Anda di halaman 1dari 19

PF MATA {VISUS) (PJ : JEREMY G1A016084)

No. Aspek Yang Dinilai Nilai


1. Menyapa pasien dengan Ramah 1 2 3 4
Anamnesis :
2. RPS
3. RPD
4. RPK
5. RSE
6. Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan
7. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
8. Melakukan pemeriksaan visus (RUTIN) {KETAJAMAN}
Snellen Chart (BACA INI AJA YA INI BIAR GAMPANG JELASINNYA, DI
PPT DR YULIA JUGA ADA)

9. Melakukan pemeriksaan lapang pandang (TIDAK RUTIN, HARUS


DILAKUKAN PADA PEMERIKSAAN GLAUCOMA)
10. Melakukan pemeriksaan posisi mata
11. Melakukan pemeriksaan otot penggerak bola mata (MENGIKUTI
BENDA)

+
+ - SALAH 1 GABISA IKUT ARAH

Inspeksi orbita dan daerah sekitarnya :


12. Silia (TRIKIASIS/NGGAK)
13. Palpebrae (MEMOTONG IRIS SEJAUH MANA)
14. Konjungtiva bulbi dan palpebrae (ANEMIS ATAU NGGAK)
15. Sklera
16. Kornea
17. COA
18. Iris
19. Pupil (Konsentris/nggak, nempel/nggak)
20. Reflek pupil
21. Lensa
22. Fundus Refleks  PANTULAN RETINA = MERAH CEMERLANG (BACA
PPT DR YULIA YA)
23. Corpus Vitreus
24. Melakukan pemeriksaan tonometry digital
25. Melakukan pemeriksaan funduskopi (taulah ya alatnya dan cara
ngidupinnya???? Daaaaan meriksanya depan-depan an ya guys,mata
kanan pasien nanti di periksa pake mata kanan pemeriksa yaaa,nanti
kalo mata kanan di periksa pake mata kiri jadinya NYIUM nanti)
26. Melakukan pemeriksaan sistem lakrimalis (dicek ada penyumbatan
apa engga pake NaCl fisiologis, nanti diihat dia masuk apa keluar buat
tau tekanannya)
27. Cuci tangan setelah pemeriksaan
Nilai Total
INGAT

1. Anamnesis kali ini beda ya guys ada RPS RPS dll tolong jangan sampek lupa point 1-
7 lalu point 27 lumayan nyumbang nilai!!!
2. Untuk pemeriksaan visus dan interpretasinya silahkan liat materi dr yulia mengenai
pemeriksaan visus ya guys.Btw ini borang dapet dari tutor dr wiwik ya beda sama
yang ada di materi dr yulia guys.Kalo ga punya materinya cariiii
3. Point 12-23 tolong apalin anatominya sama lecture mata dr yulia juga ya biar tau mau
ngecekmana
PEMERIKSAAN TAJAM PENGELIHATAN (PEMERIKSAAN FUNGSI MATA)

1. KARTU SNELLEN
- Mempersilahkan pasien duduk
- Dilakukan dengan / tanpa kacamata
- Diperiksa terpisah setiap mata , biasakan di mulai dari kanan
- Dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter (mata tanpa akomodasi)
- Memposisikan Kartu snellen sejajar dengan mata
- Memastikan pencahayaan ruangan baik
- Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
- Mencuci tangan
- Menutup mata kiri pasien dengan cover glass lalu meminta pasien membaca huruf
dari yang besar
- Pembacaan harus baris demi baris, pastikan pasien membaca dengan benar dan
masuk baris berikut
- Angka di samping kanan baris terakhir yang dapat di baca pasien dengan benar
(misalnya 30). Di bandingkan jarak tempat duduk pasien (6 meter) merupakan
nilai visus pasien tsb. 6/30 (orang normal dapat melihat 30 meter, sedangkan
pasien hanya 6 metet)
- Lakukan pada mata sebaliknya
2. HITUNG JARI
- Lanjutan dari kartu snellen jika pasien tidak dapat membaca huruf terbesar pada
kartu >6/60
- Mempersilahkan pasien duduk
- Memastikan pencahayaan baik
- Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
- Mencuci tangan
- Menutup mata kiri dengan cover glass
- Pemeriksa berdiri di depan pasien sambil mengacungkan jari 1 – 5 jari
- Jika dapat menjawab dengan benar, pemeriksa mundur 1 meter dan seterusnya
sampai tidak bisa jawab.
- Lakukan pada mata sebaliknya
- HASIL : jika dapat menjawab sampai jarak 3 meter maka visus 3/60. Jika 1 meter
visus 1/60
3. LAMBAIAN TANGAN
- Lanjutan dari Hitung jari
- Mempersilahkan pasien duduk
- Memastikan pencahayaan baik
- Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
- Mencuci tangan
- Menutup mata kiri dengan cover glass
- Pemeriksa berdiri di depan pasien sambil melambaikan tangan secara acak (kiri ke
kanan) (atas ke bwh)
- Jika dapat menjawab arah lambaian , pemeriksa mundur 1 meter dan seterusnya
sampai tidak bisa jwb.
- Lakukan pada mata sebaliknya
- HASIL : jika dapat menjawab sampai jarak 3 meter maka visus 3/300, jika 1
meter visus 1/300
4. PROYEKSI SINAR
- Lanjutan dari LAMBAIAN TANGAN
- Mempersilahkan pasien duduk
- Melakukan di kamar yang gelap
- Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
- Mencuci tangan
- Menutup mata kiri dengan cover glass
- Pemeriksa berdiri di depan pasien sambil melambaikan senter ( kiri ke kanan)
(atas ke bwh)
- Lakukan pada mata sebelahnya
- HASIL : jika dapat melihat cahaya maka visus 1/∞, jika tidak dapat melihat maka
visus 0 atau buta
-
PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR (daerah sekitar mata)

