Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN

Oleh : Aji Heru Muslim

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi berasal dari dari bahasa Yunani strategos, yang merupakan


gabungan dari kata stratos (militer) dengan ago (memimpin). Menurut Bracker
(Sudjana, 2010) konsep strategi pada awalnya diterapkan dalam kemiliteran dan
dunia politik, kemudian banyak diterapkan pula dalam bidang manajemen,dunia
usaha, pengadilan dan pendidikan. Seiring berjalannya waktu, sudah banyak
para ahli pendidikan menggunakan konsep strategi dalam dunia pendidikan.
Untuk mengetahui konsep strategi pembelajaran dengan jelas,dibawah ini telah
dipaparkan defenisi strategi pembelajaran menurut para ahli.
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli

a. Kemp (1995)
Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efesien. (dalam Wina Sanjaya, 2012)
b. Kozna (1989)
Strategi Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih,
yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. (dalam Hamzah B.
Uno, 2009)
c. Dick & Carrey (1990)
Strategi Pembelajaran merupakan seluruh komponen materi
pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/atau
digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran
bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belaar saja,
melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (dalam
Hamzah B. Uno, 2009)
d. J. R. David (1976)
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tutjuan
pendidikan tertentu. (dalam Wina Sanjaya, 2012)
e. Ruseffendi
Strategi pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih,
yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi
tersebut (dalam Sofan Amri, 2013)
f. Soedjadi
Strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan
pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi
pembelajaran yang diharapkan (dalam Sofan Amri, 2013)
g. Cropper (1990)
Strategi Pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan
tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
(dalam Zainal Aqib, 2014)
h. Gerlach dan Ely (1980)
Strategi Pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
pembelajaran dimaksud meliputi; sifat, lingkup, dan urutan kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada
peserta didik. (dalam Zainal Aqib, 2014)
B. Komponen Strategi Pembelajaran

1. Menurut Buku Perspektif Islam terhadap Strategi Pembelajaran


a. Penetapan perubahan yang ditetapkan
b. Penetapan pendekatan
c. Penetapan metode
d. Penetapan norma keberhasilan

2. Menurut Zaif
a. Guru
b. Peserta didik
c. Tujuan
d. Bahan pembelajaran
e. Kegiatan pembelajaran

3. Menurut Dick & Carrey (dalam Hamzah B. Uno, 2009 : 3)


a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian sari suatu sistem
pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada
bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atasmateri
pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan yang
disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Sebagaimana iklan yang berbunyi Kesan Pertama
Begitu Menggoda, Selanjutnya Teserah Anda.
Cara guru memperkenalkan materi pembelajaran melalui
contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru
meyakinkan apa manfat mempelajaro pokok bahasan tertentu akan
sangat mempengaruhi motivasi peserta didik. Persoalan motivasi
ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi peserta didik yang belum
dewasa, sedangkan motivasi intrinsik sangat penting bagi pesert
didikyang lebih dewasa karena kelompok ini menyadari pentingnya
kewajiban belajar serta manfaatnya bagi mereka.
Secara spesifik kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat
dilakukan melalui teknik-teknik berikut :
1) Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dicapai oleh
semua peserta didik diakhir kegiatan pembelajran. Dengan
demikian, peserta didik akan menyadari pengetahuan, keterampilan,
sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari pokok
bahasan tersebut. Dengan demikian pula, perlu dipahami oleh guru
bahwa yang menyampaikan tujuan, hendaknya digunakan kata-kata
dan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Pada
umumnya penjelasan digunakan dengan ilustrasi kasus yang sering
dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
bagi siswa yang lebih dewasa dapat dibacakan sesuai dengan
rumusan TPK yang telh ditetapkan terdahulu.
2) Lakukan apersepsi, berupa kegiatan yang jembatan antara
pegetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari.
Tunjukkan pada peserta didik tentang eratnya hubungan antara
pengetahun yang telah mereka miliki dengan pengetahuan yang
akan dipelajari. Kegiatan ini dapat menimbulkan rasa mampu dan
percaya diri sehingga mereka terhindar dari rasa cemas dan takut
menemui kesulitan atau kegagalan.

b. Penyampaian informasi
Penyampaian infomasi seringkali dianggap sebagai suatu
kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal
bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi
pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang
menarik aau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka
kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang
mampu menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan
kegiatan pendahuluan dengan mulus akan menghadapi kendala dalam
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik
situasi dan kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian, informasiyang
disampaikan dapat diserap pleh peserta didik dengan baik. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah Urutan,
Ruang lingkup, dan jenis materi.
1) Urutan Penyampaian
Urutan penyampaian materi harus menggunakan pola yang tepat.
Ururtan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berfikir dari hal-
hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari
hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan. Selain itu, perlujuga
diperhatikan apakah suatu materi harus disampaikan secara
berurutan atau boleh melompat-lompat atau dibolak-balik,misalnya
dari teori ke praktek atau dari praktek ke teori. Urutan penyampaian
informasi yang sistematis akan mempermudah peserta didik cepat
memahami apa yang ingin disampaikan oleh gurunya.
2) Ruang Lingkup Materi yang Disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi
sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi
yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tegambar
pada saat penentuan tujua pembelajaran. Apabila TPK berisi muatan
tentang fakta maka ruang lingkupnya lebih kecil dibandingkan
dengan TPK yang berisi muatan tentang prosedur.
Hal yang diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar
kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut
meyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan
yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan tidaklah berarti
tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar teori tersebut perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut :
• Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian
kecil seperti dalam pembelajaran terprogram (programmed
instrucsion)
• Apakah materi akan disampaikan secara global/keseluruhan
dulu baru ke bagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui
pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian dijelaskan
melalui uraian per bab.
3) Materi yang akan Disampaikan
Materi pembelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis
materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang
terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaann,
dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran,
atau tanggapan) (Kemp 1977). Merril (1977 : 37) membedakan isi
pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prosedur, dan prinsip.
Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah
pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus
terlebih dahulu memahami jenis materi pelajaran yang akan
disampaikan agar diperoleh strategi pelajaran yang sesuai.
Contoh :
• Apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu
objek, simbol, atau peristiwa, berarti materi tersebut berbentuk
fakta sehingga alternatif strategi strategi penyampaiannya
adalah dalam bentuk ceramah atau tanya-jawab.
• Apabila peserta didik diminta menyebutkan suatu defenisi atau
menulis ciri khas suatu benda, berarti materi tersebut berbentuk
konsep sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah
dalam bentuk resitasi, penugasan, atau diskusi kelompok.
• Apabila peserta didik diminta mengemukakan hubungan antar
beberapa konsep, atau menerangkan keadaan ataupun hasil
hubungan antar berbagai konsep, berarti materi tersebut
berbentuk prinsip sehingga alternatif strategi penyampaiannya
adalah berbentuk diskusi terpimpin danstudi kasus.
c. Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan
pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan istilah CBSA
(Cara Balajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari SAL (Student
Active Learning), yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran
akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan
secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan (Dick & Carrey, 1978 : 108). Terdapat beberapa hal penting
yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu sebagai
berikut :
1) Latihan dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik
diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan
tertentu. Agar materi tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif
mantap dan termantapkan dalam diri mereka) maka kegiatan
selanjutnya adalah hendaknya peserta didikdiberi kesempatan untuk
berlatih atau mempraktekkan pengetahuan, sikap, atau keterampilan
tersebut. Sehingga setelah selesai belajar mereka diharapkan benar-
benar merencanakan TPK
2) Umpan balik.
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil
belajarnya, maka guru akan memberikan umpan balik (feedback)
terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan
oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban
yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan benar/salah,
tepat, atau ada sesuatu yang diperbaiki. Umpan balik dapat berupa
penguatan positif dan pengetahuan negatif. Melalui penguatan
positif (baik, bagus, tepat sekali, dan sebagainya), diharapkan
perilaku tersebut akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh peserta
didik. Sebaliknya, melalui penguatan negatif (kurang tepat, salah,
perlu disempurnakan, dan sebagainya), diharapkan perilaku tersebut
akan dihilangkan atau peserta didik tidak akan melakukan kesalahan
serupa.
d. Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk
mengetahui (a) apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau
belum, dan (b) apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah bear-
benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan diakhir kegiatan
pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses
pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran
pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik malkukan latihan
atau praktek.
1) Diakhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4
atau 5 ciri makhluk hidup dengan benar. Standar keberhasilannya
adalah apabila minimal peserta didik dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri
makhluk hidup atau tingkat penguasaan berkisar 80% - 85 %.
2) Soal tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas nomor, peserta didik
dianggap menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80-85%
soal dengan benar.
e. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan ini dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil
kegiatan yang telah dilakukan sering kali tidak dilaksanakan dengan
baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan
selalu saja tersapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau rata-
rata, (a) hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat
penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya
menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil
belajar yang bervariasi tersebut.

Dari berbagai sumber diatas dapat disimpulan bahwa terdapat


beragamnya pendapat yang dikemukakan oleh masing-masing ahli. Hal ini
disebabkan karena komponen strategi pembelajaran dipandang dari segi proses
pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen yang satu samam yang lain
saling berinteraksi dan berinteralasi.
Adapun pendapat lain yang menyatakan Komponen-komponen
strategi pembelajaran adalah :
a. Tujuan
b. Bahan pelajaran
c. Kegiatan belajar-mengajar
d. Metode
e. Alat
f. Sumber pelajaran
g. Evaluasi

C. Pendapat Para Ahli dalam Membedakan Strategi, Metode, Teknik,


Model, dan Pendekatan Pembelajaran

1. Menurut Yunus Abidin (2014)

Dalam buku karangan terbarunya yang bejudul “Desain Sistem


Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013” Yunus menyatakan bahwa
dalam proses pembelajaran ada tiga istilah yang kadang-kadang dianggap
sama walaupun ketiganya memiliki makna yang sangat berbeda. Ketiga
istilah itu adalah pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Secara
hierarkis Yunus berpendapat bahwa diantara ketiga istilah diatas,
“pendekatan” adalah tingkat tertinggi, yang kemudian dijabarkan kedalam
“metode”, dan metode ini diwujudkan dalam bentuk “teknik”.
Mengenai konsep strategi pembelajaran, Yunus Abidin (2014 :120)
berkesimpulan bahwa strategi pembelajaran merupakan perencanaan
matang yang digunakan untuk melaksanakan sebuah pembelajaran. Hal ini
didasari oleh pendapat Orlich, et al. (2010) yang mengemukakan bahwa
“The term strategy implies thoughtful planning to do something”, yang
disimpulkan bahwa strategi adalah sebuah perencanaan matang yang
digunakan untuk melaksanakan sebuah pembelajaran.
Strategi

Model

Pendekatan

Metode

111

Teknik

Gambar 1.1
Keterhubungan Dimensi-dimensi Pembelajaran
(Yunus Abidin, 2014 : 121)

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa strategi


pembelajaran berada pada wilayah terluar dalam lingkaran proses
pembelajaran karena strategi merupakan taktik atau strategi dalam
merancang pembelajaran termasuk juga dalam hal memilih model
pemelajaran yang tepat. Model pembelajaran dibangun atas penfekatan
yang berfungsi sebagai orientasi model, metode pembelajaran berfungsi
sebagai sintak, dan teknik berfungsi sebagai gambaran implementasi model.
Pendekatan pembelajaran akan menghasilkan sejumlah metode
pembelajaran yang relevan. Demikian pula metode akan melahirkan
sejumlah teknik pembelajaran yang bersesuaian dengan metode dan loyal
terhadap pendekatan pembelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara kelima dimensi
pembelajaran yang telah diuraikan diatas sebenarnya memiliki hubungan
yang sistemtik dan sistematis. Oleh sebab itu, agar dapat melaksanakan
pembelajaran yang baik guru harus mampu memilih strategi, model,
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat.
2. Menurut Hamzah B. Uno (2009)

Hamzah B. Uno mendefenisiskan Teknik pembelajaran berdasarkan


pendapat Gerlach dan Erly (1980) yang menyatakan Teknik adalah jalan,
alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan
peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai. Metode pembelajaran
didefenisikan sebagai cara yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih prosedural,
yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan,
yang bersifat implementatif. Dengan kata lain metode yang dipilih oleh
masing-masing guru adalah sama, tetapimereka menggunakan teknik yang
berbeda.
Selanjutnya Hmazah B. Uno mendefenisikan strategi pembelajaran
sebagai cara-cara yang digunakan oeh pengajar untuk memilih kegiatan
belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Hal ini
didasarkan oleh pendapat ahli yang beliau rangkum yang menyebutkan
bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang
metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Hamzah berpendapat bahwa metode dan teknik pembelajaran
merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran dapat
digambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari
penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan
perumusan tujuan, yang kemudian diimplementasikan kedalam berbagai
metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.

Strategi Metode Teknik

Gambar 1.2
Hubungan antara Strategi, Metode dan Teknik
(Hamzah B. Uno : 2009)

Anda mungkin juga menyukai