhadap Permintaan Alat Tulis Kantor merupakan salah satu
penilaian tingkat Layanan Perlengkapan dengan nilai tertingi. Unsur ini merupakan unsur
dengan nilai tertinggi yakni dengan skor 3,11. Pada tabel di bawah ini diperoleh persentase
responden mengenai Permintaan Alat Tulis Kantor.
Tabel 5.5.12 Persentase Persepsi Responden Terhadap Permintaan Alat Tulis Kantor
No Kategori Persentase ( %)
Tabel 5.5.13 Persentase Persepsi Responden Terhadap Kebersihan Gedung Rumah Sakit
No Kategori Persentase ( %)
Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap layanan yang diberikan oleh Bagian Tata
Usaha. Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi responden mengenai perlu
atau tidaknya penambahan dan perbaikan dari sarana dan prasarana Layanan Bagian Tata
Usaha di Layanan Sub Bagian Umum, Rumah Tangga, Hukum, Humas dan Pemasaran,
Layanan Sub Bagian Kepegawaian, serta Layanan Sub Bagian Perlengkapan.
Tabel 5.5.15 Persentase Persepsi Responden Terhadap Perlunya Penambahan Sarana dan
Prasarana di Layanan Sub Bagian Umum, Rumah Tangga, Hukum, Humas dan Pemasaran
No Kategori Persentase ( %)
1 Ya 0,00%
2 Tidak 100,00%
Total 100,00%
1 Ya 5,00%
2 Tidak 95,00%
Total 100,00%
1 Ya 5,00%
2 Tidak 95,00%
Total 100,00%
Responden pada survei ini ditujukan pada responden yang telah mendapatkan
pelayanan di Layanan Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi. Pada periode ini
diperoleh responden oleh pegawai struktural RSUD dr. Soedono Madiun. Dominasi masing-
masing karakteristik responden pada Layanan Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi
dapat dilihat pada Tabel 5.6.1. Karakteristik responden yang mewakili pengunjung Layanan
Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi secara keseluruhan perlu mendapat perhatian
secara khusus, sehingga dengan mengetahui tipe mayoritas pelanggan diharapkan Layanan
Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi dapat mempersiapkan strategi dan pelayanan
yang spesifik.
Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.
Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman perbaikan
kinerja. Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat kekurangan dari
sistem di suatu unit kerja, keluhan responden, hal-hal yang harus diutamakan, unsur yang
harus ditingkatkan dan harus dipertahankan.
Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh responden, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh responden. Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari responden, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh responden.
Penilaian layanan Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi terdiri dari dua
penilaian yakni pada tingkat layanan Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran serta
tingkat layanan Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan. Penilaian tingkat layanan Sub Bagian
Penyusunan Program terdiri dari empat unsur yakni:
1. Pelaksanaan penyusunan, pelaksanaan dan perubahan dokumen program kerja
2. Pelaksanaan penyusunan, pelaksanaan dan perubahan dokumen perjanjian kinerja
3. Pelaksanaan penyusunan, pelaksanaan dan perubahan dokumen anggaran
4. Pelaporan pelaksanaan kegiatan penyusunan program dan anggaran.
Penilaian tingkat layanan Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri dari sembilan
unsur yakni:
1. Pelaksanaan evaluasi kegiatan rumah sakit
2. Pelaporan kegiatan rumah sakit
3. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) rumah sakit
4. Penyusunan Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
5. Pengelolaan data Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Pembangunan (SMEP)
6. Penyusunan data untuk Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN)
7. Pelaksanaan penyusunan evaluasi SIM-RS
8. Pelaksanaan penyusunan profil Rumah Sakit
9. Pelaksanaan penyusunan laporan tahunan.
2,702,752,802,852,902,953,003,053,103,153,20
Baik. Berdasarkan Gambar 5.6.1 dapat dijelaskan bahwa unsur Pelaksanaan penyusunan
laporan tahunan mendapatkan penilaian indeks kepuasan paling tinggi. Sedangkan unsur
Pelaksanaan penyusunan evaluasi SIM-RS mendapatkan penilaian indeks kepuasan
terendah.
dengan melibatkan farmasi, dokter, program dan pihak terkait beserta alasan responden
yang menyatakan Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik..
