Askep PNEUMONI
Askep PNEUMONI
KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
3. ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab pnuomonia adalah mikroorganisme
(virus, bakteri), dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon
(minyak tanah, bensin, atau sejenisnya) dan masuknya makanan,
minuman, susu, isi lambung ke dalam saluran pernafasan (aspirasi).
Berbagai penyebab pneumonia tersebut dikelompokan berdasarkan
golongan umur, berat ringannya penyakit dan penyulit yang menyertainya
(komplikasi). Mikroorganisme tersering sebagai penyebab pneumonia
adalah virus terutama Resp
iratory Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40%, sedangkan
golongan bakteri yang ikut berperan terutama Streptococcus Pneumoniae
dan Haemophilus Influenzae type B (Hib). Awalnya, mikroorganisme
masuk melalui percikan ludah (droplet), kemudian terjasi penyebaran
mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan (parenkim) paru
dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah.
4. PATOFISIOLOGI
Pneumonia adalah hasil dari proliferasi patogen mikrobial di
alveolar dan respons tubuh terhadap patogen tersebut. Banyak cara
mikroorganisme memasuki saluran pernapasan bawah. Salah satunya
adalah melalui aspirasi orofaring. Aspirasi dapat terjadi pada kaum
geriatri saat tidur atau pada pasien dengan penurunan kesadaran. Melalui
droplet yang teraspirasi banyak patogen masuk. Pneumonia sangat jarang
tersebar secara hematogen.
Faktor mekanis hostseperti rambut nares, turbinasi dan arsitektur
trakeobronkial yang bercabang cabang mencegah mikroorganisme dengan
mudah memasuki saluran pernapasan. Faktor lain yang berperan adalah
refleks batuk dan refleks tersedak yang mencegah aspirasi. Flora normal
juga mencegah adhesi mikroorganisme di orofaring.
Saat mikroorganisme akhirnya berhasil masuk ke alveolus, tubuh
masih memiliki makrofag alveolar. Pneumonia akan muncul saat
kemampuan makrofag membunuh mikroorganisme lebih rendah dari
kemampuan mikroorganisme bertahan hidup. Makrofag lalu akan
menginisiasi repons inflamasi host. Pada saat ini lah manifestasi klinis
pneumonia akan muncul. Respons inflamasi tubuh akan memicu
penglepasan mediator inflamasi seperti IL (interleukin) 1 dan TNF
( Tumor Necrosis Factor) yang akan menghasilkan demam. Neutrofil akan
bermigrasi ke paru paru dan menyebabkan leukositosis perifer sehingga
meningkatkaan sekresi purulen. Mediator inflamasi dan neutrofil akan
menyebabkan kebocoran kapiler alveolar lokal. Bahkan eritrosit dapat
keluar akibat kebocoran ini dan menyebabkan hemoptisis. Kebocoran
kapiler ini menyebabkan penampakan infiltrat pada hasil radiografi dan
rales pada auskultasi serta hipoxemia akibat terisinya alveolar.
Pada keadaan tertentu bakteri patogen dapat menganggu
vasokonstriksi hipoksik yang biasanya muncul pada alveoli yang terisi
cairan hal ini akan menyebabkan hipoksemia berat. Jika proses ini
memberat dan menyebabkan perubahan mekanisme paru dan volume paru
dan shunting aliran darah sehingga berujung pada kematian.
5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda klinis utama pneumonia menurut (Betz & Sowden,
2009)
meliputi hal-hal berikut :
Batuk
Dispnea
.Takipea
Pucat, tampilan kehitaman,atau sianosis (biasanya tanda lanjut)
Melemah atau kehilangan suara nafas
Retaksi dinding toraks: interkostal, substernal, diafragma, atau
supraklavikula
Napas cuping hidung.
Nyeri abdomen (disebabkan oleh iritasi diafragma oleh paru terinfeksi
didekatnya)
Batuk paroksismal mirip pertusis (sering terjadi pada anak yang lebih
kecil)
Anak-anak yang lebih besar tidak nampak sakit
Demam
Ronchi
Sakit kepala
Sesak nafas
Menggigil
Berkeringat
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
Kulit yang lembab
Mual dan muntah.
6. KOMPLIKASI
Menurut (Misnadiarly, 2008) komplikasi pada pneumonia yaitu :
1) Abses paru
2) Edusi pleural
3) Empisema
4) Gagal napas
5) Perikarditis
6) Meningitis
7) Atelektasis
8) Hipotensi
9) Delirium
10) Asidosis metabolik
11) Dehidrasi
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut (Misnadiarly, 2008) pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan adalah :
Sinar X
Mengidenfikasi distribusi struktural (misal : lobar, bronchial),
dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus);
infiltrasi
menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan
infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma
sinar X
dada mungkin lebih bersih.
GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat
dan penyakit paru yang ada.
JDL Leukositosis
Biasanya ditemukan, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada
infeksi virus, kondisi tekanan imun.
LED Meningkat
Fungsi paru hipoksia, volume menurun, tekanan jalan napas
meningkat
dan komplain menurun
Elektrolit Na dan CI mungkin rendah
Bilirubin meningkat
Aspirasi / biopsi jaringan paru.
8. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Menurut (Misnadiarly, 2008), kepada penderita yang penyakitnya
tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per oral (lewat mulut) dan
tetap tinggal di rumah. Penderita anak yang lebih besar dan penderita
dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung dan paru-paru lainnya,
harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu di
berikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
mekanik.Kebanyakan penderita akan memberikan respons terhadap
pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan pada pneumonia bergantung pada penyebab,
sesuai yang di tentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
a. Oksigen 1-2L/menit
b. IVFD dekstrose 10% :Nacl 0,9% = 3: 1,+ KCI10 mEq/500 ml
cairan
c. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi
d. Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
e. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberiikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
f. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Anti biotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia
community base:
a. Ampisillin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
b. Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 hari pemberian
9. PENCEGAHAN
Secara umum ada lima langkah sederhana mencegah pneumonia, yaitu
a) Pemberian ASI eksklusi
b) Ventilasi rumah yang baiK
c) Cuci tangan pakai sabun
d) Minum air bersih dan matang serta sanitasi yang baik
e) Gizi yang cukup dan seimbang
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Identitas klien : Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Alamat,
Tanggal MRS, Jam MRS, Tgl pengkajian, Jam pengkajian, Diagnosa
medis , No. Registrasi
Identitas penanggung jawab : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Agama
1. Keluhan utama/ alasan kunjungan
2. Riwayat kesehatan
3. Riwayat Imunisasi
4. Riwayat tumbuh kembang
5. Riwayat nutrisi
6. Riwayat psikososial
7. Riwayat spiritual
8. Reaksi hospitalisasi
9. Aktivitas sehari-hari
10. Pemeriksaan fisik
11. Penatalaksanaan
12. Analisa Data
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2013) diagnosa yang mungkin muncul
adalah :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b. Hipertemi
c. Ketidakefektifan pola nafas
d. Intoleransi aktivitas
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan sekret
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas dan sekret dapat keluar
Kriteria hasil : Pernafasan normal 50-60 x/menit
Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Berikan suction sesuai indikasi
c. Beri posisi yang nyaman
d. Anjurkan untuk minum yang banyak
e. Kolaborasi terapi Nebulizer sesuai dengan ketentuan.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
NOC :
a. suhu tubuh dalam rentang normal
b. nadi dan RR dalam rentang normal
c. tidak ada perubahan warna kulit
NIC :
a. monitor temperatur suhu tubuh
b. observasi TTV
c. anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
d. berikan kompres pada lipatan axila dan paha
e. berikan antipiretik sesuai program tim medis
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil : Menunjukan BB stabil
Intervensi :
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Monitor asupan nutrisi
c. Monitor adanya penurunan BB
d. Monitor tugor kulit
e. Monitor mual muntah
f. Berikan informasi tentang kebutuhan tubuh
g. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi obat
h. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawatan untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi status kesehtan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keprawatan merupakan kegiatan yang membandingkan
anata hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilanya evaluasi disusun dengan menggunakan
SOAP yang operasional.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Biodata
Identitas klien
Nama : “An.R”
Umur : 7 bulan
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang
Tanggal MRS : 28 Oktober 2017 (09.00)
Tgl pengkajian : 28 Oktober 2017 (10.00)
Diagnosa medis : Pneumonia
No. Registrasi : 7544
Prenatal care
1. Pemeriksaan kehamilan : 5kali
2. Keluhan selama hamil : tidak ada keluhan
3.Riwayat terkena sinar dan terapi obat : tidak ada
4.kenaikan berat badan selama hamil : lupa
5. Imunisasi TT : 2kali
6. Golongan darah ayah : tidak tahu
7.Golongan darah ibu : B
Natal
1.Tempat melahirkan : di rumah
2.Lama dan jenis persalinan : spontan
3.Penolong persalinan : bidan
4.Cara memudahkan persalinan : tidak ada
5.Obat perangsang : tidak ada
6.Komplikasi waktu lahir : tidak ada
Post natal
1.Kondisi bayi – BBL : 2,8 kg
– PBL : 50 cm
2.Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cyanosis “untuk semua usia”
3. Penyakit yang pernah dialami : demam
4. Kecelakaan yamg pernah dialami : tidak ada
5. Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakitsebelumnya
6. Alergi makanan obat-obatan : tidak ada
7. Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit : tidak pernah
8. Perkembangan anak disebandingkan dengan anak yanglainnya sama
- Panjang badan: 50 cm
f) Riwayat nutrisi
1) Pemberian asi
g) Riwayat psikososial
a) Anak tunggal
g) Riwayat spiritual
Support sistem dalam keluarga:
Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh dan diberikan umur
yang panjang oleh Allah SWT.
h) Reaksi hospitalisasi
i) Aktivitas sehari-hari
Pola Makan:
Pola minum:
Sebelum sakit : minum ASI + air putih, 5-6 kali sehari, ± 1000-1500
ml/hari.
Selama sakit :minum ASI + air putih, 3-5 kali sehari, ± 800-1000
ml/hari.
2. Pola Eliminasi
BAK
Sebelum sakit : 4 – 5 kali sehari, ± 1200cc, bau khas, warna jernih.
Selama sakit : 3 – 4 kali sehari, ± 800 cc, bau khas, warna jernih.
BAB
Sebelum sakit : 2 – 3 kali sehari, konsistensi lunak, bau khas, warna
kuning.
Selama sakit : 1 kali sehari, konsistensi keras, bau khas, warna
kuning.
Selama sakit : ± 6 jam perhari, tida bisa tidur karena sesak nafas.
5. Pola aktivitas
b. Pemeriksaan fisik
b) Tanda-tanda Vital
- Suhu :39 ºC
c) Antropometri
a. Panjang badan : 75 cm
b. Berat badan : 8 kg
c. LILA : 10 cm
d. Lingkar kepala : 30 cm
e. Lingkar dada : 35 cm
f. Lingkar perut : 40 cm
d) Sistem pernapasan
Hidung :
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior
dan anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris.
Suara napas :
e) Sistem cardiovaskuler
a. Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri
karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak meninggi.
b. Suara jantung : S1’ Lup’ ,S2’ Dup’.
c. Tidak ada bising aorta & Mur-mur.
d. Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.
f) Sistem pencernaan
b. Abdomen : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba.
c. Peristaltik : 30 x/Mnt
h) Sistem indra
a. Mata
1). Kelopak mata : Tidak edema
2). Bulu mata : Menyebar
3). Alis : Menyebar
4). Mata : Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada
b. Hidung
c. Telinga
1). Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal
Auditorius kurang bersih, serumen tidak ada.
2). Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia
akan menoleh ke arah suara tersebut.
6) Terapi
Terapi oksigen
ANALISA DATA
S : 39 C
Obtruksi jalan
P : 32 X/ menit nafas
DO :
– KU : Lemah
– Suu : 39 C
DS :
– Klien mengeluh badannya
panas.
DO :
– Porsi makan tidak dihabiskan
– Selera makan menurun
– BB : 15 kg
TB : 120 cm
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperwatan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa
No. Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperwatan
1. Kerusakan Menunjukkan -klien tidak 1. observ
pertukaran gas perbaikan sesak nafas asi frekuensi
berhubungan ventilasi dan -tidak kedalaman
dengan oksigenasi sianosis dan
gangguan jaringan dan kemudahan
pengiriman tidak ada gejala bernafas
oksigen distres
pernafasan. 2. tinggik
Berpartisipasi an kepala
pada tindakan dan
membantu
untuk
emaksimalkan mengubah
oksigenasi. posisi,nafas
dalam
3. bantu
mempertahan
kan istirahat
tdur
menggunaka
n teknik
relaksasi
4. observ
asi
penyimpanga
n
kondisi,menc
atat
hipotensi,puc
at dan
sianosis
5. berikan
infus D5 5%
6. berikan
anti
inflamasi 3x
sehari
1.observasi
frekuensi
kedalaman dan
pergerakan
dada
2.auskultasi
area paru
3.ajarkan atau
menjelaskan
cara batuk
efektif dengan
duduk posisi
tinggi
Menunjukkan
prilaku mencapai
bersihan jalan
1.observasi ttv
nafas.
Tidak
mengalami 2.anjurkan
aspirasi. klien untuk
memberi
kompres
hangat
3.intruksikan
klien untuk
banyak minum
minimal 1500
ml perhari
1.observasi
pemasukan
makanan klien
2.observasi
anoreksia,mua
l dan muntah
3.berikan
makanan
sedikit tapi
sering
4.anjurkan ibu
klien untuk
menghindari
pemberian
makanan
2. jalan nafas tidak panas atau
efektif dingin.
berhubungan
Menunjukkan -tidak
dengan
adanya terdapat skret
penumpukan
penurunan suhu
mucus dijalan
tubuh klien
nafas -tidak sesak
dalam batas
nafas
normal
– Badan klien
. Menunjukkan
tidak teraba
peningkatan
panas.
status gizi klien
-Nafsu
makan klien
bertambah
-Porsi makan
dihabiskan
-
Menunjukkan
peningkatan
berat badan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
No.register : 7544
No Tanggal Evaluasi
Gangguan
pembersihan di
paru-paru
Radang bronkial
Radang/inflamasi Hipertermi
pada bronkuse