Anda di halaman 1dari 213

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DISCOVERY BERBASIS

INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS


SISWA MATERI KUBUS DAN BALOK

SKRIPSI

Oleh
Maryam binti Marfin
34201200141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DISCOVERY BERBASIS INQUIRY
TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA
MATERI KUBUS DAN BALOK

SKRIPSI

Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan


pada Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Oleh
Maryam binti Marfin
NIM. 34201200141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DISCOVERY


BERBASIS INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS SISWA MATERI KUBUS
DAN BALOK
Disusun oleh : Maryam binti Marfin
NIM : 34201200141

telah dipertahan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan
Agung Semarang dan dinyatakan layak telah memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada,
Hari : Kamis
Tanggal : 31 Maret 2016

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Gunarto, Moh. Aminudin, S.Pd., M.Pd.


NIK. 210389016 NIK. 211312010

Anggota Penguji

(....................................................)
1 Moh. Aminudin, S.Pd., M.Pd.
NIK. 211312010
(....................................................)
2 Imam Kusmaryono, S.Pd., M.Pd.
NIK. 211311006

3 Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd. (....................................................)


NIK. 211313017

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maryam binti Marfin

NIM : 34201200141

Program Studi : Pendidikan Matematika

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas


Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry Berbantuan Alat Peraga terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Materi Kubus dan Balok” benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dan karya orang lain baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk sesuai kode etik ilmiah.

Semarang, Maret 2016


Yang membuat pernyataan

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah)


Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)”
(Q.S. Maryam ayat 96)

Keep in trying! Keep growth minded.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan penjagaan


yang terus hamba rasakan hingga saat ini. Karya ini ku namai “Special Power” ini
kupersembahkan untuk.

1. Bapak dan mama yang mencintaiku dengan tulus, dengan cinta yang
menumbuhkan.
2. Kak Lestari Agusalim, sosok yang menginspirasiku.
3. Kak Nirmala Dewi, seorang kakak yang menyayangiku dengan kasih
sayang kelembutan.
4. Kak Khadijah binti Marfin, saudara kembarku teman sebagian hidupku.
5. Keluarga besarku, atas kasih sayang yang terus terjaga hingga kini.
6. Aji Larasanto, yang menjadi kekasih, kakak, teman sebagiannya lagi
hidupku.
7. Teman-teman Pendidikan Matematika 2012 atas doa dan dukungan yang
memanjangkan sumbu harapan.
8. Teman-teman kos Hijau, terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.
9. Almamater kebanggaanku FKIP Unissula
10. Seluruh guru kehidupan yang dari mereka aku belajar.

v
ABSTRAK

Marfin, Maryam. 2016. Efektivitas Pembelajaran Discovery Berbasis Inquiry


Berbantuan Alat Peraga Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Materi Kubus dan Balok. Skripsi, Pendidikan Matematika.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Pembimbing I. Imam
Kusmaryono, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II. Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci : Discovery, Berbasis Inquiry, Alat Peraga, Kemampuan Penalaran


Matematis, Kubus dan Balok.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan penalaran matematis


siswa kelas VIII. Rendahnya kemampuan penalaran siswa ditunjukkan berdasarkan
hasil survei yang dilakukan TIMSS dan PISA yang menempatkan Indonesia pada
posisi yang belum menggembirakan. Tinggi rendahnya kemampuan penalaran
siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana faktor yang paling dominan yaitu
guru, siswa dan pembelajaran yang dipakai. Upaya guru untuk meningkatkan
kemampuan penalaran matematis siswa secara maksimal salah satunya dengan
memilih pembelajaran discovery berbasis inquiry berbantuan alat peraga yang
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini


adalah seluruh siswa SMP Negeri 39 Semarang kelas VIII yang berjumlah 278
siswa yang terbagi menjadi 9 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas dengan cara
random kelas (acak), untuk kelas eksperimen sebanyak 30 siswa menggunakan
pembelajaran discovery berbasis inquiry berbantuan alat peraga dan kelas kontrol
sebanyak 30 siswa menggunakan pembelajaran inquiry. Metode pengumpulan data
penelitian dilakukan menggunakan tes yaitu meliputi nilai ulangan harian tertulis.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji normalitas
dengan uji Kolomogorov Smirnov, uji homogenitas dengan uji Levene dan uji t
untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian.

Hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh persamaan regresi Ŷ =


−24,516 + 0,672𝑋1 + 0,679𝑋2 dengan R2 (indeks determinasi) sebesar 83,8%
dan rata-rata kelas eksperimen 𝑥̅ = 83, 67 dan rata-rata kelas kontrol 𝑥̅ = 78,83. Uji
hipotesis yang digunakan yaitu nilai p value melalui perhitungan statistik sebesar
0,000 dimana < 0,05. Karena < 0,05 maka perbedaan bermakna secara statistik atau
signifikan pada probabilitas 0,05 . karena thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima
Ha. Artinya terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematis siswaa yang
menggunakan pembelajaran discovery berbasis inquiry berbantuan alat peraga
dengan yang hanya menggunakan pembelajaran inquiry.

vi
ABSTRACT

Marfin, Maryam. 2016. The Effectiveness of “Discovery Inquiry-based” Learning


Using the Props Against the Ability of Mathematical Reasoning of
Students Material Cubes and Beams. Thesis, Mathematics Education.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Supervisor I. Imam
Kusmaryono, S.Pd., M.Pd., Supervisor II. Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd.

Keywords: Discovery, Inquiry-based, Props, The ability of Mathematical


Reasoning.

This research is motivated by the low of ability mathematical reasoning in grade


VIII. The low ability of mathematical reasoning of students indicated according to
a survey conducted by TIMSS and PISA that puts Indonesia in a position to have
fun. The high and low ability of reasoning students influenced by a variety of
factors, where the most dominant that is teachers, students and learning used.
Teacher’s effort to improve the ability mathematical reasoning of students in full
one of them by choosing discovery inquiry-based learning using props.

This research is experimental research.The population of the research is all students


of SMP N 39 Semarang class VIII who were 278 students who is divided into 9
class. The sample 2 class taken by cluster random sampling, for the experiment
class of 30 students use discovery inquiry-based learning using the props and the
control class of 30 students use inquiry learning. Data collection method research
conducted using the test include the value of daily test written.Analysis techniques
the data used to test hypotheses is the normality by test kolomogorov smirnov, the
homogeneity by test levene and the formulation t to answer problems of research.

The results of the data analysis has been done, the regression equation 𝑌̂ = -24,516
+ 0,672X1 + 0,679X2 with R2 (determination index) of 83,8 % and the average of
experiment class 𝑥̅ = 83,67 and the average of control class 𝑥̅ = 78,83. The
hypothesis test used the value p value statistics through calculation of 0,000 where
< 0,05. Because 0,05 the difference was statistically significant on the probability
0,05. Because thitung > ttabel, reject Ho and accept Ha. It means there were a difference
in the capacity mathematical reasoning of student using discovery inquiry-based
learning busing the props with the only use inquiry learning

vii
PRAKATA

Puji syukur selalu penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
berkah, inayah dan taufiqNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Efektivitas Pembelajaran Discovery Berbasis Inquiry Berbantuan Alat Peraga
Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Materi Kubus dan Balok”.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. H. Anis Malik Thoha, Lc., MA., Ph.D sebagai rektor Unissula.
2. Prof. Dr. Gunarto, S.H., S.E., Akt., M.Hum sebagai Dekan FKIP.
3. Imam Kusmaryono, S.Pd., M.Pd. sebagai Kaprodi Pendidikan Matematika
sekaligus Pembimbing I dalam penyusunan Skripsi yang telah sabar dan tulus
dalam membimbing penulis.
4. Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd. sebagai pembimbing II dalam penyusunan Skripsi
yang telah ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unissula
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi penulis.
6. Drs. Siminto, M.Pd. sebagai kepala sekolah SMP Negeri 39 Semarang
berkenan memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
7. Suprapti, S.Pd. sebagai guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 39
Semarang yang telah membantu selama penelitian berlangsung.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari pihak lain, penulis tidak dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis tidak dapat
mengaharapkan saran dan masukan yang membangun dari pihak manapun demi
kesempurnaan skripsi ini agar lebih bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis.

Semarang Maret 2016

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PRAKATA ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Batasan Masalah .................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 9
A. Pembelajaran ....................................................................................... 9
B. Teori Belajar ........................................................................................ 14
C. Aktivitas dan Minat Belajar ................................................................ 20
D. Ketuntasan belajar ............................................................................... 27
E. Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry ........................................... 28
F. Penalaran Matematis ........................................................................... 37
G. Materi Kubus dan Balok ..................................................................... 40
H. Kerangka Berfikir ................................................................................ 44
I. Pengajuan Hipotesis ............................................................................ 47
J. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 47

ix
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 49
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 49
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 49
C. Populasi ............................................................................................... 50
D. Sampel ................................................................................................. 50
E. Variabel ............................................................................................... 51
F. Desain Penelitian ................................................................................. 51
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 54
H. Instrumen Penelitian ............................................................................ 57
I. Analisis Instrumen Penelitian ............................................................. 58
J. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 67
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 69
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 69
B. Pembahasan ......................................................................................... 86
C. Kendala-kendala dan Cara Mengatasi ................................................. 93
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 94
A. Simpulan ............................................................................................. 94
B. Saran .................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran berbasis Inquiry.......................................... 31


Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Discovery.................................................... 35
Tabel 2.3 Sintaks Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry......................... 36
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 39 Semarang ................. 50
Tabel 3.2 Sampel Siswa Kelas VIII SMP Negeri 39 Semarang ................... 50
Tabel 3.3 Indikator Aktivitas Siswa .............................................................. 55
Tabel 3.4 Kategori Aktivitas Belajar ............................................................ 55
Tabel 3.5 Indikator Minat Belajar Siswa ...................................................... 56
Tabel 3.6 Kategori Minat Belajar ................................................................. 57
Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas Soal ............................................................... 60
Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Pengaruh ....................................................... 66
Tabel 4.1 Hasil Nilai UHT Materi Garis Singgung Lingkaran ..................... 69
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 69
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas .................................................................. 70
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Penalaran Matematis ............. 71
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Penalaran Matematis .......... 72
Tabel 4.6 Deskripsi Statistik Hasil Belajar ................................................... 75
Tabel 4.7 Hasil .Pengamatan Aktivitas Siswa Eksperimen.......................... 77
Tabel 4.8 Pencapaian Indikator Aktivitas Eksperimen ................................. 78
Tabel 4.9 Kategori Pencapaian Indikator Aktivitas Eksperimen .................. 78
Tabel 4.10 Pencapaian Indikator Minat Eksperimen ...................................... 79
Tabel 4.11 Kategori Pencapaian Indikator Minat Eksperimen ....................... 79
Tabel 4.12 Deskripsi Statistik Hasil Belajar Siswa Eksperimen .................... 80
Tabel 4.13 Hasil Presentase Kumulatif Hasil Belajar Eksperimen.................. 81
Tabel 4.14 Deskripsi Statistik Hasil Belajar Siswa Kontrol ........................... 82
Tabel 4.15 Hasil Presentase Kumulatif Hasil Belajar Kontrol ....................... 82
Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Ganda ....................................................... 83
Tabel 4.17 Analisis Keberartian Koefisien Regresi ........................................ 84

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Paradigma Pembelajaran Abad 21 .............................................. 13
Gambar 2.2 Rincian Proses Inquiry ................................................................ 29
Gambar 2.3 Aktivitas dan dampak pembelajaran berbasis Inquiry ................ 30
Gambar 2.4 Alur Berpikir Penelitian .............................................................. 46
Gambar 3.1 Skema Penelitian ........................................................................ 53

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .............................. 77

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Kelas Uji Coba ..........................................................99


Lampiran 2. Kisi-kisi Soal Uji Coba ...................................................................100
Lampiran 3. Soal Tes Uji Coba ..........................................................................102
Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba ................................................105
Lampiran 5. Analisis Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Uji Coba ...................111
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Soal Tes Uji Coba .......................113
Lampiran 7. Kisi-kisi Angket Minat Belajar Uji Coba ......................................114
Lampiran 8. Angket Minat Belajar Uji Coba .....................................................115
Lampiran 9. Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Belajar Uji Coba .............118
Lampiran 10. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Minat Belajar
Uji Coba .......................................................................................121
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Angket Minat Belajar ................123
Lampiran 12. Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Matematis..........................124
Lampiran 13. Soal Evaluasi Akhir .....................................................................127
Lampiran 14. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir ....................................................129
Lampiran 15. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar .............................133
Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Belajar ............................................134
Lampiran 17. Contoh Jawaban Observasi Aktifitas Siswa .................................136
Lampiran 18. Kisi-kisi Angket Minat Belajar ....................................................138
Lampiran 19. Angket Minat Belajar ..................................................................129
Lampiran 20. Kriteria Pemberian Skor Angket Minat .......................................141
Lampiran 21. Contoh Jawaban Angket Minat ...................................................143
Lampiran 22. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ........................................145
Lampiran 23. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ..............................................146
Lampiran 24. Silabus .........................................................................................147
Lampiran 25. RPP 1 Kelas Eksperimen .............................................................150
Lampiran 26. RPP 2 Kelas Eksperimen .............................................................153
Lampiran 27. RPP 3 Kelas Ekperimen ..............................................................156
Lampiran 28. RPP 1 Kelas Kontrol ....................................................................159

xiv
Lampiran 29. RPP 2 Kelas Kontrol ....................................................................162
Lampiran 30. RPP 3 Kelas Kontrol ....................................................................165
Lampiran 31. LKS 1 ...........................................................................................168
Lampiran 32. LKS 2 ...........................................................................................171
Lampiran 33. LKS 3 ...........................................................................................174
Lampiran 34. Daftar Nilai Ulangan Akhir Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ...............................................................................177
Lampiran 35. Tabulasi Data Aktivitas Hasil Penelitian .....................................178
Lampiran 36. Tabulasi Data Minat Hasil Penelitian ..........................................182
Lampiran 37. Uji Normalitas Distribusi Data Nilai Akhir Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................183
Lampiran 38. Uji Homogenitas Nilai Akhir ......................................................184
Lampiran 39. Uji Ketuntasan Belajar .................................................................185
Lampiran 40. Uji Beda Rata-rata .......................................................................187
Lampiran 41. Analisis Regresi Linear Ganda ....................................................188
Lampiran 42. Dokumentasi ................................................................................191

xv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economics Community) adalah

salah satu isu strategis di awal abad dekade ini. Memasuki era masyarakat

ekonomi ASEAN (MEA) 2015, stakeholder Indonesia tentu harus mengikuti

standar internasional supaya dapat survive di era global ini. Demikian halnya

dunia pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam menciptakan generasi

penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing. Maka harus diiringi

dengan kesiapan generasi penerus bangsa baik mental, spiritual juga

keterampilan dan wawasan yang dapat menunjang kondisi tersebut.

Standar internasional pendidikan matematika dapat ditunjukkan

berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional

seperti TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study) dan

PISA (Program for International Student Assessment). Tujuan umum

pembelajaran matematika yang dirumuskan oleh NCTM (National Council of

Teachers of Mathematics) yang dikenal dengan kemampuan matematis

(mathematical power) yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran

dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi

(connection), dan representasi (representation) (Murtiasa, 2015). Tujuan

tersebut juga sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang tercantum

dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006 bahwa tujuan

mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu memahami

1
2

konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah,

mengkomunikasikan masalah dan memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan (Depdiknas, 2006).

Hasil TIMSS dan PISA menempatkan Indonesia pada posisi yang belum

menggembirakan di antara negara-negara yang di survei. Survei yang

dilakukan pada tahun 2011 oleh TIMSS Indonesia pada posisi 36 dari 40

negara (Mullis, 2012) dan survei yang dilakukan pada tahun 2015 oleh PISA

Indonesia pada posisi 69 dari 72 negara (Coughlan, 2015). Hasil belajar

berdasarkan studi TIMSS dan PISA tersebut intinya terletak pada kekuatan

penalaran matematis siswa serta kemampuan menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini menunjukkan kelemahan siswa dalam menghubungkan

konsep-konsep matematika yang bersifat formal dengan permasalahan dalam

dunia nyata.

Kemampuan penalaran sangat dekat dengan karakteristik matematika.

Penalaran (reasoning) adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencapai

simpulan yang logis berdasarkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

fakta serta berbagai sumber yang relevan. Aktifitas bernalar harus dilakukan

oleh para siswa, jika mereka tidak melakukan aktifitas berpikir ketika belajar

maka apa yang mereka peroleh hanya sekedar hafalan dan tidak memahami inti

ataupun konsep dari materi yang telah dipelajari. Dengan adanya aktivitas

penalaran ketika belajar, maka siswa akan mendapatkan suatu simpulan yang

benar mengenai materi yang dipelajari karena sudah melalui proses yang logis

ketika belajar.
3

Kubus dan balok merupakan salah satu pokok bahasan di kelas VIII

semester 2. Kompetensi dasar yang ingin dicapai pada materi ini, yaitu:

memahami sifat-sifat kubus dan balok, membuat jaring-jaring kubus dan balok,

serta menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok. Materi ini

sangat mengandalkan kemampuan penalaran matematis siswa. Berdasarkan

observasi awal bahwa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan

pembelajaran di SMP Negeri 39 Semarang yaitu pelaksanaan pembelajaran

yang masih monoton dengan pendekatan ekspositori sehingga hanya

mengedepankan keterampilan belajar tingkat rendah seperti menghafal,

termasuk juga guru masih belum bisa membuka diri terhadap alternatif

jawaban.

Hasil belajar matematika berupa penalaran matematis siswa tidak bisa

dilihat dari satu faktor saja, melainkan banyak faktor yang satu sama lain saling

berpengaruh. Baik itu faktor dari diri siswa maupun faktor lain dari luar siswa.

Faktor keberhasilan belajar dari diri siswa sering terhambat karena kurangnya

minat belajar siswa sehingga muncul anggapan siswa tentang sulitnya

mempelajari pelajaran matematika serta kurang mengandalkan aktivitas aktif

siswa dalam proses belajar sehingga siswa terpaku belajar hanya menerima

tidak menemukan sendiri.

Memperhatikan hal tersebut, maka perlu diupayakan pembelajaran yang

memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam aktivitas belajar dan

menstimulus minat belajar siswa untuk mendukung kemampuan penalaran

matematis siswa. Pembelajaran yang mendukung adalah pembelajaran yang


4

melibatkan siswa secara langsung menemukan pengetahuan sendiri untuk

membangun konsep dan prinsip matematika, sedangkan pembelajaran yang

dapat menstimulus minat belajar adalah pembelajaran dengan menggunakan

alat peraga, alat peraga akan memudahkan siswa paham proses menemukan

konsep atau prinsip matematika. Pembelajaran yang dianggap sesuai oleh

peneliti adalah pembelajaran Discovery berbasis Inquiry berbantuan alat

peraga. Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry merupakan perpaduan dan

modifikasi pembelajaran inquiry dengan pembelajaran discovery. Tahapan

pelaksanaan pembelajaran Discovery berbasis Inquiry, yaitu: stimulasi

(stimulation), perumusan masalah (problem statement), pengumpulan data

(data collection), analisis data (data processing), verifikasi (verification), dan

generalisasi (generalization).

Pembelajaran matematika dengan pembelajaran discovery berbasis

inquiry diharapkan berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis

siswa. Berdasarkan pemikiran yang telah dibahas di atas, maka penulis tertarik

akan melakukan penelitian tentang “Efektivitas Pembelajaran Discovery

berbasis Inquiry terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Materi

Kubus dan Balok”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan mempunyai tujuan yang tepat sasarannya,

maka penulis memberikan batasan-batasan masalah yang akan diteliti. Penulis

membuat batasan yaitu pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran


5

Discovery berbasis Inquiry yang ditandai dengan adanya pengaruh aktivitas

dan minat belajar siswa yang lebih baik dalam pembelajaran, dibanding dengan

pembelajaran Inquiry saja, siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP

Negeri 39 Semarang, dan materi pokok yang diajarkan adalah kubus dan balok.

Pada penelitian ini efektivitas yang dimaksud sebagai berikut.

1. Rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang menerapkan

pembelajaran Discovery berbasis Inquiry mencapai ketuntasan belajar

secara perorangan (jika siswa mampu menyelesaikan dan menguasai

kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 75%) dan perkelas

(sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas it).

2. Rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan

pembelajaran Discovery berbasis Inquiry lebih baik daripada siswa yang

hanya menggunakan pembelajaran Inquiry.

3. Terdapat pengaruh aktifitas dan minat siswa pada pembelajaran Discovery

berbasis Inquiry terhadap kemampuan penalaran matematis siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu.

1. Apakah rata-rata tingkat kemampuan penalaran matematis siswa dengan

menggunakan pembelajaran Discovery berbasis Inquiry mencapai

ketuntasan belajar pada materi kubus dan balok pada siswa kelas VIII

semester 2 SMP Negeri 39 Semarang?


6

2. Apakah rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang

menggunakan pembelajaran Discovery berbasis Inquiry lebih baik daripada

siswa yang hanya menggunakan pembelajaran Inquiry pada materi kubus

dan balok pada siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 39 Semarang?

3. Apakah terdapat pengaruh aktifitas dan minat siswa pada pembelajaran

Discovery berbasis Inquiry terhadap kemampuan penalaran matematis

siswa kelas VIII SMP Negeri 39 Semarang?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang disebutkan di atas, tujuan

penelitian ini sebagai berikut.

1. Mengetahui rata-rata tingkat kemampuan penalaran matematis siswa

dengan menggunakan pembelajaran Discovery berbasis Inquiry mencapai

kentutasan belajar pada materi kubus dan balok pada siswa kelas VIII

semester 2 SMP Negeri 39 Semarang.

2. Mengetahui rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang

menggunakan pembelajaran Discovery berbasis Inquiry lebih baik daripada

siswa yang hanya menggunakan pembelajaran Inquiry pada materi kubus

dan balok pada siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 39 Semarang.

3. Mengetahui terdapat pengaruh aktifitas dan minat siswa pada pembelajaran

Discovery berbasis Inquiry terhadap kemampuan penalaran matematis

siswa kelas VIII SMP Negeri 39 Semarang.


7

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis yaitu

diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman pembelajaran matematika

dengan pembelajaran Discovery berbasis Inquiry terhadap kemampuan

penalaran matematis siswa dan sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai

sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Membantu siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan

kapasitas dasar yang dimilikinya.

2) Memacu semangat siswa untuk lebih aktif lagi sehingga siswa

merasa tertantang untuk mengerahkan segala kemampuannya untuk

berhasil seoptimal mungkin.

b. Bagi Guru

1) Sumber data bagi guru yang berguna untuk perbaikan dan

peningkatanperannya di dunia pendidikan.

2) Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat

dimanfaatkan oleh guru bidang studi untuk pelaksanaan pengajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Sumbangan informasi dalam usaha meningkatkan kemampuan

siswa pada mata pelajaran matematika.


8

2) Memberi masukan kepada sekolah mengenai pembelajaran

Discovery berbasis Inquiry berbantuan alat peraga.

d. Bagi Peneliti

1) Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat menerapkan ilmu

pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah.

2) Sebagai sumbangan informasi dalam meningkatkan mutu

pendidikan siswa.
9

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa yang mempunyai

makna bahwa pembelajaran merupakan kegiatan memilih, menetapkan

dan mengembangkan strategi yang optimal untuk mencapai hasil yang

diinginkan secara optimal. Pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan

komponen-komponen seperti siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode,

media dan evaluasi. Menurut Crow & Crow pembelajaran adalah

pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap. Menurut Slavin pembelajaran

didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan

oleh pengalaman (Sani, 2014).

Proses pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan belajar yang

dilakukan siswa. Kegiatan belajar sering dikaitkan dengan mengajar,

bahkan belajar mengajar digabungkan menjadi pembelajaran, sehingga

belajar mengajar sulit dipisahkan. Namun perlu diingat bahwa tidak selalu

kegiatan belajar harus ada yang mengajar, dan sebaliknya tidak selalu

kegiatan mengajar menghasilkan kegiatan belajar. Menurut Makmun

(Iskandar, 2009) proses pembelajaran mengajar merupakan suatu

rangkaian interaksi antara siswa dengan guru dalam rangkaian mencapai

tujuannya. Maknanya terjadi perilaku belajar pada siswa dan perilaku

9
10

mengajar pada pihak guru yang terjadi hubungan interaktif yang bersifat

mengikat antara aktivitas kedua belah pihak.

Depdiknas (Iskandar, 2009) mengemukakan pembelajaran

dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas atau sempit dan tidak sekonyong-konyong.

Pembelajaran bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap

untuk diambil dan diingat. Menurut Syaiful Sagala (Iskandar, 2009)

pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara

sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku

tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap

situasi tertentu. Syaiful Sagala menyatakan bahwa pembelajaran

mempunyai dua karakteristik, yaitu: dalam proses pembelajaran

melibatkan proses berfikir dan dalam proses pembelajaran membangun

suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan

untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang

pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk

memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

2. Paradigma Pembelajaran Abad 21

Masa mendatang kita akan menghadapi beberapa tantangan dan

perubahan yang menuntut perubahan paradigma pendidikan tradisional

yang selama ini diterapkan oleh guru Indonesia. Siswa pada saat ini harus

terbiasa mencari informasi sendiri, mampu mengidentifikasi dan

merumuskan masalah, mampu bekerja efektif dalam kelompok dan


11

membangun jaringan, serta memiliki kreativitas yang tinggi. Berbagai

macam tantangan masa depan akan dihadapi seperti kompetensi ekonomi

secara global, perubahan pandangan sosial, globalisasi, kecenderungan

penggunaan IT, inovasi yang berkembang cepat dan lain-lain, oleh karena

itu siswa harus dibekali dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

memadai untuk menghadapi tantangan. Hal ini perlu untuk menyesuaikan

diri bersaing dengan pembelajaran era baru.

Terdapat beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa

menurut SCANS (Sekretaris Commission on Anchieving Necessery Skills)

(Sani, 2014) sebagai berikut.

a. Keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh siswa antara lain sebagai

berikut.

1) Membaca, yakni kemampuan memahami dan menafsirkan

informasi tertulis, berserta dengan grafik dan gambar.

2) Menulis, yakni mengomunikasikan pemikiran, ide, informasi, dan

pesan melalui tulisan dan membuat dokumen seperti surat, manual,

laporan, grafik, dan bagan alir.

3) Mendengarkan, yakni menerima, menafsirkan, dan merespon

pesan verbal.

4) Berbicara, yakni mengorganisasikan ide dan

mengkomunikasikannya secara lisan.

5) Berhitung dasar, yang mencakup kemampuan aritmatika dan

melakukan operasi hitung.


12

b. Keterampilan berpikir yang perlu dimiliki oleh siswa antara lain

sebagai berikut.

1) Berpikir kreatif, yakni menghasilkan ide baru.

2) Menyelesaikan masalah, yakni mengenal masalah, membuat

rancangan, dan mengimplementasikan rencana tindakan solusi.

3) Membuat keputusan, yakni menetapkan tujuan dan batasan,

mengembangkan alternatif, mempertimbangkan resiko,

mengevaluasi, dan memilih alternatif terbaik.

4) Melihat gambaran ide, yakni mengorganisasikan dan memproses

simbol, gambar, grafik, benda, dan informasi lain.

5) Mengetahui bagaimana belajar, yakni menggunakan teknik belajar

secara efisien untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan

dan keterampilan baru.

6) Menalar (reasoning), yakni menemukan aturan prinsip yang

membawahi hubungan antara beberapa benda atau pola dan

menerapkannya untuk menyelesaikan masalah.

c. Keterampilan interpersonal yang perlu dimiliki adalah kemampuan

bekerjasama dengan orang lain, yakni.

1) Berpartisipasi sebagai anggota kelompok

2) Saling berbagi pengetahuan dan keterampilan.

3) Latihan memimpin.

4) Melakukan negosiasi.

5) Bekerja dalam keragaman.


13

Kurikulum dan pembelajaran yang harus diterapkan menurut Oon-

Seng Tan (Sani, 2014) untuk menghadapi tantangan abad 21 antara lain,

belajar mandiri, mencari informasi, menggunakan tantangan dunia nyata,

menggunakan permasalahan tidak terstruktur, kontektualisasi

pengetahuan, menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher

order thingking), siswa menentukan lingkup dan isu pembelajaran,

pembelajaran teman sejawat, evaluasi oleh teman sejawat, kerja kelompok,

pembelajaran multidisiplin, dan penilaian keterampilan proses.

Pergeseran cara belajar harus dilakukan mengantisipasi kebutuhan

abad 21. Berdasarkan empat ciri abad 21 yakni, informasi, komputasi,

otomasi, perlu dilakukan perubahan metode pembelajaran sebagai berikut.

Ciri Abad 21 Metode Pembelajaran

Informasi
(tersedia di mana saja, Pembelajaran diarahkan untuk
kapan saja) mendorong siswa mencari tahu dari
berbagai sumber, bukan diberi tahu

Komputasi Pembelajaran diarahkan untuk


(lebih cepat mampu merumuskan masalah
(menanya), bukan hanya
menggunakan mesin)
menyelesaikan masalah (menjawab)

Otomasi Pembelajaran diarahkan untuk


melatih berpikir analitis/pengambilan
(Menjangkau semua
keputusan, bukan berpikir mekanistis
pekerjaan rutin) (rutin)

Komunikasi
(dari mana saja, ke Pembelajaran menekankan
pentingnya kerjasama dan kolaborasi
mana saja) dalam menyelesaikan masalah

Gambar 2.1 Paradima Pembelajaran Abad 21 (Kemdikbud, 2013)


14

B. Teori Belajar

Perkembangan teori-teori psikologi tentang pembelajaran sekarang

sangatlah beragam. Jika ditelaah literatur kajian psikologi pendidikan kita

menemukan banyak teori-teori yang berhubungan dengan pembelajaran yang

bersumber dari aliran-aliran psikologi. Beberapa aliran-aliran psikologi yang

sangat dominan mempengaruhi proses pembelajaran, salah satunya yaitu teori

belajar konstruktivisme. Menurut Richardshon (Prendergast, 2014) dalam

pendekatan kontruktivisme peran guru diubah dari yang tadinya guru hanya

memberikan pengetahuan menjadi guru juga sebagai fasilisator untuk

mendorong siswa bertanya, ditantang untuk menyusun ide mereka sendiri dan

menarik kesimpulan.

