Anda di halaman 1dari 52

Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI.

Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

BAB VI

PENILAIAN KINERJA

6.1. Kondisi dan Kinerja Prasarana Fisik Irigasi

Kondisi fisik jaringan irigasi sangat mempengaruhi kinerja sistem irigasi, kondisi

fisik tersebut meliputi : kondisi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier,

bangunan pelengkap (terjunan, bangunan silang, jembatan dan lain-lainnya),

bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap dan bangunan pengukur


debit. Berdasarkan survei inventarisasi secara umum kondisi fisik telah mengalami

penurunan sejak awal dibangun sampai sekarang. Menurut warga lokal dan perangkat

desa setempat selama kurun waktu lebih dari 5 tahun D.I Batulicin dan D.I Sungai
Bungur tidak ada pemeliharaan sehingga mengalami penurunan kinerja yang sangat

signifikan yaitu tingginya kehilangan air di saluran/efisensi jaringan irigasi. Keandalan

prasarana jaringan merupakan inti dari kegiatan irigasi. Keandalan prasarana jaringan

irigasi dicirikan dengan proses penyadapan, pengaliran, pembagian dan pemberian ke


daerah layanan dapat efektif dan efisien tanpa mengenal cara dan waktu. Cara dan
waktu pemberian air tergantung kepada pengelola jaringan berdasar pola dan tata

VI - 1
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

tanam. Kerusakan jaringan irigasi akan mengakibatkan gangguan terhadap fungsi


pelayanan sehingga air irigasi tidak sepenuhnya dapat diberikan ke daerah layanan.

Kerusakan ringan didefinisikan sebagai gangguan fisik bangunan tetapi tidak

mengganggu proses penyadapan, pengaliran, pembagian dan pemberian air irigasi ke


daerah layanan. Kerusakan sedang dapat mengganggu proses pemberian yang tidak

sesuai dengan permintaan dan Kerusakan berat dicirikan dengan air irigasi tidak dapat

diterima daerah layanan sama sekali. Hirarki pemberian air irigasi ke daerah layanan

dimulai dari bangunan sadap utama (bendung), saluran, bangunan


bagi/sadap/bagisadap dan bangunan pengatur dan pengukur debit. Nilai total

Kerusakan jaringan irigasi (100%) merupakan penjumlahan kerusakan masing-masing

bangunan dengan prosentase, dimana prosentase nilai kerusakan tersebut berturut-


turut sebesar 50%, 20%, 10% 15% dan 5% untuk bendung, saluran, bangunan, tanggul

dan jalan inspeksi, dan bangunan ukur debit.

6.2. Penilaian Kinerja D.I Batulicin

6.2.1. Prasarana Fisik

1. Bangunan Utama.

Daerah Irigasi Batulicin di bawah kewenangan Pemerintah Pusat Balai Wilayah Sungai
Kalimantan II. Bendung Batulicin berada di Desa Mekarsari Kecamatan Simpang Empat
Kab. Tanah Bumbu dibangun tahun 1987 oleh Direktorat Jenderal SDA, Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Daerah Irigasi Batulicin yang sudah

terbangun meliputi 1 buah Saluran Induk sepanjang 10,275 Km dan saluran sekunder
yang sudah terbangun 2 buah yaitu Saluran Sekunder Mirih dengan panjang 2,967 km

dan Saluran Sekunder Bintang dengan panjang 3,556 Km, jumlah panjang saluran

induk dan Sekunder 16,798 km serta sumber air Daerah Irigasi (DI) Batulicin diperoleh

dari Sungai Mirih. Konsultan telah melaksanakan survey penelusuran (walkthrough)


dan melakukan tracking dan marking di D.I Batulicin dengan alat GPS dan foto udara
dengan drone diperoleh data-data koordinat penting di D.I Batulicin sebagai berikut :

VI - 2
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.1 Koordinat Penting di Saluran Induk D.I Batulicin


Koordinat UTM Koordinat Geografis
Titik Elevasi
X Y Lintang Bujur
BBL.0 20,500 378981 9635182 3°17'59.9535" 115°54'38.5349"
BBL.1 14,576 378961 9634999 3°18'5.9119" 115°54'37.8804"
BBL.2a 14,321 378767 9634597 3°18'18.9954" 115°54'31.5806"
Tanggul Jebol 14,058 378527 9633886 3°18'42.1393" 115°54'23.7792"
BBL.2b 13,720 378761 9633727 3°18'47.3253" 115°54'31.3552"
BBL.2 13,495 378727 9633708 3°18'47.9428" 115°54'30.2529"
Sal. Hancur 13,211 378961 9633178 3°19'5.2097" 115°54'37.8157"
BBL.3a 13,065 379199 9632835 3°19'16.3874" 115°54'45.5147"
BBL.3 12,880 379238 9632804 3°19'17.3983" 115°54'46.7772"
BBL.4 12,513 379161 9632177 3°19'37.8127" 115°54'44.2600"
BBL.5a 12,418 379846 9631596 3°19'56.7566" 115°55'6.4339"
BBL.5b 12,293 379867 9631572 3°19'57.5389" 115°55'7.1134"
BBL.5c 12,170 379955 9631508 3°19'59.6261" 115°55'9.9625"
BBL.5 12,056 380058 9631415 3°20'2.6581" 115°55'13.2964"
BBL.6a 11,689 380429 9631202 3°20'9.6074" 115°55'25.3097"
BBL.6 11,150 380500 9631060 3°20'14.2339" 115°55'27.6051"
BBL.7a 10,962 380573 9630966 3°20'17.2975" 115°55'29.9671"
BBL.7b 10,308 380591 9630952 3°20'17.7540" 115°55'30.5498"
BBL.7c 10,185 380955 9630495 3°20'32.6484" 115°55'42.3277"
BBL.7 10,027 381468 9629855 3°20'53.5073" 115°55'58.9271"
BBL.8a 9,894 381449 9629668 3°20'59.5960" 115°55'58.3048"
BBL.8b 9,787 381539 9629576 3°21'2.5950" 115°56'1.2178"
BBL.8c 9,681 381716 9629262 3°21'128262" 115°56'6.9418"
BBL.8 9,503 381754 9629152 3°21'16.4096" 115°56'8.1692"
BBL.9a 9,346 381754 9629044 3°21'19.9264" 115°56'8.1654"
BBL.9b 9,112 382250 9628597 3°21'34.4999" 115°56'24.2210"
BBL.9c 8,948 382550 9628409 3°21'40.6324" 115°56'33.9350"
BBL.9d 8,705 382628 9628356 3°21'42.3610" 115°56'36.4605"
Sal. Ditimbun 8,468 382646 9628348 3°21'42.6222" 115°56'37.0435"
BBL.9 8,291 382834 9628281 3°21'44.8106" 115°56'43.1328"

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Tabel 6.2 Koordinat Penting di Saluran Sekunder Mirih


Koordinat UTM Koordinat Geografis
Titik Elevasi
X Y Lintang Bujur
BBL.5 12,056 380058 9631415 3°20'2.6581" 115°55'13.2964"
Ujung Pas. Mirih 11,691 379585 9630545 3°20'30.9713" 115°54'57.9397"
Awal Pas. Mirih 11,284 379229 9629853 3°20'53.4923" 115°54'46.3801"
BM.1 10,715 379190 9629797 3°20'55.3145" 115°54'45.1144"
BM.1a 10,482 379039 9629608 3°21'1.4635" 115°54'40.2150"
BM.2 10,210 378361 9630280 3°20'39.5564" 115°54'18.2712"

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

VI - 3
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.3 Koordinat Penting di Saluran Sekunder Bintang


Koordinat UTM Koordinat Geografis
Titik Elevasi
X Y Lintang Bujur
BBL.6 11,150 380500 9631060 3°20'14.2339" 115°55'27.6051"
BBT.1a 10,614 380307 9630828 3°20'21.7817" 115°55'21.3435"
BBT.1b 9,923 380135 9630525 3°20'31.6423" 115°55'15.7597"
BBT.1 9,481 379952 9629029 3°21'20.3506" 115°55'9.7769"
BBT.2a 8,940 379843 9628739 3°21'29.7900" 115°55'6.2347"
BBT.2b 8,388 379695 9628503 3°21'37.4697" 115°55'1.4308"
BBT.2 7,761 379279 9627913 3°21'56.6670" 115°55'47.9303"

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Koordinat-koordinat yang diperoleh tersebut dan dikombinasi dengan hasil foto udara
dengan drone diolah dan dianalisa menggunakan software Arc GIS diperoleh peta GIS

D.I Batulicin sebagai berikut :

Sumber : Analisa Konsultan, 2018


Gambar 6.1 Peta GIS D.I Batulicin

Berdasarkan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status

Daerah Irigasi, D.I Batulicin mempunyai luas 3.010 Ha dan menjadi kewenangan pusat

VI - 4
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

tetapi berdasarkan analisa konsultan luasnya telah berkurang menjadi 1.948,53 Ha


untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 6.4 Luas Daerah D.I Batulicin


Luas Areal (Ha)
No Sumber Data Fungsional Areal Potensial Total (Ha)
Sawah Ladang Sawit Karet
1 Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 - - - - 3,010.00

2 SID Tahun 2011 (Luas Baku) - - - - 2,860.00


Sumber : BWS Kalimantan II, 2011

3 SID Pengembangan Tahun 2011 - - - - 1,276.70


Sumber : BWS Kalimantan II, 2011

4 Survey Konsultan Tahun 2018 45.38 114.61 769.59 1,018.95 1,948.53

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Adapun data teknis DI Batulicin berdasarkan survey walkthrough konsultan adalah

sebagai berikut :

1 Saluran Primer = 10275 M

2 Saluran Sekunder = 6523 M

3 Bangunan Bendung = 1 buah


4 Bangunan Ukur = 1 buah

5 Pelimpah Samping = 1 buah

6 Bangunan Bagi Sadap = 2 buah

7 Bangunan Sadap = 11 buah


8 Terjunan = 4 buah

9 Jembatan = 2 buah

10 Jembatan Kayu/Orang = 6 buah


11 Gorong-gorong Pembuang = 5 buah

12 Gorong-Gorong Pembawa = 3 buah

13 Suplesi = 1 buah
14 Box Tersier = 2 buah

VI - 5
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Adapun hasil inventarisasi pada bangunan utama yaitu Bendung Batulicin ini adalah
sebagai berikut :

a. Penilaian kondisi Bendung Batulicin

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018


Gambar 6.2. Mercu Bendung
Kondisi mercu bendung adalah sebagai berikut :

 Konstruksi bangunan sipil pada mercu Bendung Batulicin mengalami rusak

ringan pada mercu terdapat lubang mengelupas di beberapa tempat tidak lebih
dari 20%

 Pilar pada pintu kuras, atau terdapat retakan tidak lebih dari dari 20%.

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.3 Sayap Bendung


Kondisi sayap bendung adalah sebagai berikut :

 Sayap depan dan belakang pada bendung atau intake terdapat retakan kecil

tidak lebih dari 40%

VI - 6
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

 Lubang drainase (weep holes) sebagian besar kurang berfungsi yang dapat
menimbulkan tekanan pada sayap dan mengakibatkan longsoran

 Di sayap hulu dan hilir terdapat rumput dan tumbuhan liar.

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.4 Pagar Pengaman Bendung


Pada gambar di atas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung

Batulicin sudah terdapat pagar pengaman pada tubuh bendung, namun terdapat

pagar pengaman bendung yang mengalami kerusakan berat dan membahayakan.

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.5 Jembatan Bendung

VI - 7
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung


Batulicin sudah terdapat jembatan di atas mercu bendung, bangunan jembatan ini

dalam kondisi baik dan stabil serta cukup kuat untuk transportasi sesuai desain.

b. Penilaian Kondisi Pintu-Pintu Bendung Batulicin D.I. Batulicin

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.6 Pintu Pengambilan (Intake) Bendung Batulicin

Kondisi pintu pengambilan (intake) adalah sebagai berikut :


 Semua pintu tidak bisa dioperasikan dengan lancar secara hidrolis dan atau

mekanis

 Daun dan atau stang pintu yg terpasang dijumpai kebocoran dan atau bengkok.
 Alat angkat (morhois) sill, spooring baja dalam keadaan rusak atau hilang total

 Rumah pelindung pintu tidak terawat dan terdapat kerusakan dan bocor

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.7 Pintu Penguras Bendung Batulicin

VI - 8
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Kondisi pintu penguras adalah sebagai berikut :


 Semua pintu tidak dapat dioperasikan

 Daun pintu hilang dan atau stang pintu yg terpasang dijumpai kebocoran atau

bengkok
 Pilar-pilar tembok pintu penguras bendung, rumah pelindung pintu ada

kerusakan sedang tetapi berfungsi <50% dari rencana.

Tabel 6.5. Penilaian Kondisi Bangunan Sipil dan Pintu Pengatur

Bendung Batulicin
Bangunan Sipil ME Bangunan Sipil ME
Tahun
No Jenis Aset Nama Nomenklatur Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Survey Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi

1 Bendung Bendung Batulicin BBL. 0 2018 - - - -


a. Mercu BBL. 0 2018 RR K - - 84.5 70.5 - -
b. Sayap BBL. 0 2018 RS K - - 69.5 70.5 - -
c. Lantai Bendung BBL. 0 2018 RS K - - 69.5 70.5 - -
d. Tanggul Penutup BBL. 0 2018 RR K - - 84.5 70.5 - -
e. Jembatan BBL. 0 2018 B B - - 95.0 90.5 - -
e. Papan Operasi BBL. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
g. Mistar Ukur BBL. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
h. Pagar Pengaman BBL. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BBL. 0 2018 - - RB TB - - 19.5 10.0
b. Pintu Penguras Bendung BBL. 0 2018 - - RB TB - - 19.5 10.0

Sumber : Analisa Konsultan, 2018


Keterangan : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk.
B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi

VI - 9
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.6. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Bendung


Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %
1 2 3 4 5 6
I. PRASARANA FISIK JUMLAH 21,33 45,00
1. Bangunan Utama Sub Jumlah 7,00 13,00
1.1. Bendung 52,00 100 2,60 5,00
Pada Mercu
banyak lubang
mengelupas di
beberapa tempat
a. Mercu 70,00 20 tidak lebih dari 0,70 1,00
40% terjadi
pancaran
air/bocoran pada
tubuh bendung
Sayap depan dan
belakang pada
bendung atau
b. Sayap 70,00 15 0,53 0,75
intake terdapat
retakan kecil tidak
lebih dari 40%
Terdapat banyak
gerusan di hilir
c. Lantai Bendung 65,00 20 0,65 1,00
yang terus
menerus
d. Tanggul Penutup 60,00 20 0,60 1,00
Jembatan
mengalami
e. Jembatan 50,00 5 kerusakan 50% dan 0,13 0,25
dikhawatirkan
terjadi keruntuhan
f. Papan Operasi - 10 Tidak ada - 0,50
g. Mistar Ukur - 5 Tidak ada - 0,25
h. Pagar Pengaman - 5 Tidak ada - 0,25

1.2. Pintu-pintu Bendung dan 55,00 100 4,40 8,00


roda gigi dapat dioperasikan.
Semua pintu tidak
bisa dioperasikan
a. Pintu Pengambilan 55,00 50 dengan lancar 2,20 4,00
secara hidrolis dan
atau mekanis
Semua pintu tidak
b. Pintu Penguras Bendung 55,00 50 dapat 2,20 4,00
dioperasikan

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Hasil penilaian kinerja pada bangunan utama Bendung Batulicin ini mencapai skor kinerja 7,76

dari skala 13.00.

VI - 10
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

2. Saluran Pembawa
1 Saluran Induk Bendung - Bangunan Sadap BBL. 9 : Saluran induk Batulicin

memiliki panjang sekitar

10.275 Meter, dengan kondisi

rusak berat dan fungsi buruk,


dengan kriteria penilaian

kinerja sedang (60% - <80%).

2 Sal. Sekunder Mirih : Saluran Sekunder Mirih ini


memiliki panjang sekitar

2967 Meter, dengan kondisi


rusak berat dan fungsi buruk.
dengan kriteria penilaian
kinerja sedang (60% - <80%).

3 Sal. Sekunder Bintang : Saluran Sekunder Bintang ini

memiliki panjang sekitar

3556 Meter, dengan kondisi


rusak berat dan fungsi buruk,
dengan kriteria penilaian
kinerja sedang (60% - <80%).

VI - 11
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.7. Rekapitukasi Penilaian dan Skor Kinerja Saluran Pembawa


D.I. Batulicin
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %
1 2 3 4 5 6
2. Saluran Pembawa 51,00 Sub Jumlah 5,10 10
Kapasitas tiap saluran cukup untuk membawa debit Profil pada
2.1.
kebutuhan/rencana maksimum 60,00 100 3,00 5
beberapa saluran
mengalami
perubahan dan
penurunan
kapasitas
berkurang lebih
dari 40% dari
kapasitas rencana
2.2. Tinggi tanggul cukup untuk 60,00 100 1,20 2
menghindari limpahan setiap
saat selama pengoperasian.
2.3. Semua perbaikan saluran telah 30,00 100 0,90 3
selesai.
Sumber : Analisa Konsultan, 2018

3. Bangunan Pada Saluran Pembawa

Kondisi bangunan pengatur D.I Batulicin mempunyai kondisi sebagai berikut :

 Pintu pembagi dan atau sadap tidak bisa dioperasikan secara mekanis dan atau
hidrolis.

 Tidak tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air

 Mulai ada retakan dan longsoran pada bangunan

 Di sekitar bangunan banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar

VI - 12
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.8. Penilaian Kondisi Dan Skor Kinerja Bangunan D.I Batulicin
Bangunan Sipil ME Bangunan Sipil ME
Tahun
No Jenis Aset Nama Nomenklatur Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Survey Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
1 Bendung Bendung Batulicin BBL. 0 2018 - - - -
a. Mercu BBL. 0 2018 RR K - - 84,5 70,5 - -
b. Sayap BBL. 0 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
c. Lantai Bendung BBL. 0 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
d. Tanggul Penutup BBL. 0 2018 RR K - - 84,5 70,5 - -
e. Jembatan BBL. 0 2018 B B - - 95,0 90,5 - -
e. Papan Operasi BBL. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
g. Mistar Ukur BBL. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
h. Pagar Pengaman BBL. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BBL. 0 2018 - - RB TB - - 19,5 10,0
b. Pintu Penguras Bendung BBL. 0 2018 - - RB TB - - 19,5 10,0
2 Bangunan Ukur Bangunan Ukur BBL. 1a 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
3 Sadap Bangunan Sadap BBL. 1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
4 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 2a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
5 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 2b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
6 Sadap Bangunan Sadap BBL. 2 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
7 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 3a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
8 Sadap Bangunan Sadap BBL. 3 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
9 Sadap Bangunan Sadap BBL. 4 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
10 Pelimpah Pelimpah Samping BBL. 5a 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
11 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBL. 5b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
12 Jembatan Jembatan Desa BBL. 5c 2018 B B - - 95,0 90,5 - -
13 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap BBL. 5 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
14 Terjunan Bangunan Terjun BBL. 6a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
15 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap BBL. 6 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
16 Terjunan Bangunan Terjun BBL. 7a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
17 Gorong-gorong Gorong - gorong pembawa BBL. 7b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
18 Gorong-gorong Gorong - gorong pembawa BBL. 7c 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
19 Sadap Bangunan Sadap BBL. 7 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
20 Jembatan Jembatan Desa BBL. 8a 2018 RR K - - 84,5 70,5 - -
21 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBL. 8b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
22 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 8c 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
23 Sadap Bangunan Sadap BBL. 8 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
24 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 9a 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
25 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBL. 9b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
26 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 9c 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
27 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBL. 9d 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
28 Sadap Bangunan Sadap BBL. 9 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
29 Sadap Bangunan Sadap BM. 1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
30 Boks Boks Tersier B.Mk.M.1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
31 Sadap Bangunan Sadap BM. 2 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
32 Terjunan Bangunan Terjun BBT. 1a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
33 Suplesi Bangunan Suplesi BBT. 1b 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
34 Sadap Bangunan Sadap BBT. 1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
35 Terjunan Bangunan Terjun BBT. 2a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
36 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBT. 2b 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
37 Boks Boks Tersier B.Mk.BL.8 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
38 Sadap Bangunan Sadap BBT. 2 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
TOTAL 2.224 1.883 332 170
RATA - RATA 49,41 41,83 19,50 10,00
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Keterangan : B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi
B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk .

VI - 13
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.9. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Bangunan Pada Saluran
Pembawa D.I Batulicin

3. Bangunan pada saluran pembawa 44,33 Sub Jumlah 3,99 9


3.1. Bangunan Pengatur (Bagi / Bagi 0,39 2
Sadap / Sadap ) lengkap dan
berfungsi.
a. Setiap saat dan setiap 19,50 100 0,20 1
bangunan pengatur perlu
Saluran Induk dan Sekunder
b. Pada setiap sadap tersier. 19,50 100 0,20 1
3.2. Pengukuran debit dapat dilakukan 1,18 2,5
dengan rencana pengoperasian DI
a. Pada Bangunan Pengambilan 50,00 100 0,50 1
(Bendung / intake).
b. Pada tiap bangunan pengatur 45,00 100 0,34 0,75
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
c. Pada setiap sadap tersier. 45,00 100 0,34 0,75
3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi 1,10 2
dan lengkap.
Banyak terdapat
bocor / retak /
pecah (pada
a. Pada saluran induk dan sekunder 55,00 100 lubang syphon, 0,44 0,8
lubang gorong-
gorong, kotak
talang, pipa
drainase)
b. Pada bangunan syphon, 55,00 100 0,66 1,2
gorong-gorong, jembatan,
talang, cross-drain tidak terjadi
sumbatan.
3.4. Semua perbaikan telah selesai. 1,33 2,5
a. Perbaikan bangunan pengatur 55,00 100 0,69 1,25
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
b. Mistar ukur, skalaliter dan 55,00 100 0,21 0,375
tanda muka air.
c. Papan Operasi. 45,00 100 0,23 0,5
d. Bangunan pelengkap. 55,00 100 0,21 0,375

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Dari hasil inventarisasi kami dilapangan dan analisa perhitungan kinerja, serta

mengacu pada jumlah 13 bangunan pengatur yang ada pada Daerah Irigasi Batulicin,
hasil penilaian kinerja prasarana fisik bangunan pada saluran pembawa Daerah Irigasi

Batulicin mencapai skor kinerja sekitar 3.99 dari skala 9.00.

VI - 14
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

4. Saluran Pembuang dan Bangunannya.


Permasalahan akan muncul apabila ketersediaan air tidak mencukupi permintaan,

namun disamping faktor ketersediaan air, kondisi dan fungsi saluran pembuang dan

bangunan-bangunan pembuangnya juga dapat memunculkan permasalahan lain,


salah satunya yaitu terjadinya banjir, oleh karenanya banjir yang terjadi di D.I. Batulicin

perlu diantisipasi oleh petani dan pengelola dengan pengelolaan saluran drainase dan

penutupan pintu penyadapan di bendung, dan bangunan-bangunan pembuang di

saluran induk. Dengan ini kinerja pada saluran dan bangunan-bangunan pembuang
harus lebih di optimalkan. Adapun hasil inventarisasi bangunan dan saluran pembuang

pada Daerah Irigasi Batulicin adalah saluran pembuang berupa saluran tanpa

pasangan, air dibuang ke sungai-sungai kecil yang ada di sekitar daerah irigasi.
Tabel 6.10. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Saluran Pembuang dan
Bangunannya D.I Batulicin
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya 55,00 Sub Jumlah 2,20 4
4.1. Semua saluran pembuang dan 55,00 100 1,65 3
bangunannya telah dibangun dan
tercantum dalam daftar pemeli-
haraan serta telah diperbaiki dan
berfungsi.
4.2. Tidak ada masalah banjir yang 55,00 100 0,55 1
menggenangi.
Sumber : Analisa Konsultan, 2018

5. Jalan Masuk / Inspeksi


Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Instansi Pengelola. Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja.

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya, maka tidak
diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan inspeksi

terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasi/pembuang atau untuk


menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum.

VI - 15
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Jalan inspeksi Daerah Irigasi Batulicin keseluruhannya berupa jalan tanah


dengan lebar antara 1.5-3 m dan dapat dilalui kendaraan roda 2 (dua).

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.8. Jalan Akses Menuju Bendung Batulicin

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.9 Jalan Inspeksi D.I Batulicin

VI - 16
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Adapun Penilaian Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi D.I. Batulicin dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 6.11. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi


D.I Batulicin
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %

5. Jalan masuk / Inspeksi. 80,00 Sub Jumlah 3,20 4


5.1. Jalan masuk ke bangunan utama 90,00 100 1,80 2
dalam kondisi baik.
5.2. Jalan Inspeksi dan jalan setapak 70,00 100 0,70 1
sepanjang saluran telah diperbaiki
5.3. Setiap bangunan dan saluran 70,00 100 0,70 1
yang dipelihara dapat dicapai
dengan mudah.

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Dari hasil inventarisasi kami dilapangan, melihat kondisi dari seluruh jalan inspeksi dan

jalan masuk menuju akses jaringan irigasi Daerah Irigasi Batulicin, dari hulu sampai
dengan hilir, hasil penilaian kinerja pada jalan masuk/inspeksi Daerah Irigasi Batulicin

mencapai skor kinerja sekitar 3.20 dari skala 4.

6. Kantor, Perumahan dan Gedung

Instansi atau Unit Pengelola yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasi dan

pemeliharaan Bangunan Utama dan Bangunan Pengatur Batulicin secara langsung

adalah Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA I BWS Kalimantan II melalui UPTD
Batulicin yang berlokasi di Desa Manunggal Kec. Karang Bintang Kab. Tanah Bumbu.

Secara fisik bangunan kantor tersebut kondisnya rusak berat dan tidak layak untuk

ditempati.

VI - 17
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018


Gambar 6.10. Inventarisasi Aset Kantor UPT Daerah Irigasi Batulicin
Tabel 6.12. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Kantor, Perumahan dan

Gudang D.I Batulicin

6. Kantor, Perumahan dan Gudang 16,00 Sub Jumlah 0,80 5


6.1. Kantor memadai untuk :
- Ranting/Pengamat 40,00 100 Kantor rusak berat 0,40 1

- Mantri/Juru 40,00 100 0,40 1

6.2. Perumahan memadai untuk :


- Ranting/Pengamat - 100 - 0,5

Rumah PPA rusak


- Mantri/Juru berat, tidak layak
- 100 huni - 0,5

6.3. Gudang memadai untuk :


Tidak memiliki
- Ranting/Pengamat/UPTD - 100
gudang - 1
- Bangunan utama (BD). - 100 - 0,5
- Skot Balok dan perlengkapan - 100 - 0,5
dibangunan lain.

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.2.2. Kinerja Produktivitas Tanam (Tahun Sebelumnya)


Ketersediaan secara kuantitatif banyak dipengaruhi oleh aspek hidroklimatologi dan

vegetasi. Biasanya tingkat ketersediaan air dinyatakan dengan keandalaan debit

tersebut tersedia (debit andalan). Debit andalah debit minimum yang diandalkan
ketersediaannya untuk dapat dimanfaatkan dengan tingkat kemungkinan terpenuhi

VI - 18
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

tertentu. Analisa ketersediaan di bangunan pengambilan dapat dilakukan dengan


analisa frekuensi terhadap debit normal yaitu debit minimum untuk kemungkinan

terpenuhi 80%. Sistem giliran adalah cara pemberian air disaluran tersier atau saluran

utama dengan interval waktu tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K.
Sistem golongan adalah sawah dibagi menjadi golongan-golongan saat permulaan

pekerjaan sawah bergiliran menurut golongan masing-masing. Faktor K adalah

perbandingan antara debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan pada

periode pembagian dan pemberian air. K = Pada kondisi air cukup (faktor
K=1),pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan

pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air (K<1),pembagian dan pemberian air

disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung.


Ketersediaan air pada sistem Jaringan Irigasi Batulicin diperoleh dari Sungai Mirih

melalui bendung Batulicin yang dimanfaatkan untuk irigasi. Oleh karena itu keandalan

ketersediaan air DI. Batulicin untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sangat tergantung

pada tingkat keandalan Sungai Mirih. Rencana pola tata tanam bertujuan untuk
meningktakan efisiensi penggunaan air dan menambah luasan serta intensitas

tanaman, rencana pola tata tanam disesuaikan dengan pola tata tanam yang sudah

berjalan dengan mempertimbangkan kondisi ketersediaan air, lahan tersedia dan


tingkat ekonomis tanaman yang berlaku. Perhitungan imbangan air dilakukan dengan

membandingkan jumlah kebutuhan air dengan jumlah ketersediaan air pada sistem

jaringan irigasi Batulicin. Dengan neraca air dapat diketahui keandalan Sungai Mirih
dalam memenuhi kebutuhan air pada sistem jaringan irigasi Batulicin. Apabila terjadi

surplus maka kelebihan air dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kebutuhan air

yang bernilai ekonomis, dan apabila terjadi defisit maka perlu dilakukan optimalisasi

pembagian air. Imbangan air (Neraca Air) pada sistem Irigasi Batulicin adalah
perbedaan antara ketersediaan air dengan jumlah seluruh kebutuhan air yang dilayani.

Kinerja pelayanan air meliputi : tingkat kecukupan air dan tingkat ketepatan

memperoleh air. Rencana penyediaan air tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat
kabupaten/ tingkat provinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketersediaan

VI - 19
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana tata tanam dan rencana
kebutuhan air tahunan, kondisi hidroklimatologi.

Adapun penilaian kinerja pada Ketersediaan Air dan Indeks Pertanaman pada Daerah

Irigasi Batulicin sebagai berikut :


Tabel 6.13. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor

Kinerja Produktivitas Tanaman D.I Batulicin

II. PRODUKTIVITAS TANAM 40,74 JUMLAH 6,11 15


( Tahun sebelumnya )
1. Pemenuhan kebutuhan air 45 100 4,05 9
( Faktor K )
2. Realisasi luas tanam (e) 18,91 100 0,76 4
Luas potensial (Ha) 160 ( a )
Realisasi
Musim Tanam Tanam
(Ha)
- MT. I 45,38 Luas fungsional
- MT. II 45,38
- MT. III
Jumlah I,II,III 91 ( b )
IP Maks ( % ) 300 (c)
Indeks Pertanaman (IP) 57 (d)
yang ada = (b)/(a)x100 %
Prosentase Realisasi Luas 18,91 (e)
Tanam = (d)/(c)x100 %
3. Produktivitas Padi (c) 65,25 100 1,31 2

Produktifitas padi rata-rata 6,13 ( a )


( ton / ha )
Produksi padi yang ada 4,00 ( b )
( ton / ha )
Prosentase Produktifitas 65,25 ( c )
padi = (b)/(a)x100 %
Bila produksi padi yang ada > produksi
rata-rata maka Prosentase Produk
tivitas padi ( c ) ditulis 100 %.

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.2.3. Sarana Penunjang


Dalam menjalankan tugasnya Mantri/Juru Pengairan perlu diberi fasilitas kendaraan

bermotor. Untuk keperluan sebagai berikut :

a. Penelusuran jaringan irigasi. melihat kondisi / Kerusakan Jaringan irigasi;


b. Monitoring pembagian dan pemberian air ke petak tersier;

VI - 20
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

c. Mengikuti kegiatan di tingkat Kecamatan (rapat koordinasi).


d. Penyuluhan P3A/GP3A/IP3A di lapangan.

Hasil inventarisasi di lapangan saat ini tidak ada mantri/juru pengairan yang
bertanggung jawab atas bangunan-bangunan di lapangan dan tidak ada alat

transportasi untuk penelusuran irigasi serta peralatan penunjang kegiatan operasi dan

pemeliharaan.

Tabel 6.14. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Sarana Penunjang

D.I Batulicin

III. SARANA PENUNJANG - JUMLAH - 10


1. Peralatan O&P. Sub Jumlah - 4
1.1. Alat alat dasar untuk pemeliharaan rutin - 100 Tidak ada - 2
1.2. Perlengkapan personil untuk operasi - 100 Tidak ada - 0,5
1.2. Peralatan berat untuk pembersihan lumpur - 100 Tidak ada - 1,5
dan pemeliharaan tanggul
2. Transportasi Sub Jumlah - 2
2.1. Ranting/Pengamat ( Sepeda motor ) - 100 Tidak ada - 1
2.2. Juru/Mantri (Sepeda motor) - 100 Tidak ada - 0,5
2.3. PPA/POB ( Sepeda ) - 100 Tidak ada - 0,5
3. Alat-alat kantor Pelaksana OP Sub Jumlah - 2
3.1. Perabot dasar untuk kantor - 100 Tidak ada - 1
3.2. Alat kerja di kantor - 100 Tidak ada - 1
4. Alat Komunikasi Sub Jumlah - 2
4.1. Jaringan komunikasi yang memadai - 100 Tidak ada - 2
untuk Ranting/Pengamat - Subdin O&P - Tidak ada

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.2.4. Organisasi Personalia

Kinerja jaringan irigasi dapat dilihat dari pengelolaan jaringan irigasi berdasarkan
ketersediaan sumber daya manusia atau kondisi organisasi personalianya, disamping

itu juga biaya OP sebagai penunjang kelestarian fungsi dan ketersediaan air yang

mencukupi permintaan sepanjang tahun, karena pengelolaan jaringan irigasi


merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk dilaksanakan.

Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.12/PRT/M/

Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi menjelaskan bahwa

VI - 21
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

: Kepala Ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil : 1 orang + 5 staff per 5.000 –


7.500 Ha, Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 – 1.500 Ha, Petugas Operasi

Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah beberapa pekerja untuk

bendung besar, Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan
bangunan bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500

ha. Namun pada hasil inventarisasi kami dilapangan tidak ada organisasi personalia

pada D.I. Batulicin ini.

Tabel 6.15. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Organisasi Personalia


D.I Batulicin
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %

IV. ORGANISASI PERSONALIA - JUMLAH - 15


1. Organisasi O&P telah disusun dengan batasan - Sub Jumlah - 5
batasan tanggung jawab dan tugas yang jelas.
1.1. Ranting/Pengamat - 100 Tidak ada - 2
1.2. Juru/Mantri - 100 Tidak ada - 2
1.3. PPA/POB - 100 Tidak ada - 1
2. Personalia Sub Jumlah - 10
2.1. Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan
- Juru/Mantri - 100 Tidak ada - 1
- PPA/POB - 100 Tidak ada - 3
2.2. > 70 % PPA/POB Pegawai Negeri - 100 - 4
( bila => 70 % bobot bagian 100 % )
2.3. Semua sudah paham OP
- Ranting/Pengamat - 100 - 1
- Juru/Mantri - 100 - 2
- PPA/POB - 100 - 1

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.2.5. Dokumentasi
Bendung Batulicin selesai dibangun tahun 1987 dan ada 13 bangunan pengatur, untuk

mendapatkan dokumentasi berupa data DI, skema bangunan dan jaringan irigasi,
gambar pelaksana (as built drawing) dan peta situasi konsultan menemui kesulitan

karena sangat sedikit datanya.

Adapun skor kinerja dokumentasi dari hasil survey dan analisa oleh

konsultan dan kunjungan ke kantor UPTD Batulicin bahwa kinerja dokumentasi D.I.
Batulicin dapat dilihat pada tabel berikut :

VI - 22
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.16. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Dokumentasi


D.I Batulicin
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %

V. DOKUMENTASI 20,00 JUMLAH 1,00 5


1. Buku Data DI. 50,00 100 1,00 2
2. Peta dan gambar-gambar
2.1. Data dinding di Kantor - 100 Tidak ada - 1
2.2. Gambar Pelaksana - 100 Tidak ada - 1
2.3. Skema Jaringan (pelaksana & bangunan) - 100 Tidak ada - 1

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.2.6 Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

6.2.6.1. Lembaga Petani Pemakai Air

Untuk mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan


pangan nasional salah satunya adalah peningkatan disektor pertanian yang berupa

pembangunan bangunan air dan jaringannya. Hal tersebut perlu diadakan

pemanfaatan air irigasi yang tepat guna, perlu juga adanya pengelolaan air dalam
petak tersier dan jaringan utama serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

sebaik-baiknya. Tanpa adanya usaha secara menyeluruh maka manfaat dari bangunan

saluran dan jaringan utama tidak akan tercapai.

Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab


perkumpulan petani pemakai air. Artinya, segala tanggung jawab pengembangan dan

pengelolaan sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga


Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A (pada beberapa daerah dikenal dengan
Mitra Cai, Subak, HIPPA). Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagaan

yang ditumbuhkan/ dibentuk petani yang mendapat manfaat secara langsung dari

pengelolaan air dan jaringan irigasi, air permukaan, embung dan air tanah untuk
mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang baik dan

berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, mandiri, dan berdaya yang pada

akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian dalam

mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani. Kelembagaan petani pemakai

VI - 23
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

air adalah lembaga/ institusi yang dibentuk oleh petani dan atau masyakarat dan atau
pemerintah yang bertujuan untuk melaksanakan pengembangan dan atau

pengelolaan air irigasi dalam rangka pemenuhan untuk mencukupi kebutuhan air

irigasi di lahan pertanian para petani tersebut. Dalam rangka membentuk organisasi
pemakai air pada tingkat desa, pemerintah telah berupaya mengorganisasikan

Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dengan memilih para pengurus dari kalangan

petani sendiri. Upaya ini tidak selalu berhasil dan kira-kira hanya 15 % saja yang aktif.

Tingkat keaktifan ini dapat dipengaruhi oleh tingkat kewengan P3A atas sumber utama
yang terbata. Kinerja kelembagaan petani dapat dilihat dari struktur kelembagaan

petani, dalam hal ini ialah menyangkut P3A, yang meliputi ketersediaan AD/ ART,

program kerja. Selain itu kinerja kelembagaan petani dapat pula dilihat dari prasarana
dan keaktifan anggota. Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis dengan cara

berikut ini. Apabila struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota memadai,

misalnya saja AD/ ART tersedia, program kerja berjalan dengan baik, prasarana seperti

peralatan bertani, gudang dan lain sebainya lengakap serta anggota turut aktif dalam
kegiatan yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani dapat

dikategorikan sangat baik. Jika salah satu elemen tidak memadai, misalnya buruknya

kondisi prasarana, maka kelembagaan petani masih dapat dikatakan baik, jika dua
diantara elemen kelembagaan petani tidak berjalan dengan baik maka dikatakan

kinerja kelembagaan petani ialah buruk dan jika ketiga elemen tesebut tidak tersedia,

maka kinerja kelembagaan petani tersebut dikatagorikankan sangat buruk.

VI - 24
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

6.2.6.2. Penilaian kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)


Tabel 6.17. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Perkumpulan Petani

Pemakai Air (P3A) D.I Batulicin

VI. PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) - JUMLAH - 10


A. Jumlah P3A Desa = - Bh Tidak ada P3A
B. Jumlah GP3A = - Bh
C. Jumlah IP3A = - Bh

1. GP3A / IP3A sudah berbadan Hukum - 100 - 1,5


2. Kondisi Kelembagaan GP3A / IP3A - 100 - 0,5
- Berkembang ( 100 % )
- Sedang berkembang ( 60 % )
- Belum berkembang ( 30 % )
3. Rapat Ulu Ulu / P3A Desa / GP3A dengan - 100 - 2
pengamat/ranting
- 1/2 bulan sekali ( 100 % )
- 1 bulan sekali ( 60 % )
- Ada tidak teratur ( 40 % )
- Belum ada (0%)
4. P3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan. - 100 - 1
5. Partisipasi P3A dalam perbaikan jaringan dan - 100 - 2
penanganan Bencana Alam.
6. Iuran P3A digunakan untuk perbaikan jaringan - 100 - 2
- Tersier ( 100 % )
7. Partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam - 100 - 1
dan Pengalokasian Air.

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Penilaian Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) D.I. Batulicin mencapai skor

kinerja 0 dari skala 10.

6.2.6.3. Kontribusi Petani Dengan Kondisi Jaringan Irigasi Yang Ada Sekarang.

Dari hasil survei dan pertemuan dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)

kondisi fisik Jaringan Irigasi D.I. Batulicin sudah mengalami penurunan fungsi. Hal ini

disebabkan pemeliharaan yang masih kurang baik, akibat dari dana yang kurang
memadai dan faktor usia dari fisik jaringan itu sendiri. Kontribusi Petani dengan melalui

perkumpulan Petani P3A di Jaringan Irigasi Batulicin dari hasil survai dan pertemuan

yang diadakan, beberapa yang menjadi kesimpulan terkait dalam pengembalian fungsi

jaringan irigasi Batulicin, antara lain :

VI - 25
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

 Perawatan saluran tersier dengan kegiatan galian waled/lumpur


 Perbaikan saluran tersier sesuai kemampuan petani

 Kontribusi tenaga dan material untuk perbaikan sesuai dengan

kemampuan
 Pemeliharaan bangunan-bangunan pengambilan (bagi

sadap/bagi/sadap)

 Dll.

6.3. Kinerja Sistim Irigasi D.I. Batulicin

Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No.12/PRT/M/ Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

menjelaskan bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi dinilai berdasarkan beberapa


parameter yaitu :

 Prasarana fisik

 Produktivitas tanaman

 Sarana penunjang
 Organisasi personalia

 Dokumentasi

 Kondisi kelembagaan P3A


Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk

DI utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota) Indeks Kinerja

Sistem Irigasi dengan nilai


 80-100 : kinerja sangat baik

 70-79 : kinerja baik

 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian

 < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian


maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5

Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi
dan pemeliharaan jaringan yang berpengalaman. Untuk aset pendukung yang terdiri

VI - 26
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

atas unsur kelembagaan, SDM, bagunan gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya
ditentukan atas dasar perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan aset

pendukung, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang

Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.


Adapun hasil analisa penghitungan kami dalam penilaian kinerja Daerah Irigasi

Batulicin juga dapat dilihat pada rekapitulasi penilaian hasil analisa kami pada tabel

berikut :

Tabel 6.18. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Kinerja Sistim Irigasi

D.I. Batulicin

Rekap Skor Kinerja Min Max Skor Kinerja

Prasarana Fisik (25 - 45) 25 45 : 23,05


Produktivitas tanam (10 - 15) 10 15 : 6,11
Sarana Penunjang (5 - 10) 5 10 : 0,00
Organisasi Personalia (7.5 - 15) 7,5 15 : 0,00
Dokumentasi (2.5 - 5) 2,5 5 : 1,00
IP3A/GP3A (5 - 10) 5 10 : 0,00
Total Skor Kinerja 55 100 30,16
Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Secara keseluruhan kinerja sistim irigasi D.I. Batulicin adalah 30.16, artinya
kinerja sistimnya JELEK DAN PERLU PERHATIAN (< 55%), hal ini dikarenakan D.I

Batulicin usianya sudah mencapai 30 tahun lebih dan sebagian besar bangunan dan

saluran selesai dibangun tahun 1987 dan saat ini sangat kurang mendapatkan

perhatian dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, selain itu banyak areal sawah
berubah atau alih fungsi menjadi karet dan kelapa sawit. Kinerja D.I. Batulicin ini antara

lain Kondisi Prasarana : 23.05, Produktivitas tanam : 6.11, Sarana Penunjang : 0.00,

Organisasi Personalia : 0.00, Dokumentasi : 1.00, Kondisi P3A: 0.00.


Secara grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

VI - 27
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Skor Kinerja (%)

Produktifitas Tanam
100,00%

90,00%
Prasarana Fisik
80,00%

Dokumentasi
70,00%

Organisasi Personalia
60,00%

IP3A/GP3A
Sarana Peninjang
50,00%
51,23%
40,00%
40,74%
30,00%

20,00%
20,00%
10,00%
0,00% 0,00% 0,00%
0,00%
1 2 3 4 5 6

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Gambar 6.11. Grafik Kinerja Sistim Irigasi D.I. Batulicin

6.4 Penilaian Kinerja D.I Sungai Bungur

6.4.1. Prasarana Fisik

1. Bangunan Utama.

Daerah Irigasi Sungai Bungur di bawah kewenangan Pemerintah Pusat Balai Wilayah

Sungai Kalimantan II. Bendung Sungai Bungur berada di perbatasan antara Desa
Betung dengan Desa Bekambit Kecamatan Pulau Laut Timur Kab. Kotabaru dibangun
tahun 1988 oleh Direktorat Jenderal SDA, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat. Daerah Irigasi Sungai Bungur yang sudah terbangun meliputi 1

buah Saluran Induk sepanjang 3939 m dan sumber air berasal dari Sungai Bungur.

Konsultan telah melaksanakan survey penelusuran (walkthrough) dan melakukan


tracking dan marking di D.I Sungai Bungur dengan alat GPS dan foto udara dengan

drone diperoleh data-data koordinat penting di D.I Sungai Bungur sebagai berikut :

VI - 28
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.19 Koordinat Penting di D.I Sungai Bungur


Kordinat UTM Kordinat Geografis
Titik Elevasi
X Y Lintang Bujur
BB.0 8,00 411904 9617346 3°27'41.8155" 116°12'24.8089"
BB.1a 12,00 412024 9617392 3°27'40.3207" 116°12'28.6991"
Pgr. Sal 1 9,00 412242 9617347 3°27'41.7921" 116°12'35.7628"
Pgr. Sal 2 11,00 412495 9617356 3°27'41.5059" 116°12'43.9623"
Pgr. Sal 3 13,00 412673 9617405 3°27'39.9149" 116°12'49.7322"
Sal. Pas. Jebol 8,00 412745 9617430 3°27'39.1027" 116°12'52.0663"
Bts. Pasangan 8,00 412772 9617440 3°27'38.7778" 116°12'52.9415"
Pgr. Sal 4 7,00 412906 9617478 3°27'37.5439" 116°12'57.2852"
Pgr. Sal 5 8,00 413213 9617526 3°27'35.9890" 116°13'7.2357"
Pgr. Sal. 6 4,00 413446 9617624 3°27'32.8037" 116°13'14.7894"
BB.1 11,00 413757 9617761 3°27'28.3505" 116°13'24.8719"
BB.2a 6,00 413790 9617884 3°27'24.3457" 116°13'25.9446"
BB.2b 3,00 413815 9617960 3°27'21.8713" 116°13'26.7568"
Pgr. Sal 7 9,00 413839 9618048 3°27'19.0062" 116°13'27.5369"
Bts. Sal. Pasangan 1 3,00 413967 9618260 3°27'12.1055" 116°13'31.6907"
Awal Sal. Pasangan 12,00 414276 9618774 3°26'55.3747" 116°13'41.7183"
BB.2c 9,00 414347 9618985 3°26'48.5051" 116°13'44.0247"
BB.2 14,00 414377 9619071 3°26'45.7052" 116°13'44.9992"
Bts. Sal. Pasangan 2 10,00 414410 9619192 3°26'41.7656" 116°13'46.0718"
Boks 11,00 414491 9619598 3°26'28.5458" 116°13'48.7075"
Ujung Saluran 10,00 414500 9619601 3°26'28.4484" 116°13'48.9992"

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Koordinat-koordinat yang diperoleh tersebut dan dikombinasi dengan hasil foto udara
dengan drone diolah dan dianalisa menggunakan software Arc GIS diperoleh peta GIS
D.I Sungai Bungur sebagai berikut :

VI - 29
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Sumber : Analisa Konsultan, 2018


Gambar 6.12. Peta GIS D.I Sungai Bungur

Berdasarkan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status

Daerah Irigasi, D.I Sungai Bungur mempunyai luas 3600 Ha dan menjadi kewenangan
pusat tetapi berdasarkan analisa konsultan luasnya telah berkurang menjadi 856 Ha
untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 6.20. Luas Daerah D.I Sungai Bungur


Luas Areal (Ha)
No Sumber Data Fungsional Areal Potensial Total (Ha)
Sawah Ladang Sawit Karet
1 Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 - - - - 3,600.00

2 Survey Konsultan Tahun 2018 190.70 661.60 3.70 - 856.00

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

VI - 30
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Adapun data teknis DI Sungai Bungur berdasarkan survey walkthrough


konsultan adalah sebagai berikut :

1 Saluran Primer = 3939 M

2 Bangunan Bendung = 1 buah


3 Bangunan Sadap = 2 buah

4 Syphon = 1 buah

5 Jembatan Kayu/Orang = 2 buah

6 Gorong-gorong Pembawa = 1 buah


7 Box Tersier = 1 buah

Hasil inventarisasi pada bangunan utama yaitu Bendung Sungai Bungur ini adalah
sebagai berikut :

a. Penilaian kondisi Bendung Sungai Bungur

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.13. Mercu Bendung


Kondisi mercu bendung adalah sebagai berikut :

 Pada Mercu banyak lubang mengelupas di beberapa tempat tidak lebih dari

40% terjadi pancaran air/bocoran pada tubuh bendung


 Pilar pada pintu kuras, dan atau terdapat retakan tidak lebih dari 40%

VI - 31
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.14 Sayap Bendung

Kondisi sayap bendung adalah sebagai berikut :

 Sayap depan dan belakang pada bendung atau intake terdapat retakan kecil

tidak lebih dari 40%


 Lubang drainase (weep holes) sebagian besar kurang berfungsi yang dapat

menimbulkan tekanan pada sayap dan mengakibatkan longsoran

 Di sayap hulu dan hilir terdapat rumput dan tumbuhan liar.

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.15 Jembatan Bendung

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung


Sungai Bungur sudah terdapat jembatan di atas mercu bendung, bangunan

jembatan ini lantainya terbuat dari kayu dalam kondisi rusak berat dan

membahayakan pengguna jembatan.

VI - 32
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

b. Penilaian Kondisi Pintu-Pintu Bendung D.I. Sungai Bungur

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.16 Pintu Pengambilan (Intake) Bendung Sungai Bungur

Kondisi pintu pengambilan (intake) adalah sebagai berikut :


 Semua pintu tidak bisa dioperasikan dengan lancar secara hidrolis dan atau

mekanis

 Daun dan atau stang pintu yg terpasang dijumpai kebocoran dan atau bengkok.
 Alat angkat (morhois) sill, spooring baja dalam keadaan rusak atau hilang total

 Rumah pelindung pintu tidak terawat dan terdapat kerusakan dan bocor

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018

Gambar 6.17 Pintu Penguras Bendung Sungai Bungur


Kondisi pintu penguras adalah sebagai berikut :

 Semua pintu tidak dapat dioperasikan

 Daun pintu dan atau stang pintu yg terpasang dijumpai kebocoran atau
bengkok

VI - 33
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

 Pilar-pilar tembok pintu penguras bendung, rumah pelindung pintu ada


kerusakan sedang tetapi berfungsi <50% dari rencana.

Tabel 6.21. Penilaian Kondisi Bangunan Sipil dan Pintu Pengatur

Bendung Sungai Bungur


Bangunan Sipil ME Bangunan Sipil ME
Tahun
No Jenis Aset Nama Nomenklatur Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Survey Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi

1 Bendung Bendung Batulicin BB. 0 2018 - - - -


a. Mercu BB. 0 2018 RS BR - - 69.5 40.5 - -
b. Sayap BB. 0 2018 RS BR - - 69.5 40.5 - -
c. Lantai Bendung BB. 0 2018 RS K - - 69.5 70.5 - -
d. Tanggul Penutup BB. 0 2018 RS K - - 69.5 70.5 - -
e. Jembatan BB. 0 2018 RB BR - - 19.5 40.5 - -
e. Papan Operasi BB. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
g. Mistar Ukur BB. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
h. Pagar Pengaman BB. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BB. 0 2018 - - RB TB - - 19.5 10.0
b. Pintu Penguras Bendung BB. 0 2018 - - RB TB - - 19.5 10.0

Sumber : Analisa Konsultan, 2018


Keterangan : B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi
B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk.

VI - 34
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.22. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Bendung


Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %
1 2 3 4 5 6
I. PRASARANA FISIK JUMLAH 21,33 45,00
1. Bangunan Utama Sub Jumlah 7,00 13,00
1.1. Bendung 52,00 100 2,60 5,00
Pada Mercu
banyak lubang
mengelupas di
beberapa tempat
a. Mercu 70,00 20 tidak lebih dari 0,70 1,00
40% terjadi
pancaran
air/bocoran pada
tubuh bendung
Sayap depan dan
belakang pada
bendung atau
b. Sayap 70,00 15 0,53 0,75
intake terdapat
retakan kecil tidak
lebih dari 40%
Terdapat banyak
gerusan di hilir
c. Lantai Bendung 65,00 20 0,65 1,00
yang terus
menerus
d. Tanggul Penutup 60,00 20 0,60 1,00
Jembatan
mengalami
e. Jembatan 50,00 5 kerusakan 50% dan 0,13 0,25
dikhawatirkan
terjadi keruntuhan
f. Papan Operasi - 10 Tidak ada - 0,50
g. Mistar Ukur - 5 Tidak ada - 0,25
h. Pagar Pengaman - 5 Tidak ada - 0,25

1.2. Pintu-pintu Bendung dan 55,00 100 4,40 8,00


roda gigi dapat dioperasikan.
Semua pintu tidak
bisa dioperasikan
a. Pintu Pengambilan 55,00 50 dengan lancar 2,20 4,00
secara hidrolis dan
atau mekanis
Semua pintu tidak
b. Pintu Penguras Bendung 55,00 50 dapat 2,20 4,00
dioperasikan

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Hasil penilaian kinerja pada bangunan utama Bendung Sungai Bungur ini mencapai skor
kinerja 7,00 dari skala 13.00.

VI - 35
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

2. Saluran Pembawa
1 Saluran Induk Bendung - Bangunan Sadap BB. 2 : Saluran induk Sungai Bungur

memiliki panjang sekitar

3939 Meter, dengan kondisi

rusak berat dan fungsi buruk,


dengan kriteria penilaian

kinerja sedang (60% - <80%).

Tabel 6.23. Rekapitukasi Penilaian dan Skor Kinerja Saluran Pembawa


D.I. Sungai Bungur
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %

2. Saluran Pembawa 51,00 Sub Jumlah 5,10 10


Kapasitas tiap saluran cukup untuk membawa debit Profil pada
2.1.
kebutuhan/rencana maksimum 60,00 100 3,00 5
beberapa saluran
mengalami
perubahan dan
penurunan
kapasitas
berkurang lebih
dari 40% dari
kapasitas rencana
2.2. Tinggi tanggul cukup untuk 60,00 100 1,20 2
menghindari limpahan setiap
saat selama pengoperasian.
2.3. Semua perbaikan saluran telah 30,00 100 0,90 3
selesai.

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

3. Bangunan Pada Saluran Pembawa

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018


Gambar 6.18. Bangunan Sadap BB.01

VI - 36
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018


Gambar 6.19. Bangunan Sadap BB.02

Kondisi bangunan pengatur bangunan sadap BB. 01 dan bangunan sadap BB. 02 D.I
Sungai Bungur semuanya mempunyai kondisi sebagai berikut :

 Pintu pembagi dan atau sadap tidak bisa dioperasikan secara mekanis dan atau

hidrolis.

 Tidak tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air
 Mulai ada retakan dan longsoran pada bangunan

 Di sekitar bangunan banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar

Tabel 6.24. Penilaian Kondisi Dan Skor Kinerja Bangunan D.I Sungai Bungur
Bangunan Sipil ME Bangunan Sipil ME
Tahun
No Jenis Aset Nama Nomenklatur Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Survey Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi

1 Bendung Bendung Batulicin BB. 0 2018 - - - -


a. Mercu BB. 0 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
b. Sayap BB. 0 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
c. Lantai Bendung BB. 0 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
d. Tanggul Penutup BB. 0 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
e. Jembatan BB. 0 2018 RB BR - - 19,5 40,5 - -
e. Papan Operasi BB. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
g. Mistar Ukur BB. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
h. Pagar Pengaman BB. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BB. 0 2018 - - RB TB - - 19,5 10,0
b. Pintu Penguras Bendung BB. 0 2018 - - RB TB - - 19,5 10,0
2 Syphon Bangunan Syphon BB. 1a 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
3 Sadap Bangunan Sadap BB. 1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
4 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BB. 2a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
5 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BB. 2b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
6 Gorong-gorong Gorong gorong pembawa BB. 2c 2018 RR K RB TB 84,5 70,5 19,5 10,0
7 Sadap Bangunan Sadap BB. 2 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
8 Box Tersier Box Tersier 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
TOTAL 658 544 117 60
RATA - RATA 43,83 36,27 19,50 10,00

Sumber : Analisa Konsultan, 2018


Keterangan : B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi
B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk

VI - 37
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Kondisi bangunan pengatur D.I Sungai Bungur semuanya mempunyai kondisi sebagai
berikut :

 Pintu pembagi dan atau sadap tidak bisa dioperasikan secara mekanis dan atau

hidrolis.
 Tidak tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air

 Mulai ada retakan dan longsoran pada bangunan

 Di sekitar bangunan banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar

VI - 38
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.25. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Bangunan Pada Saluran
Pembawa D.I Sungai Bungur

3. Bangunan pada saluran pembawa 48,61 Sub Jumlah 4,38 9


3.1. Bangunan Pengatur (Bagi / Bagi 1,00 2
Sadap / Sadap ) lengkap dan
berfungsi.
a. Setiap saat dan setiap 50,00 100 0,50 1
bangunan pengatur perlu
Saluran Induk dan Sekunder
b. Pada setiap sadap tersier. 50,00 100 0,50 1
3.2. Pengukuran debit dapat dilakukan 1,18 2,5
dengan rencana pengoperasian DI
a. Pada Bangunan Pengambilan 50,00 100 0,50 1
(Bendung / intake).
b. Pada tiap bangunan pengatur 45,00 100 0,34 0,75
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
c. Pada setiap sadap tersier. 45,00 100 0,34 0,75
3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi 1,10 2
dan lengkap.
Banyak terdapat
bocor / retak /
pecah (pada
a. Pada saluran induk dan sekunder 55,00 100 lubang syphon, 0,44 0,8
lubang gorong-
gorong, kotak
talang, pipa
drainase)
b. Pada bangunan syphon, 55,00 100 0,66 1,2
gorong-gorong, jembatan,
talang, cross-drain tidak terjadi
sumbatan.
3.4. Semua perbaikan telah selesai. 1,10 2,5
a. Perbaikan bangunan pengatur 55,00 100 0,69 1,25
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
b. Mistar ukur, skalaliter dan 55,00 100 0,21 0,375
tanda muka air.
c. Papan Operasi. - 100 - 0,5
d. Bangunan pelengkap. 55,00 100 0,21 0,375

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Dari hasil inventarisasi kami dilapangan dan anlisa perhitungan kinerja, serta mengacu

pada jumlah 2 bangunan pengatur yang ada pada Daerah Irigasi Sungai Bungur, hasil

penilaian kinerja prasarana fisik bangunan pada saluran pembawa Daerah Irigasi
Sungai Bungur mencapai skor kinerja sekitar 4.38 dari skala 9.00.

VI - 39
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

4. Saluran Pembuang dan Bangunannya.


Permasalahan akan muncul apabila ketersediaan air tidak mencukupi permintaan,

namun disamping faktor ketersediaan air, kondisi dan fungsi saluran pembuang dan

bangunan-bangunan pembuangnya juga dapat memunculkan permasalahan lain,


salah satunya yaitu terjadinya banjir, oleh karenanya banjir yang terjadi di D.I. Sungai

Bungur perlu diantisipasi oleh petani dan pengelola dengan pengelolaan saluran

drainase dan penutupan pintu penyadapan di bendung, dan bangunan-bangunan

pembuang di saluran induk. Dengan ini kinerja pada saluran dan bangunan-bangunan
pembuang harus lebih di optimalkan. Adapun hasil inventarisasi bangunan dan saluran

pembuang pada Daerah Irigasi Sungai Bungur adalah sebagai berikut:

Saluran pembuang berupa saluran tanpa pasangan air dibuang ke sungai-sungai kecil
yang ada di sekitar daerah irigasi.

Tabel 6.26. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Saluran Pembuang dan
Bangunannya D.I Sungai Bungur
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya 55,00 Sub Jumlah 2,20 4
4.1. Semua saluran pembuang dan 55,00 100 1,65 3
bangunannya telah dibangun dan
tercantum dalam daftar pemeli-
haraan serta telah diperbaiki dan
berfungsi.
4.2. Tidak ada masalah banjir yang 55,00 100 0,55 1
menggenangi.
Sumber : Analisa Konsultan, 2018

5. Jalan Masuk / Inspeksi


Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Instansi Pengelola. Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja.


Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya, maka tidak

diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan inspeksi

terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling

VI - 40
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasi/pembuang atau untuk


menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum.

Jalan inspeksi Daerah Irigasi Sungai Bungur keseluruhannya berupa jalan

tanah dengan lebar antara 1.5-2 m dan dapat dilalui kendaraan roda 2 (dua).

Gambar 6.20. Jalan Akses Menuju Bendung Sungai Bungur

Gambar 6.21. Jalan Inspeksi D.I Sungai Bungur

Adapun Penilaian Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi D.I. Sungai Bungur dapat dilihat pada

tabel berikut :

VI - 41
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.27. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi


D.I Sungai Bungur

5. Jalan masuk / Inspeksi. 66,25 Sub Jumlah 2,65 4


Prosentase kondisi
kerusakan di jalan
masuk ke
5.1. Jalan masuk ke bangunan utama 65,00 100 bangunan utama 1,30 2
dalam kondisi baik. 21- 40%
5.2. Jalan Inspeksi dan jalan setapak 70,00 100 0,70 1
sepanjang saluran telah diperbaiki
Prosentase
perbandingan
jumlah bangunan
dan saluran yang
5.3. Setiap bangunan dan saluran 65,00 100 dapat diakses 0,65 1
yang dipelihara dapat dicapai dengan mudah 50-
dengan mudah. 79%
Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Dari hasil inventarisasi kami dilapangan, melihat kondisi dari seluruh jalan inspeksi dan
jalan masuk menuju akses jaringan irigasi Daerah Irigasi Sungai Bungur, dari hulu

sampai dengan hilir, hasil penilaian kinerja pada jalan masuk/inspeksi Daerah Irigasi

Batulicin mencapai skor kinerja sekitar 2.65 dari skala 4.

6. Kantor, Perumahan dan Gudang

Instansi atau Unit Pengelola yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasi dan

pemeliharaan Bangunan Utama dan Bangunan Pengatur Batulicin secara langsung


adalah Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA I BWS Kalimantan II. Di lokasi D.I

Sungai Bungur tidak terdapat kantor, perumahan dan gudang yang menjadi kantor

UPTD sehingga tidak dapat dinilai kinerjanya atau skornya nol.

VI - 42
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.28. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Kantor, Perumahan dan
Gudang D.I Sungai Bungur

6. Kantor, Perumahan dan Gudang - Sub Jumlah - 5


6.1. Kantor memadai untuk :
- Ranting/Pengamat - 100 Tidak ada kantor - 1
pengamat

- Mantri/Juru - 100 - 1

6.2. Perumahan memadai untuk :


- Ranting/Pengamat - 100 - 0,5

Tidak ada rumah


- Mantri/Juru
- 100 jaga untuk PPA - 0,5

6.3. Gudang memadai untuk :


Tidak memiliki
- Ranting/Pengamat/UPTD - 100
gudang - 1
- Bangunan utama (BD). - 100 - 0,5
- Skot Balok dan perlengkapan - 100 - 0,5
dibangunan lain.
Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.4.2. Kinerja Produktivitas Tanam (Tahun Sebelumnya)

Ketersediaan secara kuantitatif banyak dipengaruhi oleh aspek hidroklimatologi dan

vegetasi. Biasanya tingkat ketersediaan air dinyatakan dengan keandalaan debit

tersebut tersedia (debit andalan). Debit andalah debit minimum yang diandalkan
ketersediaannya untuk dapat dimanfaatkan dengan tingkat kemungkinan terpenuhi

tertentu. Analisa ketersediaan di bangunan pengambilan dapat dilakukan dengan

analisa frekuensi terhadap debit normal yaitu debit minimum untuk kemungkinan
terpenuhi 80%. Sistem giliran adalah cara pemberian air disaluran tersier atau saluran

utama dengan interval waktu tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K.

Sistem golongan adalah sawah dibagi menjadi golongan-golongan saat permulaan

pekerjaan sawah bergiliran menurut golongan masing-masing. Faktor K adalah


perbandingan antara debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan pada

periode pembagian dan pemberian air. K = Pada kondisi air cukup (faktor

K=1),pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan

VI - 43
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air (K<1),pembagian dan pemberian air
disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung.

Ketersediaan air pada sistem Jaringan Irigasi Sungai Bungur diperoleh dari Sungai

Bungur melalui Bendung Sungai Bungur yang dimanfaatkan untuk irigasi. Oleh karena
itu keandalan ketersediaan air DI. Sungai Bungur untuk memenuhi kebutuhan air

irigasi sangat tergantung pada tingkat keandalan Sungai Bungur. Rencana pola tata

tanam bertujuan untuk meningktakan efisiensi penggunaan air dan menambah luasan

serta intensitas tanaman, rencana pola tata tanam disesuaikan dengan pola tata tanam
yang sudah berjalan dengan mempertimbangkan kondisi ketersediaan air, lahan

tersedia dan tingkat ekonomis tanaman yang berlaku. Perhitungan imbangan air

dilakukan dengan membandingkan jumlah kebutuhan air dengan jumlah ketersediaan


air pada sistem jaringan irigasi Sungai Bungur. Dengan neraca air dapat diketahui

keandalan Sungai Bungur dalam memenuhi kebutuhan air pada sistem jaringan irigasi

Sungai Bungur. Apabila terjadi surplus maka kelebihan air dapat dimanfaatkan secara

optimal untuk kebutuhan air yang bernilai ekonomis, dan apabila terjadi defisit maka
perlu dilakukan optimalisasi pembagian air. Imbangan air (Neraca Air) pada sistem

Irigasi Sungai Bungur adalah perbedaan antara ketersediaan air dengan jumlah seluruh

kebutuhan air yang dilayani. Kinerja pelayanan air meliputi : tingkat kecukupan air dan
tingkat ketepatan memperoleh air. Rencana penyediaan air tahunan dibuat oleh

instansi teknis tingkat kabupaten/ tingkat provinsi sesuai dengan kewenangannya

berdasarkan ketersediaan air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana


tata tanam dan rencana kebutuhan air tahunan, kondisi hidroklimatologi.

Adapun penilaian kinerja pada Ketersediaan Air dan Indeks Pertanaman pada Daerah

Irigasi Sungai Bungur sebagai berikut :

VI - 44
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Tabel 6.29. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor


Kinerja Produktivitas Tanaman D.I Sungai Bungur
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %

II. PRODUKTIVITAS TANAM 37,50 JUMLAH 5,63 15


( Tahun sebelumnya )
1. Pemenuhan kebutuhan air 45 100 4,05 9
( Faktor K )
2. Realisasi luas tanam (e) 14,92 100 0,60 4
Luas potensial (Ha) 852,3 ( a )
Realisasi
Musim Tanam Tanam
(Ha)
- MT. I 190,70 Luas fungsional
- MT. II 190,70
- MT. III
Jumlah I,II,III 381 ( b )
IP Maks ( % ) 300 (c)
Indeks Pertanaman (IP) 45 (d)
yang ada = (b)/(a)x100 %
Prosentase Realisasi Luas 14,92 (e)
Tanam = (d)/(c)x100 %
3. Produktivitas Padi (c) 48,94 100 0,98 2

Produktifitas padi rata-rata 6,13 ( a )


( ton / ha )
Produksi padi yang ada 3,00 ( b )
( ton / ha )
Prosentase Produktifitas 48,94 ( c )
padi = (b)/(a)x100 %
Bila produksi padi yang ada > produksi
rata-rata maka Prosentase Produk
tivitas padi ( c ) ditulis 100 %.

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.4.3. Sarana Penunjang


Dalam menjalankan tugasnya Mantri/Juru Pengairan perlu diberi fasilitas kendaraan

bermotor. Untuk keperluan sebagai berikut :

e. Penelusuran jaringan irigasi. melihat kondisi / Kerusakan Jaringan irigasi;


f. Monitoring pembagian dan pemberian air ke petak tersier;

g. Mengikuti kegiatan di tingkat Kecamatan (rapat koordinasi).

h. Penyuluhan P3A/GP3A/IP3A di lapangan.

Hasil inventarisasi di lapangan saat ini tidak ada mantri/juru pengairan yang
bertanggung jawab atas bangunan-bangunan di lapangan dan tidak ada alat

VI - 45
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

transportasi untuk penelusuran irigasi serta peralatan penunjang kegiatan operasi dan
pemeliharaan.

Tabel 6.30. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Sarana Penunjang


D.I Sungai Bungur
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %

III. SARANA PENUNJANG - JUMLAH - 10


1. Peralatan O&P. Sub Jumlah - 4
1.1. Alat alat dasar untuk pemeliharaan rutin - 100 Tidak ada - 2
1.2. Perlengkapan personil untuk operasi - 100 Tidak ada - 0,5
1.2. Peralatan berat untuk pembersihan lumpur - 100 Tidak ada - 1,5
dan pemeliharaan tanggul
2. Transportasi Sub Jumlah - 2
2.1. Ranting/Pengamat ( Sepeda motor ) - 100 Tidak ada - 1
2.2. Juru/Mantri (Sepeda motor) - 100 Tidak ada - 0,5
2.3. PPA/POB ( Sepeda ) - 100 Tidak ada - 0,5
3. Alat-alat kantor Pelaksana OP Sub Jumlah - 2
3.1. Perabot dasar untuk kantor - 100 Tidak ada - 1
3.2. Alat kerja di kantor - 100 Tidak ada - 1
4. Alat Komunikasi Sub Jumlah - 2
4.1. Jaringan komunikasi yang memadai - 100 Tidak ada - 2
untuk Ranting/Pengamat - Subdin O&P - Tidak ada

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.4.4. Organisasi Personalia

Kinerja jaringan irigasi dapat dilihat dari pengelolaan jaringan irigasi berdasarkan

ketersediaan sumber daya manusia atau kondisi organisasi personalianya, disamping


itu juga biaya OP sebagai penunjang kelestarian fungsi dan ketersediaan air yang

mencukupi permintaan sepanjang tahun, karena pengelolaan jaringan irigasi

merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk dilaksanakan.

Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.12/PRT/M/


Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi menjelaskan bahwa

: Kepala Ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil : 1 orang + 5 staff per 5.000 –

7.500 Ha, Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 – 1.500 Ha, Petugas Operasi
Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah beberapa pekerja untuk

bendung besar, Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan

bangunan bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500

VI - 46
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

ha. Namun pada hasil inventarisasi kami dilapangan tidak ada organisasi personalia
pada D.I. Sungai Bungur ini.

Tabel 6.31. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Organisasi Personalia

D.I Sungai Bungur


Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %

IV. ORGANISASI PERSONALIA - JUMLAH - 15


1. Organisasi O&P telah disusun dengan batasan - Sub Jumlah - 5
batasan tanggung jawab dan tugas yang jelas.
1.1. Ranting/Pengamat - 100 Tidak ada - 2
1.2. Juru/Mantri - 100 Tidak ada - 2
1.3. PPA/POB - 100 Tidak ada - 1
2. Personalia Sub Jumlah - 10
2.1. Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan
- Juru/Mantri - 100 Tidak ada - 1
- PPA/POB - 100 Tidak ada - 3
2.2. > 70 % PPA/POB Pegawai Negeri - 100 - 4
( bila => 70 % bobot bagian 100 % )
2.3. Semua sudah paham OP
- Ranting/Pengamat - 100 - 1
- Juru/Mantri - 100 - 2
- PPA/POB - 100 - 1

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

6.4.5. Dokumentasi

Bendung Sungai Bungur selesai dibangun tahun 1988 dan ada 2 bangunan pengatur,
untuk mendapatkan dokumentasi berupa data DI, skema bangunan dan jaringan
irigasi, gambar pelaksana (as built drawing) dan peta situasi konsultan tidak

menemukan data yang dimaksud.

Tabel 6.32 Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Dokumentasi

D.I Sungai Bungur

V. DOKUMENTASI - JUMLAH - 5
1. Buku Data DI. - 100 Tidak ada - 2
2. Peta dan gambar-gambar
2.1. Data dinding di Kantor - 100 Tidak ada - 1
2.2. Gambar Pelaksana - 100 Tidak ada - 1
2.3. Skema Jaringan (pelaksana & bangunan) - 100 Tidak ada - 1

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

VI - 47
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

6.4.6 Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)


6.4.6.1. Lembaga Petani Pemakai Air

Untuk mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan

pangan nasional salah satunya adalah peningkatan disektor pertanian yang berupa
pembangunan bangunan air dan jaringannya. Hal tersebut perlu diadakan

pemanfaatan air irigasi yang tepat guna, perlu juga adanya pengelolaan air dalam

petak tersier dan jaringan utama serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

sebaik-baiknya. Tanpa adanya usaha secara menyeluruh maka manfaat dari bangunan
saluran dan jaringan utama tidak akan tercapai.

Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab

perkumpulan petani pemakai air. Artinya, segala tanggung jawab pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga

Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A (pada beberapa daerah dikenal dengan

Mitra Cai, Subak, HIPPA). Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagaan

yang ditumbuhkan/ dibentuk petani yang mendapat manfaat secara langsung dari
pengelolaan air dan jaringan irigasi, air permukaan, embung dan air tanah untuk

mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang baik dan

berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, mandiri, dan berdaya yang pada
akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian dalam

mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani. Kelembagaan petani pemakai

air adalah lembaga/ institusi yang dibentuk oleh petani dan atau masyakarat dan atau
pemerintah yang bertujuan untuk melaksanakan pengembangan dan atau

pengelolaan air irigasi dalam rangka pemenuhan untuk mencukupi kebutuhan air

irigasi di lahan pertanian para petani tersebut. Dalam rangka membentuk organisasi

pemakai air pada tingkat desa, pemerintah telah berupaya mengorganisasikan


Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dengan memilih para pengurus dari kalangan

petani sendiri. Upaya ini tidak selalu berhasil dan kira-kira hanya 15 % saja yang aktif.

Tingkat keaktifan ini dapat dipengaruhi oleh tingkat kewengan P3A atas sumber utama
yang terbata. Kinerja kelembagaan petani dapat dilihat dari struktur kelembagaan

VI - 48
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

petani, dalam hal ini ialah menyangkut P3A, yang meliputi ketersediaan AD/ ART,
program kerja. Selain itu kinerja kelembagaan petani dapat pula dilihat dari prasarana

dan keaktifan anggota. Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis dengan cara

berikut ini. Apabila struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota memadai,
misalnya saja AD/ ART tersedia, program kerja berjalan dengan baik, prasarana seperti

peralatan bertani, gudang dan lain sebainya lengakap serta anggota turut aktif dalam

kegiatan yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani dapat

dikategorikan sangat baik. Jika salah satu elemen tidak memadai, misalnya buruknya
kondisi prasarana, maka kelembagaan petani masih dapat dikatakan baik, jika dua

diantara elemen kelembagaan petani tidak berjalan dengan baik maka dikatakan

kinerja kelembagaan petani ialah buruk dan jika ketiga elemen tesebut tidak tersedia,
maka kinerja kelembagaan petani tersebut dikatagorikankan sangat buruk.

6.4.6.2. Penilaian kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Tabel 6.33. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Perkumpulan Petani


Pemakai Air (P3A) D.I Sungai Bungur
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Bagian Bagian Keterangan Yang ada Maksimum
% % % %
VI. PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) - JUMLAH - 10
A. Jumlah P3A Desa = - Bh Tidak ada P3A
B. Jumlah GP3A = - Bh
C. Jumlah IP3A = - Bh

1. GP3A / IP3A sudah berbadan Hukum - 100 - 1,5


2. Kondisi Kelembagaan GP3A / IP3A - 100 - 0,5
- Berkembang ( 100 % )
- Sedang berkembang ( 60 % )
- Belum berkembang ( 30 % )
3. Rapat Ulu Ulu / P3A Desa / GP3A dengan - 100 - 2
pengamat/ranting
- 1/2 bulan sekali ( 100 % )
- 1 bulan sekali ( 60 % )
- Ada tidak teratur ( 40 % )
- Belum ada (0%)
4. P3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan. - 100 - 1
5. Partisipasi P3A dalam perbaikan jaringan dan - 100 - 2
penanganan Bencana Alam.
6. Iuran P3A digunakan untuk perbaikan jaringan - 100 - 2
- Tersier ( 100 % )
7. Partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam - 100 - 1
dan Pengalokasian Air.

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

VI - 49
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Penilaian Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) D.I. Sungai Bungur mencapai
skor kinerja sekitar 0.00 dari skala 10.

6.4.6.3. Kontribusi Petani Dengan Kondisi Jaringan Irigasi Yang Ada Sekarang.

Dari hasil survei dan pertemuan dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)
kondisi fisik Jaringan Irigasi D.I. Sungai Bungur sudah mengalami penurunan fungsi.

Hal ini disebabkan pemeliharaan yang buruk, akibat dari dana yang kurang memadai

dan faktor usia dari fisik jaringan itu sendiri. Kontribusi Petani dengan melalui

perkumpulan Petani P3A di Jaringan Irigasi Sungai Bungur dari hasil survai dan
pertemuan yang diadakan, beberapa yang menjadi kesimpulan terkait dalam

pengembalian fungsi jaringan irigasi Batulicin, antara lain :

 Perawatan saluran tersier dengan kegiatan galian waled/lumpur


 Perbaikan saluran tersier sesuai kemampuan petani

 Kontribusi tenaga dan material untuk perbaikan sesuai dengan

kemampuan

 Pemeliharaan bangunan-bangunan pengambilan (bagi


sadap/bagi/sadap)

 Dll.

6.5. Kinerja Sistim Irigasi D.I. Sungai Bungur

Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No.12/PRT/M/ Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

menjelaskan bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi dinilai berdasarkan beberapa


parameter yaitu :

 Prasarana fisik

 Produktivitas tanaman

 Sarana penunjang
 Organisasi personalia
 Dokumentasi

VI - 50
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

 Kondisi kelembagaan P3A


Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk

DI utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota) Indeks Kinerja

Sistem Irigasi dengan nilai


 80-100 : kinerja sangat baik

 70-79 : kinerja baik

 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian

 < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian


maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5

Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi

dan pemeliharaan jaringan yang berpengalaman. Untuk aset pendukung yang terdiri
atas unsur kelembagaan, SDM, bagunan gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya

ditentukan atas dasar perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan aset

pendukung, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang

Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.


Adapun hasil analisa penghitungan kami dalam penilaian kinerja Daerah Irigasi

Batulicin juga dapat dilihat pada rekapitulasi penilaian hasil analisa kami pada tabel

berikut :
Tabel 6.34. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Kinerja Sistim Irigasi

D.I. Sungai Bungur

Rekap Skor Kinerja Min Max Skor Kinerja

Prasarana Fisik (25 - 45) 25 45 : 21,33


Produktivitas tanam (10 - 15) 10 15 : 5,63
Sarana Penunjang (5 - 10) 5 10 : 0,00
Organisasi Personalia (7.5 - 15) 7,5 15 : 0,00
Dokumentasi (2.5 - 5) 2,5 5 : 0,00
IP3A/GP3A (5 - 10) 5 10 : 0,00
Total Skor Kinerja 55 100 26,95
Sumber : Analisa Konsultan, 2018

VI - 51
Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir

Secara keseluruhan kinerja sistim irigasi D.I. Sungai Bungur adalah 26.95,
artinya kinerja sistimnya JELEK DAN PERLU PERHATIAN (< 55%), hal ini dikarenakan

D.I Sungai Bungur usianya sudah mencapai 30 tahun dan sebagian besar bangunan

dan saluran selesai dibangun tahun 1988 dan saat ini sangat kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Kinerja D.I. Sungai Bungur ini

antara lain Kondisi Prasarana : 21.33, Produktivitas tanam : 5.63, Sarana Penunjang :

0.00, Organisasi Personalia : 0.00, Dokumentasi : 0.00, Kondisi P3A: 0.00.

Secara grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Skor Kinerja (%)


Produktifitas Tanam

100,00%

90,00%
Prasarana Fisik

80,00%

Dokumentasi
70,00%
Organisasi Personalia

60,00%

IP3A/GP3A
Sarana Peninjang

50,00%
47,39%
40,00%
37,50%
30,00%

20,00%

10,00%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
0,00%
1 2 3 4 5 6

Sumber : Analisa Konsultan, 2018

Gambar 6.22 Grafik Kinerja Sistim Irigasi D.I. Sungai Bungur

VI - 52

Anda mungkin juga menyukai