Anda di halaman 1dari 17

 

  KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala
pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”STRATEGI MENGHADAPI ANCAMAN”.

Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua
orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan
kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi.
Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau
kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah

C.    Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.    Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia

B.     Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang Berasal dari Dalam
dan Luar Negeri yaitu :

C.    Jenis Pertahanan:

D.    Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

E.     Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional

F.     Upaya Membangun Integrasi Nasional

G.    Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan jenis ancaman dan
besarnya risiko yang dihadapi.

Strategi Pertahanan untuk menghadapi ancaman militer berupa agresi militer berbeda dengan
strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman yang jenisnya bukan agresi militer. Agresi militer
mengancam totalitas eksistensi bangsa dan negara sehingga harus dihadapi dengan strategi
pertahanan dalam kerangka operasi militer perang dengan pengerahan segenap kekuatan nasional.
Sebaliknya, ancaman militer yang lain tidak selalu harus dihadapi dengan OMP.

Ancaman Militer yang jenisnya bukan agresi militer dihadapi dengan kekuatan pertahanan yang
besarnya terbatas dan proporsional dengan besarnya ancaman yang dihadapi serta dengan pola
OMSP. Penerapan strategi pertahanan berlapis berlaku untuk konteks menghadapi jenis ancaman
militer agresi militer dan ancaman militer yang bukan agresi.

Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya memerlukan penanganan
melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan. Dalam hal ini lapis
pertahanan militer yang berintikan komponen utama, dan didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendukung, di samping disokong oleh lapis pertahanan nirmiliter yang melaksanakan
fungsi-fungsi diplomasi serta upaya-upaya lain dalam bentuk perlawanan tidak bersenjata.

Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya tidak memerlukan
penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan pertahanan
untuk melaksanakan OMSP.

B.  Rumusan Masalah

  Bagaimana Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia

  Bagaimana Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang Berasal
dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :

  Apa saja Jenis Pertahanan:

  Apa arti Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

  Apa saja Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional

  Apa saja Upaya Membangun Integrasi Nasional

  Apa saja Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional

C.  Tujuan

  Untuk mengetahui Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia

  Untuk mengetahui Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang
Berasal dari Dalam dan Luar Negeri yaitu :

  Untuk mengetahui Jenis Pertahanan:

  Untuk mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

  Untuk mengetahui Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional

  Untuk mengetahui Upaya Membangun Integrasi Nasional

  Untuk mengetahui Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia

1.    Strategi Menghadapi Ancaman Militer

Menurut pasal 30 ayat 2 UUD 1945, dalam menghadapi berbagai macam ancaman militer,
Indonesia melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
Penyelenggaraan Sishankamrata didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban seluruh warga
negaraserta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa
dan negara Indonesia.

Ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta :

a.    Kerakyatan, yaitu hankam negara diabdikan oleh dan untuk rakyat.

b.    Kesemestaan, yaitu sumber daya nasional digunakan semaksimal mungkin sebagai upaya
pertahanan.

c.    Kewilayahan, yaitu melaksanakan di seluruh wilayah NKRI sesuai kondisi geografis sebagai negara
kepulauan.

Dalam mengahadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama untuk melaksanakan Operasi
Militer dalam Perang (OMP) dan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda komponen
utama bila diperlukan, melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Selagi komponen pertahanan siap
dikerahkan, namun setiap bentuk perselisihan diutamakan melalui jalan damai terlebih dahulu.
Penggunaan kekuatan pertahanan hanya dilaksanakan apabila cara damai tidak berhasil.

Berikut adalah beberapa ancaman militer yang saat ini terjadi dan pernah terjadi di Indonesia:

a.    Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang saudara antar TNI
yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam. 

b.    19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu masih ibu kota
Indonesia.

c.    4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam

d.   24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia
yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi

2.    Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer

a.      Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology

 Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:

1)      Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur  pertahanan nir-militer, yakni
kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang membidangi ideologi.
2)      Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri mengerahkan seluruh istrumen
pemerintahan untuk menangkal pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.

3)      Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat gerakan untuk melakukan operasi
informasi imbangan sehingga masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang
mengancam ideologi.

4)      Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran dan kesadaran
akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut.

5)      Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama untuk
membangun kerjasama dengan pemerintah demi membetengi masyarakat dari penetrasi ideologi
asing.

6)      Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti TNI.

b.      Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik

 Strategi pertahanan ancaman di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam
menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia.
Terwujud dengan kehidupan politik berlandaskan demokrasi Pancasila dan politik luar negeri bebas
aktif. Langkah –langkah yang ditempuh:

1.      Pendekatan ke dalam

Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan


bangsa. Tertulis dalam 3 pilar penataan kedalam :

         Penguatan penyelenggaraan pemerintah Negara yang sah, efektif, bersih, berwibawa, dan bebas
KKN, serta bertanggung jawab.

         Penguatan lembaga legislative

         Penguatan kekuatan politik nasional

2.      Pendekatan keluar

Menciptakan diplomasi dengan Negara lain secara dinamis , diwujudkan dengan:

         Pada lingkup internal: Penciptaan kestabilan Negara dan ekonomi bangsa.

         Pada lingkup regional: diplomasi aktif dalam peningkatan kerjasama.

         Pada lingkup supraregional : politik luar negeri Indonesia untuk meningkatkan kerjasama antar
Negara dengan fokus menjaga keutuhan wilayah NKRI.

         Pada lingkup global : memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia dalam
PBB serta mengidentifikasi ancaman yang mungkin terjadi sehingga dapat mencegah ancaman
tersebut.

c.       Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi

Diantaranya adalah sebagai berikut :

1.             Menghadapi ancaman ekonomi dari internal :

         penciptaan lapangan kerja padat karya


         pembangunan infrastruktur,

         penciptaan iklim usaha yang kondusif, 

         pemilihan teknologi tepat guna

2.             Menghadapi ancaman ekonomi dari eksternal:

         Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara yang memiliki
kekuatan ekonomi-politik dunia.

3.             Untuk pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi:

         mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari pertahanan nir-militer

         meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional dan kebutuhan
pokok masyarakat terutama di daerah-daerah pedalaman.

         Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur pertahanan nir-militer lainnya lebih
ditingkatkan pada perbaikan sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak pada
peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.

d.      Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya

Memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu:

         Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan

         Keseimbangan antara manusia dengan alam semesta

         Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat

         Keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin

Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan perkembangan tradisi,


pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsam persatuan dan kesatuan bangsa
dan pelestarian alam.

B.  Cara Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang Berasal dari Dalam
dan Luar Negeri yaitu :

1.    Ancaman dari dalam

a.       Perang antar suku

         Melakukan mediasi terhadap pihak yang bertikai dengan mempertemukan tokoh adat/perwakilan
masing-masing pihak yang bertikai

         Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan kerugian adanya pertikaian

         Meningkatkan kerja sama dan gotong royong antar kelompok masyarakat atau suku untuk
memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas di lingkungan masyarakat
         Pemerataan pembangunan agar tidak terjadi kecemburuan antar suku

b.      Korupsi

         Menanamkan jiwa anti korupsi yang diikuti dengan peningkatan Iman dan Taqwa

         Memperberat sanksi dan hukuman para koruptor sehingga menimbulkan efek jera dan rasa takut
pejabat negara untuk melakukan tindakan yang hina itu

         Menciptakan pemerintah bersih dan berwibawa, bebas KKN dan konsisten melaksanakan peraturan
dan Undang-undang

         Melakukan pengawasan yang ketat pada jalannya pemerintahan terutama pada bidang keuangan

         Bila memungkinkan melakukan pengawasan terhadap rekening para pejabat

         Belajar bersikap jujur sejak dini

         Meningkatkan dan menjaga independenitas KPK dalam tugasnya memberantas korupsi

         Meningkatkan kesejahteraan pegawai pemerintahan untuk meminimalisir keinginan korupsi

c.       Terorisme

         Menertibkan bahan baku pembuatan bom ataupun bahan yang diperlukan dalam pembuatan bom

         Penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki masyarakat sipil

         Pemberantasan sekelompok terorisme yang berkeliaran di masyarakat

         Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari motif di setiap kasus terorisme

         Membasmi hal-hal yang membantu perkembangan terorisme misalnya dukungan materiil dan
keuangan, kontrol, kepemimpinan, dan faham yang disebarkan oleh teroris

         Meningkatkan rasa nasionalisme

         Meningkatkan ketahanan nasional dan mempersolid setiap susunan Hankamrata

         Melaporkan warga yang diduga teroris, misalnya warga yang mengisolasikan diri dari masyarakat
sekitar

d.      Pemberontakan

         Pemerataan pembangunan sampai pelosok daerah sehingga tidak muncul kecemburuan nasional

         Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah sesuai prinsip Hankamrata

         Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari pendidikan kewarganegaraan dan sejaarah


perjuangan Indonesia dalam merebut NKRI

         Mengakui persamaan derajat dan HAM sehingga kaum minoritas tidak terdesak

e.       Ekstrim kanan dan kiri

         Mengamalkan nilai-nilai Pancasila

         Menanamkan pendidikan agama sebagai pendidikan formal


         Memberantas segala tindakan ekstrim

         Meningkatkan keefisienan dan kinerja pemerintah dan lebih transparan agar tidak muncul
masyarakat anti pemerintah

         Meningkatkan Nasionalisme dan Imtaq

f.       Kemiskinan atau kesenjangan sosial

         Meningkatkan sumber daya manusia

         Memperluas lapangan kerja untuk mengimbangi jumlah angkatan kerja

         Meningkatkan kualitas SDM siap kerja melalui pendidikan, seperti kerja sama antar perusahaan
dengan SMK

         Melakukan subsidi sembako bagi rakyat miskin

         Peningkatan pelayanan atau kebutuhan dasar kepada masyarakat miskin, misalnya sekolah gratis,
Kartu Jakarta Sehat dan lain-lain

         Pemerataan pembangunan di seluruh pelosok tanah air

g.      Narkoba dan HIV/AIDS

         Mengawasi dengan ketat daerah yang diduga tempat-tempat prostitusi dan mewajibkan
menggunakan pengaman sebelum berhubungan

         Mempersempit peredaraan narkoba dengan memperketat pemeriksaan di bandara, pelabuhan,


maupun daerah perbatasan

         Melakukan dan ikut dalam kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS dan
menanamkan jiwa anti narkoba

         Menyaring budaya asing dengan Pancasila

         Melakukan uji urine untuk mengetahui siapa yang terkena  HIV/AIDS terutama supir, pilot atau
orang yang bertanggung jawab atas keamanan orang banyak

         Melakukan razia tempat yang diduga pabrik maupun penjualan narkoba seperti diskotik atau klub
malam

2.    Ancaman dari luar

1.      Agresi militer

         Menjalin hubungan persahabatan antar negara berdasarkan prinsip bebas aktif dengan kata lain
bangsa Indonesia bersifat netral dan berhubungan baik dengan negara lain

         Meningkatkan peralatan, pertahanan militer dan ketahanan nasional diiringi dengan peningkatan
dari kualitas TNI sebagai inti pertahanan dalam sistem Hankamrata (pertahanan keamanan rakyat
semesta)

         Selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat membahayakan keutuhan NKRI seperti
mengikuti wajib militer dan belajar dasar-dasar kemiliteran dan selalu siap apabila dibutuhkan dalam
mempertahankan NKRI
2.      Penerobosan wilayah

         Mengadakan patroli secara rutin, terutama daerah rawan penerobosan batas

         Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal batas yang lebih kuat dan permanen
sehingga tidak dapat dipindah

         Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak bergantung pada negara tetangga
sehingga penduduk di wilayah perbatasan tidak berpindah kewarganegaraan

3.      Penyeludupan

         Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya mengawasi lalu lintas barang antar
negara

         Meningkatkan pengamanan daerah perbatasan  untuk mengantisipasi penyeludupan barang illegal,


karena memasukkan barang tanpa dikenai pajak impor

         Meningkatkan pengamanan daerah jalur perdistribusian seperti bandara, pelabuhan.

4.      Infiltrasi ( penyusupan ideologi )

         Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila serta mengamalkannya

         Menyaring nilai ideologi asing  dengan Pancasila, agar memperoleh dampak positifnya saja

         Mempertebal Iman dan Taqwa (imtaq)

         Melakukan kegiatan-kegiatan  yang bersifat kecintaan terhadap tanah air tercinta sertan
menanamkan semangat juang untuk membela bangsa, negara, serta mempertahankan Pancasila
sebagai landasan idiil dan UUD sebagai landasan konstitusional serta landasan Nusantara sebagai
landasan fisional

5.      Penitrasi ( penyusupan budaya )

         Penguasaan IPTEK yang diimbangi Imtaq, sebagai perisai diri di era globalisasi

         Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal, misal membuka ekstrakulikuler sekolah

         Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mempelajari kebudayaan yang berasal dari berbagai suku
bangsa di Indonesia

         Melakukan penyaringan budaya yang masuk dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila

6.      Spionase

         Meningkatkan keamanan di titik-titik vital nasional misal pabrik senjata, pembangkit listrik serta
penyimpanan dokumen rahasia negara

         Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi

         Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat negara

         Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme


         Melakukan pengawasan baik di wilayah darat, air, maupun udara yang dilakukan oleh TNI, AD, AL,
AU

C.  Jenis Pertahanan:

1.      Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan

2.      Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.

D.  Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragam. Keberagaman masyarakat Indonesia


ditandai oleh adanya keberagaman budaya. Misalnya perbedaan suku bangsa menyebabkan adat-
istiadat, bentuk rumah, pakaian serta kesenian yang memiliki ciri khas yang berbeda. Bangsa
Indonesia menyadari dan menghormati adanya perbedaan budaya tersebut. Bangsa Indonesia sejak
dahulu telah dipersatukan dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda, tetapi
tetap satu.

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu
Negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.  Integrasi nasional berasal
dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate,
artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional
berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.

1. Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Syarat Integrasi

Integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi Negara untuk membangun
kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu Negara
senatniasa diwarnai pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita baik
kerugian berupa fisik materi, seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat maupun kerugian mental spiritual. Seperti perasaan kekawatiran, cemas dan ketakutan
bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan.. Adapun syarat keberhasilan suatu integrasi di
suatu negara adalah sebagai berikut.

 Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi


kebutuhankebutuhan satu dengan lainnya.
 Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial
yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
 Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses
integrasi sosial.
Di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Jangan sampai menyalahgunakan hak karena banyak sekali orang yang bisa seenaknya melakukan
sesuatu hal yang bisa merugikan orang lain. Begitu pula dengan orang yang selalu berusaha
menghindar dari kewajibannya sebagai warga negara. Perilaku ini bisa dijadikan salah satu contoh
perilaku yang bisa merugikan masyarakat lain, khususnya bagi pemerintah. Pelanggaran akan hak
orang akan menyebabkan terjadinya disintegrasi sehingga orang tersebut tidak menjalankan
kewajibannya. Beberapa kewajiban dan hak sebagai warga negara Indonesia dalam menjaga
integrasi nasional baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat antara lain sebagai berikut.