- Pemeriksa harus mengetahui apa yang harus di cari dan gambaran mata normal
- Memberi salam , memperkenalkan diri, mempersilahkan duduk
- Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
- Mencuci tangan
- Pemeriksan duduk di depan pasien dengan jarak jangkauan tangan
- Mempersiapkan ruang yang agak gelap dan lampu senter yang cukup terang dan
terfokus
- Memeriksa dimulai dari mata kanan
- Melakukan pemeriksaan dari luar ke dalam (konjungtiva > lensa)
- Memeriksa kelopak mata (setiap point di lakukan kanan kiri)
o Kulit
o Tanda peradangan ( hiperemia, pembengkakkan)
o Tonjolan
o Kesimetrisan
o Lebar rima palpebra (apakah sama kanan kiri)
o Daerah pupil (apakah tidak tertutup palpebra pada keadaan ptosis)
o Silia dan margo palpebra (apakah silia tumbuh ke dalam)
o Memeriksa dengan loupe , akar bulu mata (apakah ada fluktuasi
keras/tidak)
o Membandingkan tekanan kedua mata
- Memeriksa konjungtiva bulbi ( meminta pasien melihat lurus)
o Melihat warnanya
o Apakah ada corakan pembuluh darah
o Apakah ada penonjolan atau pembengkakkan
o Amati warna skleranya
o Apakah ada penipisan atau kelainan lainnya
o Setelah itu lanjutkan pada konjungtiva tarsal (pemeriksaan sama)
- Memeriksa palpebra inferior
o Meminta pasien melirik ke atas, tangan kiri menekan kulit kelopak bwh
pasien ke bwh
o Tangan kanan dengan lampu senter, amatilah warna, permukaan, tonjolan
- Memeriksa konjungtiva palpebra superior
o Meminta pasien melirik ke bwh, balikkan kelopak mata pasien, amati dan
kembalikan
- Memeriksa kornea pasien
o Kejernihannya, bentukknya , ukurannya, kecembungannya
- Memeriksa bilik mata depan
o Cahaya di arahkan dari depan maupun samping
o Amati ukurannya, kejernihannya, ada tidaknya darah, pus , dll
- Memeriksa refleks pupil
o Langsung : jatuhkan sinar di mata kanan dan amati
o Tidak langsung : jatuhkan sinar di mata kiri dan amati mata kanan
- Memeriksa Iris
o Bentuk, warna dan corak
o Apakah bentuk pupil bulat
o Kelainan bentuk iris ( koloboma, sineksia anterior / posterior
- Memeriksa lensa
o Penyinaran terfokus tajam dengan arah lebih mendekati sumbu mata
o Pupil di lebarkan bila tidak ada kontra indikasi
o Memeriksa letak dan kejernihan
o Apabila ada kekeruhan tentukan letak dan derajatnya

