Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH CARA-CARA PEMBERIAN OBAT INTRAVENA

Disusun Oleh :

1. Kholis Nazali (P1337420419013)


2. Elvi Pristimawardani (P1337420419015)
3. Eliya Azizah (P1337420419023)
4. Alvira Mustikasari (P1337420419043)
5. Putri Delia Yalanavila (P1337420419055)
6. Siti Qomarun Anisa Fitri (P1337420419079)
7. Onny Gita Sri Larasinta (P1337420419089)
8. Santika Rahayu (P1337420419093)
9. Intan Nur Avivah Fary (P1337420419099)

DIII KEPERAWATAN BLORA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan


kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan,
kesempatan serta pengetahuan kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “makalah tentang cara-cara pemberian obat
intravena ”.

Dalam kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak selaku dosen pengampu mata kuliah farmakologi

2. Teman-teman mahasiswa yang telah turut serta membantu pelaksanaan


pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan di


dalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis bermaksud untuk
meminta saran dan masukan dari semua pihak demi terciptanya makalah yang
lebih baik lagi. Penulis juga berharap agar makalah yang telah penulis susun ini
bisa bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan para pembaca.

Blora , 9 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

Bab II Pembahasan

A. Definisi Pemberian Obat Secara Parenteral

B. Lokasi

C. Indikasi pemberian obat melalui intravena

D. Kelebihan dan kekurangan

E. Alat dan bahan

F. Prosedur kerja

G. Alat dan bahan

Bab III Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui alat


intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-obatan,
pemantauan hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung dan ginjal
(Schaffer, dkk, 2004). Pasien yang mendapat cairan intravena di rumah sakit
mencapai 50% dari total seluruh pasien yang dirawat setiap tahunnya (Schaffer,
dkk, 2006). Penggunaan alat intravaskuler banyak menimbulkan komplikasi lokal
maupun sistemik (Smeltzer & Bare, 2001). Kondisi yang sering ditemukan adalah
flebitis. Flebitis merupakan daerah bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri pada
kulit sekitar tempat kateter intravaskular dipasang yang terjadi pada kulit bagian
luar (Tietjen, dkk, 2004). Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik
oleh iritasi kimia maupun mekanik (Smeltzer & Bare, 2004) . Insiden flebitis
banyak dijumpai seiring banyaknya pasien yang mendapatkan terapi cairan
intravena (Schaffer, dkk, 2006). Di Indonesia belum ada angka yang pasti tentang
prevalensi flebitis pada pasien yang mendapat terapi intravena, angka standar
flebitis yang direkomendasikan oleh INS (Infusion Nurses Society) adalah 5%
(INS, 2008)

        Pemberian cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian


sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui jarum , ke dalam pembuluh vena
( pembuluh balik ) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh.

B. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan pemberian cairan intravena?


2. Bagaimana caranya memberikan cairan intravena?
3. Bagaimana tempat-tempat pemberian obat?

4
C. Tujuan

1.   Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang
sedang gawat darurat.
2.   Menghindari kerusakan jaringan·
3.  Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.        Definisi Pemberian obat secara parenteral

         Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi
atau infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan
melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra
Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan
secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih cepat
dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga
diketahui bahwa pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.

       Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan
tekhnik aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian
obat parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit.
Komplikasi yang seringv terjadi adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan
obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan tempat penusukan sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi.

Pada umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu :


a. Pemberian Obat Via Jaringan Intra
Kutan                                                                 
b. Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan
c. Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung
d. Pemberian Obat Via Intramuskular

B .    Lokasi

1.    Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika )


2.    Pada tungkai ( vena safena )
3.    Pada leher ( vena jugularis )
6
4.    Pada kepala ( vena frontalis atau vena temporalis)

C.    Indikasi pemberian obat melalui intravena

Indikasi pemberian obat melalui intravena:

1.      Pada seseorang dengan penyakit berat ,pemberian obat melalui intravena


langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah.

2.      Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat
menelan obat ( ada sumbatan disaluran cerna atas ).

3.       Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi ( tersedak-obat masuk ke


pernapasan ), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.

4.       Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan
melalui injeksi bolus(suntikan langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat
konsentrasi obat dalam darah tercapai.

D.     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

  a.  Kelebihan

 Obat yang diberikan melalui jalur intravena sangat cepat bereaksi karena obat
tersebut langsung masuk ke dalam sirkulasi darah pasien.

   b.   Kekurangan

 1.  Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan infeksi di lokasi pemasangan   infuse

2.  Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena ( A-V shunt ) pada tindakan
hemodialisis ( cuci darah ).

3.  Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat misalnya pembuluh darah vena di tungkai dan kaki

7
E.  ALAT DAN BAHAN

Persiapan peralatan untuk pemberian obat intravena:

1.     Buku catatan pemberian obat

2.     Kapas alcohol

3.     Sarung tangan sekali pakai

4.     Obat yang sesuai

5.     Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci6

6.     Bak spuit

7.     Baki obat

8.     Plester

9.    Bengkok

10.  Perlak pengalas

11.  Pembendung vena (toniket)

12.  Kasa steril

13.  Betadin

F.    Prosedur kerja

1.    Pemberian obat intravena langsung.

a.  Cuci tangan

b.  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

c.  Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang


dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.

8
d.  Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obat  berapa dalam bentuk sediaan bubuk,maka larutkan dengan
pelarut(aquades steril)

e.  Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.

f.  Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.

g.  Desinfeksi dengan kapas alcohol.

h.  lakukan pengikatan dengan karet pembendung(torniquet) pada bagian atasi.

i.   Daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan


tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan dilakukan
penyuntikan.

j.   Ambil spuit yang berisi obat.

k.  Lakukan pemasukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke


pembuluh darah.

l.   Lakukan aspirasi bila sudah ada darah ,lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga  habis.

m.  Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukkan  dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok.

n.    Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.

o.   Cuci tangan.

p.   Dokumentasi

A . Pemberian Obat Via Intra Vena :

Pemberian Obat via Jaringan Intra Vena langsung.

9
1. Pengertian

Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana
kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher),
vena frontalis/temporalis (kepala).

2. Tujuan

Pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.

3. Hal-hal yang diperhatikan

a. setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik
lamanya.

4. Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.

5.  Jenis spuit dan jarum yang digunakan.

6.  Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.

7.  Kondisi atau penyakit klien.

8.  Obat yang baik dan benar.

9.  Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.

10. Dosis yang diberikan harus tepat.

11. Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.

3. Indikasi dan kontra indikasi

1.  indikasi : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan
steril.

2.  kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

10
4.    Alat dan bahan

a. Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.

b. Obat dalam tempatnya.

c. Spuit sesuai dengan jenis ukuran

d.  Kapas alcohol dalam tempatnya.

e.  Cairan pelarut (aquades).

f.  Bak injeksi.

g. Bengkok.

h. Perlak dan alasnya.

i. Karen pembendung.

5. Prosedur kerja

a. Cuci tangan.

b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

c.  Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada
daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.

d.  Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat
dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.

f. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.

g. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.

h. Desinfeksi dengan kapas alcohol.

i. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang
akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah
yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.

j. Ambil spuit yang berisi obat.

11
k. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah.

l. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan hingga habis.

m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan
masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan
di masukkan ke dalam bengkok.

n. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.

o. Cuci tangan.

B. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsung.

1. Pengertian

Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat


ke dalam wadah cairan intra vena.

2. Tujuan

Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.

3 . Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat
ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.

2.  Jenis spuit dan jarum yang digunakan.

3.  Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.

4.  Obat yang baik dan benar.

5.  Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan
benar.

6.  Dosis yang diberikan harus tepat.

12
7.  Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan
benar.

4 . Indikasi dan kontra indikasi

1. indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.

2. kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

5. Alat dan bahan

a. Spuit dan jarum sesuai ukuran

b. Obat dalam tempatnya.

c. Wadah cairan (kantung/botol).

d. Kapas alcohol dalam tempatnya..

6. Prosedur kerja

a. cuci tangan.

b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

c. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.

d. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya


penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas kantung/botol
infuse.

e. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran
infuse.

f. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus


bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam kantong/botol
infuse/cairan.

g. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung
cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.

13
h. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di
dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.

h. Periksa kecepatan infuse.

i. Cuci tangan.

j. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.

B.     Gambar Injeksi Intra Vena :

1.       Daerah Penyuntikan :

a.       Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)

b.       Pada Tungkai (v. Spahenous)

c.       Pada Leher (v. Jugularis)

d.       Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – ana

2.      Pemberian obat intravena tidak langsung ( via wadah )

a.    Cuci tangan

b.    Jelaskan prosedur yang ingin dilakukan

c. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.

d.    Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.

e.    Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.

f·   Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuiti hingga menembus


bagian tengah dan  masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong/wadah
c:airan.

g·   Setelah selesai tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantong
cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.

h.   Periksa kecepatan infus.

i·   Cuci tangan.

14
j·   Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.

3.      Pemberian obat intravena melaui selang.

a·  Cuci tangan

b·  Jelaskan prosedur yang ingin dilakukan

c.  Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.

d.  Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selanh intravena.

f.  Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.

g.  Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus


bagian tengah dan masukkan obat perlahan ke dalam selang intravena.

h.  Setelah selesai tarik spuit.

i.  Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat.

j.  Cuci tangan

k.  Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya.

H.    Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pemberian obat.

a. Obat-obat suntikan yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.

b. Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan


yang ada dalam catatan medic atau status pasien, yaitu nama obat, dosis, waktu dan
cara pemberiannya.

c. Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap obat.

d. Perhatikan teknik septic dan antiseptiknya.

e. Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang lain
sebelum  disterilkan .

15
f. Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat, atau
ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.

g. Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak melukai


tangan dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.

h. Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu sebab
ada kemungkinan timbul reaksi alergi.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberian cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian


sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui jarum , ke dalam pembuluh vena
( pembuluh balik ) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh.

Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui alat intravena


untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-obatan, pemantauan
hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung dan ginjal (Schaffer, dkk,
2004).

B. Saran

1. Sebagai seorang perawat kita harus melakukan tindakan sesui dengan SOP yang
tersedia.

2. Melakukan tindakan dengan benar terutama memerhatikan 6 benar dan


melakukan dengan penuh tanggung jawab

17

Anda mungkin juga menyukai