PROPOSAL TESIS
Halaman
ii
SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................................... 18
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
OPTIMASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI
(AHP)
1. LATAR BELAKANG
Nasional, dengan luas area persawahan secara keseluruhan sekitar 140 ribu Ha.
Indramayu semakin meluas, berdasarkan data yang tercatat di Dinas Pertanian pada
24 Juli 2019, Lahan Pertanian yang mengalami gagal atau puso sudah mencapai
memiliki dua sumber daya air, yakni Waduk Jatilihur dan Waduk Jatigede, namun
karena letak geografis Indramayu yang berada diujung kedua bendungan tersebut
membuat aliran air tidak dapat di manfaatkan secara optimal. Adapun beberapa
diantaranya dengan merubah cara pemberian air, jadwal tanam, perubahan pola
penelitian dengan teknik AHP tersebut antara lain banyak dikembangkan untuk
perlindungan lahan irigasi, dan efisiensi irigasi. Adanya beberapa alternatif dalam
pengoptimalan air irigasi menuntut suatu pilihan alternatif mana yang menjadi
variabel penting sebagai batasan. Optimasi penggunaan air irigasi sendiri bertujuan
untuk mencari alternatif penggunaan dan pemberian air irigasi yg optimal pada
kekurangan air, yang diakibatkan adanya fluktuatif debit yang cukup besar antara
musim hujan dan musim kemarau. Kekurangan air ini menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman dan jika terjadi dalam periode yang cukup lama bisa
penggunaan air di lapangan adalah petani, untuk itu disusun kuesioner dengan
dalam struktur hirarki AHP karena responden dari kajian ini merupakan petani,
2
maka bentuk pertanyaan yang dibuat harus disederhanakan dahulu ke dalam bahasa
yang mudah dimengerti untuk itu dalam kajian ini, skala penilaian tingkat
lagi menjadi dengan model tingkat kepentingan yang sama dan nantinya di konversi
dilakukan dengan cara menyebar kuesioner ke sejumlah para petani pemakai air
jumlah sampel minimal jumlah responden dari seluruh anggota P3A dengan
menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan dan Engkos, 2008.
mencari alternatif yang paling optimal pada daerah irigasi, alternatif tersebut antara
lain perubahan jadwal tanam, perubahan pola tanam, perubahan indeks pertanaman,
kepada beberapa responden yang terdiri dari para petani pemakai air (P3A) dari
beberapa desa, dari hasil penelilitian yang mengacu pada hasil analisis
menggunakan teknik AHP tersebut, alternatif penggunaan air irigasi yang paling
optimal adalah dengan perubahan jadwal tanam. (Mahdalena Yuliya H dkk, 2014).
3
Process (AHP) Untuk Penentuan Strategi Pengembangan Subak, Tujuan penelitian
Pada penelitian ini, penentuan alternatif strategi yang sesuai dilakukan secara
Hierarchy Process (AHP) Penilaian ini diperoleh hasil bahwa pengembangan subak
2. TUJUAN PENELITIAN
Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Indramayu Dengan Teknik Analytical Hierarchy
4
3. BATASAN MASALAH
4. TINJAUAN PUSTAKA
dari sumbernya guna keperluan pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara
teratur dan setelah digunakan dapat dibuang kembali. (Mawardi dan Memed, 2006).
Berkaitan dengan sistem irigasi, masalah pokok yang sering muncul adalah
semaksimal mungkin. Salah satu cara untuk mengefisienkan penggunaaan air pada
seperti perubahan pada pola tanam, perubahan jadwal tanam, perubahan indeks
Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air
disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air
5
tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan
mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang
4.2 IRIGASI
ialah usaha untuk penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian.
Menurut PP No. 22 / 1998 irigasi juga termasuk dalam pengertian drainase yaitu
mengatur air terlebih dari media tumbuh tanaman atau petak agar tidak
untuk mengubah aliran air dari sumbernya menurut ruang dan waktu serta
Pemberian air irigasi harus sesuai dengan fungsinya, yaitu digunakan untuk
mengairi tanaman (peraturan pemerintah No.23 pasal 4 dan 7 tahun 1982 tentang
irigasi). Pemberian air irigasi diberikan secara tepat dan efisien sesuai dengan
jumlah dan waktu yang diperlukan oleh tanaman agar memperoleh hasil pertanian
yang optimal.
Metode pemberian air irigasi bagi tanaman dapat dilakukan dengan 5 cara
6
besar atau kecil (furrow), menggunakan air di bawah permukaan tanah melalui sub
pemberian air irigasi yang lazim di Indonesia untuk tanaman padi dengan
penggenangan (flooding), dibagi dua macam yaitu pemberian air non rotasi,dengan
pengaliran terus menerus (continous flow) dan pemberian air secara rotasi, dimana
4.4 OPTIMASI
di bawah keadaan yang diberikan. Tujuan akhir dari semua aktivitas tersebut adalah
diinginkan karena usaha yang diperlukan atau manfaat yang diinginkan dapat
minimum atau maksimum dari sebuah fungsi. Optimasi dapat diartikan sebagai
mengoptimalkan sumber daya air yang ada untuk memenuhi kebutuhan air irigasi.
