Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Tanggal 18 Januari 2021

Oleh:
Ninda Saputri, S. Kep.
NIM 2030913320011

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Tanggal 21 Januari 2021

Oleh:
Ninda Saputri, S. Kep.

Banjarbaru, Januari 2021


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Mutia Rahmah, S. Kep., Ns., M. Kep Erna Masliani, S.Kep., Ns


NIP. 19791118199903 2 001

2
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri sebagai suatu gangguan didalam melakukan
aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan, toileting).
Sedangkan perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia
untuk memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya
(Herdman,2012).

B. Etiologi

1. Faktor Predisposisi
a. Biologis, seringkali deficit perawatan diri disebabkan karena adanya
penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri dan adanya factor herediter yaitu adaa
nggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
b. Psikologis, yaitu berperan tidak kalah penting hal ini dikarenakan
keluarga terlalu melindungi dan memanjakan individu sehingga
perkembangan ini terganggu. Pasien gangguan jiwa mengalamai
deficit perawatan dir idikarenakan kemampuan realitas yang kurang
sehingga menyebabkan pasien tidak peduli terhadap diri dan
lingkungannyatermasuk perawatan diri dirinya.
c. Sosial. Kurangnya dukungan social dan situasi lingkungan
mengakibatkan penurunan kemampuan dalam perawatandiri.

3
2. Faktor Presipitasi
Penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah,
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri (Towsend, 1998).

. Tanda dan Gejala


Dapat dinilai dari pernyataan pasien tentang kebersihan diri, berdandandan
berpakaian, makan dan minum, BAB dan BAK dan didukung dengan data
hasil observasi sebagai berikut (Hanrahan, 2011):
1. Data subjektif
Pasien mengatakan tentang :
 Malas mandi
 Tidak mau menyisir rambut
 Tidak mau menggosok gigi
 Tidak mau memotong kuku
 Tidak mau berhias/ berdandan
 Tidak bisa / tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan diri
 Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
 BAB dan BAK sembarangan
 Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB
dan BAK
 Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
2. Data objektif
 Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang,
 Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandi dan tidak
mandi dengan benar
 Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, serta tidak
mampu berdandan pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih,
mengambil, memakai, mengencangkan dan memindahkan pakaian,
tidak memakai sepatu, tidak mengkancingkan baju atau celana.

4
 Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian, mis
memakai pakaian berlapis-lapis, penggunaan pakaian yang tidak
sesuai. Melepas barang-barang yang perlu dalam berpakaian, mis
telajang.
 Makan dan minum sembarangan serta berceceran, tidak
menggunakan alat makan, tidak mampu (menyiapkan makanan,
memindahkan makanan kealat makan (dari panic kepiring atau
mangkok, tidak mampu menggunakan sendok dan tidak mengetahui
fungsi alat-alat makan), memegang alat makan, membawa makanan
dari piring kemulut, mengunyah, menelan makanan secara aman dan
menghabiskan makanaan).
 BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
setelah BAB dan BAK, tidak mampu ( menjaga kebersihan toilet dan
menyiram toilet setelah BAB atau BAK)

D. Jenis-Jenis
Menurut Herdman (2015) jenis perawatan diri terdiri dari:
1) Defisit perawatan diri : Mandi; Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan mandi/beraktifitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: Berpakaian; Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri.
3) Defisit perawatan diri: Makan; Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas sendiri.
4) Defisit perawatan diri: Eliminasi; Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan eliminasi sendiri.

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Tanda dan gejala deficit perawatan diri yang dapat ditemukan dengan
wawancara,melalui pertanyaan sebagai berikut (Nurhalimah, 2016):
a. Coba ceritakan kebiasaan/ cara pasien dalam membersihkan diri?

5
b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut,
menggosok gigi dan,menggunting kuku?
c. Bagaimana pendapat pasisen tentang penampilan dirinya? Apakah
pasien puas dengan penampilan sehari-hari pasien?
d. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut ,berdAndan, bercukur
(untuk laki-laki)secara teratur?
e. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan
kegiatan yang akan dilakukan
f. Coba ceritakan bagaimana kebiasaaan pasien mandi sehari-hari ?
peralatan mandi apa saja yang digunakan pasien ?
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minumpasien ?
h. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan
fungsinya ?
i. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketika selesai BAB atau
BAK ?
j. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK
setelah BAB dan BAK?
k. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara perawatan
diri yang benar

2. PohonMasalah

Kebersihan diri tidak adekuat (Akibat)

Defisit Perawatan Diri (Masalah)

Isolasi Sosial (Penyebab)

3. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

6
b. Isolasi Sosial
c. Defisit Perawatan Diri

4. Rencana Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan)


Sp untuk pasien Sp untuk Keluarga
Strategi Pelaksanaan 1 Strategi Pelaksanaan1
1. Identifikasi masalah perawatan diri, berdandan, makan 1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
dan minum serta BAB/ BAK merawat pasien
2. Jelaskanpentingnya kebersihan diri 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri terjadinyaDefisit Perawatan Diri. (gunakan booklet)
4. Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti 3. Jelaskan cara merawat pasien dengan Defisit Perawatan
pakaian, sikat gigi, cuci rambut, dan potong kuku. Diri
5. Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan mandi, 4. Latih dua cara merawat : kebrsihan diri dan berdandan
sikat gigi, (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
minggu) potong kuku (satu kali per minggu). pujian.
Strategi Pelaksanaan 2 Strategi Pelaksanaan 2
1. Evaluasikegiatan kebersihan diri. Beri pujian. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan kebersihan diri. Beri pujian.
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias 2. Latih dua (yang lain) cara merawat : makan dan minum,
muka untuk wanita, sisiran, cukuran untuk pria BAB dan BAK
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
berdandan. pujian.

Strategi Pelaksanaan 3 Strategi Pelaksanaan 3


1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam meraeat / melatih pasien
pujian. kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat makan minum 2. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri dan berdandan,
3. Latih cara makan dan minum yang baik makan dan minum pasien
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
diri, berdandan, makan dan minum yang baik. pujian

7
Strategi Pelaksanaan 4 Strategi Pelaksanaan 4
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
minum . Beri pujian kebersihan diri, berdandan, makan dan minum. Beri pujian
2. Jelaskan cara eliminiasi / toileting yang baik 2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK pasien.
3. Latih eliminasi dan toileting yang baik 3. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda kambuh dan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan rujukan.
diri, berdandan, makan dan minum serta BAK & BAB 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
pujian
Strategi Pelaksanaan 5 Strategi Pelaksanaan5
1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri : kebersihan diri, 1. Evaluasi kegiatan keluarga merawat / melatih pasien dalam
berdandan, makan dan minum, BAB dan BAK. Beri perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan da
pujian minum dan BAB dan BAK, beri pujian
2. Latih kegiatan harian 2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ /
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik PKM

8
DAFTAR PUSTAKA

Depkes.2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa. Kaplan Sadoch. 1998.


SinopsisPsikiatri. Edisi 7.Jakarta : EGC

Hanrahan, N. P., Rolin-Kenny, D., Roman, J., Kumar, A., Aiken, L., &
Blank, M. (2011).Promoting Self-Care Management among Persons
with Serious Mental Illness and HIV. Home health care
management & practice, 23(6), 421–
427.https://doi.org/10.1177/1084822311405457

Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses


Definition andClassification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis


KeperawatanDefinisi & Klasifikasi2015-2017 Edisi 10. Jakarta:
EGC.

Nurhalimah, 2016.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Pusdik Kementrian


Kesehatan RI.

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada


Perawatan Psikiatri.Edisi 3. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai