Anda di halaman 1dari 19

DAK Fisik T.A.

2020
Bidang Air Minum

1. ARAH KEBIJAKAN
a. Reguler
Mewujudkan pemenuhan 100% akses layanan air minum yang layak, aman, dan
berkelanjutan sesuai target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Goal 6.1.1 dan untuk mewujudkan pemenuhan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) serta untuk mendukung program prioritas
nasional, dengan komitmen dan upaya pemerintah daerah.

Pembangunan air minum dilakukan dengan berdasarkan pada lokasi prioritas dan
rencana yang tertuang dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL).

b. Afirmasi
Mewujudkan pemenuhan 100% akses layanan air minum yang layak, aman dan
berkelanjutan sesuai target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Goal 6.1.1 dan untuk mewujudkan pemenuhan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) serta untuk percepatan pembangunan air minum
di daerah tertinggal, kawasan perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, transmigrasi, serta
kabupaten/kota di Papua dan Papua Barat, dengan komitmen dan upaya pemerintah
daerah.

Pembangunan air minum dilakukan dengan berdasarkan pada rencana yang tertuang
dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) dan/atau Rencana
Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL).

c. Penugasan
Mewujudkan pemenuhan 100% akses layanan air minum yang layak, aman, dan
berkelanjutan sesuai target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Goal 6.1.1 dan untuk mewujudkan pemenuhan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) serta untuk percepatan pembangunan air minum
di kabupaten/kota prioritas pengembangan wilayah dalam RPJMN 2020-2024,
kabupaten/kota yang termasuk dalam layanan SPAM Regional dan Proyek Strategis
Nasional (PSN), lokasi prioritas penanganan stunting, dan kabupaten yang telah
melaksanakan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas),

1
dan desa baru Pamsimas yang masuk dalam longlist IMAS tahap II, dengan komitmen
dan upaya pemerintah daerah.

Pembangunan air minum dilakukan dengan berdasarkan pada rencana yang tertuang
dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) dan/atau Rencana
Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL).

2. RUANG LINGKUP / MENU KEGIATAN


a. Reguler
1) SPAM Jaringan Perpipaan :
1. Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum
melalui Pembangunan SPAM JP, dengan Modul:
a. Pembangunan IPA
b. Pembangunan Broncaptering
c. Pembangunan Sumur
2. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari
sarana dan prasarana SPAM terbangun.
3. Perluasan SPAM perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) terbangun.

2) SPAM Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi Individual/Komunal :


Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum melalui
pembangunan SPAM BJP Terlindungi, dengan pilihan modul:
1. Sumur dangkal terlindungi
2. Sumur pompa
3. Bak penampungan air hujan
4. Bangunan penangkap mata air terlindungi

b. Afirmasi
a. SPAM Jaringan Perpipaan :
1. Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum
melalui Pembangunan SPAM JP, dengan Modul:
a. Pembangunan IPA
b. Pembangunan Broncaptering
c. Pembangunan Sumur
2. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari
sarana dan prasarana SPAM terbangun.

2
3. Perluasan SPAM perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) terbangun.

b. SPAM Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi Individual/Komunal :


Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum melalui
pembangunan SPAM BJP Terlindungi, dengan pilihan modul:
1. Sumur dangkal terlindungi
2. Sumur pompa
3. Bak penampungan air hujan
4. Bangunan penangkap mata air terlindungi

c. Penugasan
1) SPAM Jaringan Perpipaan :
1. Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum
melalui Pembangunan SPAM JP, dengan Modul:
b. Pembangunan IPA
c. Pembangunan Broncaptering
d. Pembangunan Sumur
2. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari
sarana dan prasarana SPAM terbangun.
3. Perluasan SPAM perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) terbangun.

Catatan :
1. Khusus untuk desa yang sudah melaksanakan Program PAMSIMAS hanya
dapat memilih menu Peningkatan SPAM dan/atau menu Perluasan SPAM
2. Khusus untuk desa baru Program Pamsimas hanya dapat memilih menu
Pembangunan baru

2) SPAM Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi Individual/Komunal untuk


Penanganan Stunting :
Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum melalui
pembangunan SPAM BJP Terlindungi, dengan pilihan modul:
1. Sumur dangkal terlindungi
2. Sumur pompa
3. Bak penampungan air hujan
4. Bangunan penangkap mata air terlindungi

