Anda di halaman 1dari 5

Nama : Galang Ardi Darmawan

NIM : 205130101111056

Kelas : 2020D

Dosen Pengampu : Esa Kharisma M. N. S. S., M. Pd

RESUME BAHASA INDONESIA

PROBLEMATIKA BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara Indonesia. Bahasa Indonesia yang sekaligus menjadi
identitas kebangsaan Indonesia mengemban 2 fungsi istimewa, yaitu sebagai
bahasa negara dan bahasa nasional. Dalam penggunaannya, kesalahan-kesalahan
berbahasa Indonesia pada ragam tulisan dan naskah dinas masih sering dijumpai.
Begitupun yang dibuat oleh masyarakat tutur bahasa Indonesia secara pribadi.
Sementara itu, peran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ditandai dengan
fungsi bahasa Indonesia sebagai identitas nasional dan sebagai lambang
kebanggaan kebangsaan di samping sebagai alat pemersatu dan perhubungan
antardaerah yang memiliki latar belakang yang beragam. Oleh karena bahasa
Indonesia sebagai lambang identitas nasional, seharusnya muncul kebanggaan
tersendiri pada masyarakat Indonesia untuk terus tetap melestarikan
keberlangsungan bahasa Indonesia.

Problematika merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk


menunjukkan suatu permasalahan yang harus dipecahkan (KBBI, 2008:1215).
Bahasa menjadi alat pemersatu bangsa yang digunakan oleh masyarakat untuk
saling berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Bahasa persatuan bangsa
Indonesia adalah bahasa Indonesia yang telah diikrarkan pada hari Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia memiliki fungsi yang
istimewa di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang ditandai
dengan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional.
Namun, kedua fungsi ini belum sepenuhnya terlaksana sehingga menimbulkan
problematika bagi bahasa Indonesia. Problematika yang terjadi pada bahasa
Indonesia ditandai dengan adanya kesalahan berbahasa khususnya bahasa tulisan.
Selain Problematika bahasa tulisan, bahasa Indonesia juga dihadapkan dengan
problematika terkikisnya bahasa Indonesia yang baik dan benar ditengah arus
globalisasi. Kecenderungan masyarakat ataupun para pelajar menggunakan bahasa
asing dalam percakapan sehari-hari semakin tinggi. Selain itu perkembangan
bahasa gaul yang mencampuradukkan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan
bahasa Inggris juga meningkat. Hal ini dapat terjadi karena bahasa mempunyai
karakteristik yang dinamis.

Problematika atau permasalahan yang terdapat pada bahasa Indonesia


terjadi pada berbagai level kebahasaan, antara lain problematika dalam tataran
fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran
penerapan EYD. Dalam penelitian ini, problematika yang diamati terjadi pada
ragam bahasa tulisan baik dalam konteks formal maupun nonformal.

1.1 Problematika Bahasa Indonesia dalam Tataran Fonologi

Problematika fonologi yang sering dijumpai dalam penggunaan bahasa


Indonesia ragam lisan, antara lain penggunaan kata masjid, moril, nasehat,
khutbah, tehnik, subyektif, produktifitas, jaman, kwalitas, hutang, silahkan,
Jum’at, do’a, syah, dan lain-lain. Untuk menghindari kesalahan berbahasa
Indonesia ragam tulisan pada tataran fonologi, kata-kata tersebut dapat
diperbaiki menjadi bentuk berikut: masjid, moral, nasihat, khotbah, teknik,
subjektif, produktivitas, zaman, kualitasm utang, silakan, Jumat, doa, dan sah.

Problematika dalam tataran fonologi meliputi :

1. Perubahan fonem
Contoh : kata tampa. Seharusnya fonem (m) kata tampa ditulis
menggunakan fonem (n) sehingga menjadi kata tanpa
2. Penghilangan fonem
Contoh : kata perbankan yang merupakan penghilangan fonem (k)
pada perbankan. Seharusnya kata tersebut ditulis dengan bentuk
perbankkan karena kata tersebut merupakan bentuk turunan dari
proses morfologis afikasi yang terdiri atas kata dasar dan imbuhan
konfiks.
3. Penambahan fonem

1.2 Problematika Bahasa Indonesia dalam Tataran Morfologi

Problematika berbahasan ragam tulisan dalam tataran morfologi dapat


ditemukan pada kesalahan penempatan afiks yang tidak tepat pada gabungan
kata.

1. penghilangan afiks
2. bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan
3. penggantian morfologi
4. pemakaian afiks yang tidak tepat
5. penempatan afiks yang tidak tepat pada gabungan kata
6. pengulangan kata majemuk yang tidak tepat.
1.3 Problematika Bahasa Indonesia dalam Tataran Penerapan EYD

Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) merupakan


seperangkat kaidah atau aturan tentang penulisan huruf menjadi satuan yang
lebih besar, misalnya kata, kelompok kata atau kalimat dalam bahasa
Indonesia. Selain itu, EYD berkaitan pula dengan penggunaan tanda baca
pada satuan-satuan huruf tersebut.

Kesalahan berbahasa pada tataran penerapan EYD yang meliputi:

1. Kesalahan penulisan huruf capital


2. Kesalahan penulisan huruf miring
3. Kesalahan penulisan kata K
4. esalahan memenggal kata
5. Kesalahan penulisan unsur serapan
6. Kesalahan penulisan tanda baca.

1.4 Problematika Bahasa Indonesia dalam Tataran Sintaksis

Problematika dalam tataran sintaksis dalam penelitian ini terfokus pada


dua unsur sintaksis yaitu bidang frasa dan kalimat. Klausa tidak dibahas
secara tersendiri karena klausa sangat memungkinkan menjadi sebuah kalimat
jika intonasinya final sehingga kesalahan berbahasa dalam bidang klausa
sudah melekat pada kesalahan bidang kalimat.

Kesalahan berbahasa ragam tulisan yang menyangkut frasa meliputi :

1. Pengaruh bahasa daerah


2. Penggunaan preposisi yang tidak tepat
3. Susunan kata atau pola kalimat yang tidak tepat
4. Penggunaan unsur yang berlebihan

Selain berkaitan dengan ketidaklengkapan unsur kalimat, kesalahan


dalam tataran sintaksis lainnya berkaitan dengan susunan kata yang tidak
tepat.

1.5 Problematika Bahasa Indonesia dalam Tataran Semantic

Problematika atau kesalahan berbahasa ragam tulisan pada tataran semantik


yaitu :

1. Kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip


2. Penggunaan kata-kata yang saling menggantikan yang dipaksakan
sehingga menimbulkan perubahan makna kalimat bahkan saling
merusak struktur kalimat
Salah satu peristiwa semantik yang perlu dihindari karena bermakna
bias adalah ambiguitas. Ambiguitas disebabkan karena struktur kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.

Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa Indonesia


pada era globalisasi perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara
Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh
pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa
Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang canggih harus dihadapi dengan
memertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia.
Hal ini menyangkut kedisiplinan berbahasa nasional, yakni dengan mematuhi
semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia. Dengan disiplin berbahasa
Indonesia, maka akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan
dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Daftar Pustaka

Akmaluddin. 2016. Problematika Bahasa Indonesia Kekinian : Sebuah Analisis


Kesalahan Berbahasa Indonesia Ragam Tulisan. Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Mataram. Mabasan Vol. 10 No. 2 : 63-84

Anda mungkin juga menyukai