Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

RESONANSI PIPA UDARA


(M - 5)

Nama : Dhifa Shalshabilla

NPM : 140310200002

Partner : Novia, Wawat, Imada, Zulfa, Faisal, Ardhan

NPM : 04, 06, 08, 10, 12, 14

Fakultas / Departemen : MIPA/ Fisika

Kelas / Kelompok : B/ 1

Tanggal : 30 Oktober 2020

Hari / Jam : Jumat / 09.00

Nama Asisten : Aryani Nurul Huda

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

RESONANSI PIPA UDARA

M-5

NAMA : Dhifa Shalshabilla


NPM : 140310200002
PARTNER : Novia, Wawat, Imada, Zulfa, Faisal, Ardhan
NPM : 04, 06, 08, 10, 12, 14
DEPARTEMEN/FAKULTAS : MIPA/ Fisika
JADWAL PRAKTIKUM : Jumat, 30 Oktober 2020

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, 03 November 2020


Asisten

Aryani Nurul Huda


NPM. 140310180008
ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum berjudul “resonansi pipa udara” yang bertujuan untuk
memahami peristiwa resonansi gelombang bunyi, menentukan kecepatan cepat
rambat bunyi di udara, dan menentukan frekuensi resonansi. Alat percobaan yang
digunakan yaitu mistar, aplikasi spectroid yang berfungsi untuk menentukan
frekuensi pada percobaan, aplikasi ini merupakan aplikasi penganalisis spektrum
audio waktu nyata dengan resolusi frekuensi yang masuk akal di seluruh spektrum
frekuensi, lalu ada botol dengan variasi ketinggian berbeda yaitu yang tinggi,
menengah, dan yang pendek, dalam praktikum ini juga menggunakan air sebagai
media percobaannya. Metode percobaan yang dilakukan yaitu menghitung tinggi
pada masing masing botol dengan pengukuran berulang sebanyak tiga kali.
Dilakukan 12 kali percobaan yaitu pada masing masing botol dilakukan 4 kali
percobaan yaitu pada botol kosong, pada botol yang diisi air ¼, botol diisi air ½ dan
botol yang diisi air ¾ dari tinggi botol tersebut. Pada masing masing percobaan
didapatkan frekuensi dengan menggunakan aplikasi spectroid dengan cara meniup
pada bibir botol. Setelah mendapatkan data maka dilakukan pengolahan data yaitu
untuk mencari periode, panjang gelombang, dan cepat lambat bunyi beserta
kesalahan relatifnya. Pada praktikum ini juga didapatkan kesimpulan, bahwa
praktikum ini termasuk pada sebuah resonansi pada pipa organa tertutup, yang
mana cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh ketinggian kolom udara pada botol dan
frekuensi bunyi. Semakin besar ketinggian kolom udara pada botol, maka cepat
rambat bunyi di udara semakin besar.

Kata Kunci : Resonansi, Frekuensi, Cepat rambat bunyi, panjang gelombang


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bunyi telah dikenal sejak pertama kali manusia ada di muka bumi
ini. Sebelum ilmu fisika berkembang lebih jauh, manusia hanya mengetahui
bahwa bunyi berasal dari benda yang bergetar atau hasil tumbukan dari dua
benda. Bunyi (berasal dari benda bergetar) dirambatkan melalui udara
sebagai gelombang longitudinal dan gelombang itu berupa variasi tekanan
udara. Bunyi adalah bentuk gelombang yang merambat secara perapatan
dan peregangannyaterbentuk oleh gelombang mekanik dan perambatan
arahnya sejajar dengan arah getarnya (gelombang longitudinal). Terjadinya
bunyi tersebut sampai kita dengar di telinga kita juga dipengaruhi oleh
adanya cepat rambat bunyi. Cepat rambat bunyi ialah sebagai hasil bagi
antara jarak sumber bunyi ke pendengar dan selang waktu yang dibutuhkan
bunyi untuk merambat sampai ke pendengar.
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada
benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan
bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi atau dikenal dengan pipa organa
merupakan sebuah pipa yang berupa kolom udara dengan panjang tertentu
dan dapat menghasilkan bunyi. Pipa organa terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup. Resonansi dapat dimanfaatkan
untuk berbagai bidang. Salah satu bidang yang menggunakan resonansi
adalah bidang seni musik. Alat musik banyak menggunakan resonansi,
contohnya seruling, kendang, beduk, dan lainlain. Alat musik tersebut
menggunakan resonansi karena alat music tersebut memiliki pipa atau ruang
yang nantinya gelombang bunyi akan merambat dalam pipa atau ruang
tersebut.
Untuk mengetahui konsep pipa organa tertutup maka dilakukan
percobaan dengan menggunakan botol kaca yang memiliki ruang untuk
gelombang bunyi merambat.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Memahami peristiwa resonansi gelombang bunyi
2. Menentukan kecepatan cepat rambat bunyi di udara
3. Menentukan frekuensi resonansi
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Alat percobaan dan fungsinya

