Proposal Siti Nur Asiyah 16 Feb
Proposal Siti Nur Asiyah 16 Feb
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Farmasi (S-1)
Oleh
Siti Nur Asiyah
NIM : 52019050110
PEMBIMBING :
1. Ika Tristanti, S.SiT., M.Kes
2. Apt. Riana Putri Rahmawati, M.Farm
JURUSAN S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Nama :
NIM :
Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor
iii
MOTTTO
iv
PERNYATAAN
Kudus, 2021
Penyusun
v
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL ...................................................... iii
MOTTO ......................................................................................................... iv
PERNYATAAN .............................................................................................. v
PERSEMBAHAN........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
BAB PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian............................................................................. 5
F. Ruang Lingkup .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8
A. Standart Pelayanan Kefarmasian ...................................................... 8
B. Pelayanan Informasi Obat Tinjauan Tentang Penyakit ......................14
C. Kerangka Teori...................................................................................26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................29
A. Variabel Penelitian ............................................................................29
B. Hipotesis PenelitianKerangka Konsep Penelitian ..............................29
C. Rancangan Penelitian .......................................................................29
D. Jadwal Penelitian ..............................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................37
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keaslian Penelitian .......................................................................... 5
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi ....................................................................... 8
Tabel 3. OBat Diuretik Golongan Tiazid ........................................................19
Tabel 4. Obat Diuretik Kuat ...........................................................................20
Tabel 5.Obat Diuretik Hemat Kalium .............................................................20
Tabel 6. Obat Angiotensin Converting Enzym(ACE) Inhibitor .......................21
Tabel 7. Obat Angiotensin II Reseptor Blocker (ARB) ...................................22
Tabel 8. Obat Calsium Channer Blocker (CCB) ............................................23
Tabel 9. Obat Yng Termasuk Pada GolonganBeta Blockers ........................24
Tabel 10. Kombinasi Pada Obat Diuretik dan Diuretik ..................................25
Tabel 11. KOmbinasi Obat ACE Inhibitor dan Diuretik ..................................25
Tabel 12. KOmbinasi Obat Angiotensin II Reseptor Blocker dan Diuretik......25
Tabel 13. Kombinasi Obat β-Blocker dan Diuretik .........................................25
Tabel 14. Kombinasi Obat ACE Inhibitor dan Calsium Channel Blocker .......25
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian .............................................26
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan
kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan. Bentuk pelayanan kefarmasian salah
satunya adalah pemberian informasi obat kepada pasien. 1
Pelayanan informasi obat merupakan salah satu bentuk pekerjaan
kefarmasian berupa sebuah pelayanan langsung serta bertanggung jawab
terhadap pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan
pasien. Pelayanan informasi obat sangat penting dalam upaya menunjang
budaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional. Pelayanan
informasi obat sangat diperlukan, terlebih lagi banyak pasien yang belum
mendapatkan informasi obat secara memadai tentang obat yang digunakan,
karena penggunaan obat yang tidak benar dan ketidak patuhan meminum
obat bisa membahayakan pasien. Pelayanan informasi obat ditujukan untuk
meningkatkan hasil terapi dengan memaksimalkan penggunaan obat-obatan
yang tepat. Salah satu manfaat dari pelayanan informasi obat adalah
meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat yang rasional oleh
pasien sehingga angka kematian dan kerugian (baik biaya maupun hilangnya
produktivitas) dapat ditekan. 2
Standart pelayanan kefarmasian di apotek telah memuat kebijakan
pelayanan kefarmasian termasuk pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan pelayanan farmasi
klinik yang harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab seorang
apoteker. 1
Informasi mengenai sediaan farmasi dan BMHP. Informasi mengenai
Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal. Informasi meliputi dosis,
bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda pemberian,
farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan
1
2
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
1
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang
bersifat aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan
informasi obat memberika informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan
melainkan secara aktif memberikan informasi obat, misalnya penerbitan
buletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan bersifat pasif
apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat
sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima 3
Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
pengobatan. Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya
kesadaran dari pasien itu sendiri, bahkan dapat menyebabkan kegagalan
terapi, serta dapat pula menimbulkan komplikasi yang sangat merugikan dan
pada akhirnya akan berakibat fatal. Pelayanan kefarmasian saat ini telah
bergeser orientasinya dari orientasi obat (drug oriented) menjadi orientasi
pasien (patient oriented) yang mengacu pada asuhan kefarmasian
(pharmaceutical care). Kepatuhan pasien dalam penggunaan obat perlu
ditingkatkan terlebih lagi bagi pasien dengan penyakit kronik seperti
hipertensi agar hasil terapi yang diinginkan dapat tercapai 4
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan darah sistolik
lebih dari 140mmHg dan tekanan darah diastoliklebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat /tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal
ginjal), jantung (penyakit jantung coroner) dan otak (penyebabkan stroke) bila
tidak di deteksi secara dini dan mendapatkan pengobatan yang memadai. 5
Penelitian evaluasi pelayanan informasi obat pada penderita hipertensi
yang dilakukan oleh Aditya Lela Novitasari (2016) di RSUD Senopati Bantul
Yogyakarta menyimpulkan hasil penelitian bahwa rincian informasi obat yang
disampaikan adalah nama obat, cara pemberian, indikasi, terapi yang
diterima, aturan pakai (6 responden), bentuk sediaan (5 responden), kondisi
penyimpanan (4 responden), lama penggunaan obat dan dosis (3
responden). Teknis PIO dilakukan pada jam kerja, berupa menjawab
pertanyaan, melakukan penyuluhan dan visite. Sumber informasi yang
digunakan berupa pustaka primer dan tersier. Evaluasi sumber informasi
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu, “Bagaimana gambaran pelayanan informasi obat pada
pasien hipertensi di Apotek Luwes Agung Grobogan ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apakah
pelayanan informasi obat pada pasien hipertensi di Apotek Luwes Agung
Grobogan.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi kelengkapan informasi yang diberikan Apoteker pada
pasien hipertensi di Apotek Luwes Agung Grobogan.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan dalam teknis
pelayanan informasi obat yang diberikan pada pasien hipertensi di
Apotek Luwes Agung Grobogan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pasien hipertensi di
Apotek Luwes Agung Grobogan.
2. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini sebagai masukan dan evaluasi Kepada Pimpinan
Apotek Luwes Agung Gubug mengenai kepatuhan pelayanan informasi
obat terhadap pasien hipertensi di Apotek Luwes Agung Grobogan.
3. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
dan bahan referensi peneliti selanjutnya.
4. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan baru mengenai pelayanan
informasi obat hipertensi di Apotek Luwes Agung Grobogan.
5
F. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dibuat oleh penulis yang berjudul “Evaluasi Pelayanan
Informasi Obat Terhadap Pasien Hipertensi di Apotek Luwes Agung Grobogan”
belum pernah dilakukan penelitian.
Adapun penelitian berupa jurnal yang serupa adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No Nama Judul Desain Hasil Peneliti Pembeda
Peneliti Penelitian Penelitian
1 Rina Evaluasi Penelitian Hasil Pada penelitian ini
Adityawati Pelayanaan deskriptif penelitiaan yang menjadi
(2016) Informasi dengan evaluasi pembeda adalah
Obat Pada metode pelayanan pada judul,
Pasien purposive informasi obat tempat, tahun dan
Rawat Jalan sampling pada pasien nama informasi
Di Instalasi rawat jalan obat yang
Farmasi terlaksana diberikan yaitu
Puskesmas dengan evaluasi
Grabag I realisasi terjadi pelayanan
kesenjangan informasi obat
negative terhadap pasien
sebesar (- hipertensi di
1,05%). Apotek Luwes
Komponen Agung 2021
informasi obat
yang
disampaikan
meliouti bentuk
sediaan, dosis
obat, indikasi,
6
kontra indikasi,
efek samping,
dan interaksi
obat,
sedangkan
komponen
informasi obat
yang tidak
2 Pengaruh Penelitian disampaikan di
Aulia pemberian ini instalasi
Kurniaputri informasi menggunak farmasi
(2014) obat an metode Puskesmas Pada penelitian ini
antihipertensi penelitian Grabag I yaitu yang menjadi
terhadap eksperimen penyimpanan pembeda adalah
kepatuhan dengan obat dan pada judul, tempat
pasien rancangan stabilitas obat. dan tahunnya
hipertensi di perbanding yaitu evaluasi
puskesmas an Hasil penelitian pelayanan
Umbulharjo I kelompok menunjukkan informasi obat
Yogyakarta statis. bahwa terhadap pasien
Periode antihipertensi hipertensi di
November yang paling Apotek Luwes
2014 banyak Agung 2021
digunakan
adlah
amlodipine
951,1%) dan
antihipertemnsi
kombinasi
amlodipine dan
hidroklorotiazid
(26,7%).
3 Kinerja Penelitian Presentae
Apotek dan ini pasien patuh
Yunita Nita Harapan menggunak tinggi (31,1%).
(2013) Pasien an metode Presentase
Terhadap deskriptif pasien patuh
Pemberian kuantitatif tanpa pio Pada penelitian ini
Informasi adalah yang menjadi
Obat Pada kepatuhan pembeda adalah
Pelayanan rendah 24,4%, pada judul, tempat
Swamedika kepatuhan dan tahunnya
di Beberapa sedang yaitu evaluasi
Apoek di 11,1%dan pelayanan
Surabaya kepatuhan informasi obat
tinggi 13,3%. terhadap pasien
Hasil penelitian hipertensi di
menunjukkan Apotek Luwes
bahwa 2(9%) Agung 2021
variable
dianggap
penting oleh
pasien tp
menunjukkan
kinerja rendah.
Sedangkan 9
(40%) vaiabel
penting
7
dianggap
tingkat
kepentingan
tinggi.
Selanjutnya 10
(45%) variable
tidak penting
dengan tingkat
performa yang
rendah. Dan
yang terakhir
1(4,5%)
variable tidak
penting dengan
tingkat kinerja
yang tinggi.
Kesimpulannya
ada variable
yang harus
ditingkatkan.
Namun tidak
penting tidak
selalu bearti
tidak penting
bagi
professional
perawatan
kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
9
buku.
5) Format pustaka tersier harus didesain untuk mempermudah
penggunaan.
6) Membaca kritik tertulis.
E. Dokumentasi
Menurut Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
(2006), fungsi dari dokumentasi, antara lain: 11
1) Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang
diperlukan dalam menjawab pertanyaan dengan lengkap.
2) Sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.
7. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC IX untuk pasien dewasa (umur
≥ 18 tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau
lebih, pada dua atau lebih kunjungan klinis. Klasifikasi tekanan darah
mencakup 4 kategori, dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik
18
(TDS) < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) < 80 mmHg.
Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit, tetapi
mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cenderung
meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua
tingkat (stage) hipertensi dan semua pasien pada kategori ini harus diberi
terapi obat. 11
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160 ≥100
8. Patofisiologi Hipertensi
Hipertensi dapat terjadi akibat penyebab spesifik (hipertensi sekunder)
atau dari sebuah etiologi yang tidak diketahui (hipertensi primer atau
essensial). Hipertensi sekunder (<10% kasus) biasanya disebabkan oleh
penyakit ginjal kronik (CKD) atau penyakit renovaskular. Beberapa obat yang
dapat meningkatkan tekanan darah meliputi kortikosteroid, estrogen, obat
antiinflamasi nonsteroid (NSAID) 12
Pharmacotherapy Handbook,2015)
Pharmacotherapy Handbook,2009)
Diltiazem Dapat
180–360 2
SR** meningkatkan efek
Diltiazem Hipersensitif
dari Alfentanil, 120–480 1
CL** terhadap
Amiodarone,
diltiazem, stick
Antihipertensi,
sinus syndrome,
Benzodiazepin,
hipotensi yang
Diltiazem Carbamazepin,
parah, acute MI 120–540 1
ER** glikosidan
dan pulmonary
jantung,zat
congestion
hipotensif, garam
magnesium, salisilat
Dapat
Verapamil Hipersensitif
meningkatkan efek 100–400 1
IR** terhadap
dari alcohol,
Verapamil verapamil,
Amifostine, 180–420 1
ER** disfungsi
Amiodarone,
ventrikel kiri
Verapamil Antihipertensi,
yang parah, 180–480 1–2
SR** Benzodiazepin,
hipotensi
Simvastatin,
Hipersensitif Dapat
Amlodipine** terhadap meningkatkan efek 2,5–10 1
amlodipin Amifostine,
Hipersensitif \ \
24
terhadap
felodipin Antihipertensi, zat
hipotensif, garam
Nicardipine Dapat
60-120 2
SR** meningkatkakan
Nicardipine
Hipersensitif efek dari, 5–15mg/h IV
inj**
terhadap Antihipertensi, zat
Nifedipine** 30-120 1
nikardipin, hipotensif, garam
advance aortic magnesium,
Nifedipine
stenosis metilprednisolon, 30-90 1
LA**
(mg/hari) pemakaian
Mengambat reseptor beta I
Propanolo
Asma dan beta II pada semua 160-480 2
l
dosis
Hipersensitif Dapat meningkatkan efek
terhadap atenolol, dari alfa/ beta agonist
Atenolol Sinus bradikardi, hipertensi, Amifostine, 25-100 1
Kehamilan dan Glikosida jantung, Zat anti
Gagal jantung psikotik
Bisoprolol 2,5-10 1
*sumber : Joint National Committee (JNC) 9 (JNC IX,2020)
Tabel 14. Kombinasi Obat ACE Inhibitor dan Calcium Channel Blocker
Kombinasi Golongan Kombinasi Obat Dosis (mg/hari)
Enalapril–Felodipin 5/5
ACE inhibitor dan CCB
(Wells, DiPiro, Matzke, dkk., 2008)
D. Kerangka Teori
Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek
Pengelolaan sediaan
farmasi dan bahan Pelayanan farmasi
medis habis pakai klinik
27
a. Pengkajian a. Pengkajian
Resep Resep
b. perencanaan b. Dispensing
c. pengadaan
d. penerimaan c. Pelayanan
e. penyimpanan Informasi Obat PIO Hipertensi
f. pemusnahan (PIO)
g. pengendalian
h. pencatatan dan d. Konseling
pelaporan e. Pelayanan
Kefarmasian di Pemberian infromasi
rumah obat
f. Pemantauan
Terapi Obat 1. Nama obat
(PTO) 2. Sediaan obat
g. Monitoring Efek 3. Dosis obat
Samping Obat 4. Cara pakai obat
(MESO) 5. Penyimpanan obat
6. Indikasi obat
7. Interaksi obat
8. Efek samping obat
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Keterangan :
Sumber :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang atribut atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan bervariasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian
ditarik kesimpulan 17
1. Variabel Independent
Variabel indepeden (bebas) adalah variabel yang memengaruhi atau
18
nilainya menentukan variabel lain. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah Pelayanan Informasi Obat hipertensi di Apotek Luwes Agung.
2. Variabel Dependent
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas18 Variabel dependent dalam penelitian ini
adalah pasien hipertensi di Apotek Luwes Agung.
B. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah pernyataan lemah dan membutuhkan
pembuktian. 17 Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha: Ada hubungan Pelayanan Obat terhadap pasien Hipertensi di Apotek
Luwes Agung.
H0: Tidak ada hubungan Pelayanan Obat terhadap pasien Hipertensi di
Apotek Luwes Agung.
28
29
D. RANCANGAN PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
18
mendiskripsikan masalah penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan dan menyediakan informasi obat ke pasien dan mengetahui
seberapa paham pasien hipertensi tentang informasi obat yang dibeli.
2. Pendekatan Waktu
Pendekatan penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan
prespektif atau dengan kata lain melihat proses saat ini dan proses yang
sedang berjalan. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji pelayanan
informasi obat terhadap pasien hipertensi di Apotek Luwes Agung 2020.
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik/prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik/prosedur
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. 19
a) Pengumpulan data dengan wawancara mendalam
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
19
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
Wawancara dilakukan kepada Kepala Apotek Luwes Agung, Petugas
Apotek baik apoteker dan non apoteker, pasien hipertensi di Apotek
Luwes Agung.
b) Pengumpulan data dengan dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen
berbentuk gambar misalnya foto, gambar dan lain-lain. Dokumen
19
berbentuk karya misalnya karya seni, patung, film dan lain-lain.
Dokumentasi yang akan digunakan adalah menggunakan perekam
suara dan mengambil foto untuk dokumentasinya.
30
c) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
19
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Sumber data yang akan diperoleh berasal dari Apoteker, Kepala
Apotek Luwes Agung, dan pasien hipertensi di Apotek Luwes Agung.
Wawancara B
Gambar 2
Triangulasi “sumber” pengumpulan data. (satu teknik pengumpulan data
pada bermacam-macam sumber data A,B, C.).
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang mempunyai karakteristik
yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan. 17
50
n=
1+50(0,05¿¿ 2)¿
n=20,22sampel
n=20sampel
Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
Skala
No. Variabel Definisi Variabel Alat Ukur
Ukur
Variabel Independent
1. Pelayanan Standar
informasi obat Informasi terkait Pelayanan
(PIO) pentingnya kefarmasian
hipertensi penggunaan obat di
yang diberikan Puskesmas
kepada pasien dalam Ordinal
hipertensi Peraturan
Menteri
Kesehatan
No 74 tahun
2016.
Variabel Dependent
2. Pasien Pasien dengan Tensimeter Ordinal
Hipertensi tekanan darah lebih
dari 140/ 90 mmHg
E. JADWAL PENELITIAN
Oktober 2020 November 2020 Desember 2020 Januari 2020 Februari 2021 Maret 2021 April 2021
KEGIATAN
PENGUSULAN
JUDUL
SURVEY
PENDAHULUAN
BIMBINGAN BAB I
BIMBINGAN BAB II
BIMBINGAN BAB III
UJIAN PROPOSAL
PENELITIAN
PENGAMBILAN
DATA
PENYUSUNAN HASIL
DAN PEMBAHASAN
UJIAN SKRIPSI
REVISI &
PENGUMPULAN
SKRIPSI
36
DAFTAR PUSTAKA
14Aronow,W.S.,Fleg,J.L.,Pepine,C.J.,Artinian,N.T.,Bakris,G.,dan Brown,A.S.
Expert Consensus Document on Hypertension The Elderly. Journal of
America Society of Hypertension. 5(4). 2011. HAL 259-352.
15 Kikuchi, O.T., Fujita, M.H., Horiuchi, H.J., Imaizumi, I.Y., Iwao, I.S., Kwano,
K.K., et.al., Treatment with Hypertension Drg, Hyptension Research, 2009.
Hal. 32, 34-36
LAMPIRAN
39
No Pertanyaan Jawaban
.
Apakah yang dimaksud dengan
1
pelayanan infomasi obat (PIO) ?
Apa saja metode yang sering
2
digunakan apoteker ini untuk
menjawab pertanyaan dari pasien
hipertensi ?
Apa saja metode yang sering
3
digunakan apoteker ini untuk
menjawab pertanyaan dari tenaga
kesehatan ?
Seperti apa dokumentasi untuk
4
pelayanan informasi obat hipertensi
yang telah diberikan di apotek ini ?
Dalam bentuk apa saja PIO
5
dilakukan ?(brosur/ leaflet/ penyluhan)
Seberapa sering PIO dialakukan ?
6
Apa saja informasi obat yang diuraikan
7
dalam pelayanan informasi obat
hipertensi ?
Dalam melakukan skrining resep
8
kesesuaian farmasetik apa saja yang
perlu diperhatikan ?
Dalam melakukan skrining resep
9
pertimbangan klinis apa saja yang
perlu diperhatikan ?