9 (2014)
Astrid Anitarahmi
astridanitarahmi90@gmail.com
Nur Handayani
ABSTRACT
PT ABC has not used tax consultant service in carrying out its previous tax liability to examine the
result of tax report, but in 2013 before PT ABC carried out annual tax return report, the company
hired tax consultant service to review all of the company’s tax reports to make it suitable with the
prevailing tax regulation. This research is held with the purpose to analyze how the implementation of
tax review and tax planning that has been carried out by the tax consultant of PT ABC to the whole
tax liabilities of the company particularly on the value-added tax (PPN) in which some differences in
the magnitude of the amount of value-added tax between the calculation that has been performed by
the employees of PT. ABC and tax consultant. Tax review that has been conducted is very useful to
minimize all of the risk that has been caused by the error in the calculation of its tax liabilities.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan
masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Nasional
tersebut, maka Pemerintah secara intensif melakukan berbagai macam kebijakan strategis
1
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
2
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
TINJAUAN TEORETIS
Perpajakan
Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri,
menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada
Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut (Soemitro, 2012) : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra
Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.
Sedangkan menurut (Waluyo, 2012) : “Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara
(yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung
dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
Mengacu pada pasal 1 Undang-Undang No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
Perpajakan terdapat peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perpajakan, antara lain:
(1) Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu; (2) Badan adalah suatu bentuk
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha
Milik Negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan,
3
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
perkumpulan, firma, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis lembaga, dana pensiun,
bentuk usaha tetap, serta bentuk usaha lainnya; (3) Masa pajak adalah jangka waktu satu
tahun takwim kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan; (4) Tahun pajak adalah jangka
waktu satu tahun takwin kecuali bila Wajib Pajak menggunaan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun takwin; (5) Bagian tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu satu tahun
pajak; (6) Pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa
pajak, dalam Tahun Pajak atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan; (7) Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang bertanggung jawab atas pembelajaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak
dan memenuhi kewajiban wajib pajak menurut ketentuan peraturan perundangundangan
perpajakan.
4
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
membayar pajak yang terutang, yang dinamakan Pajak Masukan; (3) Pada akhir masa pajak,
Pajak Masukan tersebut dikreditkan dengan Pajak Keluaran sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Dalam hal jumlah Pajak Keluaran lebih besar daripada jumlah Pajak Masukan,
maka kekurangannya dibayar ke Kas Negara selambat-lambatnya akhir bulan berikutnya
setelah berakhirnya masa pajak dan sebelum SPT masa PPN disampaikan.
Tax Planning
Tax Planning (Zain, 2008) adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak (WP)
untuk menyusun aktivitas keuangan guna mendapat pengeluaran (beban) pajak yang
minimal. secara teoritis, tax planning dikenal sebagai effective tax planning, yaitu seorang
wajib pajak berusaha mendapat penghematan pajak (tax saving) melalui prosedur
penghindaran pajak (tax avoidance) dan bukan penyelundupan pajak (tax evasion) yang
merupakan tindak pidana fiskal yang tidak akan di toleransi.
Tax planning merupakan upaya legal yang bisa dilakukan oleh wajib pajak. Tindakan
itu legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang
tidak diatur. Rencana meminimalkan pajak dapat ditempuh misalnya, mengambil ketentuan
yang sebesar-besarnya dari ketentuan mengenai pengecualian dan pemotongan atau
pengurangan yang diperkenankan. Pada umumnya tax planning adalah untuk
meminimumkan kewajiban pajak. Rencana meminimalkan pajak dapat ditempuh dengan
cara, mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dari ketentuan mengenai pengecualian
dan potongan atau pengurangan yang diperkenankan, hal ini dapat memanfaatkan
penghasilan yang dikecualikan sebagai obyek pajak sesuai dengan pasal 4 ayat 3.
Tax Planning selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau fenomena
terkena pajak. Kalau terkena pajak apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan atau
dikurangin jumlah pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran pajak yang dimaksud dapat
ditunda pembayaran dan lain sebagainya. Akhir dari prosedur perpajakan adalah
pembayaran pajak. Tentu lebih menguntungkan jika perusahaan membayar pajak pada saat
terakhir dari pada penyetoran dilakukan jauh sebelumnya.
Tax planning dibagi menjadi dua (Zain, 2008) : (1) Tax planning domestic nasional
(national tax planning) National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang
Domestik, pemilihan atas dilaksanakan atau tidak suatu transaksi dalam national tax
planning bergantung pada transaksi tersebut, artinya untuk menghindari/mengurangi pajak,
wajib pajak dapat memilih jenis transaksi apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan
hukum pajak yang ada, misalnya akan terkena tarif pajak khusus final atau tidak.
Tax Review
Pentingnya Pengendalian pajak untuk dilakukan untuk mengetahui apakah semua tax
planning telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pengendalian pajak dapat dilakukan
melalui penelaahan pajak (tax review) (Chairil, 2013). Tax Review merupakan pelayanan yang
bertujuan untuk menelaah dan meneliti tingkat kepatuhan wajib pajak secara umum dan
memberikan rekomendasi untuk meminimalkan pajak yang belum diketahui perusahaan.
Tax Review meliputi seluruh kewajiban perpajakan wajib pajak termasuk PPN . Tax Review
memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan
implementasi kewajiban dan procedural perpajakan dan kemudahan dilakukan perbaikan
dan penyesuaian dengan ketentuan peraturan perpajakan; (2) Hasil Tax Review dapat
digunakan sebagai bahan acuan dasar untuk menyusun SPT Tahunan PPh Badan; (3) Hasil
5
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Tax Review dapat dimanfaatkan sebagai upaya antisipasi apabila sewaktu-waktu dilakukan
tax planning.
Untuk menjaga agar tetap menjadi wajib pajak patuh maka perusahaan seharusnya
mempunyai program yang disebut Tax Review. (1) Review waktu penerbitan faktur pajak: (a)
Penerbitan faktur pajak perdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku; (b) Pembayaran
tidak lebih dari tanggal terakhir bulan berikutnya; (c) SPT masa PPN harus dimasukan pada
tanggal terakhir bulan berikutnya. (2) Periksa apakah PPN masukan atas pembelian
berhubungan dengan kegiatan usaha atau bisnis perusahaan dan telah di kreditkan dengan
PPN keluaran. (3) Review penyiapan SPT masa PPN. (4) Memastikan memiliki sistem filing
atau penyimpanan dokumen PPN yang cukup untuk dapat menghadapi tax planning dengan
baik. (5) Hasil ekualisasi harus dapat menjelaskan berkaitan dengan perbedaan anatara
penjualan yang dilaporkan pada SPT PPh badan dengan penjualan yang dilaporkan pada
SPT masa PPN.
Prosedur yang dilakukan dalam tax review PPN mencangkup langkah-langkah antara
lain sebagai berikut: (1) Melakukan kegiatan monitoring berupa penelitian data yang telah
dikirimkan oleh unit bisnis, yaitu SPT Masa PPN dan SPT Tahunan Badan, buku besar,
laporan keuangan, meliputi hal teknis pengisian dan penghitungannya, dari data buku
besar, dilakukan ekualisasi dengan SPT masa PPN; (2) Meminta bukti atau dokumen
pendukung untuk di cross cek terhadap objek PPN, seperti Invoice penjualan, Faktur Pajak
Masukan, Faktur Pajak Keluaran, Bukti kas, dan Debit Nota, Kontrak Jual Beli atau Service,
PO, Bukti penyerahan barang atau jasa, yang berkenaan dengan objek PPN; (3)
Merekonsiliasikan atau mengekualisasi data objek-objek pajak berupa pendapatan atau
omzet di buku besar dengan SPT Masa PPN. Bila ternyata pendapatan di buku besar, berarti
ada penyerahan jasa yang tidak dilaporkan di SPT masa PPN, dan sebaliknya apabila
ternyata pendapatan di buku besar lebih kecil berarti ada indikasi pendapatan yang belum
dicatat dalam pembukuan. Dalam melakukan minitoring terhadap pelaporan SPT masa PPN
apakah sudah sesuai dengan data pembukuan baik dari transaksi penjualan maupun
pembelian barang dan jasa.