No Kategori Persentase ( %)
Tabel 5.6.11 Persentase Persepsi Responden Terhadap Pelaporan Kegiatan Rumah Sakit
No Kategori Persentase ( %)
Tabel 5.6.12 Persentase Persepsi Responden Terhadap Penyusunan LAKIP Rumah Sakit
No Kategori Persentase ( %)
No Kategori Persentase ( %)
5.6.2.9 U9: Pengelolaan Data Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
(SMEP)
No Kategori Persentase ( %)
5.6.2.10 U10: Penyusunan Data untuk Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
Kepuasan responden terhadap Penyusunan Data untuk Pusat Data dan Informasi
merupakan salah satu penilaian tingkat layanan Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan. Pada
tabel di bawah ini diperoleh persentase responden mengenai Penyusunan Data untuk
Pusat Data dan Informasi beserta alasan responden yang menyatakan Sangat Kurang Baik
atau Kurang Baik.
Sejumlah responden yang menyatakan kurang baik memberikan alasan yang tercantum
pada tabel di bawah.
yang merespon negatif yakni sejumlah 5,00% responden menyatakan kurang baik.
Responden yang menyatakan kurang baik tidak memberikan alasan terhadap
tanggapannya.
Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap layanan yang diberikan oleh Bagian
Perencanaan Program dan Evaluasi. Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi
responden mengenai perlu atau tidaknya penambahan dan perbaikan dari sarana dan
prasarana Layanan Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi di Sub Bagian Penyusunan
Program dan Anggaran serta Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
1 Ya 0,00%
2 Tidak 100,00%
Total 100,00%
1 Ya 0,00%
2 Tidak 100,00%
Total 100,00%
Responden pada survei ini ditujukan pada responden yang telah mendapatkan
pelayanan di Layanan Bagian Keuangan dan Akuntansi. Pada periode ini diperoleh
responden oleh pegawai struktural RSUD dr. Soedono Madiun. Dominasi masing-masing
karakteristik responden pada Layanan Bagian Keuangan dan Akuntansi dapat dilihat pada
Tabel 5.7.1. Karakteristik responden yang mewakili pengunjung Layanan Bagian Keuangan
dan Akuntansi secara keseluruhan perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga
dengan mengetahui tipe mayoritas pelanggan diharapkan Layanan Bagian Keuangan dan
Akuntansi dapat mempersiapkan strategi dan pelayanan yang spesifik.
Tabel 5.7.1. Persentase Karakteristik Responden Layanan Bagian Keuangan dan Akuntansi
Dominasi
Karakteristik
Keterangan Persentase (%)
Umur 46-55 tahun 64,29%
Jenis Kelamin Laki-laki 55,55%
Pendidikan Terakhir S2 70,00%
Lama Bekerja Lebih dari 6 tahun 84,21%
Statur Pegawai PNS 100,00%
Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.
Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman perbaikan
kinerja. Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat kekurangan dari
sistem di suatu unit kerja, keluhan responden, hal-hal yang harus diutamakan, unsur yang
harus ditingkatkan dan harus dipertahankan.
Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh responden, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh responden. Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari responden, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh responden.
Penilaian layanan Bagian Keuangan dan Akuntansi terdiri dari tiga penilaian yakni
pada tingkat layanan Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi, tingkat layanan Sub Bagian
Penilaian tingkat layanan Sub Bagian Perbendaharaan terdiri dari lima unsur yakni:
1. Pelaksanaan penyusunan Surat Perintah Pembayaran (SPP)
2. Pelaksanaan pengelolaan anggaran rumah sakit
3. Pelaksanaan laporan pertanggung jawaban pengeluaran anggaran
4. Pelaksanaan pengelolaan perbendaharaan umum dan personil
5. Pelaksanaan pelaporan pelaksanaan kegiatan perbendaharaan.
Penilaian tingkat layanan Sub Bagian Penerimaan Pendapatan terdiri dari lima
unsur yakni:
1. Pelaksanaan penyusunan rencana pemanfaatan dan pendayagunaan dana rumah
sakit
2. Pelaksanaan efisiensi pergerakan dana rumah sakit
3. Pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan rumah sakit
4. Pelaksanaan pengelolaan piutang rumah sakit
5. Pelaksanaan kajian pola tarif rumah sakit
6. Pelaksanaan penyusunan laporan pertanggungjawaban hasil pengelolaan
penerimaan pendapatan
7. Pelaksanaan pelaporan pelaksanaan kegiatan penerimaan pendapatan.
Pada Tabel 5.7.3 dijelaskan 17 unsur pelayanan, nilai indeks setiap unsur
pelayanan, dan kualitas pelayanan dari Layanan Bagian Keuangan dan Akuntansi.
Tabel 5.7.3 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Bagian Keuangan dan Akuntansi
Nilai Unsur Kualitas
Unsur Unsur Pelayanan
Pelayanan Pelayanan
Pelaksanaan penelitian dan pengujian terhadap
1 dokumen pengeluaran dan penerimaan rumah 3.07 Baik
sakit
Pelaksanaan evaluasi realisasi penerimaan dan
2 3.12 Baik
pengeluaran
Pelaksanaan penelitian dan pencatatan semua
3 3.15 Baik
transaksi keuangan rumah sakit
Pelaksanaan penyusunan laporan keuangan
4 3.13 Baik
rumah sakit
Pelaporan pelaksanaan kegiatan verifikasi dan
5 2.93 Baik
akuntansi
Pelaksanaan penyusunan Surat Perintah
6 3.13 Baik
Pembayaran (SPP)
7 Pelaksanaan pengelolaan anggaran rumah sakit 3.06 Baik
Pelaksanaan laporan pertanggung jawaban
8 3.12 Baik
pengeluaran anggaran
Pelaksanaan pengelolaan perbendaharaan
9 3.19 Baik
umum dan personil
Pelaksanaan pelaporan pelaksanaan kegiatan
10 3.06 Baik
perbendaharaan
Pelaksanaan penyusunan rencana pemanfaatan
11 2.93 Baik
dan pendayagunaan dana rumah sakit
Gambar 5.7.1 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Bagian Keuangan dan Akuntansi
Unsur ini merupakan unsur dengan nilai tertinggi ketiga yakni dengan skor 3,15. Pada tabel
di bawah ini diperoleh persentase responden mengenai Pelaksanaan Pengelolaan
Perbendaharaan Umum dan Personil.
Kegiatan Verifikasi dan Akuntansi beserta alasan responden yang menyatakan Sangat
Kurang Baik atau Kurang Baik.
Tabel 5.7.10 Alasan Responden Terhadap Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Verifikasi dan
Akuntansi yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No. Alasan Persentase (%)
1. Feedback lama dan berbeda beda aturan 6.67%
2. Kurang sosialisasi 6.67%
Total 13.33%
Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap layanan yang diberikan oleh Bagian
Keuangan dan Akuntansi. Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi
responden mengenai perlu atau tidaknya penambahan dan perbaikan dari sarana dan
prasarana Layanan Bagian Keuangan dan Akuntansi di Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi,
Sub Bagian Perbendaharaan dan Sub Bagian Penerimaan Pendapatan.
1 Ya 5,00%
2 Tidak 95,00%
Total 100,00%
1 Ya 5,00%
2 Tidak 95,00%
Total 100,00%
1 Ya 0,00%
2 Tidak 100,00%
Total 100,00%
Responden pada survei ini ditujukan pada responden yang telah mendapatkan
pelayanan di Layanan Manajemen RSUD dr. Soedono Madiun. Pada periode ini diperoleh
responden oleh pegawai struktural maupun fungsional di RSUD dr. Soedono Madiun yang
telah bekerja lebih dari tiga tahun. Dominasi masing-masing karakteristik responden pada
Layanan Manajemen RSUD dr. Soedono dapat dilihat pada Tabel 5.8.1. Karakteristik
responden yang mewakili pengunjung Layanan Manajemen RSUD dr. Soedono secara
keseluruhan perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga dengan mengetahui tipe
mayoritas pelanggan diharapkan Layanan Manajemen RSUD dr. Soedono dapat
mempersiapkan strategi dan pelayanan yang spesifik.
Tabel 5.8.1 Persentase Karakteristik Responden Layanan Manajemen RSUD dr. Soedono
Dominasi
Karakteristik
Keterangan Persentase (%)
Umur 36-45 tahun 43,32%
Jenis Kelamin Perempuan 65,73%
Pendidikan Terakhir D1/D2/D3 52,95%
Lama Bekerja Lebih dari 6 tahun 84,66%
Statur Pegawai PNS 71,05%
Jumlah dan karakteristik responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.
Identifikasi RSUD dr. Soedono Madiun yang menjadi responden berdasarkan unit
kerja diketahui sejumlah 61 unit kerja. Berikut pada tabel di bawah merupakan persentase
responden berdasarkan unit kerja di RSUD dr. Soedono Madiun.
