Objektif Presentsi
Deskripsi Anak laki-laki usia 13 tahun datang dengan keluhan sesak nafas
sejak 9 jam sebelum masuk rumah sakit
Tujuan Menegakkan diagnosis asma pada anak dan penatalaksanaannya
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Keluhan Utama :
Sesak nafas sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien diantar oleh orangtuanya datang ke IGD RS Bengkulu Tengah dengan keluhan
sesak nafas sejak 9 jam SMRS. Sesak disertai dengan bunyi mengi. Sesak tidak membaik
dengan perubahan posisi dan hanya membaik dengan penggunaan obat. Sesak tidak disertai
dengan bengkak pada wajah atau kelopak mata, atau bengkak pada kedua tungkai. Menurut
orangtuanya, ini bukan sesak yang pertama kali. Sebelumnya pasien beberapa kali pernah
mengalami sesak nafas dengan keluhan yang hampir sama dan biasanya sering kambuh
ketika cuaca dingin. Sesak juga tidak disertai dengan kebiruan pada telapak tangan, kaki
atau biru pada mulut. Sesak dirasakan lebih dari satu kali dalam sebulan. Sesak
mengganggu aktifitas. Pasien dapat berbicara dalam penggalan kalimat. Nyeri dada
disangkal.
Pasien juga mengeluhkan batuk sejak seminggu SMRS. Batuk terus menerus dengan
sedikit dahak tidak berwarna. Dahak sukar dikeluarkan dan tidak berdarah. Mual dan
muntah disangkal. Pasien juga mengeluh tenggorokan terasa gatal, disertai ada nyeri saat
menelan.
Pasien juga mengeluhkan pilek sejak 1 hari lalu. Keluar ingus berwarna bening, encer
dan tidak berdarah. Bersin-bersin pada waktu pagi beberapa kali. Demam disangkal. BAK
dan BAB lancar, tidak ada keluhan.
2. Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat dirawat di RS : Ya, 1 kali dengan keluhan serupa
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat hipertensi : Disangkal
Riwayat batuk lama atau pengobatan 6 bulan : Disangkal
Riwayat Sakit jantung : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat trauma : Disangkal
3. Riwayat Penggunaan Obat :
Obat dari dokter (orang tua os tidak tahu nama obat) dan os biasanya di nebu di klinik
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak datar, scar (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-)
Hepar/lien tidak teraba
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : akral hangat +/+, edema -/-
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 12,9 g/dl
Leukosit : 12.900
Trombosit : 273.000/ul
Hematokrit : 37,9 %
Foto rontgen :
Tidak tersedia
9. Assesment
Diagnosa utama : asma serangan sedang dengan episodik sering
a. Definisi
Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten, dengan karakteristik sebagai
berikut: timbul secara episodik, cenderung pada malam/dini hari, musiman, setelah aktivitas
fisik serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya.
b. Faktor resiko
Ada 2 faktor yang berperan dalam asma yaitu factor genetic dan factor lingkungan.
Ada beberapa proses yang terjadi sebelum pasien menjadi asma :
1. Sensitisasi yaitu seseorang dengan resiko genetic dan lingkungan apabila terpajan
dengan pemicu (inducer/sensitisizer) maka akan timbul sensitisasi pada dirinya.
2. Seseorang yang telah mengalami sensitisasi maka belum tentu menjadi asma.
Apabila seseorang yang telah mengalami sensitisasi terpajan dengan pemacu
(enhancer) maka terjadi proses inflamasi pada saluran nafasnya. Proses inflamasi yang
berlangsung lama atau berat secara klinis berhubungan dengan hiperreaktivitas bronkus
3. Setelah mengalami inflamasi maka bila seseorang terpajan oleh pencetus (trigger) maka
akan terjadi serangan asma (mengi)
Faktor-faktor pemicu antara lain : allergen dalam ruangan : tungau, debu rumah,
binatang berbulu, jamur, kepang, ragi. Allergen makanan (bahan penyedap, pengawet,
pewarna makanan,kacang, makanan laut, susu sapi, telur)
c. Klasifikasi
Global Initiative for Asthma (GINA) membuat pembagian serangan asma
berdasarkan gejala dan tanda klinis, uji fungsi paru dan pemeriksaan laboratorium.