METODA PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Yang
dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
(Bogdan dan Taylor, lihat Moleong 2004:4). Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik
masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti,
serta interaksinya dengan lingkungan (Indriantoro dan Supomo, 1999:26). Pemilihan studi
kasus dalam penelitian ini sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh Yin (2006:10), yaitu
studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila fokus penelitiannya terletak pada
fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara semi
berstruktur dan observasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
langsung atas data dan fakta-fakta yang terjadi pada objek penelitian yang meliputi keadaan
lapangan, kegiatan manusia, dan situasi sosial serta konteks kegiatan-kegiatan itu terjadi.
Perolehan data Sekunder dilakukan dengan studi dokumentasi, dimana peneliti
mengungkapkan, menjelaskan dan memberikan gambaran permasalahan mengenai
kesesuaian penerapan penghitungan, pencatatan, penyetoran, dan pelaporan Pajak
6
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Pertambahan Nilai pada perusahaan, apakah telah sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang
berlaku. Hasil studi yang dilakukan menunjukan bahwa penelitian Pajak Pertambahan Nilai
pada PT. ABC Surabaya telah sesuai dengan Peraturan dan Tata Cara Perpajakan yang
berlaku.
Mekanisme pembahasan dari penelitian ini menggunakan prosedur umum yang
berlaku, yaitu : (1) Menganalisis tax planning atas Pajak Pertambahan Nilai yang telah
ditetapkan selama tahun 2013; (2) Menganalisis laporan penjualan dan pembelian
perusahaan dan membandingkan dengan laporan keuangan Tahun sebelum review; (3)
Menganalisis kondisi bila dilakukan internal tax review pada pelaporan pajak perusahaan; (4)
Mencari penyebab timbulnya koreksi hasil pemeriksaan tersebut; (5) Mengidentifikasi
koreksi hasil tax planning Pajak Pertambahan Nilai; (6) Melakukan analisis kasus tax planning
Pertambahan Nilai yang dihadapi PT. ABC; (7) Menganalisis keuntungan dari tax review
yang telah dijalankan serta kerugian yang dapat dihindari; (8) Menganalisis tax planning
yang dibuat perusahaan untuk periode berikutnya setelah pelaksanaan tax review.
Adapun alur pembelian impor PT. ABC dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1
Flowchart Pembelian Impor PT. ABC
7
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Dari gambar flowchart di atas terlihat jelas bagaimana alur awal sistem puchase order
(PO) PT. ABC kepada rekanan yang berada di Singapura, yaitu menyiapkan semua
dokumen yang berkaitan dengan purchase order lalu di kirim melalui email ke bagian
penjualan pada rekanan di Singapura. Setelah dokumen dari PT. ABC diterima, maka
langkah selanjutnya akan dilakukan pengecekkan dokumen apakah sudah lengkap apa
belum, apabila sudah lengkap maka akan diverifikasi dan dipersiapkan barang-barang yang
dipesan tadi untuk segera dilakukan pengiriman ke PT. ABC di Indonesia, sedangkan
Invoice pembelian dikirim secara terpisah dalam waktu yang sama untuk keamanan
dokumen.
PT. ABC dalam dalam kegiatan impornya menggunakan jasa perusahaan ekspedisi
untuk membantu proses pengiriman barang. Perusahaan ekspedisi ini yang bertanggung
jawab dalam memproses dokumen barang impor mulai dari pemeriksaan dokumen dan
barang di bea cukai pelabuhan hingga sampai ke gudang PT. ABC.