Tabel 5.8.2 Persentase Responden Berdasarkan Unit Kerja di RSUD dr. Soedono Madiun
No Unit Kerja Presentase No Unit Kerja Presentase
1 Anestesologi 0,91% 31 Klinik Mata 0,36%
Bagian Keuangan dan
2 32 Klinik Nyeri
Akuntansi 3,99% 0,18%
3 Bagian Umum 1,63% 33 Komite medik 0,91%
Bidang Pelayanan
4 34 MPT C
Medik 0,72% 0,54%
5 Bidang Keperawatan 0,18% 35 NICU 0,91%
6 Farmasi 8,70% 36 penunjang 0,18%
7 HCV wijaya kusuma 1,99% 37 Penyakit Dalam 0,72%
8 IBS 4,89% 38 Perlengkapan 0,18%
9 ICUU 1,99% 39 Poli Anak 0,18%
10 ICU 2,36% 40 Poli ASIH/IRJA 0,18%
11 IGD 2,54% 41 Poli Paru 0,18%
12 IKF 0,72% 42 Poli Jantung 0,36%
13 Instalasi Gizi 4,17% 43 poli saraf 0,18%
14 Instalasi Hemodialisis 2,17% 44 Poli THT 0,36%
Poliklinik
15 Instalasi Merpati 45
13,41% Karyawan 0,18%
Instalasi Patologi
16 46 PPE
anatomi 3,26% 0,36%
17 Instalasi Rawat Jalan 0,54% 47 PPI 0,72%
intalasi penyehatan
18 48 psikiatri
lingkungan 1,45% 0,18%
Berbagai unsur yang terkandung dalam kuisioner dapat dijadikan suatu acuan
untuk melihat sistem pelayanan dan secara rinci dapat dijadikan suatu pedoman perbaikan
kinerja, Sehingga dari indeks per unsur ini dapat digunakan untuk melihat kekurangan dari
sistem di suatu unit kerja, keluhan responden, hal-hal yang harus diutamakan, unsur yang
harus ditingkatkan dan harus dipertahankan,
Dua hal penting yang harus diutamakan dalam memaksimalkan kinerja di sektor
pelayanan publik, pertama adalah indikator efisiensi yang dapat dilihat dari mudahnya
prosedur pelayanan dipahami oleh responden, kecepatan pelayanan dan biaya yang
terjangkau oleh responden, Kedua adalah indikator sufisiensi yang dapat dilihat dari
bagaimana menyikapi keluhan dari responden, tidak terdapatnya diskriminasi dalam
pelayanan serta pelayanan yang ada memang dibutuhkan oleh responden,
Gambar 5.8.1 Nilai Indeks Unsur Pelayanan Layanan Manajemen RSUD dr. Soedono
Peraturan tata tertib merupakan salah satu unsur dalam rumpun penilaian
kepuasan karyawan terhadap kebijakan. Menurut Herzberg, kebijakan merupakan faktor
pemelihara (maintenance factor) yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk
memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia. Pelaksanaan kebijakasanaan
dilakukan masing masing pimpinan organisasi dan dibuat dengan seadil-adilnya. Secara
umum peraturan dibuat secara tertulis. Peraturan tata tertib RSUD dr. Soedono Madiun
berpedoman pada Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono Madiun
Nomor 800/32,507/303/2017 tentang Pemberlakuan Pedoman Manajemen Sumber Daya
Manusia RSUD dr. Soedono Madiun.
Kepuasan responden terhadap peraturan tata tertib memiliki nilai indeks 3,04.
Pada tabel di bawah ini diperoleh persentase responden mengenai Peraturan Tata Tertib
beserta alasan responden yang menyatakan Peraturan Tata Tertib Sangat Kurang Baik atau
Kurang Baik.
No Kategori Persentase ( %)
Komunikasi dan koordinasi internal merupakan salah satu unsur dalam rumpun
penilaian kepuasan karyawan terhadap hubungan antar pribadi. Kepuasan karyawan
terhadap hubungan antar pribadi atau dalam teori Herzberg disebut hubungan
interpersonal antar teman, sejawat, dengan atasan dan dengan bawahan (interpersonal
relation). Unsur ini merupakan faktor pemelihara (maintenance factor) yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia.
