NPM : 0118101256
Kelas : D
Ringkasan Modul ke 1
Penyelidikan ilmiah metode inferensi hipotetis melibatkan dua aspek yang berbeda-
proses membangun kerangka kerja konseptual dan hipotesis untuk pengujian dan desain,
termasuk perencanaan penelitian aktual, pemrosesan aspek-aspek tertentu seperti lokasi
penelitian, pemilihan sampel, dan pengumpulan dan analisis data.
Cara Ilmiah
Rasional : kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris : cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga
orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis : proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan
langkahlangkah tertentu yang bersifat logis.
Data
Valid : menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. CTH : dalam masyarakat
tertentu jumlah penduduk 100 maka data yang dihasilkan peneliti harus 100 juga.
Reliabel : berkenaan derajat konsistensi/ keajegan data dalam interval waktu tertentu.
CTH: data awal 100 maka besok juga harus 100.
Objektif : berkenaan dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak
orang).
Penemuan : Berarti data, tindakan dan produk yg diperoleh dari penelitian ini adalah
betul-betul baru dan sebelumnya belum pernah ada.
Pembuktian : Berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya
keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
Pengembangan : Berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan, tindakan dan
produk yang telah ada.
Metode secara harfiah berarti cara, proses atau jalur untuk mencapai suatu tujuan
Tentu. Metode penelitian mengacu pada pengetahuan yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan kebenaran. Sebagaimana dijelaskan dalam (Sekaran & Bougie, 2013), metode
penelitian. Ini adalah metode sistematis untuk memecahkan masalah penelitian. Penelitian
adalah Survei dilakukan, dikelola, sistematis, berbasis data, kritis, objektif dan Pecahkan
masalah spesifik secara ilmiah, dengan tujuan menemukan jawaban Atau solusi. (Kumar,
2008, hlm. 5) juga menyampaikan pandangan yang sama. Ini adalah metode untuk
memecahkan masalah penelitian secara sistematis.
Proses penelitian merupakan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.
Secara umum proses penelitian kuantitatif dimulai dengan penelitian pendahuluan untuk
menemukan masalah, kemudian pada tahap ini menemukan teori untuk menjawab pertanyaan
untuk menghasilkan hipotesis, yang akan dibuktikan dengan fakta melalui survei,
eksperimen, evaluasi, dan metode lainnya. Pada saat yang sama, penelitian kualitatif
dibandingkan dengan orang asing yang menonton pertunjukan wayang kulit. Artinya,
penelitian kualitatif dapat dimulai tanpa menemukan masalah atau tujuan yang jelas, tetapi
penelitian lapangan dapat dilakukan secara langsung. Melalui observasi, pendengaran,
perasaan dan observasi, maka akan difokuskan pada bagian penelitian dan observasi yang
paling menarik. Hasil akhir dari penelitian kualitatif tidak hanya menghasilkan data atau
informasi, tetapi juga membantu memecahkan masalah dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Proses penelitian kuantitatif dapat dilihat pada gambar berikut (Sugiyono, 2014:53):
RUMUSAN MASALAH
Setiap studi kuantitatif dimulai dengan masalah atau potensi masalah, dan masalah
tersebut harus ditunjukkan dengan jelas melalui data yang valid. Namun tidak semua
pertanyaan dapat dipelajari, pertanyaan yang dapat dikaji adalah yang memiliki teori sebagai
acuan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Bryman (2007), pertanyaan penelitian
adalah pernyataan tentang bidang yang menjadi perhatian, kondisi yang harus diperbaiki,
kesulitan untuk dihilangkan, atau literatur ilmiah teoritis atau praktis yang menunjuk pada
hal-hal berikut ini Masalahnya: memahami makna dan kebutuhan penyelidikan .
Dalam beberapa disiplin ilmu sosial, pertanyaan penelitian biasanya disajikan dalam
bentuk satu atau lebih pertanyaan. Masalah diartikan sebagai perbedaan (gap) antara harapan
dan kenyataan, masalah bisa juga berasal dari keluhan, dan masalah bisa berasal dari adanya
persaingan.
3. Rumusan masalah asosiatif Masalah akan dirumuskan atas dasar teori yang
menyatakan terdapat hubungan atau pengaruh antar satu variable dengan variable
yang lainnya.
1. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata
lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat
dilakukan.
2. Sebagai pedoman, penentu arah atau focus dari suatu penelitian. Rumusan
masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah
setelah penelitian sampai di lapangan.
3. Sebagai penentu jenis data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan karena
dengan merumuskan masalah peneliti akan mengetahui dan paham data yang
bagaimana yang relevan dan data yang tidak relevan.
4. Dengan rumusan masalah akan memudahkan peneliti untuk menentukan siapa
yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.