Parameter Klinis, Berat
Fungsi Paru, Ringan Sedang Tanpa ancaman Ancaman henti
Laboratorium henti nafas nafas
Sesak Berjalan Berbicara Istirahat
(Breathless) Bayi : menangis Bayi : Bayi : tidak mau
keras Tangis pendek minum / makan
Kesulitan
menyusu /
makan
Posisi Bisa berbaring Lebih suka Duduk bertopang
duduk lengan
Bicara Kalimat Penggal Kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin Biasanya Kebingungan
irritable irritable
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
Mengi Sedang, sering Nyaring, Sangat nyaring, Sulit / tidak
hanya pada sepanjang terdengar tanpa terdengar
akhir ekspirasi inspirasi ± stetoskop
ekspirasi sepanjang
ekspirasi dan
inspirasi
Penggunaan otot Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan
bantu pernafasan paradoks torako
abdominal
Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, ditambah Dangkal / hilang
retraksi ditambah retraksi napas cuping
intercostal suprasternal hidung
Frekuensi Nafas Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea
Frekuensi Nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pulsus Tidak ada Ada Ada Tidak ada
paradoksus < 10 mmHg 10 – 20 >20 mmHg Tanda kelelahan
mmHg otot nafas
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) mengklasifikasikan derajat asma menjadi : asma
episodic jarang, asma episodic sering dan asma persisten.
Parameter klinis, Asma episodic Asma episodik Asma Persisten (Asma
kebutuhan obat dan faal jarang (Asma sering (Asma Berat)
paru Ringan) Sedang)
3. Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
4. Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
5. Pemeriksaan fisik Normal (tidak ada Mungkin terganggu Tidak pernah normal
diluar serangan kelainan) (ada kelainan)
6. Obat pengendali (anti Tidak perlu non steroid / steroid Steroid hirup / oral
inflamasi) hirup dosis rendah
7. Uji faal paru (diluar PEF / FEV > 80% PEF / FEV1 60 – PEF / FEV < 60%
serangan)* 80%
8. Variabilitas faal paru Variabilitas > Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%
(bila ada serangan)* 15%
2. Pemeriksaan fisik
Dapat dijumpai adanya sesak nafas, pernafasan mengi dan perpanjangan
ekspirasi tanda emfisema pada asma yang berat.
a) Vital sign : Umumnya selama serangan akut tingkat pernafasan cepat (sering 25
sampai 40 nafas per menit), pada anak – anak umumnya tingkat pernafasan >20
x/menit, takikardia dan pulsus paradoksus.
b) Pemeriksaan thorak
Pemeriksaan dapat mengungkapkan bahwa pasien yang mengalami serangan
asma dapat dijumpai :
- Inspeksi : sesak nafas (nafas cepat, retraksi sela iga, retraksi epigastrium, retraksi
suprasternal)
- Palpasi : Biasanya tidak ditemukan kelainan, pada serangan berat dapat terjadi
pulsus paradoksus
- Perkusi : biasanya tidak ditemukan kelainan
- Auskultasi : ekspirasi memanjang, wheezing.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien datang dengan kondisi tampak sesak
nafas, gelisah. Frekuensi nafas meningkat yaitu 40 x/menit (takipneu), nadi
meningkat yaitu 110 x/menit (takikardi). Terdapat usaha pernafasan yaitu retraksi
suprasternal, intercostal. Pemeriksaan thoraks didapatkan suara wheezing yang
terdengar sangat jelas di kedua lapangan paru. Maka diagnos dari kasus ini adalah
asma serangan sedang dengan episodik sering.
f. Anjuran Pemeriksaan
i. Periksaan fungsi paru: Peak Flow Meter, spirometer
ii. Analisis gas darah
iii. Foto toraks
10. Penatalaksanaan
Medikamentosa
1. IVFD RL + Drip aminofilin 60 mg 20 tpm
2. Inj. Ceftriaxone 2x1 mg/iv
3. Inj. Dexametason 2x1 amp/iv
4. Nebu ventolin : NaCl 0,9 % 1:1 2x1/hari
5. Ambroxol 3x1 tab
Non Medikamentosa
1. Istirahat
2. Monitoring keadaan klinis
3. Menjaga kebersihan diri dan sekitar
Edukasi
1. Memberi edukaki ke keluarga pasien tentang penyebab asma antaranya cuaca dingin,
alergi debu, asap rokok, dan yang lain.
2. Menjaga kebersihan di rumah, sekitarnya, supaya bebas dari debu, dan apa jua alergen
yang lain.
3. Segera mencari pertolongan yang tepat dan berkomunikasi secara efektif denga dokter
yang memeriksa.