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi internal di RSUD dr. Soedono Madiun berlangsung
atas dasar Standar Operasional Prosedur serta forum rapat.
Peraturan kode etik pegawai merupakan salah satu unsur dalam rumpun penilaian
kepuasan karyawan terhadap kebijakan. Menurut Herzberg, kebijakan merupakan faktor
pemelihara (maintenance factor) yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk
memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia. Pelaksanaan kebijakasanaan
dilakukan masing masing pimpinan organisasi dan dibuat dengan seadil-adilnya. Secara
umum peraturan dibuat secara tertulis. Peraturan kode etik pegawai RSUD dr. Soedono
Madiun berpedoman pada Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono
Madiun Nomor 800/32,507/303/2017 tentang Pemberlakuan Pedoman Manajemen
Sumber Daya Manusia RSUD dr. Soedono Madiun.
Kepuasan responden terhadap peraturan kode etik pegawai memiliki nilai 3,03.
Pada tabel di bawah ini diperoleh persentase responden mengenai peraturan kode etik
pegawai beserta alasan responden yang menyatakan Kurang atau Sangat Kurang Baik.
Tabel 5.8.9 Persentase Persepsi Responden Terhadap Peraturan Kode Etik Pegawai
No Kategori Persentase ( %)
Tabel 5.8.12 Alasan Responden Terhadap Kesesuaian Jumlah Pegawai dengan Formasi
yang Dibutuhkan yang Sangat Kurang Baik atau Kurang Baik
No Alasan Persentase (%)
1. Jumlah pegawai tidak sesuai dengan beban kerja 23,09%
2. Pasien dan jumlah perawat tidak sebanding 4,82%
Jumlah dokter umum, apoteker, dan bidan 2,41%
3.
kurang
4. Belum sesuai dengan Pernefri 1,03%
Pegawai pensiun terkadang belum ada 0,69%
5.
pengganti
Masih ada beberapa jabatan yang belum diisi 0,69%
6.
sesuai pendidikan
7. Tidak mempunyai staf tetap 0,34%
8. Masih sering lembur 0,34%
9. WK B dan HCU WK memprihatinkan 0,34%
Total 33,77%
baik. Sejumlah responden yang menyatakan kurang baik memberikan alasan yang
tercantum pada tabel di bawah.
No Kategori Persentase ( %)
Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kepuasan responden terhadap layanan yang diberikan oleh Manajemen
RSUD dr. Soedono Madiun, Oleh karena itu, pada survei ini juga dihimpun persepsi
responden mengenai perlu atau tidaknya penambahan dan perbaikan dari sarana dan
prasarana Layanan Manajemen RSUD dr. Soedono Madiun.
1 Ya 30.54%
2 Tidak 69.46%
Total 100,00%
No Alasan Persentase
Fasilitas banyak yang harus diperbaiki terutama elektronik
5 1.51%
misal monitor
Plafon bocor menyebabkan terpeleset dan merusak alat
6 1.36%
medis
Pembangunan gedung baru dipercepat, sehingga kamar
7 1.36%
bedah siap pakai
Disediakan kantin yang menyediakan makanan yang bersih
8 1.36%
sesuai standar gizi
Masih perlu meningkatkan sarana dan prasarana untuk
9 meningkatkan mutu pegawai dan kepuasan pasien (tidak 1.21%
perlu antri)
10 Ditambahkan klinik laktasi 1.21%
Komputer dan printer ada yang belum ada dan sebagian ada
11 1.06%
yang rusak
Loker karyawan belum ada, tidak ada fasilitas untuk
12 1.06%
penyimpanan tas pribadi
No Alasan Persentase
24 Lift kadang mati 0.30%
No Alasan Persentase
56 Suction 0.15%
Tabel 5.8.20 Opini Responden Layanan Manajemen RSUD dr. Soedono Madiun
Nomor Opini Responden Persentase
Opini Tentang Manajemen
Menambahkan karyawan tenaga non medis di instalasi
farmasi, ruang merpati F, tenaga administrasi untuk shift sore
1 3,32%
dan malam, tenaga pemulasaran jenazah(1 shift 2 orang), ahli
forensik dan petugas yang memberi layanan informasi di UGD.
Perlu evaluasi alur komunikasi dan koordinasi dari jajaran
2 stukturan dan karyawan di pelayanan pasien karena beberapa 1,51%
kebijakan manajemen sering berbenturan di pelayanan.
