Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Disusun Oleh:

CUT SARAH NAZILA


P07125219007
REGULER A (TINGKAT 2)

Dosen Pembimbing:

IBU INTAN LIANA, SKM, MPH.,

POLTEKNIK KESEHATAN ACEH

DIV KEPERAWATAN GIGI

2021

1
Masalah-Masalah yang Berhubungan dengan Kebutuhan Nutrisi

A. Kekurangan Nutrisi (Malnutrisi)


Malnutrisi adalah pemasukan yang tidak memadai dari satu atau lebih jenis makanan
yang dibutuhkan bagi metabolisme tubuh, misalnya pemasukan protein, zat besi atau
vitamin C yang tidak memadai ( nurachmah, 2001 ; kozier 1983)
Malnutrisi dibedakan atas defisiensi primer dan sekunder. Defisiensi primer terjadi
ketika bahan-bahan nutrisi yang esensial seperti protein, karbohidrat, lemak dan
vitamin. Sedangkan defisiensi sekunder terjadi karena ketidakmampuan tubuh
mencerna dan menyerap makanan, gangguan metabolisme atau karena peningkatan
kebutuhan nutrisi.
Penyakit-penyakit defisiensi gizi dibgi atas :
1. Penyakit Defisiensi Kurang Kalori Protein ( KKP) atau Protein Energy
Malnutrition ( PEM)
a. Penggolongan KKP
1) Kwashiorkor
Merupakan penyakin KKP dengan kekurangan protein sebagai penyebab
dominan.
Gejala klinisnya ditandai dengan oedeme, kulit keriput, rambut yang
kusam dan kemerahan, hepatomegali, anoreksia, dan kelesuan.
2) Marasmus
Merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang ekstrem.
Gejala klinisnya meliputi atropi otot, kelemahan dan oedema.
3) Marasmikwashiorkor
Merupakan kombinasi defisiensi kalori dan protein pada berbagai variasi.
Selain itu penggololongan KKP juga dapat dibagi atas :
1) KKP primer yang di sebabbkan oleh konsumsi yang kurang (penyebab
langsung)
2) KKP sekunder yang disebabkan oleh hambatan utilisasi (penggunaan) zat-
zat gizi karena berbagai hal misalnya penyakit infeksi dab infestasi cacing.
b. Upaya penanganan kurang energi dan protein adalah :
1) Memulihkan keadaan gizi dengan cara mengobati penyakit penyerta dan
memenuhi kebutuhan gizinya

2
2) Mencegah kekambuhan. Mempertahankan taraf gizi yang sudah dicapai
dan bila mungkin ditingkatkan.

2. Penyakit defisiensi Vitamin A


Gambaran defisiensi vitamin A yang menyangkut kondisi mata disebut
Xerophthalmia, yang dapat berakibat gangguan penglihatan permanen bahkan
sampai menjadi buta.
a. Penggolongan Defisiensi vitamin A
1) Defisiensi vitamin A primer
Disebabkan kekurangan konsumsi vitamin A. Biasanya disebabkan
kebiasaan makan yang salah, tidak suka sayur dan buah dan juga daya beli
yang rendah.
2) Defisiensi sekunder
Disebabkan karena absorbsi dan utilitasnya yang terhambat. Hambatan
absorbsi vitamin A terjadi karena hidangan rata-rata rakyat indonesia
mengandung rendah lemak dan protein yang diperlukan dalam
metabolisme vitamin A.
b. Usaha penanggulangan kekurangan vitamin A
Usaha yang paling tepat untuk meningkatkan taraf gizi vitamin A adalah
dengan meningkatkan konsumsi makanan secara keseluruhan sehingga
diperoleh vitamin A dan zat gizi lain yang diperlukan seperti protein dan
lemak. Untuk mengatasi kegawatan xerophthalmia diberikan kpsul vitamin a
dosis tinggi. Cara lain adalah fortifikasi terhadap bahan makanan seperti gula
dan penyedap makanan dengan vitamin A.

3. Penyakit defisiensi yodium


Salah satu manifestasi gambaran penyakit kekurangan yodium yang menonjol
ialah pembesaran kelenjar gondok ( struma simplex). Defisiensi yodium terjadi
karena kekurangan hormon thyroxin, yang dihasilkan oleh kelenjar thydroid.
Selain itu defisiensi yodium juga dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan
fisik dan mental (cretinism).
a. Hubungan defisiensi yodium dengan gondok endemik
Yodium merupakan komponen struktural dari hormon thyroxin yang
dihasilkan kelenjar gondok. Defisiensi yodium menyebabkan pembentukan

3
hormon thyroxin terhambat, maka kelenjar thyroid berusaha mengadakan
kompensasi dengan menambah jumlah jaringan kelenjar, sehingga terjadi
hipertrophi kelenjar godok ( struma simplex).
b. Pengaruh hormon thyroxin
1) Menggiatkan proses metabolisme secara umum dan menyeluruh
2) Meninggkatkan fungsi jantung dan saluran darah.
3) Meningkatkan proses pencernaan
4) Meningkatkan kekuatan otot
c. Upaya penanggulangan dan pencegahan gondok endemik
Cara yang dilakukan di Indonesia adalah dengan penyuntikan lipiodol sebagai usaha
jangka penedek. Usaha jangka panjang adalah melalui distribusi garam beryodium.
4. Anemia defisiensi zat besi
Sejumlah jenis zat besi memegang peranan dalam pembentukan darah merah
(hemopoiesis).
a. Pengaruh defisiensi Fe, terutama melalui kondisi gangguan fungsi
hemoglobin. Merupakan alat transportasi O2 yang diperlukan pada banyak
reaksi metabolik tubuh. Gambaran klinik memperlihatkan kondisi anemia,
muka terlihat pucat juga selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku.

Adapun faktor yang mempengaruhi kekurangan nutrisi :


1. Ekonomi
Umumnya masyarakat dengan ekonomi lemah sering mengalami kekurangan
nutrisi atau mal nutrisi, khususnya protein karena harganya mahal.
2. Pendidikan
Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi dan manfaat nutrisi memberikan
kontribusi terhadap terjadinya malnutrisi.
3. Status sosial
Individu cenderung mengkonsumsi makanan sama dengan masyarakat
sekitarnya atau berdasarkan status sosial.
4. Anatomi fisiologi
Adanya kelainan atau gangguan pada saluran GI akan mengganggu proses
penyerapan dan pencernaan makanan.
5. Psikologis
Anoreksia dan berat badan rendah sering ditemukan pada pasien dengan depresi.

4
B. Kelebihan nutrisi
1. Penyakit Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang
sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding
aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam
bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka
akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
2. Penyakit kelebihan nutrisi
Kozier (2010) mengatakan bahwa kelebihan nutrisi adalah asupan kalori yang
melebihi kebutuhan energi harian, menghasilkan penyimpanan energi dalam
bentuk adiposa. Karena jumlah lemak yang disimpan meningkat individu
menjadi kelebihan berat badan atau gemuk. Seseorang dikatakan kelebihan berat
badan jika IMT antara 23-30 kg/m 2 dan gemuk jika IMT 30 kg/m2 ( National
Heart, Lung and Blood Institute, 1998). Obesitas di artikan sebagai peningkatan
berat badan di atas 20% dari batas normal ( Nurachmah, 2001 ; Brownel,1984).
Kelebihan berat tubuh meningkatkan tekanan pada organ tubuh dan
menyebabkan seseorang mengalami masalah kesehatan kronis seperti hipertensi
dan diabetes melitus.

Anda mungkin juga menyukai