PEMERIKSAAN BOLA MATA

Menggunakan alat tonometer dengan nama pemeriksaan tonometri

- Palpasi
o Pemeriksaan paling mudah tanpa alat bantu
o Memberi salam , memperkenalkan diri, mempersilahkan duduk
o Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
o Mencuci tangan
o Pemeriksaa di depan pasien dalam posisi berdiri
o Meminta pasien melirik ke bawah dan palpasi kelopak mata kanan atas
o Lakukan sebaliknya
o HASIL : bila di bwh normanl disebut N-, bila di atas normal disebut N+
- Tonometri Schiotz (TS)
o Dinilai secara tidak langsung dengan teknik melihat daya tekan alat pada
kornea
o Memberi salam , memperkenalkan diri, mempersilahkan duduk
o Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
o Mempersiapkan alat dan bahan
o Mencuci tangan
o Pasien di persilahkan berbaring
o Memberikan anastesi topikal / pantokain 0,5% pada ke dua mata
o Menyiapkan alat dengan beban awal 5,5 gram
o Meminta pasien memfokuskan mata pada 1 titik di langit langit kemudian
meletakkan TS pada kornea mata kanan
o Baca angka yang di tujukan pada skala kemudian plot dalam tabel untuk
mendapatkan nilai tekanan bola mata
o Bila skala tidak terbaca ganti beban yang lebih berat yaitu 10 gram
o Lakukan sebaliknya
o Angka skala yang di tunjuk dapat dilihat nilainya dalam tabel untuk
mengetahui kesamaan tekanan dalam mmHg. Transformasi pembacaan
skala tonometer ke dalam tabel akan menunjukan tekanan bola mata dalam
mmHg.

PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG

- Menggunakan uji konfrontasi (perbandingan antara lapang pandang pasien dengan


pemeriksa
- Memberi salam , memperkenalkan diri, mempersilahkan duduk
- Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
- Mencuci tangan
- Pemeriksan dan pasien duduk berhadapan dengan jarak 1 meter
- Mata kiri pasien ditutup dengan telapak tangan
- Meminta pasien melihat hidung pemeriksa. Pemeriksa mengamati mata pasien
agar selalu terfokus
- Pemeriksa merentangkan tangan lengan kiri sampai pada jarak terjauh pemeriksa
bisa melihat pada ke empat kuadran, sambil menunjukkan jari secara acak (1-5)
- Lakukan sebaliknya
- Bila pasien dapat menjawab dengan benar maka lapangan pandang pasien normal
(dengan asumsi lapangan pandang pemeriksa normal

PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI

- Menggunakan oftalmoskop sangat mudah bila menggunakan midriatika /


sikloplegia (obat antimuskarinik, melebarkan pupil dan melumpuhkan otot
siliaris), sehingga pemeriksaan dilakukan pada pupil yang lebar
- Memberi salam , memperkenalkan diri, mempersilahkan duduk
- Menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan
- Mencuci tangan
- Pemeriksaan dilakukan di ruangan gelap atau setengah gelap
- Mengatur alat oftalmoskop agar pada posisi F
- Sesuaikan ukuran lensa pada oftalmoskop kurang lebih sesuai keadaan refraksi
pasien, misalnya pemeriksa miop 2 D (minus 2) dan pasien adalah emetrop
(normal), pakailah lensa 0
- Genggam bagiam pegangan oftalmoskop dengan jari telunjuk berada di panel
pengatur ukuran lensa, siap untuk mengatur ukuran lensa sehingga di peroleh
bayangan yang tajam
- Pemeriksaan mata kanan dengan memegang oftalmoskop dengan tangan kanan
dan melihat melalui mata kanan, demikian sebaliknya
- Meminta pasien duduk tenang. Fiksasi pandangan pada 1 titik jauh. Pada
pemeriksaan mata kanan , mintalah pasien memfiksasi pada mata kiri yg tidak
diperiksa lewat kanan pemeriksa (ke depan agak sedikit temporal) ke titik yang
jauh
- Dengan oftalmoskop pada jarak 15-30 cm di depan mata pasien lihatlah melalui
oftalmoskop. Jatuhkan sinar pada pupil penderita sehingga tampak refleks cahaya
bulat pada pupil, dengan tetap memfokuskan sinar pada pupil, bergeraklah
mendekat, sampai terlihat fundus penderita
- Memeriksa :
o Amati Apakah batas papil berbatas tegas, bulat/lonjong/ kabur
o Amati Apakah warnanya pucat / merah jambu
o Amati ekskavasi granulomatosa perlu di tentukan rasio penggaungannya
dengan lebarnya mangkok papil (C/D rasio)
o Amati apakah terlihat pembuluh darah, ikutilah ke arah proksimal
sehingga terlihat papil N. II. Perhatikan warna, bentuk dan tegas tidaknya
batas papil tsb. Kenali perbandingan diameter excavation terhadap
diameter arteri dan vena dan ikuti sedapat mungkin percabangan mereka.
Rasio arteri dan vena normal 2/3
o Amati apakah terdapat edema retina, eksudat keras merupakan eksudat
lipid di dalam lapisa pleksiform luar
o Amati apakah ada perdarahan dengan bentuk bercak( bila banyak mungkin
iskemia)
o Amati apakah ada lidah api (oklusi retina)
o Amati apakah ada subretina dan praretina (perdarahan subhialoid)
o Amati apakah ada bercak roth (perdarahan dengan di tengah berwarna
putih akibat septicemia, hipertensi, DM dan diskrasi darah
o Amati apakah retina terangkat/ ablasi
o Amati apakah ada atrofi koroid, perdarahan koroid , retinoblastoma
o Amati makula lutea terletak dengan jarak 2,5 diameter papil di bagian
temporal papil, bebas pembuluh darah dengan sedikit lebih berpigmen
dibanding daerah retina lainnya. Bagian sentral sedikit tergaung akibat
lapisan yang kurang dan memberikan refleks macula bila di sinari. Kadang
terlihat eksudat bintang macula yang merupakan deposit lipid yang
tersusun radial pada lapisan pleksiform luar daerah makula pada
hipertensi, edema papil sarah optic dan retinopati diabetes
- Lakukan pada kedua mata dan catat hasilnya
1. PEMERIKSAAN MATA SEGMEN POSTERIOR (PJ : HANNA & FITRI)

a. Anamnesis

Pertama sebelum melakukan anamensis, yang perlu ditanyakan adalah identitas


pasien secara lengkap, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, status
pernikahan, agama dan ras. Seperti prosedur pemeriksaan klinis pada umumnya,
anamnesis menggunakan Fundamental Four dan Sacred Seven.
Pertanyaan pada Foundamenal Four yaitu menggali :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Riwayat penyakit sekarang (RPS) meliputi keluhan utama dan anamensis lanjutan.
Keluhan utama adalah keluhan yang membuat pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari pertolongan. Setelah menanyakan keluhan utama
dilanjutkan dengan anamnesis untuk menanyakan 7 hal (Sacred Seven), yaitu :
a. Lokasi
b. Onset/awitan dan kronologis
c. Kuantitas keluhan
d. Faktor-faktor yang memperberat keluhan
e. Faktor-faktor yang memperingan keluhan
f. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama

2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


Menanyakan kepada pasien apakah pernah sakit serupa sebelumnya. Mencari
penyakit yang relevan dengan penyakit sekarang dan riwayat penyakit kronik.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Menanyakan untuk mencari adakah penyakit yang sekarang diderita berkaitan
dengan riwayat sakit pada keluarga, baik itu yang bersifat diturunkan maupun
ditularkan.

4. Riwayat Sosial dan Ekonomi


Menanyakan status sosial pasien seperti pendidikan, pekerjaan, pernikahan,
kebiasaan pasien, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan.

b. Pemeriksaan Fisik
Alat dan bahan:
1. Oftalmoskop
2. Papan placido
3. Senter
4. Kasa dan kapas

I. Fundus refleks :

1. Mata penderita ditetesi dulu dengan midriatikum dan dibiarkan selama 5 menit
didalam kamar gelap.
2. Pemeriksa dan penderita didalam kamar gelap di samping meja dan lampu pijar
pada jarak kurang lebih 50 cm.
3. Sinar yang datang dari lampu dipantulan oleh cermin datar atau cekung, masuk ke
pupil penderita.
4. Pemeriksa menilai kejernihan : cornea, COA, lensa dan corpus vitreum (media
-refrakta ).

Apabila media refrakta jernih, maka dari jauh saja pemeriksa dapat melihat refleksi
fundus yang berwarna merah jingga cemerlang.

