1. Latar belakang
Berdasarkan data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun
2018 penduduk Indonesia melakukan pengobatan menggunakan
ramuan jadi obat tradisional sebanyak (48%) untuk pengobatan
menggunakan obat tradisional ramuan sendiri (31,8%) dan
memanfaatkan YANKESTRAD (Pelayanan Kesehatan Tradisional)
sebanyak (31,4%) (Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan
Pengembangan, 2018)
Menurut Siaran Pers yang dilakukan oleh BPOM pada 11 Desember
2017 publicwarning tentang obat tradisional mengandung bahan kimia
obat, menyatakan bahwa selama periode Desember 2016 sampai
November 2017, BPOM RI menemukan 39 obat tradisional
mengandung BKO (BPOM RI, 2017). Dan pada tahun 2018 BPOM
kembali mengeluaran public warning di dapat 7 obat tradisonal yang
mengandung BKO. BKO yang teridentifikasi dalam produk obat
tradisional tersebut didominasi oleh fenilbutazon, parasetamol,
sildenafil dan turunannya yang beresesiko dapat menimbulkan efek
kehilangan penglihatan dan pendengaran, stroke, serangan jantung,
hingga kematian (BPOM, 2018b).
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
dinyatakan setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab
termasuk dalam pengobatan tradisional (Kemenkes RI, 2009).
Di dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun
1999 pada Pasal 4 ayat 3 menjelaskan Hak atas informasi yang benar,
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa
(Kemenkes RI, 1999).
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan yakni Kecamatan
Senapelan Kota Pekanbaru masih banyak konsumen yang tidak
mendapatkan hak-haknya, seperti tidak adanya pemberian informasi
yang jelas baik mengenai teknik pengobatan atau komposisi dari obat-
obatan yang diberikan dimana melanggar hak konsumen yang diatur
dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 4 Ayat 3
(Fitryan, 2015).
Menurut Instruksi Presiden No.3 tahun (2017) pasal 10 yaitu
mengembangkan sistem pengawasan obat dan makanan. BPOM
menghadirkan aplikasi yang berfungsi untuk melakukan pengecekan
pemastian produk aman dengan menjalankan CEK KLIK yaitu Cek
Kemasan, Label, Izin edar dan Kadaluwarsa pada aplikasi BPOM
mobile
2. Rumusan masalah
banyaknya masyarakat menggunakan obat tradisional dan masih banyak obat
tradisional yang mengandung BKO beredar di masyarakat.BPOM
mengeluarkan aplikasi CEK KLIK , bagaimana gambaran pengetahuan
masyarakat tentang Aplikasi CEK KLIK di Dusun I Desa Sialang Indah
Kampar
3. Tujuan penelitian
4. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
Kampar.
5. Manfaat penelitian
6. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada gambaran pengetahuan
masyarakat tentang penggunaan obat tradisional dengan aplikasi CEK KLIK BPOM
di Dusun I Sialang Indah Desa Kubang Jaya Kampar, meliputi definisi aplikasi CEK
KLIK BPOM, tujuan penggunaan aplikasi CEK KLIK BPOM, cara menggunakan
aplikasi CEK KLIK BPOM, dan manfaat aplikasi CEK KLIK BPOM, yang dinilai
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2021 di Dusun I
8. Rancangan penelitian
online .
9. Instrument penelitian
pengetahuan masyarakat tentang aplikasi CEK KLIK BPOM pada obat tradisional di
Dusun I Sialang Indah Desa Kubang Jaya Kampar berupa surat permohonan menjadi
10.populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Kubang Jaya Kabupaten
10. Sampel
Jadi jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100
1. Kriteria inklusi
dengan baik
2. Kriteria eksklusi
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Alur Penelitian
Pembuatan kuesioner
Analisis Data
20 Responden
Penyusunan kuesioner
Analisis Data
11.