8
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
pada waktu dilakukan pemeriksaan termasuk kriteria Pajak Masukan yang tidak dapat
dikreditkan (Pasal 9 (8) huruf I UU PPN).
Selama tahun 2013 diketahui terjadi pembelian yang cukup besar di awal tahun karena
perusahaan meantisipasi adanya kenaikan harga alat serta peningkatan permintaan
pembelian. Hanya saja hal itu mengakibatkan penumpukan pembelian yang dapat
mengingkatkan biaya penyimpanan dan menyebabkan PPN lebih bayar cukup besar.
Berikut ini jumlah pembelian dan penjualan menurut pencatatan PT. ABC selama
tahun 2013.
Tabel 1
Pembelian dan Penjualan PT. ABC Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam kurung waktu Januari sampai
Desember 2013 pembelian PT. ABC adalah sebesar Rp.2.180.774.164,- Sementara penjualan
sebesar Rp. 4.526.573.501,- Adapun jumlah pembelian dan penjualan PT. ABC tersebut juga
termasuk sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Selain itu nilai pembelian yang tampak
lebih kecil dibandingkan nilai penjualannya dikarenakan barang yang dijual lebih banyak
berasal dari stok di tahun sebelumnya, yaitu tahun 2012.
9
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Tabel 2
Perhitungan PPN PT. ABC Tahun 2013
Berdasarkan tabel 2 perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dilakukan oleh
karyawan PT. ABC di atas dapat dilihat bahwa selama periode Januari sampai dengan
10
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Desember 2013, perhitungan PPN PT. ABC lebih sering kurang bayar, karena pembelian
yang dilakukan oleh PT. ABC lebih kecil dibandingkan dengan penjualannya. Sementara
untuk perhitungan PPN yang lebih bayar hanya terjadi satu kali yaitu pada bulan September
2013.
PT. ABC dalam hal ini belum menggunakan jasa konsultan pajak untuk mereview
laporan perpajakan PT. ABC. Sehingga untuk membantu memaksimalkan tax planning,
manejemen kurang memahami dalam hal penerapan tax planning sehingga kurang adanya
pengelolaan yang baik.
Di awal tahun 2014 setelah PT. ABC melaporkan SPT tahun 2013, PT. ABC melakukan
kerjasama dengan konsultan pajak. Hal ini dilakukan karena PT. ABC ingin memperbaiki
sekaligus adanya pengontrol agar setiap kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh PT. ABC
telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Selain itu pemeriksaan yang
nantinya dilakukan oleh konsultan sebagai persiapan pelaporan pajak tahunan dan
mengantisipasi kerugian karena pelanggaran yang lebih besar.
Tax review ini dilakukan oleh konsultan pajak pada tahun 2014. Tax review Kegiatan
penelaah pajak yang dilaksanakan oleh perusahaan dapat meminimalisir jumlah pajak yang
belum ditunaikan dan sanksi perpajakan yang terlalu tinggi.
Tabel 3
Perhitungan Besarnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Setelah direview
Masa Pajak Pajak Masukan Pajak Keluaran PPN
11
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Tax review yang dilakukan oleh Konsultan Pajak PT. ABC bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat kesalahan implementasi kewajiban dan prosedural perpajakan dan
kemudahan dilakukan perbaikan dan penyesuaian dengan ketentuan peraturan perpajakan.
PT. ABC menghubungi konsultan pajak yang telah di percaya untuk membantu
masalah perpajakan, agar semua kewajiban perpajakan PT. ABC dapat berjalan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Langkah selanjutnya, konsultan PT. ABC akan memeriksa dan mereview kembali SPT
masa PPN yang telah dilaporkan oleh PT. ABC di tahun 2013. Setelah melakukan
pemeriksaan tersebut diperoleh hasil review yang berbeda dengan hasil laporan PT. ABC,
karena ada beberapa dokumen faktur pajak baik Faktur Pajak Masukan maupun Faktur
Pajak Keluaran yang salah dimasukan oleh PT. ABC.
Perbandingan Perhitungan Besarnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) oleh Karyawan PT.
ABC dengan Konsultan Pajak setelah Review
Bukti transaksi dan beberapa dokumen terkait yang telah diserahkan karyawan PT.
ABC kepada konsultan pajak selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan review.
Review perhitungan PPN yang dilakukan oleh konsultan pajak PT. ABC telah menghasilkan
jumlah pajak masukan maupun pajak keluaran berbeda dengan yang telah dilakukan oleh
karyawan PT. ABC. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal seperti adanya kesalahan dalam
memasukkan faktur pajak masukan yang seharusnya tidak dimasukkan ke e-SPT sehingga
membuat perbedaan pada jumlah pajak masukannya.
Sementara itu pada pajak keluaran ada beberapa penjualan kepada customer yang tidak
disertai dengan penerbitan faktur pajak, dimana sebagai Pengusaha Kena Pajak PT. ABC
seharusnya wajib menerbitkan faktur pajak pada setiap transaksi penjualannya.
Hasil review yang telah dilakukan oleh konsultan pajak PT. ABC, yaitu sebagai berikut :
(1) Bulan Februari 2013 pihak karyawan PT. ABC menghitung pajak masukan sebesar Rp
32.821.808,- penghitungan tersebut setelah di review oleh konsultan pajak masukan
seharusnya Rp 32.656.018,- mengakibatkan selisih perhitungan Rp 165.790,-; (2) Bulan Maret
2013 pihak karyawan PT. ABC menghitung pajak masukan sebesar Rp 33.423.288,-
penghitungan tersebut setelah di review oleh konsultan pajak masukan seharusnya Rp
33.215.710,- mengakibatkan selisih perhitungan Rp 207.578,-; (3) Bulan September 2013 pihak
karyawan PT. ABC menghitung pajak masukan sebesar Rp 84.199.559,- penghitungan
tersebut setelah di review oleh konsultan pajak masukan seharusnya Rp 84.074.099,-
mengakibatkan selisih perhitungan Rp 125.460,-; (4) Bulan Oktober 2013 pihak karyawan PT.
ABC menghitung pajak masukan sebesar Rp 890.557,- penghitungan tersebut setelah di
review oleh konsultan pajak masukan seharusnya Rp 701.861,- mengakibatkan selisih
perhitungan Rp 188.696,-; (5) Bulan November 2013 pihak karyawan PT. ABC menghitung
pajak masukan sebesar Rp 32.836.688,- penghitungan tersebut setelah di review oleh
konsultan pajak masukan seharusnya Rp 32.777.932,- mengakibatkan selisih perhitungan Rp
58.756,-.
Adapun semua selisih tersebut diakibatkan oleh adanya faktur pajak masukan
pengiriman yang selama ini dimasukkan oleh manajemen PT. ABC ke dalam e-SPT, karena
PT. ABC belum mengetahui adanya ketentuan perpajakan yang mengatur bahwa Pajak
masukan yang berkenaan dengan penyerahan jasa pengiriman barang tidak dapat
dikreditkan karena dalam nilai lain telah diperhitungkan pajak masukan atas perolehan
Barang kena Pajak dan jasa Kena Pajak dalam rangka usaha tersebut.
12
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
13
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah peneliti paparkan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa siklus pendapatan yang terdapat PT. ABC, Tax review yang dilakukan
oleh konsultan pajak terhadap perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT. ABC
bertujuan untuk membantu diminimalisir kesalahan dan kerugian dari perhitungan pajak
yang dilakukan oleh PT. ABC sebelum adanya pemeriksaan oleh Direktur Jendral Pajak.