Teori belajar konstruktivisme merupakan teori perkembangan mental

Piaget. Salah satu teorinya yang terkenal yaitu tentang memahami

perkembangan kognitif individu. Menurut Ruseffendi (Iskandar, 2010) teori

belajar konstruktivisme berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang

dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.

Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-

ciri tertentu dalam mengkontruksi ilmu pengetahuan. Teori belajar

konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan

begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa, yang artinya bahwa siswa harus

aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan

kematangan kognitif yang dimilikinya. Hudoyo (Kusmaryono, 2011)

berpendapat bahwa pembelajaran matematika menurut pandangan


15

konstruktivisme adalah membantu siswa untuk membangun konsep/prinsip

matematika dengan kemampuannnya sendiri melalui proses internalisasi,

sehingga konsep/prinsip tersebut terbangun kembali, tranformasi informasi

yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru.

1. Teori Belajar Piaget

Teori konstruktivisme Piaget (Slameto, 2010) menjelaskan bahwa

pengetahuan seseorang adalah bentukan orang itu sendiri. Proses

pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila seseorang mengubah atau

mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam berhadapan dengan

tantangan, dengan rangsangan atau persoalan. Teori Piaget seringkali

disebut konstruktivisme personal karena lebih menekankan pada

keaktifan pribadi seseorang dalam mengkonstruksikan pengetahuannya.

Terlebih lagi karena Piaget banyak mengadakan penelitian pada proses

seorang anak dalam belajar dan membangun pengetahuannya.

Piaget (Slameto, 2010) bahwa belajar akan lebih berhasil apabila

disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta

didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan

obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan

dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak

memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi

dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari

lingkungan Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interaksi

yang terus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus


16

perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran

pebelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan

kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme

tertentu. Menurut Piaget, intelegen adalah seperti sistem kehidupan

lainnya, yaitu proses adaptasi. Menurut Piaget perkembangan mental anak

dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu (a) kemasakan, (b) pengalaman, (c)

interaksi sosial, dan (d) equilibration (proses dari ketiga faktor di atas

bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).

2. Teori Belajar Bruner

Teori belajar Bruner (Slameto, 2010) dikenal oleh tiga tahapan

belajarnya yang terkenal. Pada dasarnya setiap individu pada waktu

mengalami atau mengenal peristiwa yang ada di dalam lingkungannya

dapat menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa tersebut di

dalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa yang

dialaminya. Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku

seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian

rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Di dalam

proses belajar mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan

mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk

meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discovery

learning environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan

ekplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian

yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu
17

ada bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan dan hambatan yang

dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula.

Menurut Bruner (Slameto, 2010) proses belajar yang terbagi menjadi

tiga tahapan, yaitu.

a. Enactive, dalam tahap ini peserta didik di dalam belajarnya

menggunakan atau memanipulasi obyek-obyek secara langsung.

Contohnya seperti belajar naik sepeda, yang harus didahului dengan

bermacam-macam keterampilan motorik.

b. Iconic, pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai

menyangkut mental yang merupakan gambaran dari obyek-obyek.

Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung obyek-

obyek, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan

gambaran dari obyek. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-

gambar yang mewakili suatu konsep. Contohnya seperti mengenal jalan

yang menuju ke pasar, mengingat di mana bukunya yang penting

dilaksanakan.

c. Symbolic, tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol secara langsung

dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Dalam penyajian

suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah informasi yang

dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai

pemahaman. Contohnya seperti menggunakan kata-kata atau

menggunakan formula.
18

Jerome Bruner (Nasution, 2003) membagi alat instruksional dalam

empat macam menurut fungsinya antara lain.

a. Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicaorus” (sebagai pengganti

pengalaman yang langsung) yaitu menyajikan bahan yang tidak dapat

mereka peroleh secara langsung di sekolah. Hal ini dapat dilakukan

melalui film, TV, rekaman suara dan sebagainya.

b. Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau

prinsip suatu gejala misalnya model molekul, model bangun ruang.

c. Alat dramatisasi, yakni mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau

tokoh, film tentang alam, untuk memberikan pengertian tentang suatu

idea atau gejala.

d. Alat automatisasi seperti “teaching machine” atau pelajaran

berprogama.

3. Teori Belajar Vygotsky

Nama lengkap dari Vygotsky adalah Lev Semyonovich Vygotsky.

Vygotsky lahir di Tsarist, Russia pada tanggal 17 November 1896.

Menurut Vygotsky seseorang yang belajar dipahami sebagai seseorang

yang membentuk pengertian/pengetahuan secara aktif dan terus-menerus.

Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek “internal”

dan “eksternal” dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan

sosial pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari

interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya (Slavin,

2008).
19

Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja

menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu

berada dalam “zone of proximal development” mereka adalah jarak antara

tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan

pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat

kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam

kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau

teman sebaya yang lebih mampu (Slavin, 2008).

Aliran psikologi yang dipegang oleh Vygotsky lebih mengacu pada

kontruktivisme karena ia lebih menekankan pada hakikat pembelajaran

sosiokultural. Konsep teori perkembangan kognitif Vygotsky berkutat

pada tiga hal, yaitu (a) Hukum Genetik tentang Perkembangan (Genetic

Law of Development), setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan

berkembang melewati dua aturan, yaitu tataran sosial lingkungannya dan

tataran psikologis yang ada pada dirinya. (b) Zona Perkembangan

Proksimal (Zone of Proximal Development), meskipun pada akhirnya

anak-anak akan mempelajari sendiri beberapa konsep

melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh

lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak

akan pernah mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa bantuan

orang lain. Vygotsky membedakan antara actual development dan

potential development pada anak. Actual development ditentukan apakah

seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau
20

guru, sedangkan potensial development membedakan apakah seorang anak

dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di bawah petunjuk orang

dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. (c) Mediasi Mediator yang

diperankan lewat tanda maupun lambang adalah kunci utama

memahami proses-proses sosial dan psikologis. Jika dikaji lebih

mendalam teori perkembangan kognitif Vygotsky akan ditemukan dua

jenis mediasi, yaitu metakognitif dan mediasi kognitif. Mediasi

metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotic yang bertujuan

untuk melakukan self regulation (pengaturan diri) yang mencakup

self planning, self monitoring, self checking, dan self evaluation. Mediasi

kognitif adalah penggunaaan alat-alat tertentu untuk memecahkan masalah

yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu (Hall, 1993).

C. Aktivitas dan Minat Belajar

1. Aktivitas Belajar

Dalam belajar diperlukan suatu aktivitas, sebab pada prinsipnya

belajar adalah berbuat, ”learning by doing.” Berbuat untuk mengubah

tingkah laku yang ditunjukkan dengan melakukan perbuatan. Tidak ada

belajar kalau tidak ada aktivitas. Prinsip belajar pada dasarnya adalah

aktivitas, sebagaimana ditekankan oleh Sardiman A. M (Rahmat, 2012)

bahwa “Setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa aktivitas maka proses

belajar tidak mungkin terjadi”. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

prinsip yang sangat penting dalam proses pembelajaran.


21

Perlu ditambahkan bahwa yang dimaksud aktivitas belajar itu adalah

aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar ke dua

aktivitas itu harus selalu berkait. Sehubungan dengan hal ini, Piaget (Safii,

2015) menerangkan bahwa seseorang anak itu berfikir sepanjang ia

berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berfikir. Menurut Nasution

(Supriyanto, 2014) aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat jasmani

dan rohani, dalam proses pembelajaran kedua aktivitas tersebut harus

selalu terkait agar dapat tercipta suatu pembelajarann yang optimal. Oleh

karena itu agar anak berfikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk

berbuat sendiri. Berfikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak

itu berfikir pada taraf perbuatan, jelas bahwa aktivitas itu dalam arti luas,

baik yang bersifat fisik maupun mental. Kaitan antar keduanya akan

membuahkan aktivitas belajar yang optimal. Dalam aktivitas/kegiatan

belajar, guru harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang

optimal dan berbeda-beda untuk mempelajari dan memahami informasi

baru, bahwa siswa perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode belajar

standar yang telah dialaminya untuk memaksimalkan informasi yang dapat

mereka pahami dalam kegiatan belajar mengajar.

Paul B. Diedrich (Safii, 2015) aktivitas siswa dalam belajar

digolongkan atas 8 kelompok sebagai berikut.

a. Visual Activities, meliputi: memperhatikan dari gambar demonstrasi,

membaca, percobaan dari pekerjaan orang lain.


22

b. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

c. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,

percakapan, diskusi, musik.

d. Writing Activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

e. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

f. Motor Activities, misalnya: melakukan percobaan, membuat

konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

g. Mental Activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan

masalah, menganalisa hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional Activities, seperti: menaruh minat, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, tenang, gugup, merasa bosan.

Jadi klasifikasi aktivitas di atas menunjukkan bahwa aktivitas di

sekolah cukup kompleks dan bervariatif. Jika berbagai aktivitas tersebut

dapat dikondisikan selama proses pembelajaran maka pembelajaran lebih

dinamis.

2. Minat Belajar

Para ahli pendidikan menyimpulkan bahwa minat sangat

berpengaruh dalam proses belajar atau dengan kata lain minat sangat

penting dalam proses belajar. Anak-anak yang malas dan tidak mau belajar
23

akan mengalami suatu kegagalan. Minat berhubungan dengan tingkat

kebutuhan, semakin besar tingkat kebutuhan yang dirasakan seseorang

maka semakin besar pula minat dan perhatian untuk belajar sehingga

diperoleh hasil belajar yang baik.

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Crow dan Crow (Djaali, 2006) mengatakan bahwa minat berhubungan

dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau

berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman.

Menurut Setiabudi (Supriyanti, 2011) minat belajar adalah

kecenderungan hati yang tinggi untuk belajar, mendapatkan informasi,

pengetahuan, kecakapan, melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.

Belajar dengan minat akan mendorong siswa untuk belajar lebih baik

daripada belajar tanpa minat, minat timbul apabila siswa tertarik akan

sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa

sesuatu yang akan dipelajarinya bermakna bagi dirinya. Menurut Winkel

(Supriyanti, 2011) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam

subjek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa

senang berkecimpung dalam hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam hal itu. Menurut Slameto (2010) minat adalah suatu rasa lebih suka

dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
24

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minat.

Berdasarkan pengertian dari berbagai ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa minat belajar merupakan perasaan tertarik dalam

belajar dan dapat menumbuhkan kepuasan tersendiri dalam belajar,

sehingga memungkinkan seseorang mengulang-ulang kegiatan belajar

yang dilakukan. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud dengan minat

belajar matematika adalah perasaan tertarik, perasaan suka yang

diwujudkan siswa dalam belajar matematika atau kecenderungan dari

subjek untuk melakukan suatu kegiatan tertentu karena subjek merasa

tertarik pada objek itu.

Setiap individu mempunyai suatu kecenderungan yang asasi untuk

berhubungan dalam cara-cara tertentu. Jika individu itu menaruh minat

pada sesuatu maka minat itu adalah suatu motif yang menyebabkan indivu

itu berhubungan secara aktif dengan barang yang menariknya. Seseorang

menaruh minat kepada sesuatu karena sesuatu itu berguna, memenuhi

kebutuhan-kebutuhan organik dan pelepasan diri dari bahaya. Terhadap

sesuatu yang ada hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan terdapat

minat yang dengan demikian seseorang menunjukkan sikap. Seseorang

cenderung akan memperhatikan secara terus menerus disertai dengan rasa

senang terdapat kegiatan yang diminati. Minat berhubungan dengan

kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian dan menguatkan


25

aktivitas mental dan kegiatan pada suatu obyek. Minat masing-masing

individu berbeda-beda. Demikian juga minat siswa untuk belajar dan

menyelesaikan pekerjaan sekolah. Minat dapat diekspresikan melalui

suatu kenyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai

sesuatu hal daripada lainnya. Setiap siswa selalu memiliki minat untuk

belajar sekalipun minatnya itu sangat kecil. Oleh karena itu seorang guru

harus bisa membangkitkan minat siswa. Seorang guru dalam

menyampaikan pelajaran harus mampu membuat siswa senang dalam

belajar. Dengan adanya minat yang timbul maka besarlah usaha yang

dilakukan untuk mempelajari pelajaran tersebut dan diharapkan siswa

mempeoleh hasil belajar yang baik.

Gie (Djaali, 2006) mengemukakan minat belajar yang tinggi akan

sangat berpengaruh terhadap cara belajar siswa, misal seorang siswa

yang ingin mendapatkan hasil belajar yang baik ia akan belajar dengan

sungguh-sungguh dengan memusatkan perhatiannya pada pelajaran

tersebut. Dengan demikian minat belajar yang tinggi akan berpengaruh

dakam proses keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Secara lebih rinci

arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan adalah.

a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta.

b. Minat memudahkan terciptanya terciptanya konsentrasi.

c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran.

e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.


26

Minat belajar yang tinggi diharapkan siswa dapat memperoleh

hasil belajar yang tinggi pula. Karena dengan minat siswa dapat lebih

perhatian terhadap pelajaran, lebih berkonsentrasi, pelajaran lebih mudah

melekat dan tidak cepat bosan saat belajar.

Supriatna (2009) membagi beberapa indikator minat yang dikenal

atau dapat dilihat melalui proses belajar diantaranya.

a. Ketertarikan untuk membaca buku

Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki

perasaan ketertarikan terhadap belajar belajar tersebut. Siswa yang

berminat pada mata pelajaran matematika ia akan merasa tertarik

dalam mempelajarinya. Ia akan rajin dan terus mempelajari semua

ilmu yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut, ia akan

mengikuti pelajaran dengan penuh antusias tanpa ada beban dalam

dirinya.

b. Perhatian dalam belajar

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang

terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan

mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi, siswa akan mempunyai

perhatian dalam belajar, jiwa dan pikirannya terfokus dengan apa

yang dipelajari.

c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika

Seseorang dapat mengekspresikn minat bukan melalui kata-kata tetapi

melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu
27

aktifitas tertentu. Jadi apabila seorang siswa memiliki minat terhadap

matematika, maka siswa tersebut akan berperan aktif pada saat

pembelajaran matematika.

d. Pengetahuan

Selain dari perasaan senang dan perhatian, untuk mengetahui berminat

atau tidaknya seorang siswa terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari

pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang luas tentang pelajaran

serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari.

D. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar atau disebut juga daya serap adalah pencapaian taraf

penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh guru dalam tujuan

pembelajaran setiap satuan pelajaran. Ketuntasan belajar ini dapat dianalisis

secara perseorangan atau perkelas. Menurut Mulyasa (2009) kriteria ketuntasan

belajar yang digunakan adalah sesuai yang dikeluarkan oleh pusat

pengembangan penataran guru matematika, direktorat jendral pendidikan dasar

dan menengah, departemen pendidikan nasional. Seorang siswa dipandang

tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan dan menguasai kompetensi atau

mencapai tujuan pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan. Sedangkan

keberhasilan kelas dilihat dari siswa yang mampu menguasai tujuan

pembelajaran minimal 75% dan sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa

yang ada di kelas itu (Mulyasa, 2009).


28

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) ditentukan oleh masing-masing

sekolah berdasarkan keadan dimana sekolah itu berada. Dalam hal ini sekolah-

sekolah yang satu dengan yang lain mempunyai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang berbeda. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan diawal tahun

pelajaran oleh forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah.

Namun dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat

kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber

daya pendukung. Berdasarkan KKM yang ditetapkan di sekolah yang

digunakan untuk penelitian, yaitu SMP Negeri 39 Semarang maka ditetapkan

seorang siswa dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan dan

menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 75% dari

seluruh tujuan pembelajaran, sedangkan keberhasilan kelas tercapai jika

sekurang-kurang 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas itu mampu

menguasai tujuan pembelajaran minimal 75%.

E. Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry

1. Pembelajaran berbasis Inquiry

Pembelajaran Berbasis Inquiry atau Inquiry-Based Learning (IBL)

adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merumuskan

pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya

membangun pengetahuan dan makna baru, seperti didefinisikan dalam

Alberta Learning sebagai berikut. “Inquiry-based learning is a process

where students are involved in their learning, formulate questions,


29

investigate,widely and then build new understandings, means and

knowledge” (Alberta, 2004).

Mengajukan Menemukan Interpretasi Membuat


Pertanyaan Sumber Informasi laporan

Gambar 2.2 Rincian Proses Inquiry

Pembelajaraan berbasis Inquiry diartikan oleh Miller sebagai berikut

“Inquiry-based learning was a fundamental aspect of the course. Lectures

were not used in a traditional sense, but instead, students were given

questions to discuss with fellow group members, and students were

expected turn in a written answer to each question.” (Miller, 2014, hal.

268).

Beberapa variasi pembelajaran inquiry telah dikembangkan menjadi

model, misalnya model latihan inquiry dan model inquiry ilmiah. Namun,

inquiry secara umum merupakan sebuah metode yang dapat dipadukan

dengan metode lainnya dalam sebuah pembelajaran. Metode inquiry

menekankan pada proses penyelidikan berbasis pada upaya menjawab

pertanyaan. Inquiry adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau

permasalahan. Investigasi yang dilakukan dapat berupa kegiatan

laboratorium atau aktifitas lainnya yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan informasi. Proses yang dilakukan mencakup pengumpulan

informasi, membangun pengetahuan, dan mengembangkan pemahaman


30

yang mendalam tentang sesuatu yang diselidiki. Pembelajaran berbasis

inquiry mencakup proses mengajukan permasalahan, memperoleh

informasi, berpikir kreatif tentang kemungkinan penyelesaian masalah,

membuat keputusan, dan membuat kesimpulan. Pentingnya metode inkuiri

(inquiry atau enquiry) dinyatakan oleh Freinet (Sani, 2014) sebagai

berikut.

“The normal method of acquiring knowledge is not through


observation, ecplanation and demonstration, as is most common is school,
but rather through enquiry-based learning, which is a natural and
universal course of action. .... one does not gain knowledge through
studying rules and laws, as some believe, but through experience.”.

Freinet (Sani, 2014) berpendapat bahwa pengetahuan akan

diperoleh melalui pengalaman secara inquiry dan tidak cukup hanya

mengamati, mendengarkan penjelasan, atau melihat demonstrasi.

Pembelajaran berbasis inquiry memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup,

belajar menangani permasalahan, berhadapan dengan tantangan dan

perubahan untuk memahami sesuatu dan mengembangkan kebiasaan

mencari solusi permasalahan.

Memperoleh Berhadapan dengan


Keterampilan Hidup tantangan dan peribahan

Inquiry-Based
Learning

Belajar menangani Kebiasaan mencari


masalah solusi permasalahan

Gambar 2.3 Aktivitas dan dampak pembelajaran berbasis Inquiry


31

Pembelajaran berbasis inquiry yang diperkenalkan oleh Alberta

Learning (Sani, 2014) mengikuti beberapa tahapan. Tahapan pembelajaran

berbasis inquiry sebagai berikut.

a. Perencanaan (planning), yang mencakup pembuatan rencana untuk

melakukan inquiry.

b. Mencari informasi (retrieving), yang mencakup pengumpulan dan

pemilihan informasi, serta mengevaluasi informasi.

c. Mengolah (processing), yang mencakup analisis informasi dengan

mencari hubungan dan melakukan inferensi.

d. Mengkreasikan (creating), yang mencakup kegiatan mengelolah

informasi, mengkreasi kegiatan.

e. Berbagi (sharing), yang mencakup komunikasi atau paparan hasil pada

audien yang terkait.

f. Mengevaluasi (evaluating), yang mencakup aktivitas kegiatan dan

evaluasi proses inquiry yang telah dilakukan.

Tabel 2.1
Sintaks Pembelajaran berbasis Inquiry

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
1. Memilih tema pembelajaran.
Siswa menjawab
2. Mengidentifikasi pengetahuan awal
Planning pertanyaan awal dari
dengan mengajukan pertanyaan awal
guru
kepada siswa.
1. Menyediakan bahan pembelajaran
Melaksanakan rencana
yang dibutuhkan
Retrieving inkuiri yang ditetapkan
2. Membuat perencanaan inkuiri yang
guru.
akan dilaksanakan siswa.
1. Memberikan siswa petunjuk
menggunakan LKS. Siswa berdiskusi untuk
Processing
2. Aktif mendengarkan, bertanya, menjawab LKS
menyediakan balikan, serta menolong
32

siswa untuk selalu terfokus pada


permasalahan yang dihadapi.
1. Membantu siswa untuk
mengkoneksikan pengetahuan yang Siswa menganalisis
dimiliki sebelumnya dengan jawaban LKS hasil
Creating
pengetahuan yang baru. diskusi bersama
2. Membantu siswa menganalisis data rekannya.
yang diperoleh.
1. Mengawasi siswa dalam melakukan
diskusi. Siswa memaparkan
Sharing 2. Menciptakan kesempatan untuk siswa hasil diskusi yang
memaparkan hasil diskusi yang diperoleh.
diperoleh.
Siswa berpartisipasi
Guru mengevaluasi proses inkuiri yang dalam evaluasi untuk
Evaluating
telah dilakukan. pengembangan
kemajuannya.

2. Pembelajaran Discovery

Pembelajaran Discovery menekankan pentingnya pemahaman

struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

discovery merupakan pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih

kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat siswa aktif menemukan

pengetahuan sendiri. Pengertian pembelajaran discovery menurut Jarome

Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan

pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis

contoh pengalaman. Hal ini menjadi dasar ide J. Bruner ialah pendapat

dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif di

dalam belajar di kelas. Kegiatan discovery melalui kegiatan eksperimen

dan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan siswa secara

stimulan (Hosnan, 2014).


33

Syah (Hosnan, 2014) mengemukakan langkah-langkah

pelaksanaan pembelajaran discovery adalah sebagai berikut.

a. Stimulation (stimulasi)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang

menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak

memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki

sendiri. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi

interaksi belajar yang dapat menyembangkan dan membantu siswa

dalam mengeksplorasi bahan.

b. Problem statement (penyataan/identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan

pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam

bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

c. Data collection (pengumpulan data)

Pengumpulan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk

membuktikan benar tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk

menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,

dengan demikian siswa diberi kesempatan mengumpulkan berbagai

informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,

wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan

sebagainya.
34

d. Data processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi

yang telah diperoleh siswa baik melalui observasi maupun

wawancara, dan sebagainya. Selanjutnya ditafsir, dan semuanya

diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi bahakan bila perlu dihitung

dengan cara tertentu pada tingkat kepercayaan tertentu.

e. Verification (pembuktian)

Pada tahap ini, siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang diterapkan dengan

temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing.

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap ini adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat

dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian.

Tabel 2.2
Sintaks Pembelajaran Discovery

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Stimulation Guru mengidentifikasi Siswa menjawab pertanyaan
pengetahuan awal dengan awal dari guru
mengajukan pertanyaan awal
kepada siswa dan anjuran
membaca buku.
Problem 1. Menyediakan bahan Siswa mengidentifikasi
statement pembelajaran yang dibutuh sebanyak mungkin masalah
kan yang relevan dengan bahan
2. Meminta siswa untuk pelajaran, kemudian salah
mengidentifikasi sebanyak satu dipilih dan dirumuskan
mungkin masalah yang dalam bentuk hipotesis.
relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah
satu dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis.
Data collection 1. Memberikan siswa petunjuk 1. Siswa berdiskusi untuk
menggunakan LKS. menjawab LKS
35

2. Guru memberi kesempatan 2. Siswa mengumpulkan


kepada para siswa untuk (collection) berbagai
mengumpulkan informasi informasi yang relevan,
sebanyak-banyaknya yang membaca literatur,
relevan untuk membuktikan mengamati objek,
benar atau tidaknya hipotesis wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya.
Data Guru membimbing siswa dalam Siswa mengolah data dan
processision mengolah data informasi yang diperoleh dan
menganalisis hasilnya
kemudian dituliskan pada
LKS sebagai hasil diskusi
bersama rekannya.
Verification Guru membimbing siswa Siswa melakukan
melakukan pemeriksaan secara pencermatan data
cermat. (mengasosiasi) yang
diperoleh.
Generalization Guru membimbing siswa Siswa menyimpulkan hasil.
melakukan kesimpulan.

3. Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry

Tahapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran

discovery berbasis inquiry merupakan perpaduan dan modifikasi tahapan

pelaksanaan pembelajaran discovery dan pembelajaran berbasis inquiry.

Dalam pembelajaran Discovery berbasis Inquiry memiliki

beberapa kelebihan, yaitu.

a) Dalam pembelajaran berfokus pada dua hal, yaitu siswa dituntut untuk

bisa melakukan penyelidikan dan usaha penemuan konsep.

b) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

(problem solving) sesuai cara mereka sendiri.

c) Pembelajaran ini membantu siswa memperkuat konsepnya sendiri,

karena memperoleh kepercayaan bekerjasama dengan yang lainnya.

d) Pembelajaran ini menekankan pada pengembangan aspek kognitif,

afektik dan psikomotor secara seimbang.


36

Tahapan pembelajaran Discovery berbasis Inquiry dapat dilihat


berdasarkan tabel berikut ini.
Tabel 2.3
Sintaks Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran

Stimulation Guru mengidentifikasi pengetahuan Siswa menjawab


awal dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan awal dari guru
awal kepada siswa dan anjuran
membaca buku.
Problem 1. Menyediakan bahan pembelajaran Siswa mengidentifikasi
statement yang dibutuhkan sebanyak mungkin
2. Meminta siswa untuk masalah yang relevan
mengidentifikasi sebanyak dengan bahan pelajaran,
mungkin masalah yang relevan kemudian salah satu
dengan bahan pelajaran, kemudian dipilih dan dirumuskan
salah satu dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
dalam bentuk hipotesis.
Data 1. Memberikan siswa petunjuk 1. Siswa berdiskusi untuk
collection menggunakan LKS. menjawab LKS
2. Guru memberi kesempatan kepada 2. Siswa mengumpulkan
para siswa untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi sebanyak-banyaknya informasi yang relevan,
yang relevan untuk membuktikan membaca literatur,
benar atau tidaknya hipotesis mengamati objek,
wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji
coba sendiri dan
sebagainya.
Data Guru membimbing siswa dalam Siswa mengolah data dan
processision mengolah data informasi yang diperoleh
dan menganalisis hasilnya
kemudian dituliskan pada
LKS sebagai hasil diskusi
bersama rekannya.
Verification Guru membimbing siswa melakukan Siswa melakukan
pemeriksaan secara cermat. pencermatan data
(mengasosiasi) yang
diperoleh.
Generalization Guru membimbing siswa melakukan Siswa menyimpulkan
kesimpulan. hasil.
Sharing Guru menciptakan kesempatan untuk Siswa siswa
siswa memaparkan hasil diskusi yang mempresentasikan
diperoleh. (mengomunikasikan) hasil
pengamatan yang
diperoleh.
Evaluating Guru mengevaluasi proses belajar Siswa berpartisipasi dalam
yang telah dilakukan. evaluasi untuk
pengembangan
kemajuannya.
37

F. Penalaran Matematis

Salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa mampu

melakukan penalaran. Menurut Russeffendi (Suwangsih, 2006) matematika

lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan

dari hasil eksperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk karena

pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.

Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam

dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia

rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif

sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika. Penalaran merupakan

kegiatan proses atau aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan.

Suriasumantri (Ajie, 2012) mengemukakan penalaran merupakan suatu

proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Menurut Fadjar Shadiq (Wardhani, 2008) penalaran adalah suatu proses atau

suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau proses berpikir

dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada

beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan

sebelumnya. Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal

yang tidak dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami melalui penalaran,

dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar matematika. Jadi pola

pikir yang dikembangkan matematika seperti yang dijelaskan di atas memang

membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif.


38

Ada dua tipe penalaran yang digunakan dalam menarik sebuah

kesimpulan dalam pembelajaran, yaitu penalaran induktif dan deduktif dapat

dijabarkan sebagai berikut.

1. Penalaran induktif merupakan proses berpikir yang berusaha

menghubungkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian khusus yang sudah

diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran

induktif berkaitan dengan empiris, bersumber pada empiri atau fakta.

2. Penalaran deduktif merupakan proses berpikir untuk menarik kesimpulan

tentang hal khusus yang berpijak pada hal umum atau hal yang sebelumnya

telah dibuktikan (diasumsikan) kebenarannya. Penalaran deduktif berkaitan

dengan rasionalisme, bersumber pada rasio.

Suriasumantri (Ajie, 2012) mengemukakan sebagai suatu kegiatan

berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri yang pertama ialah

adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Kegiatan

penalaran merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis

diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu. Ciri yang

kedua dari penalaran adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran

merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu

analisis. Analisis pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan berpikir

berdasarkan langkah-langkah tertentu. Siswa dikatakan mampu melakukan

penalaran matematika bila ia mampu menggunakan penalaran pada pola dan

sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.


