INTISARI
Tujuan dari perancangan alat bantu pengelasan dengan Jig ini adalah untuk
mempermudah mahasiswa dalam melakukan proses pengelasan dasar, sehingga dapat
mempraktekkan secara langsung proses pengelasan pada dunia kerja nanti. Selain itu
perancangan alat bantu pengelasan ini juga bertujuan untuk menguji kompetensi mahasiswa,
dengan cara melakukan uji kompetensi pengelasan sehingga dapat menaikan kinerja dari para
mahasiswa .
Konsep perancangan alat bantu pengelasan dengan Jig ini adalah menggabungkan
konsep kerja dari beberapa alat bantu yang sudah terlebih dahulu ada, kemudian digabungkan
dalam satu alat bantu yang mampu mempermudah kinerja dari juru las. Meja yang digunakan
untuk pengelasan biasanya menggunakan plat lembaran dengan diberi kaki-kaki disetiap
sisinya, sehingga perancangan alat bantu ini kami buat dengan memodifikasi beberapa
komponen dari meja las dengan memasukan media Jig sebagai pemegang benda kerja
yang akan di las.
Dari hasil perancangan alat bantu pengelasan dengan Jig ini di dapat hasil yaitu
material yang digunakan untuk Jig adalah baja plat dengan dimensi ukuran tebal 20mm,
panjang 350mm, lebar 200mm, material untuk rangka adalah menggunakan baja jenis
Hollow dengan dimensi ukuran 30mm x 30mm x 2m, material bata ta han api (fire brick)
membutuhkan 14 buah bata tahan api dengan dimensi tinggi 50mm x 200mm x 100mm
dengan berat satu buah 3,5 kg.
Kata kunci : alat bantu pengelasan,Jig,meja las
24 Gusti Jallu Ismoyoaji, dkk, Rancang Bangun Alat Bantu Untuk Pengelasan Siku, T dan
Sejajar untuk Praktikum Teknik Pengelasan
sambungan-sambungan dari reparasi yang sehingga pekerjaan pemesinan yang
kurang penting. Tapi setelah melalui diperlukan bisa dilakukan. Fixture harus
pengalaman dan praktek yang banyak dan dipasang tetap ke meja mesin dimana benda
waktu yang lama, maka kerja diletakkan. Jig dan Fixture ini keduanya
sekarang penggunaan proses pengelasan mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu
dan penggunaan konstruksi-konsturksi las memegang benda kerja. Tetapi Jig dapat
merupakan hal yang umum disemua negara mengarahkan alat potong ketika
di dunia, terwujudnya standar-standar teknik pengoperasian sedang berjalan, sedangkan
pengelasan akan membantu memperluas Fixture dibuat lebih kuat dan lebih berat dari
ruang lingkup pemakaian sambungan las dan Jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih
memperbesar ukuran bangunan konstruksi tinggi.
yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang
dicapai sampai saat sekarang, teknologi las a. Prinsip Jig dan Fixture
memegang peranan yang sangat penting menyatakan bahwa sebuah benda
dalam masyarakat industri modern. kerja terdiri dari beberapa permukaan
Zeiroedin,S 1982 Baja ST 37 banyak bidang (surface). Pada penggunaan
digunakan untuk kontruksi umum karena sebuah fixture, proses penempatan
mempunyai sifat mampu las dan kepekaan (locating) adalah proses penempatan
terhadap retak las. Baja ST 37 adalah baja beberapa permukaan benda kerja hingga
yang mempunyai Kekuatan tarik antara 37 bersentuhan dengan lokator-lokator yang
kg/mm2 sampai 45 kg/mm2, dengan kemudian dilanjutkan dengan proses
regangan 20%, dan bagian campuran utama pencekaman (clamping) benda kerja
selain Fe adalah (C=0,12%, Si = 0,10 %, Mn sehingga benda kerja stabil selama
= 0,50 %, S = 0,05 %, P = 0,04 %, Al = 0,02 proses pemesinan. Permukaan benda
%, Cu = 0,10%). kerja yang bersentuhan dengan lokator
tersebut disebut dengan locating surface.
1. JIG dan FIXTURE Pada sebuah benda terdapat 6 derajat
Jig dan Fixture adalah piranti kebebasan (degree of freedom)
pemegang benda kerja produksi yang pergerakan, yaitu pergerakan linear
digunakan dalam rangka membuat searah atau berlawanan arah dengan
penggandaan komponen secara akurat dan sumbu X,Y dan Z, serta pergerakan rotasi
presisi. Hubungan dan kelurusan yang benar terhadap sumbu X,Y dan Z searah atau
antara alat potong atau alat bantu lainnya, berlawanan dengan jarum jam.
Untuk melakukan ini maka dipakailah jig atau
fixture yang didesain untuk memegang,
menyangga dan memposisikan setiap bagian
sehingga proses pengelasan, pengeboran,
pemesinan dilakukan sesuai dengan batas
spesifikasi.
Jig didefinisikan sebagai piranti atau
peralatan khusus yang memegang,
menyangga atau ditempatkan pada
komponen yang akan dikerjakan. Alat ini
adalah alat bantu produksi yang dibuat
sehingga Jig tidak hanya menempatkan dan Gambar. 1 Derajat Kebebasan
memegang benda kerja, akan tetapi juga
mengarahkan alat potong ketika Prinsip ini menyatakan bahwa pada
pengoperasian sedang berjalan. Jig masing-masing titik kontak dipasang lokator
biasanya dilengkapi dengan bushing baja yang akan menahan pergerakan benda kerja.
keras untuk mengarahkan mata gurdi atau berdasarkan prinsip kinematik, diperlukan
mata bor (drill) atau perkakas potong lainnya. titik kontak dengan benda kerja agar derajat
Pada dasarnya, Jig yang kecil tidak dibaut kebebasan terbatasi secara penuh. Ke enam
atau dipasang pada meja tempa gurdi (drill titik kontak atau titik lokator tersebut
press table). Namun untuk diameter tertentu diletakkan pada 3 bidang yang saling tegak
penggurdian diatas 0,25 inchi, Jig biasanya lurus, yaitu:
perlu dipasangkan dengan kencang pada 1. Tiga lokator diletakkan pada bidang
meja. dasar (bidang X-Y), sehingga
Sedangkan, Fixture adalah peralatan membatasi derajat kebebasan rotasi
produksi yang menempatkan, memegang terhadap sumbu X dan Y. Bidang ini
dan menyangga benda kerja secara kuat disebut sebagai bidang lokator utama
Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2016, Hal. 24-31 25
(primary locating surface).
2. Dua lokator diletakkan pada bidang
tegak lurus bidang lokator primer yaitu
bidang X-Z, sehingga membatasi derajat
kebebasan linear sumbu Y dan derajat
kebebasan rotasi terhadap sumbu Z.
bidang ini disebut sebagai bidang
lokator sekunder ( seconder locating
surface).
3. Satu lokator diletakkan pada bidang
yang tegak lurus pada bidang lokator gambar. 2 Baja Hollow
primer dan bidang lokator sekunder.
Yaitu bidang Y-Z, sehingga membatasi b. Baja Plat
derajat kebebasan linear sumbu X. Baja Plat adalah baja lembaran yang
mempunyai dimensi ukuran tebal x panjang x
METODE PERANCANGAN lebar. Spesifikasi standar material ini sangat
Dalam perancangan alat bantu beragam dari mulai JIS G3131 SPHC , JIS
pengelasan T, siku dan sejajar (V) dengan G3101 SS400 dan ASTM A36 ketiga
bantuan Jig kami memilih atau menggunakan Spesifikasi standart tersebut yang paling
bahan (komponen) sebagai berikut: dominan dipasaran. Baik dari produk lokal
a. Baja Hollow Krakatau Steel (KS) maupun import
Baja Hollow merupakan baja berbentuk ketebalan yang tersedia dari mulai 1,2 mm
kotak yang dibuat dengan menggunakan sampai dengan 20 mm. Pada alat bantu yang
bahan dari baja galvanis, stainless. Kini baja kami buat ini, kami menggunakan baja plat
hollow banyak digunakan sebagai rangka dengan ukuran 20 mm x 300 mm x 150 mm
konstruksi bangunan, terutama dalam yang digunakan untuk JIG pada alat bantu
konstruksi aksesoris seperti pagar, pintu pengelasan.
gerbang dan juga rangka kanopi, baja hollow
juga dapat digunakan untuk support pada
pemasangan plafon.
Baja hollow mempunyai banyak
keunggulan, diantaranya seperti proses
pemasangannya yang cepat dan yang paling
penting adalah harganya yang terjangkau.
Selain itu dalam segi pemasangannya atau
pengaplikasiannya tidak terlalu sulit karena
cukup mudah dan cepat sehingga cost/ biaya Gambar. 3 Baja Plat
kerja bisa berkurang. Dalam perancangan
alat ini kami memilih menggunakan bahan c. Kaca Rayben hitam
rangka yang terbuat dari baja hollow dengan Kaca rayban adalah suatu kaca yang
dimensi ukuran 30 mm x 30 mm x 2 mm, gelap dan tembus pandang di satu sisinya.
baja hollow terbuat dari bahan material baja Kaca rayban ini sangat cocok digunakan
konstruksi ST 37 yang memiliki standart SNI pada helm kaca mata pengelasan karena
07-6764-2002 dan JIS SS400 sehingga sifat kaca rayban yang gelap disatu sisinya.
dapat dihitung analisa kekuatan rangka, Manfaat penggunaan kaca ini digunakan
tegangan tarik pada rangka, dan momen untuk menutup sisi depan dan samping meja
inersia yang terjadi sepanjang sambungan 1 las, yang berfungsi agar mahasiswa selain
– 2. Baja hollow digunakan pada pembuatan operator las dapat melihat secara langsung
alat bantu pengelasan ini karena untuk proses las dari samping atau depan meja las.
menghasilkan rangka yang kokoh untuk Kaca yang digunakan memiliki tebal 5 mm.
membantu proses pengelasan yang aman
untuk menghasilkan hasil lasan yang baik.
26 Gusti Jallu Ismoyoaji, dkk, Rancang Bangun Alat Bantu Untuk Pengelasan Siku, T dan
Sejajar untuk Praktikum Teknik Pengelasan
d. Bata tahan api (fire brick) f. Baut dan Mur Klem Pencekam
Secara umum Batu tahan api digunakan Baut dan Mur biasanya digunakan untuk
sebagai peredam panas sekaligus meratakan menyatukan beberapa komponen mesin,
panas pada furnace. Bata tahan api diletakan pemilihan baut dan mur karena dalam
pada laci yang telah ditentukan di alas jig penyambungannya relatif lebih mudah dan
dengan jumlah yang disesuaikan dengan tidak merusak dari komponen yang
ukuran meja las. Bata tahan api dipilih agar disambung ataupun baut dan mur sendiri.
percikan las yang dihasilkan dari proses Dalam alat ini baut dan mur yang digunakan
pengelasan dapat menempel pada bata adalah jenis baut hexagon dengan spesifikasi
tahan api sehingga mempermudah dalam standar M10 x 1,5 (Metris), dengan standar
proses pembersihan alat setelah digunakan, ISO 261/68/262/R724.
juga melindungi alat agar lebih awet atau
tahan lama.
Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2016, Hal. 24-31 27
tadi diberi sedikit tambahan agar mudah
menerapkan metode dari jig & fixture.
Rangka berfungsi sebagai pemersatu
elemen-elemen pada posisi masing-masing
sehingga membentuk sebuah komponen
utuh. Dengan adanya rangka, maka jig &
fixture secara keseluruhan dapat lebih
mudah dihubungkan dengan
1. Proses Assembling
Proses assembling (perakitan)
adalah sebuah proses penggabungan dari
komponen-komponen yang telah dibuat
sehingga akan menjadi satu struktur tunggal.
Pada proses pembuatan tahapan yang
terpenting adalah perakitan sehingga meja
las dengan jig dapat digunakan dengan baik.
Pemasangan komponen-komponen menjadi
satu bagian yang utuh memerlukan peralatan
yang mendukung. Pada perakitan jig
pengelasan maka langkah pertama adalah
menempatkan jig di atas meja las pada posisi
centre untuk mendapatkan momentum pada
saat proses pengelasan.
Gambar 9 alat bantu pengelasan
1. Proses Pembuatan Alat
2. Proses Finishing
a. Perencanaan
Pada proses pembuatan alat bantu
Perencanan ini adalah sebuah proses
pengelasan agar memperoleh tampilan yang
awal sebelum pelaksanaan selanjutnya
baik dilakukan proses akhir atau lebih dikenal
dalam suatu pembuatan alat, Perencanaan
dengan proses finishing. Hal ini dilakukan
ini merupakan proses dimana penentuan
agar alat bantu pengelasan ini memiliki
ukuran komponen dan jenis komponen yang
performance yang baik dan layak digunakan.
akan digunakan pada pengerjaan alat, lalu
Finishing biasanya dilakukan dengan
menghitung kekuatan komponen, mencari
beberapa tahap, yaitu :
ukuran yang aman untuk digunakan,
a. Tahapan pertama yang dilakukan
kemudian menggambar alat dengan ukuran
dalam proses finishing alat bantu
yang sudah dihitung agar proses pembuatan
pengelasan adalah menggerinda
alat selanjutnya lebih mudah walaupun ada
bagian-bagian proses penyambungan.
beberapa perubahan saat pembuatan alat di
Hal ini dilakukan agar memperoleh
lapangan.
permukaan yang halus dan rata.
b. Tahapan berikutnya adalah menutup
b. Persiapan
bagian-bagian yang kurang dengan
Melakukan persiapan dalam
dempul kemudian diamplas untuk
pelaksanaan awal untuk pembuatan alat
memperoleh permukaan yang rata dan
seperti mempersiapkan bahan dan alat yang
halus.
akan dikerjakan terlebih dahulu agar proses
c. Tahapan terakhir yang dilakukan
pengerjaaan berjalan secara struktural,
adalah mengecat dengan sistem
sistematis dan tidak acak-acakan, melakukan
semprot. Dengan sistem semprot ini
pemilihan bahan yang akan digunakan dan
diharapkan mampu memberikan hasil
komponen-komponen yang diperlukan dan
pengecatan yang rata dan baik.
yang cocok dengan cara kerja dari alat yang
akan dibuat.
3. Perhitungan pengelasan
Perhitungan pengelasan ini dianalisa
c. Proses pembuatan rangka meja
karena, pada alat jig dan fixture yang telah
Umumnya pada bengkel pengelasan
dirancang adalah untuk proses pengelasan.
sering ditempatkan sebuah meja yang
Dalam analisa perhitungan pengelasan, perlu
berfungsi untuk menempatkan benda kerja
diperhatikan dalam proses pemilihan
yang akan dilas, namun biasanya hanya
elektroda. Elektroda yang dipakai dalam
berbentuk plat yang diberi kaki sebagai
pengelasan busur nyala logam terlindung /
penyangga. Oleh karena itu pada
Shielded Metal Arc Welding (SMAW), juga
perancangan di bawah ini meja pengelasan
28 Gusti Jallu Ismoyoaji, dkk, Rancang Bangun Alat Bantu Untuk Pengelasan Siku, T dan
Sejajar untuk Praktikum Teknik Pengelasan
berfungsi sebagai bahan pengisi (filler) yang 490,5
=
1800
dicakup oleh spesifikasi AWS (American
𝜎sambungan = 0,2725 kg/mm2
Welding Society). AWS merupakan
organisasi induk pengelasan yang bertujuan
c. Tinjauan Keamanan
untuk membuat standar-standar proses
Suatu kontruksi dikatakan aman apabila
pengelasan, yang berbasis di Amerika.
tegangan yang bekerja pada suatu kontruksi
Elektroda ini diklasifikasikan atas E60XX,
nilainya lebih kecil dari pada tegangan yang
E70XX, E80XX, E90XX, E100XX, dan
diijinkan oleh suatu bahan material tersebut.
E120XX. Tabel sifat minium logam las
Melihat kasus tersebut dapat disimpulkan
ditunjukan pada gambar di bawah ini:
bahwa:
a. Besar tegangan tarik yang diijinkan
Tabel 1 Sifat Minium Logam Las
adalah 21,8 kg/mm2.
b. Besar tegangan sambungan las yang
bekerja adalah 9,81 kg/mm2.
Sesuai dengan teori keamanan sistem
sambungan las tersebut bekerja adalah
keadaan aman karena:
𝛔sambungan ≤ 𝛔 ̅𝐭
0,2725 kg/mm2 ≤ 21,8 kg/mm2
Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2016, Hal. 24-31 29
s 2. Beban pada rangka utama Jig
2. Tebal kampuh las : a Dari perhitungan di atas, beban yang di
2 dapatkan dapat digunakan pada perhitungan
Dengan : ini. Sehingga pembebanan pada penampang
F = Beban pada sambungan las A-B adalah sebagai berikut.
a = Tebal kampuh las
l = Panjang kampuh las
s = Tebal plat
30 Gusti Jallu Ismoyoaji, dkk, Rancang Bangun Alat Bantu Untuk Pengelasan Siku, T dan
Sejajar untuk Praktikum Teknik Pengelasan
Isma, Putra boy, 2008, Elemen Mesin Untuk
G.Takeshi Sato dan N. Sugiarto Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.
H,2003,Menggambar mesin menurut
standar ISO, Pradya paramita, Jakarta. Sularso, 2002, Elemen Mesin, Pradnya
Paramita, Cetakan Kesepuluh,
Harsono. W & T. Okumura, 1991, Teknologi jakarta.
pengelasan logam, Pradnya paramita,
Jakarta. W. Kenyon, 198, Dasar-dasar
pengelasan. Erlangga, Jakarta
Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Edisi Juni 2016, Hal. 24-31 31