Anda di halaman 1dari 36

BAB I

KONSEP MEDIS

1. DEFINISI

Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru,merupakan penyakit


yang sering terjadi pada bayi dan masa kanak-kanak awal.Pneumonia
adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut(ISNBA)
dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agen infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi
substansiasing,berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan
konsolidasi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pneumonia
adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA)
dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi
asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI


A. Anatomi
Struktur tubuh yang berperan dalam sistem pernafasan yaitu :
 Nares Anterior
Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-
saluran itu bermuara di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum
(rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang
bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah
kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu
bermuara ke dalam rongga hidung.
 Rongga Hidung
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya
akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan
selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke
dalam rongga hidung. Daerah pernafasan dilapisi epitelium
silinder dan sel spitel berambut yang mengandung sel cangkir
atau sel lendir. Sekresi sel itu membuat permukaan nares basah
dan berlendir. Di atas septum nasalis dan konka, selaput lendir ini
paling tebal, yang diuraikan di bawah. Tiga tulang kerang (konka)
yang diselaputi epitelium pernafasan, yang menjorok dari dinding
lateral hidung ke dalam rongga, sangat memperbesar permukaan
selaput lendir tersebut.Sewaktu udara melalui hidung, udara
disaring oleh bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum.
Karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya, udara
menjadi hangat, dan karena penguapan air dari permukaan selaput
lendir, udara menjadi lembap.
 Faring (tekak)
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar
tengkorak sampai persambungannya dengan dengan esofagus
pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang
hidung (nasofaring), di belakang mulut (orofaring) dan di
belakang laring (faring-laringeal).
 Laring (tenggorok)
Terletak di depan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari kolumna vertebra,berjalan dari faring
sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea
di bawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang
diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar di
antaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya
terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun, yaitu
sebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng ataunlamina
yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan
berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid,
bentuknya seperti cincin mohor di sebelah belakang (ini adalah
tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap).
Tulang rawan lainnya adalah kedua tulang rawan arytenoid yang
menjulang di sebelah belakang krikoid, kanan dan kiri tulang
rawan kuneiform kornikulata yang sangat kecil.
 Trakea ( batang tenggorok)
Trakea atau batang tenggorok kira-kira sembilan
sentimeter panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-
kira ketinggian vertebratorakalis kelima dan di tempat ini
bercabang menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas
enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin
tulang rawan yang di ikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang
melengkapi lingkaran disebelah belakang trakea, selain itu juga
memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir
yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini
bergeak menuju ke atas ke arah laring, maka dengan gerakan ini
debu dan butir-butir halus lainnya yang larut masuk bersama
dengan pernafasan dapat dikeluarkan.
 Bronkus (cabang tenggorokan)
Bronkus merupakan lanjutan dari trakhea ada dua buah
yang terdapat pada ketinggian vertebratorakalis IV dan V
mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis
sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan ke
samping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek
dan lebih besar daripada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin,
mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih
ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin dan mempunyai
2 cabang. Bronkus bercabang-abang, cabang yang paling kecil
disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli terdapat gelembung
paru/gelembung hawa atau alveoli.
 Paru-paru
Paru-paru ada dua , dan merupakan alat pernafasan
utama. Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak disebelah kanan
dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh
darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam
mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut
dengan apeks (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi
daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru
duduk di atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru
mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga,
permukaan dalam yang memuat tampuk paru-paru, sisi belakang
yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi
sebagian sisi depan jantung.
B. Fisiologi
Menurut (Pearce, 2011) fungsi paru-paru ialah pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan melalui paru-paru atau
pernafasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada
waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke
alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris. Hanya satu lapisan membran, yaitu membran alveoli-
kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus
membran ini dan dipungut oleh haemoglobin sel darah merah dan di
bawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian
tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm
Hg dan pada tingkat ini hemoglobin 95% jenuh oksigen. Didalam paru-
paru CO2, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran
alveoler-kapiler dari kapiler-kapiler darah ke alveoli, dan setelah
melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidu dan
mulut. Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner
atau pernafasan eksterna :
1) Ventilasi Pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar.
2) Arus darah melalui paru-paru
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam
jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh
4) Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler.
CO2 lebih mudah berdifusi daripada O2.
Semua proses ini telah diatur sedemikian rupa sehingga darah yang
meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2dan O2. Pada
waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru-paru membawa
terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak
dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah.
Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar
kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan ventilasi ini
mengeluarkan CO2dan memungut lebih banyak O2.

3. ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab pnuomonia adalah mikroorganisme
(virus, bakteri), dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon
(minyak tanah, bensin, atau sejenisnya) dan masuknya makanan,
minuman, susu, isi lambung ke dalam saluran pernafasan (aspirasi).
Berbagai penyebab pneumonia tersebut dikelompokan berdasarkan
golongan umur, berat ringannya penyakit dan penyulit yang menyertainya
(komplikasi). Mikroorganisme tersering sebagai penyebab pneumonia
adalah virus terutama Resp
iratory Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40%, sedangkan
golongan bakteri yang ikut berperan terutama Streptococcus Pneumoniae
dan Haemophilus Influenzae type B (Hib). Awalnya, mikroorganisme
masuk melalui percikan ludah (droplet), kemudian terjasi penyebaran
mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan (parenkim) paru
dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah.

4. PATOFISIOLOGI
Pneumonia adalah hasil dari proliferasi patogen mikrobial di
alveolar dan respons tubuh terhadap patogen tersebut. Banyak cara
mikroorganisme memasuki saluran pernapasan bawah. Salah satunya
adalah melalui aspirasi orofaring. Aspirasi dapat terjadi pada kaum
geriatri saat tidur atau pada pasien dengan penurunan kesadaran. Melalui
droplet yang teraspirasi banyak patogen masuk. Pneumonia sangat jarang
tersebar secara hematogen.
Faktor mekanis hostseperti rambut nares, turbinasi dan arsitektur
trakeobronkial yang bercabang cabang mencegah mikroorganisme dengan
mudah memasuki saluran pernapasan. Faktor lain yang berperan adalah
refleks batuk dan refleks tersedak yang mencegah aspirasi. Flora normal
juga mencegah adhesi mikroorganisme di orofaring.
Saat mikroorganisme akhirnya berhasil masuk ke alveolus, tubuh
masih memiliki makrofag alveolar. Pneumonia akan muncul saat
kemampuan makrofag membunuh mikroorganisme lebih rendah dari
kemampuan mikroorganisme bertahan hidup. Makrofag lalu akan
menginisiasi repons inflamasi host. Pada saat ini lah manifestasi klinis
pneumonia akan muncul. Respons inflamasi tubuh akan memicu
penglepasan mediator inflamasi seperti IL (interleukin) 1 dan TNF
( Tumor Necrosis Factor) yang akan menghasilkan demam. Neutrofil akan
bermigrasi ke paru paru dan menyebabkan leukositosis perifer sehingga
meningkatkaan sekresi purulen. Mediator inflamasi dan neutrofil akan
menyebabkan kebocoran kapiler alveolar lokal. Bahkan eritrosit dapat
keluar akibat kebocoran ini dan menyebabkan hemoptisis. Kebocoran
kapiler ini menyebabkan penampakan infiltrat pada hasil radiografi dan
rales pada auskultasi serta hipoxemia akibat terisinya alveolar.
Pada keadaan tertentu bakteri patogen dapat menganggu
vasokonstriksi hipoksik yang biasanya muncul pada alveoli yang terisi
cairan hal ini akan menyebabkan hipoksemia berat. Jika proses ini
memberat dan menyebabkan perubahan mekanisme paru dan volume paru
dan shunting aliran darah sehingga berujung pada kematian.

5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda klinis utama pneumonia menurut (Betz & Sowden,
2009)
meliputi hal-hal berikut :
 Batuk
 Dispnea
 .Takipea
 Pucat, tampilan kehitaman,atau sianosis (biasanya tanda lanjut)
 Melemah atau kehilangan suara nafas
 Retaksi dinding toraks: interkostal, substernal, diafragma, atau
supraklavikula
 Napas cuping hidung.
 Nyeri abdomen (disebabkan oleh iritasi diafragma oleh paru terinfeksi
didekatnya)
 Batuk paroksismal mirip pertusis (sering terjadi pada anak yang lebih
kecil)
 Anak-anak yang lebih besar tidak nampak sakit
 Demam
 Ronchi
 Sakit kepala
 Sesak nafas
 Menggigil
 Berkeringat
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
 Kulit yang lembab
 Mual dan muntah.

6. KOMPLIKASI
Menurut (Misnadiarly, 2008) komplikasi pada pneumonia yaitu :
1) Abses paru
2) Edusi pleural
3) Empisema
4) Gagal napas
5) Perikarditis
6) Meningitis
7) Atelektasis
8) Hipotensi
9) Delirium
10) Asidosis metabolik
11) Dehidrasi

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut (Misnadiarly, 2008) pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan adalah :
 Sinar X
Mengidenfikasi distribusi struktural (misal : lobar, bronchial),
dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus);
infiltrasi
menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan
infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma
sinar X
dada mungkin lebih bersih.
 GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat
dan penyakit paru yang ada.
 JDL Leukositosis
Biasanya ditemukan, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada
infeksi virus, kondisi tekanan imun.
 LED Meningkat
 Fungsi paru hipoksia, volume menurun, tekanan jalan napas
meningkat
dan komplain menurun
 Elektrolit Na dan CI mungkin rendah
 Bilirubin meningkat
 Aspirasi / biopsi jaringan paru.

8. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Menurut (Misnadiarly, 2008), kepada penderita yang penyakitnya
tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per oral (lewat mulut) dan
tetap tinggal di rumah. Penderita anak yang lebih besar dan penderita
dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung dan paru-paru lainnya,
harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu di
berikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
mekanik.Kebanyakan penderita akan memberikan respons terhadap
pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan pada pneumonia bergantung pada penyebab,
sesuai yang di tentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
a. Oksigen 1-2L/menit
b. IVFD dekstrose 10% :Nacl 0,9% = 3: 1,+ KCI10 mEq/500 ml
cairan
c. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi
d. Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
e. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberiikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
f. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Anti biotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia
community base:
a. Ampisillin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
b. Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 hari pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital base:


a. Sefaktosin 100mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
b. Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian.

9. PENCEGAHAN
Secara umum ada lima langkah sederhana mencegah pneumonia, yaitu
a) Pemberian ASI eksklusi
b) Ventilasi rumah yang baiK
c) Cuci tangan pakai sabun
d) Minum air bersih dan matang serta sanitasi yang baik
e) Gizi yang cukup dan seimbang
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Identitas klien : Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Alamat,
Tanggal MRS, Jam MRS, Tgl pengkajian, Jam pengkajian, Diagnosa
medis , No. Registrasi
Identitas penanggung jawab : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Agama
1. Keluhan utama/ alasan kunjungan
2. Riwayat kesehatan
3. Riwayat Imunisasi
4. Riwayat tumbuh kembang
5. Riwayat nutrisi
6. Riwayat psikososial
7. Riwayat spiritual
8. Reaksi hospitalisasi
9. Aktivitas sehari-hari
10. Pemeriksaan fisik
11. Penatalaksanaan
12. Analisa Data

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2013) diagnosa yang mungkin muncul
adalah :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b. Hipertemi
c. Ketidakefektifan pola nafas
d. Intoleransi aktivitas
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan sekret
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas dan sekret dapat keluar
Kriteria hasil : Pernafasan normal 50-60 x/menit
Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Berikan suction sesuai indikasi
c. Beri posisi yang nyaman
d. Anjurkan untuk minum yang banyak
e. Kolaborasi terapi Nebulizer sesuai dengan ketentuan.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
NOC :
a. suhu tubuh dalam rentang normal
b. nadi dan RR dalam rentang normal
c. tidak ada perubahan warna kulit
NIC :
a. monitor temperatur suhu tubuh
b. observasi TTV
c. anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
d. berikan kompres pada lipatan axila dan paha
e. berikan antipiretik sesuai program tim medis
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil : Menunjukan BB stabil
Intervensi :
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Monitor asupan nutrisi
c. Monitor adanya penurunan BB
d. Monitor tugor kulit
e. Monitor mual muntah
f. Berikan informasi tentang kebutuhan tubuh
g. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi obat
h. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet

4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan


NOC
a. Energi conversation
b. Activity tolerance
c. Self care : ADLs
Kriteria hasil:
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi, dan RR
b. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
c. Tanda-tanda vital normal
NIC
Activity Therapy
a. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang tepat.
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
c. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
kemampuam fisik, psikologi, dan sosial
d. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
di perlukan untuk aktivitas yang di inginkan
e. Bantu untuk mendapatkan alat bantu dan aktivitas yang disukai
f. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitras yang di sukai
g. Bantu klien untuk membuat jadwal di waktu luang
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
NOC
a. Respiratory status : Ventilation
b. Respiratory status : Airway patency
Kriteria hasil :
a. Mendemostrasikan batuk efektif
b. Menunjukan jalan nafas yang paten
c. Tanda-tanda vital dsalam rentang normal
NIC
a. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift
b. Posisikan pasien memaksimalkan ventilasi
c. Lakukan fisioterapi data jika perlu
d. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
e. Auskultrasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
f. Monitor respirasi dan status O2

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawatan untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi status kesehtan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keprawatan merupakan kegiatan yang membandingkan
anata hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilanya evaluasi disusun dengan menggunakan
SOAP yang operasional.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1) Biodata

Identitas klien
Nama : “An.R”
Umur : 7 bulan
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang
Tanggal MRS : 28 Oktober 2017 (09.00)
Tgl pengkajian : 28 Oktober 2017 (10.00)
Diagnosa medis : Pneumonia
No. Registrasi : 7544

2) Identitas orang tua


Ayah
Nama : “Tn.N”
Umur : 28 Thn
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Supir mobil
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang
Ibu
Nama : “Ny.M”
Umur : 24 Thn
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang

3) Identitas sadara kandung


Klien adalah anak tunggal(tidak mempunyai saudara kandung)
4) Keluhan utama/ alasan kunjungan
Keluhan utama : Sesak nafas
Alasan kunjungan : klien masuk rumah sakit dengan sesak nafas yang
dialami sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai
dengan demam tinggi.
4) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari


yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam yang
tinggi.

b) Riwayat kesehatan masa lalu

Prenatal care
1. Pemeriksaan kehamilan : 5kali
2. Keluhan selama hamil : tidak ada keluhan
3.Riwayat terkena sinar dan terapi obat : tidak ada
4.kenaikan berat badan selama hamil : lupa
5. Imunisasi TT : 2kali
6. Golongan darah ayah : tidak tahu
7.Golongan darah ibu : B
Natal
1.Tempat melahirkan : di rumah
2.Lama dan jenis persalinan : spontan
3.Penolong persalinan : bidan
4.Cara memudahkan persalinan : tidak ada
5.Obat perangsang : tidak ada
6.Komplikasi waktu lahir : tidak ada

Post natal
1.Kondisi bayi – BBL : 2,8 kg
– PBL : 50 cm
2.Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cyanosis “untuk semua usia”
3. Penyakit yang pernah dialami : demam
4. Kecelakaan yamg pernah dialami : tidak ada
5. Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakitsebelumnya
6. Alergi makanan obat-obatan : tidak ada
7. Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit : tidak pernah
8. Perkembangan anak disebandingkan dengan anak yanglainnya sama

c) Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan anggota keluarga ada yang batuk-batuk yang disertai
darah,yaitu nenek yang tinggal serumah dengan klien. Keluarga pasien tidak
ada yang menderita penyakit menurun seperti diabetes melitus.
d). Riwayat Imunisasi

No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi setelah


. pemberian
1. BCG 1 bulan Tidak ada
2. DPT (I,II,III) 2 bln, 3 bln, 4 bln Tidak ada
3. POLIO (I,II,III,IV) 2 bln, 3 bln, 4 bln, 6 bln Tidak ada
4. CAMPAK 9 bln (blm dilakukan) -
5. HEPATITIS (I,II,III) 2 bln, 3 bln, 4 bln Demam
e) Riwayat tumbuh kembang
1. Pertumbuhan fisik

- Berat badan baru lahir :2,8 kg

- Panjang badan: 50 cm

2. Perkembangan tiap tahap


Usia anak saat
a.Berguling :4bulan
b. Duduk :6bulan
c. Merangkak :7bulan
f. Senyum kepada orang lain pertama kali :2bulan
g. Bicara pertama kali :1bulan
h.Berpakaian tanpa bantuan orang lain :belum bisa

f) Riwayat nutrisi

1) Pemberian asi

a.Pertama kali disusui :1minggu setelah bayi lahir


b.cara pemberian :setiap kali bayi menangis

2) Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat ini

a. Usia  0 – 6 bulan: ASI

b. Usia 7 bulan :  ASI + bubur beras merah

g) Riwayat psikososial
a) Anak tunggal

b) Lingkungan berada di kota

c) Rumah dekat dengan masjid

d) tidak ada tempat bermain

e) Tidak punya kamar sendiri

f) Ada tangga yang berbahaya

g) Anak tidak punya ruang bermain

h) Hubungan antara anggota keluarga harmonis

i) Pengasuh anak adalah ibunya sendiri

g) Riwayat spiritual
Support sistem dalam keluarga:
Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh dan diberikan umur
yang panjang oleh Allah SWT.

h) Reaksi hospitalisasi

1. Pemahaman tengtang keluarga dan rawat inap

a) Mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karena panik melihat


anaknya
b) Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya: iya

c) Perasaan orang tua pada saat ini: takut,cemas dan kwatir

3. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap


Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah
sakit, klien hanya mampu menangis bila ada orang lain yang tidak ia kenal
berada didekatnya.

i) Aktivitas sehari-hari

1. Pola makan dan Minum

Pola Makan:

Kondisi sebelum sakit :

a) Selera makan                  : Nafsu makan baik

b) Menu makanan              : ASI+ bubur beras merah

c) Frekuensi makan            : 3x sehari

d) Makanan pantangan       : tidak ada

e) Pembatasan pola makan : tidak ada

f) Cara makan                    : disuapin

Kondisi selama sakit:


a) Selera makan                   : Nafsu makan menurun

b) Menu makanan                 : sesuai diet

c) Frekuensi makan               : 2x sehari

d) Makanan pantangan         : makanan berminyak

e) Pembatasan pola makan   : tidak ada

f) Cara makan                      : disuapin

Pola minum:

Sebelum sakit  : minum ASI + air putih, 5-6 kali sehari, ± 1000-1500
ml/hari.

Selama sakit    :minum ASI + air putih, 3-5 kali sehari, ± 800-1000
ml/hari.

2. Pola Eliminasi

BAK

Sebelum sakit        : 4 – 5 kali sehari, ± 1200cc, bau khas, warna jernih.

Selama sakit          : 3 – 4 kali sehari, ± 800 cc, bau khas, warna jernih.

BAB
Sebelum sakit        : 2 – 3 kali sehari, konsistensi lunak, bau khas, warna
kuning.

Selama sakit          : 1 kali sehari, konsistensi keras, bau khas, warna
kuning.

3. Pola istirahat / tidur

Sebelum sakit        : ± 10 jam per hari, tidak  ada gangguan tidur.

Selama sakit          :  ± 6 jam perhari, tida bisa tidur karena sesak nafas.

4. Pola personal higine

Sebelum sakit        :  mandi 3 kali sehari ( di mandikan ibu ), keramas 3


kali 1 minggu.

Selama sakit          : mandi 2 kali sehari ( di mandikan ibu pakai waslap ),


keramas 2 kali 1 minggu.

5. Pola aktivitas

Sebelum sakit        :  bisa bermain

Selama sakit          : hanya bisa menangis

b. Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum     : Lemah

b) Tanda-tanda Vital

- Tekanan darah :100/80 mmHg


- Nadi               :98 x/Mnt

- Suhu                :39 ºC

- Pernapasan      :32 x/Mnt

c) Antropometri

a. Panjang badan   : 75 cm
b. Berat badan       : 8 kg
c. LILA                 : 10 cm
d. Lingkar kepala : 30 cm
e. Lingkar dada     : 35 cm
f. Lingkar perut     : 40 cm

d) Sistem pernapasan

Hidung :

Simetris kiri & kanan, Ada secret dan ingus,pernapasancuping hidung,


tidak ada polip,tidak ada epistaksis, pernapasandangkal dan cepat
(takipneu).
Leher :

Tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada tumor.


Dada :

Bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior
dan anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris.
Suara napas :

Terdengar bunyi stridor, ronchii pada lapang paru.

Clubbingfinger : Tidak ada

e) Sistem cardiovaskuler
a. Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri
karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak meninggi.
b. Suara jantung    : S1’ Lup’ ,S2’ Dup’.
c. Tidak ada bising aorta & Mur-mur.
d. Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.

f) Sistem pencernaan

g) a. Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri.

b. Abdomen           : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba.
c. Peristaltik          : 30 x/Mnt

h) Sistem indra

a. Mata
1). Kelopak mata : Tidak edema
2). Bulu mata : Menyebar
3). Alis : Menyebar
4). Mata : Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada
b. Hidung

1. Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak


adatrauma di hidung, mimisan tidak ada

2. Ada secret dan ingus yang menghalangi penciuman

c. Telinga
1). Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal
Auditorius kurang bersih, serumen tidak ada.
2). Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia
akan menoleh ke arah suara tersebut.

5.) Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan darah lengkap (trombosit dan LED): Trombosit        = 450 
103/µL

LED                = 7 mm/jm

Kultur sputum : terdapat virus sinnsial pernafasan

6) Terapi

 Terapi oksigen

 Cairan glukosa 10%

 Kloramfenikol 250 mg 3X sehari

ANALISA DATA

No. Data Focus Etiologi Problem

1. DO: Edema antara Kerusakan


kapiler dan
– Klien nampak sesak pertukaran gas
alveoli
– pernapasan cuping hidung, Peningkatan O2 berhubungan
dan Co2 yang
pernapasan dangkal dengan gangguan
berdifusi
– Klien nampak pucat dan pengiriman oksigen
cianosis Kecepatan difusi  
gas menurun
DS:
– Ibu klien mengatakan
Difusi O2 dan
anaknya sesak. Co2 terganggu

DO: Pembentukan sel

– Klien nampak batuk


berlendir dan beringus. eksudat
– terdengar bunyi ronchi,
Alveoli
stridor pada lapang paru.
dibronciolus
– Pergerakan dada tidak berisi eksudat
eritrosit, fibrin
simetris.
dan bakteri
– TTV:
T : 100/80 Penumpukan
N : 98 X/ menit secret/mucus

S : 39 C
Obtruksi jalan
P : 32 X/ menit nafas

2. DS : Bersihan jalan nafas


– Ibu klien mengatakan bahwa tidak efektif
anaknya berhubungan
Batuk berlendir dan beringus. dengan penumpukan
– Klien mengatakan dadanya mucus dijalan nafas
terasa sakit saat batuk.

DO :
– KU : Lemah
– Suu : 39 C
DS :
– Klien mengeluh badannya
panas.

DO :
– Porsi makan tidak dihabiskan
– Selera makan menurun
– BB : 15 kg
TB : 120 cm

3. DS : Nutrisi Kurang dari


– Ibu klien mengatakan kebutuhan tubuh
anaknya malas makan.
– Ibu klien mengatakan porsi
makan anaknya tidak
dihabiskan.

B. Diagnosa Keperawatan

a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman


oksigen
b.  Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus
dijalan nafas
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
No. Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperwatan

Menunjukkan Observasi frekuensi


 Kerusakan -klien tidak 1. mengetahui
perbaikan kedalaman dan
pertukaran gas sesak nafas penyebab gangguan
1. ventilasi dan kemudahan bernafas
berhubungan pengiriman oksigen
oksigenasi -tidak sianosis
  dengan tinggikan kepala dan
jaringan dan 2. mempermudah
gangguan   membantu mengubah
  tidak ada gejala dalam bernafas
pengiriman posisi,nafas dalam
distres
oksigen  
  pernafasan. bantu mempertahankan 3. memenuhi
Berpartisipasi istirahat tdur kebutuhan istirahat
 
pada tindakan menggunakan teknik tidur
    untuk relaksasi 4. mengetahui kondisi
emaksimalkan
    pasien lebih lanjut
oksigenasi. observasi
    penyimpangan 5.memberikan nutrisi
 
kondisi,mencatat pasien agar tidak
      hipotensi,pucat dan kekurangan glukosa
sianosis
     
  6. membunuh virus
berikan infus D5 5% penyebab pneumonia
     
 
berikan anti inflamasi  
     
  3x sehari
       
 
     
 
     
 
Menunjukkan
-tidak terdapat 1.observasi frekuensi
  jalan nafas tidak prilaku  mengetahui
mencapai skret kedalaman dan
efektif
 2. bersihan jalan pergerakan dada
berhubungan -tidak sesak adanya kelainan pada
  dengan nafas. sistem pernafasan
nafas 2.auskultasi area paru
penumpukan Tidak
  mengalami   untuk mendengarkan 
mucus dijalan 3.ajarkan atau
aspirasi. ada atau   tidak nya
  nafas menjelaskan cara batuk
  bunyi tambahan
efektif dengan duduk
    posisi tinggi
  berguna untuk
  mengeluarkan secret
     
 

 
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperwatan
1. Kerusakan Menunjukkan -klien tidak 1. observ
  pertukaran gas perbaikan sesak nafas asi frekuensi
berhubungan ventilasi dan -tidak kedalaman
dengan oksigenasi sianosis dan
  gangguan jaringan dan kemudahan
pengiriman tidak ada gejala bernafas
 
  oksigen distres
  pernafasan. 2. tinggik
Berpartisipasi   an kepala
  pada tindakan dan
  membantu
untuk
emaksimalkan   mengubah
 
  oksigenasi. posisi,nafas
  dalam
 
  3. bantu
 
  mempertahan
  kan istirahat
 
  tdur
    menggunaka
  n teknik
  relaksasi
   
  4. observ
  asi
    penyimpanga
 
  n
    kondisi,menc
  atat
  hipotensi,puc
    at dan
 
  sianosis
    5. berikan
  infus D5 5%
 
    6. berikan
  anti
  inflamasi 3x
   
  sehari
   1.observasi
frekuensi
        kedalaman dan
pergerakan
dada
       

2.auskultasi
        area paru

        3.ajarkan atau
menjelaskan
        cara batuk
efektif dengan
duduk posisi
        tinggi

         

       

    Menunjukkan  
prilaku mencapai
bersihan jalan
      1.observasi ttv
nafas.
Tidak
    mengalami   2.anjurkan
aspirasi. klien untuk
      memberi
  kompres
hangat
     

3.intruksikan
      klien untuk
banyak minum
      minimal 1500
ml perhari

     
 1.observasi
pemasukan
      makanan klien

2.observasi
anoreksia,mua
      l dan muntah

      3.berikan
makanan
sedikit tapi
      sering

      4.anjurkan ibu
klien untuk
    menghindari
pemberian
makanan
2.  jalan nafas tidak   panas atau
efektif dingin.
berhubungan
  Menunjukkan  -tidak
dengan
adanya terdapat skret
penumpukan
penurunan suhu
  mucus dijalan
tubuh klien
nafas -tidak sesak
dalam batas
nafas
  normal
 
– Badan klien
.  Menunjukkan
tidak teraba
  peningkatan
panas.
status gizi klien
 
 
-Nafsu
  makan klien
  bertambah
-Porsi makan
  dihabiskan
  -
  Menunjukkan
  peningkatan
berat badan
 
 
 
 

 
 

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Nama pasien    : An. “R”

No.register      : 7544

No Tanggal Evaluasi

S : Klien mengeluh Sesak

O : Klien masih sesak


1 28 – 10 – 2010
A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.

2 29 – 10 – 2010 S : Klien mengeluh masih batuk dan


beringus

O : Klien masih batuk

Pergerakan dada tidak simetris,terdengar


bunyi ronchi.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.

S : ibu Klien mengatakan anaknya badannya


masih panas.

O : Badan klien masih teraba panas


3 30 – 10 – 2010 Suhu 38 c

A: Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 2, 3,4.

S : Ibu klien mengatakan anaknya malas


makan
O : Klien malas makan
4 31 – 10 – 2010
Klien hanya makan ½ porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3, 4, 5
DAFTAR PUSTAKA

Bilota kamberly A.j.2009 .kapita selekta penyakit dengan implikasi


keperawatan:Buku kedokteran.

Kusuma hariadi.2015.aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis


dan
nanda nic-noc edisi revisi jilid 3: medication jogja.

Reevers, Charlene J, et all (2000).Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba


Medica. 5.
Nettina, Sandra M. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,
Yogyakarta.
Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Dan Nicnoc Edisi Jilid 2. Jogyakarta:
Medication
PATHWAY PNEUMONIA

virus bakteri jamur

Saluran nafas dalam

Gangguan
pembersihan di
paru-paru

Radang bronkial

Radang/inflamasi Hipertermi
pada bronkuse

Akumulasi mucus Produksi mucus Kontraksi berlebih

Timbul reaksi balik Edema/pembengkakan Hiperventilasi paru


pada mukosa sekret

Pengeluaran energy Ketidakefektifan atelektasis


berlebih bersihan jalan nafas
Kelelahan

Anda mungkin juga menyukai