Anda di halaman 1dari 2

DASAR TEORI

Aluminium merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua
jenis garam, salah satunya Al(SO 4)2. Aluminium kalium juga sering dikenal dengan
aluminium yang mempunyai rumus formula K 2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan
jenis alum yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal octahedral atau kubis ketika
kalium bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kalium bersifat Kristal ini
dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia dan sebagian garam yang terhidrasi larut dalam air.
Alum kalium memiliki titik leleh 900 °C. Umumnya Na +, Fe+. Aluminium sulfat biasanya
dihasilkan dari reaksi antara aluminium hidroksida dan asam sulfat. Produk yang dihasilkan
berupa padatan terhidrat dari larutan. (Keenan, 1993)
Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat
isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda
tergantung pada jenis logam dan suhu. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat
dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satu yang sering digunakan adalah Al 2(SO 4)3.
Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran
pada proses penjernihan air. Tawas sering sebagai penjernih air, kekeruhan dalam air dapat
dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Prinsip
penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan pencemar dalam
bentuk koloid. Tawas sebagai koagulan di dalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai
koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam
bentuk koloid maupun suspensi. (Petunjuk Praktikum Anorganik)
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik kualitatif
melibatkan pembentukan endapan, salah satunya pembuatan tawas. Endapan adalah zat
yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan.endapan mungkin
berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan
penyaringan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. (Shevla,1985)
Misalnya Al2O3.H2O dan Al2O3.3H2O. Senyawa oksida di reaksikan dengan asam sulfat
menghasilkan aluminium sulfat pekat panas.
Al2O3+ H2O4→Al2(SO4)3+ 3H2O
Senyawa ini mengkristal dari larutan sebagai Al2(SO4)3.18H2O. Larutan berair yang
mengandung jumlah molar yang sama dari Al 2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai
kalium aluminium sulfat (KAl(SO 4)2.12H2O). garam ini yang dikenal dengan patas alum atau
tawas, termasuk dalam golongan, termasuk dalam golongansenyawa dengan nama alum atau
tawas. (Sugiyarto, 2004)
Tawas merupakan pengawasan garam kompleks yaitu yang mempunyai rumusan kimia
K2SO4Al2(SO4)3 dan Na2SO4 (SO4)3. 24H2O. Bahan galian ini banyak kegunaannya yaitu
sebgai bahan untuk membershikan air, bahan cat, bahan penyamak kulit,
bahanpersenyawaan kimia, sumber natrium dan kalium pada bahan-bahan antiseptic,
pengawet minuman dan obat-obatan. Persenyawaaan kedua zat ini membutuhkan media-
media atau medium berasal dari kata lain “medium” yang berarti tengah atau antara. (Cotton,
1989)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan tawas, diantaranya
konsentrasi basa dari pelarut kalium hidroksida (KOH), proses pendinginan, konsentrasi asam
dari pereaksi asam sulfat (H2SO4) dan pengeringan. Konsentrasi basa akan mempengaruhi
jumlah aluminium yang diambil dari bahan baku. Sedangkan proses pendinginan akan
mempengaruhi bentuk kristal yang akan terbentuk. Konsentrasi asam yang akan mempengaruhi
banyaknya aluminium akan terendap. Proses pengeringan akan mempengaruhi tingkat
kekeringan dari tawas. (Irfan, 2014)

DAPUS
Cotton, Wilkinson Dan. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
Irfan Purnawan dan Riski Budi Ramadhani, “Pengaruh Konsentrasi KOH padaPembuatan Tawas
dari Kaleng Aluminium Bekas”, Jurnal TeknologiISSN: 2085-1669. vol. 6 no. 2 (2014).
Keenan, D. 1993. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Shevla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT.Kalman Media Pusaka.
Sugiyarto, K. 2004. Kimia Anorganik. Yogyakarta: JICA.
Tim Dosen Kimia. 2021. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik Lanjut. Semarang: UIN Walisongo
Press

Anda mungkin juga menyukai