Anda di halaman 1dari 12

MASALAH SOSIAL YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

BERHUBUNGAN DENGAN KEMISKINAN

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan


Dosen: MM. Marsiyah, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh
Kelompok 1 :
1. Anis Setiyowati (D3KP1900555)
2. Aditya Yudha Perdana Putra (D3KP1900556)
3. Beda Ambar Sari (D3KP1900557)
4. Bella Noraniza Putri (D3KP1900558)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah, sehingga berkat karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ”Masalah Sosial yang
Mempengaruhi Kesehatan berhubungan dengan Kemiskinan” dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Antropologi Kesehatan yang menjelaskan mengenai konsep umum bagaimana
masalah sosial dapat mempengaruhi kesehatan seseorang individu, keluarga
maupun kelompok masyarakat.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca guna
pengembangan pengetahuan pada mas yang akan datang. Penulis sudah
menyusun makalah ini semaksimal mungkin, namun penulis masih
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini.

Yogyakarta, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3
A. Definisi Kemiskinan .............................................................................. 3
B. Indikator Kemiskinan ............................................................................ 4
C. Kaitan Kemiskinan dengan Aspek Kesehatan .................................... 4
D. Kasus Kemiskinan yang Mempengaruhi Kesehatan ........................... 5
E. Isu Pelayanan Kesehatan yang Diberikan kepada Masyarakat.......... 6
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................8
A. Kesimpulan ........................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk sangat padat
terutama di kota-kota besar. Dengan jumlah penduduk yang sangat padat
tersebut, membuat Indonesia banyak mengalami masalah sosial. Menurut
penelitian Rahadian (2010), salah satu permasalahan yang dihadapi secara
serius oleh setiap negara di dunia adalah masalah kemiskinan. Dimensi
kemiskinan sangatlah luas dan dapat terjadi dimana saja. Kemiskinan bisa
terjadi pada siapa saja, baik di tingkat usia maupun di tingkat pendapatannya.
Kemiskinan merupakan persoalan yang kompleks. Hal ini tidak hanya
berkaitan dengan masalah rendahnya tingkat pendapatan dan konsumsi
(rendahnya kualitas hidup penduduk), tetapi juga berkaitan dengan
terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, rendahya mutu layanan
pendidikan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak,
perumahan yang sehat, dan perawatan kesehatan yang kurang baik.
Pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah harus
didukung pendanaan yang memadai dan kerjasama dari semua pihak,
termasuk sektor kesehatan karena kondisi kesehatan berkaitan dengan
kemiskinan. Keberhasilan peran sektor kesehatan sangat terkait dengan
kebijakan kesehatan yang dijalankannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini penulis
memilih judul “Masalah Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan
berhubungan dengan Kemiskinan”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan?
2. Apa saja indikator kemiskinan?
3. Apa kaitan kemiskinan dengan aspek kesehatan?
4. Apa contoh kasus kemiskinan yang berpengaruh terhadap kesehatan?

1
C. TUJUAN
1. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui masalah sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan
berhubungan dengan kemiskinan.
2. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan
kemiskinan
b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan indikator-indikator kemiskinan
c. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kaitan kemiskinan dengan aspek
kesehatan
d. Mahasiswa mampu memberi contoh kasus kemiskinan yang berdampak
pada kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kemiskinan
Definisi Kemiskinan menjadi bahan diskusi dan perdebatan, tetapi yang
penting dari hal ini adalah banyaknya perbedaan dalam melihat kemiskinan
merupakan hal yang tidak salah walaupun dapat memberikan tekanan
persoalan yang berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “miskin” berarti tidak
berharta; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah).
Definisi BKKBN: Menurut BKKBN miskin mempunyai ciri-ciri keluarga
sebagai berikut: (1) Tidak dapat menjalankan ibadah menurut agamanya, (2)
Seluruh anggota keluarga tidak mampu makan dua kali sehari, (3) Seluruh
anggota keluarga tidak memiliki pakaian berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah, dan bepergian, (4) Bagian terluas dari rumahnya berlantai
tanah, (5) Tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana kesehatan.
Beberapa orang akan merasa pendekatan biologis merupakan cara
berpikir sehat untuk masalah kemiskinan, yaitu dengan banyaknya kebutuhan-
kebutuhan dasar yang dikehendaki. Dalam pendekatan ini, kerugian berarti
tidak mempunyai cukup makanan, dan kemiskinan berhubungan dengan
malnutisi. Ketidak-cukupan makan diukur dengan menggunakan indikator
asupan kalori makanan per hari. Pendekatan ini akan bermasalah karena
kecukupan asupan kalori makanan untuk tiap individu akan bervariasi
tergantung pada jenis kelamin, umur, dan dari aktifitas yang dilakukan setiap
hari. Sehingga kemiskinan tidak hanya didefinisikan dengan mengunakan
indikator kekurangan makanan tetapi juga memasukkan indikator-indikator
lain yang berhubungan dengan kekurangan kebutuhan dasar esensial untuk
mempertahankan hidup dengan mempertimbangkan aset masyarakat dan
potensi untuk mendapatkan kekayaan dan atau untuk mengembangkan
kepemilikan. Nah, beberapa hal remeh seperti ini juga dapat berpengaruh
dengan kesehatan, misalnya fenomena anak dengan Polio, malnutrisi, dan
semacamnya di Indonesia.

3
B. Indikator Kemiskinan
Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan
Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan
dan papan).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup mendasar lainnya
(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk
pendidikan dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya
alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar,
wanita korban kekerasan rumah tanga, janda miskin, kelompok marginal
dan terpencil).

C. Kaitan Kemiskinan dengan Aspek Kesehatan


Kondisi kemiskinan dan kesehatan di Indonesia merupakan kondisi yang
tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling terkait, dan dipengaruhi oleh aspek
lain yang dapat memperberat ataupun memperingan kondisi kemiskinan dan
kesehatan. Kesehatan sendiri berasal dari kata imbuhan ke-an dari kata
sehat. Kata sehat berasal dari bahasa Arab yang berarti sembuh, selamat dari
cela, atau cacat serta nyata, benar dan dengan kenyataan.
Kesehatan adalah hal yang paling terpenting untuk tubuh kita. Jika kita
tidak sehat, maka segala hal atau segala kegiatan tidak dapat berjalan
dengan baik dan lancar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kesehatan itu
sangat mahal harganya dan tidak dapat dibeli dengan uang sebesar apapun.
Seorang individu atau kelompok yang mengalami kemiskinan kebanyakan di
antara mereka banyak yang mengalami masalah akan kesehatan.

4
Mereka cenderung tidak mempedulikan kesehatan mereka. Mereka
hanya peduli bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan makanannya dan
keluarganya hari ini. Masalah kesehatan dikesampingkan sehingga
pemeliharaan kesehatan sangat kurang, dan mereka juga akan kurang dalam
memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang, karena ketidakcukupan ekonomi
untuk membeli bahan makanan yang bernilai gizi.
Meskipun makanan yang bergizi tidak semuanya mahal, namun bagi
mereka tetap saja sulit untuk membelinya. Akibatnya banyak di antaranya
yang mengalami gizI buruk. Gizi buruk biasanya banyak dialami oleh anak-
anak karena mereka kurang diberi makanan yang mengandung karbohidrat
dan protein, akan tetapi mereka diberikan makanan seadanya oleh
keluarganya.

D. Kasus Kemiskinan yang Mempengaruhi Kesehatan


1. Gizi Buruk
Seperti yang dialami Luluk Munawaroh (13 tahun) asal desa
Tamayang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban yang mengalami gizi
buruk sehinga memiliki tubuh kurus dan kering dan berakibat pada
kelumpuhan. Dengan kondisinya yang seperti itu, ia tidak dapat melakukan
aktivitas apapun, apalagi badannya hanya sekitar 10 kg saja.
Menurut ibunya, kondisi kelahiran Luluk normal dan tidak ada
kelainan sama sekali, namun pada usia 4 tahun baru diketahui jika Luluk
mengalami kelumpuhan dan tubuhnya sangat kecil, sejak itulah semakin
parah saat mengalami sakit panas tinggi. Keluarga tidak dapat
membawanya untuk berobat ke rumah sakit lantaran tidak mempunyai
biaya. Keterbatasan biaya dan kurangnya asupan gizi sejak lahir
dimungkinkan juga menjadi penyebab utama kondisi Luluk semakin parah.
Kini keluarganya hanya bisa pasrah dengan keadaan anaknya, pasalnya
penghasilan dari buruh tani tidak bisa lagi membawa Luluk untuk berobat
lagi dengan kondisi Luluk yang sudah terlanjur kekurangan gizi tersebut.
Oleh karena itu, masalah kemiskinan yang dialami sebagian individu
ternyata tidak hanya berdampak pada suatu masalah, akan tetapi akan
muncul masalah lainnya. Seperti halnya jika individu tersebut mengalami
sakit yang mengharuskan berobat, maka masalah utama yang harus