3
3. RINCIAN MENU KEGIATAN

No. Menu Kegiatan Rincian Menu Kegiatan Satuan


Reguler
SPAM Jaringan Perpipaan
1. Pembangunan baru bagi daerah yang a. Pembangunan IPA SR
belum memiliki layanan air minum b. Pembangunan Broncaptering
melalui Pembangunan SPAM JP c. Pembangunan Sumur
2. Peningkatan SPAM melalui Peningkatan SPAM melalui SR
penambahan kapasitas dan/atau penambahan kapasitas dan/atau
volume dari sarana dan prasarana volume dari sarana dan
SPAM terbangun prasarana SPAM terbangun
3. Perluasan SPAM perpipaan melalui Pengembangan jaringan SR
pemanfaatan idle capacity Sistem perpipaan
Penyediaan Air Minum (SPAM)
terbangun
SPAM Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi
1. Pembangunan baru bagi daerah yang a. Sumur dangkal terlindungi
belum memiliki layanan air minum b. Sumur pompa
melalui pembangunan SPAM BJP c. Bak penampungan air hujan
Terlindungi Individual/Komunal d. Bangunan penangkap mata
air terlindungi
Afirmasi
SPAM Jaringan Perpipaan
1. Pembangunan baru bagi daerah yang a. Pembangunan IPA SR
belum memiliki layanan air minum b. Pembangunan Broncaptering
melalui Pembangunan SPAM JP c. Pembangunan Sumur
2. Peningkatan SPAM melalui Peningkatan SPAM melalui SR
penambahan kapasitas dan/atau penambahan kapasitas dan/atau
volume dari sarana dan prasarana volume dari sarana dan
SPAM terbangun prasarana SPAM terbangun
3. Perluasan SPAM perpipaan melalui Pengembangan jaringan SR
pemanfaatan idle capacity Sistem perpipaan
Penyediaan Air Minum (SPAM)
terbangun
SPAM Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi Komunal

4
No. Menu Kegiatan Rincian Menu Kegiatan Satuan
1. Pembangunan baru bagi daerah yang a. Sumur dangkal terlindungi
belum memiliki layanan air minum b. Sumur pompa
melalui pembangunan SPAM BJP c. Bak penampungan air hujan
Terlindungi Individual/Komunal d. Bangunan penangkap mata
air terlindungi

Penugasan
SPAM Jaringan Perpipaan
1. Pembangunan baru bagi daerah yang a. Pembangunan IPA SR
belum memiliki layanan air minum b. Pembangunan Broncaptering
melalui Pembangunan SPAM JP c. Pembangunan Sumur

(Untuk desa baru Program


Pamsimas hanya bisa masuk
menu ini)
2. Peningkatan SPAM melalui Peningkatan SPAM melalui SR
penambahan kapasitas dan/atau penambahan kapasitas dan/atau
volume dari sarana dan prasarana volume dari sarana
SPAM terbangun
(Untuk lokasi pamsimas yang
memilih menu ini, hanya
diperbolehkan untuk desa pasca
pamsimas kategori hijau)
3. Perluasan SPAM perpipaan melalui Perluasan SPAM perpipaan SR
pemanfaatan idle capacity Sistem melalui pemanfaatan idle
Penyediaan Air Minum (SPAM) capacity Sistem Penyediaan Air
terbangun Minum (SPAM) terbangun

(Untuk lokasi pamsimas yang


memilih menu ini, hanya
diperbolehkan untuk desa pasca
pamsimas kategori hijau)
SPAM Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi Komunal untuk Penanganan Stunting
1. Pembangunan baru bagi daerah yang a. Sumur dangkal terlindungi
belum memiliki layanan air minum b. Sumur pompa

5
No. Menu Kegiatan Rincian Menu Kegiatan Satuan
melalui pembangunan SPAM BJP c. Bak penampungan air hujan
Terlindungi Individual/Komunal d. Bangunan penangkap mata
air terlindungi

4. LOKASI PRIORITAS
a. Reguler
1) Diprioritaskan bagi kabupaten/kota dengan akses lebih rendah dari akses air minum
nasional;
2) Sudah atau sedang menyusun dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD-AMPL);
3) Kegiatan pembangunan infrastruktur SPAM dilakukan di luar lokasi
(desa/kelurahan/kecamatan) DAK Afirmasi dan DAK Penugasan.

b. Afirmasi
1) Lokasi memenuhi salah satu kriteria lokasi prioritas DAK Afirmasi, yaitu :
(a) 122 Daerah Tertinggal sesuai Perpres No. 131 Tahun 2015 tentang Penetapan
Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019;
(b) 187 Kecamatan Lokpri berdasarkan Perka BNPP No 1 Tahun 2015 dan 18
PKSN yang merupakan PKSN sekitar 7 PLBN sesuai Inpres No 6/2015 dan 11
PLBN sesuai Inpres 1/2019 di 43 Kab/Kota Perbatasan Negara;
(c) 40 dari 111 Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) sesuai Kepres No 6 Tahun 2017
tentang Penetapan PKT, yang berpenduduk secara permanen dan memiliki
struktur pemerintahan, serta berlokasi di 27 kabupaten yang berada di luar
Pulau Jawa-Bali;
(d) 63 dari 144 Kawasan Transmigrasi target RPJMN 2015-2019 di 60
kabupaten/kota sesuai dengan Keputusan Menteri Desa PDTT No. 9 Tahun
2016, Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 91 Tahun 2016, Keputusan
Menteri Desa PDTT Nomor 118 Tahun 2017, Keputusan Menteri Desa PDTT
Nomor 104 Tahun 2017, Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 71 tahun 2018,
Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 106 Tahun 2018, dan Keputusan
Menteri Desa PDTT Nomor 115 Tahun 2018;
(e) Seluruh Kab di Provinsi Papua dan Papua Barat dalam rangka mendukung
Percepatan Pembangunan Wilayah Papua sesuai Instruksi Presiden No

6
9/2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua
dan Papua Barat.
2) Sudah atau sedang menyusun dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD-AMPL);
3) Kegiatan pembangunan infrastruktur SPAM dilakukan di luar lokasi
(desa/kelurahan/kecamatan) DAK Reguler dan DAK Penugasan.

c. Penugasan
1) Lokasi memenuhi salah satu kriteria lokasi (i) kabupaten/kota prioritas
pengembangan wilayah dalam RPJMN 2020-2024; (ii) kabupaten/kota yang
termasuk dalam layanan SPAM / SPAM Regional Prioritas Nasional dan Proyek
Strategis Nasional (PSN), (iii) lokasi prioritas penanganan stunting; dan (iv) desa
berkinerja hijau di kabupaten yang telah melaksanakan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) pada tahun 2008-2018; dan desa baru
Pamsimas tahun 2019 yang masuk dalam longlist IMAS tahap II.
2) Sudah atau sedang menyusun dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD-AMPL);
3) Kegiatan pembangunan infrastruktur SPAM dilakukan di luar lokasi
(desa/kelurahan/kecamatan) DAK Reguler dan DAK Afirmasi.

Lokasi prioritas tersebut adalah:


a. 10 Kawasan Metropolitan dan Metropolitan Baru sesuai kabupaten/kota prioritas
dalam RPJMN 2020-2024;
b. 38 Kabupaten/kota yang termasuk dalam layanan SPAM Regional yang telah
beroperasi;
c. 2 kota yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN);
d. 1.600 desa di 160 kabupaten/kota prioritas penanganan stunting;
e. 533 desa baru Pamsimas tahun 2019 yang masuk dalam longlist IMAS tahap II.
f. 16.824 desa pelaksana PAMSIMAS tahun 2008-2019 yang termasuk desa
berkinerja hijau dan berada di kabupaten pelaksana PAMSIMAS 2008-2018 yang
siap dinyatakan melaksanakan perluasan/pengembangan SPAM yang telah
dibangun.

7
5. USULAN PROYEK PRIORITAS

NO PN PP KP Pro PN Satuan Lokasi Instansi Pelaksana


Reguler
SR 1. Diprioritaskan bagi kabupaten/kota dengan akses lebih rendah dari akses air
PN 2: Pro PN 2: minum nasional;
KP 2: Penyediaan
Infrastruktur PP 1: Perluasan Pembangunan 2. Sudah atau sedang menyusun dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan OPD Kab/Kota
Akses Air Minum
dan Infrastruktur 10 Juta Air Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan yang menangani
dan Sanitasi yang
Pemerataan Dasar Sambungan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL); DAK Bidang Air
Layak dan Aman
Wilayah Rumah 3. Kegiatan pembangunan infrastruktur SPAM dilakukan di luar lokasi Minum
(desa/kelurahan/kecamatan) DAK Afirmasi dan DAK Penugasan.
Afirmasi
SR 1. Lokasi memenuhi salah satu kriteria lokasi prioritas DAK Afirmasi yaitu:
• 122 Daerah Tertinggal sesuai Perpres No. 131 Tahun 2015 tentang
Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019;
• 187 Kecamatan Lokpri berdasarkan Perka BNPP No 1 Tahun 2015 dan 18
PKSN yang merupakan PKSN sekitar 7 PLBN sesuai Inpres No 6/2015
dan 11 PLBN sesuai Inpres 1/2019 di 43 Kab/Kota Perbatasan Negara;
• 40 dari 111 Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) sesuai Kepres No 6 Tahun
2017 tentang Penetapan PKT, yang berpenduduk secara permanen dan
memiliki struktur pemerintahan, serta berlokasi di 27 kabupaten yang
PP 1: Perluasan berada di luar Pulau Jawa-Bali;
Infrastruktur • 63 dari 144 Kawasan Transmigrasi target RPJMN 2015-2019 di 60
Dasar kabupaten/kota sesuai dengan Keputusan Menteri Desa PDTT No. 9
PN 2: Pro PN 2:
PP 2: KP 2: Penyediaan Tahun 2016, Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 91 Tahun 2016, OPD Kab/Kota
Infrastruktur Pembangunan
Penguatan Akses Air Minum Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 118 Tahun 2017, Keputusan yang menangani
dan 10 Juta
Infrastruktur dan Sanitasi yang Menteri Desa PDTT Nomor 104 Tahun 2017, Keputusan Menteri Desa DAK Bidang Air
Pemerataan Sambungan
Kawasan Layak dan Aman PDTT Nomor 71 tahun 2018, Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 106 Minum
Wilayah Rumah
Tertinggal dan Tahun 2018, dan Keputusan Menteri Desa PDTT Nomor 115 Tahun 2018;
Ketahanan • Seluruh Kab di Provinsi Papua dan Papua Barat dalam rangka
Bencana mendukung Percepatan Pembangunan Wilayah Papua sesuai Instruksi
Presiden No 9/2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di
Provinsi Papua dan Papua Barat.
2. Sudah atau sedang menyusun dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL);
3. Kegiatan pembangunan infrastruktur SPAM dilakukan di luar lokasi
(desa/kelurahan/kecamatan) DAK Reguler dan DAK Penugasan.

Dengan total jumlah daerah yang ditargetkan menerima DAK Fisik Afirmasi TA

8
NO PN PP KP Pro PN Satuan Lokasi Instansi Pelaksana
2020 sebanyak 213 Kabupaten/Kota/Provinsi di 2.712 Kecamatan (akan
diperbaharui dengan penambahan jumlah kawasan transmigrasi dari
Kementerian Desa PDTT). Penentuan 2.712 kecamatan afirmasi di 213
Kabupaten/ Kota akan di-tagging dalam Sistem Aplikasi KRISNA.
Penugasan
SR 1) Lokasi memenuhi salah satu kriteria lokasi (i) kabupaten/kota prioritas
pengembangan wilayah dalam RPJMN 2020-2024; (ii) kabupaten/kota yang
termasuk dalam layanan SPAM / SPAM Regional Prioritas Nasional dan
Proyek Strategis Nasional (PSN), (iii) lokasi prioritas penanganan stunting;
dan (iv) desa berkinerja hijau di kabupaten yang telah melaksanakan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) pada
tahun 2008-2018; dan desa baru Pamsimas yang masuk dalam longlist
IMAS tahap II.
1. Sudah atau sedang menyusun dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL);
PN 2: Pro PN 2:
KP 2: Penyediaan 2. Kegiatan pembangunan infrastruktur SPAM dilakukan di luar lokasi OPD Kab/Kota
Infrastruktur PP 1: Perluasan Pembangunan
Akses Air Minum (desa/kelurahan/kecamatan) DAK Reguler dan DAK Afirmasi. yang menangani
dan Infrastruktur 10 Juta
dan Sanitasi yang DAK Bidang Air
Pemerataan Dasar Sambungan
Layak dan Aman Lokasi prioritas tersebut adalah: Minum
Wilayah Rumah
a. Kawasan Metropolitan dan Metropolitan Baru sesuai kabupaten/kota
prioritas dalam RPJMN 2020-2024;
b. 1.600 desa di 160 kabupaten/kota prioritas penanganan stunting;
c. 2 kota yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN);
d. 38 Kabupaten/kota yang termasuk dalam layanan SPAM Regional yang
telah beroperasi;
e. 533 desa baru Pamsimas yang masuk dalam longlist IMAS tahap II.
f. 16.824 desa pelaksana PAMSIMAS tahun 2008-2019 yang termasuk desa
berkinerja hijau dan berada di kabupaten pelaksana PAMSIMAS 2008-2018
yang siap dinyatakan melaksanakan perluasan/pengembangan SPAM yang
telah dibangun.
Keterangan : Detail lokasi tersaji di dalam excel terpisah

9
6. KRITERIA TEKNIS / PENILAIAN
a. Reguler
Kriteria Umum:
1. Mencantumkan surat pernyataan dari pemerintah daerah terkait readiness criteria
dari calon lokasi kegiatan serta pernyataan bahwa kegiatan yang diusulkan tidak
mendapat dukungan pendanaan dari program lain (hibah air minum perkotaan, hibah
air minum perdesaan, dana desa, dsb). Usulan diketahui oleh Kepala Bappeda
Provinsi dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi terkait.
2. Kesiapan daerah dilihat dari kepemilikan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD AMPL) dan usulan kegiatan tersebut tercantum dalam RISPAM
dan/atau RAD AMPL.

Kriteria Teknis:
Kriteria Teknis SPAM Jaringan Perpipaan :
1) Perluasan SPAM perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) terbangun:
a) Mencantumkan sisa kapasitas SPAM / idle capacity SPAM yang akan
dimanfatkan (l/detik)
b) Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR)
c) Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa) (1 SR = 4-5 jiwa)
d) Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e) Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
f) Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)
g) Ketersediaan lahan
h) Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM (untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM) (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
i) Mencantumkan sisa kapasitas SPAM/ idle capacity SPAM yang akan
dimanfaatkan (l/detik)
2) Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum
a) Mencantumkan usulan kapasitas pembangunan SPAM (l/detik)
b) Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa)
c) Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR) untuk SPAM JP atau KK
terlayani untuk SPAM BJP
d) Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e) Ketersediaan lahan

10
f) Ketersediaan izin pengambilan/pemakaian sumber air baku (cantumkan tahun
izin dan volume yang diizinkan)
g) Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)
h) Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
i) Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
j) Kegiatan sudah tercantum dalam Rencana Kerja Masyarakat-RKM (untuk
kegiatan pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat) (cantumkan tahun
penyusunan RKM desa yang diacu)
k) Jarak unit SPAM ke sumber pencemaran dan cubluk/tangki septik melebihi 10
meter untuk SPAM BJP
l) Jarak broncaptering atau penampung air hujan ke sumber mata air minimal
harus berjarak minimal 10 meter
3) Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana
dan prasarana SPAM terbangun
a) Mencantumkan usulan kapasitas pembangunan SPAM (l/detik)
b) Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR)
c) Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa)
d) Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e) Ketersediaan lahan
f) Ketersediaan izin pengambilan/ pemakaian sumber air baku (cantumkan tahun
izin dan volume yang diizinkan)
g) Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
h) Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)
i) Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM (untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM) (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
j) Kegiatan sudah tercantum dalam Rencana Kerja Masyarakat-RKM (untuk
kegiatan pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat) (cantumkan tahun
penyusunan RKM desa yang diacu)

Kriteria Teknis SPAM Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi :


1. Pembangunan sumur dangkal terlindungi dan sumur pompa wajib memperhatikan
ketentuan teknis tentang kedalaman muka air;
2. Jarak unit sumur dangkal terlindungi, sumur pompa, dan bangungan penangkap
mata air terlindungi ke sumber pencemaran dan cubluk/tangki septik memenuhi

11
jarak aman ke sumber pencemaran (minimal lebih dari 10 meter);
3. Bak penampungan air hujan harus dilengkapi dengan saringan dan penutup
sebagai pengaman dari kotoran;
4. Bangunan penangkap mata air terlindungi harus melindungi mata air dari sumber
pencemaran;
5. Jarak broncaptering atau penampung air hujan ke sumber mata air minimal harus
berjarak minimal 10 meter;

b. Afirmasi
Kriteria Umum:
1. Mencantumkan surat pernyataan dari pemerintah daerah terkait readiness criteria
dari calon lokasi kegiatan serta pernyataan bahwa kegiatan yang diusulkan tidak
mendapat dukungan pendanaan dari program lain (hibah air minum perkotaan, hibah
air minum perdesaan, dana desa, dsb). Usulan diketahui oleh Kepala Bappeda
Provinsi dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi terkait.
2. Kesiapan daerah dilihat dari kepemilikan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD AMPL) dan usulan kegiatan tersebut tercantum dalam RISPAM
dan/atau RAD AMPL.

Kriteria Teknis SPAM Jaringan Perpipaan:


1. Perluasan SPAM perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) terbangun:
a) Mencantumkan sisa kapasitas SPAM / idle capacity SPAM yang akan
dimanfatkan (l/detik)
b) Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR)
c) Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa) (1 SR = 4-5 jiwa)
d) Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e) Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
f) Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)
g) Ketersediaan lahan
h) Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM (untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM) (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
i) Mencantumkan sisa kapasitas SPAM/ idle capacity SPAM yang akan
dimanfaatkan (l/detik)
2. Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum

12
a) Mencantumkan usulan kapasitas pembangunan SPAM (l/detik)
b) Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa)
c) Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR) untuk SPAM JP atau KK
terlayani untuk SPAM BJP
d) Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e) Ketersediaan lahan
f) Ketersediaan izin pengambilan/pemakaian sumber air baku (cantumkan tahun
izin dan volume yang diizinkan)
g) Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)
h) Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
i) Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
j) Kegiatan sudah tercantum dalam Rencana Kerja Masyarakat-RKM (untuk
kegiatan pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat) (cantumkan tahun
penyusunan RKM desa yang diacu)
k) Jarak unit SPAM ke sumber pencemaran dan cubluk/tangki septik melebihi 10
meter untuk SPAM BJP
l) Jarak broncaptering atau penampung air hujan ke sumber mata air minimal
harus berjarak minimal 10 meter
3. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan
prasarana SPAM terbangun
a) Mencantumkan usulan kapasitas pembangunan SPAM (l/detik)
b) Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR)
c) Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa)
d) Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e) Ketersediaan lahan
f) Ketersediaan izin pengambilan/ pemakaian sumber air baku (cantumkan tahun
izin dan volume yang diizinkan)
g) Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
h) Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)
i) Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM (untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM) (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
j) Kegiatan sudah tercantum dalam Rencana Kerja Masyarakat-RKM (untuk
kegiatan pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat) (cantumkan tahun
penyusunan RKM desa yang diacu)

13
Kriteria Teknis SPAM Bukan Jaringan Perpipaan Terlindungi :
1. Pembangunan sumur dangkal terlindungi dan sumur pompa wajib memperhatikan
ketentuan teknis tentang kedalaman muka air;
2. Jarak unit sumur dangkal terlindungi, sumur pompa, dan bangungan penangkap
mata air terlindungi ke sumber pencemaran dan cubluk/tangki septik memenuhi
jarak aman ke sumber pencemaran (minimal lebih dari 10 meter);
3. Bak penampungan air hujan harus dilengkapi dengan saringan dan penutup
sebagai pengaman dari kotoran;
4. Bangunan penangkap mata air terlindungi harus melindungi mata air dari sumber
pencemaran;
5. Jarak broncaptering atau penampung air hujan ke sumber mata air minimal harus
berjarak minimal 10 meter;

c. Penugasan
Kriteria Umum:
1. Mencantumkan surat pernyataan dari pemerintah daerah terkait readiness criteria
dari calon lokasi kegiatan serta pernyataan bahwa kegiatan yang diusulkan tidak
mendapat dukungan pendanaan dari program lain (hibah air minum perkotaan, hibah
air minum perdesaan, dana desa, dsb). Usulan diketahui oleh Kepala Bappeda
Provinsi dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi terkait.
2. Kesiapan daerah dilihat dari kepemilikan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM) dan/atau Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD AMPL) dan usulan kegiatan tersebut tercantum dalam RISPAM
dan/atau RAD AMPL.

Kriteria Teknis:
1. Perluasan SPAM perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) terbangun:
a) Mencantumkan sisa kapasitas SPAM / idle capacity SPAM yang akan
dimanfatkan (l/detik)
b) Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR)
c) Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa) (1 SR = 4-5 jiwa)
d) Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e) Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
f) Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)
g) Ketersediaan lahan

14
h) Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM (untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM) (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
i) Mencantumkan sisa kapasitas SPAM/ idle capacity SPAM yang akan
dimanfaatkan (l/detik)
2. Pembangunan baru bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum
a) Mencantumkan usulan kapasitas pembangunan SPAM (l/detik)
b) Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa)
c) Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR) untuk SPAM JP atau KK
terlayani untuk SPAM BJP
d) Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e) Ketersediaan lahan
f) Ketersediaan izin pengambilan/pemakaian sumber air baku (cantumkan tahun
izin dan volume yang diizinkan)
g) Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)
h) Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
i) Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
j) Kegiatan sudah tercantum dalam Rencana Kerja Masyarakat-RKM (untuk
kegiatan pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat) (cantumkan tahun
penyusunan RKM desa yang diacu)
k) Jarak unit SPAM ke sumber pencemaran dan cubluk/tangki septik melebihi 10
meter untuk SPAM BJP
l) Jarak broncaptering atau penampung air hujan ke sumber mata air minimal
harus berjarak minimal 10 meter
3. Peningkatan SPAM melalui penambahan kapasitas dan/atau volume dari sarana dan
prasarana SPAM terbangun
a. Mencantumkan usulan kapasitas pembangunan SPAM (l/detik)
b. Mencantumkan target sambungan rumah (unit SR)
c. Mencantumkan target jiwa terlayani (jiwa)
d. Memiliki kelembagaan pengelola SPAM (PDAM/BLUD/UPTD/Pokmas)
e. Ketersediaan lahan
f. Ketersediaan izin pengambilan/ pemakaian sumber air baku (cantumkan tahun
izin dan volume yang diizinkan)
g. Ketersediaan FS (cantumkan tahun pembuatan FS)
h. Ketersediaan DED (cantumkan tahun pembuatan DED)

15
i. Kegiatan sudah tercantum dalam business plan PDAM (untuk pembangunan
SPAM JP yang berada pada wilayah pelayanan PDAM) (cantumkan tahun
business plan yang diacu)
j. Kegiatan sudah tercantum dalam Rencana Kerja Masyarakat-RKM (untuk
kegiatan pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat) (cantumkan tahun
penyusunan RKM desa yang diacu)

7. KELEMBAGAAN
a. Reguler
1. Sosialisasi perencanaan kebijakan DAK N+1 dilaksanakan oleh Deputi
Pengembangan Regional, Bappenas, Ditjen Perimbangan Keuangan, Kementerian
Keuangan, Ditjen Bina Bangda, Kementerian Dalam Negeri dan K/L Teknis
Pengampu DAK.
2. Pembina DAK Bidang Air Minum di Tingkat Pusat
• Pembina Perencanaan oleh Deputi Pengembangan Regional, Bappenas dan
Ditjen Bina Bangda, Kementerian Dalam Negeri;
• Pembina Administrasi Keuangan oleh Ditjen Perimbangan Keuangan,
Kementerian Keuangan, dan Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam
Negeri;
• Pembina Kelembagaan Perangkat Daerah oleh Ditjen Bina Pembangunan
Daerah, Kementerian Dalam Negeri;
• Pembina Teknis di tingkat Pusat oleh Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
• Pemerintah provinsi selaku wakil Pemerintah Pusat di Daerah.
3. Pembina Teknis di Tingkat Daerah akan dilakukan oleh Balai Prasarana
Permukiman Wilayah, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
4. Pemerintah provinsi dan balai diharapkan dapat melakukan fasilitasi dan
pendampingan kabupaten/kota dalam menentukan prioritas dan sasaran terhadap
usulan kegiatan serta memberikan persetujuan atas usulan yang disampaikan
daerah.
5. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait penanggung jawab di Kabupaten/kota
yang membidangi urusan penyediaan air minum. Untuk kegiatan penyediaan air
minum JP dan BJP akan dikoordinasikan melalui kabupaten/kota dan Kelompok
Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) atau Pokja sejenis,

16
serta perencanaan dan pengelolaan akan dikoordinasi dengan PDAM, BLU, UPTD,
dan kelompok masyarakat serta Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
6. Bappeda kabupaten/kota berkoordinasi dengan Pokja AMPL kabupaten/kota atau
Pokja sejenis, mengusulkan usulan DAK Bidang Air Minum Kabupaten/kota kepada
Deputi Bidang Pengembangan Regional, Bappenas dan telah mendapatkan
verifikasi dari Bappeda Provinsi.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan DAK 2019 dilaksanakan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama dengan Bappenas,
Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan, serta pelibatan
Pemerintah Provinsi melalui sistem monitoring dan evaluasi serta kunjungan
lapangan.

b. Afirmasi
1. Sosialisasi perencanaan kebijakan DAK N+1 dilaksanakan oleh Deputi
Pengembangan Regional, Bappenas, Ditjen Perimbangan Keuangan, Kementerian
Keuangan, Ditjen Bina Bangda, Kementerian Dalam Negeri dan K/L Teknis
Pengampu DAK.
2. Pembina DAK Bidang Air Minum di Tingkat Pusat
• Pembina Perencanaan oleh Deputi Pengembangan Regional, Bappenas dan
Ditjen Bina Bangda, Kementerian Dalam Negeri;
• Pembina Administrasi Keuangan oleh Ditjen Perimbangan Keuangan,
Kementerian Keuangan, dan Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian
Dalam Negeri;
• Pembina Kelembagaan Perangkat Daerah oleh Ditjen Bina Pembangunan
Daerah, Kementerian Dalam Negeri;
• Pembina Teknis di tingkat Pusat oleh Ditjen Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
• Pemerintah provinsi selaku wakil Pemerintah Pusat di Daerah.
3. Pembina Teknis di Tingkat Daerah akan dilakukan oleh Balai Prasarana
Permukiman Wilayah, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
4. Pemerintah provinsi dan balai diharapkan dapat melakukan fasilitasi dan
pendampingan kabupaten/kota dalam menentukan prioritas dan sasaran terhadap
usulan kegiatan serta memberikan persetujuan atas usulan yang disampaikan
daerah.

17
5. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait penanggung jawab di Kabupaten/kota
yang membidangi urusan penyediaan air minum. Untuk kegiatan penyediaan air
minum JP dan BJP akan dikoordinasikan melalui kabupaten/kota dan Kelompok
Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) atau Pokja sejenis,
serta perencanaan dan pengelolaan akan dikoordinasi dengan PDAM, BLU, UPTD,
dan kelompok masyarakat serta Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
6. Bappeda kabupaten/kota berkoordinasi dengan Pokja AMPL kabupaten/kota atau
Pokja sejenis, mengusulkan usulan DAK Bidang Air Minum Kabupaten/kota kepada
Deputi Bidang Pengembangan Regional, Bappenas dan telah mendapatkan
verifikasi dari Bappeda Provinsi.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan DAK 2019 dilaksanakan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama dengan Bappenas,
Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan, serta pelibatan
Pemerintah Provinsi melalui sistem monitoring dan evaluasi serta kunjungan
lapangan.

c. Penugasan
1. Sosialisasi perencanaan kebijakan DAK N+1 dilaksanakan oleh Deputi
Pengembangan Regional, Bappenas, Ditjen Perimbangan Keuangan, Kementerian
Keuangan, Ditjen Bina Bangda, Kementerian Dalam Negeri dan K/L Teknis
Pengampu DAK.
2. Pembina DAK Bidang Air Minum di Tingkat Pusat
• Pembina Perencanaan oleh Deputi Pengembangan Regional, Bappenas dan
Ditjen Bina Bangda, Kementerian Dalam Negeri;
• Pembina Administrasi Keuangan oleh Ditjen Perimbangan Keuangan,
Kementerian Keuangan, dan Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian
Dalam Negeri;
• Pembina Kelembagaan Perangkat Daerah oleh Ditjen Bina Pembangunan
Daerah, Kementerian Dalam Negeri;
• Pembina Teknis di tingkat Pusat oleh Ditjen Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
• Pemerintah provinsi selaku wakil Pemerintah Pusat di Daerah.
3. Pembina Teknis di Tingkat Daerah akan dilakukan oleh Balai Prasarana
Permukiman Wilayah, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

18
4. Pemerintah provinsi dan balai diharapkan dapat melakukan fasilitasi dan
pendampingan kabupaten/kota dalam menentukan prioritas dan sasaran terhadap
usulan kegiatan serta memberikan persetujuan atas usulan yang disampaikan
daerah.
5. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait penanggung jawab di Kabupaten/kota
yang membidangi urusan penyediaan air minum. Untuk kegiatan penyediaan air
minum JP dan BJP akan dikoordinasikan melalui kabupaten/kota dan Kelompok
Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) atau Pokja sejenis,
serta perencanaan dan pengelolaan akan dikoordinasi dengan PDAM, BLU, UPTD,
dan kelompok masyarakat serta Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
6. Bappeda kabupaten/kota berkoordinasi dengan Pokja AMPL kabupaten/kota atau
Pokja sejenis, mengusulkan usulan DAK Bidang Air Minum Kabupaten/kota kepada
Deputi Bidang Pengembangan Regional, Bappenas dan telah mendapatkan
verifikasi dari Bappeda Provinsi.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan DAK 2019 dilaksanakan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama dengan Bappenas,
Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan, serta pelibatan
Pemerintah Provinsi melalui sistem monitoring dan evaluasi serta kunjungan
lapangan.

19

Anda mungkin juga menyukai