2.1.1 Mistar

Gambar 2.1 Mistar

Berfungsi untuk mengukur tinggi botol yang


digunakan dalam percobaan ini.

2.1.2 Aplikasi Spectroid

\
Gambar 2.2 Aplikasi Spectroid
Berfungsi untuk menentukan frekuensi pada
percobaan. Aplikasi penganalisis spektrum audio waktu nyata
dengan resolusi frekuensi yang masuk akal di seluruh
spektrum frekuensi.

2.1.3 Botol Kaca

Gambar 2.3 Botol Kaca

Berfungsi sebagai media percobaan yaitu sebagai


pipa organa tertutup. Botol kaca yang digunakan bervariasi
tinginya mulai dari yang tinggi, menengah, dan pendek.

2.1.4 Air

Gambar 2.4 Air


Berfungsi untuk media percobaan dalam percobaan
botol yang diisi oleh air

2.2 Prosedur Percobaan


1. Unduh dan pasang aplikasi spectroid pada ponsel pintar android atau
iphone. Pelajari dan jelaskan cara kerja aplikasi tersebut. Tes dengan
bersiul dan catat berapa Hertz frekuensi yang terukur dari siulan
Anda.
2. Kumpulkan beberapa botol kaca kosong mulai yang besar,
menengah dan kecil.
3. Tiup bibir botol, ukur dan catat frekuensi nada dasarnya dengan
aplikasi spectroid (𝑓0)
4. Berdasarkan dimensi (panjang) botol, bila botol dianggap sebagai
kolom udara tertutup, maka tentukan panjang gelombang bunyi 𝜆𝑜.
5. Dari frekuensi nada dasar yan terukur (langkah no 3) dan panjang
gelombang pada nada dasar (langkah no 4) tentukanlah kecepatan
rmabat bunyi di udara V dan sesatannya. Kecepatan bunyi di udara
ini disebut kecepatan sonic dan kecepatan melebihi bunyi di udara
disebut kecepatan supersonic.
6. Ulangi untuk ukuran botol yang lain dan botol yang diisi air sebagian
7. Membuat jurnal artikel untuk melaporkan kegiatan eksperimen
tersebut.
BAB III
DATA DAN ANALISA PERCOBAAN

3.1 Data
3.1.1 Tinggi Botol

Percobaan
Botol 1(cm) Botol 2 (cm) Botol 3 (cm)
ke-
1 28,1 12,4 9,6
2 28,2 12,3 9,5
3 28,2 12,4 9,5
∑ 84,5 37,1 28,6

3.1.2 Percobaan Frekuensi ke-1

Volume Botol 1(Hz) Botol 2 (Hz) Botol 3 (Hz)


0 161 398 568
1/4 193 416 592
1/2 223 497 639
3/4 296 533 693
∑ 873 1844 2492

3.1.3 Percobaan Frekuensi ke -2

Volume Botol 1 (Hz) Botol 2 (Hz) Botol 3 (Hz)


0 170 393 557
1/4 208 434 604
1/2 220 503 657
3/4 293 541 714
∑ 891 1871 2532
3.1.4 Percobaan Frekuensi ke-3

Volume Botol 1 (Hz) Botol 2 (Hz) Botol 3 (Hz)


0 179 382 562
¼ 226 451 616
½ 258 516 645
¾ 287 584 722
∑ 950 1933 2545

3.2 Pengolahan Data


3.2.1 Tinggi Botol dan Sesatannya
3.2.1.1 Botol 1

∑𝐿
𝐿̅ = 𝑁
84,5
𝐿̅ = = 28,2 cm
3

∑(𝐿̅ − 𝐿)2
∆𝐿̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)

