OLEH:
KELOMPOK 4
Dilarang mengutip sebagian atau sebuah karya tulis ini tanpa menyebutkan
sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan
pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar Sekolah Tinggi
Perikanan.
Faisal Yusuf
NRP. 50141110871
RINGKASAN
Dogol merupakan istilah bagi sejenis alat tangkap pukat perahu (boat
seine). Dilihat dari bentuknya, dogol menyerupai payang tetapi ukurannya
lebih kecil. Berdasarkan fungsi dan hasil tangkapannya, dogol menyerupai
trawl tetapi bentuknya sederhana dan pada saat operasi penangkapan hanya
menggunakan perahu berukuran kecil. Alat tangkap dogol umumnya
menggunakan kapal yang terbuat dari kayu. Kapal pada alat tangkap dogol
merupakan alat transportasi dari fishing base ke fishing ground, kapal juga
digunakan sebagai pusat penarikan jaring. Dogol umumnya dioperasikan di Laut
Utara Jawa (WPP 712). Pada tahun 2014, Pelabuhan Perikanan Nusantara
Karangantu mencatat produksi hasil tangkapan yang didaratkan sebesar 2.881
ton dan dogol merupakan alat tangkap dengan tingkat produksi yang paling tinggi
diantara alat tangkap lainnya yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Karangantu. Produksi dogol pada tahun 2014 mencapai 1.548 ton atau 53,73 %
dari total hasil tangkapan di PPN Karangantu (PPN Karangantu, 2015). Menurut
Herjanto (2007), produksi yang besar turut mempengaruhi produktivitas kapal
dogol itu sendiri. Ada 6 (enam) indikator yakni ukuran kapal, ukuran mesin kapal,
konsumsi BBM (bahan bakar minyak), jumlah hari per trip, biaya operasional dan
jumlah awak kapal pada setiap trip penangkapan merupakan faktor-faktor yang
diduga akan mempengaruhi tingkat produktivitas kapal dogol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ukuran kapal, ukuran
mesin kapal, konsumsi BBM, jumlah hari per trip, biaya operasional dan jumlah
awak kapal terhadap produktivitas kapal dogol. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 5 Februari sampai dengan 5 Mei 2015, menggunakan metode survei.
Data primer yang dikumnpulkan adalah jenis dan hasil tangkapan kapal dogol,
ukuran kapal, ukuran mesin kapal, konsumsi BBM, jumlah hari per trip, biaya
operasional, jumlah awak kapal dan fishground. Sedangkan data sekunder
adalah dokumen kapal dan awak kapal dogol, literatur tentang kapal dogol, dan
laporan tahunan PPN Karangantu.
Analisis data menggunakan analisis faktor produksi regresi linear
berganda. Analisis data dilakukan dengan menghitung nilai koefisien korelasi (R)
dan koefisien determinasi (R2). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa
korelasi antara produksi dengan pemakaian BBM dan biaya operasional adalah
sangat kuat/sempurna (searah). Dimana semakin naik pemakaian BBM dan
biaya operasional maka semakin naik pula produksi hasil tangkapan. Sedangkan
lebih dari 50% keragaman produktivitas kapal dogol dapat dipengaruhi oleh
konsumsi BBM dan biaya operasional.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor konsumsi BBM dan
biaya operasional pada kapal dogol sangat berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas kapal dogol. Kondisi ini perlu diperhatikan oleh para pelaku usaha
perikanan dalam mengelola usaha perikanannya sehingga menghasilkan
keuntungan sesuai harapan.
RIWAYAT HIDUP