Penertiban jam kunjung pasien salah satunya melalui kontrol
3 0,45%
security.
Supervisi diharap pada seluruh bagian tidak pada
4 0,45%
keperawatan saja
Perlu informasi yang terintegrasi karena petugas verifikasi dari
5 rumah sakit aktif memberi informasi ke DPJP terkait data 0,45%
diagnosa -koding-billing perawatan maupun rawat inap
6 Profesi keperawatan belum pada bidangnya 0,15%
Dibuat kebijakan periodik sesuai dengan profesi dan keahlian
7 0,15%
karyawan
Opini Tentang Kesejahteraan Karyawan
8 Peningkatan kesejahteraan pada semua karyawan 2,11%
GCU mohon disosialisasikan, dijadwalkan rutin, dan dilakukan
9 0,60%
secara berkelompok
10 Disosialisaikan reward pegawai 0,45%
Peningkatandan keadilan gaji / uang jasa sesuai dengan
11 0,45%
tupoksi
Transparasi dan ketepatan jadwal pembagian uang jasa (tidak
12 0,45%
melebihi tanggal 17)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
2. Pada 8 (delapan) pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono Madiun tahun
2018 diperoleh hasil Survei Kepuasan Karyawan sebagai berikut:
Nilai Mutu Kinerja Unit
No. Jenis Layanan Indeks
Konversi Pelayanan Pelayanan
Layanan Bidang
1 3.08 77.05 B Baik
Pelayanan Medik
Layanan Bidang
2 2.85 71.16 B Baik
Keperawatan
Layanan Bidang
3 2.94 73.50 B Baik
Penunjang Medik
Layanan Bidang
4 Pendidikan dan 2.85 71.15 B Baik
Penelitian
3. Unsur pelayanan yang baik perlu mendapat apresiasi dan sangat penting untuk
tetap dipertahankan agar dapat memberikan kepuasan pelanggan. Berikut
merupakan tabel unsur pelayanan yang perlu dipertahankan karena unsur-unsur
berikut mendapatkan penilaian yang tertinggi dibandingkan unsur lainnya:
4. Berikut merupakan tabel unsur pelayanan yang perlu ditingkatkan karena unsur-
unsur berikut masuk dalam nilai unsur terendah dan prioritas utama untuk
dilakukan perbaikan:
Pelaksanaan pemasaran/promosi
5 Layanan Bagian Tata Usaha
rumah sakit
6.2 Saran
10. Dalam upaya melakukan pemantauan kualitas pelayanan, salah satu program dan
kegiatan yang juga dapat direncanakan selain pelaksanaan Survei Kepuasan
Karyawan adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono Madiun dapat
memprogramkan kegiatan Penilaian Kinerja Karyawan. Dengan demikian, melalui
kegiatan Penilaian Kinerja Karyawan ini akan diketahui pemenuhan terhadap
seluruh komponen atau indikator wajib bagi penyelenggara pelayanan publik dalam
memberikan pelayanannya kepada internal maupun eksternal manajemen Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Soedono Madiun, mulai dari evaluasi perencanaan
organisasi, sistem mekanisme prosedur, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana pelayanan, serta capaian produktivitas kinerja penyelenggara pelayanan.
BAB VI Kesimpulan dan Saran Hal. 7 dari 8
LAPORAN AKHIR
SURVEI KEPUASAN KARYAWAN TAHUN 2018
RSUD dr. SOEDONO MADIUN
1. Hasil general check up pegawai selalu diserahkan kepada pegawai. Bagi pegawai
yang merasa tidak puas terhadap program general check up maka perlu adanya
umpan balik dari pegawai dan kepada manajemen RSUD dr. Soedono.
2. Jumlah pegawai menyesuaikan tingkat kebutuhan terutama di WK B, kondisi pasien
sedikit sehingga jumlah pegawai yang dibutuhkan juga tidak perlu pegawai dalam
jumlah yang banyak.
3. Pemberian penghargaan kepada pegawai telah diberikan namun berdasarkan hasil
survei unsur tentang pemberian penghargaan merupaan unsur dengan nilai tiga
terendah, maka perlunya sosialisasi tentang kejelasan penghargaan yang diberikan
kepada pegawai. Selain sosialisasi tentang kejelasan penghargaan juga perlu
sosialisasi tentang punishment atau sanksi guna menyeimbangkan informasi bagi
pegawai yang berprestasi dan yang melanggar.