(0,1)2
∆𝐿̅ = √
3(3 − 1)

0,01
∆𝐿̅ = √
6

∆𝐿̅ = 0,04 cm

( 28,2 ± 0,04 ) cm
3.2.1.2 Botol 2

∑𝐿
𝐿̅ = 𝑁
37,1
𝐿̅ = = 12,4 cm
3

∑(𝐿̅ − 𝐿)2
∆𝐿̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)

(0,1)2
∆𝐿̅ = √
3(3 − 1)

0,01
∆𝐿̅ = √
6

∆𝐿̅ = 0,04 cm

( 12,4 ± 0,04 ) cm

3.2.1.3 Botol 3

∑𝐿
𝐿̅ = 𝑁
28,6
𝐿̅ = = 9,5 cm
3

∑(𝐿̅ − 𝐿)2
∆𝐿̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)

(0,1)2
∆𝐿̅ = √
3(3 − 1)

0,01
∆𝐿̅ = √
6

∆𝐿̅ = 0,04 cm
( 9,5 ± 0,04 ) cm
3.2.2 Rata rata Frekuensi
3.2.2.1 Rata rata frekuensi botol 1

∑𝑓 161+170+179 510
 Volume 0 = 𝑓 = = = = 170,0 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 193+208+226 627
 Volume ¼ = 𝑓 = = = = 209,0 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 223+220+258 701
 Volume ½ = 𝑓 = = = = 233,7 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 296+293+287 876
 Volume ¾ = 𝑓 = = = = 292,0 𝐻𝑧
𝑁 3 3

3.2.2.2 Rata rata frekuensi botol 2

∑𝑓 398+393+382 1173
 Volume 0 = 𝑓 = = = = 391,0 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 416+434+451 1301
 Volume ¼ = 𝑓 = = = = 433,7 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 497+503+516 1516
 Volume ½ = 𝑓 = = = = 505,3 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 533+541+584 1658
 Volume ¾ = 𝑓 = = = = 552,7 𝐻𝑧
𝑁 3 3

3.2.2.3 Rata rata frekuensi botol 3

∑𝑓 568+557+562 1687
 Volume 0 = 𝑓 = = = = 562,3 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 592+604+616 1812
 Volume ¼ = 𝑓 = = = = 604,0 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 639+657+645 1941
 Volume ½ = 𝑓 = = = = 647,0 𝐻𝑧
𝑁 3 3
∑𝑓 693+714+722 2129
 Volume ¾ = 𝑓 = = = = 709,7 𝐻𝑧
𝑁 3 3
3.2.3 Periode
3.2.3.1 Botol 1

1 1
 𝑇 (0) = = = 0,0059 𝑠
𝑓 170
1 1
 𝑇 (1/4) = = = 0,0048 𝑠
𝑓 209
1 1
 𝑇 (1/2) = = = 0,0043 𝑠
𝑓 233,7
1 1
 𝑇 (3/4) = = = 0,0034 𝑠
𝑓 292

3.2.3.2 Botol 2

1 1
 𝑇 (0) = = = 0,0026 𝑠
𝑓 391
1 1
 𝑇 (1/4) = = = 0,0023 𝑠
𝑓 433,7
1 1
 𝑇 (1/2) = = = 0,0020 𝑠
𝑓 505,3
1 1
 𝑇 (3/4) = = = 0,0018 𝑠
𝑓 552,7

3.2.3.3 Botol 3

1 1
 𝑇 (0) = = = 0,0018 𝑠
𝑓 562,3
1 1
 𝑇 (1/4) = = = 0,0017 𝑠
𝑓 604
1 1
 𝑇 (1/2) = = = 0,0015 𝑠
𝑓 647
1 1
 𝑇 (3/4) = = = 0,0014 𝑠
𝑓 709,7
3.2.4 Panjang Gelombang (λ)
3.2.4.1 Botol 1

