Peta batimetri adalah peta yang menggambarkan perairan dan kedalamannya. Untuk membuat peta batimetri maka diperlukan data atribut dan data spasial. Data atribut yaitu menyangkut data deskriptif yang berisikan informasi kedalaman laut dan disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan data spasial adalah data yang berhubungan dengan aspek keruangan, seperti luasan wilayah perairan, batas-batas wilayah perairn, dan sebagainya.
3. (A) Jumlah penduduk dan jarak
Pola interaksi suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor utama yaitu jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah dan jarak antar satu wilayah dengan wilayah yang lain. Semakin banyak jumlah penduduknya maka pola interaksi suatu wilayah terjadi dengan intensitas tinggi dan dengan didukung kedekatan jaraknya maka akan semakin sering terjadinya interaksi antar wilayah.
5. (B) Asosiasi dan rona
Melakukan identifikasi objek untuk membedakan hutan dan danau pada foto udara dapat dilakukan dengan menggunakan unsur interpretasi yaitu asosiasi dan rona. Berdasarkan unsur asosiasi makan hutan pada foto udara erat kaaitannya atau berasosiasi dengan pepohonan atau vegetasi sedangkan danau berasosiasi dengan tubuh air darat. Berdasarkan unsur rona maka kenampakan hutan memiliki rona yang relative lebih cerah dengan tektur kasar dibandingkan danau yang memiliki rona lebih gelap dengan tekstur halus.
9. (B) Tanah alluvial, andosol, dan podzol
Setiap jenis tanah memiliki karakteristik tersendiri yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jenis tanah yang tersebar di berbagai daerah sangat beragam. Sebagai contoh di daerah Pulau Jawa terdapat beberapa jenis tanah yang mendominasi, yaitu tanah alluvial, vulkanis, podzol dan andosol. Tanah alluvial merupakan tanah berumur muda yang terbentuk akibat endapan halus di muara sungai, sehingga banyak di jumpai di muara-muara sungan daerah Jawa. Tanah andosol yaitu tanah yang terbentuk karena pengaruh proses vulkanisme, warna tanah biasanya cenderung gelap, tanah podzol adalah jenis tanah yang terbentuk akibat suhu rendah dengan curah hujan tinggi.
14. (A) Curah hujan dan tekanan udara
Kegiatan penerbangan akan mengalami gangguan klimatologis apabila dipengaruhi oleh kondisi curah hujan dan tekanan udara. Curah hujan yang terlalu ekstrem akan menggangu penerbangan. Pada musim hujan maka akan banyak awan di atmosfer. Keberadaan awan akan memberi goncangan pada pesawat terbang. Terlebih dengan akan sering terjadi hujan yang terjadi di bandara akan membuat landasan pacu menjadi licin dan mengurangi jarak penglihatan mendatar. Tekanan udara yang tidak stabil juga bisa memicu terjadinya turbulensi pada pesawat terbang.
15. (E) Ketersediaan SDM dan jaringan infrastruktur yang memadai
Suatu wilayah akan mengalami kesuksesan sebagai pusat pertumbuhan apabila tersedia SDM yang berkualitas dan jaringan onfrastruktur yang memadai. SDM yang berkualitas akan mampu meningkatkan kualitas produksi dan jasa pada suatu wilayah, sedangkan jaringan infrastruktur juga memiliki peran penting yaitu untuk memperlancar arus pengirriman barang dan jasa kepada wilayah disekitarnya.