4. Usulan karyawan teladan baik untuk ditindak lanjuti sesuai kategori yang telah
ditentukan.
5. AC perlu perbaikan dan pemeliharaan berkala (terjadwal) sebab sering bermasalah.
6. Perlu adanya kantin yang sesuai standar gizi bagi pegawai namun kondisi lahan
sangat terbatas.
7. RSUD dr. Soedono belum memiliki ruang laktasi bagi pegawai.
8. Supervisi belum dan akan direncanakan pada seluruh bagian.
9. Telah dibuat sistem informasi terintegrasi guna petugas verifikasi dari rumah sakit
aktif memberi informasi ke DPJP erkait data diagnosa - koding - billing perawatan
maupun rawat inap.
10. Pada Ruang Merpati, sistem remunerasi hanya berlaku bagi perawat belum pada
pegawai medik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Cetakan ke-1, PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 2008
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, Cetakan ke-3, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Mahmudi, New Public Management (NPM): Pendekatan Baru Manajemen Sektor Publik,
Sinergi, Vol 6 No. 1, 2003
McLaughlin Kate, Osborne, Stephen P. and Ferlie, Ewan, New Public Management, Current
Trends and Future Prospects, London, 2002
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan ke-27, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2010
Sarman, Mukhtar, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial, Pustaka Fisip UNLAM, 2004
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14
Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Tjiptono, Fandi, Service Management Mewujudkan Layanan Prima, CV. Andi Offset,
Yogyakarta, 2008
Undang-Undang Nomor 25 Tentang Pelayanan Publik
Usman, Husaini, Akbar, Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, Edisi ke-2, PT. Bumi
Aksara, 2008
Zeithaml, Valarie, Parasuraman and Berry, Leonard L., Delivering Quality Service:
Balancing Customer Perceptions and Expectations, The Free Press, New York, 1990
LAMPIRAN B
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 36-45 tahun 4 20.0 23.5 23.5
46-55 tahun 13 65.0 76.5 100.0
Total 17 85.0 100.0
Missing System 3 15.0
Total 20 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 8 40.0 40.0 40.0
Perempuan 12 60.0 60.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 3 tahun 1 5.0 5.3 5.3
3 tahun 1 5.0 5.3 10.5
> 6 tahun 17 85.0 89.5 100.0
Total 19 95.0 100.0
Missing System 1 5.0
Total 20 100.0
StatusPegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 19 95.0 100.0 100.0
Missing System 1 5.0
Total 20 100.0
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D1-D3-D4 1 5.0 5.0 5.0
S1 3 15.0 15.0 20.0
S2 16 80.0 80.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 36-45 tahun 5 26.3 31.3 31.3
46-55 tahun 11 57.9 68.8 100.0
Total 16 84.2 100.0
Missing System 3 15.8
Total 19 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 10 52.6 52.6 52.6
Perempuan 9 47.4 47.4 100.0
Total 19 100.0 100.0
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D1-D3-D4 1 5.3 5.3 5.3
S1 5 26.3 26.3 31.6
S2 13 68.4 68.4 100.0
Total 19 100.0 100.0
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 3 tahun 1 5.3 5.6 5.6
3 tahun 1 5.3 5.6 11.1
> 6 tahun 16 84.2 88.9 100.0
Total 18 94.7 100.0
Missing System 1 5.3
Total 19 100.0
StatusPegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 17 89.5 100.0 100.0
Missing System 2 10.5
Total 19 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 36-45 tahun 5 27.8 31.3 31.3
46-55 tahun 11 61.1 68.8 100.0
Total 16 88.9 100.0
Missing System 2 11.1
Total 18 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 8 44.4 44.4 44.4
Perempuan 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D1-D3-D4 1 5.6 5.6 5.6
S1 4 22.2 22.2 27.8
S2 13 72.2 72.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 tahun 1 5.6 5.6 5.6
> 6 tahun 17 94.4 94.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
StatusPegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 17 94.4 100.0 100.0
Missing System 1 5.6
Total 18 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 36-45 tahun 5 23.8 26.3 26.3
46-55 tahun 14 66.7 73.7 100.0
Total 19 90.5 100.0
Missing System 2 9.5
Total 21 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 10 47.6 47.6 47.6
Perempuan 11 52.4 52.4 100.0
Total 21 100.0 100.0
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D1-D3-D4 1 4.8 4.8 4.8
S1 5 23.8 23.8 28.6
S2 15 71.4 71.4 100.0
Total 21 100.0 100.0
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 tahun 1 4.8 4.8 4.8
> 6 tahun 20 95.2 95.2 100.0
Total 21 100.0 100.0
StatusPegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 20 95.2 100.0 100.0
Missing System 1 4.8
Total 21 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 36-45 tahun 2 10.0 11.1 11.1
46-55 tahun 16 80.0 88.9 100.0
Total 18 90.0 100.0
Missing System 2 10.0
Total 20 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 7 35.0 36.8 36.8
Perempuan 12 60.0 63.2 100.0
Total 19 95.0 100.0
Missing System 1 5.0
Total 20 100.0
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D1-D3-D4 1 5.0 5.3 5.3
S1 3 15.0 15.8 21.1
S2 15 75.0 78.9 100.0
Total 19 95.0 100.0
Missing System 1 5.0
Total 20 100.0
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 3 tahun 2 10.0 10.5 10.5
> 6 tahun 17 85.0 89.5 100.0
Total 19 95.0 100.0
Missing System 1 5.0
Total 20 100.0
StatusPegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 18 90.0 100.0 100.0
Missing System 2 10.0
Total 20 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 36-45 tahun 4 19.0 21.1 21.1
46-55 tahun 15 71.4 78.9 100.0
Total 19 90.5 100.0
Missing System 2 9.5
Total 21 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 10 47.6 47.6 47.6
Perempuan 11 52.4 52.4 100.0
Total 21 100.0 100.0
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D1-D3-D4 1 4.8 4.8 4.8
S1 5 23.8 23.8 28.6
S2 15 71.4 71.4 100.0
Total 21 100.0 100.0
StatusPegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 19 90.5 100.0 100.0
Missing System 2 9.5
Total 21 100.0
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 3 tahun 2 9.5 10.0 10.0
3 tahun 1 4.8 5.0 15.0
> 6 tahun 17 81.0 85.0 100.0
Total 20 95.2 100.0
Missing System 1 4.8
Total 21 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 36-45 tahun 5 25.0 29.4 29.4
46-55 tahun 12 60.0 70.6 100.0
Total 17 85.0 100.0
Missing System 3 15.0
Total 20 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 11 55.0 55.0 55.0
Perempuan 9 45.0 45.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D1-D3-D4 1 5.0 5.0 5.0
S1 5 25.0 25.0 30.0
S2 14 70.0 70.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 3 tahun 2 10.0 10.5 10.5
3 tahun 1 5.0 5.3 15.8
> 6 tahun 16 80.0 84.2 100.0
Total 19 95.0 100.0
Missing System 1 5.0
Total 20 100.0
StatusPegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 18 90.0 100.0 100.0
Missing System 2 10.0
Total 20 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 17-25 tahun 7 1.1 1.2 1.2
26-35 tahun 175 26.4 29.5 30.6
36-45 tahun 253 38.2 42.6 73.2
46-55 tahun 159 24.0 26.8 100.0
Total 594 89.6 100.0
Missing System 69 10.4
Total 663 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 219 33.0 34.3 34.3
Perempuan 420 63.3 65.7 100.0
Total 639 96.4 100.0
Missing System 24 3.6
Total 663 100.0
PendidikanTerakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMP 3 .5 .5 .5
SMA 118 17.8 18.3 18.8
D1-D3-D4 341 51.4 53.0 71.7
S1 151 22.8 23.4 95.2
S2 31 4.7 4.8 100.0
Total 644 97.1 100.0
Missing System 19 2.9
Total 663 100.0
LamaBekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 tahun 14 2.1 2.2 2.2
4 tahun 53 8.0 8.3 10.5
5 tahun 31 4.7 4.9 15.3
> 6 tahun 541 81.6 84.7 100.0
Total 639 96.4 100.0
Missing System 24 3.6
Total 663 100.0
StatusPegawai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid PNS 454 68.5 70.9 70.9
Non PNS 185 27.9 28.9 99.8
3 1 .2 .2 100.0
Total 640 96.5 100.0
Missing System 23 3.5
Total 663 100.0
2
Dokumentasi
Paparan Hasil
Survei Kepuasan Karyawan Tahun 2018
RSUD dr. Soedono Madiun
----------- ~ oo 0 oo ~ ----------