5
ditanggulangi yaitu bagaimana mereka bisa membiayai pengobatan
anggota keluarganya yang sakit. Berhubungan dengan hal tesebut,
banyak di antara mereka yang tidak berobat di rumah sakit dan hanya
dirawat sendiri di rumah yang tentunya tanpa bantuan medis, sehingga
akan berdampak sangat fatal jika penyakit yang diderita serius sedangkan
ia tidak mendapatkan pertolongan medis dengan segera.
Masalah ini dapat diatasi dengan mengikuti program Pemerintah
yaitu program Indonesia Sehat sebagai upaya mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat serta
mampu menjangkau yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, misalnya dengan mengikuti Kartu Indonesia Sehat.
Dengan mengikuti program ini, maka akan mendapatkan bantuan dalam
hal pemenuhan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatannya
dan mendapatkan kecukupan gizi yang cukup melalui program pemerintah
yang disalurkan melalui puskesmas dan bantuan dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan.
2. Pneumonia pada balita karena kondisi rumah yang kurang mampu
menunjang kesehatan, misalnya kondisi rumah kotor, tidak terawat, tidak
memiliki ventilasi/sirkulasi udara yang cukup.
3. Segala penyakit yang mengakibatkan seseorang harus berpikir berulang
kali untuk berobat karena tidak mampu membayar biaya pengobatan.

E. Isu Pelayanan Kesehatan yang Diberikan kepada Masyarakat


Kemiskinan sebenarnya masalah yang dapat dialami oleh siapa saja
dan dimana saja. Namun pada bab ini, penulis mencoba mengkaji hal apa
saja yang menyebabkan masyarakat kebanyakan tidak memedulikan
kesehatannya. Selain karena masalah ekonomi, pengetahuan juga sangat
mempengaruhi masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatannya
(khususnya pada anak-anak mereka).
Dari pengetahuan dan penilaian penulis terhadap kebijakan yang
mendukung pelaksanaan program pelayanan kesehatan untuk masyarakat
miskin, yang telah ada sejak tahun 1998, banyak isu-isu yang muncul
sehubungan dengan pelaksanaannya, di antaranya adalah:
1. Isu tidak tepatnya sasaran dalam penentuan keluarga miskin

6
2. Isu pembiayaan yang kurang memadai
3. Isu mutu dan distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata
4. Isu upaya kesehatan kuratif lebih ditonjolkan daripada promotif dan
preventif.
Isu-isu ini akan sangat mempengaruhi kualitas dan efisiensi pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat. Hingga saat ini, penyelenggaraan
program banyak berupa kegiatan-kegiatan kuratif, sesungguhnya upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin juga harus lebih
menitikberatkan kegiatan promotif dan preventif, contohnya seperti memberi
pendidikan kesehatan tentang bagaimana mengamati tumbuh dan kembang
anak, bagaimana cara memberikan gizi seimbang agar anak tidak mengalami
gizi kurang, dan lain sebagainya. Hal ini diharapkan masyarakat jadi lebih
melek kesehatan sehingga timbulnya suatu penyakit atau masalah kesehatan
dapat dideteksi sejak dini oleh keluarga sendiri dan dapat segera mendapat
penanganan yang tepat.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, dapat disimpulkan bahwa masalah kemiskinan dapat berdampak pada
berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek kesehatan. Kemiskinan adalah
suatu hal yang kompleks, semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak, sedangkan warga
yang kekurangan ekonomi, biasanya akan lebih memilih untuk berpikir
berulang kali sebelum benar-benar berobat karena takut biaya pengobatan
yang membengkak, takut tidak mampu memenuhi kebutuhan makan
keluarganya, dan lain sebagainya. Tidak hanya karena faktor ekonomi, namun
tingkat pengetahuan juga sangat mampu mempengaruhi suatu individu
maupun kelompok untuk mendeteksi suatu masalah kesehatan sejak dini,
sehingga jangan sampai terjadi hal-hal fatal yang tidak diinginkan terjadi di
kemudian hari.

B. Saran
Demikian yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini. Pembuatan makalan ini dilakukan dengan
semaksimal mungkin, namun penulis juga menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang penulis peroleh. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat para pembaca sekaligus untuk penulis sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, Wiku. 2008. Analisis Kebijakan Kesehatan: Analisis Kemiskinan,


MDGs dan Kebijakan Kesehatan Nasional. Universitas Indonesia:
Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Badan Pusat Statistik Indonesia (Diakses melalui bps.go.id).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Diakses melalui


pu.go.id).

Warto, 2011. Kearifan Lokal Masyarakat dalam Upaya Penanganan Kemiskinan.


Yogyakarta: B2P3KSPRESS.

Putra, Aziz Oktobima. 2019. Artikel: Pengaruh Kemiskinan terhadap Kesehatan


Masyarakat. Kompasiana.

Anda mungkin juga menyukai