Anda di halaman 1dari 90

MODUL 3

Media Pembelajaran Anak Usia Dini


dalam Moda Pembelajaran Jarak Jauh:
Daring dan Luring

Penulis
Gunarti Dwi Lestari
Nurjannah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUADAYAAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2020
Hak Cipta © 2020 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Media Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Moda Pembelajaran Jarak Jauh:
Daring dan Luring
Cetakan ke-1, tahun 2020

ISBN: …………………………….

Pengarah:
Iwan Syahril

Penanggungjawab:
Santi Ambarrukmi

Penulis:
Gunarti Dwi Lestari
Nurjannah

Penyunting:
Nasrudin
Pujiarto

Ilustrator dan penata letak:


Syafrizal Lentera Kata
Yulita Ayu Suryani

Sekretariat:
Krismiyati, Irni Diniati, Ratna Dumasari, Silvi Andika Sari, Dani Irawan

Diterbitkan oleh:
Direktorat GTK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2020

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Diperbolehkan mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku dengan izin tertulis dari penerbit.

ii
KATA SAMBUTAN

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,


Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karunia-
Nya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK), Direktorat GTK PAUD melalui
kelompok kerja (pokja) pembelajaran telah selesai
menyusun modul pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi
GTK PAUD.
Situasi pandemi Corona Virus Disease (Covid 19) yang
terjadi di seluruh penjuru dunia pada akhir 2019
mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan peraturan “jaga jarak”
(physical distancing). Kebijakan jaga jarak ini berdampak pada hampir
semua aspek kehidupan di Indonesia, salah satunya berdampak pada
pendidikan. Khusus pada aspek pendidikan, diberlakukan kebijakan belajar
di rumah (BdR) bagi peserta didik dan mengajar/bekerja dari rumah (WFH)
bagi pendidik untuk semua jenjang pendidikan.
Menurut The United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization (UNESCO) lebih dari 91% populasi siswa dunia telah
dipengaruhi oleh penutupan sekolah karena pandemi Covid 19.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Surat
Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 berisi arahan mengenai belajar
dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh. Point arahannya itu: 1)
Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas
maupun kelulusan; 2) Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup
antara lain mengenai pandemi Covid-19; 3) Memberikan variasi aktivitas
dan tugas pembelajaran belajar dari rumah antar siswa, sesuai minat dan
kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
akses/fasilitas belajar dari rumah; 4) Memberikan umpan balik terhadap
bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah yang bersifat kualitatif dan
berguna bagi guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kualitatif.
Terkait dengan PJJ tentunya akan berimbas pada pencapaian
pembelajaran dan adanya penyederhanaan kurikulum. Hal ini sejalan

iii
dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menerbitkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus. Satuan pendidikan dalam kondisi khusus dapat menggunakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta
didik.

Kebijakan tersebut harus direspon oleh guru untuk merubah cara


mengajar dan meningkatkan kompetensi untuk mendukung belajar
dari rumah. Guru harus dibekali dengan keterampilan-keterampilan
baru untuk memdampingi anak saat belajar dari rumah. GTK PAUD
mengembangkan bentuk bimbingan teknis (bimtek) bagi guru PAUD
melalui Bimtek PJJ dalam kondisi khusus. Bimbingan teknis melalui PJJ
ini memerlukan modul-modul yang dapat dimanfaatkan peserta
bimtek secara mandiri.
Dengan demikian saya menyambut baik disusunnya perangkat modul
Bimtek PJJ PAUD. Modul ini diharapkan dapat menjadi sebuah langkah nyata
dalam menyiapkan guru PAUD yang memiliki kompetensi dalam
melaksanakan proses pembelajaran dalam kondisi khusus. Kami sampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
penyusun modul dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan
berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian modul pembelajaran
jarak jauh ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang kita
lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Oktober 2020

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

IWAN SYAHRIL

iv
KATA PENGANTAR

Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan


Pendidikan Anak Usia Dini merupakan unit
organisasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, pembinaan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, fasilitasi,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
perencanaan kebutuhan, pengendalian formasi,
asesmen dan pengembangan karir,
pendistribusian, pemindahan lintas daerah provinsi, kesejahteraan,
penghargaan, dan pelindungan guru, pendidik lainnya, dan tenaga
kependidikan pendidikan anak usia dini serta pembinaan jabatan fungsional
guru, pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini
dan urusan ketatausahaan Direktorat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut dan mendukung misi Presiden
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, bergotong
royong dan berkebhinekaan global banyak mengalami tantangan dan
kesulitan apalagi sejak merebaknya pandemi korona (Corona Virus Desease
19/Covid-19), peserta didik di Indonesia diberlakukan Belajar dari Rumah
(BdR). Tindakan ini merujuk pada surat edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang kebijakan pelaksanaan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus deseases (Covid-
19) yang diberlakukan mulai tanggal 24 Maret 2020. Kebijakan BdR ini
dianggap tepat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,
khususnya di lingkungan sekolah dan tetap berlangsungnya proses
pembelajaran.
Namun pelaksanaan PJJ PAUD banyak menghadapi kendala baik pada satuan
PAUD/guru dan orang tua. Guru mengalami kesulitan dalam
mengoperasikan komputer, mengakses jaringan internet, internet tidak
stabil, kesulitan mengomunikasikan pesan kepada orang tua, kesulitan
menyusun perencanaan pembelajaran yang sederhana dan sesuai untuk

v
diterapkan anak di rumah melalui orang tua, serta kesulitan guru dalam
melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak di rumah. Di sisi lain,
keluhan juga datang dari orang tua, yaitu kesulitan mendampingi anak
belajar karena belum paham caranya, tidak biasa menggunakan teknologi
digital untuk pembelajaran anak, dan tidak memahami maksud pesan yang
disampaikan guru.
Berdasarkan berbagai kendala tersebut, dan untuk menjamin
penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan Bimbingan Teknis bagi
Guru PAUD, orang tua, maupun pihak yang terkait, maka dipandang perlu
diterbitkannya Modul Pembelajaran Jarak Jauh PAUD yang dapat
mendukung penerapan Pembelajaran Jarak Jauh PAUD di Indonesia. Modul
PJJ PAUD yang telah disusun antara lain: Pengembangan Kurikulum dalam
Kondisi Khusus, Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran selama BdR,
Moda Pembelajaran Jarak Jauh, Pengembangan Media Pembelajaran Jarak
Jauh, Pelaksanaan Belajar dari Rumah, Penilaian Perkembangan Anak, dan
Komunikasi dan Dukungan kepada Peserta Didik dan Orang tua.
Melalui modul PJJ PAUD ini diharapkan Guru PAUD, orang tua dan pihak
terkait memiliki pedoman dalam melaksanakan pembelajaran bersama anak
di rumah sehingga PJJ PAUD dapat berjalan lebih efektif dan optimal.
Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih, apresiasi dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penulis modul, penelaah,
penyunting dan semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam
penyiapan modul PJJ PAUD ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat
memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.

Jakarta, Oktober 2020


Direktur GTK PAUD

Dr. Santi Ambarrukmi, M.Ed.


NIP. 19650810 198902 2 001

vi
Petunjuk Penggunaan Modul/Buku Ajar

Agar semua paparan dalam modul ini dapat dikuasai oleh


Bapak/Ibu, maka sebelum menyimaknya secara lebih jauh, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Bacalah doa sebelum Bapak/Ibu mempelajari modul ini.

2. Modul/Buku ini terdiri dari 3 (bab), dan disajikan secara


berurutan. Jadi Bapak/Ibu dianjurkan dalam mempelajarinya
mulai dari bagian pertama menuju bagian akhir secara bertahap,
terutama bagi Bapak/Ibu yang baru pertama kali
mempelajarinya.

3. Modul ini memuat contoh-contoh sesuai dengan topik yang


dibahas, beberapa materi disertakan video atau bahan tayang.
Perlu disampaikan kepada Bapak/Ibu, bahwa contoh-contoh
tersebut hanya sebagai inspirasi dan pembuka kreatifitas saja.
Saat penerapannya diharapkan melakukan penyesuaian-
penyesuaian sesuai kondisi dan daya dukung yang tersedia.

4. Jika Bapak/Ibu mendapat kesulitan dalam memahami isi atau


substansi, baik sebagian kecil maupun sebagian besar, Bapak/Ibu
dapat bertanya atau berkonsultasi langsung dengan tim penulis
melalui media komunikasi sebagaimana yang dicantumkan.

5. Semoga Bapak/Ibu dalam memahami semua isi modul ini


berjalan lancar dan sukses.

Salam sehat, semangat, dan menjaga kebiasaan baik.

vii
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ............................................................................................ iii


KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
Petunjuk Penggunaan Modul/Buku Ajar ....................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
Tujuan Modul/Buku Ajar ................................................................................. ix

BAB I KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI ........................... 1


A. Tujuan .................................................................................................... 1
B. Uraian Materi ......................................................................................... 1
1. Hakikat Pembelajaran PAUD ............................................................ 1
2. Prinsip Pembelajaran PAUD ............................................................. 3
BAB II MEDIA PEMBELAJARAN ....................................................................... 6
A. Tujuan .................................................................................................... 6
B. Uraian Materi ......................................................................................... 6
1. Pengertian Media Pembelajaran dalam PAUD ................................. 6
2. Klasifikasi Media Pembelajaran........................................................ 8
C. Resume................................................................................................. 42
D. Tugas peserta....................................................................................... 43
BAB III MODA DARING PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI PAUD ....... 44
A. Tujuan .................................................................................................. 44
B. Uraian Materi ....................................................................................... 45
1. Moda Pembelajaran dalam Jaringan............................................... 45
2. Moda Pembelajaran Luar Jaringan ................................................. 64
C. Resume................................................................................................. 73
D. Tugas peserta....................................................................................... 74

SOAL LATIHAN ................................................................................................ 75


REFERENSI ...................................................................................................... 78

viii
Tujuan Modul/Buku Ajar
Setelah mempelajari modul ini secara menyeluruh, maka guru
diharapkan memiliki kemampuan dalam:

1. Menjelaskan karakteristik pembelajaran anak usia dini


2. Menjelaskan media pembelajaran dan jenis jenis media
pembelajaran untuk anak usia dini
3. Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
anak usia dini
4. Memilih moda daring atau luring untuk pembelajaran anak usia
dini

Pelajarilah seluruh isi modul ini dengan baik dan jangan ada
bagian yang dilewatkan satu pun, semoga Bapak/Ibu semuanya
sukses.

ix
BAB I
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI

Untuk dapat memilih dan memanfaatkan media pembelajaran


di PAUD, pembahasan pada bab ini adalah karakteristik
pembelajaran anak usia dini. Materi karakteristik
pembelajaran anak usia dini membahas tentang hakikat dan
prinsip pembelajaran di PAUD.

A. Tujuan

Setelah mempelajari bab ini, peserta memiliki kemampuan


dalam:
1. Menguraikan tentang hakikat pembelajaran anak usia dini
2. Menguraikan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini

B. Uraian Materi

1. Hakikat Pembelajaran PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diartikan sebagai konsep


pendidikan dan juga sebagai lembaga. PAUD sebagai konsep
pendidikan menunjukkan proses pendidikan yang tersistematika,
mulai dari perencanaan, penyiapan media dan materi, pemilihan
metode, proses, dan penilaian pembelajaran yang ditujukan pada
kelompok anak usia dini. PAUD sebagai lembaga menunjukkan bahwa
PAUD adalah satuan pendidikan tempat penyelenggaraan
pembelajaran bagi anak usia dini. Secara konsep, kelompok anak usia

1
dini adalah anak yang berusia 0–8 tahun, dan berdasarkan yuridis
atau legal hukum di Indonesia, kelompok anak usia dini adalah anak
yang berusia 3–6 tahun.

Pembelajaran di PAUD dirancang sesuai karakteristik usia dan


kegiatan yang dapat menstimulasi aspek perkembangan anak,
meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosial emosional, dan seni. Menurut (Hartati, n.d.), pembelajaran anak
usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua, atau
orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas
perkembangan. Interaksi yang dibangun tersebut merupakan faktor
yang memengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran yang
merupakan capaian perkembangan anak. Interaksi tersebut
menunjukkan hubungan dalam memperoleh pengalaman yang
bermakna, sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan lancar.
Dengan demikian pembelajaran yang dirancang di PAUD
menyesuaikan dengan tahapan perkembangan anak, kondisi
lingkungan, dan partisipasi orang tua.

Untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia dini, pada


proses pembelajaran diberikan materi yang dapat menstimulasi bagi
aspek perkembangan tersebut. Beberapa materi yang diberikan
meliputi materi bahasa, matematika, sains, studi sosial, gerak dan seni,
yang materinya disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak
usia dini. Untuk setiap materi tersebut, dilaksanakan dengan
membuat dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak usia
dini. Dalam menyusun rencana pembelajaran anak usia dini
diperlukan sistematika dan strategi yang tepat dan untuk itu disusun
kurikulum PAUD pada setiap satuan dengan memperhatikan potensi
dan adaptasi lingkungan lembaga PAUD berada.

Dalam merancang kegiatan pada setiap materi untuk anak usia


dini, hendaknya guru tetap memperhatikan karakteristik anak usia
dini yang terdiri dari kelompok anak usia 0–2 tahun, 2-3 tahun, 3-4
tahun, 4-5 tahun, 5-6 tahun, dan usia 6-8 tahun. Pemberian materi
pada pembelajaran anak usia dini dilaksanakan dalam bentuk

2
kegiatan, yang akan dilaksanakan dan dapat memberikan stimulasi
pada beberapa aspek perkembangan. Misalnya dalam pembelajaran
materi sains dengan kegiatan membuat jus buah tomat, maka ketika
anak terlibat pada kegiatan tersebut, akan memberikan stimulasi
pada beberapa aspek. Kegiatan membuat jus tomat, mengenalkan
pada anak tentang buah tomat yang memiliki beberapa manfaat dan
anak diminta mengulangi manfaat buah tomat. Untuk kegiatan
tersebut dapat memberikan stimulasi pada kemampuan berbicara
(bahasa), percaya diri (emosi sosial), dan mengingat kembali yang
disebutkan oleh guru (kognitif). Kegiatan membuat jus tomat,
memberikan kesempatan kepada anak untuk memotong buah tomat
dengan menggunakan pisau plastik yang aman untuk anak, dan
kegiatan memotong dapat memberikan stimulasi pada motorik halus
anak (fisik motorik). Demikianlah salah satu contoh kegiatan
pembelajaran PAUD yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh guru
untuk/dalam rangka memberikan stimulasi pada beberapa aspek
perkembangan anak usia dini.

2. Prinsip Pembelajaran PAUD

Anak usia dini memiliki karakteristik usia yang dapat menjadi


acuan dalam merancang kegiatan pembelajaran. Untuk itu dalam
merancang kegiatan pembelajaran anak usia dini, terdapat beberapa
prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan, meliputi: (1) bermain
sambil belajar; (2) berorietansi pada kebutuhan anak; (3) berorientasi
pada perkembangan anak; (4) lingkungan yang kondusif; (5)
menggunakan pendekatan tematik; (6) pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan; (7) menggunakan berbagai media dan
sumber belajar.

Pada dasarnya pembelajaran anak usia dini adalah kegiatan


bermain, dimana kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak
memberikan makna yang mendukung tumbuh kembang anak.
Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak yang
dilakukan dengan sukarela bersama orang tua, saudara, teman
sebaya, atau dilakukan sendiri oleh anak. Menurut Docket dan

3
Marilyn berdasarkan tahapan perkembangan Piaget, menyatakan
bahwa terdapat 3 tahapan perkembangan anak, yaitu bermain
fungsional berkaitan dengan perkembangan sensorimotor anak,
bermain simbolik berkaitan dengan tahapan operasional anak, dan
bermain dengan aturan berkaitan dengan tahapan konsentrasi anak.
Untuk itu melalui bermain dapat memberikan stimulasi
perkembangan yang optimal untuk anak usia dini, atau bahwa
bermain merupakan belajar yang dapat memberikan stimulasi
perkembangan pada anak usia dini.

Beroritentasi pada kebutuhan anak, menunjukkan bahwa


pembelajaran pada anak usia dini adalah untuk stimulasi
perkembangan. Stimulasi perkembangan anak adalah sesuai dengan
usia anak, yang setiap usia memiliki kebutuhan perkembangan yang
berbeda-beda. Capaian perkembangan anak berbeda berdasarkan
usia, sehingga kebutuhan stimulasinya juga berbeda. Untuk itu
pembelajaran bagi anak usia dini juga membutuhkan lingkungan yang
kondusif dan materi yang konkrit sesuai dengan usia yang masih pada
tahapan pra-operasional.

Dalam menyiapkan kegiatan belajar bagi anak usia dini, dapat


menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Lingkungan bagi
anak adalah sumber belajar yang kaya untuk memberikan stimulasi
perkembangan pada anak. Pembelajaran anak usia dini yang
dilakukan dengan bermain dapat menggunakan media yang ada di
lingkungan anak, dapat dibuat sendiri atau yang sudah jadi, karena
segala benda-benda disekitar anak dapt dijadikan sebagai media
pembelajaran.

Pembelajaran anak usia dini tidak terbagi menjadi beberapa


spesifik materi. Belajar anak usia dini yang dapat dilakukan dengan
bermain merupakan aktivitas yang memberikan stimulasi
perkembangan. Untuk itu pada satu kegiatan bermain anak dapat
memberikan stimulasi pada beberapa aspek perkembangan.

4
C. Resume
Pembelajaran di PAUD dirancang sesuai karakteristik usia dan
kegiatan yang dapat menstimulasi aspek perkembangan anak,
meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosial emosional, dan seni. Untuk mengoptimalkan perkembangan
anak usia dini, pada proses pembelajaran diberikan materi yang dapat
menstimulasi bagi aspek perkembangan tersebut. Beberapa materi
yang diberikan meliputi materi bahasa, matematika, sains, studi
sosial, gerak dan seni, yang materinya disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan anak usia dini. Untuk setiap materi, dilaksanakan
dengan membuat dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi
anak usia dini. Dalam menyusun rencana pembelajaran anak usia dini
diperlukan sistematika dan strategi yang tepat dan disusun dalam
kurikulum PAUD pada setiap satuan dengan memperhatikan potensi
dan adaptasi lingkungan lembaga PAUD berada. Dalam merancang
kegiatan pada setiap materi untuk anak usia dini, tetap
memperhatikan karakteristik anak usia dini yang terdiri dari
kelompok anak usia 0 – 2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun, 5-6
tahun dan usia 6-8 tahun.

Anak usia dini memiliki karakteristik usia yang dapat menjadi


acuan dalam merancang kegiatan pembelajaran. Untuk itu dalam
merancang kegiatan pembelajaran anak usia dini, terdapat beberapa
prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan, meliputi: (1) bermain
sambil belajar; (2) berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak;
(3) menggunakan berbagai media dan sumber belajar; (4)
tematik/terpadu.

D. Tugas Peserta
Buatlah contoh rancangan kegiatan untuk anak usia dini, dan uraian
mengapa kegiatan tersebut sesuai untuk anak usia dini, dan jelaskan
aspek perkembangan yang distimulasi melalui kegiatan tersebut.

5
BAB II
MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran membahas tentang pengertian media


pembelajaran, media pembelajaran PAUD, dan klasifikasi
media pembelajaran. Diawali dengan membahas pengertian
media pembelajaran secara umum, dan dilanjutkan dengan
membahas pengertian media pembelajaran di PAUD.
Pembahasan dilanjutkan dengan menguraikan klasifikasi
media pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran
di PAUD.

A. Tujuan

Setelah mempelajari bab ini, Guru diharapkan memiliki


kemampuan tentang:
1. Pengertian media pembelajaran dalam PAUD
2. Klasifikasi media pembelajaran
3. Pemilihan media pembelajaran

B. Uraian Materi

1. Pengertian Media Pembelajaran dalam PAUD

Kata media berasal dari bahasa Latin “medium” yang secara


harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’ atau ’pengantar’. Media dapat
berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware). Menurut
Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2006), bahwa media jika dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini,

6
guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah,
bagi seorang anak merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne
(1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar. Media pembelajaran dapat juga disebut dengan media belajar,
sarana belajar, bahan belajar.
Association of Education and Communication Technology (AECT)
yang berkantor pusat di Washington DC memberikan pengertian
tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung
pengertian sebagai medium atau mediator, yaitu mengatur hubungan
yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan
isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu
pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru
sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai
media. Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang
memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Menurut National Education Association - NEA (dalam Sadiman,
2003:6) media adalah bentuk-bentuk komunikasi, baik cetak maupun
audio visual serta peralatannya. Oleh karena itu, media hendaknya
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Media pembelajaran
(sarana belajar) dalam arti luas adalah peralatan dan bahan yang
dipergunakan untuk memungkinkan orang dapat belajar dengan baik
(Suherman, 1986:13).
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media
komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti
istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan
oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa
media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan
lancar dan dengan hasil yang maksimal.
7
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut
di atas, maka dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima (individu atau kelompok), sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak sedemikian rupa
sehingga proses belajar menjadi efektif (di dalam/di luar kelas).

2. Klasifikasi Media Pembelajaran

a. Kelompok Media Grafis, Bahan Cetak, dan Gambar Diam


Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dalam bentuk
gambar dari sumber pesan (guru) ke penerima pesan (anak). Selain
fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan/diabaikan bila
tidak digrafiskan. Ditinjau dari segi biaya media grafis termasuk
media yang relatif murah. Dan bila ditinjau dari segi pembuatannya
dapat sederhana dan mudah.
1) Jenis- Jenis Media Grafis
a) Diagram
Diagram adalah suatu gambar sederhana yang mengunakan
garis-garis dan simbol- simbol. Diagram/skema menggambarkan
struktur dari subyeknya secara garis besar yang menunjukkan
hubungan yang ada antar komponen.
Diagram Skematik (skema)
Diagram ini merupakan susunan garis-garis yang lebih
menyerupai peta.
Diagram Pictorial
Diagram ini menggunakan gambar-gambar, diagram yang baik
sebagai media pembelajaran adalah: Digambar rapi, diberi titel,
label dan penjelasan- penjelasan, penyusunannya disesuaikan
dengan pola membaca yang umum yaitu dari kiri ke kanan dan
atau dari atas ke bawah

8
Kelebihan:

• Media diagram terkesan penyajiannya rapi dan jelas


mempersingkat proses penjelasan suatu runtutan
• Mempersingkat proses pemahanan terhadap alur yang
menghubungkan antar komponen

Kekurangan:

• Diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga sulit dimengerti


oleh khalayak umum
• Yang mampu membaca dan membuat diagram adalah orang-
orang yang memiliki latar belakang informasi tentang apa yang di
susun dalam sebuah diagram. Oleh karena itu diagram jarang
digunakan dalam Pembelajaran anak usia dini.

b) Bagan (Chart)
Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting
dari suatu materi. Bagan ada kalanya disertai symbol simbol atau
gambar. Ada juga bagan yang ditambah dengan keterangan singkat. Di
dalam bagan seringkali dijumpai jenis media yang lain seperti:
gambar, diagram, karton atau lambang-lambang verbal. Ada beberapa
macam antara lain:
Bagan Pohon (tree chart)
Ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang dan ranting-
ranting. Biasanya bagan pohon dipakai untuk menunjukkan sifat,
komposisi atau hubungan antar kelas (keturunan).

Gambar: Contoh Bagan Pohon

9
Bagan Arus (flow chart)
Bagan ini menggambarkan arus suatu proses atau hubungan kerja
antar berbagai bagian/ seksi suatu organisasi. Tanda panah
seringkali untuk menggambarkan arah arus tersebut.

Gambar: Contoh Bagan Arus

Bagan Garis Waktu (time line chart)


Bagan ini bermanfaat untuk menggambarkan hubungan antar
peristiwa dan waktu. Pesan-pesan tersebut disajikan secara
kronologis. Misalnya, alat-alat pertanian mula-mula dari batu,
besi, sampai mesin- mesin yang canggih seperti sekarang ini.
Bagan ini jarang digunakan untuk pembelajaran di PAUD.
Kelebihan
• Mampu menggambarkan hubungan antara
Peristiwa dan waktu secara kronologis.
• Lebih detail dan hemat ruang dalam menjelaskan kepada
anak
Kekurangan
• Pesan terlalu singkat memungkinkan sulit di bahami
terutama bagi yang belum terbiasa membaca bagan

10
c) Grafik
Grafik sebagai media visual adalah gambar sederhana yang
menggunakan titik-titik, garis atau gambar dan simbol-simbol
verbal (Sadiman, 1986:41). Dan menurut Suleiman (1985:41)
grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya
merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam
bentuk yang menarik dan mudah dimengerti. Adapun macam-
macam grafik adalah sebagai berikut:

Gambar: Grafik Mobil dan Mangkok

Kelebihan
• Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman anak
terhadap pesan yang disajikan.
• Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik
perhatian anak.
• Pembuatannya mudah dan harganya murah.

Kekurangan

• Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya,


terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
• Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

11
2) Jenis-Jenis Media Bahan Cetak

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya


melalui proses percetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini
menyajikan pesannnya melalui huruf dan gambar-gambar yang
diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang
disajikan. Jenis-jenis media bahan cetak ini di antarannya adalah:

a) Poster

Sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik


dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat. Macam-
macam poster:

Poster tunggal

Poster tunggal adalah yang terdiri dari satu gambar seperti


digunakan sebagai alat penyampaian informasi atau sebagai alat
memotivasi atau kombinasi ke duanya.

Gambar: Contoh Poster dan Poster Seri Terbuka


Sumber:https://desadalapuli.com/poster-tentang-cuci-tangan-
pakai-sabun-dan-penanganan-virus-corona/
Sumber: https://www.ayosmk.com/ poster-seri-pembelajaran/

12
Poster seri terbuka

Poster ini adalah serangkaian seri gambar yang terdiri atas 5 – 10


gambar yang lain, tetapi tidak merupakan proses dari satu
kegiatan, sehingga setiap, poster/ gambar dapat digunakan atau
ditafsirkan sendiri- sendiri. Setiap gambar dapat digunakan untuk
pembahasan diskusi kelompok.

Poster seri tertutup

Jenis poster ini biasanya lebih banyak jumlah gambarnya, karena


melalui poster seri tertutup dapat dirancang suatu pesan yang
menjelaskan proses kegiatan, sehingga ada kejelasan kegiatan
awal, proses dan hasil akhirnya. Isi gambar yang satu
berkesinambungan dengan gambar berikutnya dan seterusnya,
sehingga setiap gambar tidak dapat ditafsirkan sendiri-sendiri.

Gambar: Contoh Poster Seri Tertutup


Sumber: http://maharanimedika.com/ home/read/

Kelebihan

• Poster seri tertutup dapat dirancang dalam bentuk flip chart,


sehingga memudahkan pemakaiannya.

Kekurangan

• Dalam hal menggunakan poster, hendaknya diingat bahwa


manusia itu lekas terbiasa dengan lingkungannya, sehingga tidak
memperdulikan lagi sesudah itu.

13
b) Buku 3 Dimensi atau Paper Engineering
Paper Engineering merupakan cara mengeksplorasi desain
grafis yang melampaui 2D dengan cara rekayasa kertas sehinggga
wujud konstruksi objek kertas menjadi 3D. Tidak seperti buku datar
pada umumnya, buku 3 D seperti pop up memiliki kemampuan dalam
berinteraktif visual, sehingga pembaca akan muda berimajinasi, dan
ketika anak- anak atau orang dewasa melihat bentuk rekayasa
lembaran yang ada di dalam buku mereka secara tidak disegaja juga
belajar saat menemukan informasi yang menarik. Dalam Paper
Engineering ada beberapa metode yang di kembangkan yaitu:

Sumber:
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fhot.li
putan6.com%2Fread%2F4206931%2F3-cara-membuat-pop-up-
book-untuk-berbagi-ucapan-
Sumber:
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.yuk
epo.com%2Fhiburan%2Flife%2Fdiy-kartu-ucapan-pop-up-ini-
bakal-bikin-pasanganmu-terkesima-yuk-belajar-cara
buatnya%2F&psig=AOvVaw2Ks07JgAXKQCGvYzR9-
YV&ust=1599015018451000&source=images&cd=vfe&ved=
ahUKEwiz58ui-cbrAhXXQH0KHSK1C9AQr4kDegUIARDMAQ

14
Sumber:
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmeen
ta.net%2F4-pengertian-media-pop-
up%2F&psig=AOvVaw2Ks07JgAXKQCGvYzR9--
YV&ust=1599015018451000&source=images&cd=vfe&ved=2ah
UKEwiz58ui-cbrAhXXQH0KHSK1C9AQr4kDegUIARDWAQ
Sumber:
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fnovia
pujirahayu.blogspot.com%2F2018%2F11%2Fmedia-
pembelajaran-pop-up-
book.html&psig=AOvVaw2Ks07JgAXKQCGvYzR9--
YV&ust=1599015018451000&source=images&cd=vfe&ved=2ah
UKEwiz58ui-cbrAhXXQH0KHSK1C9AQr4kDegUIARDfAQ

Kelebihan

• Memotivasi anak untuk mengeksplor setiap sudut isi buku


• Cocok untuk pendidikan keluarga, terutama media untuk
mendongeng orang tua

Kekurangan

• Tidak cocok untuk pembelajaran orang dewasa


• Harga nya yang mahal di karenakan buku model ini belum umum
di negara Indonesia dan jenis buku ini masih di impor.

15
3) Jenis –Jenis Media Gambar Diam
a) Foto
Gambar harus dapat merangsang partisipasi anak supaya ia suka
berbicara tentang gambar yang dilihatnya. Dari sebuah gambar dapat
lahir diskusi yang cerdas dan menarik. Hal ini yang tidak boleh
dilupakan bila menggunakan gambar sebagai alat visual bahwa
pengertian anak-anak terhadap sebuah gambar berbeda dengan
orang dewasa, karena tidak semua gambar yang bagus merupakan
media yang bagus pula (Sadiman, 2003:31-33).

Gambar: Contoh foto memiliki pesan yang tersampaikan

16
Contoh foto bagus namun tidak menyampaikan pesan
Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Fwww.fimela.com%

Kelebihan

• Sebuah gambar berbicara lebih banyak dari seribu kata.


• Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
• Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.
• Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa
saja untuk tingkat usia berapa saja.
• Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa
peralatan khusus.

Kekurangan

• Hanya menekankan persepsi indera mata.


• Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
• Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang
melukiskan bagian- bagian pokok tanpa detail. Sketsa selain dapat
menarik perhatian anak, juga menghindari verbalisme dan dapat
memperjelas penyampaian pesan. Dan media ini dapat langsung

17
dibuat oleh Guru melalui gambar sederhana yang mudah di buat dan
dipahami.
Adapun manfaat pembuatan sketsa pembelajaran adalah untuk
lebih memberi gambaran tema dan meminimalisir kesalahan obyek
yang sedang di diskusikan, mempertajam pengamatan, memunculkan
diskusi yang mendalam berkaitan dengan tema yang sedang disajikan.

Gambar: Sketsa tentang buah-buahan dan rumah

Kelebihan

• Jika guru kreatif dapat menemukan ide-idenya ke dalam bentuk


sketsa akan menarik perhatian anak
• Menghindari verbalitas
• Memperjelas penyamaian pesan

Kekurangan

• Tidak semua guru/guru memiliki kemampuan dalam


menggambar sketsa, membutuhkan ketrampilan tersendiri dalam
menyapaikan pesan ke dalam sketsa

18
c) Peta

Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-


data lokasi suatu daerah, luasnya, bentuknya, penyebaran
penduduknya, daratan, perairan, iklim, sumber ekonomi serta
hubungan satu dengan lainnya. Peta pada pembelajaran anak usia dini
dapat menggambarkan tentang Indonesia, keragaman budaya, seni,
komoditi (asal buah dan sayur), pulau-pulau, dll.

Peta Indonesia dan Rumah Adat Minangkabau


Sumber:https://www.google.com/search?q=gambar+rumah+ad
at+di+indonesia&safe

Kelebihan

• Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai, gunung-gunung dan


bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya.
• Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain.
• Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi/pola
bahasa atau adat istiadat.
• Data-data ekonomi seperti hasil pertanian, industri atau
perdagangan internasional.

Kekurangan

• Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan


menimbulkan kesalahan dalam persepsi

19
b. Kelompok Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan, dituangkan ke
dalam lambang-lambang auditif berupa pesan verbal. Ada beberapa
jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara
lain:

1) Radio
Radio adalah radiasi sinyal elektromagnetik yang merambat
melalui atmosfer dan atau ruang hampa. Informasi yang akan
dikirimkan melalui gelombang elektromagnetik ini dimodulasi
komponen gelombangnya yaitu amplitude atau frekuensi. Dalam
kaitannya dengan media pembelajaran untuk anak-anak ini maka
yang berkaitan dengan nilai-nilai pembelajaran adalah penerapan
Radio dala komunias atau yang sering disebut Radio komunitas
merupakan salah satu bagian media penyiaran yang memiliki strategi
untuk menyajikan apa yang tidak bisa ditawarkan oleh stasiun
lainnya. Dengan dikeluarkannya Undang-undang No 32 Tahun 2002
tentang penyiaran, muncul pengakuan dari pemerintah bahwa radio
komunitas memiliki arti penting guna penguatan di bidang informasi
dan komunikasi. Sehingga dengan radio semacam ini, masyarakat
akan menjadikan radio sebagai alat untuk mendengarkan pesan
berkaitan dengan persoaan yang ada di lingkungan sekitar serta dapat
secara langsung merespon pesan tersebut. dan pada akhirnya radio
komunitas menjelma menjadi ruang belajar bagi masyarakat dalam
suatu komunitas.

20
Gambar: Solo: Radio Konata on Air
Sumber:https://www.google.com/search?q=gambar+siaran+radio+a
nak+anak&tbm=isch&ved=2

Kelebihan

• Harganya relatif murah, variasi programnya lebih banyak


daripada televisi.
• Sifatnya mudah dipindahkan dari satu ruangan ke ruangan yang
lain dengan mudah.
• Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio dapat
mengatasi problem jadwal dan program dapat direkam dan
diputar lagi sesuka hati.
• Dapat mengembangkan daya imajinasi anak
• Dapat merangsang partisipasi aktif daripada pendengar sambil
mendengarkan, anak dapat menggambar, menulis, menyanyi,
melihat peta dan menari.
• Dapat memusatkan perhatian anak pada kata-kata yang
digunakan pada bunyi dan artinya.
• Siaran lewat suara, terbukti amat cocok untuk mengajarkan
musik dan bahasa.
• Dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara baik bila
dibandingkan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh guru sendiri.

21
• Dapat menyajikan hal-hal melalui pengalaman di luar kelas
segerti petualangan seorang pengembara.
• Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

Kekurangan

• Sifat komunikasinya satu arah.


• Siarannya disentralisasikan, sehingga guru tidak dapat
mengontrolnya.

2) Podcast
Cambridge dictionary menjelaskan podcast adalah sebuah
program radio yang disimpan dalam bentuk digital dimana seseorang
dapat mendownload dari internet maupun melihat di situs streiming
salah satunya youtube. Meskipun di dalam nya yang ditampilkan
secara audio visual, program podcast masih dikategorikan sebagai
media audio hal ini dikarenakan visual yang ditampilkan tidak
merekonstruksi informasi yang disampaikan bermain pada komputer
atau pada MP3 Player.
Berkembangnya teknologi internet dewasa ini dan terutama
meningkatnya jumlah penggunaan Internet yang menyebar di pelosok
negeri. Radio internet telah menjadi ruang dalam berkembangnya
model komunikasi interaktif anak muda, program informasi,
fragmentasi dan genre pada radio internet berkembang seiring
dengan apa yang sedang viral apa jaringan sosial lainnya. Terlepas
dari semua ini, podcasting meningkatkan distribusi dan mengubah
eksploitasi audio dan hubungan dengan pendengar melalui
penggabungan bentuk-bentuk baru penyebaran dan penerimaan
radio. Dengan perkembangan teknologi yang dihasilkan, jelas bahwa
sektor ini berubah tetapi harus berkembang lebih banyak untuk
memenuhi tantangan komunikasi baru, seperti yang telah dilakukan
sebelumnya. Radio tidak dapat mengabaikan inovasi dan perlu
menghadapi masa depannya seperti industri budaya lainnya, dengan
melakukan migrasi digital yang efektif. Kemampuannya untuk
beradaptasi akan menentukan kelangsungan hidupnya.

22
3) Alat Perekam Digital
Perkembangan teknologi akhir-akhir ini mengalami loncatan
yang cukup singnifikan sehingga banyak teknologi-teknologi lama
yang sudah tergantikan oleh teknologi baru seperti gambar di bawah
ini:

Gambar: Perbandingan Gadget Tahun ke Tahun

Sumber : https://www.instagram.com/p/Bvc9ciGnyMh/

Meskipun fungsinya sudah terdapat pada smartphone namun


keberadaaan alat perekam masih dibutuhkan. Hal ini dikarenakan
fungsinya sebagai perekam. Alat perekam digital (digital voice
recorder) memiliki kecanggihan yang tidak ada di dalam smartphone.
Alat perekam digital biasa digunakan untuk merekam suara, seperti
merekam rapat, seminar, belajar bahasa, atau berlatih musik. Alat ini
menggantikan fungsi kaset sebagai alat perekam yang sudah
tertinggal teknologinya. Berikut adalah fitur yang dimiliki oleh
perekam digital.

23
a) Memiliki metode linear PCM yang akan memberikan hasil
rekaman mendekati suara asli.
b) Rekaman suara yang dikompres terdiri dari 2 jenis yaitu
stereofonik (stereo) dan monaural (mono).
c) Kemampuan untuk menyaring suara-suara kecil bisa digunakan
untuk meredam background noise yang tidak dibutuhkan saat
merekam.
d) Memiliki fungsi noise cancelling ini dapat mengurangi suara
kebisingan sehingga suara saat putar ulang lebih mudah didengar.
Digital voice recorder merupakan salah satu jenis bahan belajar
yang dapat digunakan pada pembelajaran PAUD, sehingga digital
voice recorder dapat berfungsi sebagai:
a) Alat komunikasi dan motivasi.
b) Alat mempermudah dalam mempelaiari suatu materi
pembelajaran.
Dengan berkali-kali mendengarkan digital voice recorder, guru
akan dapat mengirim pesan kepada anak, sehingga anak lebih tertarik
dan bergairah untuk belajar, karena ada variasi dalam belajar.
Informasi di dalam digital voice recorder ini dapat diselingi dengan
musik atau latar belakang suara yang menghibur dan memesona
mereka. Aneka ragam musik dapat dijadikan selingan, baik vokalis
maupun instrumentalia dari barbagai jenis lagu. Demikian pula aneka
ragam latar belakang suara (sound effect) dapat dijadikan ilustrasi
digital voice recorder dan tergantung dari ceritanya.

Gambar: Digital Voice Recorder


Sumber: https://my-best.id/8824/
24
Model terbaru dari beberapa digital voice recorder dilengkapi
dengan kemampuan menangkap sinyal Wi-Fi. Fitur ini sangat
membantu bagi guru yang harus meletakkan digital voice recorder di
posisi yang jauh dari jangkauan, seperti saat guru sedang mengajar
dapat meletakkan digital voice recorder di dekat speaker. Guru bisa
mengontrol dan memantau digital voice recorder melalui smartphone
dari jarak jauh.

Kelebihan

• Tempat untuk belajar konsep pengetahuan sesuai aspek


perkembangan.
• Dapat diputar ulang bila diperlukan.

Kekurangan

• Sulit untuk pengembangan pembiasaan dan ketrampilan/life skill


anak usia dini

c. Kelompok Media Audio Visual


Audio-visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari
sasaran. Media audio visual ini dapat dibagi menjadi dua jenis.
1) Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar
dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni, seperti:
film gerak (movie) bersuara, televisi, dan video.
2) Jenis kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang
kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya
bila diberi unsur suara.

25
Gambar: Studio mini untuk memproduksi media audio visual

Dewasa ini masyarakat dipermudah oleh teknologi dalam


mencari video sebagai media pembelajaran dengan menggunakan
mesin pencari pada internet atau lebih dikenal dengan situs streaming
video. Ada beberapa mesin pencari video yang beradar di internet
mulai raksasa Youtube, Vimeo, Dalymotion, Metacafe, Twitch, Veoh,
dan Veoh. Tentu saja konten yang ada dalam mesin pencari ini tidak
semuanya mendidik. Perlu pengawasan dan kedewasan dalam
memilih mana saja konten yang baik sebagai media pembelajaran.

Gambar: Macam-Macam Situs Pencari Video

Berkaitan dengan pembelajaran anak usia dini, maka


keberadaan media audio visual sangat diperlukan baik yang berdurasi
lama maupun pendek. Oleh karena itu pengembangan media
pembelajaran bagi anak usia dini akan dititikberatkan pada teknik
memproduksi film pembelajaran yang akan dibahas pada modul yang
lain.

26
Kelebihan

• Audio visual bersifat langsung, dapat membawa dunia nyata ke


rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat dan
peristiwa- peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.
• Menghemat waktu guru dan anak.
• Bersifat langsung dan nyata, sehingga siswa dapat dengan jelas
melihat program apa yang lagi ditayangkan dan dapat
memaksimalkan fungsi inderanya yaitu mata dan telinga.
• Lebih menarik minat siswa.
• Pelajaran lebih bervariasi dan berkesan.
• Jangkauannya luas.

Kekurangan

• Keanekaragaman audio visual menyulitkan guru untuk memilih


siaran mana yang baik dan sesuai dengan pelajaran.
• Alat dan dana yang tidak memungkinkan.
• Menyita waktu guru karena harus menjelaskan lagi setiap
peristiwa yang ada.
• Tidak setiap guru mampu menjelaskan peristiwa yang ada secara
gamblang.

d. Kelompok Multimedia
Pada bab terdahulu dikatakan bahwa media dalam konteks
pembelajaran diartikan sebagai bahasa, maka multimedia dalam
konteks tersebut adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah
dipahami oleh indera pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba,
dan lain sebagainya; atau dalam bahasa lain multimedia pembelajaran
adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ
tubuh selama proses pembelajaran berlangsung.

1) Jenis Multimedia Berbasis Teknologi


a) Multimedia Presentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-
materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal,

27
baik untuk kelompok kecil maupun besar. Media ini cukup efektif
sebab menggunakan multimedia projector (infocus LCD proyektor)
yang memiliki jangkauan pancar cukup besar.

Gambar: Alat Presentasi Multimedia

Pemanfaatan multimedia dalam presentasi ini biasanya


menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yakni Microsoft
PowerPoint. Pemanfaatan PowerPoint atau perangkat lunak lainnya
dalam presentasi menyebabkan kegiatan presentasi menjadi sangat
mudah, dinamis, dan sangat menarik. Dengan berbagai perkembangan
pada perangkat lunak dan sejumlah perangkat keras penunjangnya
telah menyebabkan terjadinya perubahan besar pada trend metode
presentasi saat ini.
Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi
merupakan salah satu metode pembelajaran. Penggunaan metode ini
menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode
lainnya. Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam
presentasi ini telah memberikan pengaruh yang sangat besar, bukan
hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan
presentasi pembelajaran, akan tetapi juga pada teori-teori yang
mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi
dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan
penyelenggaraan pembelajaran. Di antaranya tuntutan terhadap
peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam

28
mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media presentasi
yang berbasis komputer.

Kelebihan

• Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya.


• Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media
seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu
kesatuan penyajian yang terintegrasi.
• Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi anak sesuai dengan
modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki tipe
visual, auditif, kinestetik, atau yang lainnya.
• Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama
membaca dan mendengarkan secara mudah.

Kekurangan

• Harga alat dan biaya perawatan untuk dapat memproyeksikan


media masih tergolong mahal.
• Ketergantungan terhadap energi listrik.

b) Program Multimedia Interaktif


Sesuai dengan namanya, program multimedia interaktif ini
diprogram atau dirancang untuk dipakai secara individual (belajar
mandiri). Bagi anak usia dini harus didampingi oleh guru atau orang
tua. Saat anak mengaplikasikan program ini, ia diajak untuk terlibat
secara auditif, visual, dan kinetik, sehingga dengan pelibatan ini
dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti.

29
Gambar: Contoh Multimedia Interaktif

Untuk merancang dan memproduksi program multimedia


interaktif ini, perlu memperhatikan hal-hal sebagai kriteria untuk
menilai program multimedia interaktif, di antaranya adalah:
1. Kriteria kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang
sesederhana mungkin sehingga anak tidak perlu belajar
komputer lebih dahulu.
2. Kriteria kandungan kognisi. Kandungan isi program harus
memberikan pengalaman kognitif (pengetahuan) yang
dibutuhkan anak.
3. Kriteria pengetahuan dan presentasi informasi.
4. Kriteria integrasi media, dimana media harus mengintegrasikan
beberapa aspek dan keterampilan lainnya yang harus dipelajari.
Pembelajaran integratif memberi penekanan pada
pengintegrasian berbagai keterampilan berbahasa,
mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca.
5. Untuk menarik minat anak, program harus mempunyai tampilan
yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria.
6. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara
keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan
pembelajaran yang diinginkan anak secara utuh. Sehingga pada
waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan
merasa telah belajar sesuatu.
Dengan hadirnya berturut-turut generasi software yang ampuh
dan canggih, memungkinkan guru dapat mengembangkan materinya
30
ke dalam bentuk yang lebih interaktif tanpa melibatkan tim yang
profesional, hal ini akan dapat memotong biaya dan yang terpenting
wujud media tersebut sesuai dengan materi dan konten yang
diinginkan oleh guru tersebut.

Gambar: Sofware pembuat media interaktif

Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam


pembelajaran, selain dapat digunakan untuk multimedia presentasi
dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk
memutar video pembelajaran. Video bersifat interaktif tutorial
membimbing anak untuk memahami sebuah materi melalui
visualisasi. Anak dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik
sesuai dengan yang diajarkan dalam video. Kelebihan dan kekurangan
video model ini sama halnya dengan video yang telah dibahas pada
bab audio visual.

Kelebihan
• Memberikan iklim afeksi secara individual.
• Meningkatkan motivasi belajar.
• Memberikan umpan balik. Multimedia interaktif dapat
menyediakan umpan balik (respon) yang segera terhadap hasil
belajar yang dilakukan oleh anak.

31
• Karena multimedia interaktif diprogram untuk pembelajaran
mandiri, maka kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada pada
penggunanya.

Kekurangan

• Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional.


• Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.

c) Multimedia Berbasis Teknologi Reality

(1) Augmented Reality


Augmented reality (AR) adalah pendekatan teknologi yang
memungkinkan seseorang dapat melihat objek nyata di tempat yang
mendukung dengan objek virtual 3D. Aplikasi AR dapat digunakan di
banyak platform berbeda seperti desktop, notebook, dan perangkat
seluler. Salah satu kegunaan paling menarik dalam beberapa tahun
terakhir adalah menerapkan teknologi AR dalam sebuah buku. Tidak
ada yang berbeda dalam buku, buku tetap di cetak seperti pada
umumnya hanya saja menambahkan elemen virtual ke dalam buku
yang dapat di nikmati dengan bantuan smarphone yang sudah di
program dengan aplikasi tertentu.

Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fr
epublika.co.id%2Fberita%2Fq1554l428%2Ffkui-kembangkan-
teknologi-emaugmented-realityem-edukasi-gizi&psig

32
Gambar: Model Teknologi AR

Sumber: https://medium.com/augmented-reality-india/a- journey-


from-fun-to-learn-augmented-reality-books- 207a45cc6ee8

(2) Virtual Reality


Virtual Reality (VR) adalah era baru pembelajaran masa depan.
Teknologi VR memiliki jalan panjang dan memiliki masa depan yang
cerah di sektor pendidikan. Virtual Reality menciptakan era baru
dimana media ini akan membantu anak untuk berpikir dan
berimajinasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan penggunaan VR di kelas
dapat menawarkan kesempatan fantastis bagi anak untuk memahami
tingkat inovasi baru dalam mata pelajaran apa pun. Sekarang,
memungkinkan anak untuk mengeksplorasi imajinasi dan melihat
setiap sudut model dalam bentuk 3D. Dengan kata sederhana, VR
adalah media visual dan imersif terbaik bagi anak (merupakan
teknologi yang mengaburkan batasan antara dunia nyata dengan
dunia digital atau dunia simulasi, sehingga penggunanya bisa
merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata).

33
Gambar: Model Teknologi VR
Sumber: https://elearningindustry.com/transform-classroom-
learning-virtual-reality-education

(3) Mixed Reality


Mendengar istilah mixed reality (MR), sesuai dengan namanya
merupakan penggabungan antara VR dan AR. Namun konsep mixed
reality pada 1994 dirumuskan oleh Paul Milgram dan Fumio Kishino
dalam makalah berjudul “A Taxonomy of Mixed Reality Visual Displays.”
Dalam makalah ini, mereka memperkenalkan konsep virtually
continuum yang fokus pada pengkategorian taksonomi pada tampilan
belaka. Namun, pada penerapannya ke depan, MR tak sekadar
tampilan, tapi juga memasukkan input lingkungan, suara, dan lokasi.
Kembali pada pengertian VR dan AR. Sebagaimana diketahui,
teknologi VR memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan
objek secara 3D. Interaksi yang terjalin sungguh seperti nyata, ada
emosi dan perasaan yang terbawa, selayaknya kita larut menyimak
serial tv atau film. Teknologi augmented reality, di lain sisi,
menggabungkan objek 2D dan 3D. Apabila kita menggunakan
perangkat pendukung AR, objek-objek itu akan hadir di hadapan kita
secara real-time. Untuk bisa melihat objek, Anda harus menggunakan
perantara, yakni kamera hp.

34
Gambar: Model Teknologi MR

Kelebihan

• Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah banyak.


• Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh anak dengan
kebutuhan minat, dan kecepatan masing-masing.
• Dapat dipelajari di mana saja karena mudah dibawa.

Kekurangan

• Untuk memunculkan efek diperlukan bantuan teknologi


smartphone yang sudah menginstal aplikasi tertentu.
• Mengingat teknologi ini masih baru maka biaya pengadaan media
ini tergolong mahal dan masih langka.
• Dalam memproduksi buku ini selain memproduksi buku cetak
juga perlu medesain aplikasi yang muncul dalam layar
smartphone sehingga membutuhkan tenaga ahli di bidang IT,
sehingga media ini jarang digunakan untuk pembelajaran anak
usia dini.

2) Multimedia Berbasis Pengalaman Langsung


Pengalaman langsung merupakan multimedia karena pada
pengalaman ini banyak indera yang terlibat. Anak dapat dengan
mudah mengasosiasikan objek dengan konsep, warna dengan makna,
suara dengan ingatan, tindakan fisik dengan informasi tertentu. Hal ini

35
sesuai dengan teori accelerated learning yang menyatakan bahwa
orang mengingat dan belajar secara lebih efektif apabila informasi
disajikan melalui lebih dari satu modal sensoris.
Accelerated learning adalah cara belajar dengan mengakses jalan
untuk mengetahui dan mengingat pesan ajar. Dalam
implementasinya, cara belajar seperti ini adalah memanfaatkan
indera kita. Apa yang kita dengar, lihat, rasa, cium, dan sentuh; atau
dalam kata lain belajar cara visual (penglihatan), auditori
(pendengaran), dan kinestetik (gerakan). Dilihat dari aktivitas anak
yang diinginkan pengalaman langsung dapat dibagi pada dua macam,
yakni pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat.

a) Pengalaman Berbuat
Pengalaman berbuat adalah pengalaman yang diperoleh oleh
peserta didik secara langsung melakukan sesuatu hal yang menjadi
bagian dari tugas belajarnya. Pengalaman berbuat ini tidak hanya
dilakukan anak di lingkungan belajarnya, tetapi dapat juga dilakukan
di lingkungan sekitar rumah, atau tempat-tempat lainnya seperti
masjid, toko, kebun, dan lain-lain. Banyak yang bisa dilakukan oleh
anak ketika BDR yaitu dengan megoptimalkan bahan, alat, media yang
ada di sekitar rumah untuk memperoleh pengalaman sensoris anak,
misalnya: taman dengan berbagai macam tanaman yang ada di rumah,
kolam ikan, binatang peliharaan, bahan mentah dan matang pada
masakan, peralatan dapur/memasak, peralatan makan, peralatan
mandi, peralatan tidur, peralatan di ruang tamu, garasi, mobil, motor,
sepeda, dll.

36
Gambar: Anak Memasak
Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fr
epublia.co.id%2Fberita%2Fodf12h384%2Ftips-mengajari-anak-
memasak&psig

Gambar: Anak Memetik Sayur Kangkung


Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2F
www.kompasiana.com%2Ftarn2007%2F55114177a333116642
ba80b4%2Fjangan-remehkan-manfaat-berkebun&psig

37
Bahkan saat ini lingkungan yang dibutuhkan untuk keperluan itu
diciptakan oleh pihak swasta dan kemudian mereka melakukan
kerjasama dengan beberapa sekolah untuk melaksanakan program
yang disebut outbound. Dalam lingkungan ciptaan (buatan) ini anak
dapat melakukan hal nyata seperti menanam dan memanen padi,
menanam dan memanen sayuran, menangkap ikan di kolam, memberi
makan pada binatang (seperti rusa, kerbau, sapi, kambing, dll),
membuat roti, membuat cincau, mengenal berbagai pohon dan
tumbuhan, dan lain-lain.

Gambar: Contoh Kegiatan Out Bond


Sumber: https://www.king-adventure.com/outbound-anak-
sekolah.html

Gambar: Contoh Karyawisata


Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Ffa
tkhan.web.id%2Fpengertian-dan-pengertian-dan-langkah-
langkah-metode-pembelajaran-karyawisata-langkah-metode-

38
Pengalaman langsung yang lain adalah karyawisata.
Karyawisata yaitu suatu perjalanan yang direncanakan ke suatu
tempat yang padanya terdapat situasi atau objek sesungguhnya
(bukan tiruan) yang dapat diamati dan diselidiki secara langsung.
Kelebihan karyawisata adalah para anak dapat mengamati dan
menyelidiki secara langsung situasi atau objek atau benda-benda asli
seperti koleksi binatang di kebun binatang, koleksi tanaman dan
pepohonan di Kebun Raya Bogor, koleksi buah-buahan di taman buah,
koleksi bunga di taman bunga, pusat pemadam kebakaran, pabrik,
museum, dan lain-lain. Saat Covid orang tua bisa mengajak anak untuk
karya wisata di sekitar rumah, yang aman untuk anak dengan protokal
kesehatan yang ketat.

b) Pengalaman Terlibat
Jenis kedua dari pengalaman langsung adalah pengalaman
terlibat. Yang termasuk dalam jenis ini adalah permainan dan
simulasi, dan bermain peran dan forum teater.
(1) Permainan dan Bermain Peran/Simulasi
Guru atau orangtua dapat mengajak anak bermain peran makro
maupun bermain peran mikro dengan peralatan main yang
tersedia di sekolah maupun di rumah.

Gambar: Bermain Peran Mikro


Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fp
audanakbermainbelajar.blogspot.com%2F2013%2F11%2Fmain

39
Gambar: Bermain Peran Makro
Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fw
ww.paudbintangkecilpati.com%2F2018%2F10%2F03%2Fmain-
peran-makro-pasar-

c) Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran dilihat dari segi kesiapan pengadaannya,


dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi dan media
rancangan. Disebut media jadi karena sudah merupakan komoditi
perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai
(media by utilization). Sedangkan disebut media rancangan karena
perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau
tujuan pembelajaran tertentu (media by design).
Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan
keterbatasannya. Kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam
waktu, tenaga, dan biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya untuk
mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga
maupun biaya agar mendapatkan keandalan dan kesahihannya
diperlukan serangkaian kegiatan validasi prototipenya. Adapun
kekurangan dari media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk
mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai dengan
tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat.
Agar dapat memilih media dengan tepat, maka dibutuhkan
pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukannya dengan

40
tepat, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan
yang ada.
Pemilihan suatu media sangat sederhana yaitu untuk memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc.
Connel (dalam Sadiman, 1993) mengatakan bila media itu sesuai
pakailah, “If Medium Fits, Use It!” (“Jika media itu cocok, gunakan!”).
Beberapa faktor perlu dipertimbangkan, adalah tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, karakteristik anak, jenis rangsangan
belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya),
keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat dan luasnya
jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya
harus diterjemahkan dalam norma atau kriteria keputusan pemilihan.
Penetapan rambu-rambu dan kriteria untuk pemilihan media
pembelajaran merupakan patokan yang harus dijadikan pegangan
bersama. Rambu-rambu tersebut diperlukan agar dapat menyediakan
berbagai media pembelajaran yang tepat dan berdaya guna tinggi.
Pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini, harus
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
(1) Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai (anak usia dini) yang dilayani serta
mendukung tujuan pembelajaran.
(2) Media pembelajaran yang dipilih perlu didasarkan atas azas
manfaat, untuk apa dan mengapa media pembelajaran tersebut
dipilih.
(3) Pemilihan media pembelajaran hendaknya berposisi ganda baik
berada pada sudut pandang pemakai (guru, anak) maupun dari
kepentingan lembaga. Dengan demikian kepentingan kedua belah
pihak akan terpelihara dan tidak ada yang dirugikan manakala
kepentingan masing-masing ada yang kurang selaras.
(4) Pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada kajian
edukatif dengan memperhatikan kurikulum yang berlaku,
cakupan bidang pengembangan yang dikembangkan,
karakteristik peserta didik serta aspek-aspek lainnya yang
berkaitan dengan pengembangan pendidikan dalam arti luas.

41
(5) Media pembelajaran yang dipilih hendaknya memenuhi
persyaratan kualitas yang telah ditentukan antara lain relevansi
dengan tujuan, persyaratan fisik, kuat dan tahan lama, sesuai
dengan dunia anak, sederhana, atraktif dan berwarna, terkait
dengan aktivitas bermain anak serta kelengkapan yang lainnya.
(6) Pemilihan media pembelajaran hendaknya memperhatikan pula
keseimbangan koleksi (well rounded collection) termasuk media
pembelajaran pokok dan bahan penunjang sesuai dengan
kurikulum baik untuk kegiatan pembelajaran maupun media
pembelajaran penunjang untuk pembinaan bakat, minat, dan
keterampilan yang terkait.

C. Resume

Media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan


anak yang dapat merangsang untuk belajar. Media pembelajaran
dapat juga disebut dengan media belajar, sarana belajar, bahan
belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima (individu atau
kelompok), sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat anak sedemikian rupa sehingga proses belajar menjadi
efektif (di dalam/di luar kelas).
Media dapat diklasifikasi ke dalam: kelompok media grafis,
bahan cetak, dan gambar diam, kelompok media audio, kelompok
media audio visual dan kelompok multimedia.
Pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini harus
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: disesuaikan
dengan kebutuhan anak usia dini, mengapa media pembelajaran
tersebut dipilih, karakteristik anak, memenuhi persyaratan kualitas
yang telah ditentukan antara lain relevansi dengan tujuan,
persyaratan fisik, kuat dan tahan lama, sesuai dengan dunia anak,
sederhana, atraktif dan berwarna, terkait dengan aktivitas bermain
anak serta, memperhatikan pula keseimbangan koleksi (well rounded
collection) termasuk media pembelajaran pokok dan bahan penunjang
sesuai dengan kurikulum baik untuk kegiatan pembelajaran maupun

42
media pembelajaran penunjang untuk pembinaan bakat, minat, dan
keterampilan yang terkait.
Media yang paling sesuai akan bergantung pada pemilihan moda
pembelajaran yang dipilih, apakah daring atau luring. Pilihan media
akan sangat bergantung pada ketersediaan media di satuan PAUD jika
pembelajaran dengan moda luring, serta ketersediaan media di rumah
untuk pemilihan dengan moda daring.

D. Tugas peserta

Setelah guru mempelajari seluruh materi, maka pilihlah media


yang dapat digunakan untuk pembelajaran dengan salah satu moda
pembelajaran daring dan pilihlah salah satu media yang cocok untuk
moda pembelajaran luring, jelaskan alasanya terhadap pilihan media
dan moda tersebut.

43
BAB III
MODA DARING PADA PEMBELAJARAN JARAK
JAUH DI PAUD

Materi moda daringa dalam pembelajaran jarak jauh di PAUD


membahas materi tentang pengertian pembelajaran daring,
menjelaskan karakteristik pembelajaran daring, media
pembelajaran daring, dan merancang kegiatan pembelajaran
daring. Pada materi media pembelajaran daring menjelaskan
berbagai fasilitas daring yang dapat menjadi pilihan bagi guru
dan orang tua/anak dalam melaksanakan belajar dari rumah.

A. Tujuan

Setelah mempelajari bab ini, peserta memiliki kemampuan


dalam:
1. Menguraikan konsep pembelajaran jarak jauh melalui daring dan
luring.
2. Menguraikan karakteristik pembelajaran daring dan luring.
3. Memanfaatkan media pembelajaran PAUD dalam pembelajaran
daring dan luring.
4. Merancang kegiatan pembelajaran PAUD melalui daring dan
luring.

44
B. Uraian Materi

1. Moda Pembelajaran dalam Jaringan


a. Pengertian Pembelajaran dalam Jaringan

Pembelajaran dalam jaringan (daring), adalah pembelajaran


yang dirancang dengan menggunakan koneksi dan akses internet
dalam interaksi antara guru dan peserta didik. Untuk pembelajaran
daring dibutuhkan perangkat pendukung antara lain komputer,
laptop, handphone, ataupun tablet. Penggunaan perangkat tersebut
dalam pembelajaran daring terkoneksi dengan menggunakan
jaringan intenet, sehingga antara guru dan peserta didik dapat berbagi
materi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran daring mulai memiliki peran penting dalam
menciptakan dan mempromosikan komunitas belajar karena alat
komunikasi baru yang memberikan aksesibilitas dan efisiensi lebih
dalam proses pembelajaran, baik untuk guru maupun peserta didik
(Halarnkar & Kulkarni, 2013). Online learning merupakan suatu
sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak,
dan bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut,
siswa dapat belajar kapan dan di mana saja tanpa terbatas oleh jarak,
ruang, dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih
bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih
bervariasi seperti visual, audio, dan gerak (Riyana, 2013). Untuk
memudahkan proses pembelajaran daring, beberapa aplikasi kelas
virtual yang dapat digunakan antara lain, google clasroom, edmodo,
atau microsoft teams.

b. Karakteristik Pembelajaran dalam Jaringan

1) Prinsip Pembelajaran dalam Jaringan


Pada prinsinya untuk melaksanakan pembelajaran daring perlu
dilakukan identifikasi persyaratan untuk pelaksanaan pembelajaran
daring dilakukan. Identifikasi dilakukan dengan menilai karakteristik
guru dan peserta didik. Khusus di PAUD, selain karakteristik peserta

45
didik, juga perlu menilai karakteristik orang tua karena pembelajaran
jarak jauh pada anak usia dini memerlukan pendampingan orang tua.
Dalam kegiatan pembelajaran daring, diperlukan kemampuan guru
dalam menggunakan teknologi IT, dimana guru dapat menggunakan
komputer dalam merancang kegiatan pembelajaran dan
menggunakan media IT dalam proses pembelajaran. Orang tua
sebagai pendamping dalam kegiatan belajar anak di rumah juga
dibutuhkan kemampuan orang tua dalam menggunakan teknologi IT,
dimana orang tua dapat menggunakan IT sebagai media pembelajaran
anak dan juga sebagai alat komunikasi dengan guru dalam
melaksanakan dan melaporkan kegiatan belajar anak di rumah.
Menurut Riyana (2013) bahwa pembelajaran yang sepenuhnya
daring membutuhkan beberapa persyaratan untuk siswa, yaitu:
a) ICT literacy: siswa harus memiliki kemampuan awal berupa
penguasaan ICT dasar sebagai alat untuk belajar, artinya jika
siswa kelas rendah dimana kemampuan membaca dan
menulisnya belum baik, maka tidak cocok menggunakan online,
namun bagi mereka lebih cocok menggunakan kelas tatap muka
yang langsung dibimbing oleh guru secara langsung. Namun hal
ini menjadi khas, karena anak usia dini belum mampu
menggunakannya sendiri, sehingga ICT literacy juga dibutuhkan
pada orang tua anak.
b) Indepedency: online learning membutuhkan kondisi siswa yang
sudah terbiasa untuk belajar mandiri, yaitu memanfaatkan
fasilitas belajar online untuk mempelajari materi, mengerjakan
quiz dan berlatih menguasai kompetensi tanpa harus dibimbing
langsung oleh guru. Dalam hal ini siswa harus memiliki motivasi
internal yang tinggi untuk terus belajar mencapai target dan
kondisi seperti ini hanya ada pada siswa kelas tinggi dan
pendidikan tinggi. Kemandirian dalam belajar pada anak usia dini
adalah bentuk stimulasi untuk memberikan kesempatan pada
anak untuk melakukan sendiri, namun dalam pengawasan orang
tua atau orang dewasa di sekitar anak.
c) Creativity and Critical Thinking: fasilitas pembelajaran online
sangat beragam, siswa dapat mempelajari berbagai tools yang
46
tersedia seperti browsing, chatting, groups discussion, video
conferencing, quiz online, drill online dan lainnya, hal ini menuntut
adanya kreativitas siswa untuk memanfaatkan semua dengan
optimal. Dalam hal ini diperlukan kreatifitas siswa
memvariasikan dan menggali pengalaman belajar dengan modus
yang bervariasi. Online learning memfasilitasi content yang lebih
banyak dari materi yang tersedia di pembelajaran tatap muka
langsung, sehingga siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
kritis untuk memilih, menentukan dan menyerap pengetahuan
mana yang lebih dibutuhkannya.

2) Kelebihan Pembelajaran dalam Jaringan


Kelebihan pembelajaran daring (Halarnkar & Kulkarni, 2013)
adalah:
a) Meningkatkan akses terbuka pada pendidikan, termasuk akses
untuk mendapatkan gelar penuh.
b) Baik untuk peserta didik yang tidak bisa mengikuti sekolah secara
penuh untuk dapat melanjutkan pendidikannya.
c) Interaksi yang lebih baik antara guru dan peserta didik.
d) Menyiapkan alat untuk peserta didik dapat menyelesaikan
masalah secara mandiri.
e) Pemerolehan keterampilan terhadap teknologi melalui praktik
langsung dengan berbagai alat media dan komputer.
f) Peserta didik mendapatkan materi dengan mudah dan tidak
banyak waktu yang dibutuhkan.
Pada anak usia dini, pembelajaran daring dilakukan sebagai
strategi untuk mengatasi kondisi yang tidak memungkinkan bagi anak
untuk berinteraksi langsung dengan guru dan teman sebaya lainnya.
Pembelajaran daring menjadi pilihan bagi anak untuk bisa
mendapatkan stimulasi pembelajaran yang tepat untuk optimalisasi
perkembangan anak.
3) Kekurangan Pembelajaran dalam Jaringan
Adapun kelemahan pembelajaran daring (Halarnkar & Kulkarni,
2013) adalah:

47
a) Berpotensi adanya gangguan yang menghalangi proses
pembelajaran.
b) Mudah mencontek.
c) Bias terhadap siswa yang paham teknologi pada masalah
nonteknis.
d) Kurangnya pemahaman dan pengalaman guru untuk mengatur
interaksi guru dan peserta didik secara virtual.
e) Kurangnnya tanggapan balik dan langsung dari guru.
f) Komunikasi asinkronik menghalangi menjawab dengan cepat
pertanyaan yang diajukan.
g) Adanya bahaya penundaan.

c. Media Pembelajaran dalam Jaringan

Fasilitas pembelajaran daring yang dapat digunakan, antara lain:


kelas virtual yang sudah disiapkan, video conference, media sosial,
atau LMS (learning management system) yang dibuat sendiri oleh
satuan pendidikan. Selain itu untuk kebutuhan pembelajaran jarak
jauh yang telah disiapkan fasilitas untuk pembelajaran jarak jauh yang
lain, yaitu http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/ .

1) Kelas Virtual
Berikut beberapa kelas virtual yang dapat dijadikan sebagai
pilihan pada proses pembelajaran jarak jauh oleh satuan pendidikan,
antara lain google clasroom, edmodo, dan microsoft classroom (Mee,
n.d.).
a) Google clasroom
Google classroom adalah aplikasi sistem pembelajaran yang
dapat dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik untuk melakukan
komunikasi pembelajaran. Pada aplikasi ini guru dapat membagikan
perencanaan dan materi kegiatan bermain untuk peserta didik dan
orang tua. Google Classroom ini diperuntukkan untuk membantu
semua ruang lingkup pendidikan yang membantu siswa untuk

48
menemukan atau mengatasi kesulitan pembelajaran, membagikan
pelajaran dan membuat tugas tanpa harus hadir ke kelas.

Gambar. Kelas Virtual Google Classroom


(Sumber: https://androbuntu.com/2019/07/12/aplikasi-kelas-
virtual/)

Pada aplikasi ini juga dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk
memberikan komentar masukan atau bertanya berkaitan dengan
proses pembelajaran yang dirancang oleh guru. Aplikasi ini
dikembangkan oleh Google dan dapat dimanfaatkan gratis oleh guru
dan peserta didik.

(1) Fitur-fitur Google Classroom


- Tugas (Assignment)
- Penilaian
- Komunikasi
- Laporan Orisinalitas
- Arsip Pembelajaran
- Keamanan Pribadi

(2) Keunggulan Google Classroom


- Proses pembuatan kelas cepat dan nyaman

49
- Dari segi waktu hemat dan efisien untuk guru maupun peserta
didik
- Mampu meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara guru
dan murid maupun antarmurid
- Penyimpanan data terpusat di Google Classroom tersebut

b) Edmodo

Gambar. Edmodo

Edmodo merupakan aplikasi pembelajaran secara virtual yang


konsepnya mirip dengan facebook, namun aktivitas yang diposting
adalah proses belajar mengajar. Melalui aplikasi ini, guru dan peserta
didik dapat melakukan interaksi pembelajaran daring, dengan
membagikan materi kegiatan oleh guru dan setiap peserta didik
melalui orang tua dapat menampilkan kegiatan yang sudah
dilaksanakan dalam bentuk gambar, video, atau pun lembar tugas.
Terdapat fitur-fitur lain sebagai pelengkap edmodo seperti
“Rapor Virtual”. Seperti halnya pada rapor biasa, rapor virtual berisi
ringkasan nilai dan hasil dari kegiatan belajar murid sesuai dengan
semester yang sama pada sekolah biasa.

(1) Fitur Edmodo


- Polling
- Gradebook (Buku catatan nilai siswa)
- File and Link (berbagi file)
50
- Quiz
- Library (berbagi bahan ajar)
- Pemberian Tugas (Assignment)
- Award Badge (penghargaan untuk siswa)
- Parent Code (akun untuk orang tua dalam memantau siswa)
(2) Manfaat Edmodo
- Edmodo merupakan wahana komunikasi dan diskusi yang
sangat efiesien untuk para guru dan murid.
- Dengan Edmodo, siswa satu dengan siswa lainnya dapat
dengan mudah berinteraksi dan berdiskusi dengan pantauan
langsung dari gurunya.
- Selain itu, Edmodo mempermudah komunikasi antara guru,
murid sekaligus orang tua murid.
- Sebagai sarana yang tepat untuk ujian maupun quiz.
- Guru dapat memberikan bahan ajar seperti pertanyaan, foto,
video pembelajaran kepada murid dengan mudah. Selain itu,
murid juga dapat mengunduh bahan ajar tersebut.
- Dengan adanya Edmodo, orang tua murid dapat memantau
kegiatan belajar anaknya dengan mudah.
- Mempermudah guru dalam memberikan soal dari mana saja
dan kapan saja.

c) Microsoft Classroom

Gambar. Microsoft 365

51
Microsoft 365 adalah produk aplikasi kelas virtual microsoft
yang terbaru, yang mempermudah bagi guru untuk membagikan
materi kegiatan bagi peserta didik dan melakukan penilaian kegiatan
peserta didik.
Office 365 memang bisa dikatakan sebagai aplikasi Microsoft
Office yang telah disempurnakan, karena fitur-fiturnya selalu up to
date. Namun bukan berarti Office 365 tidak memiliki kekurangan.
Nah, berikut adalah kelebihan dan kekurangan Office 365 yang perlu
diketahui:

(1) Kelebihan
- Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa fitur Office 365
selalu up to date. Dengan kata lain, fitur-fiturnya akan
diperbarui secara otomatis tanpa membayar biaya tambahan.
- Selain mendapatkan semua fitur Office 365, Anda juga bisa
menyimpan hasil kerja di cloud storage OneDrive 1TB. Bahkan
free call Skype selama 60 menit per bulan.
- Karena mendapat bonus 1TB cloud storage, Anda bisa
menyimpan data kapan saja dan dari mana saja dengan lebih
simpel tanpa harus membawa flashdisk.
- Lengkapnya lagi, Office 365 tidak hanya dapat diakses pada 1
PC saja, melainkan banyak perangkat lainnya. Karena Anda
bisa menginstal Office 365 di laptop macOS, laptop Windows,
tablet, dan smartphone Anda.
- Dapatkan dukungan penuh dari Office 365 baik melalui chat,
email, maupun telepon.

(2) Kekurangan
- Karena fiturnya lengkap, jadi Anda harus berlangganan dengan
mengeluarkan sejumlah biaya sesuai ketentuan pihak
Microsoft. Bisa bulanan atau tahunan yang tentu harganya
mahal.
- Untuk menerima update dari Office 365, tentunya Anda harus
terhubung melalui jaringan internet meskipun Anda telah
membayar biaya langganan.
52
2) Video Conference
Video conference (vicon) adalah teknik pertemuan langsung
antara guru dan peserta didik melalui jaringan dengan menggunakan
aplikasi vicon tertentu. Fungsi dari strategi pemanfaatan video
conference ini adalah untuk menggantikan kegiatan tatap muka oleh
guru dan siswa yang biasanya dilakukan di kelas menjadi kegiatan
tatap muka secara virtual melalui bantuan aplikasi yang ada dengan
koneksi internet. Namun pada kegiatan belajar anak usia dini, yang
melakukan komunikasi video conference adalah guru dan anak,
melalui dukungan dan pengawasan orang tua.
Beberapa aplikasi vicon yang dapat digunakan untuk
pembelajaran daring adalah zoom, google meet, skype, Cisco Webex
Meeting, dan video call WA. Beberapa vicon tersebut dapat
dimanfaatkan secara gratis, namun ada juga yang berbayar.
a) Zoom
Aplikasi ini membawa beberapa fitur termasuk panggilan
telepon, fitur webinar, presentasi, dan banyak lagi. Aplikasi Zoom ini
dinilai punya kualitas yang mumpuni. Zoom sebagai aplikasi vicon
termasuk aplikasi vicon yang gratis dengan keterbatasan, terbatas
pada jumlah peserta vicon, maksimal 30 peserta dan waktu selama 40
menit. Jika ingin memperbarui dengan menambah jumlah peserta
hingga 100 peserta bersamaan dalam satu pertemuan dan durasi
waktu, maka akan dikenakan biaya.

53
Gambar: Tampilan Beranda Aplikasi Zoom

b) Google Hangout Meet


Google Hangouts Meet adalah aplikasi video conference atau
meeting online versi bisnis dari Google Hangouts yang dirancang untuk
organisasi atau perusahaan dalam berbagai ukuran. Penggunannya
sendiri mencakup mobile dan desktop, dapat digunakan secara cuma-
cuma dan terbilang sederhana.
Google Hangout Meet memungkinkan pengguna untuk
melakukan panggilan video dengan 30 pengguna lainnya per
pertemuan. Dengan kata lain, Google Hangout Meet bisa menjadi
media alternatif untuk bersosialisasi dengan rekan kantor atau
bahkan melakukan rapat kerja.

Gambar: Tampilan Google Hangout Meet

54
c) Skype
Skype adalah solusi yang layak dicoba untuk tim atau bisnis
kecil. Skype mendukung panggilan video hingga 25 peserta. Anda
dapat menelepon orang tanpa Skype, tapi membutuhkan sedikit biaya.
Microsoft® Teams menggantikan Skype for Business Online
sebagai solusi rapat online profesional dari Microsoft. Teams
mengombinasikan pesan instan, konferensi video, panggilan, dan
kolaborasi dokumen ke dalam satu aplikasi terpadu agar orang dapat
bekerja dengan cara baru yang lebih efektif.

Gambar: Tampilan Skype

d) Cisco Webex Meeting


Cisco Webex Meetings adalah salah satu opsi untuk video
conferencing. Aplikasi cukup populer di kalangan pengguna bisnis
karena mempunyai banyak fitur menarik, termasuk bergabung
dengan meeting hanya dengan satu ketukan, layout video yang
disesuaikan, dan menjadwalkan live meeting dari aplikasi.
Peserta dapat bergabung di video conference melalui meeting
number dan meeting password atau pun meeting link yang telah
diinformasikan oleh Host. Apabila menggunakan meeting number dan
meeting password, peserta terlebih dahulu mengetikkan alamat
website seameoseamolec.WebEx.com pada web browser. Sedangkan
apabila menggunakan meeting link, peserta bisa langsung klik pada
urlnya dan langsung direct ke halaman awal WebEx.

55
Gambar: Tampilan Cisco Webex Meeting

e) Video Call Whatsapp


Video Call Whatsapp merupakan aplikasi perpesanan video yang
bisa memuat peserta hingga 8 orang. Secara teknis, untuk melakukan
panggilan video, Whatsapp memiliki cara pengoperasian yang sama.
Anda hanya perlu membuka dan aplikasi atau tautan di atas kemudian
klik simbol +. Masukkan nama atau email kontak Anda, kemudian klik
ikon kamera untuk memulai panggilan video.

Gambar: Tampilan Aplikasi Whatsapp

3) Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, pengguna dapat dengan
mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan
wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh orang di seluruh dunia (Kurniawan, n.d.). Media sosial ini dapat

56
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran daring, membagikan
materi kegiatan oleh guru, dan peserta didik melalui orang tua
melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan, dapat berbentuk
gambar atau video.

Seperti yang dikuti dari artikel Dewi (Dewi, n.d.), bahwa terdapat 5
sosial media yang sedang banyak digunakan yaitu, Tiktok, Facebook
(FB), Instagram (IG), Snapchat, dan Likee. Untuk pembelajaran,
Tiktok, Facebook (FB), Instagram (IG), dan Youtube dapat digunakan
sebagai media untuk pembelajaran daring.

a) Tiktok
Tiktok adalah sebuah jaringan sosial dan platform video yang
dluncurkan pada September 2016. Tiktok sebagai media
pembelajaran setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama
dalam keberadaan media. Pertama fungsi stimulasi yang
menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari dan mengetahui lebih
lanjut segala hal yang ada pada media. Kedua, fungsi mediasi yang
merupakan perantara antara guru dan siswa. Dalam hal ini, media
menjembatani komunikasi antara guru dan siswa. Ketiga, fungsi
informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin disampaikan
guru. Dengan keberadaan media, siswa dapat menangkap keterangan
atau penjelasan yang dibutuhkannya atau yang ingin disampaikan
oleh guru.

b) Facebook Watch
Facebook, Inc. adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor
pusat di Menlo Park, California, Amerika Serikat yang diluncurkan
pada bulan Februari 2004. Berkembangnnya dunia teknologi,
facebook meluncurkan layanan video on demand. Facebook Watch
adalah layanan video-on-demand yang dioperasikan oleh Facebook,
Inc. diluncurkan pada 9 Agustus 2017. Facebook Watch menawarkan
rekomendasi yang dipersonalisasi untuk video untuk ditonton, serta
kumpulan konten yang menarik termasuk dalam pembelajaran.

57
c) Instagram TV
IGTV adalah fitur Instagram yang memperbolehkan pengguna
mengupload video dengan durasi lebih panjang. Fitur ini bisa dibilang
adalah salah satu cara yang bisa dimanfaatkan oleh influencers,
brands, dan semua user Instagram untuk membuat video untuk
follower mereka.
Perbedaan antara IGTV dengan Instagram yaitu Instagram
memiliki durasi video 1 menit dan menggunakan IGTV dapat
mengupload video berdurasi 10 menit sampai 1 jam. Jika Anda
membuat akun di IGTV, Anda akan diminta untuk membuat sebuah
channel baru. Channel ini nanti akan dihubungkan langsung dengan
profil Instagram Anda.

d) Youtube

Platform Youtube telah lama dijadikan sebagai media


pembelajaran. YouTube merupakan salah satu alternatif sumber
belajar tepat waktu yang berhubungan dengan video pembelajaran
bagi pendidik dan peserta didik. Mengintegrasikan video tertentu dari
Youtube dapat mengembangkan kemampuan apresiatif siswa dan
memberikan pengalaman belajar, tidak hanya terbatas pada materi
pelajaran tetapi juga tekhnologi yang digunakan.
Dalam Kurikulum 2O13, youtube dapat digunakan untuk
mencari informasi, mempelajari keterampilan berbahasa dan
mendapatkan gambaran audiovisual tentang berbagai praktikum
keterampilan berbahasa dan sastra sehingga siswa mampu memenuhi
tujuan kurikulum 2O13 yang pada akhirnya siswa mampu
mengkomunikasikan atau mempersentasikan hasil-hasil temuannya
dari video YouTube tersebut.

58
Gambar Logo Media Sosial (Tiktok, Facebook, IGTV, dan Youtube)

4) Learning Management System (LMS)


Learning Management System (biasa disingkat LMS) adalah
aplikasi perangkat lunak untuk kegiatan dalam jaringan, program
pembelajaran elektronik (e-learning program), dan isi pelatihan.
LMS memenuhi persyaratan pendidikan, administrasi, dan
penyebaran. Untuk pembelajaran perusahaan (corporate learning),
misalnya dapat berbagi banyak karakteristik dengan VLE “(Virtual
Learning Environment)’’. Karakteristik fitur yang tersedia untuk LMS
Perusahaan dan Institusi Pendidikan tersebut adalah:
a) Mengelola user, role, courses, instructor, facility.
b) Course calendar
c) Learning Path
d) User Messaging dan notification
e) Assesment dan testing yang dilakukan sebelum atau sesudah
pembelajaran (Pre-test dan Post-test)
f) Menampilkan nilai (score)
g) Course yang disusun sesuai grade
h) Penyajian yang berbasis web, sehingga bisa diakses dengan web
browser

Beberapa LMS yang berlisensi open source adalah sebagai berikut:


a) MOODLE
MOODLE (singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic
Learning Environment) adalah paket perangkat lunak yang
diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web
yang menggunakan prinsip social constructionist pedagogy.
MOODLE merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan
mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi

59
informasi, yang dikenal dengan konsep pembelajaran elektronik
atau e-learning. Moodle dapat digunakan secara bebas sebagai
produk sumber terbuka (open source) di bawah lisensi GNU.
Moodle dapat diinstal di komputer dan sistem operasi apa pun
yang bisa menjalankan PHP dan mendukung database SQL.

b) Claroline
Claroline adalah LMS (Learning Management System) 'open
source' berbasis PHP dan MySQL yang pada awalnya
dikembangkan oleh UCL (Universitas Katolik Louvain) di Belgia
pada tahun 2001. Proyek LMS yang dibiayain oleh Yayasan
Louvain ini dikembangkan mengikuti pengalaman pedagogi dan
kebutuhan pengajar. Sejak tahun 2004 sampai dengan 2007,
CERDECAM turut memberikan sumbangsih signifikan terhadap
pengembangan Claroline. Dibandingkan LMS populer lain seperti
Moodle maupun Dokeos, Claroline memiliki tampilan yang
sederhana dan ukuran file instalasinya pun kecil. Penggunaannya
di Indonesia sudah cukup banyak di sekolah tinggi dan
universitas.

c) Dokeos
Dokeos adalah e-learning tools untuk aplikasi berbasis web. Ia
merupakan free software yang dirilis oleh GNU GPL dan
pengembangannya didukung oleh dunia internasional. Sistem
operasinya bersertifikasi yang bisa digunakan sebagai konten
dari sistem managemen untuk pendidikan. Kontennya meliputi
distribusi bahan pelajaran, kalender, progres pembelajaran,
percakapan melalui text/audio maupun vidio, administrasi test,
dan menyimpan catatan. Pada tahun 2004 dokeos sudah
ditranslate ke dalam 31 bahasa dan digunakan oleh lebih dari
ratusan organisasi. Tujuan utama dari dokeos adalah menjadi
sistem yang userfriendly dan flexible serta mudah dipakai. Selain
itu juga menjadi tool yang bagus untuk pembelajaran sehingga
user puas terhadap aplikasi ini. Untuk situs resminya adalah
Dokeos.com.
60
d) Docebo
Docebo Learning Management System (LMS) adalah paket
software untuk e-learning dan LCMS (Learning Content
Management System), dibuat dan dikembangkan oleh Docebo Srl.
Program ini dirilis dalam bentuk lisensi GPL yang artinya tidak
memiliki lisensi berbayar.
Program ini menggunakan pendekatan multi-model diktat, yang
merupakan salah satu platform open source yang paling banyak
digunakan dan disukai di level internasional, kemampuan untuk
melakukan personalisasi model diktat sesuai kebutuhan klien
membuat Docebo sangat menakjubkan dan fleksibel.
Dengan DoceboLMS sangat mudah untuk mengkonstruksikan
konten diktat untuk latihan dan guru dapat menggunakan file
yang mereka telah miliki seperti Powerpoint, Word, PDF, klip film
dan lainnya. User dapat diatur berdasarkan group dan kategori
dan juga memungkinan untuk melakukan personalisasi tampilan
untuk subgruoup dan user.

e) A Tutor
A Tutor adalah Open Source Web-based Learning Management
System (LMS) yang digunakan untuk mengembangkan dan
memberikan kursus online. Administrator dapat menginstal atau
memperbarui A Tutor dalam hitungan menit, mengembangkan
tema kustom untuk memberikan A Tutor tampilan baru, dan
mudah memperluas fungsionalitas dengan modul fitur. Pendidik
dapat dengan cepat merakit, paket, dan mendistribusikan konten
pembelajaran berbasis web, mudah mengimpor konten yang
dikemas, dan melakukan kursus secara online. Siswa belajar
dalam lingkungan, dapat diakses adaptif, pembelajaran sosial.

f) Chamilo
Chamilo adalah sistem e-learning yang lengkap. Aplikasi ini dapat
diinstal dengan mudah dengan waktu yang singkat. Aplikasi ini
dapat digunakan guru dan pelatih dan mengajar dalam waktu
singkat. Beberapa pengguna kami melaporkan rasio 1/5 waktu
61
yang dibutuhkan pelatihan dibandingkan dengan LMS open
source, sehingga mudah untuk mempersiapkan pembelajaran
dalam waktu yang singkat hingga siap untuk diimplementasikan.
Pelatih bisa bekerja hanya dalam satu hari. Masa depan
pengajaran cerah dan begitu juga Chamilo. Dengan
perkembangan dalam penilaian adaptif, pembelajaran sosial dan
mobile, keterampilan manajemen dan banyak topik lain yang
lebih, asosiasi dan teknologi tinggi anggota Chamilo memastikan
Anda mendapatkan perangkat lunak gratis dengan inovasi
terbaru dari seluruh dunia. Chamilo adalah salah satu Learning
Management System yang bersifat Open Source, menitik beratkan
pada pembangunan portal E-learning.

d. Rancangan Pembelajaran dalam Jaringan

1) Persiapan Komunikasi Guru dan Orang Tua


Untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh, perlu dibuat ruang
bagi guru dan orang tua untuk melakukan komunikasi daring
dengan mudah. Beberapa aplikasi yang umum dan mudah
digunakan untuk komunikasi antara lain grup whatsapp, grup FB
dan lain-lain.

2) Panduan Kegiatan Belajar di Rumah


Untuk aktivitas kegiatan pembelajaran daring, guru
membuat panduan kegiatan yang ditujukan bagi orang tua
peserta didik sebagai pendamping anak. Panduan ini menjadi
pegangan untuk menyamakan persepsi antara guru dan orang tua
mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Panduan tersebut dibuat
dalam bentuk soft file PDF agar dapat dibagikan kepada orang tua
melalui daring.

Persiapan orang tua untuk kegiatan belajar di rumah:


a) Dalam sehari anak melakukan satu/dua kegiatan.

62
b) Perasaan hati orang tua dan anak dalam kondisi yang
menyenangkan, menggunakan bahasa yang sopan dan
mengontrol intonasi suara.
c) Beri pijakan tentang kegiatan yang akan dilakukan sehingga
anak siap dengan perubahan lingkungan belajar.
d) Orang tua dan anak menyiapkan alat dan bahan bersama-
sama.
e) Jika kegiatan menggunakan kertas, bimbing anak untuk
menulis nama, tanggal kegiatan, dan sentra.

Persiapan kegiatan belajar di rumah:


a) Setting ruangan belajar agar menarik minat anak untuk
belajar.
b) Sebaiknya kegiatan dilakukan dengan meja dan kursi jika
diperlukan.
c) Kegiatan belajar tanpa menggunakan televisi.
d) Durasi kegiatan berlangsung 45-60 menit. Orang tua dapat
berdiskusi dan menyepakati waktu kegiatan belajar di rumah
setiap harinya.
e) Jika kegiatan pembelajaran dilakukan dengan melakukan
panggilan video grup maka pada lembar panduan akan
disertakan gambar gawai. Konfirmasi kepada Kakak Guru
nomor yang dapat dihubungi. Sediakan waktu saat jadwal
panggilan video grup akan berlangsung.

Pendampingan orang tua kegiatan belajar di rumah


a) Kegiatan belajar di rumah didampingi oleh orang dewasa
sepenuhnya.
b) Orang tua harus melakukan koordinasi dengan pendamping
Ananda apabila keduanya bekerja.
c) Kami siapkan media untuk sentra yang dibutuhkan saat
pembelajaran. Diharapkan alat dan bahan lengkap dan tidak
hilang.

63
d) Perlengkapan alat tulis kerja dan tas dikembalikan di hari
Senin saat mengunjungi sekolah untuk mengambil media di
minggu selanjutnya.
e) Laporan kegiatan anak dapat dilaporkan melalui Whatsapp
guru, diharapkan tidak melaporkan hasil perkembangan atau
kegiatan di grup whatsapp atau yang terpublish.

2. Moda Pembelajaran Luar Jaringan

a. Pengertian Pembelajaran Luar Jaringan


Pembelajaran jarak jauh luar jaringan merupakan proses
interaksi belajar antara guru dan peserta didik yang memiliki
perbedaan waktu dan tempat yang menggunakan media bukan
jaringan untuk melakukan komunikasi dalam proses belajarnya.
Pembelajaran luar jaringan dilakukan sebagai bentuk adaptasi yang
merupakan dampak tidak memungkinkan bagi guru dan peserta didik
tidak dapat bertemu secara langsung, agar peserta didik tetap
mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pembelajaran luring merupakan pilihan alternatif bagi
pembelajaran jarak jauh bagi daerah/ tempat, kemampuan orang tua/
peserta didik, serta kondisi yang tidak memungkinkan pembelajaran
dilakukan dengan jaringan. Sejarah pembelajaran jarak jauh memang
diawali dengan proses pembelajaran yang sifatnya luar jaringan
dengan teknologi yang terbatas. Proses pembelajaran luar jaringan
juga menekankan pada kemampuan media pembelajaran untuk dapat
menyajikan materi agar dipahami oleh peserta didik, dan pada
beberapa waktu tertentu dijadwalkan pertemuan secara langsung
antara guru dan peserta didik.
Persyaratan Pelaksanaan pembelajaran luar jaringan
didasarkan pada prinsip akses, pemerataan dan kualitas, seperti yang
diamanahkan dalam peraturan maupun perundangan yang berlaku.
1) Akses
Keinginan untuk meningkatkan dan memperluas akses terhadap
pendidikan telah menjadi pemicu utama untuk menyelenggarakan

64
sistem PJJ. Berdasarkan paradigma akses ini, sistem PJJ menerapkan
prinsip pendidikan yang masal untuk mencapai keuntungan
ekonomis. Secara khusus, perkembangan TIK yang pesat mendukung
sistem PJJ sebagai sistem pendidikan masal dan fleksibel yang dapat
meningkatkan keterbukaan pendidikan, meminimalkan keterbatasan
waktu, tempat, dan mengatasi kendala ekonomi maupun demografi
seseorang untuk memperoleh pendidikan.

2) Pemerataan
Isu pemerataan dilandaskan pada keadilan dan kesamaan hak
untuk memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam proses
pendidikan, bagi siapa saja tanpa batasan kendala apa pun.
Karakteristik sistem PJJ yang fleksibel lintas ruang, waktu, dan
sosioekonomi dalam membuka akses terhadap pendidikan
menyebabkan sistem PJJ menarik bagi banyak kalangan. Melalui
sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh pendidikan berkualitas
tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak
kehilangan kesempatan berkarir.

3) Kualitas
Standar kurikulum, materi ajar, proses pembelajaran, dan bahan
ujian dikemas berdasarkan karakteristik proses pembelajaran yang
terjadi dalam sistem PJJ, untuk didistribusikan secara daring maupun
luring. Untuk mendukung pencapaian kualitas sesuai Standar
Nasional Pendidikan, program PJJ sangat tergantung pada
pemanfaatan fasilitas belajar bersama berdasarkan kemitraan antar
institusi. Dengan demikian, tenaga pengajar yang berkualitas dapat
dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk konsorsium untuk menjadi
pengembang materi ajar dan bahan ujian. Materi ajar dan bahan ujian
kemudian dikemas untuk didistribusikan ke berbagai pelosok tanah
air. Hal ini menjamin terjadinya pemerataan akses terhadap
pendidikan berkualitas lintas ruang, waktu, dan kondisi sosioekonomi

65
b. Media Pembelajaran Luar Jaringan

1) Modul (Panduan Kegiatan Anak)


Modul adalah bahan ajar yang berisi materi belajar dan
digunakan dalam pembelajaran agar peserta didik dapat belajar
secara mandiri. Modul sebagai bahan ajar berisi materi yang
dipelajari oleh peserta didik dan diuraikan meliputi tujuan
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, uraian materi, alat dan
media pembelajaran, tugas untuk peserta didik dan evaluasi
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah uraian kompetensi atau
kemampuan peserta didik yang akan dicapai setelah mempelajari
materi yang ada dalam modul tersebut. Pada modul juga dijelaskan
petunjuk pembelajaran yang dapat dideskripsikan dalam bentuk
langkah-langkah melaksanakan pembelajaran. Inti dari modul adalah
uraian materi yang disajikan secara utuh sesuai dengan karakateristik
materi agar mudah dipahami oleh peserta didik. Uraian materi juga
dilengkapi dengan alat dan media yang dapat digunakan untuk
mendukung agar peserta didik dapat memahami uraian yang
disajikan pada modul. Untuk mengetahui capaian pembelajaran, pada
modul dilengkapi dengan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik
dan juga soal atau tes yang diberikan kepada peserta didik.
Pada pembelajaran anak usia dini, modul dikembangkan
menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Pembelajaran
PAUD, tidak memungkinkan pembelajaran mandiri langsung dengan
peserta didik atau dengan anak. Untuk itu modul yang dikembangkan
lebih tepat disebut panduan kegiatan untuk anak dan didampingi oleh
orang tua. Dengan berbagai pertimbangan karakteristik orang tua
dan kondisi peserta didik, sehingga untuk keperluan pembelajaran
luring, maka yang dikembangkan adalah panduan kegiatan anak di
rumah.

66
Gambar. Contoh Panduan Kegiatan Orang Tua

Gambar. Contoh Kegiatan pada Panduan untuk Orang Tua

2) Tutorial Layanan Tatap Muka


Tutorial layanan tatap muka sebagai bagian dari pembelajaran
jarak jauh, merupakan bentuk komunikasi langsung tatap muka
antara guru dan peserta didik untuk memberikan penguatan pada

67
materi pembelajaran yang telah disampaikan secara tidak langsung
melalui berbagai media/sarana. Pada tutorial tatap muka sebagai
pembelajaran jarak jauh di PAUD, pertemuan tatap muka yang
dilaksanakan melibatkan orang tua sebagai pendamping anak yang
mesti memahami proses pembelajaran anak usia dini. Tutorial tatap
muka di PAUD juga dapat dilaksanakan sebagai kegiatan parenting.
Namun pembelajaran luring yang dapat dilaksanakan dengan
memenuhi persyaratan yang sesuai dengan kondisi orang tua dan
lingkungan. Khusus pada masa pandemi, terdapat persyaratan untuk
mengadakan pertemuan.
Tutorial pembelajaran secara tatap muka sesuai SKB 4 Menteri,
hanya untuk zona hijau dan PAUD paling cepat Oktober 2020. Kondisi
kelas untuk satuan PAUD setiap anak malakukan jaga jarak 1,5 antar
siswa dan setiap rombongan belajar maksimal diisi oleh 5 peserta
didik.
a) Perilaku wajib:
(1) Menggunakan masker kain non medis 3 lapis atau 2 lapis yang di
dalamnya diisi tisu dengan baik serta diganti setelah digunakan
selama 4 jam atau ketika sudah lembab.
(2) Cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer.
(3) Menjaga jarak minimal 1,5meter dan tidak melakukan kontak
fisik.
b) Kondisi medis warga sekolah:
(1) Harus dalam kondisi yang sehat dan jika mengidap comorbid,
dalam kondisi terkontrol.
(2) Tidak memiliki gejala Covid-19 termasuk pada orang yang
serumah dengan peserta didik dan pendidik.
c) Untuk kantin sementara waktu tidak diperbolehkan.
d) Kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler tidak diperbolehkan.
e) Tidak diperbolehkan ada kegiatan selain KBM. Contoh yang tidak
diperbolehkan orang tua menunggui siswa di sekolah, istirahat di
luar kelas, pertemuan orang tua dengan murid, pengenalan
lingkungan sekolah.

68
3) Televisi Nasional
Televisi merupakan media elektronik yang mampu
menayangkan gambar bergerak atau video. Sebagai media massa
televisi melakukan penyampaian pesan yang dilakukan antara
komunikator dan khalayak tidak bisa saling melihat secara langsung.
Dalam konteks pendidikan, pesan-pesan mendidik banyak yang
menggunakan media massa untuk saluran dan metode
pendistribusiannya. Dengan demikian, media televisi bukan hanya
sebagai saluran komunikasi melainkan juga menjadi metode
mendistribusikan pesan (Arsyad, 2009).
Beberapa keuntungan dari penggunaan televisi sebagai media
pembelajaran antara lain adalah:
a) Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual
termasuk gambar-gambar diam, film, objek, spesimen, dan drama.
b) Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi
siswa.
c) Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-
kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa melalui
penyiaran langsung atau rekaman.
d) Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat
dan mendengarkan diri-sendiri.
e) Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat
dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang
berbeda-beda.
f) Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit
diperoleh pada dunia nyata.
g) Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, disamping itu
televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau
sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk
penyajian yang bersamaan.

Adapun keterbatasan media televisi sebagai media


pembelajaran antara lain:
a) Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
69
b) Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada
kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan
kemampuan individual peserta didik.
c) Guru tidak memliki kesempatan untuk merevisi video/film
sebelum disiarkan.
d) Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar
sehingga sulit bagi semua peserta didik untuk melihat secara rinci
gambar yang disiarkan.
e) Kekhawatiran muncul bahwa peserta didik tidak memiliki
hubungan pribadi dengan guru dan siswa bisa jadi bersikap lebih
pasif selama penayangan.

Gambar. Televisi

4) Video Pembelajaran
Video merupakan serangkaian gambar yang bergerak disertai
dengan suara yang menyatu menjadi kesatuan dan membentuk pesan
sesuai dengan tujuan video tersebut dibuat. Video pembelajaran
menunjukkan rangkaian gerak gambar dan suara yang menyatu dan
membentuk pesan materi-materi pembelajaran yang ingin
disampaikan agar tujuan pembelajaran tercapai. Video pembelajaran
dapat dibuat sendiri oleh pendidik atau menggunakan video

70
pembelajaran yang sudah tersedia dan dikemas dalam bentuk
beberapa media, seperti kaset, CD (video compact disk), atau flash disk.
Berbeda dengan moda pembelajaran daring, video ini bukan diakses
dari internet.
Penggunaan video sebagai media pembelajaran memiliki
kelebihan, karena karakteristik video (Munadi, 2008) yaitu:
a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
b) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
c) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
d) Mengembangkan pikiran dan pendapat peserta didik.
e) Mengembangkan imajinasi peserta didik.
f) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran
yang lebih realistik.
g) Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang.
h) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu
menunjukkan rangsangan sesuai tujuan dan respon yang
diharapkan dari peserta didik.
i) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Adapun kelemahan menggunakan video pembelajaran adalah


sebagai berikut:
a) Fine details, tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-
kecilnya.
b) Size information, tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran
yang sebenarnya.
c) Third dimention, gambar yang ditampilkan dengan video
umumnya berbentuk dua dimensi.
d) Opposition, artinya pengambilan yang kurang tepat dapat
menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan
gambar yang dilihat.
e) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk
menampilkannya.
f) Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak
sedikit.

71
5) Radio
Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media
komunikasi dan informasi. Radio dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang cukup efektif. Pada dasarnya siaran radio dalam
program belajar-mengajar berfungsi untuk (a) meningkatkan
kemampuan komunikasi audio, (b) membuat suasana belajar menjadi
lebih hidup, dan (c) meningkatkan kemampuan apresiasi dan
imajinasi terhadap kejadian atau peristiwa yang sedang disiarkan.
Sebagaimana media pengajaran lainnya, media radio
mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media radio
adalah (a) program siaran dapat direkam dan isi pesan dapat
dipergunakan berulang kali dengan konsisten, (b) daya jangkauannya
luas sehinggadpat menjangkau daerah terpencil, (c) harganya
terjangkau, (d) dapat dipindah-pindah, (e) program dapat diedit
sesuai yang dikehendaki, (f) dapat menyajikan laporan-laporan
seketika, (g) dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, (h) dapat
memberikan suasana alam nyata dengan berbagai teknik dan efek
suara , cocok untuk mengajarkan musik, sejarah , drama, dan bahasa,
(i) dapat menyiarkan kejadian khusus, actual, dan peristiwa historis.
Namun, media radio juga memiliki keterbatasan antara lain: (a)
penyesuaian jadwal siaran dan jadwal sekolah umumnya sulit, (b)
sifat komunikasinya satu arah, (c) hanya menggunakan medium audio
saja, (d) sulit dikontrol, artinya pendengar tak dapat menghentikan
siaran sebentar untuk berdiskusi atau minta untuk mengulas bagian
yang kurang jelas.

Gambar. Radio

72
c. Rancangan Pembelajaran Luring

Untuk merancang kegiatan pembelajaran during, guru membuat


membuat panduan kegiatan belajar untuk anak yang sederhana dan
mudah dipahami oleh orang tua. Kegiatan yang dirancang pun mudah
dilaksanakan dan medianya berada disekitar lingkungan anak. Pada
panduan juga menjelaskan dengan sederhana tentang karakteristik
anak sesuai usia dan aktivitas-aktivitas harian yang dapat membantu
stimulasi perkembangan anak.
Panduan kegiatan pembelajaran AUD yang disusun, berisi
meliputi: (1) petunjuk persiapan lingkungan belajar bagi anak yang
dilakukan oleh orang tua; (2) panduan persiapan fisik dan psikologis
orang tua sebagai pendamping anak dalam berkegiatan; (3) panduan
teknis hal-hal yang mungkin bisa terjadi mpada proses kegiatan
belajar bersama anak dan cara mengatasi; (4) langkah-langkah,
tujuan, alat dan bahan untuk melaksanakan kegiatan bersama anak
per hari. Pada panduan kegiatan juga ditambahkan materi tentang
petunjuk teknis menggunakan media televisi, radio, atau video
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh orang tua.

C. Resume
Pembelajaran dalam jaringan (daring), adalah pembelajaran
yang dirancang dengan menggunakan koneksi dan akses internet
dalam interaksi antara guru dan peserta didik. Untuk pembelajaran
daring dibutuhkan perangkat pendukung, antara lain komputer,
laptop, handphone, atau pun tablet. Penggunaan perangkat tersebut
dalam pembelajaran daring terkoneksi dengan menggunakan
jaringan intenet, sehingga antar guru dan peserta didik dapat berbagi
materi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran daring pada anak usia dini tetapa dilaksanakan
dengan didampingi oleh orang tua atau orang dewasa disekitar anak.
Untuk pembelajaran daring dapat menggunakan beberapa fasilitas,
antara lain dengan kelas virtual untuk pengelolaan kegiatan
pembelajaran, video conference untuk interaksi langsung antara guru,
73
anak dan orang tua, media sosial untuk komunikasi dan pelaporan,
dan LMS (learning management system) yang juga dapat digunakan
sebagai kelas pengelolaan pembelajaran.
Untuk kelas virtual yang dapat diakses untuk pembelajaran
daring, antara lain google clasroom, edmodo, dan salah satu produk
microsoft classroom. Untuk video conference yang digunakan dapat
memilih zoom, google meet, hangouts, skype, video call WA, dan
webex. Adapun media sosial yang dapat digunakan untuk
membagikan materi dan berkomunikasi antara guru dan anak/orang
tua, yaitu tiktok, facebook (FB), instagram TV dan youtube. Beberapa
LMS (learning management system) yang dapat diakses secara terbuka
antara lain moodle, Claroline, Dokeos, Docebo, ATutor, dan Chamilo.
Pembelajaran jarak jauh luar jaringan merupakan proses
interaksi belajar antara guru dan peserta didik yang memiliki
perbedaan waktu dan tempat yang menggunakan media bukan
jaringan untuk melakukan komunikasi dalam proses belajarnya.
Pembelajaran luar jaringan dilakukan sebagai bentuk adaptasi yang
merupakan dampak tidak memungkinkan bagi guru dan peserta didik
tidak dapat bertemu secara langsung, agar peserta didik tetap
mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.
Media/sarana yang dapat digunakan dalam pembelajaran luring
antara lain panduan kegiatan anak bersama orang tua, televisi, video
pembelajaran, dan radio.

D. Tugas peserta
Peserta membuat rencana kegiatan pembelajaran daring,
membuat 1 rencana kegiatan belajar anak usia dini, dan jelaskan
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan tersebut dengan
menggunakan fasilitas media daring yang tersedia.

74
SOAL LATIHAN
1. Media pembelajaran anak usia dini dapat dideskripsikan
sebagai segala sesuatu yang ….
A. berupa bahan dan alat yang dapat digunakan untuk
membuat materi pembelajaran menjadi lebih jelas, sehingga
tercipta komunikasi antara guru dan anak
B. dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima, kemudian dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat anak sehingga proses belajar
menjadi efektif
C. berupa alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal
D. dapat mengkomunikasikan kepada penerima, baik secara
daring mapun secara luring, antara guru dan anak, sehingga
mudah dipahami
E. berupa multi media yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada anak, sehingga
mempermudah proses pembelajaran mencapai tujuan

2. Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi media ….


A. audio, audio visual, multimedia, grafis, bahan cetak, dan
gambar diam
B. grafis, gambar diam, audio, visual, dan multimedia
C. multi media, karyawisata, bahan cetak, grafis, dan visual
D. grafis, bahan cetak, gambar diam, karyawisata, bermain
peran, dan audio visual
E. simulasi, gambar, audio visual, grafis, dan bahan cetak

3. Pendekatan teknologi memungkinkan orang dapat melihat


obyek nyata di tempat yang mendukung dengan obyek virtual
3D dalam buku. Dengan menambahkan elemen virtual ke dalam
buku yang dapat dinikmati dengan bantuan telepon pintar

75
(smartphone) yang sudah di program dengan aplikasi tertentu
disebut ….
A. virtual reality
B. mixed reality
C. augmented reality
D. multimedia berbasis teknologi reality
E. multimedia berbasis pengalaman langsung

4. Pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini harus


mempertimbangkan ….
A. kesesuaian dengan dunia anak, sederhana, atraktif dan
berwarna, dan kurikulum
B. karakteristik anak, kurikulum, murah dan sederhana, dan
mudah penyimpanannya
C. bakat, minat, dan keterampilan yang terkait, tujuan,
manfaat, dan bahan sederhana
D. mudah didapat, kurikulum, manfaat, dan mudah dalam
perawatannya
E. kebutuhan anak, azas manfaat, persyaratan fisik, kuat dan
tahan lama, dan keseimbangan koleksi
5. Pengalaman yang melibatkan seluruh panca indera anak dengan
mengasosiasikan obyek dengan konsep, warna dengan makna,
suara dengan ingatan, dan tindakan fisik dengan informasi
tertentu, dapat disebut sebagai media ….
A. multimedia pengalaman berbuat
B. multimedia pengalaman terlibat
C. multimedia berbasis pengalaman terlibat
D. simulasi pengalaman langsung
E. multimedia berbasis pengalaman langsung

76
KUNCI JAWABAN

1 B
2 A
3 C
4 E
5 E

77
REFERENSI
AECT.1997. The Definition of Educational Tecnology, Edisi Indonesia:
Definisi Tehnology Guruan. Jakarta: CV. Rajawali.

AECT.1980. Media Instruction, Edisi Indonesia: Media Dalam


Pembelajaran, Jakarta: CV. Rajawali.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.

Hebb, D.O. (1955). Drive and the CNS (conceptual nervous system).
Psychological Review, 62, 343-354.

http://media-grafika.com/category/pengertian-media- pem
belajaran

http://id.wikipedia.org/wiki/Atensi
http://www.aect.org/About/Governance/Const.asp Kemp.
Harold E. 1975. Planning and Producing Audiovisual. Materials.

Mulyadi, Seto, Dr. Mencetak Anak Sehat, Cerdas dan Kreatif. Makalah
disampaikan dalam Seminar di PLS UNESA.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan


Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Rooijakkers, Ad. 1991. Mengajar Dengan Sukses. Petunjuk untuk


Merencanakan dan Penyampaian Pengajaran. Jakarta: PT.
Gramedia.

Sadiman, Arif S., dkk. 2009. Media Guruan. Jakarta: Rajawali.

Sadiman, Arif S., dkk. 1986. Media Guruan. Jakarta: CV. Rajawali.

Sudjarwo, S. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar.


Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Pusaka.

Suherman, Maman. 1986. Pengembangan Sarana Belajar. Modul 1-9.


Jakarta: Depdikbud, Universitas Terbuka

78
Sulaiman, Amir Hamzah. 1985. Media Audio-Visual, Untuk Pengajaran,
Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia.

Suradisastra, Djodjo. 1991/1992. Guruan IPA III. Jakarta: Depdikbud,


Dirjend Pert. Proyek Pembina Tenaga Keguruan.

Tisnowati Tamat, Dari Pedagogik Ke Andragogik, (1985), Jakarta,


Pustaka Dian

Eriksson, Y. (2009) The Pictures Silent Message: Interaction between


pictures and text. (Swedish publicationBildens Tysta Budskap:
Interaktion mellan bild och text). Stockholm: Norstedts
Akademiska Förlag.

Mardikanto, T. (1993). Penyuluhan Pembangunan Pertanian.


Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Mashoedah, M. (2015). Kajian Penggunaan Media Pembelajaran dalam


Pelatihan Peningkatan Kompetensi Profesional Guru. Elinvo
(Electronics, Informatics, and Vocational Education), 1(1), 17-25.

http://kotaku.pu.go.id:8081/pustaka/files/modul2/
pel_fas_ksm/Tema%20teknik%20fasilitasi/Modul%20
Media%20Pelatihan%20dan%20sosialisasi.pdf

Marrifield, J. (1998). Contested Ground: Performance Accountability


in Adult Basic Education. Cambridge: NCSALL.

Djudju Sudjana, “Andragogi Praktis,” dalam R. Ibrahim, Ilmu dan


Aplikasi Guruan (Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2007), vol. 2,
h. 2-6.

R Galán Arribas, FJ Herrero Gutiérrez, M Vergara Fragoso, CA Martínez


Arcos (2018): “Radio podcasting: Studies on radio podcasting: A
systematic literature review in WOS and Scopus that reveals a
low scientific production”. Revista Latina de Comunicación Social,
73, pp. 1398 to 1411. http://www.revistalatinacs.
org/073paper/1313/72en.html

79
80

Anda mungkin juga menyukai