Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MOOC

MODUL WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI – NILAI KEBANGSAAN


BAB II
WAWASAN KEBANGSAAN

1. Menurut anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga


menjadi bagian kompetensi ASN ?
2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia !
3. Menurut anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam mewujudkan profesionalitas ASN ?

Jawaban
1. Aparatur Sipil Negara merupakan instrumen penting dalam meningkatkan
pemahaman wawasan kebangsaan khususnya terkait ideologi Pancasila. Menurutnya
selain menjadi mesin utama dalam jalannya pemerintahan, abdi negara ini pun
memiliki jumlah yang cukup banyak sehingga memiliki dampak yang besar terhadap
terjaganya nilai-nilai bernegara. Oleh karena itu pihaknya terus berupaya dalam
membina ASN dan menyadari pentingnya peran aparatur negara dalam menjaga
kerukunan dan persatuan bangsa. Dirinya berharap ke depan ada satu rumusan
tentang konsolidasi ideologi bagi ASN, karena di daerahnya tersebut dipungkiri ada
kasus intoleransi. "Dalam pelatihan ASN, harus ada materi pelatihannya (wawasan
ideologi). Lalu kita masuk ke kurikulum lokal, nanti dikolaborasikan," ungkapnya. Ia
juga mengaku Jawa Barat memiliki penduduk paling banyak dan heterogenitas yang
tinggi, namun ia menolak jika warganya tidak cakap dalam menghargai perbedaan.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk menyamakan persepsi dalam
memandang setiap persoalan menyangkut kasus intoleransi. "Kita harus samakan
dulu persepsinya," ujarnya. Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman
mengatakan, pasca reformasi masyarakat tidak pernah lagi mendapat pemahaman-
pemahaman tentang Pancasila sebagai ideologi negara. "Harus diakui, sejak
reformasi, soal-soal kenegaraan kita abai. Soal Pancasila dan lain-lain. Sudah 20
tahun, tak pernah ada lagi negara hadir dalam konsolidasi ideologi ke masyarakat,"
katanya. Hal ini, berdampak terhadap munculnya kasus-kasus yang tidak
mencerminkan sikap saling menghormati perbedaan terutama saat kontestasi politik
berlangsung. "Kita bisa melihat saat kontestasi politik praktis, semua muncul.
Medium menggunakan perbedaan sangat rawan," imbuhnya. Bedi mengimbau agar
negara harus bergerak cepat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat
tentang nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Salah satunya ASN sebagai ring pertama.
Menurutnya, ASN merupakan warga yang berkarir dan mendapat peran strategis
dalam keberlangsungan negara. Sebab, menurut dia ASN bisa masuk ke dalam sistem
negara seperti pendidikan, keuangan, dan sektor lainnya.