II. Pemeriksaan funduskopi :

Untuk menilai kelainan dan keadaan pada fundus okuli

Alat :
1. Oftalmoskop
2. Dilator (tropicamide / midriacyl 0,5%-1%)
Persiapan klien :
1. Beri klien penjelasan tentang teknik pemeriksaa
2. Bila klien dating sendiri atau dengan mengendarai kendaraan sendiri,
informasikan bahwa obat yang diteteskan akan berdampak silau karena
pupil mata midriasis
Persiapan lingkungan :
Klien ditempatkan pada kamar yang gelap
 Penderita duduk dalam kamar gelap.
 Pemeriksa dengan Oftalmoskop berdiri disamping penderita
 Bila kita akan memeriksa fundus secara ideal maka sebaiknya pupil dilebarkan
dulu.
 Bila mata kanan penderita akan diperiksa, maka pemeriksa memegang
opthalmoscope dengan tangan kanan dan melihat fundus mata dengan mata
kanan pula, kecuali bila memeriksa pasien dalam keadaan tidur dapat
dilakukan dari atas
 Oftalmoskop didekatkan pada mata pasien dan roda fokus oftalmoskop
diputar, sehingga roda lensa menunjukkan ngka mendekati nol
 fokuskan pandangan pada retina yang nampak
 ikuti pembuluh darah yang ada ke yang lebih besar
 setelah ditemukan papil n ii  warnanya lebih kuning
 Mata pasien diminta melihat sumber cahaya oftalmoskop yang dipegang
pemeriksa, dan pemeriksa dapat melihat keadaan makula lutea pasien
 Dilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian retina
 Pemeriksa memperhatikan :
- papila N II : adakah papil oedema, papil atrofi
- pembuluh darah retina : rasio arteri vena, mikroaneurisma
- retina : perdarahan, edema
- macula lutea : edema (Kata dr. Yulia, ganyari ini gapapa, takut toxic
soalnya)
Anda mungkin perlu mengurangi intensitas pancaran cahayanya untuk membuat
pemeriksaan anda terasa lebih nyaman bagi pasien, menghindari hippus (spasme
pupil) dan memperbaiki hasil pengamatan anda.
III. Pemeriksaan Lapang Pandang.

Metode konfrontasi

1. Jarak pemeriksa dengan pasien 1 hasta (± 1 meter).


2. Pemeriksa dan penderita saling berhadapan.
3. Pertama yang diperiksa mata kanan. Meminta pasien untuk menutup mata kiri
dengan telapak tangan, pemeriksa menutup mata kanan
4. Meminta pasien untuk melihat mata pemeriksa sebagai fiksasi, pemeriksa
menggerakkan tangan, apabila pasien mulai melihat ujung jari tangan , supaya
mengatakan “ya”. Menggerakkan tangan ke arah nasal, temporal, superior, dan
inferior.

IV. Pemeriksaan tonometri :

Pemeriksaan secara kasar (metode digital)

1. Penderita diminta untuk melirik kebawah.


2. Kedua jari telunjuk kita gunakan untuk melakukan palpasi pada sklera bagian
superior dan merasakan fluktuasi secara bergantian,
3. Interpretasi Tonometri Digital
T(dig) n : seperti menekan ujung hidung

T(dig) n+ : seperti menekan lidah dibalik pipi

T(dig) n++ : seperti menekan dahi

T(dig) n- : seperti menekan hipothenar

V. Pemeriksaan keseimbangan otot

1. Penderita berhadap-hadapan dengan pemeriksa.


2. Corneal refleks : pada orang normal refleksi cahaya pada kornea sama tinggi
pada kedua mata.
3. Gerak-gerak bola mata menuju ke temporal, nasal, kiri atas, kiri bawah, kanan
atas dan kanan bawah menunjukkan aksi dari N. III, N.IV dan N. VI.
VI. Pemeriksaan plasidoskopi.

 papan dengan gambaran lingkaran konsentrik putih hitam


 pasien melihat lurus ke depan
 senter dari kanan belakang pasien
 pemeriksa mengintip dari lubang ditengah keratoskop plasido ditambah lensa s
+10 d
 nilai bayangan lingkaran konsentris di kornea pasien
o Bila bayangan pada mata terlihat konsentrik, berarti tidak ada klainan
kecembungan kornea, bila garis konsentrik terlihat padat di tengah berati
kornea menonjol atau yang disebut keratokonus
o Bila garis lingkaran lonjong berati terdapat astigmat pada kornea
o Bila garis tidak beraturan atau lingkaran tidak konsentris berarti terdapat
astigmt ireguler
o Bila garis kurang tegas, dapat disebabkan kornea tidak jernih atau karena
adanya edema kornea

VII. Pemeriksaan sensibilitas kornea ( N.V )

1. Untuk pemeriksaan fungsi saraf trigeminus yang memberikan sensibilitas kornea


2. Penderita dan pemeriksa saling berhadapan
3. Penderita diminta untuk melihat jauh
4. Pemeriksa memegang kapas basah yang dipilih ujungnya dan menyentuh kornea
(yang jernih).

5. Perhatikan apakah penderita mengedipkan mata atau mengeluarkan air mata.


6. Diusahakan datang/mendkatnya kapas tidak disadari pasien
7. Bila demikian berarti sensibilitas kornea baik.

VIII. pemeriksan penonjolan mata


Alat : penggaris

Nilai penonjolan mata normal 12-20 mm, dengan beda antara kedua mata tidak
melebihi 2 mm menyatakan jarak anterior kornea dengan tepi lateral orbita
ASPEK YANG DINILAI :

1. Sapa
2. Persetujuan
3. Anamnesis
- cuci tangan juga ya, tp gausah pake handscoen
4. Pemeriksaan fundus reflex
- matiin lampu jangan lupa
- tetesin midriatikum, bilang ke pasien bikin kabur pandangan sampe +/- 4
jam & silau
- pake oftalmoskop, jangan lupa di geser dulu yang bulet2nya kalo dia mines
(merah), plus (hitam)
- dilihat ke bola mata dari jarak 30 cm
- yang diliat cuma ada warna orange dimatanya/ engga. Normalnya iya, kalo
abu2 atau kaya butek gt katarak
5. Pemerikaan funduskopi
- funduskopi itu lanjutan fundus refleks, nanti lama2 semakin dideketin
oftalmoskopnya. Mata kanan pasien sm mata kanan pemeriksa, sebaliknya
juga gitu
- diputer dulu oftalnya sesuai mines/ plus nya
- dilihat dekat ke retinanya, ikuti pembuluh darah yang kelihatan
Pemeriksa memperhatikan :

- papila N II : adakah papil oedema, papil atrofi


- pembuluh darah retina : rasio arteri vena, mikroaneurisma
- retina : perdarahan, edema
- macula lutea : edema

6. Pemerikaan tekanan intra okuler dengan palpasi


- nyalain lampunya
- suruh pasien melirik ke bawah
- taro jari tengah pemeriksa buat fiksasi di kepala pasien
- jari telunjuk buat palpasi pelan2 tapi ganti2an jari kanan kiri
Interpretasi Tonometri Digital

T(dig) n : seperti menekan ujung hidung

T(dig) n+ : seperti menekan lidah dibalik pipi

T(dig) n++ : seperti menekan dahi

T(dig) n- : seperti menekan hipothenar

7. Pemeriksaan lapang pandang dengan konfrontasi


- pasien sm pemeriksa hadap2an, kalo yang diperiksa mata kanan pasien
berarti yang dipake periksa mata kiri pemeriksa
- mata pasien yang gadiperiksa ditutup pake tangan
- diperiksa pake jari yang lama2 menjauh ke lateral trs kl udah pasien
gangeliat disuruh bilang
8. Pemeriksaan sensibilitas kornea
 Pemeriksaan fungsi saraf trigeminus dengan memberikan sensibilitas
kornea dengan kapas basah yang dipilih ujungnya dan menyentuh kornea
 Perhatikan apakah penderita mengedipkan mata atau mengeluarkan air
mata.
 Bila demikian berarti sensibilitas kornea baik.

9. Pemeriksaan papan plasido

 Kita mengintip dari lubang ditengah keratoskop plasido


 Melihat lingkaran konsentris di kornea pasien
 Memantulkan cahaya dari senter
 Menilai kekonsentrisan :
 Bila bayangan pada mata terlihat konsentrik, berarti tidak ada
klainan kecembungan kornea, bila garis konsentrik terlihat padat di
tengah berati kornea menonjol atau yang disebut keratokonus
 Bila garis lingkaran lonjong berati terdapat astigmat pada kornea
 Bila garis tidak beraturan atau lingkaran tidak konsentris berarti
terdapat astigmt ireguler
 Bila garis kurang tegas, dapat disebabkan kornea tidak jernih atau
karena adanya edema kornea

10. Pemeriksaan penonjolan bola mata

 Penonjolan mata normal 12-20 mm


 Beda antara kedua mata tidak melebihi 2 mm
 Cara mengukur dari samping lateral mata pasien
 Diukur pakai penggaris biasa

CRITICAL POINT :

- PAKAI CATATAN INI DULU YA, BORANGNYA BELUM ADA


- KATA DOKTER YULIA, CARI VASKULER AJA DAN JANGAN DAPET MACULA LUTEA
DULU, SOALNYA TOXIC

Anda mungkin juga menyukai