Debit air yang mengalir di sungai tidaklah sama setiap waktu, adakalanya debit
tersebut sangat kecil dan adakalanya debit sungai tersebut sangat besar yang dapat
7
mengakibatkan banjir di daerah hilir. Sehingga dalam pemanfaatannya harus
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
yang dapat dikatakan sama sehingga dapat digeneralisasikan hasil penelitian yang
batasan dalam pengambilan sampling dengan metode kuisioner ini mengacu pada
rumus Toro Yamane atau slovin (Riduwan dan Kuncoro 2008) yaitu dengan
N
n
N d2 1
Dimana :
N = Jumlah populasi
8
4.6 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
keputusan klasik yang sangat baik untuk diterapkan ke dalam sebuah sistem
dari derajat kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Metode ini sangat berguna
untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur
AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan
yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria - kriteria, sub
Dalam hirarki, level 1 (puncak) disebut : tujuan hirarki, karenanya level ini harus
hanya terdiri atas 1 elemen. Level 2 disebut "Kriteria Utama" yang akan digunakan
dalam menilai tujuan pada level 1. Level 3 disebut "subkriteria". Kecuali level 1,
semua level dapat terdiri atas lebih dari satu elemen. Level paling akhir merupakan
9
elemen dari suatu objek masalah yang dibahas dalam suatu studi perencanaan atau
dirangking.
Kriteria A1 A2 … An
A1 w1/w1 w1/w2 … w1/wn
A2 w2/w1 … … …
… … … … …
An wn/w1 wn/w2 … wn/w1
Gambar 1. Model Matematis AHP
Sumber Thomas L. Saaty, 1994
Dimana :
10
Nilai-nilai pada setiap baris pada matrik merupakan perbandingan antara
faktor-faktornya dengan masing-masing faktor itu sendiri, dan menjumlahkan nilai
total dari suatu kolom pada matrik tersebut. Untuk menilai perbandingan tingkat
kepentingan elemen, Saaty (1994) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9. Nilai
dan definisi dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel 1
berikut:
Tabel 1. Skala Penilaian Tingkat Kepentingan Pasangan Faktor
Sumber Thomas L. Saaty, 1994
4. Membagi nilai (bobot) tiap perbandingan dengan jumlah total tiap kolom.
5. Menjumlahkan nilai total dari suatu baris pada matrik dan menormalisasi
totalnya.
11
6. Uji Konsistensi
2. Membagi baris pada Matrik [NxP] dengan baris pada Matrik [P]
max - n
CI
n -1
Dimana :
CI = Consistency Index
max = eigenvalue
n = Orde Matriks
CI
CR
RI
Dimana :
CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
Syarat : CR < 0.1, untuk model AHP dapat ditetapkan bahwa CR ≤ 0,1
maka judgement yang telah diberikan dianggap cukup konsisten. Sedangkan untuk
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
R.I 0 0 0.52 0.89 1.11 1.25 1.35 1.4 1.45 1.49 1.51 1.54 1.56 1.57 1.58
12
Gambar 2. Model Analytical hierarchy process (AHP)
5. METODE PENELITIAN
Penelitian di lakukan pada daerah irigasi indramayu dengan luas area
persawahan secara keseluruhan sekitar 140 ribu Ha sawah mempunyai pola tanam
eksisting padi – padi - palawija. jenis data yang digunakan berupa data primer.
Jenis data tersebut juga pernah di gunakan dalam penelitian “Analisis Penggunaan
13
Tujuan Optimalisasi Penggunaan
Air Irigasi
Petani
14
Berikut merupakan diagram alir penelitian Optimasi Penggunaan Air
Irigasi Pada Daerah Irigasi Indramayu dengan Teknik Analytical Hierarchy Process
(AHP).
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Optimasi
Hasil Tidak
Optimasi
Optimum
Ya
Kesimpulan dan Saran
Selesai
15
5.1 IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah di lakukan untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitan dengan dengan topik penelitian, masalah penelitian secara umum bisa
mengenai Optimasi Penggunaan Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Indramayu Dengan
dapat dari hasil survey, Survey dilakukan dengan cara menyebar kuesioner ke
sejumlah para petani pemakai air (P3A) di beberapa desa yang berada di Daerah
Irigasi Indramayu.
dapat di lakukan yang mengacu pada hasil analisis menggunakan teknik AHP.
data primer atau sampling di beberapa Desa yang berada dalam wilayah daerah
irigasi dengan cara menyebar kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah
para petani pemakai air (P3A). Bentuk pertanyaan disederhanakan dahulu ke dalam
bahasa yang mudah dimengerti oleh petani dimana skala penilaian tingkat
lagi dengan model tingkat kepentingan yang sama dan nantinya di konversi ke
16
tingkat kepentingan model AHP. Diagram alur jalannya metode AHP dapat dilihat
Mulai
CR = 0,1
Ya
Bobot Kriteria
Selesai
17
5. SISTEMATIKA PENULISAN
sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, tujuan penelitian, Batasan
Bab ini berisi uraian tentang landasan teori yang berkaitan dengan
Bab ini berisi uraian tentang data yang diperoleh selama penelitian
berlangsung serta pembahasan dan analisis dari data yang telah diperoleh.
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
18
DAFTAR PUSTAKA
Tanam pada Daerah Irigasi Kanjiro Kab. Luwu Utara ”.Jurnal Teknik Hidro 2(3) :
245-255.
Yayan Apriyana. Budi Kartiwa. 2019. “Water Resource Analysis For Rice
Watershed, Lampung And Colo Watershed Central Jawa”. Jurnal Sumber Daya Air
of irrigation and planting pattern to guarantee seed quality, maximize yield, and
save water in hybrid maize seed production”. European Journal of Agronomy 113
(2020) 125970.
Saaty, T.L. 2008. Decision Making with the Analytic Hierarchy Process.
19
Dewi, E.Y. 2008 “Pengelolaan Kebutuhan Air (Demand Management)
untuk Meningkatkan Efisiensi Irigasi D.I. Way Jepara Propinsi Lampung”, Thesis
Penentuan Strategi Pengembangan Subak” Agritech, Vol. 31, No. 2, Mei 2011
20