Berdasarkan uraian dalam pembahasan permasalahan yang dikenakan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada pajak masukan PT. ABC terdapat perbedaan
perhitungan antara karyawan PT. ABC dan setelah adanya review dari konsultan pajak.
Selisih perbedaan tersebut terdapat di bulan Februari sebesar Rp 165.790,-. Bulan Maret
sebesar Rp 207.578,-. Bulan September selisih sebesar Rp. 125.460,-. Bulan Oktober sebesar
Rp 188.696,-, dan selisih pada bulan November sebesar Rp 58.756,-. Penyebab selisih tersebut
adalah adanya pajak yang seharusnya tidak dapat di kreditkan tetapi di masukkan ke e-SPT
atau di laporkan, hal ini dikarenakan karyawan PT. ABC kurang memahami tentang
peraturan pajak sehingga karyawan PT. ABC beranggapan bahwa semua faktur pajak
masukan dapat di kreditkan; (2) Pada perhitungan pajak keluaran, PT. ABC belum
sepenuhnya menerapkan kewajiban sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), dimana
seharusnya PT. ABC wajib untuk menerbitkan faktur pajak keluaran dalam setiap transaksi
penjualannya. Setelah dilakukan review oleh konsultan pajak baru diketahui bahwa dalam
transaksi penjualannya kepada customer yang bukan PKP, PT. ABC tidak menerbitkan
faktur pajak, sehingga mengakibatkan pajak keluaran lebih sedikit. Berdasarkan hasil review,
PT. ABC seharusnya tetap menerbitkan faktur pajak sederhana untuk transaksi penjualan
kepada customer yang bukan PKP; (3) Pelaksanaan Tax Review oleh konsultan pajak kepada
PT. ABC sangat bermanfaat dalam membantu meminimalisir beban pajak yang dibayar.
14
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Selain itu juga PT. ABC dapat melaksanakan kewajiban perpajkannya dengan benar dan
tertib sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Saran
Sebagai salah strategi tax planning yang efektif dalam manajemen perpajakan, tax
review (penelaahan pajak) akan menghasilkan tingkat kepatuhan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban perpajakan sehingga pengendalian ajak melalui penghindaran
kemungkinan terjadinya pengenaan sanksi perpajakan dapat dilakukan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan cash flow.
Penerapan tax review seerti pemahaman peraturan perpajakan dan penelaahan
transaksi berkaitan dengan pajak perlu dilakukan PT. ABC bahkan sejak berdirinya
perusahaan. Indentifikasi aspek perpajakan dalam suatu perusahaan dan kemampuan
manajemen bidang akuntansi dan pajak merupakan faktor penting dalam melakukan
penelaahan pajak.
Agar tax review di PT. ABC berjalan dengan baik, hal-hal yang berkaitan dengan
kewajiban PPN dan perlu diterapkan adalah sebagai berikut: (1) Pemahaman peraturan
perpajakan PPN yang terkait dengan operasional perusahaan, yaitu: Tatacara pembukuan
Faktur Pajak Standar dan Sederhana, Meneliti lebih dengan cermat Pajak Keluaran dan Pajak
Masukan, Administrasi dokumen yang berkaitan dengan isi pelaporan PPN, seperti invoice,
kuitansi dan bukti pendukung lainnya, Lebih memahami tatacara pengkreditan Pajak
Masukan, Lebih memahami pelaporan PPN melalui dokumen SPT PPN; (2)
Mengaplikasikan peraturan perpajakan khususnya PPN pada oerasional perusahaan, seperti
: Tenggang waktu pembuatan faktur pajak keluaran satu bulan setelah invoice untuk
mengurangi arus keluar dalam membayar Pajak keluar terutang, Memaksimalkan
pengkreditan pajak masukan dengan tenggang waktu 3 bulan yang diperkenankan pajak.
DAFTAR PUSTAKA
15
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
16