39

Dalam kaitan ini, pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen

Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang

rapor diuraikan bahwa indikator siswa yang memiliki kemampuan dalam

penalaran matematika adalah.

1. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan

diagram.

2. Mengajukan dugaan.

Kemampuan mengajukan dugaan merupakan kemampuan siswa dalam

merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan

yang dimilikinya.

3. Melakukan manipulasi matematika.

Kemampuan manipulasi matematika merupakan kemampuan siswa dalam

mengerjakan atau menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan

cara sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki.

4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti

terhadap kebenaran solusi.

Siswa mampu menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan

atau bukti terhadap kebenaran solusi apabila siswa mampu menunjukkan

lewat penyelidikan.

5. Menarik kesimpulan dari pernyataan.

Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan merupakan proses

berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk

menghasilkan sebuah pemikiran.


40

6. Memeriksa kesahihan suatu argumen.

Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen merupakan kemampuan

yang menghendaki siswa agar mampu menyelidiki tentang kebenaran dari

suatu pernyataan yang ada.

7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

generalisasi.

Kemampuan menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk

membuat generalisasi merupakan kemampuan siswa dalam menemukan

pola atau cara dari suatu pernyataan yang ada sehingga dapat

mengembangkannya ke dalam kalimat matematika.

G. Materi Kubus dan Balok

Materi kubus dan balok adalah materi pelajaran matematika kelas VIII

semester 2. Pada materi kubus dan balok standar kompetensinya yaitu

memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya, serta menentukan

ukurannya. Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memiliki

kompetensi dasar sebagai berikut. a) Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan

balok, serta bagian-bagiannya. b) Membuat jaring-jaring kubus dan balok. c)

Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok.

1. Unsur-Unsur Kubus dan Balok


41

a. Sisi kubus dan balok : bidang ABCD bidang CDHG

bidang EFGH bidang BCGF

bidang ABFE bidang ADHE

b. Rusuk kubus dan balok : AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF,

FG, GH, EH

Rusuk-rusuk yang sejajar pada kubus dan balok yaitu:

AB//DC//EF //HG

AD// BC// FG//EH

AE// BF//CG// DH

c. Titik sudut : A, B, C, D, E, F, G, H

d. Diagonal pada kubus dan balok

1) Diagonal bidang

Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik

sudut yang berhadapan pada setiap sisi kubus atau balok.

Diagonal bidang kubus dan balok ABCDEFGH adalah AC, BD, FH,

GE, BE, AF, DG, CH, BG, CF, AH, DE.

2) Diagonal ruang

Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut

yang berhadapan dalam suatu ruang kubus atau ruang balok.


42

Diagonal ruang kubus atau balok ABCDEFGH adalah BH, CE, AG,

DF.

3) Bidang diagonal

Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua

diagonal bidang pada kubus atau balok.

Bidang diagonal kubus atau balok ABCDEFGH adalah BDHF,

ACGF, ABGH, CDEF, ADGF, BCHE.

2. Jaring-Jaring kubus dan balok

Jaring-jaring kubus diantara yaitu: Jaring-jaring balok diantaranya yaitu:


43

3. Luas permukaan kubus dan balok

a. Luas permukaan

Kubus

Luas permukaan kubus adalah jumlah luas sisi-sisi kubus. Kalian ingat

bahwa kubus mempunyai 6 sisi dengan panjang rusuk (s). Sedangkan sisi

kubus merupakan bangun datar yaitu persegi. Jadi, untuk mencari luas

permukaan kubus adalah 6 kali luas persegi. Atau dengan rumus:

Lkubus = 6s2

Keterangan:
Lkubus : luas permukaan kubus/balok
s : panjang rusuk kubus

Balok

Luas permukaan balok

Lbalok = 2 (pl + pt + lt)

Keterangan:
Lbalok : luas permukaan kubus/balok
p : panjang rusuk balok
l : lebar rusuk balok
t : tinggi rusuk balok
b. Volume

Kubus

Kubus merupakan balok khusus, yaitu balok dengan ukuran panjang,

lebar, dan tingginya sama.

Rumus Vkubus =sxsxs

= s3
44

Keterangan :
Vkubus : volume kubus/balok
s : panjang rusuk

Balok

Rumus Vbalok =pxlxt

Keterangan :
Vbalok : volume kubus/balok
p : panjang rusuk balok
l : lebar rusuk balok
t : tinggi rusuk balok

H. Kerangka Berfikir

Memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015, stakeholder

Indonesia tentu harus mengikuti standar internasional supaya dapat survive di

era global ini. Demikian halnya dunia pendidikan. Pendidikan sangat penting

dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu

bersaing. Standar internasional pendidikan matematika ditunjukkann

berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional

seperti TIMSS dan PISA. Hasil TIMSS dan PISA menempatkan Indonesia

pada posisi yang belum menggembirakan.

Hasil belajar berdasarkan studi TIMSS dan PISA tersebut intinya terletak

pada kekuatan penalaran matematis siswa serta kemampuan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan kelemahan siswa dalam

menghubungkan konsep-konsep matematika yang bersifat formal dengan

permasalahan dalam dunia nyata. Kemampuan penalaran sangat dekat dengan

karakteristik matematika. Aktifitas bernalar harus dilakukan oleh para siswa,


45

jika mereka tidak melakukan aktifitas berpikir ketika belajar maka apa yang

mereka peroleh hanya sekedar hafalan dan tidak memahami inti ataupun

konsep dari materi yang telah dipelajari.

Hasil belajar matematika berupa penalaran matematis siswa tidak bisa

dilihat dari satu faktor saja, melainkan banyak faktor yang satu sama lain saling

berpengaruh. Faktor keberhasilan belajar dari diri siswa sering terhambat

karena kurangnya minat belajar siswa sehingga muncul anggapan siswa

tentang sulitnya mempelajari pelajaran matematika serta kurang mengandalkan

aktivitas aktif siswa dalam proses belajar sehingga siswa terpaku belajar hanya

menerima tidak menemukan sendiri. Cara mengajar guru merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil belajar berupa kemampuan penalaran

matematis siswa. Karena guru sangat berhubungan dengan pembelajaran baru,

aktivitas dan minat belajar siswa itu sendiri. Pembelajaran yang kurang tepat

dapat menyebabkan siswa merasa bosan. Kurangnya guru dalam menentukan

pembelajaran menyebabkan proses belajar mengajar jadi tidak maksimal.

Dengan penggunaan pembelajaran yang tepat, harapannya mampu

meningkatkan aktivitas dan juga minat belajar siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh aktivitas dan minat

belajar terhadap hasil belajar berupa kemampuan penalaran matematis siswa.

Selain aktivitas dan minat, peneliti juga menerapkan pembelajaran discovery

yang dimodifikasikan dengan pembelajaran berbasis inquiry. Untuk

mengetahui apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak, diperlukan beberapa

analisis data, diantaranya uji instrumen, dan uji hipotesis. Sehingga dapat
46

ditarik kesimpulan penerapan pembelajaran discovery berbasis inquiry efektif

meningkatkan penalaran matematis siswa.

Adapun alur berfikir penelitian ini disajikan dalam gambar berikut.

Kondisi
Awal Siswa :
Guru: melakukan Kemampuan
pembelajaran penalaran
matematis rendah

Perlakuan
Guru: melakukan Siswa : Mencapai
pembelajaran ketuntasan belajar
Discovery
berbasis Inquiry

Siswa : Rata-rata
kemampuan
penalaran lebih
baik

Siswa : Aktivitas
belajarmeningkat
dan Minat belajar
tinggi

Dengan memberikan perlakuan


pembelajaran Discovery berbasis Inquiry
efektif meningkatkan kemampuan
Kondisi
Akhir penalaran matematis siswa.

Gambar 2.4 Alur Berpikir Penelitian


47

I. Pengajuan Hipotesis

Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai terdapat

tidaknya pengaruh pembelajaran Discovery berbasis Inquiry terhadap

kemampuan penalaran matematis matematika siswa SMP Negeri 39 4

Semarang, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah.

1. Rata-rata tingkat kemampuan penalaran matematis siswa dengan

menggunakan pembelajaran Discovery berbasis Inquiry mencapai

ketuntasan belajar pada materi kubus dan balok pada siswa kelas VIII

semester 2 SMP Negeri 39 Semarang.

2. Rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan

pembelajaran Discovery berbasis Inquiry lebih baik daripada siswa yang

hanya menggunakan pembelajaran Inquiry pada materi kubus dan balok

pada siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 39 Semarang.

3. Terdapat pengaruh aktifitas dan minat siswa pada pembelajaran Discovery

berbasis Inquiry terhadap kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII

SMP Negeri 39 Semarang.

J. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut penelitian yang dilakukan Asmadi (2012) dalam skripsinya yang

berjudul Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Inquiry

Discovery Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI Pagaralam

Tahun Ajaran 2012-2013 menyimpulkan metode pendekatan inquiry discovery


48

learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, penelitian yang

dilakukan oleh Akhmad Afendi (2012) dalam skripsinya yang berjudul

Efektivitas Penggunaan Metode Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar

Kelas X SMK Diponegoro Yogyakarta menyimpulkan penggunaan metode

discovery learning efektif terhadap hasil belajar.


49

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan kelas eksperimen

menggunakan pembelajaran discovery berbasis inquiry berbantuan alat peraga,

sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran inquiry tanpa berbantuan

alat peraga.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 39 Semarang. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 39 Semarang tahun

ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 9 kelas dengan keseluruhan berjumlah 278

siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B sebagai kelas

eksperimen yang berjumlah 30 orang terdiri dari 14 laki-laki dan 16 perempuan

yang dalam pembelajarannya diajarkan dengan menggunakan pembelajaran

discovery berbasis inquiry berbantuan alat peraga, sedangkan kelas VIII C

sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 17

orang perempuan yang dalam pembelajarannya diajarkan menggunakan

pembelajaran inquiry, sehingga keseluruhan sampel yang diteliti berjumlah 60

orang.

Penelitian di SMP Negeri 39 Semarang dilaksanakan dari tanggal 22

Februari 2016 sampai dengan 12 Maret 2016, sebanyak delapan kali

pertemuan. Dengan rincian enam kali proses pembelajaran dan dua kali tes

49
50

dalam bentuk essay. Alokasi waktu untuk setiap kali pertemuan adalah 2 x 40

menit (2 jam pelajaran).

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 39 Semarang tahun ajaran 2015/2016. Seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 39 Semarang berjumlah 278 siswa.

Tabel 3.1 Populasi


Siswa Kelas VIII SMP Negeri 39 Semarang

No. Kelas Lelaki Perempuan Jumlah Siswa


1 VIII A 16 siswa 15 Siswa 31 Siswa
2 VIII B 14 Siswa 16 Siswa 30 Siswa
3 VIII C 13 Siswa 17 Siswa 30 Siswa
4 VIII D 13 Siswa 18 Siswa 31 Siswa
5 VIII E 16 Siswa 16 Siswa 32 Siswa
6 VIII F 14 Siswa 17 Siswa 31 Siswa
7 VIII G 14 Siswa 17 Siswa 31 Siswa
8 VIII H 13 Siswa 18 Siswa 31 Siswa
9 VIII I 15 Siswa 16 Siswa 31 Siswa
Jumlah 130 Siswa 150 Siswa 278 Siswa

D. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak sebanyak 2 kelas yaitu

kelas VIII B dan VIII C SMP Negeri 39 Semarang tahun ajaran 2015/2016.

Tabel 3.2 Sampel


Siswa Kelas VIII SMP Negeri 39 Semarang

Jumlah
No Kelas Lelaki Perempuan Keterangan
Siswa
1 VIII B 14 Siswa 16 Siswa 30 Siswa Kelas Eksperimen
2 VIII C 13 Siswa 17 Siswa 30 Siswa Kelas Kontrol
Jumlah 27 Siswa 33 Siswa 60 Siswa
51

E. Variabel

Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu sebagai berikut.

1. Variabel Bebas (X) (Indpendent Variabel)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktifitas belajar (X1) dan minat

siswa (X2).

2. Variabel Terikat (Y) (Dependent Variabel)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang berupa

kemampuan penalaran matematis (Y).

F. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan menggunakan

rancangan seperti berikut.

Kelompok Perlakuan Postest


Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry
Eksperimen Tes
berbantuan alat peraga
Pembelajaran Inquiry tidak berbantuan alat
Kontrol Tes
peraga.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam dua

kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum penelitian ini

dilaksanakan, terlebih dahulu diambil data nilai ulangan materi sebelumnya

untuk uji normalitas dan homogenitas sehingga dapat diketahui bagaimana

keadaan antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Sebelum penelitian

dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran dan pokok bahasannya

serta menyusun rencana pembelajaran.


52

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menentukan populasi

2. Menentukan sampel dengan cara cluster random sampling yaitu memilih

secara acak dari semua kelas yang ada sebagai kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan pertimbangan siswa mendapat materi berdasarkan

kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada

tingkat kelas yang sama, jumlah siswa tiap kelas sama, dan penempatan

siswa tidak berdasarkan rangking.

3. Mengambil data nilai UHT materi sebelumnya semester genap kelas VIII

untuk uji normlitas dan uji homogenitas. Setelah dianalisis dan diketahui

behwa kedua kelas berawal dari kemampuan yang sama, kemudian

dilakukan perlakuan pada kedua kelas.

4. Menyusun instrumen penelitian

5. Melaksanakan proses pembelajaran discovery berbasis inquiry pada

kelompok eksperimen dan pembelajaran inquiry pada kelas kontrol.

6. Menguji cobakan soal di kelas uji coba merupakan kelas yang telah

mendapatkan materi kubus dan balok.

7. Memberikan angket minat belajar matematika kepada kelas ekperimen di

akhir pertemuan untuk diisi sesuai dengan keadaan sebenarnya masing-

masing siswa.

8. Menganalisis hasil tes uji coba untuk mengetahui validitas dan reabilitas.

9. Menganalisis hasil angket minat belajar matematika dan observasi

aktivitas siswa pada kelas eksperimen.


53

10. Menentukan butir soal yang akan digunakan dalam tes akhir pada

penelitian yang memenuhi syarat berdasarkan analisis instrumen uji coba.

11. Melaksanakan tes kemampuan penalaran pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

12. Menganalisis hasil tes dan menyusun laporan.

13. Skema penelitian (lihat Gambar 3.1)

Data hasil UHT kelas VIII semester 2 SMP Negeri 39 Semarang

Dipilih satu kelas ekperimen dan satu kelas kontrol dengan kemampuan
seimbang

Kelas VIII B: Kelas eksperimen Kelas VIII C: Kelas kontrol

Uji normalitas Uji homogenitas Uji normalitas

Observasi PBM PBM


aktivitas
\ siswa

Angket minat belajar matematika Tes kemampuan penalaran


matematis

Analisis observasi Analisis angket minat Analisis Tes kemampuan


aktivitas siswa belajar matematika penalaran matematis

Menyusun hasil penelitian

Gambar 3. 1 Skema Penelitian


54

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa dan

daftar nilai UHT. Data tersebut dipakai untuk uji normalitas dan uji

homogenitas digunakan untuk pemilihan sampel kelas.

2. Metode Tes

Metode tes merupakan serentetan pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010). Metode tes

digunakan untuk mengambil data mengenai kemampuan penalaran

matematis siswa dengan menggunakan tes uraian, baik pada kelas

eksperimen maupun pada kelas kontrol.

Tes dilakukan pada akhir pembelajaran materi pokok bahasan kubus

dan balok pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Soal tes yang

akan diberikan tersebut sudah diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas uji

coba. Soal tes yang sudah dianalisis dan dinyatakan valid itulah yang

diberikan sebagai soal evaluasi pada kedua kelas sampel.

3. Metode Observasi

Instrumen variabel aktivitas belajar yang digunakan dalam

pengamatan dalam pembelajaran terdiri dari 8 item. Pengelompokan

jawaban siswa dibagi dalam empat rentang skor dengan kategori 1, 2, 3, dan

4. Penafsiran skor aktivitas belajar dikonversikan dalam prosentase. Skor


55

aktivitas be lajar merupakan presentase skor yang dicapai dibandingkan

dengan skor maksimal yaitu


𝑛
𝐴= × 100%
𝑁

Dimana,
A% : presentase aktivitas belajar
n : skor yang diperoleh responden
N : skor maksimal

Adapun indikator aktivitas siswa pada penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 3.3
Indikator Aktivitas Siswa

No. Jenis Aktivitas Nomor


1. Aktivitas Visual 1,2
2. Aktivitas Lisan 3,4
3. Aktivitas Mendengar 5,6
4. Aktivitas Menulis 7,8
5. Aktivitas Menggambar 9,10
6. Aktivitas Gerak 11,12
7. Aktivitas Mental 13,14
8. Aktivitas Emosional 15,16

Dengan penggolongan kategori aktivitas seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3.4
Kategori Aktivitas Belajar

Prosentase skor Kategori Aktivitas


75% < A% ≤ 100% Tinggi
50% < A% ≤ 75% Cukup
25% < A% ≤ 50% Rendah
A% ≤ 25% Sangat Rendah

4. Metode Angket

Intrumen angket digunakan untuk mengukur tingkat minat siswa.

Instrumen variabel minat belajar terdiri dari 33 item. Pengelompokan

jawaban siswa dibagi dalam empat rentang skor dengan kategori 1, 2, 3, dan
56

4. Penafsiran skor minat belajar ini kemudian dikonversikan dalam bentuk

prosentase. Skor minat belajar merupakan prosentase skor yang dicapai

siswa dibandingkan dengan skor maksimalnya yaitu


𝑛
𝐴= × 100%
𝑁

Dimana,
A% : prosentase minat belajar
n : skor yang diperoleh responden
N : skor maksimal

Tabel 3.5
Indikator Minat Belajar Siswa

No. Indikator Deskriptor No. Soal


1 Ketertarikan a. Perhatian siswa terhadap bacaan 1,2,3
untuk yang berhubungan dengan
membaca matematika.
buku b. Perhatian siswa terhadap 4,5,6
penjelasan guru matematika saat
pembelajaran.
2 Perhatian a. Matematika bermanfaat bagi 7,8
siswa dalam kehidupan.
belajar b. Matematika mendukung cita-cita 9,10,11
siswa.
c. Matematika merupakan pelajaran 12,13,14
yang menarik dan menyenangkan.
3 Keaktifan a. Keinginan mempelajari matematika 15,16,17
siswa dalam saat pembelajaran di kelas.
pelajaran b. Keinginan mempelajari matematika 18,19,20
matematika di luar pembelajaran di kelas.
c. Keinginan mempelajari buku-buku 21,22
pelajaran matematika.
d. Keinginan mengamati gejala-gejala
matematika secara langsung. 23,24
e. Keinginan memperoleh nilai
matematika yang baik. 25,26,27
4 Pengetahuan a. Keinginan memperoleh hasil 28,29
belajar yang tinggi
b. Cara siswa mempertahankan hasil 30,31
belajar yang diperoleh.
c. Hasil belajar matematika yang 32,33
diperoleh.
57

Dengan penggolongan kategori minat belajar seperti tabel di bawah ini.


Tabel 3.6
Kategori Minat Belajar
Prosentase skor Kategori Minat
75% < A% ≤ 100% Tinggi
50% < A% ≤ 75% Cukup
25% < A% ≤ 50% Rendah
A% ≤ 25% Sangat Rendah

H. Instrumen Penelitian

1. Materi dan Bentuk Tes

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian dan

isian singkat. Tes uraian adalah sejenis tes untuk mengukur hasil belajar

siswa yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian

kata-kata. Penggunaan tes uraian ini dikarenakan tes ini digunakan untuk

mengukur kemampuan penalaran siswa secara tertulis. Tes bentuk ini

menuntut kemampuan siswa untuk menggali sebera tinggi kemampuan

penalaran matematis siswa.

2. Metode Penyusunan Perangkat

a. Menentukan Materi dan Bentuk Soal.

Pada penelitian ini materi yang akan diteskan adalah kubus dan balok

dengan menggunakan soal berbentuk uraian.

b. Menentukan Alokasi Waktu.

Jumlah waktu yang dialokasikan untuk mengerjakan tes ini adalah

sebanyak 80 menit dengan soal sebangak 6 butir soal

c. Membuat Kisi-kisi Soal.

Kisi-kisi tes disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.


58

d. Penyusunan Butir-butir Tes.

Setelah kisi-kisi disusun, selanjutnya membuat butir-butir soal dengan

ruang lingkup dan jenjang yang sesuai dengan kisi-kisi.

e. Mengujicobakan instrumen dan menganalisis hasil uji coba dalam hal

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

f. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah

dilakukan.

3. Pelaksanaan Tes Uji Coba

Setelah perangkat tes tersusun, kemudian diujicobakan pada kelas

yang bukan merupakan sampel penelitian melainkan kelompok kelas lain

yang sudah mendapatkan materi kubus dan balok. Tes uji coba dilakukan

untuk menguji apakah butir-butir soal tersebut memenuhi kualifikasi soal

yang layak untuk digunakan atau tidak.

I. Analisis Instrumen Penelitian

1. Analisis Soal Uji Coba dan Angket

Setelah diadakan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah

menganalisis hasil uji coba unstrumen butir demi butir soal untuk

ditelitikualitasnya. Adapun hal-hal yang dianalisis dari uji coba instrumen

adalah sebagai berikut.

a. Analisis Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Suatu


59

instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Rumus

korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh

Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai

berikut.

N ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(N ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑋)2 (N ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2

Dimana:
rxy = kofisien korelasi X terhadap Y
N = jumlah responden
∑ X = jumlah skor butir
∑ Y = jumlah skor total
∑ X2 = jumlah kuadrat skor butir
∑ Y2 = jumlah kuadrat skor total
∑ XY = jumlah perkalian skor butir dengan skor total

Untuk mempermudah perhitungan uji validitas maka peneliti

juga menggunakan bantuan program SPSS 17.0 (Aminudin, 2014).

Hasil perhitungan 𝑟𝑥𝑦 disesuaikan dengan tabel kritis 𝑟 product

moment dengan taraf signifikan 5%. Kriteria kevalidan tiap item, jika

𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item tersebut valid.

b. Analisis Reliabilitas

Suatu alat pengukuran dikatakan reliabel bila dalam pengukuran

suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil

yang sama. Arikunto menyatakan “Instrumen yang sudah dapat

dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya

juga” (Arikunto, 2010). Dengan demikian agar suatu soal dapat

dipercaya, maka harus diuji reliabilitasnya.


60

Rumus untuk mencari reliabilitas tes untuk uraian adalah

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2
𝑟11 = (𝑛−1) (1 − )
𝜎𝑖 2

Keterangan:
𝑟11 : Koefisien reliabilitas
𝑛 : Banyak butir pernyataan
𝜎𝑖 2 : Varians skor total
∑ 𝜎𝑖 2 : Jumlah varians skor tiap-tiap butir (Arikunto, 2007)

Rumus varians total:


(∑ 𝑥)2
∑ 𝑥2−
2 𝑛
𝜎 = 𝑛

Kriteria pengujian reliabilitas instrumen yaitu setelah

didapatkan harga 𝑟11 kemudian harga 𝑟11 tersebut dikonsultasikan

dengan r product moment pada tabel, jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item

instrument reliabel.

Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian juga dilakukan

melalui rumus Product Moment Person dengan menggunakan SPSS

17.0. Dengan melihat tabel Reliability Statistics Summary, pada hasil

output SPSS 17.0, suatu konstruk dikatakan reliable jika > 0,60

(Aminudin, 2014). Adapun kriteria nilai Reliabilitas instrumen dibagi

menjadi lima kelas sebagai berikut.

Tabel 3.7
Kriteria Reliabilitas Soal

Nilai Reliabilitas Kriteria


0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Cukup
0,61 – 0,80 Tinggi
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
61

2. Analisis Awal

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data sampel

berdistribusi normal atau tidak, artinya data kontinu suatu variabel

mengikuti distribusi normal atau tidak. Normalitas dapat diuji dengan

Kolmogorov-Smirnov.

Hipotesis yang digunakan untuk uji normalitas adalah sebagai

berikut ini.

H0 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Pengujian normalitas dengan menggunakan program SPSS 17.0

interpretasinya adalah bahwa jika nilai Sig. > 0,05 maka distribusi data

dinyatakan memenuhi asumsi normalitas atau H0 diterima (Aminudin,

2014).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

mempunyai varians yang sama. Uji homogenitas dapat diuji dengan

Levene Test.

Hipotesis yang digunakan untuk uji homogenitas adalah sebagai

berikut.

H0 = varians homogen

Ha = varians tidak homogen


62

Pengujian homogenitas dengan menggunakan program SPSS 17.0,

interpretasinya adalah bahwa untuk nilai F dengan Sig. > 0,05 maka

kedua kelompok homogen atau mempunyai varians yang sama atau H0

diterima (Aminudin, 2014).

3. Analisis Akhir

Setelah kedua sampel diberikan perlakuan yang berbeda, maka

dilaksanakan tes akhir. Hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang

digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian.

Langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Uji Normalitas Kemampuan Penalaran Matematis

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai

berikut.

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = Data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Pengujian normalitas dengan menggunakan program SPSS 17.0

interpretasinya adalah bahwa jika nilai Sig. (2-tailed) di atas 0,05 maka

distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas atau H0

diterima (Aminudin, 2014).

b. Uji Homogenitas Penalaran Matematis

Uji homogenitas varians menggunakan hipotesis sebagai berikut.

H0 : µ1 = µ2 , artinya varians homogen

Ha : µ1 ≠ µ2 , artinya varians tidak homogen


63

Pengujian homogenitas dengan menggunakan program SPSS

17.0, interpretasinya adalah bahwa untuk nilai F dengan Sig .> 0,05

maka kedua kelompok homogen atau mempunya varians yang sama

atau H0 diterima (Aminudin, 2014).

c. Uji Hipotesis

1) Uji Ketuntasan Belajar

Uji ketuntasan belajar digunakan untuk menguji

membandingkan nilai rata-rata dari sampel kelas eksperimen

terhadap ketentuan ketuntasan belajar yaitu nilai 75. Uji rata-rata

ketuntasan belajar menggunakan program SPSS 17.0 yaitu uji One

Sample T-Test.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

H0 : 𝜇0 ≤ 75, artinya belum mencapai ketuntasan belajar

H1 : 𝜇0 > 75, artinya telah mencapai ketuntasan belajar

Dimana,

𝜇0 = rata-rata kemampuan penalaran matematis

Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai Sig. < α, maka

H0 ditolak dan jika nilai Sig. ≥ α, maka H0 diterima (Aminudin,

2014).

2) Uji Beda Rata-rata

Uji beda rata-rata digunakan untuk membandingkan selisih

dua rata-rata (mean) dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji
64

beda rata-rata menggunakan uji pada SPSS 17.0 yaitu uji

Independent Sample T-Test.

Hipotesis yang digunakan dalam uji perbedaan rata-rata

adalah sebagai berikut.

H0 : µ1 ≤ µ2, artinya rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa

kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata

kemampuan penalaran matematis kelas kontrol.

H1 : µ1 > µ2, artinya rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa

kelas eksperimen lebih dari rata-rata kemampuan penalaran

matematis kelas kontrol.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai Sig. < α, maka

H0 ditolak dan jika nilai Sig. ≥ α, maka H0 diterima (Aminudin,

2014).

3) Uji Pengaruh Aktivitas dan Minat

(a) Uji Regresi Linear Ganda

Akan ditentukan hubungan antar 𝑌 dan 𝑋1 dan 𝑋2 .

sehingga didapat regresi 𝑌 atas 𝑋1 dan 𝑋2. Yang akan ditijau di

sini hanyalah regresi linear ganda. Model regresi linear ganda

dengan dua variabel bebas menggunakan rumus:

Ŷ = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2
Dengan:
Ŷ : Variabel dependen
𝑎 : Konstanta
𝑋1 , 𝑋2 : Variabel dependen
𝑏1 , 𝑏2 : Koefisien regresi
65

Koefisien-koefisien nilai-nilai 𝑎, 𝑏1 dan 𝑏2 diperoleh

dengan rumus:

∑ 𝑌𝑖 = 𝑎0 𝑛 + 𝑎1 ∑ 𝑋1𝑖 + 𝑎2 ∑ 𝑋2𝑖

∑ 𝑌𝑖 𝑋1𝑖 = 𝑎0 𝑋1𝑖 + 𝑎1 ∑ 𝑋 21𝑖 + 𝑎2 𝑋1𝑖 ∑ 𝑋2𝑖

∑ 𝑌𝑖 𝑋2𝑖 = 𝑎0 𝑋2𝑖 + 𝑎1 ∑ 𝑋1𝑖 𝑋2𝑖 + 𝑎2 ∑ 𝑋 2 2𝑖

Koefisien 𝑏 dinamakan koefisien arah regresi linear dan

menyatakan perubahan rata-rata variabel 𝑌 untuk setiap

perubahan variabel 𝑋 sebesar satu unit. Perubahan ini

merupakan pertambahan apabila 𝑏 bertanda positif dan

penurunan atau pengurangan jika 𝑏 bertanda negatif.

Hipotesis yang digunakan dalam uji pengaruh aktivitas dan

minat adalah sebagai berikut.

𝑏 artinya, persamaan regresi adalah tak linear


H0 : 𝛽 = ( 1 ) = 0
𝑏2
atau tak ada relasi antara X1, X2 dan Y.

𝑏 artinya, persamaan regresi adalah linear atau


Ha : 𝛽 = ( 1 ) ≠ 0
𝑏2
ada relasi antara X1, X2 dan Y.

Uji pengaruh aktivitas dan minat menggunakan uji SPSS

17.0 yaitu uji Regresi Ganda. Dengan kriteria pengujian pada

tabel ANOVAb jika menunjukkan nilai Sig. < 5% maka H0

ditolak.

(b) Uji F

Uji F digunakan untuk menguji keberartian regresi. Ini

dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk


66

linear) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila

dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah

yang sedang dipelajari (Sudjana, 2005).

Untuk itu digunakan pengujian uji F dengan rumus adalah.


𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 /𝑘
𝐹=
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 /(𝑛 − 𝑘 − 1)

Keterangan :
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 = 𝑎1 ∑ 𝑋1𝑖 𝑌𝑖 + 𝑎2 ∑ 𝑋2𝑖 𝑌𝑖
2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑(𝑌𝑖 − Ŷ𝑖 )

Uji keberartian menggunakan uji SPSS 17.0 yaitu uji F.

Hipotesis yang digunakan dalam uji keberartian adalah sebagai

berikut.

H0 : koefisien regresi tidak berarti

H1 : koefisien regresi berarti

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.

Fhit ≤ Ftab : H0 diterima dan Ha ditolak

Fhit > Ftab : 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima (Sudjana, 2005)

Adapun kriteria interpretasi besar pengaruhnya sebagai berikut.

Tabel 3.8
Kriteria Interpretasi Pengaruh
Interval Kriteria
0% - 19% Sangat rendah
20% - 39% Rendah
40% - 59% Sedang
60% - 79% Cukup
80% - 100% Tinggi
67

J. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Analisis Validitas

a. Validitas Butir Soal

Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi Product Moment

pada responden sebanyak N = 31 untuk α = 5% diperoleh rtabel = 0,355.

Koefisien butir soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Dari 10 butir soal

diperoleh 4 butir soal yang tidak valid yakni butir soal nomor 1, 4, 5,

dan 10 serta 6 butir soal yang valid yakni butir soal nomor 2, 3, 6, 7, 8,

dan 9. Perhitungan selengkapnya dilihat pada Lampiran 5.

b. Validitas Angket Minat

Berdasarkan hasil uji coba pada responden dengan N = 31 untuk

α = 5% diperoleh rtabel = 0,355. Koefisien butir soal angket dikatakan

valid jika rhitung > rtabel. Dari 33 butir soal diperoleh 13 butir soal yang

tidak valid yakni butir soal nomor 4, 5, 7, 11, 15, 16, 17, 21, 22, 23, 25,

32, dan 33 serta 20 butir soal yang valid yakni butir soal nomor 1, 2, 3,

6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 24, 26, 27, 28, 29, 30 dan 31.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

2. Analisis Reliabilitas

a. Reliabilitas Butir Soal

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal menunjukkan pada

tabel Reliability Statistics terlihat kolom Cronbach’s Alpha bernilai

0,747 = 74,7%. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika > 0,60 . hasil ini
68

berarti reliabilitasnya terkategori tinggi. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 5.

b. Reliabilitas Angket Minat

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal menunjukkan pada

tabel Reliability Statistics terlihat kolom Cronbach’s Alpha bernilai

0,868 = 86,8%. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika > 0,60. Hasil ini

berarti reliabilitasnya terkategori tinggi. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 10.

3. Penentuan Instrumen

Berdasarkan hasil perhitungan analisis validitas dan reliabilitas, maka

soal uji coba yang dapat dipilih sebagai instrumen (soal yang dapat dipakai)

untuk mengambil data pada penelitian ini ada 10 butir soal, tetapi dalam

penelitian ini soal yang dipakai hanya 6 butir soal, yaitu nomor 2, 3, 6, 7,

8, dan 9, sedangkan untuk soal yang tidak dipakai ada 4 butir soal, yaitu

nomor 1, 4, 5, dan 10. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 6. Butir soal angket minat yang dipilih sebagai instrumen untuk

mengambil data penelitian ini ada 33 nomor, tetapi dalam penelitian ini

butir soal angket yang dipakai hanya 20 butir soal, yaitu nomor 1, 2, 3, 6,

8, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 24, 26, 27, 28, 29, 30 dan 31, sedangkan

untuk soal yang tidak dipakai ada 4 butir soal, yaitu nomor 4, 5, 7, 11, 15,

16, 17, 21, 22, 23, 25, 32, dan 33. Keterangan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 11.


69

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian bisa dilaksanakan setelah dilakukan uji prasyarat terhadap

kedua kelas tersebut. Hasil dari Ulangan Harian Terprogram (UHT) pada

materi Garis Singgung Lingkaran menjadi bahan untuk dilakukannya uji

prasyarat dari kelas kontrol dan eksperimen.

Sebelum dilaksanakannya pelaksanaan pembelajaran dilakukan

pengolahan data terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kedua kelas yang

akan diuji berdistribusi normal dan homogen. Untuk itu penguji melakukan

pengolahan data dari uji terakhir dan data yang diperoleh sebagai berikut.

Tabel 4.1
Hasil Nilai UHT Materi Garis Singgung Lingkaran

Kelas VIII B Kelas VIII C


Nilai
(Kelas Ekperimen) (Kelas Kontrol)
Jumlah Siswa (n) 30 30
Jumlah Nilai (∑x) 1615 1571
Rata-rata (𝑿) 53,83 52,37

Pertama kita akan menguji normalitas dengan menggunakan SPSS,

sehingga diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai VIII B .151 30 .078 .970 30 .530
VIII C .141 30 .133 .977 30 .735
a. Lilliefors Significance Correction

69
70

Tabel 4.2 menunjukkan hasil uji Shapiro Wilk dan Kolmogorov Smirnov.

Nilai p value (Sig) Kolmogorov Smirnov pada kelas VIII B sebesar 0,078 >

0,05 dan pada kelas VIII C sebesar 0,133 > 0,05. Maka berdasarkan uji

Kolmogorov Smirnov, data tiap kelas berdistribusi normal. P value uji Shapiro

Wilk pada kelas VIII B sebesar 0,530 > 0,05 dan pada kelas VIII D sebesar

0,735 > 0,05. Karena semua > 0,05 maka kedua kelas sama-sama berdistribusi

normal berdasarkan uji Shapiro Wilk.

Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan pengujian

homogenitas, dengan menggunakan SPSS maka diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.607 1 58 .210

Tabel di atas menunjukkan hasil uji homogenitas dengan metode

Levene’s Test. Nilai p value (Sig) Levene pada kedua kelas tersebut sebesar

0,210 dimana > 0,05 yang berarti terdapat kesamaan varians antar kelas atau

yang berarti kedua kelas tersebut homogen.

Dari uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan, maka kelas

tersebut telah memenuhi syarat sebagai kelas yang dapat digunakan sebagai

bahan penelitian. Sehingga penelitian Efektivitas Pembelajaran Discovery

berbasis Inquiry terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dapat

dilanjutkan ke tahap selanjutnya.


71

Setelah dilaksanakan pelaksanaan pembelajaran dan pengolahan data

dari tes akhir yaitu tes kemampuan penalaran matematis siswa dalam penelitian

tentang efektivitas pembelajaran discovery berbasis inquiry terhadap

kemampuan penalaran matematis siswa untuk hasil nilai keseluruhan diperoleh

data sebagai berikut.

1. Uji Normalitas Kemampuan Penalaran Matematis

Data yang digunakan adalah data hasil nilai akhir materi kubus dan

balok kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah penelitian. Uji normalitas

ini dilakukan untuk mengetahui apakah data kontinu suatu variabel

mengikuti distribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang diajukan dalam uji normalitas kemampuan penalaran

matematis adalah sebagai berikut.

H0 : Sampel berasal dari populasi berdisribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Uji coba normalitas menggunakan program SPSS 17.0. Hasil Uji

coba dengan uji Kolmogorof Smirnov sebagai berikut.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Penalaran Matematis
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai eksperimen .102 30 .200* .954 30 .222
Kontrol .114 29 .200* .970 29 .554
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
72

Untuk kelas eksperimen diperoleh nilai sig. pada Kolmogorov

Smirnov sebesar 2% > 5% (α = taraf signifikan), maka dapat disimpulkan

H0 diterima artinya data untuk kelas eksperimen berdistribusi normal.

Untuk hasil perhitungannya terdapat pada Lampiran 37.

Untuk kelas kontrol diperoleh nilai sig. pada Kolmogorov Smirnov

sebesar 2% > 5% (α = taraf signifikan), maka dapat disimpulkan H0

diterima artinya data untuk kelas eksperimen berdistribusi normal. Untuk

hasil perhitungannya terdapat pada Lampiran 37.

2. Uji Homogenitas Kemampuan Penalaran Matematis

Data yang digunakan adalah data hasil nilai akhir materi kubus dan

balok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas

menggunakan SPSS sebagai berikut. Uji homogenitas ini dilakukan

sebagai bentuk jaminan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal

dari populasi yang memiliki variansi yang sama.

Hipotesis yang diajukan dalam uji homogenitas kemampuan

penalaran matematis adalah sebagai berikut.

H0 : 𝜎1 2 = 𝜎2 2

Ha ; 𝜎1 2 ≠ 𝜎1 2

Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Penalaran Matematis
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.238 1 57 .077
73

Berdasarkan uji Levene’s Test diperoleh nilai sig. sebesar 0,077 >

0,05. Maka dapat disimpulkan H0 diterima artinya data kedua kelas

mempunyai varian yang sama atau homogen. Untuk hasil perhitungannya

terdapat pada lampiran 38.

3. Uji Hipotesis

a) Uji Ketuntasan Belajar

Uji ini untuk mengetahui “Apakah rata-rata tingkat kemampuan

penalaran matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran

Discovery berbasis Inquiry mencapai kategori baik atau bernilai

minimal 75 pada materi kubus dan balok pada siswa kelas VIII

semester 2 SMP Negeri 39 Semarang”.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai tes

kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen sebesar

83,67. Dalam penelitian ini pencapaian kategori baik yang digunakan

untuk pengujian adalah 75 pada skala (0-100), dengan ketuntasan

belajar klasikal 85%. Untuk mengetahui hal tersebut dibuat uji

perbandingan rata-rata hasil belajar kemampuan penalaran siswa pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hipotesis yang diajukan untuk menguji rata-rata kemampuan

penalaran matematis siswa sebagai berikut.

H0 : 𝜇0 ≤ 75, artinya belum mencapai ketuntasan belajar

H1 : 𝜇0 > 75, artinya telah mencapai ketuntasan belajar


74

Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai Sig. < α,

maka H0 ditolak dan jika nilai Sig. ≥ α, maka H0 diterima Analisis data

menggunakan bantuan SPSS 17.0 diperoleh hasil bahwa nilai thitung

pada Test Value = 75 sebesar 4.557 lebih besar daripada ttabel sebesar

1,699 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 jadi H0 ditolak,

artinya rata-rata hasil belajar siswa kelas ekperimen lebih dari 75 dan

mencapai kategori baik yang ditetapkan. Berdasarkan hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan discovery

berbasis inquiry bantuan alat peraga mencapai target nilai rata-rata

hasil belajar sebesar 75.

Untuk menggunakan seberapa ketuntasan klasikal dengan

analisis deskriptif menggunakan program SPSS 17.0 diperoleh hasil

pada kolom Cumulative Percent (perhitungan lengkapnya pada

Lampiran 39) dapat kita lihat bahwa 10% (sebanyak 3 siswa) tidak

tuntas dan 90% (sebanyak 27 siswa) telah tuntas sesuai dengan batas

KKM yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 75. Ini berarti dapat

dikatakan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85% tercapai.

b) Uji Beda Rata-rata

Uji ini untuk mengetahui “Apakah rata-rata kemampuan

penalaran matematis siswa yang menggunakan pembelajaran

Discovery berbasis Inquiry lebih baik daripada siswa yang hanya

menggunakan pembelajaran Inquiry pada materi kubus dan balok

pada siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 39 Semarang”.


75

Data hasil belajar siswa yang diperoleh perbedaan antara siswa

dengan pembelajaran discovery berbasis inquiry dengan siswa dengan

pembelajaran inquiry. Setelah diolah dengan SPSS 17.0 dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.6
Deskripsi Statistik Hasil Belajar
Statistics
Eksperimen Kontrol
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 83.67 78.83
Std. Error of Mean 1.902 1.355
Median 82.50 79.50
Mode 75 73
Std. Deviation 10.417 7.419
Variance 108.506 55.040
Skewness -.228 -.293
Std. Error of .427 .427
Skewness
Kurtosis -.225 -.948
Std. Error of .833 .833
Kurtosis
Range 42 25
Minimum 58 64
Maximum 100 89
Sum 2510 2365

Berdasarkan Tabel 4.6 group statistic kelas eksperimen

memiliki mean sebesar 83,67 dan kelas kontrol memiliki mean

sebesar 78,83. Perbedaan mean kedua kelas tersebut cukup besar yaitu

4,84. Perbedaan tersebut belum bisa memutuskan apakah kedua kelas

memiliki rata-rata yang sama secara signifikan.


76

Rumusan hipotesis uji beda rata-rata kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebagai berikut.

H0 : µ1 = µ2, artinya kemampuan penalaran matematis kelas

eksperimen sama kelas kontrol.

Ha : µ1 ≠ µ2, artinya kemampuan penalaran matematis kelas

eksperimen tidak sama kelas kontrol.

Selanjutnya untuk mengetahui adalanya perbedaan kemampuan

penalaran matematis pada kedua kelas dapat dilihat pada hasil uji

Independent Sample T Test (dilihat pada Lampiran 40) yang diperoleh

nilai sig. (2-tailed) = 0,043 < 0,05 maka H0 ditolak, hal itu berarti

bahwa kedua kelas memiliki rata-rata yang tidak sama atau berbeda,

dengan kata lain penggunaan perlakuan yang berbeda secara

signifikan menghasilkan rata-rata hasil yang berbeda pula. Karena

mean kelas eksperimen lebih besar dari mean kelas kontrol maka

penggunaan pembelajaran discovery berbasis inquiry lebih baik

daripada pembelajaran inquiry saja.

c) Uji Pengaruh Aktivitas dan Minat

(1) Aktivitas Belajar

Penelitian ini menggunakan lembar pengamatan untuk

mengetahui aktivitas siswa pada kelas eksperimen. Hasil

pengamatan (perhitungannya lihat Lampiran 35) berdasarkan

indikator yang digunakan untuk mengukur aktivitas siswa beserta

skornya pada setiap pertemuan disajikan dalam tabel berikut.


77

Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Eksperimen

Persentasi rata-rata
Pertemuan Keterangan
pencapaian
1 69,06% Cukup
2 83,54% Tinggi
3 94,74% Tinggi

Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa siswa kelas

eksperimen yang diajar dengan menggunakan pembelajaran

discovery berbasis inquiry aktivitas siswa mengalami

peningkatan, pada pertemuan pertama aktivitas siswa 69,06% dan

pada pertemuan kedua aktivitas siswa 83,54% dan pertemuan

ketiga aktivitas siswa mencapai 94,74%. Grafik peningkatan

aktifitas siswa dapat dilihat pada gambar berikut.

Peningkatan Aktivitas Siswa


100 94,74
83,54
80 69,06

60

40

20

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Berdasarkan data dengan 8 indikator aktivitas belajar yang

dijabarkan dalam 16 item penilaian diperoleh data pada Tabel 4.8

berikut.
78

Tabel 4.8
Pencapaian Indikator Aktivitas Eksperimen

Indikator Skor Skor Persentase


No. Keterangan
Aktivitas Maks Ketercapaian %
Visual
1 4,00 3,65 91,25 Tinggi
Activities
Oral
2 4,00 3,02 75,42 Tinggi
Activities
Listening
3 4,00 3,17 79,17 Tinggi
Activities
Writing
4 4,00 3,33 83,33 Tinggi
Activities
Drawing
5 4,00 3,28 82,08 Tinggi
Activities
Motor
6 4,00 2,28 82,08 Tinggi
Activities
Mental
7 4,00 3,38 84,58 Tinggi
Activities
Emosional
8 4,00 3,63 90,42 Tinggi
Activities
Rata-rata
4,00 3,34 83,54 Tinggi
Skor

Tabel 4.9
Kategori Pencapaian Indikator Aktivitas Eksperimen

No. Kategori Pencapaian Jumlah Persentase Ket.


Indikator Aktivitas %
Belajar
1 Tinggi 28 93,33%
2 Sedang / Cukup 2 6,67%
3 Rendah - 0
4 Sangat Rendah - 0
5 Tertinggi 1 63
6 Terendah 1 44
7 Mean 83,54 53,46
8 Di atas mean 16 53,33
9 Di bawah mean 14 46,67

Hasil mean aktivitas belajar adalah 83,54%. Ini berarti aktivitas

belajar yang dimiliki siswa kelas eksperimen secara klasikal

dalam kategori tinggi dengan 53,33% di atas mean dan 46,67% di

bawah mean.
79

(2) Minat Belajar

Berdasarkan data angket dengan 4 indikator minat belajar

yang dijabarkan dalam 20 item penilaian diperoleh data berikut.

Tabel 4.10
Pencapaian Indikator Minat Belajar Eksperimen

Skor Skor Persentase


No. Indikator Minat Ket.
Maks Ketercapaian %
1 Ketertarikan untuk
480 369 76,88 Tinggi
membaca buku
2 Perhatian siswa dalam
720 577 80,14 Tinggi
belajar
3 Keaktifan siswa dalam
840 635 75,56 Tinggi
pelajaran matematika
4 Pengetahuan 360 256 71,11 Cukup

Rata-rata 75,92 Tinggi

Tabel 4.11
Kategori Pencapaian Indikator Minat Eksperimen

Kategori Pencapaian
Persentase
No. Indikator Minat Jumlah Ket.
%
Belajar
1 Tinggi 12 40%
2 Sedang / Cukup 18 60%
3 Rendah 0 0
4 Sangat Rendah 0 0
5 Tertinggi 1 75
6 Terendah 1 47
7 Mean 75,92 61,23
8 Di atas mean 17 56,67
9 Di bawah mean 13 43,33

Hasil mean minat belajar adalah 75,92%. Ini berarti minat belajar

yang dimiliki siswa kelas eksperimen secara klasikal dalam

kategori tinggi dengan 53,33% di atas mean dan 46,67% di bawah

mean.
80

(3) Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen

Hasil belajar pada ranah kognitif ini datanya diambil dengan

metode tes dilakukan diakhir pembelajaran. Selanjutnya nilai

rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.12
Deskripsi Statistik Hasil Belajar Siswa Eksperimen
One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Eksperimen 30 83.67 10.417 1.902

Berdasarkan data di atas menunjukkan nilai rata-rata

sebesar 83,67. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran menggunakan discovery berbasis inquiry nilai rata

hasil belajarnya sebesar 83,67 dengan klasifikasi nilai baik.

Untuk melihat seberapa besar presentase pencapaian hasil

belajar berupa kemampuan penalaran matematis siswa secara

klasikal dengan analisis deskriptif menggunakan program SPSS

versi 17.0 diperoleh hasil pada tabel di bawah ini pada kolom

Cumulative Percent sebagai berikut:


81

Tabel 4.13
Hasil Presentase Kumulatif Hasil Belajar Eksperimen

Kelas eksperimen
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 58 1 3.3 3.3 3.3
66 1 3.3 3.3 6.7
73 1 3.3 3.3 10.0
75 5 16.7 16.7 26.7
77 1 3.3 3.3 30.0
78 2 6.7 6.7 36.7
80 1 3.3 3.3 40.0
81 1 3.3 3.3 43.3
82 2 6.7 6.7 50.0
83 2 6.7 6.7 56.7
84 1 3.3 3.3 60.0
87 1 3.3 3.3 63.3
88 2 6.7 6.7 70.0
92 1 3.3 3.3 73.3
93 1 3.3 3.3 76.7
95 1 3.3 3.3 80.0
96 2 6.7 6.7 86.7
98 2 6.7 6.7 93.3
99 1 3.3 3.3 96.7
100 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pada tabel 4.13 hasil belajar berupa kemampuan penalaran

matematis siswa kelas eksperimen dia atas pada kolom

Cumulative Percent dapat kita lihat bahwa 7% dengan nilai

(antara 55 - 69) klasifikasi cukup baik, 53% siswa dengan nilai

(antara 70 - 84) klasifikasi baik, dan 40% siswa dengan nilai

(antara 85 – 100) klasifikasi amat baik.


82

(4) Hasil Belajar Siswa pada Kelas Kontrol

Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.14
Deskripsi Statistik Hasil Belajar Siswa Kontrol
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kelas Kontrol 30 64 89 78.83 7.419

Valid N (listwise) 30

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menggunakan pembelajaran inquiry 78,83 dengan klasifikasi

nilai baik. Untuk melihat seberapa besar presentase pencapaian

hasil belajar berupa kemampuan penalaran matematis siswa

secara klasikal diperoleh hasil pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15
Hasil Presentase Kumulatif Belajar Siswa Kontrol
Kelas Kontrol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 64 1 3.3 3.3 3.3
65 1 3.3 3.3 6.7
67 1 3.3 3.3 10.0
68 1 3.3 3.3 13.3
73 4 13.3 13.3 26.7
75 2 6.7 6.7 33.3
76 1 3.3 3.3 36.7
77 2 6.7 6.7 43.3
79 2 6.7 6.7 50.0
80 3 10.0 10.0 60.0
82 4 13.3 13.3 73.3
83 3 10.0 10.0 83.3
84 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
83

Pada tabel 4.14 dia atas pada kolom Cumulative Percent

diperoleh nilai minimum hasil belajar kognitif adalah 64 dan nilai

maksimum yang dicapai 84. Pada kolom Cumulative Percent

dapat kita lihat bahwa 13% dengan nilai (antara 55 - 69)

klasifikasi cukup baik dan 87% siswa dengan nilai (antara 70 -

84) klasifikasi baik.

(5) Pengaruh Aktivitas dan Minat Siswa terhadap Hasil Belajar

Siswa

Pengujian ini dilakukan untuk permasalahan “Apakah

terdapat pengaruh aktifitas dan minat siswa pada pembelajaran

Discovery berbasis Inquiry berbantuan alat peraga”.

Untuk pengaruh aktivitas dan minat belajar terhadap

pencapaian hasil belajar siswa, menggunakan program SPSS 17.0

diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.16
Hasil Analisis Regresi Ganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) -24.516 9.295 -2.638 .014

X1 (Aktivitas) .672 .165 .482 4.078 .000


X2 (Minat) .679 .162 .495 4.195 .000
a. Dependent Variable: Y

Dari hasil analisis dengan menggunakan uji regresi ganda

diperoleh persamaan regresinya = -24,516 + 0,675X1 + 0,679X2.

Selanjutnya sebelum menentukan seberapa besar pengaruh

variabel independent (aktivitas dan minat) terhadap variabel


84

dependent (hasil belajar berupa kemampuan penalaran

matematis) pada kelompok eksperimen, terlebih dahulu uji

keberartian dan kelinearan persamaan regresi.

Uji Keberartian

Rumusan hipotesis uji keberartian:

H0 : koefisien regresi tidak berarti

Ha : koefisien regresi berarti

Dengan kriteria pengujian, jika Fhitung > Ftabel, α = 5% atau

diperoleh nilai probabilitas (Sig.) < 5%, maka H0 ditolak.

Dari analisis menggunakan SPSS 17.0 diperoleh Tabel 4.16

berikut.

Tabel 4.17
Analisis Keberartian Koefisien Regresi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2635.655 2 1317.827 69.629 .000a
Residual 511.012 27 18.926

Total 3146.667 29
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Untuk hasil pengujian hipotesis di atas dapat dilihat pada

Anova output Tabel 4.14, bahwa nilai Fhitung = 69,629 > Ftabel =

3,35 dengan probabilitas (Sig) sebesar 0,000 = 0% < 5% maka H0

ditolak. Kesimpulannya koefisien regresi berarti dengan kata lain

ada hubungan yang berarti antara aktivitas dan minat terhadap

hasil belajar berupa kemampuan penalaran matematis siwa pada

kelas eksperimen.
85

Uji Linearitas antara Aktivitas dan Minat Belajar terhadap

Kemampuan Penalaran

Untuk menguji hubungan kelinearan data digunakan persamaan

model regresi linier berganda Ŷ = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 estimasi

dengan Ŷ = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2, dengan a = α dan b = β

Rumusan pengujian hipotesis sebagai berikut.

H0 : model regresi non linear

H1 : model regresi linear

Dengan kriteria pengujian yaitu H1 diterima jika nilai

probabilitas (Sig) < 5%.

Berdasarkan Tabel 4.14 Dapat dibaca pada distribusi t

signifikan aktivitas (X1) thitung = 4,078 > ttabel = 1,703 dengan

probabilitas (Sig) sebesar 0,000 < 0,05 maka H1 diterima artinya

variabel aktivitas mempunyai hubungan linear terhadap

kemampuan penalaran matematis. Pada distribusi t signifikansi

minat (X2) thitung = 4,195 > ttabel = 1,703 dengan probabilitas (Sig)

sebesar 0,000 < 0,05 maka H1 diterima artinya variabel minat

mempunyai hubungan linear terhadap kemampuan penalaran

matematis.

Dari Tabel 4.18 Dapat juga dikatakan bahwa koefisien β

untuk X1 dan X2 adalah positif yakni masing-masing 0,482 dan

0,495 maka dikatakan hubungan tersebut positif. Positif berarti

aktivitas dan minat mempunyai hubungan linier terhadap


86

kemampuan penalaran matematis. Dengan melihat koefisien β

(Beta) yang terstandar maka secara teoritis nilai tersebut di atas

menunjukkan hubungan aktivitas (X1) dan minat (X2) terhadap

kemampuan penalaran matematis (Y) adalah linear berarti dan

besarnya koefisien korelasi adalah sebesar 0,482 dan 0,495.

Untuk melihat besar pengaruh atau kontribusi aktivitas dan

minat terhadap kemampuan penalaran matematis dapat dilihat

nilai R square (koefisien determinasi) didapatkan sebesar 0,838

= 83,8%. Ini berarti 83,8% variasi yang terjadi di dalam Y dapat

dijelaskan oleh X1 dan X2 melalui model regresi Y = -24,516 +

0,672X1 + 0,679X2, sedangkan 16,2%nya dipengaruhi oleh

variabel lain. Perhitungan lengkapnya lihat Lampiran 41.

B. Pembahasan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economics Community) adalah

salah satu isu strategis di awal abad dekade ini. Memasuki era masyarakat

ekonomi ASEAN (MEA) 2015, stakeholder Indonesia tentu harus mengikuti

standar internasional supaya dapat survive di era global ini. Demikian halnya

dunia pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam menciptakan generasi

penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing. Di Indonesia menurut

BBC (2015) bahwa hasil belajar menempati posisi ke 69 dari 72 negara dari

hasil survey PISA. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika

berupa kemampuan penalaran matematis, banyak pembelajaran sebagai


87

alternatif diantaranya adalah pembelajaran Discovery berbasis Inquiry

berbantuan alat peraga. Pembelajaran Discovery berbasis inquiry pada proses

belajarnya menekankan penemuan konsep dengan tetap memperhatikan proses

siswa berinisiatif sendiri melakukan penyelidikan (inkuiri) dengan yang bisa

memudahkan siswa membuktikan langsung konsep dalam pelajaran

matematika. Oleh karena itu pembelajaran Discovery berbasis Inquiry

membuat lebih menarik dalam pembelajaran sehingga siswa dapat

meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.

Pengujian Rata-rata Hasil Belajar Terhadap KKM

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,

untuk hasil perhitungan dari kelas eksperimen memiliki rata-rata 83,67. KKM

pada penelitian ini yang digunakan untuk pengujian adalah sebesar 75, dengan

ketuntasan belajar klasikal 90%. Berdasarkan analisis menggunakan program

SPSS versi 17.0 diperoleh hasil analisis bahwa nilai thitung sebesar 4,557 lebih

besar dari pada nilai ttabel yaitu sebesar 1,699 dengan nilai signifikan sebesar

0,000 < 0,05 jadi Ho ditolak, artinya rata hasil belajar berupa penalaran

matematis siswa pada kelas eksperimen lebih dari 75 dan mencapai ketuntasan

klasikal 85% yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

discovery berbasis inquiry mencapai target nilai rata-rata hasil belajar sebesar

75.
88

Perbedaan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Antara Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Berdasarkan deskripsi (Lampiran 40) pada tabel Independent Samples

Test diperoleh nilai sig. ( tailed) sebesar 0,043 dimana < 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima atau karena diperoleh nilai thitung sebesar 2,070 lebih besar dari

pada nilai ttabel yaitu sebesar 1,699 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga

dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen memiliki rata-rata hasil belajar

yang berbeda atau tidak sama, dengan kata lain penggunaan perlakuan yang

berbeda secara signifikan menghasilkan rata-rata hasil belajar berbeda pula.

Pembelajaran discovery berbasis inquiry merupakan pembelajaran yang

memodifikasi antara pembelajaran discover dan pembelajaran inquiry dimana

dalam pembelajaran ini menggunakan bantuan alat peraga, siswa tidak hanya

dituntut untuk melakukan sendiri penyelidikan dalam pembelajaran tetapi juga

berusaha menemukan langsung sendiri konsep dalam pelajaran dengan bantuan

alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal pengetahuan secara langsung,

lebih nyata, jelas, dan menarik. Sedangkan pada pembelajaran inquiry saja

tanpa alat peraga siswa dituntut melakukan penyelidikan konsep pelajaran

tetapi siswa hanya perlu fokus pada proses tidak mengharuskan sampai

menemukan konsep sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal.

Hasil penelitian ini menunjukkan pembelajaran discovery berbasis inquiry

memperoleh rata-rata sebesar 83,67 lebih baik jika dibandingkan dengan hasil

belajar siswa menggunakan pembelajaran inquiry saja memperoleh rata-rata

sebesar 78,83
89

Akhir dari pembahasan ini dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar siswa yang menggunakan discovery berbasis inquiry dan

pembelajaran inquiry saja. Sedangkan dilihat dari hasil analisis dari kedua

pembelajaran diperoleh hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran

discovery berbasis inquiry lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar

siswa menggunakan pembelajaran inquiry saja pada materi kubus dan balok

kelas VIII SMP Negeri 39 Semarang.

Pengaruh Aktivitas dan Minat Belajar Siswa Pembelajaran Discovery

Berbasis Inquiry Kelas Eksperimen

Hasil pengamatan aktivitas siswa setiap pertemuan pada siswa kelas

eksperimen yang diajar dengan menggunakan pembelajaran discovery berbasis

inquiry aktivitas siswa mengalami peningkatan, pada pertemuan pertama

aktivitas siswa 69,06% dalam kategori cukup dan pada pertemuan kedua

aktivitas siswa 83,54% dalam kategori tinggi dan pertemuan ketiga aktivitas

siswa mencapai 94,74% dalam kategori tinggi. Hasil mean pencapaian

indikator aktivitas belajar adalah 83,54 artinya aktivitas belajar siswa

mencerminkan kategori tinggi. Jumlah dari 30 siswa terdapat 21 siswa dalam

kategori tinggi dan 9 siswa dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil belajar

kelas eksperimen selama kegiatan pembelajaran berlangsung aktivitas belajar

siswa berada pada tingkat 70% kategori tinggi dan 30% kategori cukup.

Hasil mean pencapaian indikator minat belajar siswa adalah 75,92 artinya

minat belajar siswa mencerminkan kategori tinggi. Jumlah dari 30 siswa

terdapat 12 siswa dalam kategori tinggi dan 18 siswa dalam kategori cukup.
90

Berdasarkan hasil minat belajar siswa berada pada tingkat 40% tinggi dan 60%

cukup.

Berdasarkan hasil belajar berupa kemampuan penalaran matematis siswa

(Lampiran 39) dari jumlah 30 siswa diperoleh nilai tertinggi 100, nilai terendah

58, dan mean 83,67. Artinya hasil belajar berupa kemampuan penalaran

matematis siswa berada pada klasifikasi baik dan berada di ata standar kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yakni 75 dengan ketuntasan secara klasikal sebesar

90%. Dari 30 siswa terdapat 27 siswa nilai hasil belajar berupa penalarannya

lebih dari 75 dan 3 siswa nilai hasil belajar berupa kemampuan penalaran

matematisnya kurang dari 75.

Hasil analisis data penelitian dengan menggunakan uji regresi sederhana

diperoleh persamaan regresinya 𝑌̂ = −24,516 + 0,672𝑋1 + 0,679𝑋2 dimana

Y adalah hasil belajar berupa kemampuan penalaran matematis, X1 adalah

aktivitas siswa dan X2 adalah minar belajar. Harga -24,516 merupakan nilai

konstanta yang menunjukkan bahwa jika seseorang siswa nilai aktivitas sama

dengan 0 (nol) dan minat belajar sama dengan 0 (nol) maka hasil belajar berupa

kemampuan penalaran matematis yang diperoleh sebesar -24,516. Pada tabel

dapat kita lihat bahwa kedua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap

variabel tak bebas karena nilai masing-masing variabel < 0,05. Pembacaannya

adalah sebagai berikut:

- Setiap kenaikan 1 satuan variabel (aktivitas) maka akan menaikkan nilai

variabel y sebesar 0,672 satuan dengan variabel lain bernilai tetap.


91

- Setiap kenaikan 1 satuan variabel (minat) maka akan menaikkan nilai

variabel y sebesar 0,679 satuan dengan variabel lain bernilai tetap.

Besarnya kontribusi aktivitas siswa dan minat belajar siswa pada

pembelajaran discovery berbasis inquiry terhadap kemampuan penalaran

matematis dapat dibaca dari nilai R square (indeks determinasi) yaitu sebesar

0,838 = 83,8%, artinya aktivitas siswa dan minat belajar siswa mempengaruhi

hasil belajar berupa kemampuan penalaran matematis siswa sebesar 83,8%,

sedangkan 16,2%nya dipengaruhi oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil pengujian regresi diperoleh hasil bahwa aktivitas dan

minat belajar berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis,

sehingga aktivitas dan minat belajar mempunyai arti yang penting pada proses

pembelajaran. Bagi siswa, keinginan belajar merupakan bagian penting dalam

pelaksanaaan pembelajaran.

Siswa dalam melakukan aktivitas dalam pembelajaran didorong minat

untuk belajar. Adapun aktivitas yang diharapkan dilakukan setiap siswa adalah

siswa memperhatikan ketika guru menyampaikan materi, siswa

memperhatikan ketika teman sedang melakukan kegiatan, siswa mengajukan

pertanyaan kepada guru tentang materi yang sedang dibahas, siswa

mempresentasikan hasil penyelidikan/pengamatan, siswa mendengarkan

penjelasan langkah-langkah penyelidikan/pengamatan atau diskusi, siswa tidak

mengulang pertanyaan yang telah diajukan oleh teman, siswa mencatat hasil

penyelidikan/pengamatan, siswa membuat rangkuman materi, siswa

menggambar, siswa bekerjasama dengan teman kelompok saat kegiatan


92

penyelidikan/pengamatan, siswa mengajukan hasilnya di depan kelas, siswa

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa mengerjakan tugas dalam

kelompok, siswa cepat mengkondisikan dalam membentuk kelompok, dan

siswa menerima pendapat, sanggahan dari peserta lain. Seorang siswa yang

didorong minat belajar baik maka aktivitas siswapun akan baik, sehingga hasil

belajar siswa juga meningkat. Namun apabila tidak memiliki minat belajar

yang baik akan berakibat pada aktivitas belajar rendah juga hasil belajar tidak

meningkat.

Teori belajar kontruktivisme memiliki keterkaitan dengan

pembelajaran discovery berbasis inquiry. Satu prinsip yang mendasar pada

teori kontruktivisme guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa,

namun siswa juga harus berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di

dalam memorinya. Guru dalam hal ini dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menyelidiki sendiri konsep dalam materi belajar, dan mengajar siswa menjadi

sadar dan timbul minat mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan

siswa anak tangga yang membawa siswa ke tingkat pemahaman yang lebih

tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dan kata

– kata mereka sendiri.

Hal ini berhubungan dengan penerapan pembelajaran discovery

berbasis inquiry dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk dapat

berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa

dalam kemampuan penalaran dapat terarah lebih baik. Saat sekarang ini pada
93

pembelajarannya guru biasanya saat melakukan evaluasi hanya menggunakan

soal yang telah ada, jadi siswa hanya menyelesaikan soal tersebut.

Pembelajaran discovery berbasis inquiry dapat diterapkan untuk meningkatkan

peran aktif siswa dalam pembelajaran, juga dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab siswa karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut melakukan

penyelidikan dan menemukan konsep sendiri.

C. Kendala-kendala dan Cara Mengatasi

Kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti selama pelaksanaan

penelitian antara lain.

1. Kurang kondusifnya suasana kelas karena diampu oleh guru baru.

2. Ada beberapa siswa yang tidak nyaman untuk dikelompokkan dengan

bukan teman akrabnya karena pembelajarannya dibuat berkelompok.

3. Karena pembelajaran ini mengandalkan penalaran, beberapa siswa kurang

menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran karena masih terbatasnya

kemampuan berpikir rasional.

Dengan adanya kendala-kendala tersebut, peneliti berusaha untuk

mengatasinya demi kelancaran penelitian dengan cara:

1. Peneliti berusaha mengakrabkan diri dengan siswa, baik waktu

pembelajaran maupun diluar jam pelajaran.

2. Memberi pemahaman kegunaan pengelompokkan dalam pembelajaran.

3. Bimbingan yang tepat dan membantu alur berpikir siswa untuk adaptasi

dengan proses pembelajaran.


94

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulan sebagai berikut.

1. Rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan

pembelajaran Discovery berbasis Inquiry dengan hasil rata-rata akhir

sebesar 83,67 sehingga mencapai kategori baik atau lebih atau bernilai

minimal 75 pada materi kubus dan balok.

2. Rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan

pembelajara Discovery berbasis Inquiry lebih baik daripada kemampuan

penalaran matematis yang hanya menggunakan pembelajaran Inquiry pada

materi kubus dan balok yang diperlihatkan pada hasil tes akhir masing-

masing kelas yaitu kelas eksperimen dengan hsil rata-rata sebesar 83,67

sedangkan kelas kontrol hanya memiliki nilai rata-rata sebesar 78,83.

3. Terdapat pengaruh aktivitas dan minat belajar siswa pada pembelajaran

Discovery berbasis Inquiry terhadap kemampuan penalaran matematis pada

materi kubus dan balok dengan model persamaan regresi 𝑌̂ = −24,516 +

0,672𝑋1 + 0,679𝑋2 yang terdiri dari 30 siswa pada kelas eksperimen

dengan pengaruh Aktivitas 67,2% dan Minat sebesar 67,9% terhadap hasil

belajar diketahui nilai R2 (indeks determinasi) sebesar 83,8%, sedangkan

variabel lain yang mempengaruhi kemampuan penalaran matematis

besarnya 16,2%.

94
95

B. Saran

Dari hasil uraian kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka hasil

penelitian ini dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi guru matematika agar dapat menerapkan pembelajaran Discovery

berbasis Inquiry di dalam kelas dan dijadikan alternatif pembelajaran

matematika sehingga dapat tercipta kondisi kelas yang aktif, nyaman, dan

kondusif.

2. Bagi siswa dan semua pihak harus mengoptimalkan minat belajar dan

aktivitas belajar sehingga diperoleh hasil belajar berupa kemampuan

penalaran matematis yang maksimal.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menindaklanjutkan hasil

penelitian ini dengan materi, sekolah dan jenjang pendidikan yang berbeda

dengan subjek yang lebih luas sehingga dapat menambah wawasan dalam

dunia pendidikan ini.


96

DAFTAR PUSTAKA

Afendi, Akhmad. (2012). Efektivitas Penggunaan Metode Discovery Learning


Terhadap Hasil Belajar Kelas X SMK Diponegoro Yogyakarta. Skripsi,
dipublikasikan. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Adinawan, M. Cholick dkk. (2007). Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.

Afgani D., J. (2011). Materi Pokok Analisis Kurikulum Matematika/MPMT5204/3.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Ajie, Khozinatul Asror Putri. (2012). Upaya Meningkatan Kemampuan Penalaran


Matematika Siswa Kelas VIII B Melalui Strategi Metakognitif Di SMP
Negeri 5 Purwokerto. Skripsi, dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.

Alberta. (2004). Focus on Inquiry: a Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-


Based Learning. Diakses tanggal 18 Januari 2016 dari
http://www.lrc.learning.gov.ab.ca.

Aminudin, Mohamad. (2014). Teknik Olah Data Statistika Menggunakan SPSS 17


dan Ms. Excel 2010. Semarang: FKIP Unissula.

Amir, Almira. (2014). Kemampuan Penalaran dan Komunikasi dalam


Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 19-20.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Coughlan, Almira. (2015). Asia Peringkat Tertinggi Sekolah Global, Indonesia


Nomor 69. Diakses tanggal 13 Maret 2016 dari
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/05/150513_majalah_asia_se
kolah_terbaik.

Depdiknas. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan Depdiknas.

Djaali. (2006). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


97

Dwijanto. (2007). Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Berbantuan Komputer


terhadap Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif
Matematik Mahaapeserta Didik. Disertasi dipublikasikan,UPI Bandung.

Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (1993). Teori-teori Psikodinamik (Klinis).


(Terjemahan Supratiknya). Yogyakarta: Kanisius.

Hosnan, M. ( 2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pmebelajaran


Abad 21, Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan


Kualitatif). Jakarta: GP. Press.

Kochhar, S. K. (2008). Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Kusmaryono, Imam. (2011). Bahan Ajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran


Matematika. Semarang: UNISSULA Press.

Miller, N. & Wakefield, N. (2014). A mentoring program for inquiry-based


teaching in a college geometry class. International Journal of Education in
Mathematics, Science and Technology, 2(4), 266-272.

Mullis, I.V.S. & Martin, M.O. (2013). TIMSS Assesment Framework. (Eds).
Chestnut Hill, MA: TIMSS & PIRLS International Study Center, Boston
College.

Mulyasa. (2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Murtiasa, Budi. (2015). Tantangan Pembelajaran Matematika Era Global.


Prosiding Seminar Nasional Matematika yang diselenggarakan oleh
FKIPMatematika UMS, tanggal 7 Maret 2015. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Prendergast, Mark, et al. (2014). Mathematical thinking: challenging prospective


teachers to do more than ‘talk the talk’. Internasional Journal of
Mathematical Education in Science and Technology, 45(5), 635-647.

Rahmat, Bedrial, dkk. (2012). Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Belajar


Matematika Melalui Model Pembelajaran STAD. Jurnal Pendidikan
Matematika, 1(1), 35-39.
98

Russefendi, E. T. (1978). Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua dan


Wali Murid dan SPG. Bandung: Tarsito.

Safii, Amaludin. (2015). Keefektifan Model Pembelajaran Auditory Intellectual


Repitition dengan Kombinasi Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar
Materi Logika Matematika pada Siswa Madrasah Aliyah Kelas X. Skripsi,
tidak dipublikasikan. Universitas Islam Sultan agung Semarang.

Sani, Ridwan Abdullah. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi


Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.

Sugiarto, Iwan. (2004). Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berpikir


Holistik dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suherman, Erman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: UPI.

Supriatna, Harun. (2009). Pesona Pendidikan Indonesia. Diakses tanggal 22


Februari 2016 dari
http://asbabulismu.blogspot.co.id/2009_04_01_archieve.html.

Supriyanti, Novi R. ( 2011). Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student


Teams Achivement Division (STAD) berbantuan Macromedia Falsh
terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi pada Materi Pokok
Dimensi Tiga Kelas X. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negri
Semarang.

Supriyanto, Bambang. (2014). Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa Kelas VI B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan
Keliling dan Luas Lingkaran Di SDN Tanggul Wetan 02 Kecamatan
Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2), 165-174.

Wardhani, Sri. (2008). Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika


“Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/Mts Untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika”. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika.
99
Lampiran 1

DAFTAR NAMA KELAS UJI COBA

NO. NIS NAMA KODE

1 7186 Afni Mutiara Suryadi UC-01


2 7286 Ardhi Fatkhur Rizki UC-02
3 7189 Devina Putri Indra Satata UC-03
4 7190 Dimas Ardianto UC-04
5 7192 Dyah Wulandari UC-05
6 7193 Eny Purwanti UC-06
7 7194 Erma Fatmawati UC-07
8 7100 Fadlillah Sagita Choiri P. UC-08
9 7195 Faizal Arya Dwi Pradito UC-09
10 7196 Feby Annisa Dewi UC-10
11 7292 Figo Pastiga UC-11
12 7197 Frischa Christianti UC-12
13 7297 Jabal Rakhma Rasyid Al F. UC-13
14 7199 Kevin Herson UC-14
15 7200 Kurniasih Wulandari UC-15
16 7201 M. Farrel Rizantoso UC-16
17 7202 Mira Eka Prasetyawati UC-17
18 7203 Mohammad Adyatma UC-18
19 7204 Muhammad Fajar F. UC-19
20 7206 Nadia Nurul Hikhmah UC-20
21 7207 Naufhal Ardyansyah W. UC-21
22 7210 Putra Tsani Aji Wibowo UC-22
23 7211 Putri Aulia Azizzah UC-23
24 7212 Rayhan Rizky Febriano UC-24
25 7305 Renald Gani Ganni Prakoso UC-25
26 7213 Riska Salsabillah UC-26
27 7214 Riski Ismail Gigih Prakosa UC-27
28 7215 Rosa Ayu Yasika UC-28
29 7120 Valencya Arya Sandy UC-29
30 7216 Vellia Valencia Meisya Yoici UC-30
31 7312 William Ghanish Quinnalem UC-31
Lampiran 2

KISI-KISI TES UJI COBA


KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang
Kelas/Semester : VIII/Dua
Materi : Kubus dan Balok
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Materi Uraian Indikator Pencapaian Indikator Kemampuan Bentuk Nomor


No.
Pembelajaran Materi Kompetensi Penalaran Matematis Soal Soal
1 Mengidentifikasi Unsur-unsur Menyebutkan unsur-unsur kubus 1. Mengajukan dugaan Uraian 1
sifat-sifat kubus dan kubus dan dan balok: rusuk, bidang sisi, 2. Menarik kesimpulan dari pernyataan
balok serta bagian- balok dengan diagonal bidang, diagonal ruang,
bagiannya. menggunakan bidang diagonal.
model Menyebutkan unsur-unsur kubus 1. Menyajikan pernyataan matematika Uraian 2
dan balok: rusuk, bidang sisi, secara lisan, tertulis, gambar, dan
diagonal bidang, diagonal ruang, diagram.
bidang diagonal. 2. Kemampuan melakukan manipulasi
matematika.
3. Kemampuan menarik kesimpulan,
menyusun bukti, memberi alasan,
terhadap kebenaran solusi.
Menyebutkan unsur-unsur kubus 1. Memeriksa kesahihan suatu argumen. Uraian 3
dan balok: rusuk, bidang sisi, 2. Kemampuan menarik kesimpulan,
diagonal bidang, diagonal ruang, menyusun bukti, memberi alasan,
bidang diagonal. terhadap kebenaran solusi
2 Membuat jaring- Jaring-jaring Merancang jaring-jaring kubus Mengajukan dugaan. Isian 4
jaring kubus dan kubus dan dan balok. singkat
balok. balok
3 Menghitung luas Rumus luas
Menemukan rumus luas 1. Kemampuan menemukan pola atau Uraian 6,10
permukaan dan permukaan dan permukaan dan volume kubus. sifat dari gejala matematis untuk
volume kubus dan volume kubus. Menghitung rumus luas membuat generalisasi.
balok. permukaan dan volume kubus. 2. Mengajukan dugaan.
3. Kemampuan menarik kesimpulan
dari pernyataan.
4. Kemampuan melakukan manipulasi.
5. Memeriksa kesahihan suatu argumen.
6. Kemampuan menarik kesimpulan,
menyusun bukti, memberi alasan,
terhadap kebenaran
Rumus luas Menemukan rumus luas 1. Kemampuan menemukan pola atau Uraian 5,7,8,9
permukaan dan permukaan dan volume balok. sifat dari gejala matematis untuk
volume balok. Menghitung rumus luas membuat generalisasi.
permukaan dan volume balok. 2. Mengajukan dugaan.
3. Kemampuan menarik kesimpulan
dari pernyataan.
4. Kemampuan melakukan manipulasi.
5. Memeriksa kesahihan suatu argumen.
6. Kemampuan menarik kesimpulan,
menyusun bukti, memberi alasan,
terhadap kebenaranMengajukan
dugaan.
102
Lampiran 3

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112

SOAL TES UJI COBA


KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

Petunjuk Umum:
1. Isilah terlebih dahulu identitasmu.
2. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan di bawah ini, kemudian kerjakan secara
mandiri.
3. Tuliskan jawaban Anda pada lembar jawaban yang telah disediakan.

Pertanyaan
1. Perhatikan balok ABCD-EFGH berikut.
AF merupakan salah satu diagonal sisi pada
balok ABCD.EFGH.
a. Sebutkan semua diagonal sisi pada balok
ABCD.EFGH! Berapa jumlahnya?
b. Sebutkan semua diagonal ruang pada balok
ABCD.EFGH! Berapa jumlahnya?

2. Sketsalah kubus ABCD.EFGH.


a. Gambarlah salah satu bidang diagonal pada kubus tersebut!
b. Jika panjang rusuk kubus tersebut 8 cm, hitunglah luas ABGH!

3. Diketahui jumlah panjang rusuk sebuah balok adalah 100 cm. Jika balok tersebut
berukuran panjang 12 cm, dan lebar 8 cm, hitunglah tinggi balok tersebut!

4. Perhatikan gambar di bawah berikut ini.


1) Berdasarkan jaring-jaring kubus di samping.
103

a. Jika persegi huruf A merupakan alas kubus, maka tutup (atas) kubus tersebut
ditunjukkan oleh persegi huruf .....
b. Jika persegi huruf F merupakan alas kubus, maka tutup (atas) kubus tersebut
ditunjukkan oleh persegi huruf .....

Berdasarkan jaring-jaring
balok.ABCD-EFGH di samping.
a. Letak titik E ditunjukkan oleh
nomor .....
b. Letak titik F ditunjukkan oleh
nomor .....

5. Sebuah karton berukuran 0,5 m x 1 m. Karton tersebut akan dibuat untuk


membungkus kado yang berukuran 2 cm x 3 cm x 5 cm. Jika kado yang akan
dibuat 500 buah, maka berapa banyak minimal karton yang dibutuhkan?

6. Luas permukaan sebuah kubus 600 cm2. Apakah volume kubus tersebut 1000
cm3? Tunjukkan!

7. Isikan jawabanmu pada titik-titik tabel di bawah ini, setelah itu amatilah isian
pada tiap kolom.
104

Dari kegiatan pengisian tabel di atas, dapatkan Anda menghubungkan antara


kolom 3 untuk volum dengan kolom-kolom 4 (panjang), 5 (lebar) dan 6
(tinggi)? Apa yang dapat Anda simpulkan?

8. Sebuah balok es berukuran 6 cm x 5 cm x 3 cm. Beberapa menit kemudian es


itu mencair, sehingga ukurannya menjadi 5 cm x 4 cm x 2 cm.
a. Hitunglah volume balok es setelah mencair!
b. Periksalah apakah benar besar perubahan volume es tersebut 50 cm3?

9. Lima buah kayu berbentuk balok yang masing-masing berukuran panjang 55 cm,
lebar 55 cm dan tinggi 11 cm disusun bertempuk ke atas.
a. Berbentuk apakah tumpukan kelima kayu tersebut?
b. Hitung luas bangun yang terbentuk!
c. Gambarkan skemanya!

10. Perhatikan susunan kubus berikut ini.

Banyaknya susunan kubus pada k1, k2, k3, dan seterusnya semakin bertambah
dengan pola susunan seperti pada gambar di atas.
a. Berapa banyak susunan kubus pada pola berikutnya (k4)?
b. Berapa banyak susunan kubus pada k10?
105
Lampiran 4

KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA


PENALARAN MATEMATIS

No. Langkah-langkah Pengerjaan Skor


1. a. Diagonal sisi balok ABCD.EFGH yaitu: BE,CF, BG, CH, DG, AH, DE,
10
AC, BD, EG dan FH. Jumlah diagonal sisi pada balok ada 12.
b. Diagonal ruang balok ABCD.EFGH yaitu: AG, BH, CE, DF. Jumlah
10
diagonal sisi pada balok ada 4.
Skor maksimum 20
2. a. Gambar salah satu bidang diagonal

b. Diketahui : panjang rusuk kubus = s = 8 cm


Ditanyakan :
Luas ABGH?
Penyelesaian:
Kita pilih salah satu diagonal sisinya, yaitu BG.
BG2 = 3s2
= 3(8)2 15
= 3(64)
BG = √3.64
= √3 . √64
= 8√3 cm
Luas bidang diagonal ABGH = AB x BG
= 8 cm x 8√3
= 64√3 cm2
Jadi, luas ABGH adalah 64√3 cm2
106

Pembuktian:
Luas ABGH = AB x BG
64√3 = 8 x 8√3
64√3 = 64√3 (terbukti)
Skor maksimum 20
3 Diketahui: keliling balok = 100 cm.
panjang = 12 cm
lebar = 8 cm
Ditanyakan: tinggi balok? 5
Penyelesaian:
Keliling balok = 4 (panjang + lebar + tinggi)
100 cm = 4 (12 cm + 8 cm + tinggi)
100 cm/4 = 20 cm + tinggi
25 cm = 20 cm + tinggi
tinggi = 25 cm – 20 cm
tinggi = 5 cm 10
Jadi, tinggi balok tersebut adalah 5 cm. 3
Pembuktian:
Keliling balok = 4(panjang + lebar + tinggi) 2
100 = 4 (12 + 8 + 5)
100 = 4 (25)
100 = 100 (terbukti)
Skor maksimum 20
4. 1. a. Jika persegi huruf A merupakan alas kubus, maka tutup (atas) kubus 5
tersebut ditunjukkan oleh persegi huruf B
b. Jika persegi huruf F merupakan alas kubus, maka tutup (atas) kubus
5
tersebut ditunjukkan oleh persegi huruf E
2. a. Letak titik E ditunjukkan oleh nomor 3 5
b. Letak titik F ditunjukkan oleh nomor 1 5
Skor maksimum 20
5. Diketahui : Panjang karton = 1 m
Lebar karton = 0,5 m
Panjang kado yang akan dibuat = 2 cm
107

Lebar kado yang akan dibuat = 3 cm


Tinggi kado yang akan dibuat = 5 5
Akan dibuat 500 buah kado
Ditanyakan : Minimal karton yang dibutuhkan?
Penyelesaian :
Luas karton = 0,5 m x 1 m
= 50 cm x 100 cm 10
= 5000 cm2
Luas kado = 2 (2x3 + 2x5 + 3x5)
= 2 (6 + 10 + 15)
= 2 (31)
= 62 cm2
Akan dibuat sebanyak 500 buah, sehingga 500 x 62 cm2 = 31.000 cm2
31.000 5
Dengan demikian banyak minimal karton yang dibutuhkan adalah =
5.000

6,7. Karena hasil baginya desimal, maka dibulatkan menjadi 7 karton.


Skor maksimum 20
6. Diketahui: Luas permukaan kubus 600 cm2
Ditanyakan: volume kubus? 5
Penyelesaian:
Karena,
Luas permukaan kubus = 6 s2
600 cm2 = 6 s2
100 cm2 = s2
s = √100
= 10 cm 10
Maka,
Volume kubus = s3
= 103
= 1000 cm3
Jadi volume kubus adalah 1000 cm3.
Pembuktian:
108

Volume kubus = s3
1000 = 103
1000 = 10 x 10 x 10 5
1000 = 1000 (terbukti)
Skor maksimum 20
7.

15

Yang dapat disimpulkan dari pengisian dari tabel di atas adalah 5


Vbalok = panjang x lebar x tinggi.
Skor maksimum 20
Diketahui : Balok es sebelum mencair berukuran 6 cm x 5 cm x 3 cm
Balok es setelah mencair berukuran 5 cm x 4 cm x 2 cm
Ditanyakan: a. Volume balok es setelah cair?
8. b. Periksa apakah benar besar perubahan volume balok es 5
tersebut 50 cm3
Penyelesaian:
a. Volume balok setelah mencair = p x l x t
109

= 5 cm x 4 cm x 2 cm
= 40 cm3 5
Jadi, volume balok es setelah mencair = 40 cm3
b. Perubahan volume balok es tersebut 50 cm3
Volume balok sebelum mencair = p x l x t
= 6 cm x 5 cm x 3 cm 5
= 90 cm3
Besar perubahan volume balok es tersebut adalah
= volume balok sebelum mencair – volume balok setelah mencair
= 90 cm3 – 40 cm3
= 50 cm3 5
Jadi, benar besar perubahan volume balok es tersebut adalah 50 cm3.
Skor maksimum 20
Diketahui : panjang = p = 55 cm
lebar = l = 55 cm
Tinggi = t = 11 cm
Ditanyakan : bentuk kayu jika ditumpuk ke atas? 5
luas bangun yang terbentuk?
Penyelesaian :
a. Karena ditumpik ke atas maka,
p = 55 cm (tetap)
l = 55 cm (tetap)
9.
t = 11 x 5 = 55 cm (ditumpuk ke atas jadi tinggi dikalikan 5) 5
Jadi, lima buah kayu yang ditumpuk tesebut berbentuk kubus
b. Luas bangun yang terbentuk
Karena bangun yang terbentuk kubus dengan panjang sisinya yang sama
55 cm. Maka luas bangun
L = 6s2
= 6(55)2 10
= 18.150 cm3
Jadi, luas bangun yang terbentuk adalah 18.150 cm3.
Skor maksimum 20
110

10. Banyak susunan kubus pada k1 adalah 4 kubus


Banyak susunan kubus pada k2 adalah 9 kubus 5
Banyak susunan kubus pada k3 adalah 16 kubus
Perhatikan pola berikut ini.
k1  4 kubus : 2 x 2  22 = (1 + 1)2 kubus
k2  9 kubus : 3 x 3  32 = (2 + 1)2 kubus 5

k3  16 kubus : 4 x 4  42 = (3 + 1)2 kubus


maka k4  25 kubus : 5 x 5  52 = (4 + 1)2 kubus
.....
...
Sehingga kn  .... kubus : .... x ....  ....2 = (n + 1)2 kubus.
Dengan demikian kita sudah mempunyai bentuk umumnya,
5
yaitu kn = (n + 1)2 kubus
jadi untuk:
a. k4 adalah = (4 + 1)2 = 52 = 25 kubus
5
b. k10 = (10 + 1)2 = 112 = 121 kubus
Skor maksimum 20
Total Skor 200
111
Lampiran 5

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA

Uji validitas dan reliabilitas soal uji coba menggunakan program SPSS 17.0 yaitu
uji Reliability Analysis.

Interpretasi
Butir soal dikatakan valid apabila nilai di kolom Corrected Item-Total Correlation
pada tabel Item Total Statistic lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel (dengan df = 31 – 2
= 29) = 0,355.
Konstruk butir soal dikatakan reliable apabila nilai di kolom Cronbach’s Alpha
lebih besar 0,60.

Hasil Uji Reliability Analysis

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

butir ke 1 62.38 343.387 -.025 .700 .770

butir ke 2 59.45 297.256 .473 .500 .721

butir ke 3 64.28 270.993 .538 .665 .707

butir ke 4 64.76 322.333 .132 .289 .763

butir ke 5 65.86 349.480 -.160 .403 .761

butir ke 6 61.21 292.956 .436 .436 .724

butir ke 7 62.55 215.328 .759 .705 .655

butir ke 8 60.79 243.741 .622 .669 .688

butir ke 9 58.48 209.473 .729 .787 .662

butir ke 10 65.90 340.239 .163 .608 .753

Dari 10 butir soal diperoleh 4 butir soal yang tidak valid yakni butir soal nomor 1,
4, 5, dan 10 serta 6 butir soal yang valid yakni butir soal nomor 2, 3, 6, 7, 8, dan 9.
112

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's Alpha Based on


Alpha Standardized Items N of Items

.747 .659 10

Berdasarkan hasil perhitungan Reliability Statistics soal ditunjukkan pada


kolom Cronbach’s Alpha bernilai 0,747 = 74,7%. Hasil ini berarti reliabilitas soal
uji coba terkategori tinggi.
113
Lampiran 6

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SOAL UJI COBA

Corrected Item-Total
No. Soal Correlation rtabel Kriteria Keterangan

1 -.025 0,355 Tidak Valid Dibuang


2 .473 0,355 Valid Dipakai
3 .538 0,355 Valid Dipakai
4 .132 0,355 Tidak Valid Dibuang
5 -.160 0,355 Tidak Valid Dibuang
6 .436 0,355 Valid Dipakai
7 .759 0,355 Valid Dipakai
8 .622 0,355 Valid Dipakai
9 .729 0,355 Valid Dipakai
10 .163 0,355 Tidak Valid Dibuang
114

Lampiran 7

KISI-KISI ANGKET MINAT BELAJAR UJI COBA

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Soal : 33

No. Indikator Deskriptor No. Soal


1 Ketertarikan untuk a. Perhatian siswa terhadap bacaan yang 1,2,3
membaca buku berhubungan dengan matematika.
b. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 4,5,6
matematika saat pembelajaran.
2 Perhatian siswa a. Matematika bermanfaat bagi kehidupan. 7,8
dalam belajar b. Matematika mendukung cita-cita siswa. 9,10,11
c. Matematika merupakan pelajaran yang menarik 12,13,14
dan menyenangkan.
3 Keaktifan siswa a. Keinginan mempelajari matematika saat 15,16,17
dalam pelajaran pembelajaran di kelas.
matematika b. Keinginan mempelajari matematika di luar 18,19,20
pembelajaran di kelas.
c. Keinginan mempelajari buku-buku pelajaran 21,22
matematika.
d. Keinginan mengamati gejala-gejala matematika 23,24
secara langsung.
e. Keinginan memperoleh nilai matematika yang 25,26,27
baik.
4 Pengetahuan a. Keinginan memperoleh hasil belajar yang tinggi 28,29
b. Cara siswa mempertahankan hasil belajar yang 30,31
diperoleh.
c. Hasil belajar matematika yang diperoleh. 32,33
(Supriatna, 2009)
115

Lampiran 8

Angket Minat Belajar Matematika Uji Coba

Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah dengan teliti petunjuk pengisian angket!
2. Tulislah terlebih dahulu nama dan kelas pada bagian atas lembar angket yang telah
disediakan.
3. Laporkan pada guru Anda, jika terdapat pernyataan yang kurang jelas.
4. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang merupakan jawaban yang susai dengan
kebiasaan Anda sehari-hari.
5. Jika Anda ingin memperbaiki jawaban yang salah maka berilah tanda dua garis lurus
mendatar pada jawaban yang salah kemudian berilah tanda cek pada jawaban yang
Anda anggap benar sesuai dengan keadaan Anda.
6. Jawablah pertanyaan dengan jujur, jawaban Anda tidak berpengaruh apapun terhadap
nilai-nilai di rapor.

PETUNJUK KHUSUS
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda cek (√) pada jawaban yang Anda anggap paling
sesuai dengan keadan Anda!
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

PERNYATAAN [SS] [S] [TS] [STS]

1. Saya tidak suka membaca buku apalagi membaca buku


yang ada hubungannya dengan matematika.

2. Saya selalu merasa tertarik untuk membaca buku yang


berhubungan dengan pelajaran matematika.

3. Saya selalu tertarik mempelajari hal-hal yang baru dalam


matematika.

4. Bagi saya mendengarkan guru tidak begitu penting,


karena semua materi sudah ada dalam buku pelajaran.

5. Jika guru sedang menyampaikan pelajaran matematika


saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
116

PERNYATAAN [SS] [S] [TS] [STS]

6. Saya sangat senang ketika libur/kosong/ guru tidak


bertepatan hadir pada jadwal pelajaran matematika.

7. Saya tertarik menjadi tenaga bidang tertentu yang ada


matematikanya.

8. Bagi saya bermanfaat sekali mempelajari matematika


karena setiap pelajaran pasti berhubungan dengan
matematika.

9. Sejak masuk Sekolah Dasar saya selalu senang dengan


pelajaran matematika.

10. Saya merasa tidak perlu mempunyai kemampuan


matematika pada masa yang akan datang.

11. Saya merasa kelak bisa menjadi apa saja yang saya
inginkan karena saya merasa mahir dalam pelajaran
matematika.

12. Saya sangat tidak senang bila datang jam pelajaran


matematika.

13. Saya selalu senang dengan pelajaran matematika karena


materinya disajikan secara menarik.

14. Saya merasa sangat senang pada saat mengikuti pelajaran


matematika.

15. Sebelum guru memerintahkan untuk mengerjakan soal


saya sudah mengerjakannya terlebih dahulu.

16. Saya menanyakan materi yang kurang jelas kepada guru.

17. Saya selalu berusaha menjawab dengan benar pertanyan


yang diberikan oleh guru.

18. Malam harinya saya selalu belajar bila besok ada


pelajaran matematika.

19. Saya mengikuti les tambahan di luar jam pelajaran


matematika.
117

PERNYATAAN [SS] [S] [TS] [STS]

20. Saya mengikuti les tambahan di luar jam pelajaran


matematika.

21. Bila sampai rumah saya selalu mengulang materi


pelajaran yang disampaikan di sekolah.

22. Bila tidak punya buku pelajaran matematika saya


meminjam teman atau foto copy.

23. Saya tidak suka menggunakan kalkulator dalam


berhitung.

24. Saya tertarik menjadi tenaga bidang tertentu yang ada


hubungannya dengan matematika.

25. Saya selalu ingin mendapatkan nilai baik dalam pelajaran


matematika.

26. Saya tidak peduli bila nilai ulangan saya jelek.

27. Bila akan ulangan malam harinya saya selalu belajar agar
nilai matematika saya baik.

28. Setiap ulangan saya tidak perlu belajar karena hasilnya


akan sama saja.

29. Saya merasa hasil belajar saya akan sama saja bila saya
belajar ataupun tidak belajar.

30. Bila nilai ulangan yang lalu saya mendapat nilai yang
bagus saya akan giat belajar untuk mempertahankannya.

31. Saya tidak suka belajar bila orang tua saya tidak memberi
hadiah.

32. Menyontek bagi saya bukan hal yang memalukan,


selama tidak diketahui oleh guru.

33. Saya hanya akan belajar jika orang tua selalu


membelikan saya sesuatu benda yang sangat saya
inginkan.
Keterangan: Soal angket ini diadopsi dari buku Tes Bakat, Minat, Sikap & Personaliti,
karangan Dr. H. Yul Iskandar Ph.D
118

Lampiran 9

KRITERIA PEMBERIAN SKOR ANGKET MINAT BELAJAR


SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 39 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017

No. Soal Skor


1 Saya tidak suka membaca buku apalagi membaca buku yang ada SS : Skor 0
hubungannya dengan matematika. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
2 Saya selalu merasa tertarik untuk membaca buku yang SS : Skor 3
berhubungan dengan pelajaran matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
3 Saya selalu tertarik mempelajari hal-hal yang baru dalam SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
4 Bagi saya mendengarkan guru tidak begitu penting, karena semua SS : Skor 0
materi sudah ada dalam buku pelajaran. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
5 Jika guru sedang menyampaikan pelajaran matematika saya SS : Skor 3
memperhatikan dengan sungguh-sungguh. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
6 Saya sangat senang ketika libur/kosong/ guru tidak bertepatan SS : Skor 0
hadir pada jadwal pelajaran matematika. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
7 Saya tertarik menjadi tenaga bidang tertentu yang ada SS : Skor 3
matematikanya. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
8 Bagi saya bermanfaat sekali mempelajari matematika karena SS : Skor 3
setiap pelajaran pasti berhubungan dengan matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
9 Sejak masuk Sekolah Dasar saya selalu senang dengan pelajaran SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
10 Saya merasa tidak perlu mempunyai kemampuan matematika SS : Skor 0
pada masa yang akan datang. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
119

11 Saya merasa kelak bisa menjadi apa saja yang saya inginkan SS : Skor 3
karena saya merasa mahir dalam pelajaran matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
12 Saya sangat tidak senang bila datang jam pelajaran matematika. SS : Skor 0
S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
13 Saya selalu senang dengan pelajaran matematika karena SS : Skor 3
materinya disajikan secara menarik. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
14 Saya merasa sangat senang pada saat mengikuti pelajaran SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
15 Sebelum guru memerintahkan untuk mengerjakan soal saya sudah SS : Skor 3
mengerjakannya terlebih dahulu. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
16 Saya menanyakan materi yang kurang jelas kepada guru. SS : Skor 3
S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
17 Saya selalu berusaha menjawab dengan benar pertanyan yang SS : Skor 3
diberikan oleh guru. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
18 Malam harinya saya selalu belajar bila besok ada pelajaran SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
19 Saya mengikuti les tambahan di luar jam pelajaran matematika. SS : Skor 3
S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
20 Saya mengikuti les tambahan di luar jam pelajaran matematika. SS : Skor 3
S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
21 Bila sampai rumah saya selalu mengulang materi pelajaran yang SS : Skor 3
disampaikan di sekolah. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
22 Bila tidak punya buku pelajaran matematika saya meminjam SS : Skor 3
teman atau foto copy. S : Skor 2
120

TS : Skor 1
STS : Skor 0
23 Saya tidak suka menggunakan kalkulator dalam berhitung. SS : Skor 3
S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
24 Saya tertarik menjadi tenaga bidang tertentu yang ada SS : Skor 3
hubungannya dengan matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
25 Saya selalu ingin mendapatkan nilai baik dalam pelajaran SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
26 Saya tidak peduli bila nilai ulangan saya jelek. SS : Skor 3
S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
27 Bila akan ulangan malam harinya saya selalu belajar agar nilai SS : Skor 3
matematika saya baik. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
28 Setiap ulangan saya tidak perlu belajar karena hasilnya akan sama SS : Skor 0
saja. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
29 Saya merasa hasil belajar saya akan sama saja bila saya belajar SS : Skor 0
ataupun tidak belajar. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
30 Bila nilai ulangan yang lalu saya mendapat nilai yang bagus saya SS : Skor 3
akan giat belajar untuk mempertahankannya. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
31 Saya tidak suka belajar bila orang tua saya tidak memberi hadiah. SS : Skor 0
S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
32 Menyontek bagi saya bukan hal yang memalukan, selama tidak SS : Skor 0
diketahui oleh guru. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
33 Saya hanya akan belajar jika orang tua selalu membelikan saya SS : Skor 0
sesuatu benda yang sangat saya inginkan. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
121
Lampiran 10

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET MINAT


BELAJAR UJI COBA

Uji validitas dan reliabilitas angket minat belajar uji coba menggunakan program
SPSS 17.0 yaitu uji Reliability Analysis.

Interpretasi
Butir soal dikatakan valid apabila nilai di kolom Corrected Item-Total Correlation
pada tabel Item Total Statistic lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel (dengan df = 31 – 2
= 29) = 0,355.
Konstruk butir soal dikatakan reliable apabila nilai di kolom Cronbach’s Alpha
lebih besar 0,60.

Hasil Uji Reliability Analysis


Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Item-Total Squared Multiple Cronbach's Alpha if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted
butir ke 1 94.87 82.516 .753 . .857
butir ke 2 94.87 83.916 .693 . .859
butir ke 3 94.61 82.778 .623 . .859
butir ke 4 94.32 90.559 .024 . .871
butir ke 5 94.71 88.413 .293 . .867
butir ke 6 95.29 84.146 .356 . .866
butir ke 7 94.97 87.499 .255 . .868
butir ke 8 94.68 85.292 .489 . .862
butir ke 9 95.10 85.290 .406 . .864
butir ke 10 94.39 84.512 .606 . .860
butir ke 11 95.06 84.996 .333 . .867
butir ke 12 94.58 87.652 .430 . .865
butir ke 13 94.87 85.249 .493 . .862
butir ke 14 94.97 82.166 .782 . .856
butir ke 15 95.06 84.996 .333 . .867
butir ke 16 94.97 87.499 .255 . .868
butir ke 17 94.68 88.759 .123 . .871
butir ke 18 95.19 85.561 .495 . .862
butir ke 19 95.32 83.292 .480 . .862
butir ke 20 94.87 82.516 .753 . .857
butir ke 21 95.29 88.746 .213 . .868
butir ke 22 94.61 86.178 .295 . .867
butir ke 23 95.39 91.578 -.076 . .875
butir ke 24 95.16 85.006 .499 . .862
butir ke 25 95.10 86.957 .235 . .869
butir ke 26 94.35 83.837 .549 . .861
butir ke 27 95.35 82.903 .380 . .866
butir ke 28 94.35 83.703 .681 . .859
butir ke 29 94.39 85.378 .593 . .861
butir ke 30 94.45 86.323 .441 . .864
butir ke 31 94.32 86.159 .433 . .864
butir ke 32 94.19 95.095 -.439 . .879
butir ke 33 94.42 87.385 .261 . .867
122

Dari 33 butir soal diperoleh 13 butir soal yang tidak valid yakni butir soal
nomor 4, 5, 7, 11, 15, 16, 17, 21, 22, 23, 25, 32, dan 33 serta 20 butir soal yang
valid yakni butir soal nomor 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 24, 26, 27,
28, 29, 30 dan 31.

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's Alpha Based on


Alpha Standardized Items N of Items

.868 .878 33

Berdasarkan hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel Reliability Statistics


terlihat kolom Cronbach’s Alpha bernilai 0,868 = 86,8%. Hasil ini berarti
reliabilitas angket minat uji coba terkategori tinggi.
123
Lampiran 11

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN ANGKET MINAT BELAJAR

Corrected Item-Total
No. Soal Correlation rtabel Kriteria Keterangan

1 .753 0,355 Valid Dipakai


2 .693 0,355 Valid Dipakai
3 .623 0,355 Valid Dipakai
4 .024 0,355 Tidak Valid Dibuang
5 .293 0,355 Tidak Valid Dibuang
6 .356 0,355 Valid Dipakai
7 .255 0,355 Tidak Valid Dibuang
8 .489 0,355 Valid Dipakai
9 .406 0,355 Valid Dipakai
10 .606 0,355 Valid Dipakai
11 .333 0,355 Tidak Valid Dibuang
12 .430 0,355 Valid Dipakai
13 .493 0,355 Valid Dipakai
14 .782 0,355 Valid Dipakai
15 .333 0,355 Tidak Valid Dibuang
16 .255 0,355 Tidak Valid Dibuang
17 .123 0,355 Tidak Valid Dibuang
18 .495 0,355 Valid Dipakai
19 .480 0,355 Valid Dipakai
20 .753 0,355 Valid Dipakai
21 .213 0,355 Tidak Valid Dibuang
22 .295 0,355 Tidak Valid Dibuang
23 -.076 0,355 Tidak Valid Dibuang
24 .499 0,355 Valid Dipakai
25 .235 0,355 Tidak Valid Dibuang
26 .549 0,355 Valid Dipakai
27 .380 0,355 Valid Dipakai
28 .681 0,355 Valid Dipakai
29 .593 0,355 Valid Dipakai
30 .441 0,355 Valid Dipakai
31 .433 0,355 Valid Dipakai
32 -.439 0,355 Tidak Valid Dibuang
33 .261 0,355 Tidak Valid Dibuang
Lampiran 12

KISI-KISI TES
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang
Kelas/Semester : VIII/Dua
Materi : Kubus dan Balok
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Materi Uraian Indikator Pencapaian Indikator Kemampuan Bentuk Nomor


No.
Pembelajaran Materi Kompetensi Penalaran Matematis Soal Soal
1 Mengidentifikasi Unsur-unsur Menyebutkan unsur-unsur kubus dan 1. Mengajukan dugaan Uraian 1
sifat-sifat kubus dan kubus dan balok: rusuk, bidang sisi, diagonal 2. Kemampuan melakukan
balok serta bagian- balok dengan bidang, diagonal ruang, bidang manipulasi matematika.
bagiannya. menggunakan diagonal. 3. Menarik kesimpulan dari
model pernyataan
Menyebutkan unsur-unsur kubus dan 1. Menyajikan pernyataan Uraian 2
balok: rusuk, bidang sisi, diagonal matematika secara lisan,
bidang, diagonal ruang, bidang tertulis, gambar, dan diagram.
diagonal. 2. Kemampuan melakukan
manipulasi matematika.
3. Kemampuan menarik
kesimpulan, menyusun bukti,
memberi alasan, terhadap
kebenaran solusi.
Menyebutkan unsur-unsur kubus dan 1. Memeriksa kesahihan suatu Uraian 3
balok: rusuk, bidang sisi, diagonal argumen.
2. Mengajukan dugaan.
bidang, diagonal ruang, bidang 3. Kemampuan menarik
diagonal. kesimpulan, menyusun bukti,
memberi alasan, terhadap
kebenaran solusi
2 Membuat jaring- Jaring-jaring Merancang jaring-jaring kubus dan 1. Mengajukan dugaan. Isian 4
jaring kubus dan kubus dan balok. 2. Memeriksa kesahihan suatu singkat
balok. balok argumen.
3. Memeriksa kesahihan suatu
argumen.
3 Menghitung luas Rumus luas Menemukan rumus luas permukaan 1. Kemampuan menemukan Uraian 6
permukaan dan permukaan dan volume kubus. pola atau sifat dari gejala
volume kubus dan dan volume Menghitung rumus luas permukaan matematis untuk membuat
balok. kubus. dan volume kubus. generalisasi.
2. Mengajukan dugaan.
3. Kemampuan menarik
kesimpulan dari pernyataan.
4. Kemampuan melakukan
manipulasi.
5. Memeriksa kesahihan suatu
argumen.
6. Kemampuan menarik
kesimpulan, menyusun bukti,
memberi alasan, terhadap
kebenaran

Rumus luas Menemukan rumus luas permukaan 1. Kemampuan menemukan Uraian 5


permukaan dan volume balok. pola atau sifat dari gejala
dan volume Menghitung rumus luas permukaan matematis untuk membuat
balok. dan volume balok. generalisasi.
2. Mengajukan dugaan.
3. Kemampuan menarik
kesimpulan dari pernyataan.
4. Kemampuan melakukan
manipulasi.
5. Memeriksa kesahihan suatu
argumen.
6. Kemampuan menarik
kesimpulan, menyusun bukti,
memberi alasan, terhadap
kebenaranMengajukan
dugaan.
127
Lampiran 13

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112

ULANGAN HARIAN KUBUS DAN BALOK


Petunjuk Umum:
1. Isilah terlebih dahulu identitasmu.
2. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan di bawah ini, kemudian kerjakan secara
mandiri.
3. Tuliskan jawaban Anda sesuai urutan pengerjaan yaitu diketahui, ditanyakan,
penyelesaian, kesimpulan dan pembuktian.
4. Waktu pengerjaan 80 menit.

Pertanyaan
1. Sketsalah kubus ABCD.EFGH.
a. Gambarlah salah satu bidang diagonal pada kubus tersebut!
b. Jika panjang rusuk kubus tersebut 8 cm, hitunglah luas ABGH! (Bobot 20)

2. Diketahui jumlah panjang rusuk sebuah balok adalah 100 cm. Jika balok tersebut
berukuran panjang 12 cm, dan lebar 8 cm, hitunglah tinggi balok tersebut!
(Bobot 20)

3. Luas permukaan sebuah kubus 600 cm2. Apakah volume kubus tersebut 1000
cm3? Tunjukkan! (Bobot 20)

4. Sebuah balok es berukuran 6 cm x 5 cm x 3 cm. Beberapa menit kemudian es


itu mencair, sehingga ukurannya menjadi 5 cm x 4 cm x 2 cm.
a. Hitunglah volume balok es setelah mencair!
b. Periksalah apakah benar besar perubahan volume es tersebut 50 cm3?
(Bobot 20)

5. Lima buah kayu berbentuk balok yang masing-masing berukuran panjang 55 cm,
lebar 55 cm dan tinggi 11 cm disusun bertempuk ke atas.
a. Berbentuk apakah tumpukan kelima kayu tersebut?
b. Hitung luas bangun yang terbentuk!
c. Gambarkan skemanya! (Bobot 20)
128

6. Isikan jawabanmu pada titik-titik tabel di bawah ini, setelah itu amatilah isian
pada tiap kolom.
Dari kegiatan pengisian tabel di atas,
dapatkan Anda menghubungkan antara
kolom volume dengan kolom-kolom
panjang, lebar dan tinggi? Apa yang
dapat Anda simpulkan tentang volume
balok?

(Bobot 20)
129
Lampiran 14

KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA


PENALARAN MATEMATIS

1. a. Gambar salah satu bidang diagonal

5
b. Diketahui : panjang rusuk kubus = s = 8 cm
Ditanyakan :
Luas ABGH?
Penyelesaian:
Kita pilih salah satu diagonal sisinya, yaitu BG.
BG2 = 3s2
= 3(8)2
= 3(64)
BG = √3.64
= √3 . √64
= 8√3 cm
Luas bidang diagonal ABGH = AB x BG
= 8 cm x 8√3
8
= 64√3 cm2
Jadi, luas ABGH adalah 64√3 cm2
Pembuktian: 2
Luas ABGH = AB x BG
64√3 = 8 x 8√3
64√3 = 64√3 (terbukti)

Skor maksimum 20
130

2. Diketahui: keliling balok = 100 cm. 5


panjang = 12 cm
lebar = 8 cm
Ditanyakan: tinggi balok?
Penyelesaian:
Keliling balok = 4 (panjang + lebar + tinggi) 10
100 cm = 4 (12 cm + 8 cm + tinggi)
100 cm/4 = 20 cm + tinggi
25 cm = 20 cm + tinggi
tinggi = 25 cm – 20 cm
tinggi = 5 cm
Jadi, tinggi balok tersebut adalah 5 cm.
Pembuktian: 5
Keliling balok = 4(panjang + lebar + tinggi)
100 = 4 (12 + 8 + 5)
100 = 4 (25)
100 = 100 (terbukti)
Skor maksimum 20
3. Diketahui: Luas permukaan kubus 600 cm2 5
Ditanyakan: volume kubus?
Penyelesaian: 10
Karena,
Luas permukaan kubus = 6 s2
600 cm2 = 6 s2
100 cm2 = s2
s = √100
= 10 cm
Maka,
Volume kubus = s3
= 103
= 1000 cm3
Jadi volume kubus adalah 1000 cm3.
131

Pembuktian:
Volume kubus = s3 5
1000 = 103
1000 = 10 x 10 x 10
1000 = 1000 (terbukti)
Skor maksimum 20
4. Diketahui : Balok es sebelum mencair berukuran 6 cm x 5 cm x 3
cm 5
Balok es setelah mencair berukuran 5 cm x 4 cm x 2
cm
Ditanyakan: a. Volume balok es setelah cair?
b. Periksa apakah benar besar perubahan volume
balok es tersebut 50 cm3 10
Penyelesaian:
a. Volume balok setelah mencair = p x l x t
= 5 cm x 4 cm x 2 cm
= 40 cm3
Jadi, volume balok es setelah mencair = 40 cm3
b. Perubahan volume balok es tersebut 50 cm3
Volume balok sebelum mencair = p x l x t
= 6 cm x 5 cm x 3 cm
= 90 cm3
Volume balok setelah mencair = p x l x t
= 5 cm x 4 cm x 2 cm
= 40 cm3 5
Besar perubahan volume balok es tersebut adalah
= volume balok sebelum mencair – volume balok setelah
mencair
= 90 cm3 – 40 cm3
= 50 cm3
Jadi, benar besar perubahan volume balok es tersebut adalah
50 cm3.
132

Skor maksimum 20
5. Diketahui : panjang = p = 55 cm 5
lebar = l = 55 cm
Tinggi = t = 11 cm
Ditanyakan : bentuk kayu jika ditumpuk ke atas?
luas bangun yang terbentuk?
Penyelesaian : 10
a. Karena ditumpik ke atas maka,
p = 55 cm (tetap)
l = 55 cm (tetap)
t = 11 x 5 = 55 cm (ditumpuk ke atas jadi tinggi dikalikan 5)
Jadi, lima buah kayu yang ditumpuk tesebut berbentuk kubus
b. Luas bangun yang terbentuk
Karena bangun yang terbentuk kubus dengan panjang sisinya
yang sama 55 cm. Maka luas bangun
L = 6s2 5
= 6(55)2
= 6 x 3025
= 18.150 cm3
Jadi, luas bangun yang terbentuk adalah 18.150 cm3.
Skor Maksimum 20
6.

15
Yang dapat disimpulkan dari pengisian dari tabel di atas adalah
Vbalok = panjang x lebar x tinggi. 5
Skor maksimum 20
Total Skor 120
133
Lampiran 15

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


(Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry Berbantuan Alat Peraga)

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Soal : 16

No. Jenis Aktivitas Nomor


1. Aktivitas Visual 1,2
2. Aktivitas Lisan 3,4
3. Aktivitas Mendengar 5,6
4. Aktivitas Menulis 7,8
5. Aktivitas Menggambar 9,10
6. Aktivitas Gerak 11,12
7. Aktivitas Mental 13,14
8. Aktivitas Emosional 15,16
(Sardiman, 2007).
134
Lampiran 16

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA


SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 39 SEMARANG
(Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry Berbantuan Alat Peraga)

Kelas/Semester :
Nama/No. Absen :

Berilah penilaian dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sesuai.
Jenis Skor
No. Aktivitas
Aktivitas 1 2 3 4
Siswa memperhatikan ketika guru
1 menyampaikan materi tentang kubus dan
balok.
Visual
Siswa memperhatikan ketika teman sedang
2 melakukan kegiatan berbantuan alat
peraga.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
3 tentang materi kubus dan balok yang
Lisan sedang dibahas.
Siswa mempresentasikan hasil
4
penyelidikan/pengamatan.
Siswa mendengarkan penjelasan langkah-
5 langkah penyelidikan/pengamatan atau
Mendengar diskusi.
Siswa tidak mengulang pertanyaan yang
6
telah diajukan oleh teman.
Siswa mencatat hasil penyelidikan/
7
pengamatan.
Menulis
Siswa membuat rangkuman materi kubus
8
dan balok.
Siswa menggambar bangun ruang sesuai
9
dengan soal LKS.
Menggambar
Siswa menggambar jaring-jaring kubus dan
10
balok sesuai dengan soal LKS.
Siswa bekerjasama dengan teman
11 kelompok saat kegiatan penyelidikan/
Gerak
pengamatan berbantuan alat peraga.
12 Siswa mengajukan hasilnya di depan kelas.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
13
Mental oleh guru.
14 Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok
Siswa cepat mengkondisikan dalam
15 Emosional
membentuk kelompok.
135

Siswa menerima pendapat, sanggahan dari


16
peserta lain.

Keterangan
Skor 1 artinya aktivitas tersebut tidak pernah terlihat pada siswa.
Skor 2 artinya aktivitas tersebut kadang-kadang terlihat pada siswa.
Skor 3 artinya aktivitas tersebut sering terlihat pada siswa.
Skor 4 artinya aktivitas selalu terlihat pada siswa.

Semarang, Februari 2016

Mengetahui,
Observer Peneliti

Aji Larasanto Maryam binti Marfin


NIM. 34201200135 NIM. 34201200141
136
Lampiran 17

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA


SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 39 SEMARANG
(Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry Berbantuan Alat Peraga)

Kelas/Semester : VII B/2


Nama/No. Absen : Erica Angie Maretha/12
Pertemuan II
Berilah penilaian dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sesuai.
Jenis Skor
No. Aktivitas
Aktivitas 1 2 3 4
Siswa memperhatikan ketika guru √
1 menyampaikan materi tentang kubus dan
balok.
Visual
Siswa memperhatikan ketika teman sedang √
2 melakukan kegiatan berbantuan alat
peraga.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru √
3 tentang materi kubus dan balok yang
Lisan sedang dibahas.
Siswa mempresentasikan hasil √
4
penyelidikan/pengamatan.
Siswa mendengarkan penjelasan langkah- √
5 langkah penyelidikan/pengamatan atau
Mendengar diskusi.
Siswa tidak mengulang pertanyaan yang √
6
telah diajukan oleh teman.
Siswa mencatat hasil penyelidikan/ √
7
pengamatan.
Menulis
Siswa membuat rangkuman materi kubus √
8
dan balok.
Siswa menggambar bangun ruang sesuai √
9
dengan soal LKS.
Menggambar
Siswa menggambar jaring-jaring kubus dan √
10
balok sesuai dengan soal LKS.
Siswa bekerjasama dengan teman √
11 kelompok saat kegiatan penyelidikan/
Gerak
pengamatan berbantuan alat peraga.
12 Siswa mengajukan hasilnya di depan kelas. √
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan √
13
Mental oleh guru.
14 Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok √
Siswa cepat mengkondisikan dalam √
15 Emosional
membentuk kelompok.
137

Siswa menerima pendapat, sanggahan dari √


16
peserta lain.

Keterangan
Skor 1 artinya aktivitas tersebut tidak pernah terlihat pada siswa.
Skor 2 artinya aktivitas tersebut kadang-kadang terlihat pada siswa.
Skor 3 artinya aktivitas tersebut sering terlihat pada siswa.
Skor 4 artinya aktivitas selalu terlihat pada siswa.

Semarang, Februari 2016

Mengetahui,
Observer Peneliti

Aji Larasanto Maryam binti Marfin


NIM. 34201200135 NIM. 34201200141
138
Lampiran 18

KISI-KISI ANGKET MINAT BELAJAR

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Soal : 20

No. Indikator Deskriptor No. Soal


1 Ketertarikan untuk a. Perhatian siswa terhadap bacaan yang 1,2,3
membaca buku berhubungan dengan matematika.
b. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 4
matematika saat pembelajaran.
2 Perhatian siswa a. Matematika bermanfaat bagi kehidupan. 5
dalam belajar b. Matematika mendukung cita-cita siswa. 6,7
c. Matematika merupakan pelajaran yang menarik 8,9,10
dan menyenangkan.
3 Keaktifan siswa a. Keinginan mempelajari matematika di luar 11,12
dalam pelajaran pembelajaran di kelas.
matematika b. Keinginan mempelajari buku-buku pelajaran 23
matematika.
c. Keinginan mengamati gejala-gejala matematika 14
secara langsung.
d. Keinginan memperoleh nilai matematika yang 15,16,17
baik.
4 Pengetahuan a. Keinginan memperoleh hasil belajar yang tinggi 18,19
b. Cara siswa mempertahankan hasil belajar yang 20
diperoleh.
(Supriatna, 2009)
139
Lampiran 19

Nama :
Kelas :
Nomor Absen :

Angket Minat Belajar Matematika


Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah dengan teliti petunjuk pengisian angket!
2. Tulislah terlebih dahulu nama dan kelas pada bagian atas lembar angket yang
telah disediakan.
3. Laporkan pada guru Anda, jika terdapat pernyataan yang kurang jelas.
4. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang merupakan jawaban yang susai dengan
kebiasaan Anda sehari-hari.
5. Jika Anda ingin memperbaiki jawaban yang salah maka berilah tanda dua garis
lurus mendatar pada jawaban yang salah kemudian berilah tanda cek pada
jawaban yang Anda anggap benar sesuai dengan keadaan Anda.
6. Jawablah pertanyaan dengan jujur, jawaban Anda tidak berpengaruh apapun
terhadap nilai-nilai di rapor.

PETUNJUK KHUSUS
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda cek (√) pada jawaban yang Anda anggap
paling sesuai dengan keadan Anda!
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

PERNYATAAN [SS] [S] [TS] [STS]

1. Saya tidak suka membaca buku apalagi membaca buku


yang ada hubungannya dengan matematika.

2. Saya selalu merasa tertarik untuk membaca buku yang


berhubungan dengan pelajaran matematika.

3. Saya selalu tertarik mempelajari hal-hal yang baru dalam


matematika.

4. Saya sangat senang ketika libur/kosong/ guru tidak


bertepatan hadir pada jadwal pelajaran matematika
5. Bagi saya bermanfaat sekali mempelajari matematika
karena setiap pelajaran pasti berhubungan dengan
matematika.
140

PERNYATAAN
6. Sejak masuk Sekolah Dasar saya selalu senang dengan [SS] [S] [TS] [STS]
pelajaran matematika.

7. Saya merasa tidak perlu mempunyai kemampuan


matematika pada masa yang akan datang.

8. Saya sangat tidak senang bila datang jam pelajaran


matematika.

9. Saya selalu senang dengan pelajaran matematika karena


materinya disajikan secara menarik.

10. Saya merasa sangat senang pada saat mengikuti pelajaran


matematika.

11. Malam harinya saya selalu belajar bila besok ada


pelajaran matematika.

12. Saya mengikuti les tambahan di luar jam pelajaran


matematika.

13. Bila tidak punya buku pelajaran matematika saya


meminjam teman atau foto copy.

14. Saya tertarik menjadi tenaga bidang tertentu yang ada


hubungannya dengan matematika.

15. Saya selalu ingin mendapatkan nilai baik dalam pelajaran


matematika.

16. Saya tidak peduli bila nilai ulangan saya jelek.

17. Bila akan ulangan malam harinya saya selalu belajar agar
nilai matematika saya baik.

18. Setiap ulangan saya tidak perlu belajar karena hasilnya


akan sama saja.

19. Saya merasa hasil belajar saya akan sama saja bila saya
belajar ataupun tidak belajar.

20. Saya tidak suka belajar bila orang tua saya tidak memberi
hadiah.
Keterangan: Soal angket ini diadopsi dari buku Tes Bakat, Minat, Sikap &
Personaliti, karangan Dr. H. Yul Iskandar Ph.D
141
Lampiran 20

KRITERIA PEMBERIAN SKOR ANGKET MINAT BELAJAR


SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 39 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017

No. Soal Skor


1 Saya tidak suka membaca buku apalagi membaca buku yang ada SS : Skor 0
hubungannya dengan matematika. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
2 Saya selalu merasa tertarik untuk membaca buku yang SS : Skor 3
berhubungan dengan pelajaran matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
3 Saya selalu tertarik mempelajari hal-hal yang baru dalam SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
4 Saya sangat senang ketika libur/kosong/ guru tidak bertepatan SS : Skor 0
hadir pada jadwal pelajaran matematika. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
5 Bagi saya bermanfaat sekali mempelajari matematika karena SS : Skor 3
setiap pelajaran pasti berhubungan dengan matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
6 Sejak masuk Sekolah Dasar saya selalu senang dengan pelajaran SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
7 Saya merasa tidak perlu mempunyai kemampuan matematika SS : Skor 0
pada masa yang akan datang. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
8 Saya selalu senang dengan pelajaran matematika karena SS : Skor 3
materinya disajikan secara menarik. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
9 Saya merasa sangat senang pada saat mengikuti pelajaran SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
10 Sebelum guru memerintahkan untuk mengerjakan soal saya sudah SS : Skor 3
mengerjakannya terlebih dahulu. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
11 Malam harinya saya selalu belajar bila besok ada pelajaran SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
142

TS : Skor 1
STS : Skor 0
12 Saya mengikuti les tambahan di luar jam pelajaran matematika. SS : Skor 3
S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
13 Bila tidak punya buku pelajaran matematika saya meminjam SS : Skor 3
teman atau foto copy. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
14 Saya tertarik menjadi tenaga bidang tertentu yang ada SS : Skor 3
hubungannya dengan matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
15 Saya selalu ingin mendapatkan nilai baik dalam pelajaran SS : Skor 3
matematika. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
16 Saya tidak peduli bila nilai ulangan saya jelek. SS : Skor 3
S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
17 Bila akan ulangan malam harinya saya selalu belajar agar nilai SS : Skor 3
matematika saya baik. S : Skor 2
TS : Skor 1
STS : Skor 0
18 Setiap ulangan saya tidak perlu belajar karena hasilnya akan sama SS : Skor 0
saja. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
19 Saya merasa hasil belajar saya akan sama saja bila saya belajar SS : Skor 0
ataupun tidak belajar. S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
20 Saya tidak suka belajar bila orang tua saya tidak memberi hadiah. SS : Skor 0
S : Skor 1
TS : Skor 2
STS : Skor 3
143
Lampiran 21
144
145
Lampiran 22

DAFTAR NAMA KELAS EKSPERIMEN

NO. NIS NAMA KODE

1 7122 Adelia Febriyanti E-01


2 7123 Aditya Kristian Hardono E-02
3 7124 Agnes Monica Rani K. D. E-03
4 7285 Alif Arya Nigraha E-04
5 7127 Andika Yoga Aditama E-05
6 7128 Angelique Rizky Widyantika E-06
7 7129 Avila Vicky Damadeta E-07
8 7131 Betrix Satriani Daru P. E-08
9 7095 Cornelia Frederika E-09
10 7133 Dian Rizqi Septiani E-10
11 7096 Elinda Zakiyah K. E-11
12 7134 Erica Angie Maretha E-12
13 7327 Ernando Novianto E-13
14 7135 Faishal Ibnu Rizza E-14
15 7136 Fanni Nur Hidayah E-15
16 7291 Faris Seno Nur Cholis E-16
17 7138 Gabriel Angela Purba E-17
18 7139 Laurentius Krisna Adi S. E-18
19 7299 Muhammad Adhika Saputra E-19
20 7143 Nikolas Dewa Ardanta E-20
21 7144 Nilda Restikasari E-21
22 7113 Rahayu Widya Ningsih E-22
23 7304 Rangga Oktavianto E-23
24 7147 Rizkila Sarna Pratama E-24
25 7148 Rudi Siswanto E-25
26 7149 Septiani Ayu Wulandari E-26
27 7150 Stefanie Niken Anggraeni E-27
28 7151 Syafiika Lhemina Pangestu E-28
29 7152 Tegar Ardi Valentino E-29
30 7153 Tito Fauzan Novan Aziz E-30
146
Lampiran 23

DAFTAR NAMA KELAS KONTROL

NO. NIS NAMA KODE

1 7154 Adrian Wahyu Saputra K-01


2 7155 Aisha Neilal Rahma K-02
3 7156 Andedi Adrian Dananjaya K-03
4 7157 Arshalla Yumnaa N. S. K-04
5 7158 Atma Nurhati K-05
6 7159 Bagus Aji Prasetyo K-06
7 7160 Bayu Waskito Aji K-07
8 7161 Belinda Nova Ayu K. K-08
9 7162 Dania Errisia Purnanda K-09
10 7163 Daniel Oki Suryanto K-10
11 7164 Daya Nurzeha Santi K-11
12 7165 Dewa Baskara Putra K-12
13 7166 Dewi Qomariah K-13
14 7167 Emanuella Mari Novelyn K-14
15 7168 Ezar Gian Ozora K-15
16 7169 Ezra Wisnu Nugraha K-16
17 7170 Fadillah Alfi Arrozy K-17
18 7171 Febrian Fadel Arrazaq K-18
19 7107 Julia Karintania K-19
20 7172 Lelly Drestanta Putri K-20
21 7174 Mia Ayu Neelam Sari K-21
22 7175 Nabila K-22
23 7178 Sabilillah Febiyani K-23
24 7179 Shaluna Rezi Gunanda K-24
25 7180 Viky Arthya Saputra K-25
26 7181 Viona Ruth Nugrahani K-26
27 7183 Yehezkiel Victor Manuell K-27
28 7184 Yehuda Charis Ekklesio M. K-28
29 7121 Yeni Puspita Wati K-29
30 7185 Yusuf Dhani K. K-30
Lampiran 24

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP NEGERI 39 SEMARANG


Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (Dua)
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar

5.1 Mengiden- Kubus, balok, Mendiskusikan unsur-  Menyebutkan unsur- Tes tertulis Daftar W V 2x40mnt Buku teks,
tifikasi sifat- prisma tegak, unsur kubus, balok, unsur kubus, balok, pertanyaan lingkungan,
sifat kubus, limas prisma dan limas prisma, dan limas : bangun
T U
ba-lok, dengan menggunakan rusuk, bidang sisi, ruang sisi
S R
prisma dan model diagonal bidang, datar (padat
limas serta diagonal ruang, P Q dan
bagian- bidang diagonal. Perhatikan balok PQRS-TUVW. kerangka)
bagiannya. a. Sebutkan rusuk-rusuk tegaknya!
b. Sebutkan diagonal ruangnya!
Sebutkan bidang alas dan atasnya!
5.2 Membuat Kubus, balok, Merancang jaring-  Membuat jaring- Unjuk Tes uji Dengan menggunakan karton 4x40mnt
jaring-jaring prisma tegak, jaring jaring kerja petik kerja manila, buatlah model:
ku-bus, limas - kubus - kubus a. balok
balok, - balok - balok b. kubus
prisma dan - prisma tegak - prisma tegak c. limas
limas - limas - limas
Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar

5.3 Menghi-tung Kubus, balok, Mencari rumus luas  Menemukan rumus Tes lisan Daftar 1.Sebutkan rumus luas permukaan 4x40mnt
luas prisma tegak, permukaan kubus, luas permukaan pertanyaan kubus jika rusuknya x cm.
permukaan limas balok, limas dan kubus, balok, limas 2. Sebutkan rumus luas permukaan
dan volu-me prisma tegak dan prisma tegak prisma yang alasnya
kubus, balok, jajargenjang dengan panjang
pris-ma dan alas a cm dan tingginya b cm.
limas Tinggi prisma t cm.
Menggunakan rumus  Menghitung luas Tes tertulis Uraian Suatu prisma tegak sisi tiga 4x40mnt
untuk menghitung luas permukaan kubus, panjang rusuk alasnya 6 cm dan
permukaan kubus, balok, prisma dan tingginya 8 cm. Hitunglah luas
balok, prisma dan limas permukaan prisma.
limas.
Mencari rumus volume  Menentukan rumus Tes lisan Daftar 1. Sebutkan rumus volume: 2x40mnt
kubus, balok, prisma, volume kubus, balok, Pertanyaan a) kubus dengan panjang rusuk x
limas. prisma, limas cm.
b) balok dengan panjang pcm,
lebar lcm, dan tinggi t cm.

Menggunakan rumus  Menghitung volume Tes tertulis Tes pilihan Suatu limas tegak sisi-4 alasnya 6x40mnt
untuk menghitung kubus, balok, prisma, ganda berupa persegi dengan panjang sisi
volume kubus, balok, limas. 9 cm. Jika tinggi limas 8 cm maka
prisma, limas. volume limas :
A. 206 cm
B. 216 cm
C. 261 cm
D. 648 cm
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Semarang, Februari 2016

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

Suprapti, S.Pd. Maryam binti Marfin


NIP. 19730425 200501 2 004 NIM. 34201200141
150
Lampiran 25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry berbantuan alat peraga)

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Kelas/Semester : VIII/Dua
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Kubus dan Balok
Pertemuan ke :1
Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannyan serta menentukan
ukurannya.

B. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi bagian-bagian kubus.
2. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus.
3. Mengidentifikasi bagian-bagian balok.
4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui pembelajaran Discovery berbasis Inquiry dengan berbantuan alat
peraga siswa dapat.
1. Mengidentifikasi bagian-bagian kubus.
2. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus.
3. Mengidentifikasi bagian-bagian balok.
4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok.

E. Materi
Mengenal unsur-unsur pada kubus dan balok.
F. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA untuk SMP Kelas VIII (M. Cholik Adinawan dan
Sugijono)
2. Buku MATEMATIKA SMP/MTs Kelas VIII (BSE)
3. LKS Unsur-unsur kubus dan balok

G. Alat dan Bahan


1. 1 buah peraga model kubus
2. 1 buah peraga model balok
3. 1 buah peraga rusuk kubus
4. 1 buah peraga rusuk balok
151

H. Model dan Metode


Model : Discovery berbasis Inquiry
Metode : Diskusi, tanya-jawab dan penugasan.

I. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
a) Orientasi
Guru memusatkan perhatian siswa dengan membawa alat peraga kubus.
b) Apersepsi
Guru mengingatkan kembali tentang bangun datar yang akan berkaitan
dengan pembelajaran kali ini yaitu kubus dan balok.
c) Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya penggunaan bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan objek di sekeliling yang
berbentuk bangun ruang sisi datar seperti pada bangunan rumah, gedung dan
lain-lain (gambar bangunan rumah)
d) Pemberian Acuan
Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan
akan dicapai siswa.
Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh

Kegiatan Inti

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Stimulation Guru mengidentifikasi pengetahuan Siswa menjawab pertanyaan
awal dengan mengajukan pertanyaan awal dari guru
awal kepada siswa dan anjuran
membaca buku.
Problem 1. Menyediakan bahan pembelajaran Siswa mengidentifikasi
statement yang dibutuhkan sebanyak mungkin masalah
2. Meminta siswa untuk yang relevan dengan bahan
mengidentifikasi sebanyak mungkin pelajaran, kemudian salah
masalah yang relevan dengan bahan satu dipilih dan dirumuskan
pelajaran, kemudian salah satu dalam bentuk hipotesis.
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis.
Data collection 1. Memberikan siswa petunjuk 1. Siswa berdiskusi untuk
menggunakan LKS. menjawab LKS
2. Guru memberi kesempatan kepada 2. Siswa mengumpulkan
para siswa untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi sebanyak-banyaknya yang informasi yang relevan,
relevan untuk membuktikan benar membaca literatur,
atau tidaknya hipotesis mengamati objek,
wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya.
Data processision Guru membimbing siswa dalam Siswa mengolah data dan
mengolah data informasi yang diperoleh dan
menganalisis hasilnya
kemudian dituliskan pada
152

LKS sebagai hasil diskusi


bersama rekannya.
Verification Guru membimbing siswa melakukan Siswa melakukan
pemeriksaan secara cermat. pencermatan data
(mengasosiasi) yang
diperoleh.
Generalization Guru membimbing siswa melakukan Siswa menyimpulkan hasil.
kesimpulan.
Sharing Guru menciptakan kesempatan untuk Siswa siswa
siswa memaparkan hasil diskusi yang mempresentasikan
diperoleh. (mengomunikasikan) hasil
pengamatan yang diperoleh.
Evaluating Guru mengevaluasi proses belajar yang Siswa berpartisipasi dalam
telah dilakukan. evaluasi untuk pengembangan
kemajuannya.

Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya “jaring-jaring
kubus dan balok”

J. Penilaian
No Indikator Penilaian Instrumen
1. Mengidentifikasi bagian-bagian kubus
Rubrik
2. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus
Tertulis Penilaian
3. Mengidentifikasi bagian-bagian balok
Proses LKS
4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok

Semarang, Februari 2016


Mengetahui,
Guru Mitra Mata Pelajaran, Peneliti,

Suprapti, S.Pd. Maryam binti Marfin


NIP. 19730425 200501 2 004 NIM. 34201200141
153
Lampiran 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry berbantuan alat peraga)

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Kelas/Semester : VIII/Dua
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Kubus dan Balok
Pertemuan ke :2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannyan serta menentukan
ukurannya.

B. Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus dan balok
5.3 Menghitung luas permukaan kubus dan balok

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
2. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
3. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui pembelajaran Discovery berbasis Inquiry dengan berbantuan alat
peraga siswa dapat
1. Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
2. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
3. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.

E. Materi
Jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaan kubus dan balok.
F. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA untuk SMP Kelas VIII (M. Cholik Adinawan dan
Sugijono)
2. Buku MATEMATIKA SMP/MTs Kelas VIII (BSE)
3. LKS Jaring-jaring dan luas pemukaan kubus dan balok

G. Alat dan Bahan


1. 1 buah peraga model kubus dan
2. 1 buah jaring-jaring kubus
3. 1 buah peraga model balok
4. 1 buah jaring-jaring balok
154

H. Model dan Metode


Model : Discovery berbasis Inquiry
Metode : Diskusi, tanya-jawab dan penugasan.

I. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
a) Orientasi
Guru memusatkan perhatian siswa dengan membawa alat peraga kubus.
b) Apersepsi
Guru mengingatkan kembali tentang bangun datar yang akan berkaitan
dengan pembelajaran kali ini yaitu kubus dan balok.

c) Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya penggunaan bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan objek di sekeliling yang
berbentuk bangun ruang sisi datar seperti pada bangunan rumah, gedung dan
lain-lain (gambar bangunan rumah)
d) Pemberian Acuan
Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan
akan dicapai siswa.
Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh

Kegiatan Inti

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Stimulation Guru mengidentifikasi pengetahuan Siswa menjawab pertanyaan
awal dengan mengajukan pertanyaan awal dari guru
awal kepada siswa dan anjuran
membaca buku.
Problem 1. Menyediakan bahan pembelajaran Siswa mengidentifikasi
statement yang dibutuhkan sebanyak mungkin masalah
2. Meminta siswa untuk yang relevan dengan bahan
mengidentifikasi sebanyak mungkin pelajaran, kemudian salah
masalah yang relevan dengan bahan satu dipilih dan dirumuskan
pelajaran, kemudian salah satu dalam bentuk hipotesis.
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis.
Data collection 1. Memberikan siswa petunjuk 1. Siswa berdiskusi untuk
menggunakan LKS. menjawab LKS
2. Guru memberi kesempatan kepada 2. Siswa mengumpulkan
para siswa untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi sebanyak-banyaknya yang informasi yang relevan,
relevan untuk membuktikan benar membaca literatur,
atau tidaknya hipotesis mengamati objek,
wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya.
Data processision Guru membimbing siswa dalam Siswa mengolah data dan
mengolah data informasi yang diperoleh dan
menganalisis hasilnya
155

kemudian dituliskan pada


LKS sebagai hasil diskusi
bersama rekannya.
Verification Guru membimbing siswa melakukan Siswa melakukan
pemeriksaan secara cermat. pencermatan data
(mengasosiasi) yang
diperoleh.
Generalization Guru membimbing siswa melakukan Siswa menyimpulkan hasil.
kesimpulan.
Sharing Guru menciptakan kesempatan untuk Siswa siswa
siswa memaparkan hasil diskusi yang mempresentasikan
diperoleh. (mengomunikasikan) hasil
pengamatan yang diperoleh.
Evaluating Guru mengevaluasi proses belajar yang Siswa berpartisipasi dalam
telah dilakukan. evaluasi untuk pengembangan
kemajuannya.
Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya “volume kubus
dan balok”

J. Penilaian
No Indikator Penilaian Instrumen
1. Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
Menemukan rumus luas permukaan kubus Rubrik
2. Tertulis Penilaian
dan balok.
Menggunakan rumus untuk menghitung Proses LKS
3.
luas permukaan kubus dan balok.

Semarang, Februari 2016


Mengetahui,
Guru Mitra Mata Pelajaran, Peneliti,

Suprapti, S.Pd. Maryam binti Marfin


NIP. 19730425 200501 2 004 NIM. 34201200141
156
Lampiran 27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP Pembelajaran Discovery berbasis Inquiry berbantuan alat peraga)

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Kelas/Semester : VIII/Dua
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Kubus dan Balok
Pertemuan ke :3
Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannyan serta menentukan
ukurannya.

B. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung volume kubus dan balok

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mencari rumus volume kubus
2. Menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus
3. Mencari rumus volume balok
4. Menggunakan rumus untuk menghitung volume balok

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui pembelajaran Discovery berbasis Inquiry dengan berbantuan alat
peraga siswa dapat.
1. Mencari rumus volume kubus
2. Menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus
3. Mencari rumus volume balok
4. Menggunakan rumus untuk menghitung volume balok

E. Materi
Volume kubus dan balok.
F. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA untuk SMP Kelas VIII (M. Cholik Adinawan dan
Sugijono)
2. Buku MATEMATIKA SMP/MTs Kelas VIII (BSE)
3. LKS Volume kubus dan balok

G. Alat dan Bahan


1. 1 buah peraga model kubus dengan satuan kubus kecilnya
2. 1 buah peraga model balok dengan satuan kubus kecilnya
157

H. Model dan Metode


Model : Discovery berbasis Inquiry
Metode : Diskusi, tanya-jawab dan penugasan.

I. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
a) Orientasi
Guru memusatkan perhatian siswa dengan membawa alat peraga kubus.
b) Apersepsi
Guru mengingatkan kembali tentang bangun datar yang akan berkaitan
dengan pembelajaran kali ini yaitu kubus dan balok.

c) Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya penggunaan bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan objek di sekeliling yang
berbentuk bangun ruang sisi datar seperti pada bangunan rumah, gedung dan
lain-lain (gambar bangunan rumah)
d) Pemberian Acuan
Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan
akan dicapai siswa.
Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh

Kegiatan Inti

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Stimulation Guru mengidentifikasi pengetahuan Siswa menjawab pertanyaan
awal dengan mengajukan pertanyaan awal dari guru
awal kepada siswa dan anjuran
membaca buku.
Problem 1. Menyediakan bahan pembelajaran Siswa mengidentifikasi
statement yang dibutuhkan sebanyak mungkin masalah
2. Meminta siswa untuk yang relevan dengan bahan
mengidentifikasi sebanyak mungkin pelajaran, kemudian salah
masalah yang relevan dengan bahan satu dipilih dan dirumuskan
pelajaran, kemudian salah satu dalam bentuk hipotesis.
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis.
Data collection 1. Memberikan siswa petunjuk 1. Siswa berdiskusi untuk
menggunakan LKS. menjawab LKS
2. Guru memberi kesempatan kepada 2. Siswa mengumpulkan
para siswa untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi sebanyak-banyaknya yang informasi yang relevan,
relevan untuk membuktikan benar membaca literatur,
atau tidaknya hipotesis mengamati objek,
wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya.
Data processision Guru membimbing siswa dalam Siswa mengolah data dan
mengolah data informasi yang diperoleh dan
menganalisis hasilnya
158

kemudian dituliskan pada


LKS sebagai hasil diskusi
bersama rekannya.
Verification Guru membimbing siswa melakukan Siswa melakukan
pemeriksaan secara cermat. pencermatan data
(mengasosiasi) yang
diperoleh.
Generalization Guru membimbing siswa melakukan Siswa menyimpulkan hasil.
kesimpulan.
Sharing Guru menciptakan kesempatan untuk Siswa siswa
siswa memaparkan hasil diskusi yang mempresentasikan
diperoleh. (mengomunikasikan) hasil
pengamatan yang diperoleh.
Evaluating Guru mengevaluasi proses belajar yang Siswa berpartisipasi dalam
telah dilakukan. evaluasi untuk pengembangan
kemajuannya.

Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

J. Penilaian
No Indikator Penilaian Instrumen
1. Mencari rumus volume kubus
Menggunakan rumus untuk menghitung
2. Rubrik
volume kubus
Tertulis Penilaian
3. Mencari rumus volume balok Proses LKS
Menggunakan rumus untuk menghitung
4.
volume balok

Semarang, Februari 2016


Mengetahui,
Guru Mitra Mata Pelajaran, Peneliti,

Suprapti, S.Pd. Maryam binti Marfin


NIP. 19730425 200501 2 004 NIM. 34201200141
159

Lampiran 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP Pembelajaran Inquiry)

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Kelas/Semester : VIII/Dua
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Kubus dan Balok
Pertemuan ke :1
Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannyan serta menentukan
ukurannya.

B. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi bagian-bagian kubus.
2. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus.
3. Mengidentifikasi bagian-bagian balok.
4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui pembelajaran Discovery berbasis Inquiry dengan berbantuan alat
peraga siswa dapat.
1. Mengidentifikasi bagian-bagian kubus.
2. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus.
3. Mengidentifikasi bagian-bagian balok.
4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok.

E. Materi
Mengenal unsur-unsur pada kubus dan balok.
F. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA untuk SMP Kelas VIII (M. Cholik Adinawan dan
Sugijono)
2. Buku MATEMATIKA SMP/MTs Kelas VIII (BSE)
3. LKS Unsur-unsur kubus dan balok

G. Alat dan Bahan


1. 1 buah peraga model kubus
2. 1 buah peraga model balok
3. 1 buah peraga rusuk kubus
4. 1 buah peraga rusuk balok
160

H. Model dan Metode


Model : Inquiry
Metode : Diskusi, tanya-jawab dan penugasan.

I. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
a) Orientasi
Guru memusatkan perhatian siswa dengan membawa alat peraga kubus.
b) Apersepsi
Guru mengingatkan kembali tentang bangun datar yang akan berkaitan
dengan pembelajaran kali ini yaitu kubus dan balok.
c) Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya penggunaan bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan objek di sekeliling yang
berbentuk bangun ruang sisi datar seperti pada bangunan rumah, gedung dan
lain-lain (gambar bangunan rumah)
d) Pemberian Acuan
Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan
akan dicapai siswa.
Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh

Kegiatan Inti

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
1. Memilih tema pembelajaran.
2. Mengidentifikasi pengetahuan awal Siswa menjawab pertanyaan
Planning
dengan mengajukan pertanyaan awal awal dari guru
kepada siswa.
1. Menyediakan bahan pembelajaran
Melaksanakan rencana
yang dibutuhkan
Retrieving inkuiri yang ditetapkan
2. Membuat perencanaan inkuiri yang
guru.
akan dilaksanakan siswa.
1. Memberikan siswa petunjuk
menggunakan LKS.
2. Aktif mendengarkan, bertanya, Siswa berdiskusi untuk
Processing
menyediakan balikan, serta menolong menjawab LKS
siswa untuk selalu terfokus pada
permasalahan yang dihadapi.
1. Membantu siswa untuk
mengkoneksikan pengetahuan yang
Siswa menganalisis jawaban
dimiliki sebelumnya dengan
Creating LKS hasil diskusi bersama
pengetahuan yang baru.
rekannya.
2. Membantu siswa menganalisis data
yang diperoleh.
1. Mengawasi siswa dalam melakukan
diskusi.
Siswa memaparkan hasil
Sharing 2. Menciptakan kesempatan untuk siswa
diskusi yang diperoleh.
memaparkan hasil diskusi yang
diperoleh.
161

Siswa berpartisipasi dalam


Guru mengevaluasi proses inkuiri yang evaluasi untuk
Evaluating
telah dilakukan. pengembangan
kemajuannya.

Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya “jaring-jaring
kubus dan balok”

J. Penilaian
No Indikator Penilaian Instrumen
1. Mengidentifikasi bagian-bagian kubus
Rubrik
2. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus
Tertulis Penilaian
3. Mengidentifikasi bagian-bagian balok
Proses LKS
4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok

Semarang, Februari 2016


Mengetahui,
Guru Mitra Mata Pelajaran, Peneliti,

Suprapti, S.Pd. Maryam binti Marfin


NIP. 19730425 200501 2 004 NIM. 34201200141
162
Lampiran 29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP Pembelajaran Inquiry)

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Kelas/Semester : VIII/Dua
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Kubus dan Balok
Pertemuan ke :2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannyan serta menentukan
ukurannya.

B. Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus dan balok
5.3 Menghitung luas permukaan kubus dan balok

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
2. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
3. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui pembelajaran Discovery berbasis Inquiry dengan berbantuan alat
peraga siswa dapat
1. Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
2. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
3. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.

E. Materi
Jaring-jaring kubus dan balok, serta luas permukaan kubus dan balok.
F. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA untuk SMP Kelas VIII (M. Cholik Adinawan dan
Sugijono)
2. Buku MATEMATIKA SMP/MTs Kelas VIII (BSE)
3. LKS Jaring-jaring dan luas pemukaan kubus dan balok

G. Alat dan Bahan


1. 1 buah peraga model kubus dan
2. 1 buah jaring-jaring kubus
3. 1 buah peraga model balok
4. 1 buah jaring-jaring balok
163

H. Model dan Metode


Model : Inquiry
Metode : Diskusi, tanya-jawab dan penugasan.

I. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
a) Orientasi
Guru memusatkan perhatian siswa dengan membawa alat peraga kubus.
b) Apersepsi
Guru mengingatkan kembali tentang bangun datar yang akan berkaitan
dengan pembelajaran kali ini yaitu kubus dan balok.

c) Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya penggunaan bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan objek di sekeliling yang
berbentuk bangun ruang sisi datar seperti pada bangunan rumah, gedung dan
lain-lain (gambar bangunan rumah)
d) Pemberian Acuan
Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan
akan dicapai siswa.
Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh

Kegiatan Inti

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
1. Memilih tema pembelajaran.
2. Mengidentifikasi pengetahuan awal Siswa menjawab
Planning
dengan mengajukan pertanyaan awal pertanyaan awal dari guru
kepada siswa.
1. Menyediakan bahan pembelajaran yang
Melaksanakan rencana
dibutuhkan
Retrieving inkuiri yang ditetapkan
2. Membuat perencanaan inkuiri yang akan
guru.
dilaksanakan siswa.
1. Memberikan siswa petunjuk
menggunakan LKS.
2. Aktif mendengarkan, bertanya, Siswa berdiskusi untuk
Processing
menyediakan balikan, serta menolong menjawab LKS
siswa untuk selalu terfokus pada
permasalahan yang dihadapi.
1. Membantu siswa untuk mengkoneksikan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya Siswa menganalisis
Creating dengan pengetahuan yang baru. jawaban LKS hasil diskusi
2. Membantu siswa menganalisis data yang bersama rekannya.
diperoleh.
1. Mengawasi siswa dalam melakukan
diskusi.
Siswa memaparkan hasil
Sharing 2. Menciptakan kesempatan untuk siswa
diskusi yang diperoleh.
memaparkan hasil diskusi yang
diperoleh.
164

Siswa berpartisipasi dalam


Guru mengevaluasi proses inkuiri yang evaluasi untuk
Evaluating
telah dilakukan. pengembangan
kemajuannya.
Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya “volume kubus
dan balok”

J. Penilaian
No Indikator Penilaian Instrumen
1. Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
Menemukan rumus luas permukaan kubus Rubrik
2. Tertulis Penilaian
dan balok.
Menggunakan rumus untuk menghitung Proses LKS
3.
luas permukaan kubus dan balok.

Semarang, Februari 2016


Mengetahui,
Guru Mitra Mata Pelajaran, Peneliti,

Suprapti, S.Pd. Maryam binti Marfin


NIP. 19730425 200501 2 004 NIM. 34201200141
165
Lampiran 30

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP Pembelajaran Inquiry)

Nama Sekolah : SMP Negeri 39 Semarang


Kelas/Semester : VIII/Dua
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Kubus dan Balok
Pertemuan ke :3
Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannyan serta menentukan
ukurannya.

B. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung volume kubus dan balok

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mencari rumus volume kubus
2. Menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus
3. Mencari rumus volume balok
4. Menggunakan rumus untuk menghitung volume balok

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui pembelajaran Discovery berbasis Inquiry dengan berbantuan alat
peraga siswa dapat.
1. Mencari rumus volume kubus
2. Menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus
3. Mencari rumus volume balok
4. Menggunakan rumus untuk menghitung volume balok

E. Materi
Volume kubus dan balok.
F. Sumber Belajar
1. Buku MATEMATIKA untuk SMP Kelas VIII (M. Cholik Adinawan dan
Sugijono)
2. Buku MATEMATIKA SMP/MTs Kelas VIII (BSE)
3. LKS Volume kubus dan balok

G. Alat dan Bahan


1. 1 buah peraga model kubus dengan satuan kubus kecilnya
2. 1 buah peraga model balok dengan satuan kubus kecilnya
166

H. Model dan Metode


Model : Inquiry
Metode : Diskusi, tanya-jawab dan penugasan.

I. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
a) Orientasi
Guru memusatkan perhatian siswa dengan membawa alat peraga kubus.
b) Apersepsi
Guru mengingatkan kembali tentang bangun datar yang akan berkaitan
dengan pembelajaran kali ini yaitu kubus dan balok.

c) Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya penggunaan bangun ruang sisi datar dalam
kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan objek di sekeliling yang
berbentuk bangun ruang sisi datar seperti pada bangunan rumah, gedung dan
lain-lain (gambar bangunan rumah)
d) Pemberian Acuan
Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan
akan dicapai siswa.
Guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh

Kegiatan Inti

Tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
1. Memilih tema pembelajaran.
2. Mengidentifikasi pengetahuan awal Siswa menjawab
Planning
dengan mengajukan pertanyaan awal pertanyaan awal dari guru
kepada siswa.
1. Menyediakan bahan pembelajaran
Melaksanakan rencana
yang dibutuhkan
Retrieving inkuiri yang ditetapkan
2. Membuat perencanaan inkuiri yang
guru.
akan dilaksanakan siswa.
1. Memberikan siswa petunjuk
menggunakan LKS.
2. Aktif mendengarkan, bertanya, Siswa berdiskusi untuk
Processing
menyediakan balikan, serta menolong menjawab LKS
siswa untuk selalu terfokus pada
permasalahan yang dihadapi.
1. Membantu siswa untuk
mengkoneksikan pengetahuan yang
Siswa menganalisis
dimiliki sebelumnya dengan
Creating jawaban LKS hasil diskusi
pengetahuan yang baru.
bersama rekannya.
2. Membantu siswa menganalisis data
yang diperoleh.
1. Mengawasi siswa dalam melakukan
diskusi.
Siswa memaparkan hasil
Sharing 2. Menciptakan kesempatan untuk siswa
diskusi yang diperoleh.
memaparkan hasil diskusi yang
diperoleh.
167

Siswa berpartisipasi dalam


Guru mengevaluasi proses inkuiri yang evaluasi untuk
Evaluating
telah dilakukan. pengembangan
kemajuannya.

Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.
2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.

J. Penilaian
No Indikator Penilaian Instrumen
1. Mencari rumus volume kubus
Menggunakan rumus untuk menghitung
2. Rubrik
volume kubus
Tertulis Penilaian
3. Mencari rumus volume balok Proses LKS
Menggunakan rumus untuk menghitung
4.
volume balok

Semarang, Februari 2016


Mengetahui,
Guru Mitra Mata Pelajaran, Peneliti,

Suprapti, S.Pd. Maryam binti Marfin


NIP. 19730425 200501 2 004 NIM. 34201200141
168
Lampiran 31

UNSUR – UNSUR KUBUS DAN BALOK

Kelompok .....
Nama-nama Anggota Kelompok

1. _______________________________ 5. __________________________

2. _______________________________ 6. __________________________

3. _______________________________ 7. __________________________

4. _______________________________ 8. __________________________

Indikator
 Mengidentifikasi bagian-bagian kubus.
 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus.
 Mengidentifikasi bagian-bagian balok.
 Mengidentifikasi sifat-sifat balok.

Petunjuk
 Kerjakan bersama teman kelompokmu dengan teliti!
 Waktu pengerjaan 30 menit
169

LEMBAR PENGAMATAN

1. Perhatikan gambar bangun di papan tulis. Kemudian gambarlah, namai titik-


titik sudutnya

2. Bangun tersebut bernama…………..

3. bangun tersebut mempunyai ………. Sisi, yaitu ……….

4. bangun tersebut mempunyai……….. rusuk, yaitu……

5. bangun tersebut mempunyai………. titik sudut, yaitu ……….…

6. Bangun tersebut mempunyai ……… diagonal bidang(atau diagonal sisi) yaitu


………..

7. bangun tersebut mempunyai ………diagonal ruang yaitu …………

8. bangun tersebut mempunyai ………bidang diagonal, yaitu ………..


170

Bagaimana mengenal unsur-unsur kubus dan balok?


Konsep:
Untuk kubus yang panjang rusuk-rusuknya s, maka:
Luas permukaan kubus = 6 x s2 = 6s2

Alat dan bahan yang diperlukan:


1 buah model kubus
1 buah model balok
1 buah model rusuk kubus
1 buah model rusuk kubus

Prosedur percobaan:
1. Amati model kubus dan balok yang di sediakan!
2. Amati model rusuk kubus dan balok yang disedikan!

Diskusi
Diskusikan dengan temanmu untuk menjawab lembar pengamatan.
171
Lampiran 32

JARING-JARING DAN LUAS


PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK

Kelompok .....
Nama-nama Anggota Kelompok

1. _______________________________ 5. __________________________

2. _______________________________ 6. __________________________

3. _______________________________ 7. __________________________

4. _______________________________ 8. __________________________

Indikator
 Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
 Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
 Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.

Petunjuk
 Kerjakan bersama teman kelompokmu dengan teliti!
 Waktu pengerjaan 30 menit
172

Bagaimana menghitung luas permukaan kubus?


Konsep:
Untuk kubus yang panjang rusuk-rusuknya s, maka: Luas permukaan kubus = 6 x s2 = 6s2
Alat dan bahan yang diperlukan:
2 buah model kubus dari karton
Gunting
Mistar

Prosedur percobaan:
1. Diberikan dua model kubus yang rusuknya 10 cm. Guntinglah model kubus I
sepanjang tiga buah rusuk pada sisi atas, satu buah rusuk pada sisi tegak dan tiga
buah rusuk pada sisi alas.

2. Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari model kubus tersebut, sehingga


diperoleh rangkaian bangun datar persegi yang kongruen.
3. Ikuti cara kerja 1 dan 2 untuk model kubus II, tetapi kubus digunting sepanjang 3 buah
rusuk pada sisi atas dan empat buah rusuk pada sisi tegaknya.

Diskusi
Diskusikan dengan temanmu untuk menjawab pertanyaan berikut.
1. Bandingkan jaring-jaring kubus I dan jaring-jaring kubus II, samakah jaring-jaring ini?
Apakah luas permukaan kubus sama? Berapakah luasnya?
2. Gambarlah kedua jaring-jaring kubus tersebut dibawah ini.
3. Menurut kalian jika bangun pada gambar berikut dilipat menurut garis-garis putusnya,
dapatkah diperoleh sebuah model kubus?

Jika dapat, maka bangun datar di atas dinamakan jaring-jaring kubus.


Jaring-jaring kubus dapat pula diartikan sebagai rangkaian enam persegi yang
kongruen, yang jika garis rusuknya dilipat dapat membentuk bangun kubus dan tidak
ada sisi yang rangkap (ganda)
4. Apakah yang dapat kalian simpulkan dari jawaban-jawaban di atas?
173

LEMBAR PENGAMATAN
1. Pilih jawaban yang menurut kamu benar dengan mencoret jawaban yang
menurut kamu tidak benar.
a. Ya, jaring-jaring kubus sama / Tidak, jaring-jaring kubus tidak sama
b. Ya, luas permukaan kubus sama / Tidak, luas permukaan kubus tidak sama
c. Luas permukaan kubus adalah

Luas permukaan = .......... + .......... + .......... + .......... + .......... + ..........


= .......... + .......... + .......... + .......... + .......... + ..........
= .......... + .......... + .......... + .......... + .......... + ..........
= ......... x ........
=
2. Gambarlah dibawah ini
a. Jaring-jaring kubus I b. Jaring-jaring kubus II

3. Ya dapat dibentuk / Tidak, tidak dapat dibentuk


4. Kesimpulan:
a. Jaring-jaring kubus adalah ....................................................................

b. Rumus Luas Permukaan Kubus adalah .................................................


174
Lampiran 33

VOLUME KUBUS DAN BALOK

Kelompok .....
Nama-nama Anggota Kelompok

1. _______________________________ 5. __________________________

2. _______________________________ 6. __________________________

3. _______________________________ 7. __________________________

4. _______________________________ 8. __________________________

Indikator
 Mencari rumus volume kubus
 Menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus
 Mencari rumus volume balok
 Menggunakan rumus untuk menghitung volume balok

Petunjuk
 Kerjakan bersama teman kelompokmu dengan teliti!
 Waktu pengerjaan 30 menit
175

Bagaimana menghitung valome balok?


Konsep:
Rumus volume balok dengan panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t adalah volme balok
= plt.
Alat dan bahan yang diperlukan:
Alat peraga model kubus satuan
Alat peraga model kubus
Alat peraga model balok

Prosedur percobaan:

Gambar kubus satuan di samping yaitu kubus yang ukuran


rusuk-rusuknya adalah 1 satuan.

Balok berukuran 4 x 3 x 2 satuan pada gambar di atas akan dimasukkan kubus


berukuran 1 satuan seperti di atas.

Diskusi
Diskusikan dengan temanmu untuk menjawab pertanyaan berikut.
1. Berapakah kubus satuan yang dibutuhkan untuk mengisi balok hingga penuh?
2. Apakah banyak kubus satuan yang memenuhi balok hingga penuh merupakan
volume balok?
3. Bagaimana dengan volume kubus pada gambar kubus satuan?
4. Amati dan isilah tabel gambar susunan kubus di lembar pengamatan!
5. Dari kegiatan pengisian tabel gambar susunan balok, perhatikan pola yang
dibentuk balok dan kubus, apa yang dapat Anda simpulkan?
176

LEMBAR PENGAMATAN
1. Kubus satuan yang dibutuhkan untuk mengisi balok hingga penuh sebanyak ....
2. Ya / Tidak, alasannya .................................................................................
3. Volume kubus satuan adalah ....... satuan kubik
karena volume kubus = ..... satuan x ..... satuan x ..... satuan
4. Tabel gambar susunan kubus

5. Berdasarkan pola yang terbentuk, yang dapat disimpulkan bahwa


Volume balok = ..... x ..... x .......
177
Lampiran 34

DAFTAR NILAI ULANGAN AKHIR


KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

No. Kode Nilai No. Kode Nilai


1 E-01 93 1 K-01 72
2 E-02 75 2 K-02 84
3 E-03 73 3 K-03 71
4 E-04 88 4 K-04 73
5 E-05 92 5 K-05 76
6 E-06 88 6 K-06 64
7 E-07 96 7 K-07 89
8 E-08 80 8 K-08 73
9 E-09 58 9 K-09 84
10 E-10 87 10 K-10 85
11 E-11 99 11 K-11 67
12 E-12 96 12 K-12 88
13 E-13 75 13 K-13 79
14 E-14 82 14 K-14 80
15 E-15 77 15 K-15 80
16 E-16 75 16 K-16 85
17 E-17 83 17 K-17 88
18 E-18 78 18 K-18 82
19 E-19 81 19 K-19 65
20 E-20 98 20 K-20 86
21 E-21 100 21 K-21 88
22 E-22 75 22 K-22 89
23 E-23 78 23 K-23 74
24 E-24 75 24 K-24 87
25 E-25 83 25 K-25 83
26 E-26 98 26 K-26 73
27 E-27 84 27 K-27 75
28 E-28 95 28 K-28 77
29 E-29 82 29 K-29 75
30 E-30 66 30 K-30 73
Lampiran 35

TABULASI DATA AKTIVITAS HASIL PENELITIAN


Pertemuan 1
Skor Aktivitas Belajar Rata-rata Persentase
No Kode ∑ Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 %
1 E-1 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 2 4 4 52
2 E-2 4 2 3 1 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 4 39
3 E-3 4 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35
4 E-4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 40
5 E-5 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 4 44
6 E-6 4 4 2 2 1 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 45
7 E-7 4 4 2 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 52
8 E-8 4 2 2 4 4 2 2 2 1 2 4 4 4 4 2 2 45
9 E-9 4 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 29
10 E-10 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 44
11 E-11 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 58
12 E-12 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 2 50
13 E-13 4 2 2 1 1 1 2 2 2 4 2 2 2 2 4 4 37
14 E-14 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 44
15 E-15 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 38
44,2 69,06% Cukup
16 E-16 4 2 2 1 2 2 1 4 4 2 2 2 2 4 4 4 42
17 E-17 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
18 E-18 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 37
19 E-19 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 41
20 E-20 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 58
21 E-21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 58
22 E-22 4 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 35
23 E-23 4 2 4 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 4 4 40
24 E-24 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 4 41
25 E-25 4 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 46
26 E-26 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 44
27 E-27 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 45
28 E-28 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 54
29 E-29 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 4 4 42
30 E-30 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 29
Pertemuan II
Skor Aktivitas Belajar Presentase
No Kode ∑ Rata-rata % Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 E-01 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 58
2 E-02 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 49
3 E-03 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49
4 E-04 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 52
5 E-05 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 54
6 E-06 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 54
7 E-07 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 58
8 E-08 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 54
9 E-09 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 43
10 E-10 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 54
11 E-11 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 61
12 E-12 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 57
13 E-13 4 3 3 1 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 48
14 E-14 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 54
15 E-15 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 50
53,47 83,54% Tinggi
16 E-16 4 3 3 1 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 51
17 E-17 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
18 E-18 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 50
19 E-19 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 52
20 E-20 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 61
21 E-21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 61
22 E-22 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 49
23 E-23 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 51
24 E-24 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 52
25 E-25 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 55
26 E-26 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 54
27 E-27 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 54
28 E-28 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 59
29 E-29 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 53
30 E-30 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 44
Pertemuan III
Skor Aktivitas Belajar Rata-rata Persentase Kriteria
No Kode ∑
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 %
1 E-1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
2 E-2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 60
3 E-3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
4 E-4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
5 E-5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
6 E-6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
7 E-7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
8 E-8 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 62
9 E-9 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 58
10 E-10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
11 E-11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
12 E-12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
13 E-13 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
14 E-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
15 E-15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 63
60,63 94,74% Tinggi
16 E-16 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
17 E-17 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
18 E-18 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
19 E-19 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 62
20 E-20 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 61
21 E-21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 61
22 E-22 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 51
23 E-23 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 60
24 E-24 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 56
25 E-25 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 58
26 E-26 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 54
27 E-27 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 57
28 E-28 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 59
29 E-29 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 53
30 E-30 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 60
Rata-Rata Data Aktivitas Tiap Pertemuan
Presentase
No Kode ∑ Mean % Kriteria
1 E-01 58
2 E-02 49
3 E-03 49
4 E-04 52
5 E-05 54
6 E-06 54
7 E-07 58
8 E-08 54
9 E-09 43
10 E-10 54
11 E-11 61
12 E-12 57
13 E-13 48
14 E-14 54
15 E-15 50
53,46 83,54% Tinggi
16 E-16 51
17 E-17 63
18 E-18 50
19 E-19 52
20 E-20 61
21 E-21 61
22 E-22 49
23 E-23 51
24 E-24 52
25 E-25 55
26 E-26 54
27 E-27 54
28 E-28 59
29 E-29 53
30 E-30 44
Lampiran 36

TABULASI DATA MINAT HASIL PENELITIAN


Skor Angket Minat Belajar Presentase
No Kode ∑ Rata-rata Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 %
1 E-1 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 66
2 E-2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 56
3 E-3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 54
4 E-4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 63
5 E-5 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 63
6 E-6 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 1 3 4 2 2 3 3 63
7 E-7 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 67
8 E-8 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 4 4 2 3 3 55
9 E-9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
10 E-10 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 61
11 E-11 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 69
12 E-12 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 2 3 3 65
13 E-13 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 57
14 E-14 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 63
15 E-15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 55
61,23 75,92 Tinggi
16 E-16 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 54
17 E-17 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 60
18 E-18 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 58
19 E-19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 58
20 E-20 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 70
21 E-21 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 75
22 E-22 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 57
23 E-23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 1 3 4 3 3 3 3 58
24 E-24 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 61
25 E-25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 60
26 E-26 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 70
27 E-27 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 62
28 E-28 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 71
29 E-29 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 60
30 E-30 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 1 1 3 47
183
Lampiran 37

UJI NORMALITAS DISTRIBUSI DATA KEMAMPUAN PENALARAN


MATEMATIS SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Hipotesis
Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

Uji Statistik
Uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf nyata 0,05

Kriteria
Ho diterima jika pada kolom Kolmogorov-Smirnov nilai Sig. > 0,05

Tabel Hasil Tests of Normality

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai eksperimen .102 30 .200* .954 30 .222

kontrol .111 30 .200* .970 30 .540

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh untuk kelas eksperimen nilai


Sig. = 0,200 > 0,05 maka Ho diterima, artinya data berdistribusi normal, sedangkan
untuk kelas kontrol nilai Sig. = 0,200 > 0,05 maka Ho diterima, artinya data
berdistribusi normal juga.
184
Lampiran 38

UJI HOMOGENITAS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS


SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Hipotesis
Ho : varians homogen
Ha : varians tidak homogen

Uji Statistik
Uji Levene (Levene’s Test) dengan taraf nyata 0,05

Kriteria
Ho diterima jika nilai Sig. > 0,05

Tabel Hasil Test of Homogeneity of Variances

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.942 1 58 .092

Pada tabel Test of Homogeneity of Variances menunjukkan bahwa uji


homogenitas menggunakan uji Levene dengan nilai Sig. = 0,092 > 0,05 maka Ho
diterima. Hal ini diartikan bahwa sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki variansi yang homogen.
185
Lampiran 39

UJI KETUNTASAN BELAJAR

Hipotesis
H0 : ≤ 75, artinya belum mencapai ketuntasan belajar
H1 : > 75, artinya telah mencapai ketuntasan belajar

Uji Statistik
Uji One Sample T Test dengan taraf nyata 0,05

Kriteria
Jika nilai Sig. < α, maka H0 ditolak dan jika nilai Sig. ≥ α, maka H0 diterima

Tabel Hasil One-Sample Test

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kelas eksperimen 30 83.67 10.417 1.902

One-Sample Test

Test Value = 75

95% Confidence Interval

Mean of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper

Kelas eksperimen 4.557 29 .000 8.667 4.78 12.56

Berdasarkan hasil tabel One-Sample Test menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-
tailed) sebesar 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak atau H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan penalaran matematis siswa telah
mencapai ketuntasan belajar.
186

Tabel Hasil Presentase kumulatif hasil belajar kelas eksperimen


Kelas eksperimen
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 58 1 3.3 3.3 3.3
66 1 3.3 3.3 6.7
73 1 3.3 3.3 10.0
75 5 16.7 16.7 26.7
77 1 3.3 3.3 30.0
78 2 6.7 6.7 36.7
80 1 3.3 3.3 40.0
81 1 3.3 3.3 43.3
82 2 6.7 6.7 50.0
83 2 6.7 6.7 56.7
84 1 3.3 3.3 60.0
87 1 3.3 3.3 63.3
88 2 6.7 6.7 70.0
92 1 3.3 3.3 73.3
93 1 3.3 3.3 76.7
95 1 3.3 3.3 80.0
96 2 6.7 6.7 86.7
98 2 6.7 6.7 93.3
99 1 3.3 3.3 96.7
100 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Melalui tabel di atas pada kolom Cumulative Percent dapat kita lihat bahwa
10% (sebanyak 3 siswa) tidak tuntas dan 90% (sebanyak 27 siswa) telah tuntas
sesuai dengan batas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 75. Ini berarti
dapat dikatakan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85% tercapai.
187
Lampiran 40

UJI BEDA RATA-RATA

Hipotesis
H0 : µ 1 = µ 2, artinya kemampuan penalaran matematis kelas eksperimen sama kelas
kontrol.
H0 : µ 1 ≠ µ 2, artinya kemampuan penalaran matematis kelas eksperimen tidak sama
kelas kontrol.

Uji Statistik
Uji Independent Sample T Test dengan taraf nyata 0,05

Kriteria
Jika nilai Sig. < α, maka H0 ditolak dan jika nilai Sig. ≥ α, maka H0 diterima

Tabel Hasil Independent Sample T Test


Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Mean Std. Error
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
N Equal 2.608 .112 2.070 58 .043 4.833 2.335 .160 9.507
il variances
a assumed
i
Equal 2.070 52.400 .043 4.833 2.335 .149 9.518
variances
not
assumed

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai sig. (2-tailed) = 0,043 < 0,05 maka
H0 ditolak, hal itu berarti bahwa kedua kelas memiliki rata-rata yang tidak sama
atau berbeda. Karena mean kelas eksperimen lebih besar dari mean kelas kontrol
maka penggunaan pembelajaran discovery berbasis inquiry berbantuan alat peraga
lebih baik daripada pembelajaran inquiry saja.
188
Lampiran 41

ANALISIS REGRESI LINEAR GANDA

Analisis regresi linear ganda digunakan untuk meramalkan hubungan antara


aktivitas dan minat belajar terhadap kemampuan penalaran matematis. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut.

1. MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI GANDA


Untuk menentukan persamaan regresi ganda bisa ditentukan dengan
menggunakan SPSS 17.0 yaitu dengan Uji Regression Linear diperoleh hasil
sebagai berikut.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -24.516 9.295 -2.638 .014

X1 (Aktivitas) .672 .165 .482 4.078 .000


X2 (Minat) .679 .162 .495 4.195 .000
a. Dependent Variable: Y

Dari hasil analisis dengan menggunakan uji regresi ganda diperoleh


persamaan regresinya = -24,516 + 0,675X1 + 0,679X2. Selanjutnya sebelum
menentukan seberapa besar pengaruh variabel independent (aktivitas dan
minat) terhadap variabel dependent (hasil belajar berupa kemampuan
penalaran matematis) pada kelompok eksperimen, terlebih dahulu uji
keberartian dan kelinearan persamaan regresi.

2. UJI KEBERARTIAN
Hipotesis
Ho : koefisien regresi tidak berarti
Ha : koefisien regresi berarti

Uji Statistik
Uji F dengan taraf nyata 0,05
189

Kriteria
Jika Fhitung > Ftabel, α = 5% atau diperoleh nilai probabilitas (Sig.) < 5%, maka
H0 ditolak

Tabel Analisis Keberartian Koefisien Regresi


ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2635.655 2 1317.827 69.629 .000a
Residual 511.012 27 18.926

Total 3146.667 29
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Untuk hasil pengujian hipotesis di atas dapat dilihat pada Anova output

Tabel 4.19, bahwa nilai Fhitung = 69,629 > Ftabel = 3,35 dengan probabilitas (Sig)

sebesar 0,000 = 0% < 5% maka H0 ditolak. Kesimpulannya koefisien regresi

berarti dengan kata lain ada hubungan yang berarti antara aktivitas dan minat

terhadap prestasi belajar.

3. UJI LINEARITAS ANTARA AKTIVITAS DAN MINAT BELAJAR


TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN

Hipotesis
H0 : model regresi non linear

H1 : model regresi linear

Uji Statistik
Uji Regression Linear dengan taraf nyata 0,05

Kriteria
H1 diterima jika nilai probabilitas (Sig) < 5%.
190

Tabel Hasil Uji Regression Linear

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -24.516 9.295 -2.638 .014

X1 .672 .165 .482 4.078 .000

X2 .679 .162 .495 4.195 .000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan Tabel di atas dibaca pada distribusi t signifikan aktivitas


(X1) thitung = 4,078 > ttabel = 1,703 dengan probabilitas (Sig) sebesar 0,000 <
0,05 maka H1 diterima artinya variabel aktivitas mempunyai hubungan linear
terhadap kemampuan penalaran matematis. Pada distribusi t signifikansi minat
(X2) thitung = 4,195 > ttabel = 1,703 dengan probabilitas (Sig) sebesar 0,000 <
0,05 maka H1 diterima artinya variabel minat mempunyai hubungan linear
terhadap kemampuan penalaran matematis.
Dari Tabel dia atas juga dapat dikatakan bahwa koefisien β untuk X1 dan
X2 adalah positif yakni masing-masing 0,482 dan 0,495 maka dikatakan
hubungan tersebut positif. Positif berarti aktivitas dan minat mempunyai
hubungan linier terhadap kemampuan penalaran matematis. Dengan melihat
koefisien β (Beta) yang terstandar maka secara teoritis nilai tersebut di atas
menunjukkan hubungan aktivitas (X1) dan minat (X2) terhadap kemampuan
penalaran matematis (Y) adalah linear berarti dan besarnya koefisien korelasi
adalah sebesar 0,482 dan 0,495.
Untuk melihat besar pengaruh atau kontribusi aktivitas dan minat
terhadap kemampuan penalaran matematis dapat dilihat nilai R square
(koefisien determinasi) pada tabel Model Summary sebesar 0,838 = 83,8%. Ini
berarti 83,8% variasi yang terjadi di dalam Y dapat dijelaskan oleh X1 dan X2
melalui model regresi Y = -24,516 + 0,672X1 + 0,679X2, sedangkan 16,2%nya
dipengaruhi oleh variabel lain.
Lampiran 42

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai