Diagnosis awal Ny. X di Poliklinik adalah Gravida 3 Para 2 Usia 32 tahun
dengan Perdarahan Antepartum. Diagnosis keluar pada Ny. X adalah Para 3 Usia 32 tahun dengan Perdarahan Antepartum, Mola Hidatidosa Parsial, Plasenta Previa, Preterm Post Sectio Caesarea Transperitonealis (SCTP). Adapun masalah yang perlu dibahas terkait dengan kasus tersebut sebagai berikut, 1. Mola Hidatidosa Mba minta tolong isiin definisi sama apa yang ada dikasusnya ya 2. Plasenta Previa Mba minta tolong isiin definisi sama apa yang ada dikasusnya ya 3. Prematuritas Prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (World Health Oganization, 2018). Kelahiran prematur dibagi menjadi 3 subkategori berdasarkan usia kelahiran yaitu (Granese et al., 2019), Extremely preterm (< 28 minggu), Very preterm (28 hingga < 32 minggu), Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu). Pada kasus ini Ny. X merasakan kontraksi uterus dan dengan pertimbangan untuk menyelematkan bayi dan ibu maka pada usia kehamilan 29 minggu + 6 hari Ny. X dilakukan tindakan Sectio Caesarea. Persalinan yang dilakukan Ny. X berlangsung saat usia kehamilan 29 minggu + 6 hari maka Ny. X termasuk dalam Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu). 4. Perdarahan Antepartum Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari atau ke dalam saluran genital yang terjadi antara 24 minggu kehamilan sampai kelahiran dan dapat ditemukan pada 3-5% kehamilan di seluruh dunia. Penyebab perdarahan anterpartum adalah plasenta previa dan solusio plasenta, dan perdahan lokal (misalnya perdarahan pada vulva, vagina, dan serviks) (Amokrane et al., 2016). Pada kasus ini Ny. X mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir tanpa disertai adanya kontraksi uterus pada usia kehamilan 22 minggu. Pada usia kehamilan 29 minggu + 3 hari mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir lebih banyak disertai dengan nyeri perut, dikarenakan Ny. X mengelukan adanya perdarahan saat usia kehamilan 29 minggu + 3 hari (sebelum persalinan) makan perdarahan ini termasuk perdarahan antepartum. 5. Sectio Caesarea Sectio caesarea didefinisikan sebagai operasi untuk melahirkan bayi. Prosedur ini melibatkan sayatan di perut bagian bawah untuk mengekspos rahim dan sayatan kedua ke rahim untuk memungkinkan pengangkatan bayi dan plasenta. Sectio caesarea dapat dilakukan setelah identifikasi masalah yang muncul selama atau sebelum persalinan yang dapat membahayakan kesehatan ibu atau janin (Begum et al., 2017). Pada kasus ini Ny. X merasakan kontraksi uterus dan dengan pertimbangan untuk menyelematkan bayi dan ibu maka pada usia kehamilan 29 minggu + 6 hari Ny. X dilakukan tindakan Sectio Caesarea Transperitonealis (SCTP) dengan tipe insisi Low Transverse.
Setelah dilakukannya tindakan Sectio Caesarea didapatkan hasil kariotipe
postpartum neonatus menunjukkan 46, XX. Konsentrasi β-hCG adalah 35.927 mIU / mL pada hari pertama setelah tindakan sectio caesarea dan menurun kembali pada minggu kedua adalah 2.774 mIU / mL. Pada mingggu keempat konsentrasi β-hCG adalah 420 mIU / mL dan turun menjadi 0 pada minggu kesepuluh. Pada minggu kesepuluh Ny.X tidak terdapat keluhan dan tidak ditemukan komplikasi. Bayi Ny.X saat ini tumbuh dengan baik. Empat bulan setelah kelahiran, berat bayi Ny. X 4,2 kg dan memiliki tinggi 53 cm.