Saat barang datang terlebih dahulu dilakukan cek secara fisik terhadap
barang yang datang berupa pemeriksaan terhadap kemasan barang yang rusak
atau tidak. Kemudian dilakukan cek administratif yang berupa daftar checklist
kesesuaian Surat Pesanan (SP) dengan surat jalan yang memuat informasi
mengenai tujuan, nomor SP, identitas barang (nomor bets dan tanggal
kadaluarsa) dan jumlah barang, Certificate of Analysis (CoA), Material Safety Data
Sheet (MSDS), kehalalan bahan serta label B3 untuk bahan Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3). Pengecekan dilakukan dengan teliti sesuai dengan checklist
dalam SOP (Standar Operating Procedure). Setelah lengkap terhadap checklist
kemudian gudang membuat memo kepada pihak QC (Quality Control) untuk
selanjutnya diuji dan barang yang datang diberi label karantina (warna kuning)
dan disimpan digudang karantina. Bila hasil pemeriksaan barang datang
dinyatakan tidak lengkap maka dilakukan komunikasi dengan bagian pengadaan
untuk meminta kekurangan dokumen untuk di kirimkan. Pengiriman dokumen
pelengkap ini dapat dikirimkan via email terlebih dahulu dan hard copy dapat
menyusul. Kelengkapan dokumen dapat disusulkan dalam kasus terdapat
kekurangan dokumen bersifat minor. Akan tetapi bila barang datang dokumennya
banyak tidak lengkap, barang tidak akan diturunkan untuk masuk ke dalam area
karantina.
Bahan baku/bahan kemas yang telah diterima di area karantina maka pihak
QC melakukan pengujian dan hasil pemeriksaan berupa Laporan Analisa (LA),
apabila barang memenuhi spesifikasi maka akan diberi label hijau lalu disimpan di
ruang penyimpanan bahan baku atau bahan kemas. Bagian gudang selanjutnya
akan mengirimkan Bon Penerimaan Barang (BPB) ke Bagian PPIC (Production
Planning and Inventory Control). Jika tidak memenuhi spesifikasi maka gudang
akan memberi label merah yang berarti bahan yang datang ditolak dan disimpan
pada gudang bahan yang ditolak untuk selanjutnya dikembalikan ke supplier.
Barang yang menjadi stok disimpan tidak bersentuhan langsung dengan lantai
melainkan menggunakan Pallet dan disusun secara teratur. Gudang menerapkan
sistem kartu stok untuk mengontrol proses penerimaan dan pengeluaran barang.
Pengelolaan persediaan gudang di industri farmasi melalui sistem First In First
Out (FIFO) untuk bahan kemas sedangkan untuk bahan baku menggunakan
sistem First Expired First Out (FEFO) maupun FIFO. Pihak gudang melakukan
pemeriksaan berkala terhadap kondisi ruangan yang dilakukan 2 kali sehari (pagi
dan sore). Suhu ruang penyimpanan yang terdapat pada gudang dibedakan
berdasarkan kondisi penyimpanan bahan baku dan kemas :
1. Ruang suhu terkendali meliputi gudang bahan baku (dibawah 30o C) dan
gudang produk jadi (15-20o C)
2. Ruang suhu kamar pada bahan kemas primer/sekunder, produk jadi
3. Ruangan cold storage untuk bahan vaksin/produk vaksin
Pengesahan
Pembimbing 1 Pembimbing 2 Mahasiswa