No. Lingkungan Kewajiban Hak

1. Keluarga 1. Menghormati orang tua, wali 1. Bergaul dengan anak sebaya


dan guru 2. Hak menyatakan dan didengar
2. Mencintai keluarga, pendapatnya
masyarakat dan menyayangi teman 3. Hak dihargai dan dihormati
3. Menghargai orang yang lebih dalam keluarga
tua. 4. Hak beribadah menurut
4. Melaksanakan etika dan agamanya
akhlak yang mulia
2. Sekolah 1. Mengikuti seluruh kegiatan 1. Menggunakan fasilitas
sekolah sesuai dengan ketentuan yang pembelajaran.
berlaku. 2. Mendapatkan porsi
2. Mewujudkan dan memelihara pengembangan sesuai potensi yang
ketertiban, keamanan, keindahan, dimiliki.
kekeluargaan dan kerindangan 3. Memperoleh bimbingan dan
3. Hadir di sekolah sebelum bel konsultasi secara optimal.
sekolah dibunyikan. 4. Mendapatkan perlindungan
4. Memberi keterangan selama berada di lingkungan sekolah 
izin/sakit/berhalangan yang sah.
3. Masyarakat 1. Menjaga kerukunan hidup 1. Menggunakan fasilitas umum
dengan tetangga atas dasar saling yang disediakan pemerintah
menghormati; 2. Mendapat pelayanan dari
2. Ikut menjaga keamanan dan pemerintah
kebersihan lingkungan; 3. Memiliki hak untuk
3. Menaati peraturan yang menyampaikan pendapat di
berlaku di dalam lingkungan itu atas lingkungan masyarakat
dasar kepentingan bersama; 4. Hak untuk mendapatkan rasa
4. Membatasi diri jangan sampai aman.
mengganggu hak dan kemerdekaan 5. Hak mendapatkan
orang lain atas dasar hak dalam perlindungan hukum.
negara
Diperlukan keseimbangan dalam menjalankan hak dan kewajiban. Hal ini agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain dan diri sendiri. Misalnya,
pertumbuhan pembangunan infrastruktur (jalan dan jembatan) di satu daerah dengan daerah
lainnya harus sama. Jika berbeda akan terjadi kecemburuan dan berakibat terganggunya integrasi
nasional. Dengan demikian, sangat penting integrasi nasional bagi pembangunan bangsa dalam
masyarakat yang berbeda-beda. Setiap warga masyarakat di daerah harus menyadari adanya
perbedaan etnik, suku, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Perbedaan tersebut jangan sampai
dijadikan sebagai pemicu terjadinya disintegrasi nasional. Oleh karena itu, kalian harus memahami
hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.

Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau persatuan
serta menyebabkan perpecahan. Adapun ciri-ciri terjadinya disintegrasi di suatu masyarakat antara
lain: Ketidaksamaan tujuan antara anggota suatu kelompok sehingga tidak ada keterpaduan.
Sebagian besar anggota kelompok tidak mematuhi norma-norma yang berlaku. Menurunnya wibawa
tokoh-tokoh pemimpin kelompok. Kurang berfungsinya sanksi sebagaimana mestinya. Beberapa
sikap dan perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya disintegrasi nasional melalui lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, dan bangsa antara lain sebagai berikut.

No Lingkunga Sikap dan Perilaku Akibat dari Sikap Alternatif agar


. n yang Menyebabkan dan Perilaku Tidak Terulang
Disintegrasi Nasional Tersebut

1. Keluarga 1. Tidak 1. Mendapat 1. Mendengarkan dan


mendengarkan nasehat hukuman atas melaksanakan nasehat
orang tua perbuatan tersebut orang tua.
2. Bermusuhan 2. Terjadi 2. Saling menyayangi
dengan kakak atau adik pertengkaran dan dan mengasihi sesama
permusuhan anggota keluarga
2. Sekolah 1. Tidak menghargai 1. Terjadi 1. Menghragai
pendapat teman. pertentangan pendapat perbedaan pendapat.
2. Saling mengejek yang berujung 2. Menghargai
dan menghina sesama perselisihan. keberagaman suku, ras, dan
teman 2. Terjadi antargolongan
permusuhan dan saling
acuh tak acuh
3. Masyarak 1. Menggunakan hak 1. Tumpang tindih 1. Menggunakan hak
at tanpa memperhatikan pelaksanaan hak dalam dengan tidak merugikan
kepentingan orang lain. masyarakat. orang lain.
2. Bergaul hanya 2. Terjadi konflik 2. Bergaul tanpa
dengan masyarkat antar suku, ras, dan membedakan asal-usul
sedaerah antargolongan mereka
4. Bangsa 1. Sikap kurang 1. Terjadi 2. Menghargai dan ikut
menghargai dan merasa pertentangan, konflik memiliki budaya daerah lain.
ikut memiliki kebudayan dan masalah. 3. Mengutamakan
daerah lain 2. Terjadi toleransi dalam pelaksanaan
2. Sikap kurang pepecahan antar umat kegiatan keagamaan
toleransi antarumat beragama yang
beragama, walaupun berujung perselisihan.
agama

Rakyat Indonesia harus memiliki sikap untuk mempersiapkan diri jika terdapat ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan (ATHG) yang dapat mengganggu integrasi nasional.
E.  Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional

1.    Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional

         Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.

         Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.

         Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda.

         Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan
bangsa Indonesia.

2.    Faktor pendukung integrasi nasional

         Penggunaan bahasa Indonesia.

         Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.

         Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.

         Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.

         Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.

3.    Faktor penghambat integrasi nasional

         Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.

         Kurangnya toleransi antargolongan.

         Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.

         Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

F.   Upaya Membangun Integrasi Nasional

1.      Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.

2.      Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.

3.      Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan
dan kesatuan bangsa.

4.      Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan
pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.

5.      Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, serta efektif.

G.  Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional

2.      Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah.
3.      Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila dan
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

4.      Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa Indonesia
seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.

5.      Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat nasionalisme dalam
kalangan Bangsa Indonesia.

Faktor Pendukung Integrasi Nasional

1.      Penggunaan bahasa Indonesia.

2.      Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.

3.      Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.

4.      Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi keagamaan yang
sangat kuat.

5.      Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa penjajahan.

Faktor Penghambat Integrasi Nasional

1.      Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen.

2.      Kurangnya toleransi antar sesama golongan.

3.      Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan
gangguan yang mucul dari luar.

4.      Adanya sikap ketidakpuasan terhadap segala ketimpangan dan ketidak merataan hasil
pembangunan.
BAB III

KESIMPULAN

A.  Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia

1.    Strategi Menghadapi Ancaman Militer

o  Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang saudara antar TNI
yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam. 

o  19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu masih ibu kota
Indonesia.

o  4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam

o  24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia
yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi
2.    Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer

a.    Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology

b.    Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik

c.    Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi

d.   Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya

B.  Jenis Pertahanan:

6.      Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan

7.      Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.

C.  Faktor-faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Integrasi Nasional

      Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional

  Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.

  Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.

  Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda.

  Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa
Indonesia.

      Faktor pendukung integrasi nasional

  Penggunaan bahasa Indonesia.

  Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.

  Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.

  Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.

  Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.

      Faktor penghambat integrasi nasional

  Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.

  Kurangnya toleransi antargolongan.

  Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.

  Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

D.  Upaya Membangun Integrasi Nasional

  Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.

  Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.


  Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan
dan kesatuan bangsa.

  Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan
pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.

  Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, serta efektif.

DAFTAR PUSTAKA

http://iwanttohappierever.blogspot.co.id/2014/04/cara-mengatasi-ancaman-dari-luar-dan.html

http://swastiniramaya.blogspot.co.id/2015/09/rangkuman-materi-bab-vi-kelas-xii.html

- Februari 13, 2016 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai