Makalah Cara Pemberian Obat
Makalah Cara Pemberian Obat
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
B. Lokasi
F. Prosedur kerja
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
1. Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang
sedang gawat darurat.
2. Menghindari kerusakan jaringan·
3. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi
atau infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan
melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra
Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan
secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih cepat
dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga
diketahui bahwa pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.
Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan
tekhnik aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian
obat parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit.
Komplikasi yang seringv terjadi adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan
obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan tempat penusukan sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi.
B . Lokasi
2. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat
menelan obat ( ada sumbatan disaluran cerna atas ).
4. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan
melalui injeksi bolus(suntikan langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat
konsentrasi obat dalam darah tercapai.
a. Kelebihan
Obat yang diberikan melalui jalur intravena sangat cepat bereaksi karena obat
tersebut langsung masuk ke dalam sirkulasi darah pasien.
b. Kekurangan
1. Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan infeksi di lokasi pemasangan infuse
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena ( A-V shunt ) pada tindakan
hemodialisis ( cuci darah ).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat misalnya pembuluh darah vena di tungkai dan kaki
7
E. ALAT DAN BAHAN
2. Kapas alcohol
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Bengkok
10. Perlak pengalas
12. Kasa steril
13. Betadin
a. Cuci tangan
8
d. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obat berapa dalam bentuk sediaan bubuk,maka larutkan dengan
pelarut(aquades steril)
e. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
l. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah ,lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis.
m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok.
o. Cuci tangan.
p. Dokumentasi
9
1. Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana
kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher),
vena frontalis/temporalis (kepala).
2. Tujuan
Pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
a. setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik
lamanya.
9. Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
11. Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.
1. indikasi : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan
steril.
2. kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
10
4. Alat dan bahan
f. Bak injeksi.
g. Bengkok.
i. Karen pembendung.
5. Prosedur kerja
a. Cuci tangan.
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada
daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
d. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat
dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.
f. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
i. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang
akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah
yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.
11
k. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah.
l. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan hingga habis.
m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan
masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan
di masukkan ke dalam bengkok.
o. Cuci tangan.
1. Pengertian
2. Tujuan
Pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
1. Injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat
ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
5. Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan
benar.
12
7. Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan
benar.
1. indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
2. kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
6. Prosedur kerja
a. cuci tangan.
c. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
e. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran
infuse.
g. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung
cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
13
h. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di
dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
i. Cuci tangan.
1. Daerah Penyuntikan :
d. Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – ana
c. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
g· Setelah selesai tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantong
cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
14
j· Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
c. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
j. Cuci tangan
c. Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap obat.
e. Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang lain
sebelum disterilkan .
15
f. Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat, atau
ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.
h. Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu sebab
ada kemungkinan timbul reaksi alergi.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Sebagai seorang perawat kita harus melakukan tindakan sesui dengan SOP yang
tersedia.
17