 𝜆0 = 4 𝐿 = 4 × 28,2 = 112,8 𝑐𝑚 = 1,128 𝑚


4 4
 𝜆1 = 𝐿 = × 28,2 = 37,6 𝑐𝑚 = 0,376 𝑚
3 3
4 4
 𝜆2 = 𝐿 = × 28,2 = 22,6 𝑐𝑚 = 0,226 𝑚
5 5
4 4
 𝜆3 = 𝐿 = × 28,2 = 16,1 𝑐𝑚 = 0,161 𝑚
7 7

3.2.4.2 Botol 2

 𝜆0 = 4𝐿 = 4 × 12,4 = 49,6 𝑐𝑚 = 0,496 𝑚


4 4
 𝜆1 = 𝐿 = × 12,4 = 16,5 𝑐𝑚 = 0,165 𝑚
3 3
4 4
 𝜆2 = 𝐿 = × 12,4 = 9,9 𝑐𝑚 = 0,099 𝑚
5 5
4 4
 𝜆3 = 𝐿 = × 12,4 = 7,1 𝑐𝑚 = 0,071 𝑚
7 7

3.2.4.3 Botol 3

 𝜆0 = 4𝐿 = 4 × 9,5 = 38 𝑐𝑚 = 0,380 𝑚
4 4
 𝜆1 = 𝐿 = × 9,5 = 12,7 𝑐𝑚 = 0,127 𝑚
3 3
4 4
 𝜆2 = 𝐿 = × 9,5 = 7,6 𝑐𝑚 = 0,076 𝑚
5 5
4 4
 𝜆3 = 𝐿 = × 9,5 = 5,4 𝑐𝑚 = 0,054 𝑚
7 7
3.2.5 Cepat Rambat Bunyi (v)
3.2.5.1 Botol 1

 𝑉0 = 𝜆0 × 𝑓 = 1,128 × 170 = 191,8 𝑚/𝑠


 𝑉1 = 𝜆1 × 𝑓 = 0,376 × 209 = 78,6 𝑚/𝑠
 𝑉2 = 𝜆2 × 𝑓 = 0,226 × 233,7 = 52,7 𝑚/𝑠
 𝑉3 = 𝜆3 × 𝑓 = 0,161 × 292 = 47,1 𝑚/𝑠

𝑣̅ = 92,6 𝑚/𝑠

KSR

𝑣𝑙𝑖𝑡 = 340 𝑚/𝑠


𝑣 − 𝑣𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
𝑣𝑙𝑖𝑡
92,6 − 340
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
340
𝐾𝑆𝑅 = 0,73 %

KP

KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,73%
KP = 99,27%

3.2.5.2 Botol 2

 𝑉0 = 𝜆0 × 𝑓 = 0,496 × 391 = 193,9 𝑚/𝑠


 𝑉1 = 𝜆1 × 𝑓 = 0,165 × 433,7 = 71,7 𝑚/𝑠
 𝑉2 = 𝜆2 × 𝑓 = 0,099 × 505,3 = 50,1 𝑚/𝑠
 𝑉3 = 𝜆3 × 𝑓 = 0,071 × 552,7 = 39,2 𝑚/𝑠
𝑣̅ = 88,7 𝑚/𝑠

KSR
𝑣𝑙𝑖𝑡 = 340 𝑚/𝑠
𝑣 − 𝑣𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
𝑣𝑙𝑖𝑡
88,7 − 340
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
340
𝐾𝑆𝑅 = 0,74 %

KP

KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,74%
KP = 99,26%

3.2.5.3 Botol 3

 𝑉0 = 𝜆0 × 𝑓 = 0,380 × 562,3 = 213 𝑚/𝑠


 𝑉1 = 𝜆1 × 𝑓 = 0,127 × 604 = 76,5 𝑚/𝑠
 𝑉2 = 𝜆2 × 𝑓 = 0,076 × 647 = 49,2 𝑚/𝑠
 𝑉3 = 𝜆3 × 𝑓 = 0,054 × 709,7 = 38,5 𝑚/𝑠

𝑣̅ = 94,5 𝑚/𝑠
KSR
𝑣𝑙𝑖𝑡 = 340 𝑚/𝑠
𝑣 − 𝑣𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
𝑣𝑙𝑖𝑡
94,5 − 340
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
340
𝐾𝑆𝑅 = 0,72 %
KP

KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,72%
KP = 99,28%

3.3 Analisis Percobaan

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda


karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang
sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi atau
dikenal dengan pipa organa merupakan sebuah pipa yang berupa
kolom udara dengan panjang tertentu dan dapat menghasilkan
bunyi. Pada praktikum ini dilakukan percobaan mengenai pipa
organa tertutup yaitu pada botol kaca. Percobaan ini dilakukan
dengan mengukur tinggi botol yang akan digunakan dan dilanjutkan
dengan menentukan frekuensi tiupan yang kita keluarkan dalam
ujung botol yang diukur dengan aplikasi spectroid, botol tersebut
diukur dengan keadaan kosong, diisi ¼ air, diisi ½ air, dan diisi ¾
air. Dalam percobaan ini dilakukan 3 kali pengukuran pada tinggi
botol untuk lebih memastikan hasilnya dan dapat menentukan
sesatan setiap percobaannya.
Dalam percobaan ini didapatkan hasil :

tinggi panjang
cepat rambat
Botol botol frekuensi (Hz) Periode (s) gelombang
gelombang (m/s)
(cm) (m)
1 𝑓0 = 170 𝐻𝑧 𝑇 (0) = 0,0059 𝑠 1,128
28,2 𝑓1 = 209 𝐻𝑧 𝑇 (1/4) = 0,0048 𝑠 0,376
92,5
𝑓2 = 233,7 𝐻𝑧 𝑇 (1/2) = 0,0043 𝑠 0,226
𝑓3 = 292 𝐻𝑧 𝑇 (3/4) = 0,0034 𝑠 0,161
𝑓0 = 391 𝐻𝑧 𝑇 (0) = 0,0026 𝑠 0,496
2 𝑓1 = 433,7𝑧 𝑇 (1/4) = 0,0023 𝑠 0,165
12,4 88,7
𝑓2 = 505,3 𝐻𝑧 𝑇 (1/2) = 0,0020 𝑠 0,099
𝑓3 = 552,7 𝐻𝑧 𝑇 (3/4) = 0,0018 𝑠 0,071
𝑓0 = 562,3 𝐻𝑧 𝑇 (0) = 0,0018 𝑠 0,380
𝑓1 = 604 𝐻𝑧 𝑇 (1/4) = 0,0017 𝑠 0,127
3 9,5 94,5
𝑓2 = 647 𝐻𝑧 𝑇 (1/2) = 0,0015 𝑠 0,076
𝑓3 = 709,7 𝐻𝑧 𝑇 (3/4) = 0,0014 𝑠 0,071

Terdapat hubungan tinggi rendahnya frekuensi dengan


ukuran botol dan air yaitu semakin rendah kolom udara dan
semakin tinggi volume air maka frekuensi bunyi yang dihasilkan
akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan penurunan panjang
gelombang (𝜆) dibandingkan dengan kenaikan frekuensinya.
Sedangkan untuk cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh ketinggian
kolom udara pada botol dan frekuensi bunyi. Semakin besar
ketinggian kolom udara pada botol, maka cepat rambat bunyi di
udara semakin besar. Begitupun sebaliknya.
BAB IV
KESIMPULAN

1. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada


benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi atau dikenal
dengan pipa organa merupakan sebuah pipa yang berupa kolom udara
dengan panjang tertentu dan dapat menghasilkan bunyi. Pada
praktikum ini percobaan pipa organa tertutup dilakukan menggunakan
media botol kaca dengan tinggi bervariasi yang berfungsi sebagai
perbandingan pada hasil percobaan
2. Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh ketinggian kolom udara pada
botol dan frekuensi bunyi. Semakin besar ketinggian kolom udara
pada botol, maka cepat rambat bunyi di udara semakin besar. Cepat
rambat bunyi juga dapat dipengaruhi oleh suhu ruang dan massa
molekul gas di udara.
3. Semakin rendah kolom udara dan semakin tinggi volume air maka
frekuensi bunyi yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan penurunan panjang gelombang (𝜆) dibandingkan dengan
kenaikan frekuensinya
LAMPIRAN

Botol diisi air ¾ dari ketinggian botol

Botol diisi air ½ dari ketinggian botol

Botol diisi air ¼ dari ketinggian botol

Anda mungkin juga menyukai