Anda di halaman 1dari 2

SAINS

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, dan bukan
hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Menurut Medawar (1984) Sains(dari istilah Inggris Science) berasal dari kata: sienz, cience,
syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians.

Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi, tidak semua
ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang dapat diuji (hasil
dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan secara bersistem
dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga
pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sains adalah: “Ilmu yang teratur (sistematik) yang
dapat diuji atau buktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata
(Misal:fisika, kimia, biologi)”.

Di pandangan Aristoteles (384 SM – 322 SM), bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan


yang dapat diindra dan dapat merangsang budi. Menurut Descrates ilmu pengetahuan adalah
serba budi, oleh Bacon dan David Home (1711-1776) diartikan sebagai  pengalaman indra
dan batin. Menurut Immanuel Kant (1724  -1804) pengetahuan merupakan persatuan antara
budi dan pengalaman. Namun tidak semua ilmu itu boleh dikatakan sains. Yang dimaksud
sains adalah “Ilmu yang dapat diuji ( hasil pengamatan yang sesungguhnya ) kebenarannya
dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran
dan kenyataan secara semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh di
percayai, melalui eksperimen secara teori”.

  Untuk mencapai suatu pengalaman yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang bersifat
ilmiah. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi empat hal

1. Tidak ada sifat yang bersifat pamrih, sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang
objektif.
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapinya
supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap
hipotesis yang ada.
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun
terhadap alat indra dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah
mencapai kepastian, namun terbuka untuk dibuktikan kembali.

 Ilmu pengetahuan itu sendiri mencakup ilmu pengetahuan alam, pengetahuan sosial dan
kemanusiaan, dan sebagai apa yang disebut generik meliputi usaha penelitian dasar dan
terapan serta pengembangannya. Penelitian dasar bertujuan untuk menambah pengetahuan
ilmiah. Penelitian pengembangan diartikan sebagai pembangunan sistematis dari pengetahuan
yang diperoleh penelitian untuk keperluan penciptaan bahan-bahan, perencanaan sistematis,
metode atau proses yang berguna, tetapi tidak mencakup produksi atau enggineering-nya.
Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang diartikan
sebagai salah satu cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan pernyataan atau fakta-
fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang melandasi
peradaban dunia modern. Sains merupakan satu proses untuk mencari dan menemui sesuatu
kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat makhluk, untuk
menerangkan hukum-hukum alam.

Proses mencari kebenaran secara mencari jawaban kepada persoalan-persoalan secara


sistematik yang dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan perkembangan
teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia. Sains sangat penting
untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi.

Note: link untuk daftar isi


http://sirambe.blogspot.com/2011/04/bahan-makalah-isbd-hubungan-manuasia.html?m=1
https://masarifbijaksana.wordpress.com/2016/09/10/makalah-manusia-sains-dan-teknologi/

Anda mungkin juga menyukai