2. Pergerakan nasional merupakan istilah yang digunakan pada fase sejarah Indonesia
dalam mencapai kemerdekaan. Pergerakan nasional terjadi dalam kurun waktu 1908-
1945. Dalam buku Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia (2015) karya Ahmadin,
1908 dijadikan sebagai awal pergerakan nasional karena pada masa tersebut
perjuangan yang dilakukan rakyat masuk dalam kategori bervisi nasional. Pergerakan
yang dilakukan untuk menentang kaum penjajah sebelum tahun ini, masih bersifat
kedaerahan. Kemudian di 1908 lahir organisasi modern dengan cita-cita nasional.
Istilah pergerakan nasional juga digunakan untuk melukiskan proses perjuangan
bangsa Indonesia dalam fase mempertahankan kemerdekaan. Pergerakan masa ini
untuk membendung hasrat kaum koloni yang ingin kembali merebut kekuasaan
Indonesia. Dalam buku Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan
Kemerdekaan (2004) karya Sudiyo, pergerakan nasional adalah menunjukkan sifat
yang lebih aktif dan penuh menanggung risiko dalam perjuangan. Baca juga: Istana
Merdeka: Sejarah dan Tempat Kediaman Resmi Presiden Munculnya Pergerakan
Nasional Pergerakan nasional menjadi wujud protes atas penindasan kaum kolonial
kepada rakyat di Indonesia selama bertahun-tahun. Penyebab terjadinya pergerakan
nasional dibedakan dalam dua kelompok, yaitu: Faktor internal (dalam negeri)
Beberapa faktor penyebab timbulnya pergerakan nasional yang bersumber dari
dalam negeri antara lain: Adanya tekanan dan penderitaan yang berkelanjutan.
Rakyat Indonesia harus melawan penjajah. Adanya rasa senasib yang hidup dalam
cengkraman penjajah dan timbul semangat bersatu membentuk negara. Adanya rasa
kedasaran nasional dan harga diri, menyebabkan kehendak untuk memiliki tanah air
serta hak menentukan nasib sendiri. Faktor eksternal (luar negeri) Beberapa faktor
eksternal juga mendorong proses timbulnya pergerakan nasional, di antaranya:
Masuknya paham liberalisme dan human rights Diterapkannya pendidikan sistem
barat dalam pelaksanaan Politis Etis pada 1902. Sehingga menimbulkan wawasan
luas bagi pelajar Indonesia. Kemenangan jepang terhadap Rusia tahun 1905, yang
membangkitkan rasa percaya diri bagi rakyat Asia-Afrika dan bangkit melawan
penjajah. Gerakan Turki Muda pada 1896-1918 yang bertujuan menanamkan dan
mengembangkan nasionalisme Turki. Gerakan Pan-Islamisme yang ditumbuhkan
oleh Djamaluddin al-Afgani yang mematahkan dan melenyapkan imperialisme barat.
Pergerakan nasional di Asia, seperti gerakan Nasionalisme di India, Tiongkok, dan
Philipina. Baca juga: Demokrasi: Pengertian, Sejarah Singkat dan Jenis Organisasi
pada pergerakan nasional di Indonesia Dalam buku Sejarah Pergerakan Nasional
Indonesia (2012) karya SJ Rutgers, terdapat beberapa organisasi yang ada selama
pergerakan nasional, di antaranya: Budi Utomo Oragnisasi yang diawali dr. Wahidin
Soedirohoesodo yang berkeliling Jawa untuk melakukan sosialisasi pentingnya
pendidikan. Selain itu, terdapat dana pendidikan untuk yang kurang mampu. Dana
tersebut disebut dengan Studie Fond. Pada 1907, Wahidin bertemu denghan
Soetomo, mahasiswa STOVIA dan membentuk organisasi Budi Utomo pada 20 Mei
1908. Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang didirikan oleh bangsa
Indonesia dan beranggotakan mahasiswa STOVIA. Berdirinya organisasi merupakan
awal kebangkitan nasional atau pergerakan nasional. Sehingga ditetapkan sebagai
hari Kebangkitan Nasional. Sarekat Islam Organsiasi tersebut berawal dari Sarekat
Dagang Islam (SDI) yang didirikan Haji Samanhudi di Solo pada 1911. Organisasi
tersebut dibentuk untuk melindungi pengusaha lokal agar dapat bersaing dengan
pengusaha non lokal dalam dagang batik. Kemudian SDI dirubah menjadi Sarekat
Islam (SI) dan diketuai oleh HOS Tjokroaminoto pada 1912. SI kemudian menjadi
besar karena semua orang boleh bergabung dalam organisasi jika beragam Islam.
Namun pada 1921, SI terpecah menjadi dua kubu yaitu SI Putih dan SI Merah. SI Putih
berpusat di Yogyakarta dan SI Merah berpusat di Semarang. Baca juga: Biografi RA
Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan Indische Partij Didirkan di Bandung pada 25
Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yaitu Dr EFE Douwes Dekker (Danudirja
Setiabudi), RM Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), serta dr Tjipto
Mangoenkoesoemo. Indische Partij bertujuan untuk mengembangkan rasa
nasionalisme, menciptakan persatuan antara orang Indonesia dan Bumiputera. Selain
itu juga mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Organisasi tersebut
mengkritik pemerintah kolonial Belanda. Kritikan ditulis oleh RM Suwardi yang
berjudul Als ik een Nederlander was (Seandainya aku seorang Belanda). Sehingga
pada 4 Mei 1913, organisasi tersebut dianggap partai terlarang dan ketiga tokoh
tersebut diasingkan ke Belanda. Perhimpunan Indonesia Organisasi yang didirkan
Belanda pada 1908 yang awalnya diberi nama Indische Vereeniging oleh Soetan
Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto. Kemudian 1925 dirubah namanya menjadi
Perhimpunan Indonesia. Istilah Indonesia digunakan untuk menunjukkan identitas
diri bangsa dan negara serta menggantikan kata Hindia Belanda. Baca juga: Biografi
Samanhudi, Pahlawan dan Pedagang Batik Tokoh yang tergabung adalah Mohammad
Hatta, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Perhimpunan Indonesia
berjuang dengan kekuatan sendiri dan tidak meminta kepada pemerintah kolonial
Belanda. Organisasi ini memiliki majalah dengan nama Hindia Poetra dan menjadi
Indonesia Merdeka. Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) Didirikan pada
9 Mei 1914 oleh Henk Sneevliet, anggota Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda dan
rekannya di Surabaya. Organisasi ini menganut paham Marxisme dan berganti nama
menjadi Partai Komunis Hindia pada 23 Mei 1920. Pada Desember 1920 berubah
nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI diketuai oleh Semaun. Pada
tanggal 13 November 1926, PKI melancarkan pemberontakan di Jawa dan Sumatera
yang kemudian dikalahkan oleh kolonial Belanda. Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI merupakan perkumpulan yang dibentuk Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927. PNI
bergerak dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Setelah Kongres tahun 1928 di
Surabaya, anggotanya semakin meningkat sehingga mengkhawatirkan pemerintah
kolonial. Akhirnya pada 29 Desember 1929 empat tokoh PNI, yaitu Soekarno, Gatot
Mangkoeprodjo, Maskoen, dan Soepriadinata ditangkap dan dihukum oleh
Pengadilan Bandung. Soekarno kemudian menyampaikan pembelaan dengan
Indonesia Menggugat.

3.
TUGAS BAB III
NILAI – NILAI BELA NEGARA

1. Menurut anda, apakah nilai-nilai dasar Bela Negara masih relevan saat ini ?
Jawab :
Masih, nilai – nilai bela negara masih akan selalu relevan seiring dengan
perkembangan zaman saat ini.

2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini
dan mengancam eksistensi NKRI ?
Jawab :
Kurangnya rasa kebersamaan serta rasa persatuan di kalangan masyarakat, ego
kelompok yang semakin meluas. Perlu adanya wawasan yang menjelaskan rasa
kebersamaan ini, mengingat indonesia negara yang majemuk. Dengan rasa
kebersamaan mampu menyatukan kemajemukan yang ada. Jangan sampai
kemajemukan ini menjadi jurang pemisah antara satu dengan yang lain.
Kemajemukan ini sudah disatukan dalam semboyan bhineka tunggal ika.
TUGAS BAB IV
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan negara


Indonesia ?
2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
konteks penyelenggaraan negara Indonesia ?
3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ?
4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 ?
5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia ?

Jawaban
1. Sebagai dasar negara, berarti pancasila digunakan untuk mengatur kehidupan
negara. Pancasila sebagai dasar negara dapat kita simpulkan dari pembukaan
UUD 1945 alenia 4 yang mengatakan "maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Selain
itu, dalam Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 sebagai pencabutan Ketetapan
MPR No. II/MPR/1978 tentang P-4 mengatakan bahwa Pancasila sebagaimana
dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah Dasar Negara NKRI yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita dan digunakan
untuk mengatur penyelenggaraan negara. Untuk menghindari terulangnya
berbagai tindakan penyimpangan dari Pancasila dan UUD 1945 maka Pancasila
digunakan sebagai asas (dasar) kenegaraan. Hal ini sebagaimana tercantum
dalam Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR No.
II/MPR/1978. Pancasila merupakan asas untuk berorganisasi dalam masyarakat
Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Sebagai pandangan hidup, yang dapat mempersatukan kita, serta memberi
petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam
masyarakat kita yang beraneka ragam.
Sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, berarti Pancasila memberi corak yang khas
bagi bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Nilai-nilai Pancasila mungkin saja dimiliki oleh bangsa-bangsa di dunia ini, tetapi
kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan
itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

2. Kedudukan UUD NRI Tahun 1945  adalah sebagai hukum yang paling tinggi dan
fundamental sifatnya, karena merupakan sumber legitimasi atau landasan
bentuk-bentuk peraturan perundang-undangan di bawahnya. Sehingga semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tidak boleh
bertentangan dan harus berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. UUD NRI Tahun 1945 ditetapkan pada sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut tidak hanya mengesahkan
UUD 1945, tetapi juga menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh.
Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia, serta membentuk Komite
Nasional Indonesia Pusat.
3. Alinea I : terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan
(kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan)
alinea II : mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur)
alinea III : memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan bahwa
kemerdekaan atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa)
alinea IV : memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945.
4. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia adalah sebagai
berikut :
Pertama : Menjadi dasar tertib hukum, karena Pembukaan UUD 1945
memberikan empat syarat adanya tertib hukum Indonesia. Kedua : Menjadi
ketentuan hukum tertinggi, sesuai dengan kedudukannya sebagai asas hukum
dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar tidak tertulis (Konvensi) serta
peraturan-peraturan hukum lainnya yang lebih rendah.
Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara Yang Fundamental
Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang fundamental
(Staaatsfundamentalnorm) yang menurut ilmu hukum tata negara memiliki
beberapa unsur mutlak antara lain :
a. Dari segi isinya, Pembukaan UUD 1945 memuat dasar-dasar pokok negara
sebagai berikut :
- Dasar tujuan negara (baik tujuan umum maupun tujuan khusus)
- Ketentuan diadakannya UUD Negara.
- Bentuk negara.
- Dasar filsafat negara (asas kerohanian negara)
b. Dalam hubungannya dengan pasal-pasal (batang tubuh) UUD 1945,
Pembukaan UUD 1945 mempunyai hakikat dan kedudukan sebagai berikut :
- Dalam hubungannya dengan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD
1945 mempunyai hakikat kedudukan yang terpisah dari batang tubuh
UUD 1945.
- Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan pada
hakikatnya mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada batang tubuh
UUD 1945.
- Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang fundamental
yang menentukan adanya UUD 1945 yang menguasai hukum dasar negara
baik yang tertulis maupun tidak tertulis, jadi merupakan sumber hukum
dasar negara.
- Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental
mengandung pokok-pokok pikiran yang harus dijabarkan dalam pasal-
pasal UUD 1945.
Para ahli hukum memang berbeda pendapat mengenai hakikat dan
kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam hubungannya dengan pasal-
pasal UUD 1945, walaupun pada akhirnya mereka tiba pada suatu
kesimpulan yang sejalan. Di satu pihak ada pendapat yang mengatakan
bahwa Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasalnya merupakan satu
kesatuan, sedangkan di pihak lain ada yang menyatakan bahwa keduanya
terpisah. Namun karena hakikat kedudukan Pembukaan UUD 1945
tersebut memiliki kedudukan fundamental bagi kelangsungan hidup
negara, kedua pendapat tersebut akhirnya tiba pada kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sebagai pokok kaidah negara yang mempunyai kedudukan yang tetap
dan tidak berubah serta melekat pada kelangsungan hidup negara
yang telah dibentuk.
2. Dalam jenjang hierarki tertib hukum, Pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental memiliki kedudukan tertinggi,
lebih tinggi daripada pasal-pasal UUD 1945, sehingga secara hukum
dapat dikatakan terpisah dari pasal-pasal UUD 1945.
Pengertian terpisah sebenarnya bukan berarti tidak memiliki
hubungan sama sekali tetapi antara Pembukaan UUD 1945 dan batang
tubuh UUD 1945 terdapat hubungan kausal organis, di mana UUD
harus menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, pengertian terpisah di sini
adalah keduanya mempunyai hakikat dan kedudukan sendiri-sendiri,
di mana Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan lebih tinggi
daripada pasal-pasal UUD 1945, bahkan yang tertinggi dalam tertib
hukum Indonesia.

5. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU
ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN.
a. Berdasarkan jenisnya,  pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas
yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu
pejabat karir tertinggi.
c. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat
penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering
terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga
perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi


dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan public
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakanyang di
buat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi
pada kepentingan public.
b. Pelayan publik 
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesa
tuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan
bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai