DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
NIM : 1914301019
1. Definisi
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).
3. Patofisiologi
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk menyesuaikan
diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi dasar yang terjdi ketika janin
berada dalam presentasi vertex sefalik.Gerakan tersebut, sebagai berikut:
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu keduanya
diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
c. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini
diameter Sub oksipit obregmantika yang lebih kecil digantikan dengan diameter
kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak berada dalam sikap
militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat ekstensi.
d. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteropos terior kepala janin menjadi sejajar dengan
diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah oksipot berotasi
kebagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
e. PelahiranKepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan
oksiputan terior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi seperti,
oksiput, suturasagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu
secara berurutan muncul dari perineum.
f. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik ke arah kanan maupun kiri, bergantung pada arah dari tempat
kepala berotasi keposisi oksiput-anterior.
g. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisa kromial sejajar
dengan diameter antero posterior pada bawah panggul. Hal ini menyebabkan kepala
melakukan rotasi eksterallain sebesar 450 keposisi LOT atau ROT, bergantung arah
restuisi.
h. Pelahiran Bahu danTubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu anterior
kemudian terlihat pada orifisumvul vovaginal, yang menyentuh di bawah simfisis
pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum dan lahir dengan posisi
lateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan
segera lahir (Varney, 2007).
4. Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan (Saifuddin, 2002) bahwa cara menentukan persalinan sudah pada waktunya
adalah :
1. Melakukan anamnesa dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut:
a. Permulaan timbulnya kontraksi
b. Pengeluaran per'aginam seperti lendir, darah, dan atau cairan ketuban
c. Riwayat kehamilan, riwayat medik, riwayat sosial, masalah kesehatan ibu dan
kesehatan reproduksi yang pernah dialami
2. Pemeriksaan umum meliputi tanda vital, BB, TB, oedema, kondisi puting susu,
kandung kemih
3. Pemeriksaan abdomen meliputi bekas luka operasi, tinggi fundus uteri (TFU),
kontraksi, penurunan kepala, letak janin, besar janin, denyut jantung janin (DJJ)
4. Pemeriksaan vagina meliputi pembukaan dan penipisan servik, selaput ketuban
penurunan dan molase, anggota tubuh janin yang sudah teraba
5. Pemeriksaan Penunjang berupa:
6. Urine : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain
7. Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala I adalah
a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan kesakitan:
1) Berilah dukungan dan yakinkan dirinya
2) Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya
3) Dengarkan keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitif terhadap perasaanya
b. Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan / asuhan yang dapat diberikan:
1) Lakukan perubahan posisi
2) Posisi dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya
Dianjurkan tidur miring kiri
3) Sarankan ia untuk berjalan
4) Ajaklah orang yang menemaninya ( suami atau ibunya) untuk memijat atau
5) Menggosok punggungnya
ajarkan ibu teknik bernapas: ibu diminta untuk menarik napas panjang,
menahan napasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara
ke luar sewaktu terasa kontraksi
6) Menjelaskan kemajuan perasalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur
yang akan dilaksanakan dan hasil – hasil pemeriksaan
c. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
d. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang
akan dilaksanakan dan hasil – hasil pemeriksaannya
e. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak bekeringat, atasi dengan cara:
1) Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar
2) Menggunakan k ipas b iasa
3) Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya
f. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum
g. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala II adalah :
a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan:
1) Mendampingi ibu agar merasa nyaman
2) Menawarkan minum, memijat punggung ibu
b. Menjaga kebersihan diri :
1) Ibu tetap dijaga kebersihanya agar terhindar dari infeksi
2) Jika ada lendir darah atau cairan ketuban segera dibersihkan
c. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu,
dengan cara :
1) Menjaga privasi ibu
2) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
3) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
d. Mengatur posisi ibu, membimbing mengedan dapat dipilih posisi berikut:
1) Jongkok
2) Menungging
3) Tidur miring
4) Setengah duduk
e. Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih sesering mungkin
f. Memberikan cukup minum: mencegah dehidrasi dan memberi tenaga
Ds:
Mengeluh nyeri
Do:
Nyeri Akut 1. Tampak meringis
2. Gelisah
3. Frekuensi nadi meningkat
4. TD meningkat
5. Pola napas berubah
Ds:
1. Mengeluh lelah
2. Merasa lemah
Intoleransi Aktivitas
Do:
1. Frekuensi jantung meningkat>20%
dari kondisi istirahat
Ds:
Merasa lemah
Do:
7. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan setelah melahirkan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
http://melylestari.wordpress.com/2011/04/12/asuhan-keperawatan-pada-ibu-dengan-
persalinan-normal/. Diakses pada tanggal 25 April 2020